ebook img

Suara-Suara Islam dalam Surat Kabar dan Majalah Terbitan Awal Abad 20 di Minangkabau1 PDF

14 Pages·2016·0.56 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Suara-Suara Islam dalam Surat Kabar dan Majalah Terbitan Awal Abad 20 di Minangkabau1

Sastri Sunarti : Suara-suara Islam … 229 Suara-Suara Islam dalam Surat Kabar dan Majalah Terbitan Awal Abad 20 di Minangkabau1 Sastri Sunarti2 Abstrak Tulisan ini menjelaskan tentang perkembangan pers di Sumatera seperti Palembang, Medan, Sibolga, Padang, dan Kota Raja di Aceh pada paruh kedua abad ke-19. Namun demikian, tulisan ini fokus pada daerah Padang yang menjadi pusat perniagaan yang dikelola oleh orang Eropa (terutama Belanda) dan Tionghoa. Selanjutnya, pada awal abad ke-20, para pengusaha pribumi mulai terlibat dalam bidang percetakan dan penerbitan, seperti surat kabar Alam Minangkerbau (1904), Perserikatan Orang Alam Minangkerbau (OAM) tahun 1911 milik orang pribumi asal Minangkabau. Mulai saat itu usaha di bidang percetakan dan penerbitan semakin berkembang di Sumatra. Usaha ini pun hingga memunculkan berbagai karakter dan kepentingan masyarakat pribumi terutama tentang suara-suara kelompok atau organisasi yang memperjuangkan nasib masyarakat miskin, tertindas, maupun yang kurang mendapatkan pengajaran. Sampai menjelang pertengahan abad ke-20 suara- suara masyarakat semakin tumbuh dan direpresentasikan melalui berbagai media cetak. Banyak yang mengusung tentang pentingnya pendidikan baik umum maupun agama di samping tentang periklanan dari perusahaan-perusahaan perkebunan. Maka dari perkembangan pers inilah tidak sedikit yang mengawali suara nasionalisme bangsa dari berbagai wilayah di Indonesia termasuk dari Sumatera. Kata Kunci: Pers Islam, Suara Nasionalisme, Minangkabau, Abad XX Abstract This article explains about the development of press in Sumatera, such as Palembang, Medan, Sibloga, Padang, and Kota Raja in Aceh in the second half of 19th Century. However, it focuses on Padang as the center of commerce run by European (especially Dutch), and Chinese. In addition, in the beginning of 20th Century, the indigenous petty bourgeoisie involved in printing and publishing sector, such as Alam Minangkerbau newspaper (1904), Perserikatan Orang Alam Minangkerbau (OAM) in 1911 owned by the local people from Minangkabau. Since then, printing and publishing business had been growing in Sumatera. The business brought various characteristics and also local people interests, especially the voices of groups or organization that fought for the poor, the oppressed people, and the ones who were lack of education access. Until the mid of 20th century, the voices of the people was growing and represented through variety of printed media. Many of them carried on the importance of education, both general and religious education, as well as advertising and plantation companies. This development of press brought the voice of nationalism from various region, including Sumatra. Keywords: Islamic Press, Voice of Nationalism, Minangkabau, 20th Century 1 Artikel ini merupakan hasil penelitian tentang Suara-suara Islam dalam Media yang dilakukan secara mandiri oleh peneliti. 2 Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Pusdiklat Kementerian Agama RI. 230 Al-Turāṡ Vol. XXI, No. 2, Juli 2015 PENDAHULUAN di kota Padang dalam bahasa Belanda yakni Padangsche Nieuws-en Ahmat Adam3 menjelaskan Advertentieblad. Menurut Colombijn5, secara spesifik perkembangan pers di ini mungkin merupakan majalah kota Padang. Menurutnya, kota Padang pertama yang terbit teratur di Padang merupakan salah satu kota terpenting dan sebagian besar isinya hanya iklan. dalam pertumbuhan pers, terutama Kemudian berdasarkan hasil penelitian surat kabar, di Sumatera pada paruh saya di Perpustakaan Nasional Republik kedua abad ke-19 selain Palembang, Indonesia diperoleh keterangan Medan, Sibolga, dan Kota Raja di tambahan mengenai majalah tersebut Aceh. Kedudukan Padang menjadi yang ternyata terbit hingga tahun 1863. penting karena pesatnya perniagaan Penerbitnya adalah Wijk van Ram di yang dikelola oleh orang Eropa kota Padang dan terbit setiap minggu. (terutama Belanda) dan Tionghoa. Berdasarkan daftar majalah dan Perkembangan Padang sebagai pusat surat kabar yang berhasil saya catat di perniagaan di wilayah pantai barat ini Perpustakaan Nasional Republik kemudian juga didukung dengan Indonesia, setidaknya terdapat kurang dibukanya pelabuhan Emmahaven lebih 167 terbitan di seluruh (sekarang Teluk Bayur) pada Oktober Minangkabau pada terbitan awal (1859– 1892.4 Pelabuhan ini berfungsi sebagai 1940an) tersebut. Lebih dari separuhnya pelabuhan laut yang menjadi tempat terbit di kota Padang, sedangkan sisanya penyaluran hasil bumi dari pedalaman terbit di kota-kota lain di Minang Sumatera Barat dan Tapanuli Selatan seperti, Kayu Tanam, Pariaman, Padang untuk kemudian diteruskan ke seluruh Panjang, Fort de Kock (sekarang Eropa terutama Belanda. Kota Padang Bukittinggi), Payakumbuh, Fort van der saat itu menjadi titik temu para Capellen (sekarang Batu Sangkar), dan saudagar dari semua etnik dan Sawah Lunto. Jumlah ini lebih banyak memperlihatkan semacam karakter dari jumlah data surat kabar dan kosmopolitan. Di sinilah pers bisa majalah yang pernah disampaikan oleh menemukan rumahnya dan bertumbuh Asma Naim dan Mochtar Naim6 yaitu dengan subur. hanya terdapat 118 koran dan majalah. Awalnya, perusahaan penerbitan Adapun surat kabar dan majalah yang terdapat di kota Padang dimiliki berbasis Islam yang dapat diketahui dari oleh pemerintah kolonial Belanda serta judul dan nama serta tujuan penerbitan didirikan untuk menerbitkan surat itu yang diterakan di halaman mukanya kabar dan buku-buku dalam bahasa terdapat kurang lebih sebanyak 40-an Belanda. Isinya antara lain berupa judul yang masih tersimpan di laporan-laporan administratif mengenai Perpustakaan Nasional. Beberapa hasil perkebunan, pertambangan, dan diantaranya adalah sebagai berikut. Al- pengamatan tentang daerah jajahan. Pada Moenir, Al Itqan, Al-I’lam, Al Achbar, tahun 1859 diluncurkan majalah pertama Al-Bajan, Al Insaaf, Al-Choetbah, Al- Mizan, Al-Djauharah, Al-Asjraq, 3 Ahmad Adam B. Sejarah Awal Pers dan Iqbahoel Haq, Al-Moenawwarah, Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan, (Jakarta: Hastra Mitra, 2003), h. 212. 4 Freek Colombijn, Paco-Paco Kota Padang: 5 Colombijn, Paco-Paco Kota Padang, h. 41. Sejarah Sebuah Kota di Indonesia Abad ke-20 6 Asma Naim dan Mochtar Naim, Bibliografi dan Penggunaan Tata Ruang Kota, (Padang: Minangkabau, (Singapore: The Institute of Ombak, 2006), h. 289. Southeast Asian Studies, 1975), h. 6-9. Sastri Sunarti : Suara-suara Islam … 231 Annoer Boeat Amal, Islam Djumaah yang menjadi penaung atau pemodal Ahmadijah Qadian, Muslim India, usaha percetakan maupun penerbitan Moeniroel Mannar, Noeroel Jaqin, ini. Biasanya, tujuan surat kabar atau Pewarta Islam, Penerangan Islam, dan majalah ini diterbitkan sudah tertera di Soera Moeslimin. halaman depan dan dicetak di bawah Keterlibatan pengusaha pribumi nama surat kabar tersebut. di bidang percetakan dan penerbitan di Minangkabau dimulai pada awal abad Gerakan Kaum Muda dan Revolusi ke-20. Ditandai dengan munculnya surat Mental di Bidang Pendidikan dan kabar milik orang Minangkabau yang Keberaksaraan pertama yakni Alam Minangkerbau Pelopor media berbasis agama tahun 1904. Pemiliknya adalah dua Islam pada masa awal percetakan dan orang haji yakni Haji Mohd. Salleh penerbitan di Minangkabau ini dimotori dan Haji Mohd. Amin. Upaya kedua oleh kelompok intelektual Muslim asal tokoh tersebut kemudian diteruskan Minangkabau yang dikenal dengan oleh Mahyoeddin Datoek Soetan sebutan kelompok Kaum Muda. Maharadja yang pada tahun 1911 Disebut demikian karena kelompok ini mendirikan percetakan dan penerbitan dianggap berbeda gerakannya dalam Perserikatan Orang Alam pengembangan agama Islam di Minangkerbau (OAM). Minangkabau dengan gerakan Kaum Selanjutnya, berturut-turut lahir Tua (lebih bersifat tradisional dalam pengusaha pribumi Minangkabau di pengajaran agama). bidang percetakan dan penerbitan Kehadiran kelompok Kaum Muda dengan nama-nama sebagai berikut: Tja di ranah Minangkabau ini ditandai Endar Bongsu, Al Moenir, Drukkerij dengan kepulangan tiga orang Soematra, Oost Indisch Boekhandel & tokohnya yang terkenal yakni Dr. Hadji Drukkerij, T. Pen, Bemidelling Burreau Abdoellah Ahmad, Dr. Hadji Abdul Samsuddin Rassat, Persatuan Moeslim Karim Amroellah (Ayah Hamka), dan Indonesia, dan Gazaira di Padang, Syekh Moehammad Djamil Djambek Minangkabau di Pariaman, Pemoeda dari Universitas Al-Azhar, Kairo. Moehammadijah di Kurai Taji, Oesaha Ketiganya merupakan murid dari Djasa di Sulit Air, Saripado Drukkerij, Syekh Ahmad Chatib, seorang putera Suara Moerid, Tandikat, dan Soeara Koto Gadang yang menjadi guru Kaoem Ibu di Padang Panjang, agama Islam dan imam dari mahzab Tsamaratul Ichwan, Serikat Keluarga Syafii di Masjid al-Haram di Mekah. Koto Gadang, Agam, N.V. Nusantara, Walaupun ia tdak pernah kembali ke dan Pustaka Ilmu di Fort de Kock, daerah asalnya, tetapi ia tetap Soloksche Drukkerij di Sulit Air, Typ mempunyai hubungan dengan daerah Kahamy di Sawah Lunto, Drukkerij asalnya ini melalui mereka yang naik L.M. Kabau Batang Agamweg, haji ke Mekkah dan belajar padanya dan Limbago dan Eleonora di kemudian menjadi guru di daerah asal Payakumbuh. mereka masing-masing. Dapat dikatakan bahwa pada Hubungan tersebut dipererat lagi awalnya ketertarikan pribumi untuk dengan publikasi tulisan-tulisannya memasuki dunia usaha percetakan dan sendiri tentang persoalan yang penerbitan lebih didasarkan pada dipertikaikan yang sering dikemukakan keinginan untuk menyuarakan kepadanya oleh murid-muridnya dari kepentingan kelompok dan organisasi 232 Al-Turāṡ Vol. XXI, No. 2, Juli 2015 Indonesia.7 Sebelum kepulangan ketiga oleh Hadji Abdul Karim Amroellah tokoh Kaum Muda ini ke Minangkabau, (Haji Rasul), dan Syaikh Moehammad Syekh Ahmad Chatib ini pernah Djamil Djambek, melakukan penerapan menulis satu buku yang menyatakan sistem berkelas di sekolah. bahwa adat berkemenakan di Adapun lembaga pendidikan Minangkabau itu tidak sesuai dengan Islam modern yang berdiri berkat ajaran agama Islam dan harus diubah. anjuran dari Kaum Muda ini adalah Bukunya ini mendapat tanggapan Perguruan Soematra Thawalib yang dari Kaum Adat yang diwakili oleh merupakan pengembangan dari surau Datuk Sutan Maharadja salah satu Jembatan Besi dan didirikan oleh Haji tokoh pers dari Kaum Tua di Abdoel Karim Amroellah, Dinnija Minangkabau. Demikian pula ketika School di Padang Panjang didirikan ketiga tokoh Kaum Muda ini kembali oleh Zainoeddin Labaij El Yoenoesij, ke Minang, berita kepulangan dan Dinnijah Poetri juga di Padang Panjang sepak terjang ketiga tokoh Kaum Muda didirikan oleh adik Zainoeddin Labaij ini dimuat pula dalam surat kabar yakni Rangkajo Rahmah El Berito Minangkabau.8 Yoenoesijjah, Al Tarbijah Al- Upaya pertama yang dilakukan Hasanah di Bukitinggi didirikan oleh kelompok Kaum Muda ini oleh Haji Latif Sjukur, Sekolah sepulang mereka dari luar Adabiah di Padang dirikan oleh negeri adalah melakukan Haji Abdullah Ahmad dan ia pembaharuan dalam bidang pendidikan. mengadopsi model pendidikan Beberapa tokoh Kaum Muda seperti Islam modern Iqbal di Singapura Haji Abdul Karim Amrullah dan Haji dan Perti (Perguruan Islam). Abdullah Ahmad pada tahun 1904 Pengaruh gerakan kaum Muda mulai ikut mengelola surau Jembatan dalam bidang pendidikan agama Islam Besi9, salah satu lembaga pendidikan modern ini dapat kita ketahui dari tradisional yang masih ada ketika itu. kutipan surat kabar Berita Adat (1934) Kehadiran ketiga tokoh Kaum Muda ini berikut ini: membawa pembaharuan dalam metode pengajaran di surau ini. Mereka mulai Selain sekolah2 agama jg modern itoe, soerau2 tempat beladjar agama jg ada mengenalkan dan mengembangkan cara dikampoeng2poen melangkah poela kearah belajar dan mengajar yang tidak lagi kemadjoean seperti pesantren di Parabek, di hanya mengandalkan penjelasan dari Djaho, di Padang Djapang, di guru saja sebagaimana cara belajar di Tandjoengbelingkoeng Solok, dll. surau tradisional Minangkabau selama ini; melainkan juga menyebarluaskan Gerakan Kaum Muda yang baru penggunaan buku bacaan sebagai kembali dari Universitas Al-Azhar, sumber ilmu yang lebih penting, Mesir dan juga Mekah pada awal abad melakukan tabligh akbar ke berbagai ke-20 ini juga mengembangkan pelosok seperti yang sering dilakukan pengaruhnya di Minang melalui penerbitan surat kabar dan majalah yang akan kita bahas pada bagian 7 Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di selanjutnya. Indonesia (1900-1942), (Jakarta: LP3ES, Gairah keberaksaraan di kalangan 1982), h. 38-39. intelektual muda muslim di 8 Berito Minangkabau, No. 10, Desember 1926, Minangkabau juga dapat diketahui dari Th. I. 9 Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia, h. tingginya minat terhadap buku bacaan 52. Sastri Sunarti : Suara-suara Islam … 233 berbahasa Arab dan Mesir yang dikirim ke Minangkabau tahun 1916 dengan Labai sendiri banyak menulis nominal fl.10.000 setahun. Buku-buku artikel dalam majalah Al-Munir yang yang dikirim pada masa itu merupakan terbit di kota Padang. Ia kemudian juga karya-karya standar intelektual dunia menerbitkan majalah dengan nama Islam seperti Al-Ghazali yang yang sama di Padang Panjang setelah diterbitkan dalam dua bahasa yakni Al-Moenir ditutup dan kantor Arab-Melayu. Penyebaran buku-buku percetakan mereka terbakar di kota Islam juga dapat diketahui dari kios- padang . Berbeda dari pembaharu- kios buku yang banyak tersedia di pembaharu lain pada zamannya, Labai stasiun kereta api di Hindia Belanda dan lebih tertarik pada kehidupan dan surat kabar merupakan saksi hidup kegiatan kalangan kebangsaan, seperti tumbuhnya organisasi yang berbasiskan Mustafa Kamil di Mesir, daripada agama, nasionalisme, sosial dan Abduh atau Rashid Redha, yang lebih ekonomi pada masa itu.10 banyak memperhatikan soal-soal Tokoh Kaum Muda yang lain agama. Ia juga termasuk seorang yang yang terlibat dalam dunia pendidikan mula-mula mengintrodusir sistem dan penerbitan adalah Zainoeddin Labai sekolah yang baru. Dengan membuka El Yunusi. Berbeda dengan pembaharu sekolah guru Dinniya (1915) ia lain pada zamannya, Zainoeddin Labai mempergunakan sistem berkelas lebih tertarik pada kehidupan dan dengan kurikulum yang lebih teratur kegiatan tokoh-tokoh kebangsaan di yang mencakup pengetahuan umum dunia Islam seperti Mustafa Kamil dari seperti bahasa, matematika, sejarah, Mesir daripada Abduh atau Rashid ilmu bumi di samping pelajaran agama. Ridha yang merupakan tokoh agama. Ia pun juga mengorganisir sebuah klub Deliar Noer11 memberikan tokoh ini musik untuk murid-muridnya.” dengan kekaguman yang luar biasa berkenaan dengan upayanya Semangat Nasionalisme dalam Surat memajukan pendidikan Islam modern di Kabar/ Majalah Islam Minangkabau. Berikut pernyataan Setelah Haji Abdullah Ahmad Deliar Noer terhadap tokoh ini: mendirikan lembaga pendidikan Adabiah di kota Padang tahun 1909 “Dapat disebutkan bahwa dia adalah yang terilhami dari kunjungannya ke seorang autodidact, yang menjadi orang sekolah Al-Iqbal al-Islamiyah di dengan tenaga sendiri. Penguasaan atas bahasa Belanda, dan Arab sangat membantunya. Singapura dia pun mendirikan surat Koleksi buku-bukunya yang dapat penulis kabar. Sekolah Islam Al-Iqbal ini saksikan sendiri, meliputi kitab-kita yang ditulis didirikan oleh Syeikh Thaher Jalaluddin di dalam bahasa-bahasa asing ini, dan meliputi al-Azhari salah seorang tokoh Kaum berbagai macam bidang seperti aljabar, ilmu Muda yang paling senior dan menjadi bumi, kimia dan agama, walaupun dalam aljabar dan kimia masih berupa kitab guru juga bagi Haji Abdullah Ahmad elementer... dan kawan-kawan. Selain itu, Abdullah Ahmad juga sudah lama menjadi kontributor pada majalah Al-Imam yang 10 Abdurachman Surjomihardjo, dkk., Beberapa peredarannya sampai ke Riau dan Segi Perkembangan Sejarah Pers di Indonesia, (Jakarta: Proyek Penelitian Minang. Ia pun mulai bergiat Pengembangan dan Penerangan RI, 1980), h. mendirikan surat kabar Islam pertama 76. di Minang yakni Al-Moenir (1911- 11 Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia, h. 1916). 48-49. 234 Al-Turāṡ Vol. XXI, No. 2, Juli 2015 Selain sebagai pengelola Al- dan majalah Islam seperti ini Moenir dia ternyata juga menjadi agen menyediakan “ruang” untuk tulisan bagi penerbitan surat kabar Islam Al- yang memuat perdebatan ilmu agama, Imam yang terbit di Singapura, Al- sosial, dan politik. Manar, dan Al-Ittiqan yang terbit di Pembaca sasaran dan khalayak Kairo. Sehingga tidaklah mengherankan andaian14 majalah Al-Moenir adalah jika penerbitan surat kabar Al-Moenir di Engku-Engku dan Tuan-Tuan yakni kota Padang ini dipengaruhi oleh surat sapaan yang digunakan kepada lelaki kabar Islam yang terbit di Mesir pada dewasa di Minangkabau pada masa itu. tahun 1908 yakni Al-Manar. Isi Al- Isi majalah Al-Moenir sering Manar sangat banyak menyerukan mengkritik pemerintah Hindia Belanda persatuan umat Islam di dunia yang sehingga dianggap menghasut dan menjadi perhatian bagi Haji Abdullah menyebabkan Al-Moenir mendapat Ahmad. Ia pun kemudian pengawasan dan tekanan dari menerapkan model surat kabar Al- pemerintah kolonial dan akhirnya Manar di Al-Moenir.12 Adapun tujuan dilarang. Kantornya pun kemudian juga pendirian majalah Al-Moenir ini adalah mengalami kebakaran yang hebat sebagai berikut: danmenyebabkan usaha percetakan Al- Moenir berhenti beroperasi pada tahun “Pemimpin dan pemajukan anak-anak bangsa 1916. Ada indikasi, kebakaran ini kita…pada agama yang lurus dan beri’tikad disengaja karena Al-Moenir dianggap yang betul …dan menambah pengetahuan yang mengobarkan sikap anti pemerintahan berguna dan mencari nafkah kesenangan hidup Hindia Belanda pada masa itu. supaya sentosa pula mengerjakan suruhan agama”. Beberapa pendiri Al-Moenir dikemudian haripun sempat dipenjara Selain itu majalah ini juga oleh pemerintah Hindia Belanda dan bermaksud berusaha ke arah berkekalan berita penangkapan pengurus Al- damai sentosa pada antara sama-sama Moenir dimuat dalam surat kabar Al- manusia pada kehidupan…’ Juga untuk Ittqan 1918. Van Ronkel menilai Haji mempertahankan Islam terhadap segala Abdullah Ahmad sebagai seorang yang tuduhan dan salah sangka.”13 lebih ahli di bidang penulisan Majalah Al Moenir di kota Padang dibandingkan sebagai guru agama. ini, terbit dua kali seminggu dengan Walaupun ia tidak dinafikan sebagai aksara Jawi. Isinya antara lain memuat seorang yang alim dalam ilmu agama artikel yang mempunyai tujuan untuk Islam. Namun nampaknya ia lebih meningkatkan pengetahuan para berbakat sebagai penulis sehingga pembacanya. Jenis artikel yang dimuat Taufik Abdullah memberinya gelar antara lain: perlunya beragama, biografi sebagai Bapak Jurnalistik Islam Nabi Muhammad, pengertian tentang Sumatera yang pertama.15 mahzab, perlunya hisab dibandingkan Ketika Al-Moenir di kota Padang ru’yah dan masalah duniawi, seperti kegunaan surat kabar dan majalah, 14 Amin Sweeney, A Full Hearing: Orality And kegunaan organisasi, serta kejadian- Literacy In The Malay World. (Berkeley: kejadian di luar negeri, terutama di University of California Press, 1987). 15 Gusti Asnan, “Pers Islam Di Sumatera Barat Timur Tengah. Umumnya Surat kabar Pada Awal Abad XX: Suatu Gerakan Tinjauan Dalam Hubungannya Dengan 12 Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia, h. Gerakan Pembaharuan”. (Skripsi Sarjana S-1 41-42. Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra Universitas 13 Al-Munir, Th.1, No.1, 1 April 1911, hlm 5. Andalas Padang, 1987), h. 45. Sastri Sunarti : Suara-suara Islam … 235 ditutup karena kebakaran dan juga sedang tumbuh dan gencar diberitakan ancama dibeslag karena isinya yang oleh media cetak di luar negeri seperti keras terhadap pemerintah Hindia di Mesir dan India juga menjalari Belanda, Zainuddin Labai meneruskan semangat para pendiri dan pengurus penerbitan majalah Al-Moenir ini di majalah Islam di Minangkabau. Tetapi Padang Panjang dengan nama yang peraturan dan pengawasan yang ketat mirip yakni Moeniroel Manar atau Al- dari pemerintah Hindia Belanda Moenir Padang Panjang (1918-1922). membuat mereka menuliskan isu Penggagas lain berdirinya Moeniroel kemerdekaan dengan cara yang hati-hati Manar dan juga Al-Basyir adalah Haji dan tersamar. Umpamanya tulisan Abdul Karim Amrullah. Tokoh ini tentang kemerdekaan yang dimuat sebelumnya merupakan salah seorang dalam Al Moenir awalnya bukan pembantu redaksi di majalah Al- mengenai apa yang berlaku di Hindia Moenir.16 Belanda melainkan kemerdekaan di Ketika masa jayanya, Al- Moenir negeri-negeri asing seperti Turki, juga memiliki usaha perceta- kan yang Mesir, dan India. diperlukan oleh perkantoran dan Tetapi kita dapat menangkap perdagangan. Iklan-iklan percetakan makna tersirat tulisan itu adalah milik Al-Moenir sering muncul dalam untuk menumbuhkan kesadaran surat kabar Oetoesan Melajoe, Soenting pembaca di Hindia Belanda yang masih Melajoe, dan Tjaja Soematra yang terjajah. Demikian juga dalam satu sezaman dengan Al-Moenir. Al- tulisan yang dimuat dalam Al-Itqan Moenir memberi porsi yang besar pada awalnya hanya sepertinya kepada tulisan yang bertemakan membicarakan ilmu pengetahuan tetapi pengetahuan tentang agama Islam, akhirnya adalah membahas bagaimana persatuan umat Islam, hukum-hukum mencapai kemerdekaan. agama serta kaitannya dengan adat dan Meski tidak secara terang- budaya Minang. terangan mengecam pemerintah Berikut foto setumpuk majalah kolonial Belanda; beberapa tulisan Al-Moenir yang masih tersimpan yang dimuat dalam surat kabar sebagai koleksi majalah langka di berbasiskan Islam tahun 1920-1930an Perpustakaan Nasional Jakarta. terutama sudah berani menyuarakan kemerdekaan jika dibandingkan dengan surat kabar lain yang sezaman pada masa itu. Umumnya isi majalah Islam ini lebih kritis mengkritik pemerintah jika dibandingkan dengan Bintang Timoer, Soenting Melajoe, Oetoesan Melajoe, dan Tjaja Soematra yang sezaman dengan Al-Moenir, Al Itqan, Al-Bajan, At-Tarbijah. Ciri lain yang membedakan surat Foto 1. Majalah Al-Moenir kabar dan majalah ini jika dibandingkan dengan surat kabar Semangat nasionalisme yang lainnya yang sezaman adalah mempertahankan penggunaan aksara 16 Asnan, “Pers Islam Di Sumatera Barat Pada Arab Melayu dalam penerbitan mereka. Awal Abad XX: Suatu Gerakan Tinjauan Ada yang khusus hanya menggunakan Dalam, h. 45. 236 Al-Turāṡ Vol. XXI, No. 2, Juli 2015 aksara Arab Melayu tetapi ada juga penulis dalam majalah ini kepada menggunakan aksara Latin atau pemerintah Hindia Belanda tetapi campuran kedua-duanya seperti sesungguhnya mengandung pesan Majalah Al-Ittqan. perjuangan melawan penjajahan tanpa Retorika yang lebih tersamar kekerasan di Hindia Belanda. dalam menyampaikan semangat Pada tahun 1930-an,semangat kemerdekaan sudah dimulai dalam pergerakan sudah mulai secara terang- tulisan-tulisan yang dimuat dalam surat terangan disebarkan di kalangan rakyat kabar dalam majalah yang terbit sepuluh Hindia Belanda melalui surat kabar dan tahun 20-an. Penulis dalam majalah Al- majalah. Berita-berita tentang negeri- Itqan17 mencantumkan berita mengenai negeri di luar Hindia Belanda seperti peperangan yang tengah terjadi di Eropa perjuangan kemerdekaan di Mesir, (Perang Dunia I) dan banyak India, dan perlawanan Cina terhadap menewaskan jutaan manusia yang penaklukan bangsa Jepang menjadi didasari oleh semangat dan kewajiban inspirasi bagi penulis di majalah Al- mempertahankan kedaulatan Moenawwarah18. bangsanya. Semangat kepahlawanan Sebuah artikel yang berjudul yang diperlihatkan bangsa Eropa dalam “Kegontjangan Eropa, Kesadaran Asia” Perang Dunia I tersebut dinilai oleh mengungkapkan api semangat penulis Al-Itqan sebagai sesuatu yang kemerdekaan di negera-negara luar belum sesuai untuk ditiru dan dilakukan terhadap penjajahnya juga menyalakan di Hindia Belanda pada masa itu. api dan semangat kaum pergerakan di Sebaliknya jika ingin menjadi pahlawan Hindia Belanda yang waktu itu sudah pada masa itu menurut si penulis cukup tergabung dalam partai-partai politik dengan anjuran berikut: yang mulai tumbuh sejak tahun 1920an. Semakin kuatnya tuntutan “Manoesia mati meninggalkan namanja. untuk merdeka dari bangsa Indonesia Gadjah mati meninggalkan gadingnja. tentu saja tidak luput dari pantauan dan Harimau Mati meninggalkan belangnja” pengawasan pemerintah Hindia Belanda sehingga banyak pengelola surat kabar “Hanja kalau betoel-betoel kita maoe tjari nama jang dirasa kelak bisa mendjadi poesaka dan penerbitan yang dicurigai bahkan bagi anak tjoetjoe kita, awal permoelaan ditangkap dengan semena-mena. tjoekoeplah doeloe toean-toean bekerdjalah Beberapa surat kabar mengalami goena keselamatan omoem, tjintailah bangsa pembreidelan sebagaimana berita yang dan tanah ajer dengan djalan jang tidak dimuat dalam Al-Munawwarah (1934) meliwati garisnja wet pemerentah, adat dan sjara’, didiklah anak kemenakan kita soepaja tersebut. Hal ini tidak hanya berlaku di melengket pada hati dan djantoengnja darah Minangkabau saja melainkan juga kebangsaan dan kemanoesian.” terjadi pada pimpinan media cetak di wilayah lain seperti Pewarta Deli di Kutipan tulisan di atas Medan pada tahun yang sama. merupakan sebuah pesan yang Satu artikel lain yang juga pernah mengandung ajakan kepada pembaca membahas isu kemerdekaan ini dimuat agar tidak bertindak melanggar aturan dalam majalah Al-Moenawwarah19. yang telah ditetapkan oleh pemerintah Pada saat tulisan ini diterbitkan Hindia Belanda. Himbauan dalam tulisan tersebut seolah-olah 18 Majalah Al-Moenawwarah, No. 5, Th. I, 15 memperlihatkan ketaatsetiaan para Juni 1934. 19 Majalah Al-Moenawwarah, No. 5, Th. I, 15 17 Majalah al-Ittqan, 20 November 1922. Juni 1934. Sastri Sunarti : Suara-suara Islam … 237 keinginan untuk mencapai kemerdekaan awal dimulainya pergerakan ini. itu sudah diwujudkan melalui usaha Khalayak sasaran yang hendak dicapai pergerakan. Tulisan ini menceritakan oleh penulis ini adalah para pembacanya romantika yang terjadi dalam sebuah yang berjuang dalam pergerakan rumah tangga antara suami dan istri kemerdekaan terutama khalayak sasaran yang tidak sepakat dalam hal perempuan yang mendapat tantangan memandang pentingnya terlibat dalam dari suami untuk terjun ke dalam dunia dunia pergerakan kemerdekaan pergerakan. Ancaman retaknya rumah Indonesia. Dalam hal ini tokoh istri tangga, pengorbanan harta, waktu, adalah pihak yang pro dan peduli pada bahkan dipenjara merupakan tantangan upaya pergerakan dibandingkan dengan yang akan dihadapi oleh orang-orang suami yang lebih mementingkan yang aktif dalam dunia pergerakan pada ketentraman rumah tangganya. Berikut masa itu seperti yang dicontohkan dalam kutipan artikel tersebut: tokoh Zahara dan Amran dalam Al- Moenawwarah ini. Tulisan ini juga bisa Hidoep dalam Pertikaijan Faham! dilihat sebagai kritikan terhadap lelaki (terutama suami) yang tidak “Hari Senin tg 23 Ramadhan 135...kira-kira mendukung istrinya terlibat dalam poekoel 7 sendja „Zahara” demikianlah nama organisasi pergerakan. Disini semangat seorang perempoean, tinggal disatoe negeri dekat Solok, jang sedang menjoesoen boekoe2 perempuan menjadi tauladan dalam dan soerat2 jang akan dibawanja ke persiapan perjuangan kemerdekaan vergadering, karena hari itoe adalah Indonesia. „receptie” besar oentoek pemboekaan rapat Pada tahun 1934, di wilayah tahoenannja jang ke III, sedang Zahara Solok misalnya, kita mendapatkan terhitoeng satoe spreekster jang akan memberi verslag dalam receptie itoe. Diwaktoe Zahara sebuah berita yang memuat sedang menghadapi tjermin besar oentoek pemberangusan sebuah majalah membetoelkan koedeong moekanja, maka bernama Al-Moenawwarah. kedengaran satoe soera dari dalam...hendak Pemberitaan yang sifatnya kemana poela kau Zahara? Boekankah ini pemberitahuan kepada pembaca dan malam kita akan pergi ke roemah engkoe Santing, membitjarakan perkara tempo hari?? pelanggan surat kabar ini masih sempat Dengan hormat Zahara mendjawab, saja maoe dimuat dalam Al-Moenawwarah (No. 5, pergi menghadiri receptie engkoe! Apa Sepsi2, Th. I, 1934). Berikut berita dan dari doeloe saja katakan kau tidak boleh pemberangusan majalah tersebut. pergi ke Vergadering, tapi sepeninggal saja kau pergi djoega, demikianlah kata Amran [soeami Ma’loemat Oemat Islam dan Rajat dari Zahara dimana dia terkenal sebagai Indonesia! katjang miang dalam pergerakan]. Karena ito Almoenawwarrah” No 4 ini hari djoega kau tidak boleh pergi kesepsi Dibeslag itoe, dan kalau kau pergi djoega, nanti Pagi2 hari Senin kira2 pk.6 telah datang ke djangan....” Drukkerij (Soloksche Drukkerij) (dimana tempat mentjetak Al MOENAWWARAH) atas Demikian gambaran pertikaian nama Hoofd van Plaatselijk Besturr Solok: yang terjadi dalam rumah tangga pada (Tulisannya namanya tidak jelas) masa itu akibat ketidaksepakatan Telah memberitahukan kepada kita (A.M. terhadap pentingnya pergerakan Thalib) sebagai pengemoedi „Al- MOENAWARRAH”. Bahwa kedatangan wakil kemerdekaan. Tulisan ini merupakan pemerintah itoe , ialah datang oentoek ilustrasi terhadap situasi yang dihadapi membeslag „Al MOENAWARRAH” No. 4, oleh tokoh-tokoh pergerakan perintah itoe tidak dapat kita pertahankan hanja kemerdekaan dalam menjalankan cita- kita toereot sadja. cita perjuangan kemerdekaan pada masa „Al-MOENAWARRAH” jang soedah tersedia 238 Al-Turāṡ Vol. XXI, No. 2, Juli 2015 boeat dikirim kepada adress masing2 abones, lagi diikatkan ke terali beranda. Ia tjoema dan agent2 jang soedah dipak, diband, memakai badjoe kaoes dan tjelana pandjang semoeanja 1000 ex. Kita tidak melakoekan sadja. Jang ditanja jaittoe apa dia ada apa2 hanja sabar dan tawakkal kepada Allah. mendapat soerat dari loear negeri, terotema Hanja kita terima satoe soerat jang sebagai Straits. Dan adakah dia berkenalan dengans kwitatntie jang boenjinja: Dibeslag dari A.M eorang Djama. Thalib, Soelit Air 700 (Toedjoeh ratoes boeah Contreleur Fort de Kock kemoedian memberi madjallah „Al-MOENAWARRAH” ddo. 15 keterangan, bahwa penahanan toean Anwar Mei 1934 No 4boeat diperiksa isinja lebih tidak bersangkoetan dengan sesoeatoe djaoeh. Dan dibeslag dari M. Sjafe’ioeddin perkara melalinkan tjoema oentoek diperiksa jang akan dibawa ke P. Pandjang 300 (tiga berhoeboeng dengan perintah Procureur ratoes) boeah majalah „Al-MOENAWARRAH”. Generaal dalam sesoeatoe hal jang mesti dirahsiakan. Solok 21 Mei 1934. Setelah 18 djam lamanja toean Anwar ditahan, maka iapoen dilepaskan danssegala boekoe- Namens het Hoofd van Plaatselijk Bestuur, boekoe dan soerat-soerat dikembalikan. De Mantri Politie Bersama dengan dia ada poela doea orang Penerbit „Al Moenawwarrah” OSAHA lain di Boekit Tinggi jang menderitakan DJASAS.AIR. sematjam itoe djoega. Begiotoepoen di Padang Pandjang seorang toean Adam, dan di Koto Setara dengan berita yang di atas, Lawas seorang poeteri Noersiam. di Bukittinggi pada tahun 1932 juga Di Medan Toean Djamaloeddin dimuat sebuah berita penangkapan hoofdredacteur Pewarta Deli kena geledah poela, akan tetapi tidak ditahan, melainkan seorang tokoh pergerakan yang amat tjoema tidak boleh ke loear kota. disegani pada masa itu. Tokoh ini dikenal luas di kalangan saudagar Kehadiran surat kabar dan sebagai salah seorang pendiri Bank majalah-majalah Islam lainnya di Nasional dan juga pemilik percetakan Minangkabau juga mendapat sokongan N.V. Nusantara kemudian pendiri dan murid-murid sekolah Islam yang pemilik Hotel Minang di Padang, tumbuh dengan pesat pada masa itu. Bukittinggi dan Singkarak sesudah Seperti Perguruan Sumatera Thawalib kemerdekaan. Berita penangkapannya Padang Panjang, Dinnija Putra dan Putri dimuat dalam Dagblad Berita (Oktober juga di Padang Panjang, Adabiah di kota 1932). Berikut kutipan berita Padang, Batu Sangkar, Payakumbuh, penangkapan tuan Anwar Sutan Saidi: Solok, dan Pesisir Selatan. Dalam berita surat kabar Al-Ittqan (1922) dijelaskan Penangkapan Toean Anwar bahwa Perguruan Thawalib Padang Pada hari Minggoe 18 September 1932 poekoel Panjang pada tahun 1920-an memiliki 1 siang, sedang toean Anwar ada di fabriek murid hingga 1300 orang. Surat kabar saboennja, maka datanglah onder- Islam ini kemudian mendorong lahirnya dercommissaris van politie dan onderdistrictshoofd akan melakoekan persatuan guru-guru Agama Islam di pentjoekaian diroemah dan dikantor. Minangkabau. Kelompok inilah yang Pentjokaian dilakoekan beramai-ramai, hadir merupakan pembaca potensial majalah semoeanja ondercommicis assistent wedana dan surat kabar Islam yang ramai terbit politie. Semoea boekoe-boekoe dibeslag. pada masa awal itu. Begitoe djoega soerat-soerat. Di kantor dibeslag beberapa soerat kabar, Persatuan Muslimin Indonesia soerat-soerat dan beberapa soerat-soerat dan (PERMI, 1929) adalah satu contoh boekoe kepoenjaan Bank Nasional (Aboen organisasi politik yang muncul dari Saudagar). Sesoedah itoe toean Anwar dibawa persatuan guru-guru agama yang ke commissariat dan dari sana setelah ditanja merupakan pembaca dan pelanggan ini dan itoe, dibawa ke tempat veldpolitie, dimana ia ditahan 18 djam, lamanja. setia surat kabar berbasis Islam ini. Tangannja dibelanggoe sebelah dan sebalah Anggota PERMI kebanyakan berasal

Description:
nationalism from various region, including Sumatra. Keywords: Islamic Press, Voice of Nationalism, Minangkabau, 20th Century. 1 Artikel ini merupakan hasil penelitian tentang Suara-suara Islam dalam Media yang dilakukan secara mandiri oleh peneliti. 2 Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.