ebook img

Vademecum Kehutanan Indonesia 2020 PDF

650 Pages·2020·66.863 MB·Indonesian
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Vademecum Kehutanan Indonesia 2020

Pohon Sempur (Dillenia indica L.) di Arboretum R. Soewanda Among Prawira, Bogor Foto sampul: Raditya Arief Gautama Sempur (Dillenia indica L.), merupakan tanaman Pohon sempur ini juga ditanam di Arboretum R. yang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman Soewanda Among Prawira, Bogor. Arboretum ini peneduh di perkotaan karena sangat rindang dan dibangun tahun 1922 oleh seorang tuan tanah bertajuk lebar sehingga nyaman digunakan untuk partikelir Belanda. Saat itu arboretum dikelola berteduh. Namanya, diambil dari nama seorang oleh Bosbouwproefstation (Balai Penyelidikan profesor ahli botani di University of Oxford, Johann Kehutanan) atau kini dikenal dengan Badan Litbang Jacob Dillenius, yang wafat pada tahun 1747. dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Saat ini pengelolaannya Pohon ini menjadi salah satu ikon flora di Kota dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Bogor. Namanya disematkan menjadi nama salah Hutan (P3H) BLI KLHK. satu ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Bogor, yakni Taman Sempur. Pada 14 Maret 2018, arboretum tersebut diresmikan oleh Dr. Siti Nurbaya, Menteri LHK, Jenis yang masuk dalam suku Dilleniaceae ini dengan nama Arboretum R. Soewanda Among memiliki habitus berbentuk pohon dengan tinggi Prawira. Nama tersebut diambil dari nama seorang sampai 30 meter, diameter batang 50-70 cm, peneliti botani hutan dari Lembaga Penelitian dapat tumbuh pada ketinggian hingga 500 mdpl. Hutan (LPH), yang kini bernama P3H. Soewanda Sempur banyak tumbuh secara alamiah di hutan Among Prawira telah menerbitkan beberapa hujan tropis di daerah rawa-rawa, pinggiran sungai buku antara lain pengenalan jenis pohon, daftar dan daerah lembah di India, China, Indo-China, nama pohon dari berbagai daerah, dan atlas kayu Indonesia (Jawa, Sumatra dan Kalimantan) dan Indonesia. Malaysia. Menempati areal seluas kurang lebih 5 ha dari Kulit kayunya berwarna coklat kemerahan, total 11 ha luas areal perkantoran BLI, Aboretum R. lebar bunga 10-20 cm, kelopak berwarna Soewanda Among Prawira terbagi dalam 27 blok. hijau kekuningan, kulit buah berwarna hijau Jumlah koleksi sebanyak 234 jenis (167 asli dan kekuningan, diameter 10-15 cm. Buahnya asam, 67 eksotik) dari 136 genus. Selain untuk koleksi, bisa dimakan. Kayunya bisa dimanfaatkan untuk arboretum ini juga ditujukan untuk pelestarian bahan bangunan. Berdasarkan riset, ekstrak buah sempur dapat menghasilkan asam betulinic yang pohon secara ex-situ, tempat praktek lapang pengenalan jenis pohon, sumber benih terbatas, berkhasiat menyembuhkan leukemia, sedangkan ekstrak daunnya dapat menyembuhkan diabetes. serta wisata ilmiah. KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2020 VADEMECUM KEHUTANAN INDONESIA 2020 Sebuah panduan singkat bagi para rimbawan dan siapa saja yang memerlukan informasi tentang hutan dan kehutanan Indonesia @2020 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Gedung Pusat Kehutanan Manggala Wanabakti Jl. Jenderal Gatot Subroto, Senayan Kota Jakarta Pusat 10270 www.menlhk.go.id xv + 633 hlm ; 17,5 x 25 cm ISBN: 978-602-5950-17-9 Penerbit Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Penanggung Jawab Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Kontributor Abdurachman, Acep Akbar, Achmad Supriadi, Adi Santoso, Agus Ismanto, Andi Gustiani Salim, Andianto, Ari Wibowo, Arya Soka, Asep Hidayat, Asep Sukmana, Asmanah Widiarti, Ayu Dewi Utari, Ayun Windyoningrum, Beny Harjadi, Bintoro, Budi Hadi Narendra, Budi Leksono, Casimerus Yudi Lastiantoro, D. Martono, Darwo, Dewi Retna Indrawati, Dhany Yuniati, Dian Anggraini Indrawan, Djarwanto, Djeni Hendra, Dona Octavia, Donny Wicaksono, Dulsalam, Dyah Puspasari, Efrida Basri, Endro Subiandono, Enny Widyati, Epi Syahadat, Esti Rini Satiti, Gunawan Pasaribu, Gustan Pari, Han Roliadi, Hani Sitti Nuroniah, Haruni Krisnawati, Hendra Gunawan, Husnul Khotimah, I Wayan S. Dharmawan, I.M. Sulastiningsih, Ignatius Adi Nugroho, Illa Anggraeni, Indah Rahmawati, Irfan Budi Pramono, Irma Yeny, Ismatul Hakim, Ismayadi Samsoedin, Jamal Balfas, Jamaludin Malik, Jasni, Kun Estri Maharani, Kuntadi, Lincah Andadari, Listya Mustika Dewi, Lukas Rumboko Wibowo, Lutfy Abdullah, M. I. Iskandar, M. Muslich, Magdalena, Marfuah Wardani, Mega Lugina, Minarningsih, Mira Yulianti, Murniati, Nana Haryanti, Neo Endra Lelana, Niken Sakuntaladewi, Nilam Sari, Nina Mindawati, Nining Wahyuningrum, Nunung Puji Nugroho, Nurwati Hadjib, Pratiwi, Pudjo Setio, Purwanto, R. Deden Djaenuddin, R. Garsetiasih, Ragil S.B. Irianto, Ratih Damayanti, Retisa Mutiaradevi, Retno Agustarini, Retno Maryani, Rinaldi Imanuddin, Rosita Dewi, Rozza Tri Kwatrina, Santiyo Wibowo, Setiasih Irawanti, Soenarno, Sona Suhartana, Sri Suharti, Subarudi, Sulistya Ekawati, Syafari Kosasih, Sylvana Ratina, Sylviani, Tati Rostiwati, Titi Kalima, Titiek Setyawati, Totok K. Waluyo, Tri Wira Yuwati, Tuti Herawati, Tutik Sriyati, Ujang Wawan Darmawan, Wa Ode Muliastuty Arsyad, Wahyu Catur Adinugroho, Wesman Endom, Wida Darwiati, Yanto Rochmayanto, Yayuk Siswiyanti, Yelin Adalina, Yeni Nuraeni, Yetti Heryati, Yulianti, Yuniawati Fasilitator Yayuk Siswiyanti, Maidiward, Ignatius Adi Nugroho, Ariyanto Wibowo, Dyah Puspasari, Tutik Sriyati, Indah Rahmawati, Lusi Sartika Ginoga, Nurva Chaily, Alhusna Padmawijaya, Suhardi Mardiansyah Foto Sampul Raditya Arief Gautama Desain dan Tata Letak Dyah Puspasari © 2020, HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG Isi dan materi buku ini dapat direproduksi dan didiseminasi dengan tanpa mengubah arti yang dimaksud dalam isi. Diizinkan untuk mengutip materi buku ini dengan menuliskan referensi yang lengkap. P R A K A T A MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Dinamika pengelolaan hutan dan Pada era ini, kita menghadapi tantangan kehutanan sangat tinggi, mulai urusan tekanan ekosistem luar biasa berat. Jatuh tapak hingga relasi internasional; urusan bangunnya pemerintah dalam mewujudkan teknis hingga arus informasi; dari urusan tata stabilitas dan keteraturan, bahkan kelola lingkungan, sumberdaya dan ekosistem menggulirkan aksi-aksi korektif dari kesalahan yang erat dikaitkan dengan kepentingan- masa lalu; memberikan pelajaran berharga kepentingan konservasi, ekonomi, dan bagi pemerintah sendiri, para rimbawan dan sosial. Hutan dan kawasan hutan menjadi pemerhati lingkungan. Pengelolaan hutan ruang hidup bagi ragam kepentingan. Secara dan kawasan tidak lagi dapat dilihat dalam alami, manusia sebagai makhluk politik, hal jalur tunggal. Tidak ada solusi tunggal untuk yang sama dapat direspon secara berbeda sebuah masalah kompleks. antara manusia satu dengan manusia lain. Mengulas tantangan tersebut, cara-cara pikir Oleh karena itu, satu kawasan hutan yang linier tidak lagi cukup untuk mengatasi. sama dapat dikelola secara berbeda oleh Landasan pengetahuan perlu semakin satu dengan lainnya. Cara pikir menentukan bergeser kepada pendekatan-pendekatan perilaku yang ditampilkan dalam konstruksi- baru untuk lebih melihat ruang luas dan konstruksi manusia kepada alam. lebih dalam tentang pengelolaan hutan dan Perjalanan sejarah menceritakan bahwa kawasan hutan. Cara pandang baru, pola pikir pembangunan sebuah negara senantiasa baru, akan membangun pola tindak baru. didahului dengan pembangunan fisik. Buku Vademecum Kehutanan Indonesia ini Langkah awal adalah pemanfaatan dan akan memberikan ruang luas untuk memahami eksploitasi sumberdaya alam, hingga pada dasar-dasar pengelolaan hutan dan kawasan saatnya dibarengi dengan peningkatan hutan. Terus menggali dan menelusuri, terus kapasitas sumberdaya manusia. Kini, kita aktif mencari, berpikir dan bertanya, tidak telah melewati masa itu. Saat ini pendekatan- berpuas diri dan berhenti pada jawaban yang pendekatan pembangunan telah bergeser diperoleh dan fakta dari lapangan. pada ekopopulis, konservasionis, dan eco- developmentalis. Hal ini tentunya akan membawa perubahan-perubahan dalam Salam Rimbawan! merespon perilaku alam dan sumberdaya alam. Siti Nurbaya Seruan Rimba (Mars Rimbawan) Pencipta Lagu: Yahya Bahram Penulis Lirik: Noto Sukoco Hai perwira, rimba raya, mari kita bernyanyi Disitulah kita kerja memuji hutan rimba di sinar matahari dengan lagu yang gembira gunung lembah berduri dan nyanyian yang murni haruslah kita arungi dengan hati yang murni Meski sepi hidup kita jauh di tengah rimba #Reff 2x tapi kita gembira sebabnya kita bekerja Pagi petang, siang malam untuk nusa dan bangsa rimba kita berseru bersatulah bersatu #Reff 2x tinggi rendah jadi satu Rimba raya, rimba raya bertolonglah selalu indah permai dan mulia maha taman tempat kita bekerja Jauhkanlah sikap kamu yang mementingkan diri Rimba raya maha indah ingatlah nusa bangsa cantik, molek, perkasa minta supaya dibela penghibur hati susah oleh kamu semua penyokong nusa dan bangsa rimba raya mulia #Reff 2x Hawaian Forester This is forester Cikulele song Cikulelei Cikulele song Hawaiian forester of the hula hula dancing Like the golden of my dream My heart is smiling This is forester Cikulele song Cikulelei Cikulele song Alohai.. Alohai.. until we meet again Alohai.. Alohai.. Until we meet again SEPATAH KATA KEPALA BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI Hutan adalah ekosistem terpenting di Vademecum Kehutanan Indonesia 2020 ini dunia. Keberadaannya menyokong hadir sebagai salah satu sumber informasi hidup dan kehidupan manusia serta berbagai untuk lebih mengenal hutan. Memuat hidupan lainnya. Indonesia sangat beruntung berbagai aspek secara ringkas, buku ini dianugerahi oleh Tuhan YME hutan hujan dapat menjadi panduan bagi para rimbawan tropis yang sangat kaya. Tidak hanya dan siapa saja yang memerlukan informasi menyediakan keanekaragaman hayati untuk konseptual dan praktis tentang hutan dan kebutuhan pangan, papan, sandang, obat- kehutanan Indonesia. obatan, dan energi bagi manusia, hutan juga menjaga udara, tanah, dan air tetap sehat. Perjalanan buku vademecum kehutanan ini cukup panjang. Dimulai pada 1971 dengan Kini, di tengah tantangan perubahan iklim, Almanak Kehutanan, kemudian terbit meningkatnya kebutuhan pangan dunia dan Vademecum Kehutanan Indonesia 1976 adanya wabah pandemi Covid-19, peran hingga Panduan Kehutanan edisi tahun hutan menjadi lebih penting dari sebelumnya. 1999. Penyesuaian terus dilakukan mengikuti Oleh karenanya, mengelola hutan secara perkembangan sains dan teknologi kehutanan berkelanjutan menjadi sebuah keharusan, yang terkini. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengannya berkontribusi menjaga kelestarian sains dan teknologi menjadi landasan dalam hutan, yang berarti juga menjaga kehidupan. pengambilan keputusan dan praktik-praktik pengelolaan hutan. Karena untuk menjaga Perlindungan hutan ada di tangan kita semua. hutan, “kenal dan sayang” saja ternyata tidak Tidak hanya oleh para rimbawan, namun cukup. Kita butuh sains dan teknologi agar juga aktivis lingkungan, penggerak sosial kepedulian itu mengejawantah dalam tindakan masyarakat, atau siapa saja yang terlibat dan yang sesuai dengan karakteristik hutan dan mendapat benefit dari keberadaan hutan. tujuan pengelolaan. Setiap kita berkontribusi besar maupun kecil, memiliki dampak. Bahkan jumlah lembar Terima kasih kepada para kontributor yang tisu yang kita gunakan, menentukan berapa telah menghadirkan Vademecum Kehutanan banyak pohon yang akan ditebang. Indonesia 2020 ini. Saya yakin, ini akan menjadi salah satu buku paling dicari oleh “Tak kenal maka tak sayang”, pepatah para pegiat hutan dan kehutanan Indonesia. legendaris ini juga berlaku dalam bidang kehutanan. Mengenal hutan, mengetahui Salam Rimbawan! fungsi dan perannya sebagai sistem penyangga kehidupan, serta bagaimana mengelolanya, menjadi sebuah langkah penting dilakukan oleh siapa saja yang ingin kehidupan di bumi Indonesia bisa lebih baik di masa depan. Agus Justianto Data Pribadi 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 3. Tempat/tanggal lahir : 4. Golongan darah : 5. Nama kantor/unit kerja : 6. Alamat kantor : 7. Jabatan : Mari menghitung jejak karbon (Carbon Footprint) pribadi, dan menjalankan aksi untuk berkontribusi memperbaiki iklim bumi Carbon Footprint (CF) merupakan suatu ukuran jumlah total dari hasil emisi karbon dioksida yang secara langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh aktivitas atau akumulasi yang berlebih dari penggunaan produk dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pembakaran bahan bakar fosil dari penggunaan kendaraan bermotor. Terdapat 2 macam CF, yakni Footprint Primer dan Sekunder. Yang dimaksud dengan CF Primer adalah ukuran emisi CO yang bersifat langsung, dimana 2 emisi ini didapat dari hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti kendaraan dan transportasi lainnya. Sementara CF sekunder adalah ukuran emisi CO yang bersifat tidak langsung, 2 diperoleh dari daur ulang produk yang kita gunakan seperti dari penggunaan listrik dan sebagainya. Menghitung jejak karbon akan menolong individu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan emisi karbon yang telah diberikan ke bumi pada suatu periode tertentu. Contoh penghitungan CF yang paling sederhana adalah konsumsi energi. 1. Konsumsi energi, biasanya tenaga listrik; 2. Perjalanan dengan menggunakan motor/mobil, atau 3. Perjalanan dengan menggunakan pesawat. Nilai CF bisa ditelusuri dengan bantuan website kalkulator yang sudah tersedia secara daring. Selain membantu menghitung pola konsumsi energi, juga tersedia informasi karbon yang dihasilkan oleh barang-barang yang dipakai setiap hari. Setelah melakukan kalkulasi, akan dapat dilihat konsumsi barang apa yang bisa dikurangi untuk bisa mengurangi CF harian. Selamat mencoba, dan ikut berkontribusi menyelamatkan bumi, satu-satunya planet tempat kita hidup saat ini.

See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.