TINJAUAN YURIDIS TERHADAP ALIRAN KEPERCAYAAN DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 29 AYAT 2 UUD 1945 Oleh : Feby Yudianita Pembimbing 1 : Dr. Mexsasai Indra, S.H., M.H. Pembimbing 2 : Abdul Gafur S.Ag. Alamat : Jalan Suka Karya No. 9 Panam, Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tampan Email : [email protected] ABSTRACT Indonesian is a country consisting of various ethnis groups and languages starting from Sabang to Merauke. Diversity and pluralism which exist in Indonesian has established a wide range of cultures and philosophy of life Indonesian. Therefore the founders of this country. Has thought and formulate how to unite cultures and philosophy of life is variegated into a single unit. Pancasila with the motto unity in diversity. Before religion enfered Indonesia, former Indonesian society has adapted a system of cult, some of which are animism and dynamism. Flow belief system is not only used in Indonesia alone, but almost the entire world community earlier. Evidence that the cult was once lived in Indonesian. This study uses a method used in this study of primary legal materials , ie materials materials science of law that are closely related to the problems studied, namely , the Constitution of 1945, Act No. 39 of 1999 on Human Rights . Secondary law material , namely legal materials that explain or discuss matters that have been investigated on the materials of primary law , the State of Law Books , Books on Human Rights, various papers , journals , newspapers , magazines , documents , and data from the internet relating to the law penelitian.Bahan Tertiary , ie materials that give an explanation of the ingredients of primary and secondary law , namely Indonesian Dictionary and Dictionary of Law. The first study results , is the existence of cult pursuant to Article 29 paragraph 2 of the Constitution of 1945. Second , the factors difficulty cult gained recognition from the state . Third , an ideal concept cult pursuant to Article 29 paragraph 2 of the 1945 Constitution Suggestion writer , First , synchronize the legislation relating to religious freedom so that communities are able to implement the values of diversity to strengthen the morale of the nation . Secondly , should get a clear recognition of the state . Third , the state is not entitled to restrict and prohibit every citizen. Keywords : Judicial -Review - Beliefs 1 ________________________________________________ JOM Fakultas Hukum Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015 PENDAHULUAN Sudah diakui secara umum oleh para pengkaji bahwa semua A. Latar Belakang Masalah masyarakat yang dikenal di dunia ini bersifat religius. Bangsa Indonesia adalah negara yang Indonesia juga merupakan terdiri dari berbagai suku bangsa dan masyarakat yang religius yang bahasa mulai dariSabang sampai mana hal ini juga tertulis pada Merauke. Kemajemukan dan dasar negara yaitu Pancasila, sila Pluralisme yang ada di masyarakat Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal Indonesia telah membentuk berbagai tersebut tercermin baik dalam macam kebudayaan dan falsafah kehidupan bermasyarakat maupun hidup masyarakat Indonesia.1 dalam kehidupan bernegara. Keberagaman suku bangsa Dalam lingkungan masyarakat dan agama di Indonesia adalah terlihat terus meningkat sumber kekayaan yang tidak ternilai kesemarakan kegiatan keagamaan harganya, sebelum masuknya agama- baik dalam bentuk ritual, maupun agama besar ke Indonesia ternyata di dalam bentuk sosial keagamaan.2 Indonesia sendiri telah ada agama Di Indonesia sendiri yang menjadi nilai luhur yang di terdapat 6 agama yang diakui pedomani dan diikuti oleh para keberadaannya antara lain Islam, pengikutnya dan terbukti mampu Kristen, Katolik, Hindu, Budha mendorong pengikutnya menuju dan Khonghucu. Masih banyak kehidupan yang lebih baik dan juga lagi aliran kepercayaan. Dengan ajarannya mampu menggiring para banyaknya agama maupun aliran pengikutnya mengikuti kepercayaan yang ada di perkembangan zaman sehingga para Indonesia, tidak jarang juga pengikutnya mampu hidup dan terjadi konflik. Baik antar agama bersaing secara sosial dan ekonomi maupun intern umat beragama dengan pemeluk agama besar dengan munculnya aliran-aliran lainnya. Indonesia adalah negara atau golongan sendiri. Malah yang sangat kaya akan keberadaan yang sering muncul di setiap suku bangsa, secara horizontal dalam agama adalah penyimpangan struktur masyarakat Indonesia agama.3 ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan Keberadaan agama di Indonesia perbedaan-perbedaan agama, adat telah ditetapkan pemerintah yang dan perbedaan kedaerahan. Salah mengacu pada Ketetapan Presiden satu unsur dari keberagaman bangsa Nomor 1 Tahun 1965 dalam Indonesia adalah keberagaman penjelasannya disebutkan bahwa keagamaan. agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Tetapi saat ini sudah ada enam agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Kristen, 1Nicola Colbran, Tantangan Yang Dihadapi Masyarakat Adat Dalam Mewujudkan Hak 2http://konghocuindonesia.blogspot.com/201 dan Bekepercayaan, Pusham UII 2/05/makalah-kelompok.html?m Yogyakarta:2007.hlm.4 3ibid 2 ________________________________________________ JOM Fakultas Hukum Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015 Katolik, Hindu, Budha dan memeluk agamanya masing- Konghucu. Hal tersebut berdasarkan masing dan untuk beribadah Undang-Undang Nomor 5 Tahun menurut agamanya dan 1969.4 NHSHUFD\DDQQ\D(cid:3)LWX¶¶(cid:15)(cid:3)\DQJ(cid:3)EHUDUWL(cid:3) keberadaan aliran kepercayaan Pemerintah mempunyai diakui di Indonesia, dalam kewajiban untuk mendorong dan prakteknya sering menyusahkan membantu perkembangan agama- penghayat aliran kepercayaan.7 agama tersebut. Negara memiliki Kemudian dipasal 29 ayat 2 tugas memberikan perlindungan, dipaparkan bahwa negara pelayanan, membantu menjamin kebebasan setiap orang pembangunan dan pemeliharaan untuk memeluk agama dan sarana peribadatan serta beribadat karena dasar negara mendorong pemeluk agama yang yang percaya konsep Ketuhanan. bersangkutan agar menjadi Jadi, logika yang tepat adalah pemeluk agama yang baik.5 negara memberi kebebasan beragama karena negara Kepercayaan terhadap berdasarkan Ketuhanan Yang Tuhan Yang Maha Esa telah ada Maha Esa, dan bukan agama yang sejak dahulu kala. Sebagian aliran menyebabkan Indonesia kepercayaan ini membawa berdasarkan Ketuhanan.8 dampak, yaitu adanya usaha agar Berdasarkan uraian tersebut aliran kepercayaan tersebut di atas maka penulis tertarik untuk disejajarkan sebagai agama. melakukan penelitian dengan Sebelum agama-agama mengangkat judul : ‡7,1-$8$1(cid:3) kepercayaan asli, seperti Sunda YURIDIS TERHADAP ALIRAN Wiwitan yang kini tersisa pada KEPERCAYAAN etnis Baduy di Kanekes (Banten), DIHUBUNGKAN DENGAN Sunda Wiwitan aliran Madrais, 3$6$/(cid:3)(cid:21)(cid:28)(cid:3)$<$7(cid:3)(cid:21)(cid:3)88’(cid:3)(cid:20)(cid:28)(cid:23)(cid:24)(cid:3)· juga dikenal sebagai agama cigugur di kuningan, agama B. Rumusan Masalah Buhun di Jawa Barat, Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Berdasarkan latar belakang agama Parmalim di Sumatera permasalahan yang telah Utara, dan lain sebagainya.6 dikemukakan maka dengan ini penulis merumuskan apa yang Meski UUD 1945 pasal 29 menjadi masalah pokok dalam D\DW(cid:3) (cid:21)(cid:3) PHQ\HEXWNDQ(cid:3) EDKZD(cid:3) ‡(cid:3) penelitian ini yaitu : Negara menjamin kemerdekaan 1. Bagaimana tiap-tiap penduduk untuk keberadaan aliran kepercayaan ditinjau dari pasal 29 ayat 2 UUD 1945 ? 4ibid 2.Apa faktor-faktor penyebab 5ibid sulitnya aliran kepercayaan 6Moh. Soehadha, KebijakanPemerintah Tentang Agama Resmi serta Implikasinya dalam jurnal ESENSIA,vol., No.1 Januari 7ibid 2004, hlm.101 8ibid 3 ________________________________________________ JOM Fakultas Hukum Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015 mendapat pengakuan dari negara D. Kerangka Teori berdasarkan pasal 29 ayat 2 UUD 1. Teori Konstitusi 1945 ? Secara etimologis antara kata konstitusi, konstitusional, 3.Bagaimana konsep ideal dan konstitusionalisme inti keberadaan aliran kepercayaan maknanya sama, namun berdasarkan pasal 29 ayat 2 UUD penggunaan atau penerapannya 1945 ? berbeda. Konstitusi adalah segala ketentuan dan aturan mengenai C. Tujuan dan Kegunaan ketatanegaraan. 9 Penelitian: Istilah konstitusi berasal 1. Tujuan Penelitian dari bahasa Perancis (constituer ) 1. untuk mengetahui yang berarti membentuk. keberadaan aliran kepercayaan Pemakaian istilah konstitusi yang ditinjau dari pasal 29 ayat 2 UUD dimaksudkan ialah pembentukan 1945. suatu Negara atau menyusun dan 2. untuk mengetahui faktor- menyatakan suatu Negara. faktor penyebab sulitnya aliran Pengertian Konstitusi kepercayaan mendapat pengakuan menurut para ahli tentu saja dari negara berdasarkan pasal 29 melibatkan pendapat para ahli ayat 2 UUD 1945 ketatanegaraan di dalamnya. Para 3. Bagaimana konsep ideal ahli tersebut diantaranya : keberadaan aliran kepercayaan 1.K.C Wheare berdasarkan pasal 29 ayat 2 UUD Konstitusi adalah 1945 keseluruhan sistem 2. Kegunaan Penelitian ketatanegaraan suatu Negara yang 1.Untuk menambah berupa kesimpulan peraturan yang pengetahuan dan pemahaman membentuk, mengatur atau penulis di bidang hukum memerintah dalam pemerintahan khususnya mengenai hak asasi suatu Negara. manusia, serta hendaknya mampu 2.L.J Van Apeldoorn memberikan motivasi dan Konstitusi memuat baik semangat kepada penulis untuk peraturan tertulis maupun mengembangkan disiplin ilmu peraturan tak tertulis. hukum tersebut. 2.Tulisan ini diharapkan 2. Teori Negara Hukum bisa memberikan sumbangsih Ubi Societas ibi ius, dimana pemikiran dalam karya ilmiah ada masyarakat, disitu ada hukum. kepada Fakultas Hukum Setiap negara didunia ini memiliki khususnya, dan dapat dijadikan hukumnya masing-masing, yakni bahan rujukan bagi rekan–rekan hukum yang dibuat oleh yang ingin meneliti dengan masyarakatnya sendiri dan harus permasalahan yang sama. pula dipatuhi oleh masyarakat itu sendiri. Persoalan lagi adalah 9http://.teori negara hukum.blogspot.com. 4 ________________________________________________ JOM Fakultas Hukum Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015 apakah hukum yang berlaku adalah kesejahteraan bersama dan tersebut responsif ataukah hukum bahwa pemerintah dibentuk untuk yang elitis/ represif (menindas) memberikan jaminan kepada yang erat kaitannya dengan sistem warga untuk dapat menikmati pemerintahan yang dilaksanakan hak-hak kodrati dan hak-hak yang di negara tersebut.10 tidak bisa diubah yaitu kesetaraan, Dalam Konsep Negara kebebasan, keamanan dan harta.13 Hukum Klasik, negara hanya mempunyai tugas pasif, baru E. Kerangka Konseptual bertindak apabila hak-hak 1. Tinjauan Yuridis adalah manusia dilanggar atau ketertiban penyajian data yang dilakukan dan keamanan umum terancam. secara sistematis dan Negara hukum merupakan istilah objektif untuk memecahkan suatu yang meskipun kelihatan persoalan sederhana, namun mengandung 2. Aliran kepercayaan muatan sejarah yang relatif adalah paham yang mengakui panjang. Negara hukum adalah adanya Tuhan Yang Maha Esa, istilah Indonesia yang terbentuk tetapi tidak termasuk atau tidak dari dua suku kata, Negara dan berdasarkan ajaran salah satu dari Hukum. Tujuan negara adalah keenam agama yang resmi (Islam, untuk memelihara ketertiban Katolik, Kristen Protestan, Hindu, hukum. Oleh karena itu, negara Buddha, dan Konghucu) membutuhkan hukum dan 3. Pasal 29 ayat 2 UUD sebaliknya pula hukum dijalankan 1945 adalah Negara menjamin dan ditegakkan melalui otoritas kemerdekaan tiap-tiap penduduk negara.11 untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk 3.Teori Hak Asasi Manusia beribadat menurut agama dan Hak untuk hidup, kebebasan kepercayaannya itu. dan harta kekayaan seperti yang diajukan oleh John Locke. F. Metode Penelitian Pengakuan tidak diperlukan bagi 1. Jenis Dan Sifat Penelitian HAM, baik dari pemerintah atau Jenis penelitian yang dari suatu sistem hukum, karena digunakan oleh penulis adalah HAM bersifat universal. penelitian hukum normatif yaitu Berdasarkan alasan ini, sumber penelitian hukum kepustakaan. HAM sesungguhnya semata-mata karena menjadikan bahan berasal dari manusia.12 kepustakaan sebagai tumpuan Dalam pasal 1 disebutkan utama. Sedangkan sifat penelitian bahwa tujuan dari masyarakat yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif, dimana penelitian deskriptif dimaksudkan 10 http://.teori negara hukum.blogspot.com. 11 1L¶PDWXO(cid:3)+XGD(cid:15)(cid:3)+XNXP(cid:3)7DWD(cid:3)1HJDUD(cid:3) Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta:2006, hlm. 69. 12http://www.teori HAM diakses pada tanggal 14 september 2014. 13Masrizal Mahmud, loc.cit. 5 ________________________________________________ JOM Fakultas Hukum Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015 untuk memberikan data yang Bahasa Indonesia dan Kamus seteliti mungkin.14 Hukum.15 2.Metode dan Alat Pengumpulan Hukum 3. Teknik Pengumpulan Metode yang digunakan Data dalam penelitian ini adalah Berkenaan data yang melalui studi kepustakaan / studi digunakan hanya data sekunder dokumen, sehingga penelitian ini jadi teknik pengumpulan data disebut penelitian hukum normatif dilakukan dengan cara penelitian (legal research), sehingga data kepustakaan, studi ini dilakukan yang digunakan dalam penelitian dengan jalan meneliti dokumen- ini adalah data sekunder yang dokumen yang ada, yaitu dengan dibedakan menjadi 3 (tiga) mengumpulkan data dan bagian, yaitu : informasi baik yang berupa buku, a. Bahan hukum primer, karangan ilmiah, dan bahan yakni bahan – bahan ilmu hukum tertulis lainnya yang berkaitan yang berhubungan erat dengan dengan penelitian ini, yaitu permasalahan yang diteliti, yaitu : dengan cara mencari, 1) Undang-Undang Dasar mempelajari, dan mencatat serta 1945 menginterprestasikan hal-hal yang 2) UU nomor 39 tahun 1999 berkaitan dengan objek penelitian. Tentang Hak Asasi Manusia b. Bahan Hukum Sekunder, 4. Analisis Data yakni bahan–bahan hukum yang Berdasarkan sifat penelitian memberikan penjelasan atau yang menggunakan metode membahas lebih hal-hal yang penelitian bersifat deskriptif telah diteliti pada bahan-bahan analitis, maka analisis yang hukum primer yaitu : dipergunakan adalah analisis 1. Buku Negara Hukum secara pendekatan kualitatif 2. Buku mengenai HAM terhadap data sekunder yang 3. Berbagai makalah, didapat. Data yang dianalisis jurnal, surat kabar, majalah, secara kualitatif akan dokumen, dan data-data dari dikemukakan dalam bentuk uraian internet yang berkaitan dengan secara sistematis dengan penelitian. menjelaskan hubungan antara c. Bahan Hukum Tertier, berbagai jenis data, selanjutnya yakni bahan-bahan yang semua data diseleksi dan diolah, memberikan penjelasan terhadap kemudian dinyatakan secara bahan-bahan hukum primer dan deduktif yaitu menarik sekunder, yakni Kamus Besar kesimpulan dari yang bersifat umum ke yang bersifat khusus.16 14Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan 15ibid Singkat, PT Raja Grafindo Jakarta, 2003, hlm. 23. 16ibid 6 ________________________________________________ JOM Fakultas Hukum Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015 PEMBAHASAN negara sekular ingin bebas dan tidak mempedulikan agama? KEBERADAAN ALIRAN Pertanyaan-pertanyaan di atas KEPERCAYAAN DITINJAU muncul lebih karena DARI PASAL 29 AYAT 2 UUD kesalahpahaman dalam 1945 memahami negara sekular, Suka atau tidak suka sehingga jawaban dari pertanyaan realitas kehidupan beragama di tersebut tidak sepenuhnya Indonesia tidak bisa dilepaskan "benar". Secara konseptual salah sama sekali dengan entitas karena bukan itu yang dimaksud Negara. Keduanya saling negara sekular, dan secara faktual berhubungan, meskipun pola ia keliru karena hal itu tidak hubungan keduanya tidak selalu pernah terjadi dalam praktik berjalan lurus. Pada saat tertentu negara sekular. keduanya kelihatan begitu mesra, Yang dimaksud negara pada saat yang lain Nampak sekular di sini adalah pemisahan dingin dan saling cuek. Namun agama dan negara sehingga hal itu tidak berarti penulis negara tidak menjadikan agama memandang agama sebagai sebagai instrumen politik tertentu. komunitas tunggal. Artinya, bisa Karenanya, tidak ada ketentuan- saja pada saat tertentu satu ketentuan keagamaan yang diatur komunitas agama begitu mesra melalui legislasi negara. Agama dan dimanja oleh Negara. Agama adalah urusan pemeluknya di Indonesia bukan semata-mata masing-masing yang tidak ada urusan pribadi, tapi Negara sangkut-pautnya dengan negara. memang diberi peluang untuk Kalau toh ada ketentuan agama melakukan berbagai macam hal yang menuntut keterlibatan publik yang didefinisikan untuk menjaga (intern pemeluk agama) tidak stabilitas kerukunan. Ide perlu meminjam "tangan negara" pembentukan Negara pada untuk memaksakan dasarnya adalah untuk memenuhi pemberlakuannya, namun cukup kebutuhan hidup masyarakat guna diatur sendiri oleh pemeluk agama mewujudkan kehidupan yang bersangkutan. Dengan masyarakat yang bahagia. Tugas demikian dapat dikatakan, sebuah Negara adalah mendidik negara dapat dikatakan sekular warganya yaitu memberikan jika negara tersebut tidak kebahagiaan kepada setiap warga menjadikan kitab suci sebagai Negara.17 dasar konstitusinya, dan tidak Lantas bagaimana posisi menjadikan hukum agama sebagai agama dalam negara sekular? hukum nasional. Atas dasar itu, Benarkah dalam negara sekular, semua agama memiliki posisi yang memisahkan agama dan yang sama, tidak ada yang negara, akan membuat agama dan diistimewakan.18 negara itu sama sekali tak boleh saling mempengaruhi? Benarkah 17nilai-pluralisme-islam.blogspot.com 18ibid 7 ________________________________________________ JOM Fakultas Hukum Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015 Pasal 29 ayat 2 lebih faktor Penyebab Sulitnya memberi titik tekan pada hak Aliran Kepercayaan Mendapat warga negara. Kata menjamin di Pengakuan Dari Negara dalamnya mengandung beberapa Berdasarkan Pasal 29 ayat 2 pengertian antara lain melindungi, UUD 1945 memelihara dan melayani. Oleh karena itu, negara tidak boleh 1. Faktor Yuridis mendeskriminasi. Pasal-pasal Madrais di Cigugur yang disebutkan diatas merupakan Kuningan menuntut pengakuan jaminan tertinggi dalam sistem pemerintah sebagaimana ketatanegaraan Indonesia. pengakuan terhadap Konghucu Begitulah kehidupan keagamaan sebagai agama resmi negara. di Indonesia sesungguhnya saling $QJJDSDQ(cid:3) PHUHND(cid:15)(cid:3) ‡DJDPD(cid:3) DWDX(cid:3) berdampingan satu sama lain. NHSHUFD\DDQ·(cid:3) ORNDO(cid:3) \DQJ(cid:3) ‡DVOL·(cid:3) Semuanya terpelihara berkat justru dianak tirikan. Negara adanya jaminan dari negara mulai dipertanyakan otoritas melalui Undang-Undang Dasar tunggal dalam mendefinisikan 1945 sebagai fundamen mendasar agama resmi. Sebagai kewarganegaraan Indonesia. kepercayaan, agama pada dirinya Karenanya, semua agama dan sendiri hanyalah sebuah ajakan aliran kepercayaan di Indonesia yang menawarkan pilihan antara tetap tumbuh subur bersamaan mempercayai atau mengingkari. dengan semangat religiositas dan Ia sama sekali tidak memuat realitas sosial keagamaan para paksaan, kecuali sebuah pemeluknya. UUD 1945 itu konsekuensi logis bagi ternyata sangat ampuh menepis pemeluknya Sebaliknya, terhadap dugaan bahwa Indonesia adalah mereka yang tidak negara Islam atau negara agama. mempercayainya, agama tidak Dalam penafsiran pasal 29 UUD memiliki hak tuntutan kepatuhan 1945 itu, negara menjamin apapun, apalagi pemaksaan. 20 penduduk untuk menjalankan Yang diakui sebagai agama ritual keagamaan masing- resmi yakni Islam, Kristen, masing.19 Katolik, Hindu, Budha, dan Konfusius (Khonghucu). Dalam pasal 29 UUD 1945 dinyatakan: 1. Negara berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Negara menjamin kebebasan setiap warga negara untuk memilih agamanya sendiri, dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. 20http://stasiun- sosiologi.blogspot.com/2011/07/sekularisasi 19ibid -gagal-agama-sipil-sebagai.html 8 ________________________________________________ JOM Fakultas Hukum Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015 .DWD(cid:3) ·NHSHUFD\DDQ·(cid:3) GDODP(cid:3) masyarakat Indonesia yang sangat pasal 29 ayat 2 itu mengandung banyak. Negara hanya memberi multi-interpretasi berdampak batasan ada enam agama resmi tidak sederhana. Bagi aliran yang diakui. Selain enam agama kebatinan (kepercayaan) seperti itu, dianggap tidak resmi dan Sapto Dharmo (Sapto Dharmo), tidak diakui. Hal itu dapat dilihat Sumarah, Subud dan Pangestu dari Undang-Undang No (aliran kepercayaan yang telah 1/PNPS/1965 pasal 1 dan TAP ada jauh sebelum kemerdekaan), MPRS No XXVII/MPRS/1966 pasal itu dianggap sebagai yang menyatakan hanya ada enam kesetaraan pengakuan negara agama resmi yang diakui di terhadap aliran kebatinan dan Indonesia, yaitu Islam, Katolik, agama. Sementara itu bagi Kristen, Buddha, Hindu, dan kelompok ortodok, aliran Khonghucu. Meskipun agama NHEDWLQDQ(cid:3) KDUXV(cid:3) ·GLELQD·(cid:3) GDQ(cid:3) Konghucu sudah mendapatkan dikembalikan pada agama pengakuan resmi dan fasilitas induknya. 21 yang relatif signifikan bagi Indonesia merupakan penganutnya, namun sebagai negara besar dengan masyarakat agama yang baru diakui multikultur yang terdiri atas pemerintah perlakuan beragam agama, etnis, dan budaya diskriminatif pun masih sering yang berbeda. Diskriminasi kita jumpai bagi pemeluk agama SARA (suku, agama, ras dan Konghucu. Sementara itu, bagi antar golongan) telah mewarnai para penghayat kepercayaan, bidang kehidupan bermasyarakat, sekalipun diakui didalam UUD berbangsa dan bernegara sejak 1945, tidak berarti diakui sebagai zaman Belanda sampai sekarang. keyakinan resmi. TAP MPR No Undang-Undang yang ada belum IV/MPR/1978 yang ditindak bebas dari diskriminasi dan ada lanjuti Instruksi Menag No 4 hak-hak manusia yang belum Tahun 1978 justru dilindungi. Sebagai contoh adalah mendiskriminasikan penghayat diskriminasi yang diterima oleh kepercayaan terhadap Tuhan saudara kita dari etnis Tionghoa, Yang Maha Esa. 22 pemeluk agama Konghucu dan 2. Faktor Sosiologis penganut aliran kepercayaan di Dalam rangka menggalang Indonesia. integritas nasional, kiranya Dalam konteks peranan agama mendapat keanekaragaman agama yang tantangan untuk menanggapinya dianut masyarakat Indonesia, dan ikut ambil bagian ternyata negara justru membatasi didalamnya. Dalam hal ini apakah agama-agama yang diakui secara agama mau ikut arus saja dan resmi oleh negara. Negara tidak pasif ataukah mau mengakui secara resmi seluruh menyumbangkan peranannya keyakinan agama yang dianut sembari menawarkan alternatif- 21ibid 22ibid 9 ________________________________________________ JOM Fakultas Hukum Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015 alternatif. Kalau agama tidak suatu agama atau aliran berperan dan hanya pasif serta kepercayaan yang dianggapnya hanya ikut arus saja, berarti nilai menyimpang.24 agama kuranglah bermakna. Tetapi kalau agama bisa berperan Agama tidak bisa aktif serta menawarkan alternatif dikesampingkan begitu saja. dan menyumbangkan nilai-nilai Bagaimana pun juga peranan dari ajarannya serta memberikan agama sampai kemerdekaan fungsi kritisnya terhadap Indonesia haruslah dijunjung kemajuan zaman, maka agama tinggi, terutama peranan agama benar-benar bermakna. 23 Islam. Sebab agama Islamlah Aliran kepercayaan yang yang banyak sekali ikut ambil dinilai sebagai titik permasalahan bagian dalam perkembangan dari berbagai kekerasan hingga negara kita ini hingga bermunculan terorisme, sangatlah kemerdekaan dan tentunya juga tidak berkeadilan. Merujuk pada setelah kemerdekaan atau pada pasal 29 UUD 1945 negara tidak zaman pembangunan ini. Hanya secara terperinci melakukan pada zaman post kemerdekaan ini pembatasan atas dasar agama kebanyakan inspirasi agama yang akan dianut warganya. kuranglah tampak dan yang nyata ’LVDQD(cid:3)KDQ\D(cid:3)WHUWHUD(cid:3)NDWD(cid:3)‡VHVXDL(cid:3) adalah dimensi politis atau DJDPD(cid:3) GDQ(cid:3) NHSHUFD\DDQQ\D¶¶(cid:3) pemerintah. Walaupun demikian, disini ialah subjek dari penganut fungsi dan peranan agama dalam agama. Sehingga sebetulnya pembangunan pun kiranya tidak apapun agama dan kepercayaan bisa diabaikan. Sebab Indonesia yang dianut, tidak menjadikan ini bisa merdeka lantaran juga sebuah diskriminasi oleh yang peranan agama, sekalipun banyak lain. Orang yang memiliki aliran faktor lain yang ikut ambil bagian. kepercayaan bukanlah orang yang Jasa agama dalam melahirkan tidak beragama ataupun bertuhan, negara Indonesia tidak sedikit.25 mereka memiliki Tuhan yang Sehubungan dengn hal ini mereka percayai. Hubungan Th.Sumartana mengemukakan seorang umat pada Tuhannya bahwa sejak berabad-abad merupakan hubungan vertical lamanya agama besar yang datang yang tidak melibatkan orang lain ke Indonesia ini turut memainkan atas apa yang mereka anut dan itu peranan yang menentukan merupakan sebuah hak yang perkembang bangsa. Bahkan sejatinya sebagai hak mutlak yang babak demi babak dalam sejarah abadi tidak ada kata tidak untuk kita di masa lampau pun menghormatinya. Pada dasarnya merupakan jejak pengaruh dan seseorang bebas untuk peranan agama besar tersebut, berpandangan subjektif atau sejak kepercayaan animisme yang objektif apapun sekalipun pada 24Philipus M Hadjon, Perlindungan Hukum 23Affan Gaffar, pemikiran-pemikiran yang bagi Rakyat di Indonesia, PT. Bina melatarbelakangi kembali ke UUD 1945 Ilmu,Jakarta, 1987, hlm. 72 hlm.28. 25ibid 10 ________________________________________________ JOM Fakultas Hukum Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
Description: