STRATEGI MAJELIS MUJAHIDIN INDONESIA DALAM MENERAPKAN SYARI’AT ISLAM PASCA ABU BAKAR BA’ASYIR SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT- SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM Oleh: AHMAD JUNAIDI ALWI 10370034 PEMBIMBING: Dr. AHMAD YANI ANSHORI, M.AG JURUSAN SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015 ABSTRAK Penegakan Syariat Islam adalah suatu keniscayaan bagi seorang Muslim ataupun umat Islam pada umumnya. Tak ada perdebatan dalam tubuh umat Islam tentang hal itu (keharusan menegakkan Syariat Islam). Tetapi persoalannya akan muncul ketika ada gagasan atau gerakan Islam dalam skala kemasyarakatan atau kenegaraan. Kemudian akan muncul pertanyaan, seperti: syariat Islam yang mana yang akan ditegakkan, bagaimana formatnya terutama kaitannya dengan peran negara, bagaimana cara dan metodologi menegakkan atau memperjuangkannya, dan lain sebagainya. Disinilah muncul kerumitan-kerumitan. Pertanyaan tentang syariat Islam yang mana tentu memerlukan uraian dan penjelasan yang panjang. Sebagaimana diketahui, bahwa secara garis besar Syariat Islam digolongkan menjadi dua dimensi, yaitu syariat Islam yang bersifat pribadi (ibadah mahdhoh), seperti shalat, puasa, dan lain sebagainya. Dan Syariat Islam yang berskala sosial (muammalat), yaitu, ajaran Islam yang terkait dengan masalah-masalah kemasyarakatan. Setelah ustadz Abu Bakar mundur dari Majelis Mujahidin, dan kemudian diganti oleh Muhammad Thalib yang sebelumnya menjadi wakil amir, kemudian beliau mengubah sistem yang ada di Majelis Mujahidin Indonesia dengan menggunakan metode pendekatan dialog dan pendekatan diplomatis untuk mendapatkan respon serta mencari anggota baru dalam misi utamanya dalam menegakkan syariat Islam di Indonesia. Dengan bertambahnya anggota, secara otomatis menambah kekuatan secara organisasi didalam tubuh Majelis Mujahidin. Dalam upaya melancarkan jalan menuju Indonesia bersyariah, Irfan S. Awwas melakukan pendekatan dengan menggunakan dukungan serta masukan kepada pihak yang dianggap mampu menerima serta pihak yang memiliki kewenangan, yakni pemerintah. Misalnya dengan dengan mengusulkan Amandemen Undang- undang yang sesuai dengan Syariat Islam. Hal ini merupakan sebuah politik sistem dengan memasukkan suatu gagasan atau sistem dimana apabila sistem tersebut berhasil dilakukan, maka akan menghasilkan output atau hasil (keputusan/kebijakan) dari sistem yang diusulkan tersebut. Seperti halnya teori David Easton mengenai teori sistem, dimana lingkungan dari sistem politik tersebut sangat mempengaruhi, bagaimana cara sistem itu bekerja dengan baik, atau justru sebaliknya. Sejauh ini belum ada implikasi yang bersifat substansial didalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia, dari formalisasi syariat Islam yang diperjuangkan oleh Majelis Mujahidin baik dalam bentuk lembaga maupun struktur ketatanegaraan Indonesia. Kedepan, apabila syariah islam telah diberlakukan secara kaffah didalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana yang diperjuangkan oleh Majelis Mujahidin Indonesia, maka secara substansial dan struktural Negara kita akan berubah menjadi Negara islam yaitu Negara yang berdasarkan pada konstitusi syariah Islam. PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Berdasarkan Transliterasi Arab Indonesia, pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1997 dan 0543b/U/1987. A. Konsonan Tunggal Huruf Nama Huruf Latin Keterangan Arab ا Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ب bâ‟ B Be ﺕ tâ‟ T Te ث śâ‟ Ś es (dengan titik di atas) ج Jim J Je ح h â‟ h deng n titi di b w h خ hâ‟ Kh ka dan ha د Dâl D De ذ Żâl Ż żet deng n titi di t s ر râ‟ R Er ز Zai Z Zet س Sin S Es ﺵ Syin Sy es dan ye ﺹ âd es (dengan titik di bawah) ض âd de (dengan titik di bawah) ط ŝâ‟ Ŝ te (dengan titik di bawah) ظ â‟ zet (dengan titik dibawah) ع „ in „ koma terbalik (di atas) ﻍ Gain G ge dan ha ف fâ‟ F Ef I ﻕ Qâf Q Qi ك Kâf K Ka ل Lâm L El ﻡ Mîm M Em ن Nûn N En ﻭ Wâwû W We ﻫ hâ‟ H Ha ﺀ Hamzah ‟ Apostrof ي yâ‟ Y Ye B. Konsonan Rangkap Konsonan rangkap yang disebabkan oleh syaddah ditulis rangkap. contoh : لّزﻨ Ditulis Nazzala ّنﻬﺒ Ditulis Bihinna C. Ta’ Marbutah diakhir Kata 1. Bila dimatikan ditulis h ﺔﻤﻜﺣ Ditulis Hikmah ﺔﻠﻋ Ditulis „ill h (ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya kecuali dikehendaki lafal lain). 2. Bil dii uti deng n t s nd ng „ l‟ sert b c n edu itu terpis hh maka ditulis dengan h. ءﺎﻴﻠﻭﻷاﺔﻤاﺮﻜ Ditulis Karâmah al- uliyâ‟ II 3. Bil t ‟ m rbut h hidup t u deng n h r t f th h, sr h d n d mm h ditulis t atau h. ﺮﻄﻔﻠاﺓﺎﻜز Ditulis Zakâh al-fiŝri D. Vokal Pendek fathah Ditulis A ﻞﻌﻓ ditulis f ‟ l kasrah Ditulis I ﺮﻜﺬ ditulis Żu ir dammah Ditulis U ﺐﻫﺬﻴ ditulis Y żh bu E. Vokal Panjang Fathah + alif Ditulis  1 ﻼﻔ ditulis Falâ F th h + y ‟ m ti Ditulis  2 ﻰﺳﻧﺘ ditulis Tansâ 3 K sr h + y ‟ m ti Ditulis Î لﻴﺼﻔﺘ ditulis Tafshîl Dlammah + wawu mati Ditulis Û 4 ﻞﻮﺼﺃ ditulis s l F. Vokal Rangkap F th h + y ‟ m ti Ditulis Ai 1 ﻲﻠﻴﻫﺰﻠا ditulis az-zuhailî Fatha + wawu mati Ditulis Au 2 ﺔﻠﻮﺪﻠا ditulis ad-daulah III G. Kata Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof ﻡﺘﻧﺃﺃ Ditulis A‟ ntum ﺖﺪﻋﺃ Ditulis ‟idd t ﻡﺘﺮﻜﺸنﺌﻟ Ditulis L ‟in sy rtum H. Kata Sandang Alif dan Lam 1. Bil dii uti huruf qom riyy h ditulis deng n menggun n huruf “l” نﺃﺮﻘﻟا Ditulis Al-Qur‟ân ﺲاﻴﻘﻟا Ditulis Al-Qiyâs 2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf l (el) nya. ﺀاﻤﺴﻟا Ditulis As- mâ‟ ﺶﻤﺷﻟا Ditulis Asy-Syams I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisnya ﺾﻮﺮﻔﻠايﻭﺬ Ditulis Ż w l-fur d ﺔﻨﺴﻠاﻞﻫﺃ Ditulis Ahl as-sunnah IV MOTTO Kemauan Dapat Mengalahkan Kemampuan “ ” (Ahmad Junaidi Alwi) “A p a y a n g t e r s i mp a n d a l a m k e g h a i b a n r a h a s i a h a t i b e r b e k a s n y a t a p a d a z h a h i r n y a ”. “Al-Hikam” (Ibn „Athaillah Al-Iskandarii) V
Description: