TERAPI ZAT BESI PADA ANEMIA DEFISIENSI BESI Widnyana Divisi Hemato-Onkologi IKA FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar Bali OBJECTIVE • ANEMIA DEF BESI • ABSORSI BESI • TERAPI BESI • SUPLEMEN PREPARAT BESI ADB • Defisiensi besi → anemia di dunia • 30 % pddk dunia anemia → 500-600 jt ADB • Prevalensi tertinggi di Negara berkembang • Di Indonesia insiden ADB : • 40,5% balita • 47,2% anak usia sekolah • 57,1% pada remaja putri • 50,9% pada ibu hamil • Di Negara maju spt USA prevalensi ADB anak 1 – 2 thn 9 % ADB : anemia akibat kekurangan zat besi utk sintesis Hb Kriteria WHO (1) Kadar hemoglobin kurang dari normal sesuai usia (2) Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata <31% (nilai normal:32%-35%), (3) Kadar Fe serum <50 µg/dL (nilai normal:80-180µg/dL) (4) Saturasi transferin <15% (nilai normal:20%-25% ). Akibat defisiensi Fe • Tumbuh kembang terganggu • Gangguan kognitif (belajar) • Penurunan fungsi otot → penurunan aktifitas fisik → rendahnya produktifitas • Penurunan daya tahan tubuh → meningkatnya risiko infeksi Dampak anemia ketika bayi pada prestasi anak prasekolah dan usia sekolah • Gangguan konsentrasi • Daya ingat rendah • Kapasitas pemecahan masalah rendah • IQ lebih rendah • Gangguan perilaku Indonesia (Soewondo dkk, 1989; Soemantri, 1985) India (Seshadri-Gopaldas, 1989) Thailand (Politt dkk, 1989) Chile (Perales dkk, 1996) Stadium defisiensi besi Deplesi besi Defisiensi ADB Stadium besi I II III Deposit besi (feritin) Serum Iron Normal Hemoglobin Normal Normal MCV,MCH, MCHC Diagnosis 1. Pucat lama 2. Tanpa perdarahan 3. Tanpa pembengkakan organ 4. Ditemukan penyebab/etiologi 5. Ada/tidak adanya komplikasi 6. Darah tepi: anemia hipokrom-mikrositer 7. Responsif terhadap pemberian senyawa besi Penanganan ➢ Pemberian preparat besi ➢ Mengatasi penyebab Gizi → faktor utama • Lain-lain • TERAPI BESI • Prinsip tata laksana ADB adalah faktor penyebab, memberi preparat besi oral atau parentral • Absorpsi besi : duodenum dan jejunum proksimal, tergantung pada bentuk kimia besi, asam organik, dan sekresi asam lambung • Sumber zat besi tubuh : bentuk heme (10%) dan non-heme (90%). • Heme didapatkan dari daging, non-heme didapat makanan nabati seperti sayuran • Besi non-heme tersedia dalam bentuk teroksidasi (Fe3+) → direduksi menjadi Fe2+ dg enzim ferrireductase + koenzim vitamin C sebelum ditranspor melewati epitel usus.
Description: