ebook img

Rancang Bangun Sistem Kebijakan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Pesisir PDF

305 Pages·2008·7.1 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Rancang Bangun Sistem Kebijakan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Pesisir

RANCANG BANGUN SISTEM KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PESISIR (STUDI KASUS: DAS DAN PESISIR CITARUM JAWA BARAT) EDWARSYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Rancang Bangun Sistem Kebijakan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Pesisir (Studi Kasus: DAS dan Pesisir Citarum Jawa Barat) adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Januari 2008 Edwarsyah NIM C 226014021 ABSTRACT EDWARSYAH. Design on Watershed and Coastal Management Policy System (Case Study on Citarum’s watershed and its estuary West Java). Under supervition of TRIDOYO KUSUMASTANTO, HARTRISARI HARDJOMIDJOJO and ARIO DAMAR The objective of this research is to formulate a specific model of Citarum’s watershed and its Coastal Management Policy. The method applied in the research is the descriptive method or retrospective through a study case with an approach system. The multidimensional systematic approach is applied to formulate policies, to develop scenario strategies involving several stakeholders and experts on coastal areas and regional and inter sectors. The Index Value of a Sustainable Watershed and Coastal Management System (IkB-SIPDASPIR) applied in the study area according to a multidimensional Rap-SIPDASPIR method for upland, center and downstream area of the Citarum’s Watershed are 38.23; 38.27; and 33.59 respectively in a sustainability scale of 0-100. Showing a non-sustainable status. The analysis result for every dimension of development management indicates that the economical dimension for the upland, central and coastal part of the Citarum Watershed contains the highest index rate, which amounts up to 88.29. The index value is categorized ”good” or sustainable with the lowest value in ecology. The results of the statistics indicates that the Rap- SIPPDAS method is effective for application as a method to evaluate the Watershed and Coastal Management System in a specific river stream or a rapid appraisal area. The water quality condition of the upper stream, lower stream and the estuary of the Citarum Watershed is based on the index pollutant value (PI) in 12 stations which are considered highly and minor polluted with an index score of 1.30 to 6.90.The analysis results of the interest level between the factor in the first and second phase is 35 key factors/indicators the thefore the key factor/joint indicators is 16 factors. The analysis at the interest level between the factors as calculated indicates 3 keys factors that has a strong effect to the system performance and the low interdependence factor, which are: 1) the one watershed and the integrated coastal management; 2) the ecoregion approach and 3) the institution coordination forum of Citarum’s integrated and coastal watershed. The results of the research determine that the economical value relating with the aspects of pollution which in general involves replacement costs indicate impacts of pollution from public activities in the coastal stream for total cost of Rp 31 billion/year. The main problem, that is erosion area that at Citarum’s upland Watershed is 38.50 ton/ha/year, Center Stream of the Watershed is 306.13 ton/ha/year, with an average 164.15 ton/ha/year. The prospective design on policy suggests that watershed should be in one coordination which the management of coastal perspective. The importante factor to support the policy includes 1) integrated watershed management; 2) ecoregion approach; 3) importance of watershed characteristic; 4) socialization to stakeholders; 5) political commitment to support coordination on watershed management institutions and 6) 45% of protected area sould be kept; and 7) prevent, restore and rehabilition of the ecosystem from the destruction. Three proposed strategic scenarios for the Western Java’s Northern Coast Citarum Watershed and Coastal Areas Management Policy System: (1) a pessimistic-conservative scenario;(2) an optimistic-moderate scenario; and (3) an optimistic progressive scenario. The selected ideal design of the three scenarios for the Watershed Management Policy and West Java’s Citarum Coastal Area is the progressive-optimistic and optimistic-moderate scenario stressing the possible future condition to receive maximum support or in other words the scenario is based on the scientific way of thinking and being optimistic about the future. The scenario design of the Citarum’s Watershed management policy strategy is one watershed management and the integrated coastal from the progressive-optimistic scenario option, the ecoregion approach from the progressive-optimistic scenario option and an institution coordination forum of Citarum‘s Integrated Watershed from a progressive-optimistic scenario. Key Words: Citarum, watershed, coastal management, IRCOM system, policy design RINGKASAN EDWARSYAH. Rancang Bangun Sistem Kebijakan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Pesisir (Studi Kasus: DAS dan Pesisir Citarum Jawa Barat). Dibimbing oleh TRIDOYO KUSUMASTANTO, HARTRISARI HARDJOMIDJOJO dan ARIO DAMAR Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu model kebijakan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) dan pesisir Citarum Jawa Barat yang berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian dengan pendekatan metode survey dan studi kasus (case study (Nazir 1999). Pendekatan sistem digunakan untuk merumuskan kebijakan dan skenario strategi pengembangan sistem kebijakan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) dan pesisir yang bersifat multidimensi, melibatkan berbagai stakeholders dan pakar dibidang DAS dan pesisir lintas sektor dan wilayah. Data kualitas air dipadukan dengan baku mutu PP RI No.82/2001 dan metode indeks pencemaran (IP) Kep Men LH No.115/2003 serta hasil analisis persepsi stakeholders, yang selanjutnya digunakan sebagai faktor untuk mengevaluasi kinerja kebijakan yang ada saat ini. Kajian pengembangan kebijakan dilakukan dengan cara mengkaji ulang kebijakan (retrospective analysis) terhadap keputusan pemerintah saat ini. Kajian tersebut dilakukan untuk mempertahankan kualitas DAS dengan menggunakan pendekatan bukan pasar yaitu command and control (CAC) yaitu administrasi dan perundang-undangan (Turner et al.1994; Fauzi 2004). Nilai indeks keberlanjutan sistem pengelolaan DAS dan pesisir (IkB- SIPDASPIR) di DAS dan pesisir Citarum Jawa Barat secara multidimensi yang dianalisis dengan metode modifikasi The Rapid Appraissal of the Status of Fisheries (Rapfish), (Kavanagh dan Pitcher 2004). Rap-SIPDASPIR menggunakan multidimension scaling (MDS) DAS Citarum di bagian hulu, tengah hingga hilir berturut-turut adalah sebesar 38.23; 38.27; dan 33.59 pada skala sustainabilitas 0-100. Nilai indeks tersebut termasuk ke dalam kategori kurang berkelanjutan. Indeks keberlanjutan dari lima dimensi ekologi, ekonomi, sosial - budaya, teknologi dan hukum- kelembagaan pada sistem pengelolaan DAS dan pesisir bagian hulu, tengah dan hilir Citarum Jawa Barat yang dominan adalah dimensi ekonomi dengan nilai tertinggi sebesar 88.29. Hal ini disebabkan tidak adanya pengelolaan yang seimbang antara ke lima dimensi tersebut. Pengelolaan lebih cenderung terhadap pembangunan ekonomi. Nilai indeks tersebut termasuk ke dalam status kategori “Baik” atau berkelanjutan dan yang paling rendah adalah dimensi ekologi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa metode Rap-SIPDASPIR baik untuk dipergunakan sebagai salah satu alat untuk mengevaluasi sistem kebijakan pengelolaan DAS dan pesisir di suatu kawasan atau wilayah secara cepat (rapid appraissal). Hasil analisis status kualitas air di DAS bagian hulu, hilir dan muara Citarum berdasarkan nilai indeks pencemaran (IP) pada 12 stasiun tergolong dalam kriteria cemar sedang sampai cemar ringan dengan indeks skor sebesar 1.30 sampai dengan 6.90. Hasil model ekonomi dampak pencemaran untuk menduga nilai ekonomi pencemaran DAS Citarum dilakukan berdasakan beban pencemaran yang diindikasi oleh beban COD. Berdasarkan hasil simulasi menunjukkan bahwa pada bagian hulu, jumlah polutan berjumlah 7.236 ton COD per tahun (total polutan diwakili oleh parameter COD) dengan nilai ekonomi sebesar Rp 979.309.621.170 ( Rp 979.3 milyar/th). Di bagian tengah jumlah polutan sebesar 99.515 kg COD dengan nilai ekonomi Rp 13.466.974.281.750 (Rp 13.4 triliun/th). Sedangkan di bagian hilir jumlah polutan sebesar 236.072 kg COD dengan nilai ekonomi Rp 31.946.480.471.905 (Rp 31.9 triliun/th). Dengan demikian, dampak pencemaran oleh aktivitas di bagian hulu-hilir sebesar 228.836 ton COD dengan total nilai ekonomi Rp 30.967.170.850.735 (Rp 31 triliun). Secara umum dapat dinyatakan bahwa nilai total dampak pencemaran oleh aktivitas industri dan domestik di bagian hulu- hilir adalah sebesar Rp 31 triliun. Hasil analisis sistem dinamik erosi yang terjadi pada DAS Citarum hulu, tengah dan hilir rata-rata berkisar dari 38.50 ton/ha/th sampai 306.13 ton//ha/th 164.15 ton/ha/th. Erosi tertinggi terjadi pada bagian tengah DAS Citarum kemudian bagian hulu dan hilir. Ada tiga skenario strategi sistem kebijakan pengelolaan DAS dan pesisir Citarum Jawa Barat, yaitu: (1) skenario konservatif-pesimistik; (2) skenario moderat- optimistik; dan (3) skenario progresif-optimistik (Bourgeois, 2004 dan Hartrisari, 2002). Analisis prospektif mampu mengeksplorasi kemungkinan di masa yang akan datang sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Dua tahap analisis yang telah dilakukan yaitu existing condition dan need analysis memberikan gambaran tentang keadaan (existing condition) sistem pengelolaan DAS, pesisir dan laut di wilayah studi saat ini. Analisis prospektif bertujuan untuk mempersiapkan tindakan strategis di masa depan dengan cara menentukan faktor-faktor kunci yang berperan penting terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Hasil identifikasi faktor kunci/penentu berdasarkan hasil need analysis dari para pemangku kepentingan utama didapatkan sebanyak 42 faktor kunci/penentu untuk mewujudkan sistem yang berkelanjutan. Berdasarkan hasil penilaian pengaruh langsung antar faktor dari ke 42 faktor yang teridentifikasi didapatkan sebanyak sepuluh faktor yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan antar faktor tersebut juga kuat. Analisis tingkat kepentingan antar faktor menunjukkan bahwa terdapat dua faktor penentu/kunci yang mempunyai pengaruh tinggi terhadap kinerja sistem dan ketergantungan antar faktor yang rendah, yaitu: (1) forum koordinasi kelembagaan DAS Citarum terpadu, (2) pendekatan ecoregion, serta empat faktor yang mempunyai pengaruh besar walaupun ketergantungan antar faktor tinggi, yaitu: (1) political commitment (2) penegakkan hukum lingkungan, (3) kawasan lindung 45% dan (4) cegah dan perbaiki pencemaran dan kerusakan. Dengan demikian keenam faktor tersebut perlu dikelola dengan baik dan dibuat berbagai keadaan (state) yang mungkin terjadi di masa depan agar terwujud sistem kebijakan pengelolaan DAS dan pesisir Citarum Jawa Barat. Analisis tingkat kepentingan antar faktor pada DAS hulu Citarum memiliki tiga faktor penentu/kunci yang mempunyai pengaruh tinggi terhadap kinerja sistem dan ketergantungan antar faktor yang rendah, yaitu: (1) pendekatan ecoregion; (2), satu manajemen DAS dan (3) karakteristik DAS. Ketiga faktor tersebut yang berpengaruh sangat kuat sebagai faktor penentu yaitu satu manajemen DAS dan pesisir terpadu. Faktor satu manajemen DAS dan pesisir terpadu perlu dikelola dengan baik dan dibuat berbagai keadaan (state) yang mungkin terjadi di masa depan agar terwujud sistem kebijakan pengelolaan DAS, dan Pesisir Citarum bagian hulu Jawa Barat. Analisis tingkat kepentingan antar faktor pada DAS tengah Citarum memiliki dua faktor penentu/kunci yang mempunyai pengaruh tinggi terhadap kinerja sistem dan ketergantungan antar faktor yang rendah, yaitu: (1) sosialisasi dan implementasi kajian naskah akademik; (2) pendekatan ecoregion. Dari kedua faktor penentu tersebut yang berpengaruh sangat kuat sebagai faktor penentu yaitu sosialisasi dan implementasi kajian naskah akademik. Artinya, faktor pendekatan sosialisasi dan implementasi kajian naskah akademik perlu dilakukan kajian yang mendalam untuk dibuat berbagai keadaan (state) yang mungkin terjadi di masa depan agar terwujud sistem kebijakan pengelolaan DAS dan pesisir Citarum bagian tengah Jawa Barat. Analisis tingkat kepentingan antara faktor pada DAS hilir Citarum terdapat dua faktor penentu/kunci yang mempunyai pengaruh tinggi terhadap kinerja sistem dan ketergantungan antar faktor yang rendah yaitu: (1) forum koordinasi kelembagaan DAS Citarum terpadu dan (2) Insentif. Kedua faktor tersebut yang berpengaruh sangat kuat sebagai faktor penentu adalah forum koordinasi kelembagaan DAS Citarum terpadu. Faktor forum koordinasi kelembagaan DAS Citarum terpadu perlu penguatan lembaga sebagai arah pencapaian visi dan dibuat berbagai keadaan (state) yang akan terjadi di masa depan agar terwujud sistem kebijakan pengelolaan DAS, pesisir dan laut di bagian DAS hilir Citarum Jawa Barat. Rancang bangun dampak skenario dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS dan pesisir Citarum Jawa Barat bagian hulu, tengah dan hilir berturut-turut adalah satu manajemen DAS dan pesisir terpadu, sosialisasi dan implementasi kajian naskah akademik dan forum koordinasi kelembagaan DAS Citarum terpadu dari skenario progresif-optimistik. Kebijakan strategi tersebut diperlukan oleh kemampuan dari stakeholders yang mengimplementasikan dan urgensi permasalahan. Kata Kunci: rancang bangun kebijakan, DAS, sistem IRCOM, pengelolaan pesisir, Citarum RANCANG BANGUN SISTEM KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PESISIR (STUDI KASUS: DAS DAN PESISIR CITARUM JAWA BARAT) EDWARSYAH Disertasi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Judul Disertasi : Rancang Bangun Sistem Kebijakan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Pesisir (Studi Kasus: DAS dan Pesisir Citarum Jawa Barat) Nama : Edwarsyah NIM : C 226014021 Disetujui Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Tridoyo Kusumastanto, MS. Ketua Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA Dr. rer. nat. Ir. Ario Damar, M.Si. Anggota Anggota Diketahui Ketua Departemen Dekan Sekolah Pascasarjana Manajemen Sumberdaya Perairan Dr. Ir. Sulistiono, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS. Tanggal Ujian: 14 Januari 2008 Tanggal Lulus: © Hak Cipta milik IPB, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengunakan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. PRAKATA Hasbiyallahu wa ni’mal wakil. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga disertasi ini berhasil diselesaikan. Penelitian dilakukan di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan perairan pesisir Citarum Jawa Barat, merupakan DAS terpanjang di Jawa Barat yang sangat strategis, dimana di dalamnya terdapat tiga bangunan vital (Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur) yang berperan dalam suplai air bagi masyarakat sekitar dan listrik bagi masyarakat Jawa dan Bali serta dua bangunan di hilir (Bendung Curug dan Walahar). Kebijakan yang berjalan saat ini belum kondusif dan sangat keritis bagi keberlangsungan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan DAS, yaitu keberlanjutan fungsi waduk, kelestarian ekosistem wilayah pesisir dan laut. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan kelembagaan bersifat koordinatif dan terpola secara utuh dalam pengelolaan DAS Citarum, hulu, tengah hingga hilir dengan konsep satu kebijakan untuk satu menajemen DAS, pesisir, dan lautan terpadu, dalam satu wadah sebagai central gravity atau katalisator. Kelembagaan tersebut dapat dibentuk dengan inisiatif sebuah forum DAS, pesisir, dan lautan dengan sebutan Forum IRCOM Citarum. Forum tersebut akan berjalan yaitu harus adanya payung hukum atau mandat untuk diimplementasi dan disosialisasikan terus-menerus. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyusunan kebijakan DAS, pesisir dan laut terpadu. Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. Tridoyo Kusumastanto, M.S. selaku Ketua Komisi Pembimbing, Alm. Bapak Dr. Ir. Joko Purwanto, DEA, Ibu Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA dan Bapak Dr. rer. nat. Ir. Ario Damar, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, petunjuk dan saran. Terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, M.Sc dan Bapak Dr. Ir. Sutrisno Sukimin, DEA selaku penguji luar Komisi pada Ujian Sidang Tertutup juga penghargaan serta ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Asep Karsidi, M.Sc. (Deputi Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Bidang Kerawanan Sosial) dan Bapak Prof. Dr. Ir. Hidayat Pawitan, M.Sc. selaku Penguji Luar Komisi pada Ujian Terbuka, Dekan FPIK IPB, Bapak Dr. Ir. Indra Jaya ,M.Sc, Bapak Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA, Ketua PS SPL-SPs-IPB dan Bapak Dr. Ir. Sulistiono, M.Sc selaku tim penguji pada ujian disertasi tertutup dan terbuka sebagai anggota yang telah bersedia dan memberikan kontribusi dalam penyempunaan disertasi, Pemkab Aceh Barat, UTU Meulaboh, BPPT, PKSPL-IPB, BIOTROP, BP DAS Citarum-Ciliwung, Bappeda dan BPLHD Jawa Barat yang telah membantu selama penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada keluarga kakanda Haji Said Zulkarnain, SE, Dr. Luky Adrinto, Dr. Wonny, Dr. Wangsaatmaja S, Dr. Sofyan, Dr. Abu Bakar, Dr. Asbar, Dr. Indra, Dr. Nikki, Cecep Sudirman, Kang Hary, Aan, Dedy, Deny, Tasiran, Ina, Hairul, Muis, Subhan, Suhana, Dek Mun rekan mahasiswa PS SPL –SPs-IPB, Dept. MSP, beserta staf PS SPL–SPs-IPB, rasa hormat yang sangat mendalam kepada ayahanda tercinta Alm Idris bin Ishak, Ibunda Nurhayati binti Yunan dan ayahanda mertua Alm Haji Said Abbas bin Said Saleh Alyidrus, ibunda mertua Alm Syarifah Habibah binti Said Abdul Latif, Istri, anak-anak dan saudara-saudara penulis, pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian disertasi ini. Penulis berharap semoga disertasi ini bermanfaat dalam pengelolaan DAS, Pesisir secara terpadu. Bogor, Januari 2008 Edwarsyah

Description:
Pesisir Citarum Jawa Barat) adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam .. masyarakat Jawa dan Bali serta dua bangunan di hilir (Bendung Curug dan. Walahar). 49 Pedoman penetapan nilai ET untuk tanah di Indonesia… 16 Tahun 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.