RIYADHUS SHALIHIN Taman Orang-orang Salih IMAM NAWAWI Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih * Peringatan: kitab ini masih dalam semakan. Jika terdapat sebarang pembetulan, dari segi ayat dan nama perawi hadis, sila maklumkan kepada kami untuk di buat pembetulan. Sekian terima kasih. Kandungan RIYADHUS SHALIHIN Bab 1 Keikhlasan Dan Menghadirkan Niat Dalam Segala Perbuatan, Ucapan Dan 7 Keadaan Yang Nyata Dan Yang Samar Bab 2 Taubat 16 Bab 3 Sabar 28 Bab 4 Kebenaran 41 Bab 5 Muraqabah (Pengintaian) 44 Bab 6 Ketaqwaan 53 Bab 7 Yakin Dan Tawakkal 56 Bab 8 Bertindak Lurus 63 Bab 9 Memikir-mikirkan Keagungan Makhluk-makhluk Allah Ta'ala Dan 65 Rusaknya Duma Dan Kesukaran-kesukaran Di Akhirat Dan Perkara Yang Lain-lain Di Dunia Dan Akhirat Serta Keteledoran Jiwa, Juga Mendidiknya Dan Mengajaknya Untuk Bersikap Istiqamah Bab 10 Bersegera Kepada Kebaikan Dan Menganjurkan Kepada Orang Yang 67 Menuju Kebaikan Supaya Menghadapinya Dengan Sungguh-sungguh Tanpa Keragu-raguan Bab 11 Bersungguh-sungguh 71 Bab 12 Menganjurkan Untuk Menambah-nambah Kebaikan Pada Akhir-akhir 81 Umur Bab 13 Menerangkan Banyaknya Jalan-jalan Kebaikan 84 Bab 14 Berlaku Sedang Dalam Beribadat 93 Bab 15 Memelihara Kelangsungan Amalan-amalan 10 Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah Dan Adab-adabnya 102 Bab 17 Kewajiban Mengikuti Hukum Allah Dan Apa-apa Yang Diucapkan Oleh 109 Orang Yang Diajak Ke Arah Itu Dan Yang Diperintah Berbuat Kebaikan Atau Dilarang Berbuat Keburukan Bab 18 Larangan Terhadap Kebid'ahan-kebid'ahan Dan Perkara-perkara Yang 112 Diada-adakan Bab 19 Orang Yang Memulai Membuat Sunnah Yang Baik Atau Buruk 114 Bab 20 Memberikan Petunjuk Kepada Kebaikan Dan Mengajak Ke Arah Hidayat 116 Atau Ke Arah Kesesalan Bab 21 Tolong-menolong Dalam Kebaikan Dan Ketaqwaan 118 Bab 22 Nasihat 120 Bab 23 Memerintah Dengan Kebaikan Dan Melarang Dari Kemungkaran 122 Bab 24 Memperkeraskan Siksaan Orang Yang Memerintahkan Kebaikan Atau 129 Melarang Dari Kemungkaran, Tetapi Ucapannya Tidak Tepat Dengan Kelakuannya 1 Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih Bab 25 Perintah Menunaikan Amanat 130 Bab 26 Keharamannya Menganiaya Dan Perintah Mengembalikan Apa-apa Yang 135 Dari Hasil Penganiayaan Bab 27 Mengagungkan Kehormatan-kehormatan Kaum Muslimin Dan Uraian 141 Tentang Hak-hak Mereka Serta Kasih-sayang Dan Belas-kasihan Kepada Mereka Bab 28 Menutupi Cela-cela Kaum Muslimin Dan Melarang Untuk Menyiar- 149 nyiarkannya Tanpa Adanya Dharurat Bab 29 Menyampaikan Hajat-hajatnya Kaum Muslimin 150 Bab 30 Syafaat 152 Bab 31 Mendamaikan Antara Para Manusia 153 Bab 32 Keutamaan Kelemahan Kaum Muslimin. Kaum Fakir Dan Orang-orang 154 Yang Tidak Masyhur Bab 33 Bersikap Lemah-lembut Kepada Anak Yatim. Anak-anak Perempuan Dan 159 Orang Lemah Yang Lain-lain. Kaum Fakir Miskin, Orang-orang Cacat, Berbuat Baik Kepada Mercka, Mengasihi, Merendahkan Diri Serta Bersikap Merendah Kepada Mereka Bab 34 Berwasiat Kepada Kaum Wanita 164 Bab 35 Hak Suami Atas Isteri (Yang Wajib Dipenuhi Oleh Isteri) 169 Bab 36 Memberikan Nafkah Kepada Para Keluarga 172 Bab 37 Memberikan Nafkah Dari Sesuatu Yang Disukai Dan Dari Sesuatu Yang 174 Baik Bab 38 Kewajiban Memerintah Keluarga Dan Anak-anak Yang Sudah Tamyiz, 175 Juga Semua Orang Yang Dalam Lingkungan Penjagaannya, Supaya Taat Kepada Allah Ta'aia Dan Melarang Mereka Dari Menyalahinya, Harus, Pula Mendidik Mereka Dan Mencegah Mereka Dari Melakukan Apa-apa Yang Dilarang Bab 39 Hak Tetangga Dan Berwasiat Dengannya 177 Bab 40 Berbakti Kepada Kedua Orangtua Dan Mempererat Keluarga 180 Bab 41 Keharamannya Berani - Kepada Orangtua - Dan Memutuskan Ikatan 188 Kekeluargaan Bab 42 Keutamaan Berbakti Kepada Kawan-kawan Ayah, Ibu, Kerabat, Isteri Dan 190 Lain-lain Orang Yang Sunnah Dimuliakan Bab 43 Memuliakan Ahli Baitnya Rasulullah s.a.w. Dan Menerangkan Keutamaan 192 Mereka Bab 44 Memuliakan Alim Ulama, Orang-orang Tua, Ahli Keutamaan Dan 195 Mendahulukan Mereka Atas Lain-lainnya, Meninggikan Kedudukan Mereka Serta Menampakkan Martabat Mereka Bab 45 Berziarah Kepada Para Ahli Kebaikan, Duduk-duduk Dengan Mereka, 199 Mengawani Mereka, Mencintai Mereka, Meminta Mereka Supaya Berziarah Ke Tempat Kita, Meminta Doa Dari Mereka Serta Berziarah Ke Tempat- tempat Yang Utama Bab 46 Keutamaan Mencintai Kerana Allah Dan Menganjurkan Sikap Sedemikian, 205 Juga Memberitahukannya Seseorang Kepada Orang Yang Dicintainya Bahwa Ia Mencintainya Dan Apa Yang Diucapkan Oleh Orang Yang Diberitahu Sedemikian Itu Bab 47 Tanda-tanda Kecintaan Allah Kepada Seseorang Hamba Dan Anjuran 208 Untuk Berakhlak Sedemikian Serta Berusaha Menghasilkannya 2 Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih Bab 48 Ancaman Dari Menyakiti Orang-orang Shalih, Kaum Yang Lemah Dan 21 Fakir Miskin Bab 49 Menjalankan Hukum-hukum Terhadap Manusia Menurut Lahirnya, 212 Sedang Keadaan Hati Mereka Terserah Allah Ta'ala Bab 50 Takut Kepada Allah Ta'ala 215 Bab 51 Mengharapkan 221 Bab 52 Keutamaan Mengharapkan 232 Bab 53 Mengumpulkan Antara Takut Dan Mengharapkan 233 Bab 54 Keutamaan Menangis Kerana Takut Kepada Allah Ta'ala Dan Kerana 235 Kindu Padanya Bab 55 Keutamaan Zuhud Di Duma Dan Anjuran Unluk Mempersedikit 238 Keduniaan Dan Keutamaan Kefakiran Bab 56 Keutamaan Lapar, Hidup Serba Kasar, Cukup Dengan Sedikit Saja Dalam 248 Hal Makan, Minum, Pakaian Dan Lain-lain Dari Ketentuan-ketentuan Badan Serta Meninggalkan Kesyahwatan-kesyawatan (Keinginan- keinginan Jasmaniyah) Bab 57 Qana'ah - Puas Dengan Apa Adanya Dan Tetap Berusaha, 'Afaf- Enggan 260 Meminta-minta, Berlaku Sederhana Dalam Kehidupan Dan Berbelanja Serta Mencela Meminta Tanpa Dharurat Bab 58 Boleh Mengambil Tanpa Meminta Atau Mengintai -Mengharap-harapkan 265 Bab 59 Anjuran Untuk Makan Dari Hasil Usaha Tangan Sendiri Dan Menahan Diri 266 Dari Meminta Serta Menuntut Agar Diberi Bab 60 Murah Hati Dan Dermawan Serta Membelanjakan Dalam Arah Kebaikan 267 Dengan Percaya Penuh Kepada Allah Ta'ala Bab 61 Melarang Sifat Bakhil Dan Kikir 273 Bab 62 Mengutamakan Orang Lain Dan Memberi Pertolongan - Agar Menjadi 274 Ikutan Bab 63 Berlomba-lomba Dalam Perkara Akhirat Dan Mengambil Banyak-banyak 276 Dari Apa-apa Yang Menyebabkan Keberkahan Bab 64 Keutamaan Orang Kaya Yang Bersyukur Yakni Orang Yang Mengambil 277 Harta Dari Arah Yang Diridhai Dan Membelanjakannya Dalam Arah-arah Yang Diperintahkan Bab 65 Mengingat-ingat Kematian Dan memperpendekkan Angan-angan 279 Bab 66 Kesunnahan Berziarah Kubur Bagi Orang-orang Lelaki Dan Apa-apa Yang 283 Diucapkan Oleh Orang Yang Berziarah Bab 67 Kemakruhan Mengharapkan Kematian Dengan Sebab Adanya Bahaya 284 Yang Menimpanya. Tetapi Tidak Mengapa jika Kerana Menakutkan Adanya Fitnah Dalam Agama Bab 68 Kewara'an Dan Meninggalkan Apa-apa Yang Syubhat 285 Bab 69 Kesunnahan Memencilkan Diri Di Waktu Rusaknya Keadaan Zaman Atau 289 Kerana Takut Fitnah Dalam Agama Dan Jatuh Dalam Keharaman, Kesyubhatan-kesyubhatan Atau Lain-lain Sebagainya Bab 70 Keutamaan Bergaul Dengan Orang Banyak, Menghadiri Shalat-shalat 291 Jum'at Dan Jamaah Bersama Mereka Serta Mengunjungi Bab 71 Tempat-tempat Kebaikan Dan Majlis-majlis Zikir, Juga Meninjau Orang 292 Yang Sakit, Menghadiri Janazah-Janazah, Membantu Yang Mempunyai Hajat, Menunjukkan Yang Bodoh Dan Lain-lain Yang Termasuk Kemaslahatan Mereka Bagi Orang Yang Kuasa Beramar Ma'ruf Dan Nahi Mungkar. Demikian Pula Mencegah Diri Sendiri Dari Berbuai Menyakiti 3 Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih Serta Sabar Atas Sesuatu Yang Menyakitkan - Yang Menimpa Pada Diri Sendiri Bab 72 Tawadhu' Dan Menundukkan Sayap — Yakni Merendahkan Diri - Kepada 295 Kaum Mu'minin Bab 73 Haramnya Bersikap Sombong Dan Merasa Heran Pada Diri Sendiri 298 Bab 74 Bagusnya Budi pekerti 301 Bab 75 Sabar, Perlahan-lahan Dan Kasih-sayang — Lemah-lembut 304 Bab 76 Memaafkan Dan Tidak Menghiraukan Orang-orang Yang Bodoh 306 Bab 77 Menahan Apa-apa Yang Menyakitkan 307 Bab 78 Perintah Kepada Pemesang Pemerintahan Supaya Bersikap Lemah-lembut 309 Kepada Kakyatnya, Memberikan Nasihat Serta Kasih-sayang Kepada Mereka, Jangan Mengelabui Dan Bersikap Keras Pada Mereka, Juga jangan Melalaikan Kemaslahatan- kemaslahatan Mereka, Lupa Mengurus Mereka Ataupun Apa-apa Yang Menjadi Hajat Kepentingan Mereka Bab 79 Penguasa Yang Adil 311 Bab 80 Wajibnya Mentaati Pada Penguasa Pemerintahan Dalam Perkara-perkara 313 Bukan Kemaksiatan Dan Haramnya Mentaati Mereka Dalam Urusan Kemaksiatan Bab 81 Melarang Meminta labatan Memegang Pemerintahan, Memilih 316 Meninggalkan Kekuasaan Jikalau Tidak Ditentukan Untuk Itu Atau Kerana Ada Hajat - Kepentingan - Padanya Bab 82 Memerintah Sultan Atau Qadhi Dan Lain-lainnya Dari Golongan 318 Pemegang Pemerintahan Supaya Mengangkat Wazir - Atau Pembantu - Yang Baik Dan Menakut-nakuti Mereka Dari Kawan-kawan Yang jahat Serta Menerima - Membenarkan - Keterangan Mereka Itu Bab 83 Melarang Memberikan labatan Sebagai Amir - Penguasa Negara - Ataupun 319 Kehakiman Dan Lain-lainnya Dari Jabatan-jabatan Pemerintahan Negara Kepada Orang Yang Memintanya Atas Tamak Untuk Memperolehnya, Lalu Menawarkan Diri Untuk Jabatan Itu KITAB ADAB Bab 84 Malu Dan Keutamaannya Dan Menganjurkan Untuk Berakhlak Dengan 320 Sifat Malu Itu Bab 85 Menjaga Rahsia 322 Bab 86 Memenuhi Perjanjian Dan Melaksanakan Janji 324 Bab 87 Memelihara Apa-apa Yang Sudah Dibiasakan Dari Hal kebaikan 326 Bab 88 Sunnahnya Berbicara Yang Baik Dan Menunjukkan Wajah Yang Manis 327 Ketika Bertemu Bab 89 Sunnahnya Menerangkan Dan Menjelaskan Pembicaraan Kepada Orang 328 Yang Diajak Bicara Dan Mengulang-ulanginya Agar Dapat Dimengerti. Jikalau Orang Itu Tidak Dapat Mengerti Kecuali Dengan Cara Mengulang- ulangi Itu Bab 90 Mendengarkannya Seorang Kawan Kepada Pembicaraan Kawannya Yang 329 Tidak Berupa Pembicaraan Yang Haram Dan Memintanya Orang Alim Serta Juru Nasihat Kepada Orang-orang Yang Menghadiri Majlisnya Supaya Mereka Mendengarkan Baik-baik Bab 91 Menasihati Dan Berlaku Sedang Dalam Memberikan Nasihat 330 Bab 92 Bersikap Tenang Dan Pelan-pelan 332 4 Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih Bab 93 Sunnahnya Mendalangi Shalat, Ilmu Pengetahuan Dan Lain-lainnya Dari 333 Berbagai Ibadat Dengan Sikap Pelan-pelan Dan Tenang Bab 94 Memuliakan Tamu 334 Bab 95 Sunnahnya Memberikan Berita Gembira Dan Mengucapkan Ikut 335 Bergembira Dengan Diperolehnya Kebaikan Bab 96 Mohon Dirinya Seseorang Sahabat Dan Memberikan Wasiat Padanya 339 Ketika Hendak Berpisah Dengannya Kerana Bepergian Atau Lain-lainnya. Mendoakannya Serta Meminta Doa Daripadanya (Supaya Didoakan Olehnya) Bab 97 Istikharah (Mohon Pilihan) Dalam Bermusyawarat 341 Bab 98 Sunnahnya Bepergian Ke Shalat Hari Raya. Meninjau Orang Sakit, Haji, 342 Peperangan, Janazah, Dan Lain-lain Sebagainya Dari Satu Macam Jalan Dan Kembali Dengan Melalui Jalan Yang Selain Waktu Perginya Itu Kerana Memperbanyakkan Tempat Ibadat Bab 99 Mencukur Kumis, Mencabut Rambut Keliak, Mencukur Kepala, Bersalam 343 Dari Shalat, Makan, Minum, Berjabatan Tangan, Menjabat Hajar Aswad, Keluar Dari Jamban, Mengambil, Memberi Dan Lain-lain Yang Semakna Dengan ltu, Juga Disunnahkan Mendahulukan Anggota Yang Kiri Dalam Hal-hal Yang Sebaliknya Di Atas Seperti Beringus, Berludah Di Sebelah Kiri, Masuk Jamban, Keluar Dari Masjid, Melepaskan Sepatu, Terumpah, Celana, Pakaian Serta Bercebok Dan Mengerjakan Apa-apa Yang Dianggap Kotor Dan Yang Serupa Dengan itu KITAB ADAB-ADAB MAKANAN Bab 100 Mengucapkan Bismillah Pada Permulaan Makan Dan Alhamdulillah Pada 345 Penghabisannya Bab 101 Jangan Mencela Makanan Dan Sunnahnya Memuji Makanan 348 Bab 102 Apa-apa Yang Diucapkan Oleh Orang Yang Mendalangi Makanan Sedang 349 Ia Berpuasa Dan Tidak Hendak Berbuka Bab 103 Apa Yang Diucapkan Oleh Orang Yang Diundang Untuk Menghadiri 350 Jamuan Makanan Lalu Diikuti Oleh Orang Lain Bab 104 Makan Dari Apa-apa Yang Ada Di Dekatnya, Menasihati Serta 351 Mengajarkannya Budi Pekerti Pada Seseorang Yang Buruk Ketika Makan Bab 105 Larangan Mengumpulkan Dua Buah Kurma Atau Lain-lainnya Jikalau 352 Makan Bersama-sama Kecuali Dengan Izin Kawan-kawannya Bab 106 Apa-apa Yang Diucapkan Dan Dilakukan Oleh Orang Yang Makan Dan 353 Tidak Sampai Kenyang Bab 107 Perintah Makan Dari Tepi Piring Dan Larangan Makan Dari Tengahnya 354 Bab 108 Kemakruhan Makan Sambil Bersandar 355 Bab 109 Sunnahnya Makan Dengan Menggunakan Tiga Jari Dan Sunnahnya 356 Menjilati Jari-jari Serta Kemakruhan Mengusap Jari-jari Sebelum Menjilatinya, Juga Sunnahnya Menjilati Piring Dan Mengambil Suapan Yang Jatuh Daripadanya Terus Memakannya, Juga Bolehnya Mengusap Jari-jari Sesudah Dijilati Pada Tangan, Kaki Dan Lain-lain Sebagainya Bab 110 Memperbanyakkan Tangan Pada Makanan - Yakni Hendaknya Ketika 358 Makan itu Beserta Orang Banyak Bab 111 Kesopanan-kesopanan Minum Dan Sunnahnya Bernafas Tiga Kali Di Luar 359 Wadah Serta Kemakruhan Bernafas Di Dalam Wadah Dan Sunnahnya 5 Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih Memutarkan Wadah Pada Orang Yang Sebelah Kanan Lalu Yang Sebelah Kanan Lagi Sesudah Orang Yang Memulai Minum ltu Bab 112 Kemakruhan Minum Dari Mulut Girbah - Tempat Air Dari Kulit - Dan 360 Lain-lainnya Dan Uraian Bahwasanya Hal ltu Adalah Makruh Tanzih Dan Bukan Haram Bab 113 Kemakruhan Meniup Dalam Minuman 361 Bab 114 Uraian Tentang Bolehnya Minum Sambil Berdiri Dan Uraian Bahwa Yang 362 Tersempurna Dan Termulia ialah Minum Sambil Duduk Bab 115 Sunnah Orang Yang Memberi Minum Orang Banyak Supaya Ia Minum 363 Terakhir Sekali Bab 116 Bolehnya Minum Dari Segala Wadah Yang Suci Selain Yang Terbuat Dari 364 Emas Dan Perak Dan Bolehnya Mengokop Yaitu Minum Dengan Mulut Dari Sungai Alau Lain-lain Tanpa Menggunakan Wadah Atau Tangan, Juga Haramnya Menggunakan Wadah Yang Terbuat Dari Emas Atau Perak Di Waktu Minum, Makan, Bersuci Dan Lain-lain Macam Penggunaan 6 Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih Bab 1 Keikhlasan Dan Menghadhirkan Niat Dalam Segala Perbuatan, Ucapan Dan Keadaan Yang Nyata Dan Yang Samar Allah Ta'ala berfirman: "Dan tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya sama menyembah Allah, dengan tulus ikhlas menjalankan agama untuk-Nya semata-mata, berdiri turus dan menegakkan shalat serta menunaikan zakat dan yang sedemikian itulah agama yang benar." (al-Bayyinah: 5) Allah Ta'ala berfirman pula: "Samasekali tidak akan sampai kepada Allah daging-daging dan darah-darah binatang kurban 1 itu, tetapi akan sampailah padaNya ketaqwaan dan engkau sekalian." (al-Haj: 37) Allah Ta'ala berfirman pula: 2 "Katakanlah - wahai Muhammad ,sekalipun engkau semua sembunyikan apa-apa yang ada di dalam hatimu ataupun engkau sekalian tampakkan, pasti diketahui juga oleh Allah." (ali-lmran: 29) 1. Dari Amirul mu'minin Abu Hafs yaitu Umar bin Al-khaththab bin Nufail bin Abdul 'Uzza bin Riah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin 'Adi bin Ka'ab bin Luai bin Ghalib al- 3 Qurasyi al-'Adawi r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : "Hanyasanya semua amal perbuatan itu dengan disertai niat-niatnya dan hanyasanya bagi setiap orang itu apa yang telah menjadi niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itupun kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang hijrahnya itu untuk harta dunia yang hendak diperolehinya, ataupun untuk seorang wanita yang hendak dikawininya, maka hijrahnyapun kepada sesuatu yang dimaksud dalam hijrahnya itu." (Muttafaq (disepakati) atas keshahihannya Hadis ini) Diriwayatkan oleh dua orang imam ahli Hadis yaitu Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Almughirah bin Bardizbah Alju'fi Albukhari, - lazim disingkat dengan Bukhari saja -dan Abulhusain Muslim bin Alhajjaj bin Muslim Alqusyairi Annaisaburi, - lazim disingkat dengan Muslim saja - radhiallahu 'anhuma dalam kedua kitab masing- masing yang keduanya itu adalah seshahih-shahihnya kitab Hadis yang dikarangkan. Keterangan: 1 Orang-orang di zaman Jahiliyah dulu jika menginginkan atau mengharapkan keridhaan Tuhan, mereka sembelihlah unta sebagai kurban, lalu darah unta itu disapukan pada dinding Baitullah atau Ka'bah. Kaum Muslimin hendak meniru perbualan mereka itu, lalu turunlah ayat sebagaimana di atas. 2 Semua uraian yang tertera antara -.... - adalah tambahan terjemahan dari kami sendiri untuk memudahkan pengertiannya dan gampang memahamkannya. Harap Maklum 3 Saidina Umar bin Khaththab r.a. itu adalah seorang khalifah dari golongan Rasyidin yang pertama kali menggunakan sebutan Amirul mu'minin pemimpin sekalian kaum mu'minin. Beliau adalah khalifah kedua sepeninggal Rasulullah s.a.w. Panggilan Amirul mu'minin itu lalu dicontoh dan diteruskan oleh khalifah Usman dan Ali radhiallahu 'anhuma, juga oleh para khalifah Bani Umayyah, Bani Abbas dan selanjutnya. Jadi di zaman khalifah Abu Bakar sebutan di atas belum digunakan. Adapun Abu Hafs itu adalah gelar kehormatan bagi Sayidina Umar r.a. Abu artinya bapak, sedang hafs artinya singa. Beliau r.a. memperoleh gelar Bapak Singa, sebab memang terkenal berani dalam segala hal, seperti dalam menghadapi musuh di medan perang, dalam menegakkan keadilan di antara seluruh rakyatnya dan tanpa pandang bulu dalam meneterapkan hukuman kepada siapapun. Ringkasnya yang salah pasti ditindak dengan keras, sedang yang teraniaya dibela dan dilindungi. 7 Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih Hadis di atas adalah berhubungan erat dengan persoalan niat. Rasulullah s.a.w. menyabdakannya itu ialah kerana di antara para sahabat Nabi s.a.w. sewaktu mengikuti untuk berhijrah dari Makkah ke Madinah, semata-mata sebab terpikat oleh seorang wanita yakni Ummu Qais. Beliau s.a.w. mengetahui maksud orang itu, lalu bersabda sebagaimana di atas. Oleh kerana orang itu memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan maksud yang terkandung dalam hatinya, meskipun sedemikian itu boleh saja, tetapi sebenarnya tidak patut sekali sebab saat itu sedang dalam suasana yang amat genting dan rumit, maka ditegurlah secara terang-terangan oleh Rasulullah s.a.w. Bayangkanlah, betapa anehnya orang yang berhijrah dengan tujuan memburu wanita yang ingin dikawin, sedang sahabat beliau s.a.w. yang lain-lain dengan tujuan menghindarkan diri dari amarah kaum kafir dan musyrik yang masih tetap berkuasa di Makkah, hanya untuk kepentingan penyebaran agama dan keluhuran Kalimatullah. Bukankah tingkah-laku manusia sedemikian itu tidak patut sama-sekali. Jadi oleh sebab niatnya sudah keliru, maka pahala hijrahnyapun kosong. Lain sekali dengan sahabat-sahabat beliau s.a.w. yang dengan keikhlasan hati bersusah payah menempuh jarak yang demikian jauhnya untuk menyelamatkan keyakinan kalbunya, pahalanyapun besar sekali kerana hijrahnya memang dimaksudkan untuk mengharapkan keridhaan Allah dan RasulNya. Sekalipun datangnya Hadis itu mula-mula tertuju pada manusia yang salah niatnya ketika ia mengikuti hijrah, tetapi sifatnya adalah umum. Para imam mujtahidin berpendapat bahwa sesuatu amal itu dapat sah dan diterima serta dapat dianggap sempurna apabila disertai niat. Niat itu ialah sengaja yang disembunyikan dalam hati, ialah seperti ketika mengambil air sembahyang atau wudhu', mandi shalat dan lain-lain sebagainya. Perlu pula kita maklumi bahwa barangsiapa berniat mengerjakan suatu amalan yang bersangkutan dengan ketaatan kepada Allah ia mendapatkan pahala. Demikian pula jikalau seseorang itu berniat hendak melakukan sesuatu yang baik, tetapi tidak jadi dilakukan, maka dalam hal ini orang itupun tetap juga menerima pahala. Ini berdasarkan Hadis yang berbunyi: "Niat seseorang itu lebih baik daripada amalannya." Maksudnya: Berniatkan sesuatu yang tidak jadi dilakukan sebab adanya halangan yang tidak dapat dihindarkan itu adalah lebih baik daripada sesuatu kelakuan yang benar-benar dilaksanakan, tetapi tanpa disertai niat apa-apa. Hanya saja dalam menetapkan wajibnya niat atau tidaknya,agar amalan itu menjadi sah, maka ada perselisihan pendapat para imam mujtahidin. Imam-imam Syafi'i,Maliki dan Hanbali mewaibkan niat itu dalam segala amalan, baik yang berupa wasilah yakni perantaraan seperti wudhu', tayammum dan mandi wajib, atau dalam amalan yang berupa maqshad (tujuan) seperti shalat, puasa, zakat, haji dan umrah. Tetapi imam Hanafi hanya mewajibkan adanya niat itu dalam amalan yang berupa maqshad atau tujuan saja sedang dalam amalan yang berupa wasilah atau perantaraan tidak diwajibkan dan sudah dianggap sah. Adapun dalam amalan yang berdiri sendiri, maka semua imam mujtahidin sependapat tidak perlunya niat itu, misalnya dalam membaca al-Quran, menghilangkan najis dan lain-lain. Selanjutnya dalam amalan yang hukumnya mubah atau jawaz (yakni yang boleh dilakukan dan boleh pula tidak), seperti makan-minum, maka jika disertai niat agar kuat beribadat serta bertaqwa kepada Allah atau agar kuat bekerja untuk bekal dalam melakukan ibadat bagi dirinya sendiri dan keluarganya, tentulah amalan tersebut mendapat pahala, 8 Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih sedangkan kalau tidak disertai niat apa-apa, misalnya hanya supaya kenyang saja, maka kosonglah pahalanya. 2. Dari Ummul mu'minin yaitu ibunya - sebenarnya adalah bibinya - Abdullah yakni Aisyah radhiallahu 'anha, berkata: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada sepasukan tentera yang hendak memerangi - menghancurkan - Ka'bah, kemudian setelah mereka berada di suatu padang dari tanah lapang lalu dibenamkan-dalam tanah tadi -dengan yang pertama sampai yang terakhir dari mereka semuanya." Aisyah bertanya: "Saya berkata, wahai Rasulullah, bagaimanakah semuanya dibenamkan dari yang pertama sampai yang terakhir, sedang di antara mereka itu ada yang ahli pasaran - maksudnya para pedagang - serta ada pula orang yang tidak termasuk golongan mereka tadi - yakni tidak berniat ikut menggempur Ka'bah?" Rasulullah s.a.w. menjawab: "Ya, semuanya dibenamkan dari yang pertama sampai yang terakhir, kemudian nantinya mereka itu akan diba'ats - dibangkitkan dari masing- masing kuburnya - sesuai niat-niatnya sendiri - untuk diterapi dosa atau tidaknya. Disepakati atas Hadis ini (Muttafaq 'alaih) - yakni disepakati keshahihannya oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim - Lafaz di atas adalah menurut Imam Bukhari. Keterangan: Sayidah Aisyah diberi gelar Ummul mu'minin, yakni ibunya sekalian orang mu'min sebab beliau adalah isteri Rasulullah s.a.w., jadi sudah sepatutnya. Beliau juga diberi nama ibu Abdullah oleh Nabi s.a.w., sebenarnya Abdullah itu bukan puteranya sendiri, tetapi putera saudarinya yang bernama Asma'. Jadi dengan Sayidah Aisyah, Abdullah itu adalah kemanakannya. Adapun beliau ini sendiri tidak mempunyai seorang puterapun. Dari uraian yang tersebut dalam Hadis ini, dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang yang shalih, jika berdiam di lingkungan suatu golongan yang selalu berkecimpung dalam kemaksiatan dan kemungkaran, maka apabila Allah Ta'ala mendatangkan azab atau siksa kepada kaum itu, orang shalih itupun pasti akan terkena pula. Jadi Hadis ini mengingatkan kita semua agar jangan sekali-kali bergaul dengan kaum yang ahli kemaksiatan, kemungkaran dan kezaliman. Namun demikian perihal amal perbuatannya tentulah dinilai sesuai dengan niat yang terkandung dalam hati orang yang melakukannya itu. Mengenai gelar Ummul mu'minin itu bukan hanya khusus diberikan kepada Sayidah Aisyah radhiallahu 'anha belaka, tetapi juga diberikan kepada para isteri Rasulullah s.a.w. yang lain-lain. 3. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, berkata: Nabi s.a.w. bersabda: "Tidak ada hijrah 4 setelah pembebasan - Makkah - , tetapi yang ada ialah jihad dan niat. Maka dari itu, apabila 4 Sabda Rasulullah s.a.w.: "Tidak ada hijrah setelah pembebasan - Makkah," oleh para alim-ulama dikatakan bahwa mengenai hijrah dari daerah harb atau perang yang dikuasai oleh orang kafir ke Darul Islam, yakni daerah yang dikuasai oleh orang-orang Islam adalah tetap ada sampai hari kiamat. Oleh sebab itu Hadis di atas diberikan penakwilannya menjadi dua macam: Pertama: Tiada hijrah setelah dibebaskannya Makkah, sebab sejak saat itu Makkah telah menjadi sebagian dari Darul Islam atau Negara Islam, jadi tidak mungkin lagi akan terbayang tentang adanya hijrah setelah itu. Kedua: Inilah yang merupakan pendapat tershahih, yaitu yang diartikan bahwa hijrah yang dianggap mulia yang diluntut, yang pengikutnya itu memperoleh keistimewaan yang nyata itu sudah terputus sejak 9
Description: