“Sampai Kapan Kita Akan Berhenti Menulis” “Sampai Kapan Kita Akan Berhenti Menulis” Copyright Belajar Menulis Fksi@2017 Judul Buku : Sampai Kapan Kita Akan Berhenti Menulis Penulis : Pesrta Promram Komentar Editor : Za~Writer Lay-Out : Za~Writer Desighner : Za~Desighner Penerbit : Belajar Menulis Fiksi Publishing Alamat redaksi : Jln raya dsn Tanugung Ds Tanjung Kec. Pegantenan Kab. Pamekasan Madura. Kontak redaksi : AzaBelajar Menulis 085104213542 [email protected] Dilarang keras untuk mengandakan atau mencetak ebook ini dengan alasan apapun tanpa izin dari penerbit BELAJAR-MENULIS-FIKSI “Sampai Kapan Kita Akan Berhenti Menulis” Assalamu alaikum wr wb. Segala puji bagi dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena telah diberi kemudahan dalam menyelesaikan program komentar Belajar Menulis Fiksi yang dilaksanakan pada tanggal 06 Agustus 2017 sampai dengan 30 September 2017. Buku digital Sampai Kapan Akan Berhenti Menulis merupakan hasil komentar dari para penulis Belajar Menulis Fiksi dengan tujuan untuk memberi rasa semangat menulis kepada anggota dalam memberantas pengangguran yang sangat tinggi sehingga dengan menulis mereka mempunyai aktivitas dan karyanya dijadikan buku digital agar mereka bersejarah di masa depan. “Sampai Kapan Kita Akan Berhenti Menulis” pertanyaan yang mudah dimengerti namun sulit untuk beraksi. Terkadang penulis hanya menulis satu karya sesudah itu tidak menulis lagi. Entah karena sudah mempunyai bukti bahwa dia penah menulis. Bisa jadi karena dia malas sebab naskahnya ditolak oleh media sehingga putus asa. Mungkin kemungkinan sudah mempunyai satu karya yang diterbitkan di media sehingga dengan karya tersebut merasa puas dan tidak mau menulis lagi. Menulis tidak harus satu kali, tapi menulis harus berapa kali lagi karena dengan semangat menulis maka ilmu kita berkembang, ilmu kita menjadi investasi akhirat, ilmu “Sampai Kapan Kita Akan Berhenti Menulis” kita terus dikaji oleh generasi muda, ilmu kita terus bermanfaat kepada pembaca, ilmu kita terus mencerdaskan anak bangsa, ilmu kita terus berakar dan menjadi buku lagi. Oleh karena itu terulslah menulis sampai ajal menjemputnya. Hidup itu hanya satu kali di dunia ini, jika kita tidak pernah berkarya maka kita tidak akan mempunyai karya di dunia ini. Para pembaca yang budiman, bersemangatlah dalam mengembangkan ilmu, teruslah membaca dan menulis karena dengan membaca dan menulis kita akan menjadi generasi multi fungsi. Selamat membaca dan selamat menulis. Bacalah buku digital ini sampai tuntas, jangan hanya membaca sebagian saja. Karena kalian akan menemukan kata inspiratif yang akan mebawa kita ke jalan semangat. Madura 29 Desember 2017. Oleh : Za~Writer Ceo & Mentor Belajar Menulis Fiksi “Sampai Kapan Kita Akan Berhenti Menulis” Oleh : Muhammad Nurhidayatur Rozikin Sampai saat nyawa kita telah di ujung pergi,disitu kita tidak dapat menggerakan pikiran, tangan dan anggota tubuh yang lain, untuk itu kita yang msih bisa berbuat, bertindak, mari menulis karena menulis membuat pikiran kita terus terasah dan trus bnyak menghasilkan karya, dimana karya yang kita buat itulah cerminan kahidupan kita, naluri, pikiran kita. Setiap goresan sarat penuh makna, makna akan keindahan, makna akan keuletan, makna akan kejernihan pikiran. Orang yang jernih dan kreatif adalah orang yang gemar menulis. Oleh : AYU LESTARI Sampai napas kita di ujung tanduk, sampai hati kita tidak lagi merasakan apa-apa, sampai otak kita berhenti berpikir atau mulut kita tidak bisa lagi berbicara. Karena sejatinya, menulis bukan hanya tentang kamu yang mengangkat pena lalu menggoreskannya di atas kertas, atau memainkan jarimu di tuts keyboard. Tapi menulis adalah semua ide dan “Sampai Kapan Kita Akan Berhenti Menulis” pemikiran yang muncul di otak dan hati kita, serta mampu memberikan motivasi kepada orang lain. Oleh : Isti Kholif Sampai otak kita berhenti berfikir dan sampai hati tidak mampu untuk merasakan. Oleh : Adah Berhentilah Menulis saat nyawa terlepas dari jasad Ya, itu benar ! Selama saya masih bernafas, Saya tidak akan berhenti menulis. Mengapa ?? " Karena setiap detik hidup yang saya jalani berbuah satu kata cerita, dalam garis besar. Setiap hari yang saya lewati adalah pengalaman yang wajib saya tulis. Oleh : Nur Azizah Wuri Handayani Sampai kapan, kita menulis? jawabnya, sampai semua organ tubuh dan pikiran kita melemah. Selama aku masih sehat, maka aku akan terus menulis banyak karya... Dan bisa dibaca oleh semua orang di seluruh dunia. Amiin... “Sampai Kapan Kita Akan Berhenti Menulis” Oleh : Thu`Thi` Baroroh Mungkin sampai kita mampu untuk melukiskan semua kenangan dan memori terindah bersama keluarga. Khususnya kedua orang tua. Menurutku, punya keahlian dalam hal menulis itu biasa. Namun, alangkah lebih baiknya jika kita mampu dan sanggup untuk melukiskan kenangan bersama keluarga lewat buku atau novel. Oleh : Vira Ananda Bagiku, selama kita masih bernyawa dan masih bisa menulis akan tetap menulis. Bagiku menulis adalah hal yang dilakukan untuk menceritakan seluruh cerita yang terjadi dalam hidupku. Selama aku masih hidup, selama itu cerita yang akan ditulis masih ada. Karena itulah, aku hanya berhenti menulis ketika cerita hidupku telah berhenti. “Sampai Kapan Kita Akan Berhenti Menulis” Oleh : Muhammad Ridwan Karim Menulis itu bagian dari hasil membaca kehidupan, aku akan menulis dan terus menulis, Sampai aku dilenyapkan Kendari Oleh : Meliani Wau Sampai nyawa hilang dari ragaku, karena dengan menulis saya bisa menjadi diri saya sendiri. Saya bisa mengeluarkan semua imajinasi yang ada di pikiran saya, dan tidak ada satu orangpun yang bisa menahan saya untuk melakukan itu. Karena menulis bagian dari diri saya sendiri. Oleh : Reka Yunita Is "Sampai dunia tidak lagi menjadi penghuni ku" “Sampai Kapan Kita Akan Berhenti Menulis” Oleh : Inayatun Diraya Sampai daun yang tertulis nama kita dari pohon yang terletak di Arshy Allah swt. Telah gugur. Waktu Itu Kita tak bisa membuat syair lagi. Tapi Janganlah Pernah kwatir. Karena karya kalian masih dinikmati Oleh Pembaca, meski kalian masih ada dilain tempat yaitu kuburan. Oleh : Serly Afri Yanti Sampai napas tak berhembus lagi dimana tangan tak mampu digerakkan dan pikiran semuanya telah lenyap bersama waktu.. "Menulis dan teruslah menulis tanpa pernah lelah menorehkan rangkaian kata indah,hingga rangkaian kata demi kata akan dibaca dari generasi kegenerasi. Oleh : Ajeng Putri Selama kita masih bias (bisa bukan dalam arti gak sibuk) membaca dan menulis, karena hidup tanpa keduanya tidak bisa menulis. “Sampai Kapan Kita Akan Berhenti Menulis” Oleh : Hajjah Nursini Rasi Sesuai usia saya saat ini mendekati tiga perempat abad, saya akan berhenti menulis setelah dilarang cucu. Oleh : Dia Rakhma Saat bibir ini mengucap kata ''menyerah'', membuang pulpen ketanah, menjungkir balikan para pejuang sastra, membunuh bait-bait dalam percikan di dalam otak, dan hingga ritme nafas ini berhenti. Oleh : lia @lina Saat Hasta ini tak terbuai indahnya merah aliran darah Saat relung nafas ini tak lagi terisi lenbutnya buai udara Tergantikan padat nya tanah Malang.
Description: