ebook img

Empat Ajaran Yuen Liao Fan PDF

85 Pages·2017·0.56 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Empat Ajaran Yuen Liao Fan

Empat Ajaran Liao-Fan Karya Asli Liao-Fan Dinasti Ming Diinterpretasikan oleh Huang Zhi-Hai Tuan Yuan Liao-Fan menulis “Empat Ajaran Liao Fan” di tiongkok pada abad ke-16. Buku ini dimaksudkan untuk mengajarkan anaknya, Yuan Thian Chi, bagaimana memahami takdir yang sebenarnya, membedakan yang baik dan yang buruk, dan cara memperbaiki kesalahan seseorang dan menjalankan kebajikan, Selain itu, karya ini memberikan bukti-bukti nyata tentang hasil dan manfaat yang diterima oleh orang- orang yang menjalankan kebajikan, mengembangkan jasa-jasa baik, dan rendah hati. Bercerita berdasarkan pengalaman pribadinya sendiri dalam merubah takdir, Liao-fan merupakan wujud hidup dari ajarannya. Setelah membaca buku yang indah ini, orang akan bisa merasa lebih terbuka dan percaya diri dalam menjalani hidup, dan pada saat yang sama, berani untuk mengikuti teladan Liao-Fan yang berhasil mengubah takdirnya. “Empat ajaran Liao Fan” benar -benar buku yang sangat langka, yang bukan hanya tak ternilai manffatnya bagi kebutuhan spiritual, tetapi juga akan mampu mereformasi sikap- sikap tidak sehatdi masyarakat dewasa ini. Ketika membaca, orang mungkin bertanya-tanya mengapa orang Tiongkok begitu mementingkan ujian pada masa itu. Pada masa lampau, belajar merupakan hal yang paling terhormat, sedangkan pekerjaan lain dianggap tidak terpandang. Pemerintahan Tiongkok memilih pejabat negara melalui sistem meritokrasi. Banyak tingkatan dalam ujian negara yang diadakan bagi mereka yang ingin mengikutinya. Sangat sulit untuk dapat lulus, orang harus sangst terpelajar dan berbakat dalam menulis karangan. Mereka yang lulus mempunyai kesempatan mempunyai kesempatan mendapat kenaikan pagkat ke jabatan yang lebih penting, hidup kaya , dan terkenal. Mereka yang tidak lulus 1 tidak akan terkenal, tidak perduli betapa pandai dan cakapnya mereka. Itulah sebabnya banyak anak muda pada masa itu mencurahkan hati untuk belajar guna mngikuti ujian kekaisaran demi mendapatkan masa depan yang cerah. Karena aslinya ditulis dalam bahasa Tiongkok kuno, karya Liao-Fan ini cenderung puitis dan pendek, membuatnya sulit dibaca dan dipahami. Pada awal 1900-an, Tuan Huang Zhi-Hai menambahkan ulasan terperinci terhadap karya tersebut menggunakan bahasa mandarin kontemporer. Edisi buku “Empat Ajaran Liao-Fan” yang telah mendapat ulasn dari Huang Zhi-Hai itu menjadi sangat populer dan bermanfaat bagi banyak orang di masanya. Akan tetapi dengan berjalannya waktu, edisi Huang Zhi-Hai tersebut juga menjadi sulit untuk dicerna pembaca masa sekarang, karenanya manfaat buku itu menjadi sangat berkurang. Melihat keadaan yang kurang mengembirakan ini, yayasan”Empat Ajaran Liao-Fan”, yang mengabdikan diri untuk menyusun kembali, melakukan penyutingan dan mencetak ulaang buku tersebut, mulai mendana penyutingan “Penjelasan Ringkas Empat Ajaran Liao-Fan.” Sebagai hasilnya mereka menerbitkan edisi “Empat Ajaran Liao-Fan” yag telah diperbaharui. Buku-buku terbitan selanjutnya merupakan suntingan lanjutan dari hasil kerja yayasan tersebut. Kami harap setiap orang mempelajari semangat Liao-Fan dalam mengubah takdir dan membentuk masa depan yang lebih cerah bagi individu, masyarakat, bangsa, dan seluruh umat manusia di bumi ini. Ajaran Pertama : Belajar Menciptakan Takdir Narator: “Menciptakan takdir” berarti membentuk nasib dan bukannya menjadi terikat olehnya. Ajaran “Belajar Menciptakan Takdir” membicarakan prinsip dibalik nasib dan pengetahuan yang diperlukan untuk merubahnya. Dengan menceritakan pengalaman-pengalaman pribadinya dan upaya-upaya yang dilakukannya dalam 2 mengubah takdir, Liao-Fan mengajari anaknya, Tian-Chi, untuk tidak terikat oleh nasib, tetapi sebaliknya berusaha sekuat tenaga untuk mempraktekkan kebajikan dan mengikis habis perbuatan yang salah. Orang jangan menolak berbuat baik semata-mata karena tindakan tersebut kelihatannya tidak berarti maanfaatnya, atau melakukan kejahatan hanya karena tampak sepele. Jika dilakukan dengan cara yang benar, dapat dipastikan bahwa takdir seseorang akan berubah. Sering dikatakan “Dengan menahan diri dari tindakan yang salah dan melaksanakan segala perbuatan baik, malapetaka juga akan menyingkir dan nasib baik berdatangan.” inilah prinsip di balik penciptaan nasib seseorang. Liao-Fan: Ayah meninggal ketika saya masih kecil dan ibu membujuk saya untuk belajar ilmu pengobatan daripada menjadi seorang sarjana. Ibu: Belajar ilmu pengobatan merupakan jalan yang baik untuk menyokong dirimu sendiri dan menolong orang lain. Selain itu, dengan keahlian seperti itu, engkau tidak perlu khawatir lagi dalam mencari nafkah dan bahan bisa terkenal dangan ilmu pengobatanmu. Ayahmu juga selalu berharap seperti itu. Liao-Fan: Suatu hari, dikuil Awan Welas Asih, saya bertemu orang tua yang berpenampilan luar biasa dan berjenggot panjang. Dia begitu mirip petapa suci sehingga saya cepat-cepat memberi hormat padaya. Orang tua itu berkata pada saya.... Orang Tua: Engkau ditakdirkan menjadi pejabat negara. Engkau dapat mencapai kedudukan Sarjana Terpandang Tingkat Pertama tahun depan, teteapi mengapa engkau tidak belajar untuk mengikuti ujian? Liao-Fan: Jadi saya amenceritakan padanya bagaimana ibu menyarankan daya berhenti berusaha menjadi sarjana dan sebaliknya mempelajari ilmu pengobatan. Kemudian saya menanyakan nama, tempat lahir dan tempat tinggalnya. Dia menjawab.... 3 Orang Tua: Nama panggilan saya Kong. Saya datang dari Propinsi Yunnan. Saya mewarisi pengetahuan dari Tuan Shao, orang yang mengembangkan seni meramal. Menurut perhitungan, saya seharusnya meneruskannya kepadamu. Liao-Fan: Saya membawa Tuan Kong ke rumah saya dan memberitahu ibu mengenainya. Ibu berpesan untuk memperlakukannya dangan baik dan berkata.... Ibu: Karena Tuan Kong begitu ahli dalam seni meramal masa depan, dia harusnya juga mengetahui masa lalu kita. Mari kita tanyakan padanya dan uji keasliannya. Liao-Fan: Hasilnya, saya menemukan perhitungan Tuan Kong sangat tepat bahkan untuk hal-hal kecil. Setelah mendengar nasehatnya, kembali terpikir oleh saya untuk belajar. Saya kemudian meminta nasehat sepupu saya Shen-Chen. Dia memberiku saran.... Sepupu: kawanku, Tuan Yu Hai-Gu sedang mengajar di rumah Sheng Yo-Fu. Saya dengan senang hati akan membawa kamu ke sana untuk menumpang tinggal dan belajar. Liao-Fan: Itulah ceritanya bagaimana saya menjadi murid Tuan Yu,. Kembali, Tuan Kong membuat ramalan untukku. Tuan Kong: Sebagai murid, engkau akan memperoleh rangking ke-14 dalam ujian kabupaten, rangking ke-71 dalam ujian daerah, dan rangking ke-9 dalam ujian propinsi. Liao-Fan: Tahun berikutnya, pada tiga tempat pelaksanaan ujian itu, saya mendapatkan rangking persis dengan yang diramalkan Tuan Kong. Kemudian Tuan Kong membeberkan ramalan bagi seluruh hidup saya. 4 Tuan Kong: Engkau akan lulus ujian ini dan ujian itu pada tahun sekian dan sekian: engkau akan menjadi pegawai negeri ditahun sekian, dan pada tahun sekian engkau akan mendapatkan kenaikan pangkat. Akhirnya, engkau akan ditunjuk sebagai hakim dipropinsi Sechuan. Setelah menjadi hakim selama 3½ tahun, engkau akan meletakan jabatan dan kembali ke kampung halaman. Pada umur 53 tahun engkau akan mati sekitar pukulo 01.00 pagi di bulan ke-8 tanggal 14. sayang sekali engkau tidak akan mempunyai anak. Liao-Fan: Saya mencatat dan mengingat semua perkataannya. Sejak itu, hasil setiap ujian yang saya ikuti ternyata sesuai dengan ramalan Tuan Kong. Tuan Kong meramalkan saya baru akan dinaikkan jabatan setelah menerima upah seberat 91 goni dan 5 gantang beras. Akan tetapi, hanya menerima 71 goni beras, saya telah mendapat rekomendasi kenaikan pangkat dari Tuan Tu, pejabat senior bidang pendidikan. Ini membuat saya diam-diam mulai meragukan ramalan-ramalan Tuan Kong. Liao-Fan: Akan tetapi, ramalan Tuan Kong pada akhirnya ternyata tepat, sebab rekomendasi tadi ditolak Tuan Yang, atasan Tuan Tu. Hingga beberapa tahun kemudian, saat Tuan Ying Chiu-Min melihat hasil ujian saya terdahulu dan berseru.... Tuan Ying: Kelima karangan singkat ini sungguh bagus, sama baiknya dengan laporan untuk kaisar sendiri! Bagaimana mungkin kita dapat mengubur karya sarjana sehebat ini? Liao-Fan: Tuan Ying memerintahkan pengadilan mengeluarkan surat perintah resmi bagi saya untuk dijadikan kandidat “siswa kerajaan” di bawah otoritas beliau. Setelah menjalani kenaikan pangkat yang bersejarah ini, perhitungan menunjukkan bahwa saya telah menerima persis 91 goni dan 5 gantang beras. Sejak itu, apakah itu kenaikan pangkat, promosi atau pun peningkatan jumlah kekayaan, saya betul-betul percaya bahwa semuanya terjadi sesuai dengan waktunya. Bahkan umur orangpun sudah ditakdirkan. 5 Saya mulai melihat bahwa segalanya ini sudah pasti, dan berhenti untuk mencari kemenangan dan keuntungan. Setelah terpilih sebagai salah seorang siswa kerajaan, saya diharuskan memasuki Universitas Beijing. Tahun-tahun di ibukota, minat saya untuk bermeditasi tumbuh dan saya sering duduk diam tanpa memikirkan apa pun, saya kehilangan minat terhadap buku dan berhenti belajar sama sekali. Sebelum memasuki Universitas Nasional di Nanjing, saya berkunjung kepada Yun Gu, seorang guru Zen yang telah cerah, di pegunugan Chishia. Kami duduk saling berhadapan di dalam Aula Zen selama tiga hari tiga malam tanpa tidur. Guru Yun-Gu akhirnya bertanya kepada saya.... Guru Yun-Gu: Orang biasa tidak mampu mencapai tingkat kesucian karena mereka terlalu banyak memiliki pikiran yang berkeliaran dan palsu. Dalam meditasi tiga hari yang kita jalankan, saya tidak melihat sedikit pun adanya pikiran yang bercabang dalam diri Anda. Bagaimana bisa begitu? Liao-Fan: Saya menjawab, “Tuan Kong telah meramal dengan tepat semua yang akan terjadi dalam hidup saya. Saya telah mengerti bahwa hidup, mati, promosi, dan kegagalan sudah ditakdirkan. Tidak ada gunanya bagi saya untuk memikirkan atau berusaha mendapatkannya. Itulah sebabnya Guru tidak melihat adanya pikiran yang berkeliaran dalam diri saya.” Guru Yun-Gu tertawa. Guru Yun-Gu: Tadinya saya pikir engkau orang yang punya kemampuan luar biasa! Sekarang saya sadar engkau bukan siapa-siapa melainkan cuma orang awam, dan rata- rata. Liao-Fan: Merasa bingung atas perkataan Gru Yun-Gu, saya memohon penjelasan darinya. Guru Yun-Gu: Batin orang rata-rata selalu ditempati oleh pikiran yang melantur dan khayalan, sehingga secara alamiah kehidupan mereka diikat oleh hawa 6 yin-yang, dan nasib. Kita tidak dapat menyangkal bahwa takdir itu memang ada, namun hanya orang-orang biasa yang terikat olehnya. Takdir tidak dapat mengikat mereka yang mengembangkan kebajikan agung. Narator: Jasa-jasa baik yang berhasil dikumpulkan dari perbuatan-perbuatan besar sedemikian agungnya sehingga nasib 'asli' juga dapat berubah menjadi lebih baik dengan melakukan perbuatan- perbuatan itu. Guru Yun-Gu: Jasa-jasa yang dikumpulkan sesungguhnya dapat mengubah takdir mereka dari penderitaan kepada kebahagiaan, dari kemiskinan kepada kemakmuran, dan umur pendek menjadi umur panjang. Demikian pula halnya, takdir tidak dapat menjamin mereka yang melakukan perbuatan yang luar biasa jahatnya. Narator: Kejahatan yang berat dan kuat dapat menghancurkan hidup orang yang dipenuhi kemakmuran dan nasib baik karena akibat kejahatan itu akan merusak takdirnya semula. Hidup orang itu dappat berubah dari baik menjadi buruk. Guru Yun-Gu: Selama 20 Tahun belakangan ini, engkau menjalani hidup sesuai dengan ramalan Tuan Kong dan tidak melakukan apapun untuk mengubahnya. Engkau malah terjerat oleh nasibmu sendiri. Jika engkau bukan orang biasa, lalu siapa lagi? Liao-Fan: Terkejut, saya bertanya lebih lanjut padanya,”Menurut Guru, apakah betul orang bisa mengubah nasibnya, bahwa orang bisa lolos dari jeratan nasib?” Guru Yun-Gu menjawab….. Guru Yun-Gu: Nasib dibuat oleh diri sendiri. Baik atau buruk nasib kita ditentukan oleh diri kita sendiri. Jika berbuat kejahatan, bencana pasti datang. Jika mengembangkan kebajikan, nasib baik akan menghampiri. Semua itu tertulis dalam kitab-kitab agung kuno tentang kebijaksanaan. Dalam ajaran Agama Buddha tertulis bahwa jika orang berharap menjadi kaya, punya jabatan, anak laki-laki, anak perempuan, atau umur panjang, ia bisa mendapatkannya. Ia Cuma perlu 7 mengembangkan kebajikan untuk bisa lepas dari jeratan nasib. Karena ucapan yang tidak benar merupakan pelanggaran yang berat dalam ajaran Agama Buddha, kita boleh merasa yakin bahwa pernyataan itu bukanlah omong kosong. Para Buddha dan Bodhisattva tidak mempunyai alasan untuk membohongi kita. Liao-Fan: Saya tidak begitu paham dengan apa yang dimaksudnya dengan “mencapai semua yang dicita-citakan”, jadi saya bertanya lagi padanya. Mencius pernah berkata…. Mencius: Apa saja yag dicari bisa didapatkan. Pencarian itu ada dalam diri kita sendiri. Liao-Fan: Ini merujuk kepada kualitas-kualitas sebelah dalam seperti kebajikan, hati yang tulus dan moralitas. Ini semua merupakan kualitas yang dapat kita raih. Akan teteapi ketika menyangkut unsur- unsur dari luar seperti kekayaan, ketenaraan, dan nama baik, bagaimana kita dapat berusaha untuk mendapatkannya? Bukankah hal ini harus dianugerahkan orang lain supaya dapat tercapai? Guru Yun-Gu menjawab…. Guru Yun-Gu: Mencius benar, tetapi engkau salah memahaminya. Hui-Neng, Sesepuh Keenam Aliran Zen mengajarkan bahwa….. Sesepuh Keenam Hui-Neng: Semua lapangan jasa ada di dalam hati. Jika mencari disebelah dalam, orang dapat berhubungan dengan semua nasib baik dan malapetaka. Yang di luar hanyalah refleksi dari yang di sebelah dalam. Guru Yun-Gu: Dengan mencari di dalam diri masing-masing, kita tidak hanya memperoleh kualitas- kualitas spiritual seperti kebajikan, ketulusan hati, dan moralitas, namun juga kekayaan, kemasyhuran, dan martabat. Narator: Jika kemakmuran, kemasyhuran, dan martabat telah melekat dalam takdir seseorang, maka orang tersebut akan mencapainya bahkan meskipun ia tidak mengejarnya. Jika tidak, orang tidak akan mendapatkannya meskipun dengan tipu muslihat dan rencana yang matang. 8 Guru Yun-Gu: Oleh karena itu, jika orang tidak dapat berrefleksi pada hatinya sendiri melainkan Cuma secara membuta mengejar kemasyhuran, nasib baik, dan umur panjang dari sumber-sumber luar, usahanya ini Cuma akan sia-sia. Seperti yang pernah dikatakan Mencius… Mencius: Dalam berupaya,orang harus mengikuti jalan yang benar. Dalam meraih, orang meraih apa yang berhak didapatkannya sesuai dengan nasibnya. Narator: Pada akhirnya, apa pun yang telah dicapai teteap merupakan bagian dari takdir orang itu sendiri. Guru Yun-Gu: jika orang mencoba mendapatkan kualitas-kaulitas ini dari luar, bahkan melakukan perbuatan buruk untuk mendapatkannya, maka orang itu tidak hanya akan kehilangan kualitas- kualitas sebelah dalamnya, seperti kebajikan dan ketulusan, teteapi nasib baik yang telah ada sebelumnya. Bahkan kejahatan yang dilakukan karena adanya ketamakan unutk memperoleh lebih banyak, dapat mengurangi rejeki yang ada dalam takdirnya semula. Dari sini, kita dapat melihat bahwa tidak ada manfaat yang diperoleh dari pencarian secara membuta. Apa yang telah diramal Tuan Kong tentang hidupmu? Liao-Fan: Saya katakana padanya semua yang telah diramalkan secara terperinci, mulai dari rangking yang saya dapatkan dalam ujian, sampai pengangkatan saya sebagai pejabat hingga tanggal saya mati. Guru Yun-Gu: Menurut penilaianmu sendiri apakah engkau patut menerima jabatan di kerajaan atau pun seorang anak? Liao-Fan: Saya merenungkan dengan cukup lama perbuatan-perbuatan dan sikap saya di masa lalu. Namun kemudian saya menjawab, “ Tidak, saya tidak merasa pantas mendapatkan jabatan di kerajaan maupun seorang anak. Mereka yang 9 mendapatkan jabatan di istana, semuanya memiliki tampang orang yang bernasib baik, sedangkan saya tidak. Saya juga tidak memupuk kebajikan untuk mengembangkan nasib baik. Saya orang yang tidak sabar, tidak toleran, dan tidak disiplin, kalau bicara juga tidak terkendali. Saya juga memiliki rasa keangkuhan dan rasa sombong yang tinggi. Ini semu merupakan tanda nasib yang kurang baik dan kurangnya jasa-jasa baik. Bagaimana mungkin saya bisa mendapatkan jabatan di istana?” Narator: Selanjutnya, kita akan melihat mengapa Liao-Fan tidak mempunyai anak. Suka akan kebersihan merupakan hal yang baik, tapi itu dapat menjadi masalah jika orang menjadi terobsesi oleh kebersihan. Ada pepatah tua yang mengatakan, “Hidup berasal dari debu di bumi dan air yang terlalu bersih sering tidak ada ikannya.” Liao-Fan: Alasan pertama mengapa saya merasa tidak berhak mendapatkan seorang putra adalah saya terlalu terikat dengan kebersihan, yang menyebabkan saya kurang memiliki perhatian pada orang lain. Alasan kedua adalah.... Narator: ... keserasian merupakan pemekar semua kehidupan. Liao-Fan: Saya mempunyai watak yang mudah marah. Alasan ketiga didasarkan pada prinsip bahwa... Narator: ... kasih sayang adalah dasar untuk mendapatkan keturunan, dan kekasaran merupakan akar kemandulan. Liao-Fan: Saya terlalu menjaga nama baik saya dan tidak mau berkorban sedikit pun untuk kepentingan orang lain. Alasan keempat adalah bahwa saya berbicara terlalu banyak sehingga menghabiskan banyak tenaga (chi). Alasan kelima adalah bahwa saya suka menegak minuman keras yang melemahkan jiwa saya. Narator: Untuk tetap sehat, orang jarang tidur di siang hari lalu tidak tidur hingga larut malam. 10

Description:
Tuan Yuan Liao-Fan menulis “Empat Ajaran Liao Fan” di tiongkok pada abad ke-16. Buku ini dimaksudkan untuk mengajarkan anaknya, Yuan Thian.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.