ebook img

proses penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini dalam keluarga di kampung gambiran PDF

14 Pages·2017·0.38 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview proses penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini dalam keluarga di kampung gambiran

Proses Penanaman Nilai.... (Ariffiana Zelvi) 20 PROSES PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA DI KAMPUNG GAMBIRAN PANDEYAN UMBULHARJO YOGYAKARTA THE INVESTMENT OF RELIGIOUS VALUES IN EARLY CHILDHOOD IN A FAMILY IN THE VILL AGE GAMBIRAN PANDEYAN UMBULHARJO YOGYAKARTA Oleh: Ariffiana Zelvi, pgpaud/paud fip uny [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses penanaman nilai-nilai agama pada anak dalam keluarga. Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan metode purposive sampling. Subjek penelitian ini adalah 4 keluarga yang memiliki anak usia dini. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur, observasi partisipan dan dokumentasi. Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah lembar pedoman wawancara dan lembar pedoman observasi. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan model interaktif yang terdiri dari tiga hal utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai agama yang ditanamkan pada anak yaitu nilai akhlak, aqidah, dan ibadah. Metode yang digunakan modeling, pembiasaan, perumpamaan dan dialog. Hasil yang diperoleh adalah anak mampu dan terbiasa dalam mengerjakan sholat dan lain sebagainya. Anggota keluarga lainnya juga memiliki andil. Proses tersebut dilakukan dimana saja dan kapan saja. Orangtua berperan sebagai ayah dan ibu serta teman. Lingkungan keluarga dan lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap proses penanaman nilai agama. Faktor pendukungnya adalah lingkungan keluarga dan sarana ibadah di rumah. Faktor penghambatnya adalah lingkungan sosial serta keterbatasan waktu yang dimiliki orangtua. Solusi mengatasi faktor penghambat adalah dengan melakukan pengawasan terhadap anak. Kata kunci: proses, penanaman nilai-nilai agama, anak usia dini Abstract This study aimed to describe the process of investment of religious values on children in the family. This study was the qualitative research with purposive sampling method. The subjects were four families who have young children. Data collection techniques in this study, were the researcher used a structured interview techniques, participant observation and documentation. The research instruments were the interview guide sheets and sheets observation guide. The data analysis techniques in this study used an interactive model consists of three main points, namely data reduction, data presentation, and conclusion, verification. The results showed that religious values instilled in children were moral values, faith, and worship. The method used modeling, habituation, imagery, and dialogue. The results obtained that capable and accustomed in doing prayer and so forth. Other family members also have contributed. The processes were done anywhere and anytime. Parents play a role as a father and mother and also friend. The family environment and the social environment influenced on the process of investment religious values. The supporting factor were the family environment and places of worship in the house. The inhibiting factors were the social environment and time constraints of the parent. The solutions to overcome the inhibiting factors was by monitoring the children. Keywords: process, investment of religious values, early childhren 21 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017 PENDAHULUAN (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7; Mujahidah Pendidikan merupakan hal yang paling Rapi, 2011: 1). Usia dini merupakan usia di penting pada suatu bangsa, karena dapat mana anak mengalami pertumbuhan dan menentukan nasib dari bangsa itu sendiri pada perkembangan yang pesat. Dalam usia golden masa mendatang. Secara umum terbukti bahwa age, anak perlu dikembangkan potensinya, salah semakin berpendidikan seseorang maka tingkat satu potensi dalam bidang perkembangan yang pendapatannya semakin baik sumber utama (Arif perlu dikembangkan melalui pendidikan adalah Budi Prasetyo, 2015: 1). Seperti termuat dalam bidang keagamaan. Bidang keagamaan dapat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 dikembangkan melalui pendidikan yaitu Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pendidikan agama. Bab 1 pasal 1 (Arif Budi Prasetyo, 2015: 1) Pendidikan agama merupakan disebutkan bahwa: pendidikan yang utama yang sangat dibutuhkan Pendidikan adalah usaha sadar dan bagi anak, di mana hal tersebut secara langsung terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar berpengaruh terhadap perilaku dan peserta didik secara aktif perkembangan anak. Pendidikan agama mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, merupakan pendidikan dasar yang harus pengendalian diri, kepribadian, diterapkan kepada anak sejak dini (Siera kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, Valentina, 2009: x-xii) dan dipilah dalam tiga masyarakat, bangsa dan negara. nilai keagamaan, yaitu nilai aqidah, nilai ibadah PAUD merupakan investasi yang sangat dan nilai akhlaq. Nilai aqidah berkaitan dengan besar bagi keluarga dan juga bangsa. Dalam keimanan, nilai ibadah berkaitan dengan amalan undang-undang tentang sistem pendidikan amaliah, dan nilai akhlaq berkaitan dengan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia perilaku dalam kehidupan sehari-hari. dini merupakan suatu upaya pembinaan yang Penanaman nilai-nilai keagamaan perlu ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan dilakukan sejak dini untuk membekali anak agar usia enam tahun yang dilakukan melalui lebih matang menghadapi permasalahan pemberian rangsangan pendidikan untuk kehidupan. Oleh karenanya dalam proses tumbuh membantu pertumbuhan dan perkembangan kembang anak haruslah diimbangi dengan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan pendidikan agama (Setiaji Raharjo, 2012: 4). dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Campbell (Rita Eka Izzaty, 2004: 7) Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14; berpendapat bahwa, anak-anak yang berada Mujahidah Rapi, 2011: 1). dalam aktivitas pengasuhan lingkungan keluarga yang terkarakterisasi oleh konflik, sifat marah Anak usia dini adalah anak yang baru dan permusuhan berada pada resiko yang dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini meningkat, sehingga dalam penanaman nilai- merupakan usia yang sangat menentukan dalam nilai agama pada anak orangtua cenderung gagal pembentukan karakter dan kepribadian anak Proses Penanaman Nilai.... (Ariffiana Zelvi) 22 karena adanya konflik antar keluarga akan Agustus 2016 di kampung Gambiran dengan membuat anak menjadi seorang pemarah dan hasil sebagai berikut: kampung Gambiran nilai-nilai agama yang pernah diberikan oleh merupakan salah satu perkampungan di kota orangtuanya tidak berarti untuk anak. Orangtua Yogyakarta, yang terletak di kelurahan yang kurang memperhatikan anak dalam hal Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo. Sebelah beribadah, anak akan terbiasa untuk tidak utara adalah kampung Warungboto. Sebelah beribadah dan anak akan berkata bohong ketika timur adalah kali Gajah Wong. Sebelah selatan orangtua menanyakan apakah anak sudah solat adalah kampung Tegal Gendu. Dan sebelah barat atau belum. adalah jalan raya. Wilayah Gambiran terdapat 6 Permasalahan yang timbul dari bangunan masjid, dua mushola, dan dua lingkungan sosial anak seperti: tetangga dekat bangunan kampus Universitas swasta yaitu UCY rumah yang sering bertengkar akan didengar (Universitas Cokroaminoto) dan STIKES AMA. anak dan ditirukan anak. Contoh perilaku negatif Anak usia dini yang ada di wilayah tersebut dapat mempengaruhi dalam hal Gambiran cukup banyak. Anak usia dini di pendidikan agama anak (Siera Valentina, 2009: wilayah Gambiran dengan keadaan keluarga xi). Serta hasil observasi yang di mana yang berbeda-beda. Masyarakat di lingkungan pendatang baru dari Timur Indonesia menetap di Gambiran mayoritas beragama muslim, dan lingkungan Gambiran memberikan contoh cara bekerja sebagai pegawai swasta, pegawai negeri bicara yang keras serta perilaku yang buruk sipil, dan wirausahawan. Dalam setiap keluarga seperti suka berkelahi. terdapat anggota keluarga yang lain seperti Dalam membimbing dan mengarahkan nenek, kakek, bibi dan paman yang membawa anak agar lebih memahami makna keimanan karakter masing masing kedalam kehidupan anak dapat dilakukan dengan cara menanamkan nilai- yang dapat memberi pengaruh positif maupun nilai agama kepada anak. Cara yang dapat negatif kepada anak. Contoh anak yang memiliki digunakan oleh orangtua dalam proses orangtua lengkap dengan ayah bekerja penanaman nilai-nilai agama pada anak adalah sedangkan ibunya menjadi ibu rumah tangga, dengan beberapa metode. Orangtua dapat dapat memberikan pengaruh positif dan negatif menggunakan metode pembiasaan dalam proses terhadap pendidikan agama anak. Yang di mana penanaman nilai-nilai agama yaitu dengan ibu sibuk dengan game yang ada di handphone membiasakan anak berperilaku baik, yang dan anak dibiarkan bermain dengan temannya. nantinya anak akan menjadi terbiasa berperilaku Anak yang dibiarkan bermain dengan temannya baik di masyarakat. Dalam menanamkan nilai tanpa pengawasan dari orangtuanya akan moral, orangtua memberikan contoh serta mendapat pengaruh negatif seperti perilaku pembiasaan perilaku yang baik (Muhammad memukul dan melempar batu. Pengaruh positif Azmi, 2006: 34-37). yang ditimbulkan adalah anak dapat berinteraksi Berdasarkan hasil observasi yang dengan baik serta dapat bersosialisasi dengan dilakukan oleh peneliti pada hari senin tanggal 1 teman sebayanya. 23 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017 Dalam proses penanaman nilai-nilai Prosedur Penelitian agama pada anak, orangtua kurang berperan Penelitian ini dilakukan dengan cara dikarenakan orangtua yang sibuk bekerja. Anak wawancara terstruktur pada orang tua di empat hanya dititipkan di taman pendidikan Al-Qur’an keluarga berbeda yang memiliki anak usia dini tanpa adanya peran penuh dari orangtua. Padahal dan anggota keluarga lainnya serta melakukan guru utama dalam pendidikan agama adalah observasi partisipan. Observasi dilakukan selama orangtua. satu hari untuk mengamati kegiatan anak dalam Berdasarkan uraian di atas, maka penulis sehari penuh dan dengan mengambil foto anak tertarik untuk meneliti dan mengakaji mangenai ketika anak sedang mengerjakan sholat, sedang “Proses Penanaman Nilai-nilai Agama pada mengaji di rumah dan mengaji di TPA. Anak Usia Dini dalam Keluarga di Kampung Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Gambiran Kelurahan Pandeyan Kecamatan Data Umbulharjo Yogyakarta”. Data diperoleh dengan teknik wawancara terstruktur, observasi partisipatif, dan METODE PENELITIAN dokumentasi. Wawancara dilakukan selama 4 Jenis Penelitian hari dengan 4 keluarga. Observasi dilakukan Penelitian ini menggunakan pendekatan pada hari Jumat, 6 Januari 2017 dengan keluarga kualitatif dengan jenis penelitian kualitatif bapak NH, hari Selasa, 10 Januari 2017 dengan Etnografi. Penelitian kualitatif etnografi keluarga bapak AB, hari Kamis 12 Januari 2017 merupakan sebuah metode dalam penelitian dengan keluarga bapak CM, dan hari Jumat, 13 sosial. Etnografi kerap dimaknai sebagai usaha Januari 2017 dengan keluarga bapak AS. mendeskripsikan kebudayaan dan aspek-aspek Agar penelitian ini terarah, peneliti budaya dengan meletakkan dan mempertimbangkan latar belakang permasalahan terlebih dahulu menyusun kisi-kisi instrumen secara menyeluruh, tanpa menghindari penelitian yang selanjutnya dijadikan acuan kerumitannya (Muhammad Idrus, 2009: 59-60). untuk membuat pedoman wawancara dan Waktu dan Tempat Penelitian observasi. Adapun indikator kisi-kisi untuk Penelitian ini dilakukan di kampung pedoman wawancara adalah sebagai berikut: (1) Gambiran, Kelurahan Pandeyan, Kecamatan nilai-nilai agama yang ditanamkan pada anak Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa usia dini. (2) proses penanaman nilai-nilai agama Yogyakarta. Sedangkan waktu penelitian untuk pada anak usia dini, a) metode yang digunakan pengambilan data dilaksanakan pada bulan dalam proses penanaman nilai-nilai agama pada September 2016. anak usia dini dalam keluarga, b) hasil yang Subjek dan Objek Penelitian diperoleh dari proses penanaman nilai-nilai Subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 agama pada anak usia dini dalam keluarga, c) keluarga yang memiliki anak usia dini di wilayah individu yang terlibat dalam proses penanaman Gambiran. Objek penelitian ini adalah proses nilai-nilai agama pada anak usia dini dalam penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini dalam keluarga di kampung Gambiran. keluarga, dan d) waktu dan tempat proses Proses Penanaman Nilai.... (Ariffiana Zelvi) 24 penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini Keabsahan Data dalam keluarga. (3) peran orangtua dalam proses Peneliti menggunakan teknik triangulasi penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. dalam keluarga, a) peran ayah dalam proses Triangulasi teknik adalah penggunaaan beragam penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini teknik pengumpulan data yang dilakukan kepada dalam keluarga, b) peran ibu dalam proses sumber data. penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini dalam keluarga. (4) pengaruh lingkungan dalam HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN proses penanaman nilai-nilai agama pada anak 1. Nilai-nilai Agama yang Ditanamkan pada Anak Usia Dini dalam Keluarga usia dini dalam keluarga, a) pengaruh lingkungan keluarga dalam proses penanaman Hasil wawancara yang dilakukan nilai-nilai agama pada anak usia dini dalam peneliti dengan empat keluarga adalah nilai- keluarga, b) pengaruh lingkungan sosial dalam nilai agama yang ditanamkan oleh ke empat proses penanaman nilai-nilai agama pada anak keluarga kepada anak memiliki pendapat usia dini dalam keluarga. (5) faktor dalam proses yang sama yaitu menanamkan kedisiplinan penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini dalam melaksanakan sholat, berinfak, dalam keluarga, a) faktor pendukung dalam berpuasa, dan mengaji, mengajarkan anak proses penanaman nilai-nilai agama pada anak tata krama, mengajarkan anak berbuat baik usia dini dalam keluarga, b) faktor penghambat antar sesama muslim, mengajarkan anak dalam proses penanaman nilai-nilai agama pada untuk menghormati dan patuh kepada kedua anak usia dini dalam keluarga, c) solusi untuk orangtua, serta kedisiplinan, dan mengatasi faktor penghambat dalam proses menanamkan nilai aqidah seperti penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini menyembah Allah, percaya kepada Allah dan dalam keluarga. mencintai ciptaan Allah. Namun ada salah Kisi-kisi lembar pedoman observasi satu orangtua dalam salah satu keluarga yang dengan objek sebagai berikut (1) frekuensi pergi diwawancarai yang belum menanamkan nilai ke masjid dengan kode Ob1. dan PP.1 serta aqidah kepada anak dengan alasan anak kualitas pergi ke masjid dengan kode Ob1. dan belum mampu atau usia anak yang masih PP.2. dini. Teknik Analisis Data Hasil wawancara yang dilakukan peneliti Dalam penelitian ini menggunakan dengan keempat keluarga tersebut diperkuat teknik analisis data model interaktif. Model dengan hasil wawancara peneliti dengan anggota interaktif ini terdiri dari tiga hal utama, yaitu keluarga lain seperti nenek dan kakek dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan masing-masing keluarga. Hasil wawancara kesimpulan/verifikasi (Huberman dan Miles, tersebut adalah nenek ataupun kakek dalam Muhammad Idrus, 2009: 146-147). mempercayai bahwa orangtua akan mendidik atau mengajarkan kepada anaknya hal-hal yang 25 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017 baik seperti mengajarkan sholat, mengaji dan pelaksanaannya dengan tegas, tetapi diserahkan berbuat baik terhadap sesama serta nenek saja kepada yang melakukannya, asal saja ataupun kakek dapat melihat keteladanan dari prinsip ibadatnya tidak ketinggalan, seperti orangtua. bersedekah, membantu orang yang sangat Siti Mudhaifah (2010: 19-22) memerlukan bantuan, membantu orang yang berpendapat bahwa, penanaman nilai akidah sangat memerlukan bantuan, dan membuat (keimanan) merupakan langkah awal dalam sesuatu yang dibutuhkan oleh orang banyak. mengenalkan tentang adanya Dzat yang maha Semua perbuatan baik dan terpuji menurut kuasa yang menciptakan dunia seisinya. Langkah norma ajaran Islam, dapat dianggap ibadat ini dapat dimulai dengan memperkenalkan dengan niat yang ikhlas karena Allah semata. tentang adanya Allah. Maka dari itu, orangtua Maka dari itu dalam diri anak harus ditanamakan harus menanamkan nilai aqidah kepada anak, nilai ibadah. Nilai ibadah yang ditanamkan pada karena nilai aqidah akan mengajarkan kepada diri anak yang pertama adalah nilai ibadah sholat anak untuk dapat mengenal siapa Tuhan nya dan lima waktu. mengajarkan kepada anak untuk mencintai Hasil dari wawancara dan observasi yang ciptaan-ciptaan Tuhan. dilakukan peneliti dengan keempat keluarga Siti Mudhaifah (2010: 19-22) adalah rangtua menanamkan kepada anak nilai berpendapat bahwa, orangtua menanamkan nilai ibadah bersedekah dengan cara anak diajarkan agama aqidah supaya anak mengetahui siapa untuk berinfak dan lain sebagainya. Dengan Tuhannya, anak mengetahui ciptaan-ciptaan ditanamkannya nilai-nilai ibadah pada anak, Tuhan sehingga anak dapat belajar mencintai secara tidak langsung anak belajar bersyukur dan ciptaan-ciptaan Tuhan. Anak dapat belajar mengabdikan diri kepada Allah. mencintai ciptaan Tuhan khususnya tanaman Dalam bahasa Indonesia secara umum, dengan cara merawat tanaman dengan Akhlak diartikan dengan “tingkah laku” atau menyirami tanaman. Anak dapat belajar “budi pekerti”. Pengertian ini belum tepat mencintai makhluk hidup seperti binatang semut menurut arti istilah yang umum yang digunakan dengan tidak membunuh semut tersebut. Dengan oleh para ahli ilmu akhlak. Imam Ghazali tertanamnya cinta kepada ciptaan Tuhan, dalam (Dzakia Daradjat, 2004: 68), berpendapat bahwa, diri anak akan tertanam rasa syukur. akhlak adalah suatu istilah tentang bentuk batin Dzakiah Daradjat (2004: 73) berpendapat yang tertanama dalam jiwa seseorang yang bahwa ibadah dalam pengertian luas adalah mendorong untuk berbuat atau bertingkah laku, segala bentuk pengabdian yang ditujukan kepada bukan karena suatu pemikiran dan bukan pula Allah semata yang diawali oleh niat. Ada bentuk karena suatu pertimbangan. Dalam diri anak pengabdian itu secara tegas digariskan oleh harus ditanamkan nilai akhlak, agar anak dapat syari’at Islam, seperti shalat, puasa, zakat, haji, mengetahui perbuatan baik dan buruk serta dan ada pula yang tidak digariskan cara terhindar dari perbuatan buruk. Proses Penanaman Nilai.... (Ariffiana Zelvi) 26 2. Proses Penanaman Nilai-nilai Agama pada periode ini hampir seluruh potensi anak Anak Usia Dini dalam Keluarga mengalami masa peka untuk tumbuh dan Kesimpulan dari hasil wawancara yang berkembang secara cepat dan hebat. Oleh karena dilakukan oleh peneliti dengan ke empat itu, pada masa ini anak sangat membutuhkan keluarga yang berbeda adalah orangtua stimulasi dan rangsangan dari lingkungannya. menggunakan metode pembiasaan, keteladanan, Stimulasi dan rasangan diberikan dengan bercerita, dialog, dan perumpamaan. Metode menggunakan pembiasaan. pembiasaan digunakan orangtua dengan Kesimpulan dari hasil wawancara yang membiasakan anak mengerjakan sholat secara dilakukan oleh peneliti dengan keempat keluarga lima waktu tanpa paksaan, membiasakan anak tersebut adalah orangtua yang pertama harus mengaji di TPA, membiasakan mengaji setelah menjadi teladan untuk anak sebelum sholat mahgrib, membiasakan berdoa sebelum membiasakan anak untuk melakukan suatu dan setelah melakukan kegiatan, membiasakan tindakan atau perbuatan. Seperti memberikan anak untuk berinfak, dan membiasakan anak contoh gerakan sholat, memberikan contoh untuk berbuat baik. Metode pembiasaan bacaan sholat, memberikan contoh berdoa sangatlah pas digunakan oleh orangtua dalam sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, proses penanaman nilai-nilai agama karena memberikan contoh berinfak, memberikan menurut teori dari Maria J. Wantah (2005: 108), contoh berperilaku sopan, berperilaku baik, serta berdasarkan prisnsip-prinsip yang mendasari memberikan contoh mencintai ciptaan Allah perkembangan moral, metode pembiasaan dengan memberikan makan ikan dan menyiram merupakan metode pembentukkan moral yang tanaman. efektif. Metode keteladan yang digunakan oleh Kesimpulan hasil dari wawancara yang orangtua sangat pas dan cocok, karena menurut dilakukan peneliti dengan keempat keluarga teori Maria J. Wantah (2005: 131), perilaku tersebut sesuai dengan karakteristik anak yang di orangtua, kakak, atau pengasuh di rumah adalah mana anak merupakan masa belajar yang paling contoh yang paling efektif bagi pembentukan potensial. Yang di mana masa anak usia dini perilaku anak. Dan orangtua yang sudah matang disebut sebagai masa golden age atau magic akan berusaha memperlihatkan contoh-contoh years. Richard D. Kellough (Sofia Hartati, 2005: yang positif kepada anak-anak dengan cara yang 8) mengatakan bahwa, NAEYC mengemukakan beragam. Metode keteladanan yang digunakan bahwa masa-masa awal kehidupan tersebut oleh orangtua sesuai dengan karakteristik anak sebagai masa-masanya belajar dengan slogannya yaitu anak memiliki daya konsentrasi yang sebagai berikut: “early years are learning pendek. Yang pada umumnya anak sulit untuk years”. Hal ini disebabkan bahwa selama rentang berkonsentrasi pada suatu kegiatan dalam jangka waktu usia dini, anak mengalami berbagai waktu yang lama. Anak selalu cepat pertumbuhan dan perkembangan yang sangat mengalihkan perhatian pada kegiatan lain, cepat dan pesat pada berbagai aspek. Pada kecuali memang kegiatan tersebut selain 27 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017 menyenangkan juga bervariasi dan tidak suatu objek. Simbol-simbol itu berupa gambar, membosankan. Daya perhatian yang pendek citra, atau bahasa (Somantri, 2000: 20; membuat anak masih sangat sulit untuk duduk Kesimpulan dari hasil wawancara peneliti dan memperhatikan sesuatu untuk jangka waktu dengan keempat keluarga tersebut adalah metode yang lama, kecuali terhadap hal-hal yang bercerita dengan menggunakan gambar yang menyenangkan. Oleh karena itu, orangtua setiap nyata digunakan untuk menanamkan nilai-nilai hari harus memberikan contoh atau teladan yang agama sangat cocok dan pas, berdasarkan baik, agar anak dapat menirukan perbuatan baik karakteristik anak yaitu anak memiliki rasa ingin dalam jangka waktu yang lama. tahu yang besar. Karena menurut pendapat Orangtua menggunakan metode bercerita Richard D. Kellough (Sofia Hartati, 2005: 8), dalam menanamkan nilai-nilai agama khususnya persepsi anak, dunia ini dipenuhi dengan hal-hal nilai akhlak yang baik kepada anak. Metode yang menarik dan menakjubkan. Hal ini bercerita sangat pas digunakan, berdasarkan pada menimbulkan rasa keingintahuan anak yang teori Muhammad Azmi (2006: 32), metode cerita tinggi. Rasa keingintahuan sangatlah bervariasi, atau kisah memiliki peranan penting dalam tergantung dengan apa yang menarik memperkokoh ingatan anak dan kesadaran perhatiannya. Oleh karena itu, orangtua berpikir. Kisah termasuk metode pendidikan memberikan cerita yang menarik kepada anak Islam yang paling efektif, karena kisah yang dengan bahasa yang dapat dipahami anak dan diberikan kepada anak dapat mempengaruhi cerita ditambahi dengan gambar agar anak perasaannya dengan kuat. tertarik serta penasaran yang kemudian akan Orangtua menggunakan metode bercerita memunculkan rasa ingin tahu anak. dalam menanamkan nilai aqidah yaitu dengan Kesimpulan dari hasil wawancara yang menunjukkan secara nyata apa saja yang dilakukan peneliti dengan keempat keluarga diciptakan oleh Allah, kemudian orangtua tersebut adalah orangtua menanamkan nilai menceritakannya dengan bahasa yang sederhana. akhlak dengan menggunakan metode Orangtua menggunakan metode bercerita dengan perumpamaan yaitu dengan menjelaskan kepada menunjukkan atau menggunakan gambar yang anak mengenai sebab akibat dari perbuatan yang nyata atau real serta menggunakan bahasa yang dilakukan anak. Metode perumpamaan juga sederhana, sangat sesuai dengan karakteristik cocok digunakan karena berdasarkan pendapat metode bercerita yang di mana perkembangan dari Muhammad Azmi (2006: 33), metode bahasa anak TK berada pada fase praoperasional. perumpamaan merupakan metode yang tepat Menurut Somantri (Muh. Nur Mustakim, 2005: diberikan kepada anak usia dini, karena dengan 20), pada fase ini bahasa anak mulai tumbuh dan metode ini orangtua dapat mengarahkan anaknya berkembang mengikuti pola berpikir sesuai dengan perumpamaan yang diberikan menggunakan simbol-simbol yang mewakili kepadanya, misalnya orangtua mengatakan “anak yang selalu bohong tidak akan Proses Penanaman Nilai.... (Ariffiana Zelvi) 28 mendapatkan teman”. Maka secara tak sengaja mudah dipahami, lebih berkesan dan orangtua anak itu akan takut berbohong karena dia takut akan lebih tahu sejauh mana tingkat tidak akan mendapatkan teman. Ini salah satu perkembangan pemikiran dan sikap yang contoh metode perumpamaan yang dapat dimiliki anaknya. diberikan kepada anak usia dini yang disesuaikan Orangtua menggunakan metode dialog dengan keadaan mereka. untuk penanaman nilai-nilai agama pada anak, Metode perumpamaan sesuai dengan sangat sesuai dengan karakteristik anak yang di karakteristik anak yaitu Anak bersifat egosentris. mana anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Berdasarkan pendapat Richard D. Kellough Dengan metode dialog ini akan tercipta dialog (Sofia Hartati, 2005: 8) bahwa, pada umumnya atau pembicaraan antara dua orang, yang di anak masih bersifat egosentris. Anak cenderung mana anak bisa menanyakan apa saja kepada melihat dan memahami sesuatu dari sudut ibunya dan dengan metode dialog ini orangtua pandang dan kepentingannya sendiri. Hal ini dapat mengukur tingkat pemahaman anak. dapat dilihat dari perilakunya seperti masih Kesimpulan dari hasil wawancara dan berebut alat-alat mainan, menangis bila observasi yang dilakukan peneliti dengan menghendaki sesuatu yang tidak dipenuhi oleh keempat keluarga adalah keempat keluarga orang tuanya, atau memaksakan sesuatu terhadap tersebut berpendapat sama dengan hasil yang orang lain. Karakteristik seperti ini terkait diperoleh dalam proses penanaman nilai-nilai dengan perkembangan kognitifnya seperti yang agama pada anak dengan menggunakan beberapa diungkapkan oleh Piaget bahwa anak usia dini metode yaitu anak menjadi terbiasa sholat sedang berada pada fase transisi dari fase setelah anak dibiasakan sholat oleh kedua praoperasional (2-7 tahun) ke fase operasional orangtuanya, anak mampu membaca Iqra’ secara konkret (7-11 tahun). Dengan menggunakan bertahap, orangtua berhasil memberikan contoh metode perumpamaan ini anak akan mengetahui yang baik sehingga anak dapat meniru apa yang sebab akibat yang ditimbulkan dari perbuatan sedang orangtua kerjakan misalkan orangtua anak tersebut. sedang sholat anak menirukan gerakan sholat, Orangtua menggunakan metode dialog anak terbiasa dan mampu meniru cara mencintai dalam menanamkan nilai-nilai agama dengan ciptaan Allah seperti menyiram tanaman dan cara mengajak anak berbicara berdua saja serta memberi makan binatang. dapat dilakukan dengan tanya jawab. Metode ini Kesimpulan hasil dari wawancara yang juga sangat cocok digunakan karena menurut dilakukan peneliti dengan keempat keluarga Muhammad Azmi (2006: 31), metode hizwar yang berbeda adalah keempat keluarga tersebut (dialog) adalah hubungan percakapan antara berpendapat sama bahwa yang paling berperan seorang anak dengan orangtuanya. Metode ini menanamkan nilai-nilai agama pada anak adalah merupakan suatu keharusan bagi orangtua orangtua, karena menurut pendapat dari Zakiah terhadap anak-anaknya sebab dengan metode ini Daradjat (1995: 41-44) bahwa, orangtua akan terjadi percakapan yang dinamis, lebih memiliki pengaruh yang besar dalam mendidik 29 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017 atau memberikan pendidikan agama pada anak mengenai peran ayah dalam proses penanaman karena kedua orang tua dalam mendidik anak nilai-nilai agama adalah sebagai seorang kepala ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu keluarga yang bertanggungjawab secara material dengan melaksanakan petunjuk Allah dan Rasul- dan non material. Sebagai seorang ayah berarti nya dalam mendidik anak. Islam mengajarkan sebagai teladan untuk anaknya atau menjadi bahwa ketika anak didalam kandungan, kedua contoh yang baik untuk anak-anaknya serta orang tua harus banyak berdoa agar anaknya sebagai seorang ayah juga bisa berperan sebagai menjadi anak yang saleh dan lahir dengan teman untuk anaknya misalkan saja menemani selamat. Khusus seorang ibu harus menunjukkan anak bermain. Kesimpulan dari hasil wawancara akhlak yang mulia dan memelihara kesehatan tersebut sangat cocok dengan teori dari M.I tubuhnya. Namun salah satu kepala keluarga dari Soelaeman (1978: 66), keluarga memiliki keempat keluarga tersebut berpendapat bahwa peranan yang sangat penting dalam pendidikan seorang nenek memiliki peran yang penting agama bagi anak-anaknya, terutama dalam dalam mengasuh anak ketika orangtua anak pembentukan kepribadian. Dimana salah satu sedang bekerja. Orangtua yang bekerja dari pagi fungsi keluarga ialah fungsi religius. Keluarga hingga sore sangat percaya kepada seorang berkewajiban memperkenalkan dan mengajak nenek untuk mejaga anaknya. anak serta anggota keluarga lainnya kepada Kesimpulan dari hasil wawancara yang kehidupan beragama. Untuk melaksanakannya, dilakukan peneliti dengan keempat keluarga orangtua sebagai tokoh-tokoh inti dalam adalah proses penanaman nilai-nilai agama bisa keluarga itu terlebih dulu harus menciptakan dilakukan dimana saja dan kapan saja. Saat iklim religius dalam keluarga itu, yang dapat sedang berpergian, saat sedang dirumah, dan saat dihayati seluruh keluarganya terutama anak- akan tidur. Ketika sedang berpergian dan sedang anak. dijalan saat terdengar suara adzan, orangtua Seorang ibu memiliki fungsi atau peran berhenti di masjid dan kemudian mengajak anak sebagai pengelola keluarga yaitu yang mengurusi untuk melakukan ibadah sholat. Ketika sedang keluarga. Seorang ibu juga berperan sebagai diluar rumah, orangtua memperkenalkan atau guru untuk anaknya yang di mana berperan menjelaskan kepada anak tentang alam di sebagai guru pada saat anak sedang belajar atau lingkungan sekitar anak serta bercerita bahwa mengerjakan PR. Seorang ibu juga dapat alam ini ciptaan dari Tuhan. berperan sebagai teman, berperan sebagai teman 3. Peran Orangtua dalam Proses Penanaman pada saat ibu menemani anaknya yang sedang Nilai-nilai Agama pada Anak Usia Dini bermain. Kesimpulan dari hasil wawancara dalam Keluarga tersebut sangat cocok dengan teori dari M.I Peneliti menyimpulkan hasil dari Soelaeman (1978: 66), keluarga memiliki wawancara dan observasi yang dilakukan dengan peranan yang sangat penting dalam pendidikan keempat orang ayah dan ibu dari keluarga yang agama bagi anak-anaknya, terutama dalam berbeda bahwa, mereka berpendapat sama

Description:
anak yaitu nilai akhlak, aqidah, dan ibadah. Faktor pendukungnya adalah lingkungan keluarga dan sarana ibadah di anak usia pra sekolah.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.