SUPLEMENTASI ASAM AMINO PADA PAKAN AYAM BROILER TINGGI LEMAK UNTUK MENGURANGI DEPOSIT LEMAK ABDOMEN MOHAMMAD MAGHFURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Suplementasi Asam Amino Pada Pakan Ayam Broiler Tinggi Lemak untuk Mengurangi Deposit Lemak Abdomen adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2014 Mohammad Maghfuri NIM D152110031 RINGKASAN MOHAMMAD MAGHFURI. Suplementasi Asam Amino pada Pakan Ayam Broiler Tinggi Lemak untuk Mengurangi Deposit Lemak Abdomen. Dibimbing oleh ASEP SUDARMAN dan RITA MUTIA. Lemak atau minyak pada nutrisi unggas berfungsi sebagai sumber energi, sumber asam lemak esensial, dan sebagai pelarut vitamin larut lemak. Minyak yang paling banyak digunakan pada industri pakan Indonesia adalah minyak sawit yang memiliki energi metabolis 8000 kkal kg-1. Kandungan asam lemak yang utama pada minyak sawit adalah asam palmitat 39.23% dan oleat 38.21%. Penggunaan minyak sawit sampai 6% tidak berpengaruh terhadap deposit lemak abdomen. Lemak abdomen menjadi masalah pada industri ayam broiler modern. Lemak abdomen tidak hanya menurunkan persentase hasil karkas dan efisiensi pakan. Lemak abdomen dapat diturunkan dengan meningkatkan kecernaan dan metabolisme lemak pakan melalui suplementasi asam amino. Glisina dan taurina merupakan asam amino yang berperan dalam biosintesis garam empedu yang mengemulsi lemak. Lisina dan metionina merupakan asam amino prekursor biosintesis L-karnitin yang digunakan sebagai transportasi asam lemak dalam proses (cid:1)-oksidasi di mitokondria. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jenis asam amino yang tepat disuplementasi pada pakan ayam broiler tinggi lemak untuk meningkatkan penyerapan dan metabolisme lemak sehingga mengurangi deposit lemak abdomen. Penelitian ini menggunakan 240 ekor anak ayam broiler (DOC) strain Cobb. Ayam broiler ditempatkan pada 24 unit kandang secara acak dengan densitas 10 ekor per m2. Ayam broiler diberi pakan dan minum ad libitum sampai umur 42 hari. Pada umur 21 dan 42 hari, setiap perlakuan diambil empat ekor ayam broiler dari masing-masing ulangan untuk diambil serum darahnya dan disembelih. Perlakuan pada penelitian ini terdiri dari R0 (ransum basal mengandung 5% minyak sawit), R1 (R0 + 0.25% glisina), R2 (R0 + 0.25% taurina), R3 (R0 + 15% total lisina dan metionina ransum basal), R4 (R0 + 0.25% glisina + 0.25% taurina), R5 (R0 + 0.25% glisina + 0.25% taurina + 15% total lisina dan metionina ransum basal. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis sidik ragam kecuali mortalitas, kemudian bila rataan berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan. Variabel yang diukur meliputi performa, profil metabolit serum, karakteristik empedu, koefisien kecernaan semu nutrien, kandungan nutrien daging, dan berat relatif karkas dan organ ayam broiler. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua suplementasi asam amino nyata menurunkan konsumsi pakan, bobot badan dan pertambahan bobot badan ayam broiler umur 1-42 hari. Konversi pakan ayam broiler umur 1-42 hari yang diberi pakan perlakuan R2 dan R3 nyata meningkat, R1 dan R4 tidak berbeda nyata, dan R5 nyata menurun dibandingkan kontrol. Mortalitas ayam broiler yang diberi pakan R3 paling tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Semua suplementasi asam amino nyata meningkatkan asam urat dan trigliserida serum, tetapi nyata menurunkan kolesterol serum ayam broiler umur 21 dan 42 hari. Berat relatif kantung empedu ayam broiler umur 21 hari perlakuan R1 dan R4 nyata meningkat, tetapi perlakuan R2 yang nyata meningkat pada umur 42 hari. Semua suplementasi asam amino nyata meningkatkan berat kantung empedu ayam broiler umur 21 hari, kecuali R3. Selanjutnya, perlakuan R3 nyata menurunkan berat kantung empedu ayam broiler umur 42 hari. Berat dan volume cairan empedu ayam broiler umur 21 hari nyata meningkat dengan perlakuan R1, R2 dan R4, tetapi tidak berbeda nyata pada umur 42 hari. Semua suplementasi asam amino nyata menurunkan berat jenis cairan empedu ayam broiler umur 21 hari kecuali R1, tetapi tidak berbeda nyata pada umur 42 hari. Koefisien kecernaan semu bahan kering ayam broiler umur 21 hari perlakuan R1 nyata meningkat, sedangkan perlakuan R1, R2 dan R4 yang nyata meningkat pada umur 42 hari. Selanjutya, koefisien kecernaan semu lemak kasar ayam broiler umur 21 hari perlakuan R1 dan R4 nyata meningkat, tetapi perlakuan R3 nyata menurun pada umur 42 hari. Koefisien kecernaan semu protein kasar ayam broiler umur 21 hari nyata menurun dengan perlakuan R3 dan R4, tetapi nyata meningkat dengan perlakuan R1 pada umur 42 hari. Koefisien kecernaan semu energi ayam broiler umur 21 hari perlakuan R3 nyata menurun. Selanjutnya, koefisien kecernaan semu energi ayam broiler umur 42 hari perlakuan R3 nyata menurun, R2 dan R5 tidak berbeda nyata, serta perlakuan R1 dan R4 nyata meningkat. Bahan kering daging ayam broiler umur 21 hari perlakuan R4 dan R5 nyata meningkat, tetapi perlakuan R2 dan R4 yang meningkat pada umur 42 hari. Protein kasar daging ayam broiler umur 21 hari perlakuan R2 nyata meningkat, tetapi suplementasi asam amino lainnya tidak berpengaruh nyata terhadap protein kasar daging ayam broiler umur 21 dan 42 hari. Lemak kasar daging ayam broiler umur 21 hari meningkat dengan perlakuan R1, R3, dan R5. Selanjutnya, semua suplementasi asam amino nyata meningkatkan lemak kasar daging ayam broiler umur 42 hari. Ayam broiler umur 21 dan 42 hari yang diberi pakan R3 cenderung menurunkan L-karnitin daging, tetapi cenderung meningkat dengan perlakuan R5. Semua suplementasi asam amino tidak berpengaruh nyata terhadap berat relatif karkas, hati dan pankreas ayam broiler umur 21 dan 42 hari. Berat relatif lemak abdomen ayam broiler umur 21 hari perlakuan R2 nyata meningkat, R1, R4 dan R5 tidak berbeda nyata, serta R3 nyata menurun. Akan tetapi, semua suplementasi asam amino tidak berpengaruh nyata terhadap berat relatif lemak abdomen ayam broiler umur 42 hari. Kesimpulannya adalah kombinasi suplementasi lisina dan metionina (R3) dapat menurunkan lemak abdomen ayam broiler umur 21 hari dari 1.30 menjadi 0.76%. Kombinasi suplementasi glisina, taurina, lisina, dan metionina (R5) cenderung meningkatkan L-karnitin daging ayam broiler umur 21 dan 42 hari dengan konsentrasi masing-masing 15.28 dan 12.70 mg 100 g-1. Suplementasi glisina, taurina, maupun kombinasin keduanya dapat meningkatkan volume cairan empedu dan kecernaan lemak, khususnya pada umur 21 hari. Peningkatan volume cairan empedu mencapai 97.10%, sedangkan koefisien kecernaan semu lemak kasar mencapai 2.24%. Kata kunci: ayam broiler, garam empedu, lemak abdomen, L-karnitin, suplementasi asam amino SUMMARY MOHAMMAD MAGHFURI. Amino Acid Supplementation into High Fat Broiler Diet for Reducing Abdominal Fat Deposition. Supervised by ASEP SUDARMAN and RITA MUTIA. Fats or oils are used in poultry nutrition as source of energy, essential fatty acids and carrier of fat soluble vitamins. Most oil that used in Indonesia feed industry is palm oil that has metabolizable energy 8000 kcal kg-1. Fatty acids contained in palm oil are greatly palmitic acid of 39.23% and oleic acid of 38.21%. Palm oil utilization up to 6% do not affect abdominal fat deposition. Abdominal fat become a problem in modern broiler chicken industry. Abdominal fat do not only reduce carcass yield percentage and feed efficiency, but is also rejected by costumer. Abdominal fat might be reduced with the increasing digestibility and metabolisibility fat in the diet by amino acids supplementation. Glycine and taurine were amino acids that have role to synthesize bile salt for fat emulsification. Lysine and methionine were precursor to synthesize L-carnitine that has function to transport fatty acid for (cid:1)-oxidation process in mitochondria. The aim of this study was to elaborate appropriate amino acids supplementation into high fat broiler diet to improve fat absorption and metabolism in order to reduce abdominal fat deposition. This study used 240 day old broilers Cobb strain. They were placed randomly into 24 pens with density of 10 birds/m2. Broiler chickens were given feed and water ad libitum for 42 days. At 21st and 42nd day, each treatments were taken four broiler chicken come from each replication. They were slaughtered and their blood serum were taken. The treatments diet were R0 (basal diet contained 5% palm oil), R1 (R0 + 0,25% glycine), R2 (R0 + 0,25% taurine), R3 (R0 + 15% total lysine and methionine of basal diet), R4 (R0 + 0,25% glycine + 0,25% taurine), and R5 (R0 + 0,25% glycine + 0,25% taurine + 15% total lysine and methionine of basal diet). Completely randomized design (CRD) with 6 treatments and 4 replicates was used in this study. The variables measured were performances, serum metabolites, gall bladder characteristics, apparent digestion coefficient of nutrients, nutrients content of meat, and relative weight of carcass and organs broiler chicken. Data were subjected to analysis of variance and if any means significant differences were continued by Duncan multiple range test, except mortality. The results showed that all amino acids supplementation significantly reduced feed consumption, body weight and weight gain at 1-42 day old broiler chickens. Feed conversion broiler chicken for 1-42 day old fed R2 and R3 significantly increased, R1 and R4 were not significant, and R5 significantly reduced compared control. Chicken fed R3 had highest mortality than those of other groups. All supplementation of amino acids significantly increased serum uric acid and triglyceride, but significantly reduced serum cholesterol broiler chicken at 21 and 42 days old. Gall blader relative weight for 21 days fed R1 and R4 significantly increased, but fed R2 significantly increased at 42 days. All amino acid supplementations increased gall blader weight broiler chicken at 21 days, except fed R3. Whereas, broiler chicken fed R3 significantly reduced gall blader weight at 42 days. Weight and volume of bile liquid broiler chicken fed R1, R2 and R4 at significantly increased 21 days, but there were no differences at 42 days. All amino acid supplementations significantly reduced bile liquid density broiler chicken at 21 except R1, but there were no differences at 42 days. Apparent digestibility coefficient of dry matter broiler chicken for 21 days fed R1 significantly increased, nevertheless fed R1, R2 and R4 were significantly increased at 42 days. Furthermore, apparent digestibility coefficient of crude fat broiler chicken for 21 days fed R1 and R4 significantly increased, but fed R3 sigificantly reduced at 42 days. Apparent digestibility coefficient of crude protein broiler chicken for 21 days significantly increased with fed R3 and R4, but increased with fed R1 at 42 days. Apparent digestibility coefficient of energy broiler chicken for 21 days fed R3 significantly reduced. Moreover, apparent digestibility coefficient of energy fed R3 significantly reduced, R2 and R5 were not significantly different, then R1 and R4 significantly increased at 42 days. Meat dry matter broiler chicken at 21 days fed R4 and R5 significantly increased, but fed R2 and R4 significantly increased at 42 days. Meat crude protein broiler chicken at 21 days fed R2 significantly increased, but other amino acid supplementations did not effected meat crude protein broiler chicken at 21 and 42 days. Meat crude fat broiler chicken at 21 days fed R1, R3 and R5 significantly increased. Furthermore, all amino acid supplementations significantly increased meat crude fat broiler chicken at 42 days. All amino acids supplementation did not affect to relative weight of carcass, liver, and pancreas broiler chicken at 21 and 42 days. Broiler chicken given feed R3 had tendency reduced meat L-carnitine, but they fed R5 increased at 21 and 42 days old. Abdominal fat relative weight broiler chicken at 21 days fed R2 significantly increased, R1, R4 and R5 did not significant, and R3 significantly reduced. Nevertheless, all amino acid supplementations did not effect to abdominal fat relative weight at 42 days. It is concluded that mixed of supplementations of lysine and methionine (R3) could reduce abdominal fat at 21 days old from 1.30 be 0.76%. Mixed supplementation of glycine, taurine, lysine and methionine (R5) tendency improve L-carnitine meat content of broiler chicken at 21 and 42 days with each concentration 15.28 and 12.70 mg 100 g-1. Supplementations of glycine, taurine, or both mixed could improve bile liquid volume and fat apparent digestibly coefficient, especially at 21 days old. Bile liquid volume increased up to 97.10%, then fat apparent digestibly coefficient increased 2.24%. Key words: Abdominal fat, amino acid supplementation, broiler chicken, bile salt, L-carnitine © Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
Description: