Buku "Transisi Energi Berbasis Komunitas di Kepulauan Wilayah Terpencil" merupakan refleksi atas kegiatan yang dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui empat lembaganya (Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat, Sekolah Vokasi, Pusat Studi Energi, dan Pusat Kajian Kepemudaan / Yousure Fakultas Ilmu Sosial dan Politik) di empat lokasi berbeda, yaitu Nusa Penida (Bali), Pulau Semau (Nusa Tenggara Timur), Kepulauan Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Gorontalo. Kegiatan ini dilaksanakan melalui Hibah Global Environment Facility - Small Grants Programme (GEF-SGP) dari United Nations Development Programme (UNDP) yang difasilitasi oleh Yayasan Bina Usaha Lingkungan (YBUL).
Buku ini mencatat keunikan yang telah UGM lakukan, yakni perpaduan antara ilmu eksakta dan ilmu sosial yang berjalan sekaligus dalam mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan di empat lokasi tersebut. Itu tidak hanya memperkuat ajakan untuk bermultidisiplin, namun juga mendorong pendekatan inter- atau bahkan transdisiplin. UGM bukan hanya melakukan survei potensi energi dan merancang teknologinya yang tepat, tetapi juga membaca mendalam kondisi sosial dan membangun kesiapan lembaga lokal. Semuanya untuk menjamin bahwa eksploitasi energi terbarukan mampu memberi manfaat yang berkelanjutan, antara lain betul-betul mensejahterakan masyarakat setempat. Target lain adalah munculbnya prakarsa alamiah dan kemampuan masyarakat untuk mengelolanya secara profesional.