ebook img

Upaya Masyarakat Anti Fitnah Indonesia Mengembalikan Jatidiri Bangsa dengan Gerakan Anti Hoax PDF

97 Pages·2017·1.3 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Upaya Masyarakat Anti Fitnah Indonesia Mengembalikan Jatidiri Bangsa dengan Gerakan Anti Hoax

Prosiding Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia 2017 Vol. 2, No. 1, Hal 1-4 Upaya Masyarakat Anti Fitnah Indonesia Mengembalikan Jatidiri Bangsa dengan Gerakan Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia [email protected] Abstrak Penyebaran hoax di media sosial Indonesia memasuki fase yang cukup mengkhawatirkan, karena berdampak serius terhadap kehidupan sosial warga bangsa. Pertemanan putus, keluarga tidak harmonis, bahkan konflik horizontal sempat terjadi ketika ada sebagian warga yang termakan oleh berita hoax. Dalam makalah ini, akan dijelaskan upaya dan peran dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dalam melakukan upaya perlawanan terhadap ketidakjujuran dan ketidakadilan di media sosial, khususnya terhadap penyebaran fitnah, hasut dan hoax. perkembangan gadget yang pesat, harga Pendahuluan semakin murah, internet juga semakin terjangkau, praktis banyak masyarakat kita Media sosial sesungguhnya adalah evolusi yang menggunakan media sosial, sebagai natural dari perkembangan teknologi aktivitas harian dalam mencari informasi. informasi. Perkembangan teknologi Menjadi masalah ketika beberapa pihak informasi memungkinkan teori Small menggunakan media sosial, untuk World terbukti, bahwa setiap orang dengan mengkampanyekan konten negatif, orang lain manapun di dunia ini hanya terutama ketika terjadi persaingan politik berjarak maksimal enam tingkat pemisahan praktis, dimana tidak jarang antara kandidat (Six degrees of separation). Bahkan sama-sama menggunakan media sosial Facebook merilis bahwa angkanya adalah sebagai sarana untuk kampanye negatif rata-rata 3.57 [1]. Pada awalnya media menyerang lawan politiknya. Bahwa sosial hanya digunakan sebagai sarana kampanye negatif itu diperbolehkan, berkumpulnya teman sekolah yang lama namun yang mengerikan, ketika media berpisah, antara keluarga yang lama tidak sosial dipakai sebagai sarana kampanye bertemu, tanpa ada batas jarak dan waktu. hitam, yang berisi fitnah, hasut dan hoax Seiring dengan perkembangan teknologi (berita bohong). media sosial, fungsinya berkembang, juga untuk memudahkan orang sharing Maraknya Hoax di Media Sosial informasi, belajar kepada orang ahli, Indonesia mendekatkan pemerintah kepada Para aktivis yang kemudian membentuk masyarakat, bahkan juga secara gigantis Mafindo, sebagian memulai aktivitas anti dipakai untuk pemasaran produk, baik hoax di media sosial tahun 2012 di tengah UMKM ataupun perusahaan besar. hangatnya dunia medsos akibat proses Media sosial yang memungkinkan siapa politik yang menyita perhatian masyarakat saja untuk berpendapat, tanpa mengenal Indonesia: Pilgub DKI. Pada era inilah, pangkat, ijazah, jabatan, kemudian menjadi mulai marak penggunaan medsos untuk sarana yang paling mudah untuk menggali kampanye hitam, karena selain teknologi informasi terkini. Apalagi didukung oleh medsos khususnya Facebook mulai matang, [1] juga suburnya situs-situs yang dibuat oleh terhadap fitnah/hasut/hoax, semakin masyarakat sebagai sumber informasi lain bertambah pula kualitas diskusi dalam selain dari media mainstream. Kondisi ini forum. Sudah cukup banyak kasus fitnah berlanjut dan semakin memanas ketika ataupun hoax yang dijawab dengan fakta Pilpres 2014. Masyarakat menyaksikan yang akurat. Forum ini juga punya prinsip, sendiri betapa rusaknya media sosial karena independen, tidak berpihak kepada afiliasi digunakan untuk berperang dengan amunisi politik/kelompok manapun. Orang dengan fitnah, dan hoax. Ada yang tidak segan perbedaan afiliasi politik tidak menjadi mencoba merusak kehormatan seorang masalah, selama mengikuti aturan forum kandidat dengan tuduhan anak PKI, etnis yang ketat, serta berpegang kepada fakta China, antek asing, dan puluhan fitnah yang kuat. lainnya. Ada pula yang menyerang Namun kehadiran forum ini pun, masih kandidat seberangnya dengan beberapa kalah dibanding dengan persebaran fitnah. Dan usai Pilpres 2014, ternyata hoax/fitnah yang sangat merajalela. gelombang fitnah itu tidak berhenti, Beberapa orang yang hidup dalam bubble- semakin menjadi. Polarisasi massif akibat nya, kadang tidak mau menerima Pilpres 2014 terlanjur terbentuk, dan media klarifikasi, karena buat mereka ada berita sosial menjadi jembatan sempurna untuk yang memojokkan orang yang tidak semakin memperkuat polarisasi itu dengan disukainya, tetap saja di-share tanpa banyaknya informasi keruh berupa hoax mempertimbangkan dampak negatifnya. yang mengacaukan akal sehat sebagian Bahkan penyebaran hoax ini sudah sampai masyarakat Indonesia. pada tahap lanjut yang membahayakan. Secara umum problem terbesar yang Antar teman saling memutus tali dihadapi adalah kombinasi antara literasi persahabatan. Keluarga tidak harmonis masyarakat Indonesia yang rendah [2], karena sering berdebat antara anggota ditambah dengan polarisasi akibat issue keluarga [4]. Lingkungan pekerjaan tidak sosial politik dan SARA. kondusif, dipicu oleh perdebatan tentang berita yang diracuni hoax. Bahkan lebih Upaya Perlawanan dari Netizen dalam parah lagi, beberapa tempat mengalami Komunitas Mafindo konflik horizontal hingga kerusuhan fisik, yang diakselerasi penyebaran hoax. Banyak pengguna media sosial yang Sehingga bisa disimpulkan, jika tidak ada khawatir dengan pola perpecahan ini, tindakan serius, tinggal menunggu waktu kemudian secara sporadis berusaha bangsa ini akan pecah karena disinformasi menetralisir iklim media sosial yang dan hoax. Suriah adalah salah satu contoh semakin rusak akibat penyebaran hoax ini. negara yang mendadak menjadi negara Setiap ada issue yang berbau fitnah hoax, gagal, karena perpecahan memuncak, yang mereka berusaha mencari klarifikasinya. diakselerasi oleh penyebaran berita fitnah Karena akses informasi tebatas, tidak dan hoax. semua issue berhasil diklarifikasi. Aktivitas Terinspirasi oleh gerakan polisi ini berlanjut dengan pembetukan internasional dengan slogan Turn Back group/forum anti Hoax di Facebook. Salah Crime-nya, Mafindo mengadopsinya satunya adalah Forum Anti Fitnah Hasut menjadi Turn Back Hoax. Ini adalah dan Hoax yang dibuat oleh Harry Sufehmi, gerakan serius untuk memerangi pebisnis IT sekaligus filantropis [3]. penyebaran fitnah dan hoax di media sosial. Dengan adanya forum ini, yang Dan rupanya gerakan ini direspons sangat membernya semakin bertambah pesat bagus oleh komunitas masyarakat yang (42.000 per April 2017), dan semakin gerah dengan persebaran hoax. Selanjutnya banyak pula member yang mendedikasikan Mafindo berusaha untuk meningkatkan waktu luangnya untuk membuat klarifikasi level perlawanan, dengan mendeklarasikan [2] Komunitas Masyarakat Indonesia Anti tokoh profesi, sambil mengingatkan tentang Hoax, termasuk dengan membuat Piagam bahaya penyebaran fitnah, hasut dan hoax Masyarakat Anti Hoax sebagai code of dari sisi norma kesusilaan, norma hukum conduct bagi netizen untuk bermedsos. dan juga agama. Respons dari masyarakat Komunitas ini mencoba mensinergikan sangat baik, beberapa daerah sudah berbagai elemen anti hoax yang sudah terbentuk chapter anti hoax, dan Mafindo berjalan, termasuk beberapa group/fanpage memfasilitasinya melalui situs di Facebook. Dan deklarasi ini mendapat TurnBackHoax.ID. tanggapan positif dari banyak kalangan, Secara umum ada empat pilar dari gerakan termasuk beberapa tokoh masyarakat Mafindo ini: menyatakan bersedia untuk menjadi Duta 1) Narasi Anti Hoax, dengan group Anti Hoax. Deklarasi ini juga mendapatkan diskusi Anti Hoax dan situs liputan yang luar biasa banyak dari media turnbackhoax.id nasional. Tidak kurang Polri dan beberapa 2) Edukasi Literasi, dengan gerakan lembaga negara lain pun ikut mengapresiasi edukasi di sekolah, kampus dan gerakan ini. masyarakat umum Gerakan komunitas ini independen, 3) Advokasi kepada: sehingga Mafindo juga harus membiayai  Keluarga secara mandiri. Anggota gerakan tidak  Tokoh masyarakat/lintas mendapatkan keuntungan finansial apapun, agama/pendidikan/profesi justru sebaliknya mereka harus rela  Pemerintah (Kominfo, Polri, berkorban waktu, tenaga, pikiran, dan Pemda) bahkan uang. Alhamdulillah di awal  Pengelola Media Sosial (Facebook, berdirinya, sudah banyak donatur yang Google, Twitter) berpartisipasi, dan kedepan salah satu 4) Silaturahmi untuk memecah dinding sumber operasional gerakan ini adalah dari polarisasi akibat issue sosial politk dan penjualan merchandise. Karena aktivitas SARA anti hoax ini adalah bukan aktivitas utama Mafindo berharap gerakan ini bisa dari para anggota, tidak ada yang full time, mendorong pemanfaatan media sosial sehingga anggota komunitas menggunakan menjadi lebih positif, lebih menginspirasi, waktu luangnya untuk berkontribusi saling menggugah, saling empati. Karena terhadap gerakan ini. Namun karena itu sebenarnya jatidiri bangsa Indonesia, jumlahnya semakin membesar, tentu sebagai bangsa terhormat. Dan menjauhkan gerakan ini tetap signifikan. Bahkan ada media sosial dari konten negatif, beberapa pakar IT yang sebagian permusuhan dan perpecahan akibat berdomisili di Singapura, dengan rela, penyebaran fitnah, dusta dan hoax. menyumbangkan waktu dan pikirannya untuk membantu mengembangkan aplikasi Daftar Pustaka untuk melaporkan hoax, dan juga aplikasi di gadget yang bisa menginformasikan [1] hoax terbaru yang beredar, yang beralamat http://www.bbc.co.uk/newsbeat/article/355 di data.turnbackhoax.id [5]. 00398/how-facebook-updated-six-degrees- Saat ini Mafindo mencoba memperluas of-separation-its-now-357 basis gerakan ini ke daerah, dengan [2] Satria Dharma, ―Literasi Indonesia mengajak netizen di daerah sebagai Sangat Rendah‖, relawan. Gerakan ini tidak bisa hanya http://www.republika.co.id/berita/koran/did bergerak di dunia maya saja, tetapi juga aktika/14/12/15/ngm3g840-literasi- harus merambah dunia nyata, salah satunya indonesia-sangat-rendah memperbanyak silaturahmi dengan tokoh [3] Forum Anti Fitnah Hasut dan Hoax, agama, tokoh budaya, tokoh pendidikan, https://www.facebook.com/groups/fafhh/ [3] [4] [5] data.turnbackhoax.id https://kompas.id/baca/utama/2016/12/31/b ersama-jernihkan-yang-keruh/ [4] Prosiding Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia 2017 Vol. 2, No. 1, Hal 5-7 Internet, Membangun Kesadaran akan Ruang Publik Baru Subhan El Hafiz Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA [email protected] Abstrak Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan banyaknya terjadi pelanggaran etika dan moral di ruang publik dikarenakan kurangnya kesadaran akan munculnya ruang publik baru dengan sarana yang umumnya ada dalam ruang privat. Dengan demikian, perlu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kemunculan ruang publik baru ini. Kata Kunci: Ruang Publik, Internet, Pelanggaran Moral, Teknologi Informasi Pendahuluan Hal yang cukup menarik dalam era Teknologi Informasi ini telah menciptakan informasi ini, pada saat individu mata uang baru berupa ―informasi‖. Setiap memberikan informasi pribadinya ke orang yang memiliki informasi yang publik, seperti men-―jual diri‖. Beberapa penting dan signifikan akan memperoleh informasi justru sangat sensitif dan dapat keuntungan dari informasi yang menyebabkan seseorang menghadapi dimilikinya namun disisi lain memiliki masalah hukum atau gugatan moral. ancaman terhadap kepemilikan informasi Sementara informasi lain justru dapat tersebut. Kasus wikileaks dan Julian merugikan dirinya karena dapat merusak Assagne sebagai salah seorang pendiri interaksi sosial didunia nyata. wikileaks merupakan contoh bagaimana informasi saat ini dapat menjadi nilai tukar Beberapa Permasalahan Akibat yang signifikan. Teknologi Informasi Adapun media lain seperti Google, Yahoo, Pada oktober 2011, Detik.com melaporkan Facebook, Instragram, Whatsapp, Line, dsb 4 kejadian penculikan akibat perkenalan adalah pedagang dari transaksi informasi. melalui media sosial facebook, begitu juga Para provider ini mengumpulkan ―recehan‖ dengan tempo.com pada Maret 2013 informasi dari para penggunanya yang melaporkan penculikan lainnya yang juga kemudian menjualnya pada para pengusaha dimulai dengan aktifitas perkenalan dalam dan pebisnis dalam bentuk iklan. Para facebook (Detik.com, 2012; Tempo, 2013). pembeli ini pun cukup membayar dari Tentu saja hal ini bisa terjadi karena adanya banyaknya ―klik‖ pada iklan yang tukar menukar informasi dalam dunia maya ditempatkan dibagian tertentu pada laman yang melebihi kewajaran dimana korban yang ditampilkan. merasa tidak memiliki batasan untuk Sedangkan berita bohong, atau Hoax, memberikan informasi kepada orang lain merupakan ―uang palsu‖ yang beredar di dalam ranah publik. dunia maya. Beberapa orang ikut Lain lagi masalah F pada Agustus 2017 menggunakan uang palsu ini dengan yang menghadapi masalah tuntutan hukum menyebarkan kembali berita hoax. Tentu akibat status yang dipasangnya dalam saja yang mendapat keuntungan paling media sosial instagram. F dianggap besar adalah pembuat berita bohong alias melakukan penghinaan yang bernuansa sara hoax tersebut apapun motif dibalik melalui status yang dilayangkannya pada pembuatan berita palsu tersebut. media sosial. Selain itu, masalah lain juga dihadapi D karena mengunggah foto [5] dirinya yang menembak kucing ke dalam diluar diri kita. Sehingga kita dapat melihat media sosial (El Hafiz, 2016). bahwa status, profil, dan postingan yang Begitu juga masalah yang terkait dengan dilakukan oleh seseorang melalui berbagai hoax atau berita bohong dalam dunia maya media informasi adalah gambaran dari yang yang semakin gencar dilakukan ketika nyata diri orang tersebut. mendekati pemilu. Situasi yang dirasakan Disinilah masalah muncul terkait dengan menjadi sangat mencekam sehingga tidak ruang publik. Adakah seseorang melakukan lagi dapat dipastikan mana berita asli dan sesuatu di berbagai media informasi sadar berita palsu. Akibatnya kondisi sosial dan bahwa dirinya sedang menyebarkan politik nasional menjadi penuh dengan informasi pribadi ke ranah publik? ketidakpastian yang sangat parah. Tentunya jika melihat beberapa kasus yang Sebagai pembanding untuk melihat terjadi hingga saat ini, dapat disimpulkan kegoncangan sosial, masyarakat akan bahwa masih banyak pengguna TI tidak semakin khawatir manakala uang yang menyadari bahwa dirinya sedang berada dikuasainya tidak dapat ditentukan dalam ruang publik baru pada saat keasliannya karena, baik yang asli dan yang memposting, memasang status, atau palsu, tidak dapat dikonfirmasi. Akibatnya mengomentari status orang lain termasuk transaksi ekonomi akan terhambat dan pada saat seseorang ikut meneruskan masalah sosial akan berkembang ketika informasi hoax. masing-masing pihak mengklaim bahwa Berdasarkan kondisi inilah, upaya untuk hanya uang yang dimilikinya yang asli. terus menyadarkan semua pihak pengguna akan adanya ruang publik baru disaku baju Internet: Apakah Psikologis Seseorang atau celananya perlu dikampanyekan. Bermakna? Hingga saat ini, sangat sulit menemukan Back dkk. (2010) melakukan penelitian dan melihat orang-orang dengan senang terkait dengan penggunaan facebook hati berteriak-teriak di pasar, bis, halte dengan diri nyata (actual self) orang tentang siapa dirinya. Terlebih kita sulit tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa menemukan orang yang dengan senang hati profil facebook seseorang secara umum menghina orang lain yang tidak dikenal merupakan gambaran diri nyata orang saat di bis, halte, atau bandara namun tersebut. Hasil penelitian ini juga semua itu bisa sangat mudah dilakukan di menunjukkan bahwa profil tersebut tidak media sosial dan internet. menunjukkan diri ideal (ideal self) dari Apakah moralitas manusia berubah? pengguna facebook. Rasanya jawaban yang lebih tepat adalah Penelitian ini dilakukan dengan men-copy rendahnya kesadaran akan munculnya laman profil partisipan yang setuju untuk ruang publik baru. berpartisipasi dalam penelitian kemudian meminta orang lain menilai profil tersebut. Cara Menghadapi Ruang Publik Baru Sedangkan partisipan penelitian diberikan Barnes (2006) menyampaikan tiga serangkaian instrumen penelitian untuk pendekatan terkait permasalahan yang ada melihat gambaran diri ideal dan diri nyata. dalam penggunaan internet atau sosial Kedua hasil tersebut, penilaian orang lain media. Pendekatan ini juga dapat dan penilaian instrumen, kemudian dikembangkan dalam rangka mengatasi dibandingkan hingga mendapatkan hasil permasalahan akibat kurangnya kesadaran sebagaimana yang dijelaskan diatas. akan ruang publik baru. Pendekatan Hasil penelitian ini sesungguhnya tersebut adalah (1) pendekatan sosial, (2) menggambarkan bahwa internet adalah pendekatan teknis, dan (3) pendekatan bagian dari diri seseorang bukan diluar hukum. orang tersebut. Diri kita dalam dunia maya Pendekatan sosial berkaitan dengan adalah diri kita yang nyata dan bukan objek kesadaran akan privasi pada ranah publik [6] yang terkait teknologi informasi. Walaupun Daftar Pustaka privasi bergerak secara dinamis, yaitu batasanya kadang meluas dan disaat lain Back, M. D. (2010). Facebook profiles menyempit namun banyak masyarakat reflect actual personality, not self- yang masih merasakan bahwa telepon idealization. Psychological science, genggam yang dimilikinya adalah ruang 21(3) , 372-374. pribadi sehingga pergerakan dinamika Barnes, S. B. (2006). A privacy paradox: ruang publiknya menjadi terhambat karena Social networking in the United menganggap bahwa perangkat dalam States. First Monday , genggamannya semata-mata hanya ruang http://firstmonday.org/ojs/index.php/f pribadi. m/article/viewArticle/1394/1312%25 Pendekatan teknis berkaitan dengan 23. perangkat yang disediakan dalam media- Detik.com. (2012, 10 11). Ini 4 Penculikan media sosial atau media publik. Perangkat Remaja Putri oleh Kenalan di tersebut harus dengan jelas menujukkan Facebook. Retrieved 4 15, 2017, apakah informasi yang akan kita berikan from Detik.com: merupakan informasi publik atau informasi https://news.detik.com/berita/d- pribadi. Perangkat ini tentu saja harus 2060296/ini-4-penculikan-remaja- ramah pengguna (user friendly) sehingga putri-oleh-kenalan-di-facebook/2 tidak sulit bagi pemberi informasi untuk El Hafiz, S. (2016). Moralitas di Internet: membatasi informasi yang diberikannya. Kegagapan akan Ruang Publik Baru. Pendekatan terakhir adalah pendekatan In Psikologi dan Teknologi Informasi hukum yang menjamin bahwa setiap orang (pp. 119-125). Jakarta: Himpunan berhak untuk menolak agar informasi yang Psikologi Indonesia. disampaikannya disampaikan kepada pihak Tempo. (2013, 3 25). Remaja Jadi Korban lain (pihak ketiga). Foto atau video, bahkan Penculikan Kenalan di Facebook. informasi tentang seseorang walaupun Retrieved 4 15, 2017, from bersama diri kita, memiliki keterbatasan Tempo.co: hak untuk disebarkan kepada orang lain https://m.tempo.co/read/news/2013/0 jika tidak disetujui oleh orang tersebut. 3/25/064469247/remaja-jadi-korban- penculikan-kenalan-di-facebook Penutup Sebagai penutup, kita perlu bekerja dalam ranah masing-masing dan tentunya dalam ranah psikologi pendekatan pertama sangat mungkin dilakukan yaitu menyadarkan semua pihak bahwa teknologi informasi adalah ruang publik. Dengan demikian, individu yang berinteraksi dengan teknologi informasi harus dengan sadar membatasi informasinya hanya pada informasi publik. Begitu juga dengan aktivitas lainnnya, seperti komentar, status, dan sebagainya perlu menunjukkan kesadaran bahwa semua akan dapat diakses oleh publik kecuali individu tersebut memang ingin membaginya dengan publik. [7] [8] Prosiding Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia 2017 Vol. 2, No. 1, Hal 9-17 GAMBARAN CYBERSLACKING PADA MAHASISWA Yemima Valencia Susanto Putri [email protected] Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Krida Wacana Yasinta Astin Sokang [email protected] Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Krida Wacana Abstrak Internet telah menjadi alat komunikasi yang tak terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menimbulkan cyberslacking pada mahasiswa. Cyberslacking dapat ditemukan ketika mereka mengakses internet untuk hal yang tidak berkaitan dengan kelas yang sedang berlangsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku cyberslacking pada mahasiswa. Cyberslacking terdiri atas minor cyberslacking dan serious cyberslacking. Data dikumpulkan dari 84 mahasiswa dengan menggunakan cyberslacking questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat minor cyberslacking berada pada tingkat sedang (mean=13,36, SD=4,986) dan tingkat serious cyberslacking berada pada tingkat rendah (mean=11,48, SD=6,920). Hasil data tambahan menunjukkan bahwa online streaming adalah aplikasi yang paling banyak digunakan di internet. Keywords :cyberslacking, internet, Mahasiswa Pendahuluan Mereka memainkan handphone, tab, ipad, Internet sudah menjadi alat laptop, dan gadget lainnya ketika kegiatan komunikasi yang tak terhindarkan dalam belajar-mengajar sedang berlangsung. Hasil kehidupan sehari-hari (Young, 1999; pengamatan ini juga diperkuat dengan Ceyhan & Ceyhan, 2008; APJII, 2014). Hal penyebaran kuesioner singkat terhadap 21 ini terlihat dari jumlah pengguna internet di mahasiswa yang menunjukkan hasil bahwa Indonesia yang sudah mencapai 88,1 juta para mahasiswa sering menggunakan orang dimana 49% diantaranya berusia 18- gadget mereka ketika di kelas. kegiatan 25 tahun (APJII, 2014). Peningkatan ini yang biasa dilakukan mahasiswa adalah terjadi salah satunya disebabkan karena mengecek sosial media yang mereka miliki mahasiswa menggunakan internet sebagai seperti: instagram, aplikasi chatting, alat utama pembelajaran (Young, 2004). facebook, melakukan browsing, menonton Junco dan Cotten (2011) menyatakan video, melakukan belanja online atau bahwa internet digunakan untuk sekedar membaca berita. Mereka mengaku mengumpulkan informasi yang berkaitan alasan mereka memakai gadget karena dengan tugas, sebagai media komunikasi merasakan kebosanan di kelas. dengan teman sekelas guna mendiskusikan Cyberslacking adalah perilaku tugas yang sedang dikerjakan. Di balik menggunakan internet di lingkungan manfaat tersebut, internet juga memberikan belajar untuk kepentingan pribadi yang konsekuensi negatif, yaitu cyberslacking. tidak terkait dengan tugas di kelas Berdasarkan pengamatan yang (Geokçearslan et al. 2016; Lim, dilakukan peneliti, ditemukan mahasiswa 2002;Lavoie & Pychyl, 2001). Sebagian banyak melakukan pengalihan perhatian besar orang menggunakan internet sebagai dari dosen yang sedang mengajar di kelas. pengalih dari tujuan mereka (Davis, et al. [9] 2002). Salah satu ciri penting cyberslacking melakukan cyberslacking (Gerow, et al. yaitu bahwa motif melakukan 2010). cyberslacking adalah untuk menghindari Penelitian yang dilakukan Lavoie tugas dan menjelajahi hal yang lebih dan Pychyl (2001) menemukan bahwa disenangi di internet (Blanchard & Henle, cyberslacking sudah menjadi bagian dari 2008) dibandingkan dengan kebutuhan kehidupan bermahasiswa. Mahasiswa yang beristirahat untuk mengembalikan tenaga membawa laptop ke kelas duapertiga kali dan fokus (O‘Neill, Hambley, & Chatellier, lebih rentan melakukan cyberslacking 2014). (Ragan, Jennings, Massey, & Doolittle, Cyberslacking (disebut juga dengan 2014). Mahasiswa cenderung mencari Cyberloafing) terbagi atas dua jenis, yaitu kegiatan lain (off-task) ketika merasakan (1) minor cyberslacking dan (2) serious kebosanan atau berusaha untuk tetap cyberslacking (Blanchard & Henle, 2008). terjaga ketika kegiatan belajar mengajar Bentuk perilaku dari minor cyberslacking sedang berlangsung (Ragan et al. 2014). menurut Blanchard dan Henle (2008) yaitu Hal ini menyebabkan mahasiswa memiliki mengirim atau menerima e-mail pribadi di potensi yang cukup tinggi melakukan kelas, melakukan browsing, membaca cyberslacking (Meier et al. 2016). berita, dan melakukan belanja online. Cyberslacking dikatakan Sedangkan bentuk perilaku dari serious memberikan dampak yang positif pada cyberslacking yaitu mengunjungi situs emosi seseorang (Lim & Chen, 2012). dewasa, mengurus situs pribadi dan Kesenangan ketika melakukan berinteraksi dengan orang lain melalui cyberslacking (seperti: menggunakan chatrooms, blog, dan iklan personal, facebook) membantu mahasiswa melakukan perjudian online, dan mengurangi stres terkait masalah akademik mengunduh lagu secara ilegal (Blanchard (Meier, Reinecke, & Meltzer, 2016). & Henle, 2008). Dampak lain yang didapatkan dari Survei yang dilakukan oleh sebuah melakukan cyberslacking adalah situs karir, menemukan bahwa lebih dari mahasiswa dapat mengaplikasikan 90% karyawan dari 1244 sampel informasi yang diperoleh dari browsing melakukan cyberslacking ketika mereka terhadap tugas yang didapatkan (Meier, sedang bekerja (Marron, 2000). Survei lain Reinecke, & Meltzer, 2016). juga menemukan bahwa sekitar 84% Cyberslacking ditemukan berkaitan karyawan mengirim e-mail yang tidak dengan performa mahasiswa (Ravizza, berkaitan dengan pekerjaan dan sekitar Hambrick, & Fenn, 2013). Cyberslacking 90% berselancar di internet, ketika mereka yang dilakukan mahasiswa mengalihkan seharusnya bekerja (Vault dalam Lim, perhatian dari aktivitas yang berkaitan 2002) dengan kegiatan belajar mengajar di kelas Cyberslacking dipengaruhi oleh (Gerow et al. 2010), sehingga nilai ujian sikap, emosi, dan faktor sosial yang yang didapatkan mahasiswa menjadi dimiliki mahasiswa untuk menggunakan rendah (Ravizza et al. 2013). Hasil yang internet untuk urusan pribadi (O‘Neill, ditemukan Meier et al. (2016) menemukan Hambley, & Chatellier, 2014). Lingkungan bahwa melakukan cyberslacking (seperti yang mendukung (teman yang melakukan menggunakan facebook di kelas) dapat cyberslacking) memengaruhi mahasiswa merusak hasil akademis mahasiswa dan untuk melakukan cyberslacking. Namun, kesejahteraan secara keseluruhan. Menurut keinginan mahasiswa untuk melakukan Geokçearslan et al. (2016) dan jika cyberslacking ternyata menjadi faktor yang cyberslacking di kelas dilakukan dengan lebih mempengaruhi untuk melakukan menggunakan smartphone, maka akan cyberslacking dibanding faktor adanya berisiko lebih tinggi untuk mengalami pengaruh dari sesama teman yang smartphone addiction. [10]

Description:
Malahayati (2002) adalah kekuatan akhlak yang dapat menyupai energi For example, at the old time, it would have taken so many effort just to
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.