ebook img

POTENSI DAN TANTANGAN BUDI DAYA IKAN RAWA (IKAN HITAMAN DAN IKAN PUTIHAN) PDF

252 Pages·2016·4.85 MB·Indonesian
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview POTENSI DAN TANTANGAN BUDI DAYA IKAN RAWA (IKAN HITAMAN DAN IKAN PUTIHAN)

0 POTENSI DAN TANTANGAN BUDI DAYA IKAN RAWA (IKAN HITAMAN DAN IKAN PUTIHAN) DI KALIMANTAN SELATAN Junius Akbar UNLAM PRESS 1 POTENSI DAN TANTANGAN BUDI DAYA IKAN RAWA (IKAN HITAMAN DAN IKAN PUTIHAN) DI KALIMANTAN SELATAN Penulis JUNIUS AKBAR Cetakan Pertama, Desember 2014 Perpustakaan Nasional Indonesia Setting/layout : Junius Akbar Disain Sampul : Junius Akbar Peringatan: Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun termasuk foto copy tanpa izin tertulis dari Unlam Press. Penerbit : Unlam Press, Banjarmasin Jalan Brigjend H. Hasan Basri Kotak Pos 219 Banjarmasin, 70123 Telp. (0511) 6269088, 3304177 / 085106269088 E-mail: [email protected] ISBN 978-979-7314-01-4 2 ANALISIS INSTRUKSIONAL POTENSI DAN TANTANGAN BUDI DAYA IKAN RAWA (IKAN HITAMAN DA N IKAN PUTIHAN) DI KALIMANTAN SELATAN TANTANGAN PELESTARIAN IKAN RAWA MELALUI UPAYA BUDI DA YA PERIKANAN TANTANGAN PELESTARIAN IKAN RAWA MELALUI PEMACUA N STOK TANTANGAN PELESTARIA N IKAN RAWA MELALUI SUAKA PERIKANAN TANTANGAN PELESTARIA N IKAN RAWA MELALUI PENGATURAN PENANGKAPAN POTENSI ASPEK BIOLOGI IKAN RAWA POTENSI KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN RAWA POTENSI PERA IRAN RAWA KONDISI UMUM KALIMANTAN SELATAN 3 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT subhanaluwa ta‟ala karena atas rahmat dan karunia-Nya buku berjudul “Potensi dan Tantangan Budi Daya Ikan Rawa (Ikan Hitaman dan Ikan Putihan) Di Kalimantan Selatan” ini bisa diterbitkan. Belum banyak buku yang ditulis oleh dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) berkaitan dengan pengembangan potensi dan tantangan budi daya perikanan rawa di Kalimantan Selatan. Jenis-jenis ikan rawa mempunyai nilai ekonomis penting di Kalimantan Selatan. Walaupun demikian, ketersediaannya cenderung menurun sebagai akibat penangkapan yang semakin intensif guna memenuhi kebutuhan yang semakin besar seiring dengan pertambahan penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut upaya yang dilakukan adalah dengan pengaturan penangkapan, membentukan suaka perikanan, pemacuan stok melalui restocking dan introduksi, serta budi daya perikanan. Buku ini merupakan salah satu referensi yang mendukung visi dan misi Unlam dalam upaya pengembangan potensi rawa dan perikanan rawa di Kalimantan Selatan. Potensi pengembangan budi daya perikanan rawa (ikan hitaman dan ikan putihan) sebagai ketahanan pangan dapat dijadikan salah satu sumber pendapatan masyarakat di sekitar perairan umum (rawa) di Kalimantan Selatan. Selaku pimpinan Unlam, saya mengucapkan selamat atas terbitnya buku ini, semoga akan menyusul terbitnya buku-buku lain sebagai bentuk pengembangan akademis para dosen di Unlam. Banjarmasin, Desember 2014 Rektor Unlam Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc NIP.19660331 199102 1 001 4 PRAKATA Sejak dibentuknya Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, sektor perikanan bukan lagi menjadi subsektor dalam bidang pertanian melainkan sudah menjadi sektor tersendiri, yaitu sektor perikanan. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor andalan pembangunan Indonesia. Dari sektor perikanan, selain untuk memenuhi kecukupan protein hewani masyarakat dalam negeri juga dapat menghasilkan devisa negara dari ekspor hasil perikanan ke luar negeri. Permintaan komoditas perikanan baik untuk dalam negeri maupun ekspor semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia dan pergeseran pola konsumsi manusia dari “red meat” (daging sapi, kambing, dan lain-lain) ke “white meat” (ayam, ikan, seafood). Peningkatan tersebut erat kaitannya dengan terjadinya peningkatan jumlah penduduk dan kualitas hidup dari rakyat Indonesia dan dunia. Sementara itu, produksi perikanan subsektor perikanan tangkap relatif stagnan dan tidak mampu memenuhi target yang ditentukan. Hal ini karena pengaruh dari pemanasan global dan iklim yang tidak menentu. Sehingga dalam lima tahun terakhir ini, produksi ikan tangkap hanya sekitar 5 juta ton/tahun. Di sisi yang lain, subsektor perikanan budi daya telah mampu memberikan kontribusi yang lebih besar dari target yang dicanangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 2010-2014. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia pun merubah kebijakan dari peningkatan produksi perikanan tangkap menjadi perikanan budi daya. Indonesia memiliki luas rawa sekitar 33,4 juta ha yang terdiri atas lahan rawa pasang surut seluas 20,1 juta ha dan rawa lebak seluas 13,3 juta ha. Dari 13,3 juta ha rawa lebak terdiri atas rawa lebak dangkal seluas 4,2 juta ha, rawa lebak tengahan seluas 6,07 juta ha, dan rawa lebak dalam seluas 3,0 juta ha, yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ikan-ikan dari perairan rawa dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu ikan-ikan putihan (white fishes) dan ikan-ikan hitaman (black fishes). Ikan-ikan 5 putihan sesuai dengan namanya umumnya berwarna lebih cerah. Ikan-ikan putihan tidak mampu hidup dalam kondisi kekurangan oksigen terlarut. Kelompok ikan- ikan putihan pada saat musim kemarau tinggal di sungai utama dan lubuk-lubuk sungai, kemudian saat musim penghujan ikan-ikan putihan menyebar ke rawa- rawa untuk melakukan pemijahan. Kelompok ikan-ikan putihan antara lain ikan baung (Hemibagrus nemurus), ikan belida (Chilata lopes), ikan patin (Pangasius sp), dan lain-lain. Ikan-ikan hitaman adalah ikan-ikan yang hidup menetap dan mendiami perairan rawa lebak untuk memenuhi seluruh daur hidupnya, yaitu sejak proses pemijahan sampai pembesaran. Pada saat musim kemarau kelompok ikan hitaman akan tinggal di lebung dan saat musim penghujan, ikan-ikan hitaman menyebar ke daerah rawa-rawa daratan yang tergenang air. Kelompok ikan-ikan hitaman antara lain ikan betok (Anabas testudineus), ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis), ikan tambakan (Helostoma temminckii), ikan belut (Monopterus albus), ikan gabus (Channa striata), dan lain-lain. Ikan-ikan rawa baik ikan hitaman maupun ikan putihan sebagai sumber plasma nutfah alami mulai menunjukkan gejala penurunan, bahkan lebih dari itu dikhawatirkan beberapa jenis ikan terancam punah. Banyak cara untuk mencegah kepunahan ikan-ikan rawa melalui 1) pengaturan penangkapan, 2) pendirian suaka perikanan, 3) pemacuan stok, dan 4) pengembangan budi daya menjadi alternatif tindakan pelestarian ikan-ikan rawa. Saat ini, masih sedikit masyarakat Kalimantan Selatan yang membudidayakan ikan-ikan rawa. Padahal jenis-jenis ikan rawa mempunyai peluang pasar yang sangat besar dan didukung potensi lahan yang masih luas untuk dikembangkan lokasi budi daya dan sifat biologis dari ikan-ikan rawa. Pemanfaatan perairan rawa untuk kegiatan perikanan budi daya masih belum optimal. Kegiatan perikanan rawa masih didominasi kegiatan penangkapan di areal rawa, sedangkan kegiatan perikanan budi daya belum banyak. 6 Oleh sebab itu, penulis menyusun buku ini dengan judul “Potensi dan Tantangan Budi Daya Ikan Rawa (Ikan Hitaman dan Ikan Putihan) Di Kalimantan Selatan”. Buku ini terdiri atas 8 bab yang disusun sedemikian rupa dengan harapan apa yang ditulis mudah dipahami. Bab 1. Kondisi Umum Kalimantan Selatan. Bab 2. Potensi Perairan Rawa. Bab 3. Potensi Keanekaragaman Jenis Ikan Rawa. Bab 4. Potensi Aspek Biologi Ikan Rawa. Bab 5. Tantangan Pelestarian Ikan Rawa melalui Pengaturan Penangkapan. Bab 6. Tantangan Pelestarian Ikan Rawa melalui Suaka Perikanan. Bab 7. Tantangan Pelestarian Ikan Rawa melalui Pemacuan Stok. Bab 8. Tantangan Pelestarian Ikan Rawa melalui Upaya Budi Daya Perikanan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Unlam yang telah memberikan kata pengantar dalam buku ini, Ketua Lembaga Penelitian Unlam, dan rekan-rekan sejawat di Program Studi Budi Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Unlam yang telah memberikan semangat dan motivasi sehingga buku ini dapat dirampungkan. Manusia tidak pernah luput dari kekurangan. Oleh karena itu, umpan balik dari pembaca sangat dihargai sehingga penyempurnaan dan perbaikan buku ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan perikanan budi daya ikan rawa di Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan dalam upaya mendukung ketahanan pangan. Segala yang baik itu datangnya dari Allah SWT dan yang kurang itu bersumber dari diri penulis sebagai manusia. Junius Akbar 7 DAFTAR ISI Halaman ANALISIS INSTRUKSIONAL iii KATA PENGANTAR iv PRAKATA v DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xiii I KONDISI UMUM KALIMANTAN SELATAN 1 1.1. Posisi Geografis 2 1.2. Luas Wilayah 3 1.3. Topografi 4 1.4. Morfologi 8 1.5. Kondisi Iklim 9 1.6. Demografi 10 1.7. Potensi Lahan Perikanan 12 1.8. Produksi Perikanan 13 1.9. Nilai Produksi Perikanan 15 Ringkasan 17 II POTENSI PERAIRAN RAWA 18 2.1. Lahan Basah 19 2.2. Ekosistem Rawa 22 2.2.1. Rawa Pasang Surut 24 2.2.2. Rawa Lebak 25 2.3. Ciri-Ciri Perairan Rawa 29 Ringkasan 32 III POTENSI KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN RAWA 34 3.1. Keanekaragaman Jenis Ikan Rawa 35 3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Jenis Ikan 45 Ringkasan 52 IV POTENSI ASPEK BIOLOGI IKAN RAWA 55 4.1. Labirin 56 4.2. Kebutuhan Oksigen 58 4.3. Beberapa Jenis Ikan Hitaman 59 4.3.1. Ikan Betok (Anabas testudineus) 60 4.3.2. Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis) 63 4.3.3. Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri) 65 4.3.4. Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) 68 4.3.5. Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) 70 4.3.6. Ikan Gabus (Channa striata) 74 4.3.7. Ikan Toman (Channa micropeltes) 77 4.3.8. Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) 79 8 4.3.9. Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) 82 4.3.10. Ikan Belut Sawah (Monopterus albus) 85 4.4. Beberapa Jenis Ikan Putihan 87 4.4.1. Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni) 87 4.4.2. Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) 89 4.4.3. Ikan Baung (Hemibagrus nemurus) 91 4.4.4. Ikan Belida (Chitala lopis) 93 4.4.5. Ikan Patin Lokal (Pangasius djambal) 97 Ringkasan 99 V TANTANGAN PELESTARIAN IKAN RAWA MELALUI PENGATURAN PENANGKAPAN 100 5.1. Pengaturan Penggunaan Ukuran (Size) Alat Tangkap 103 5.2. Pengaturan Operasional Alat 104 5.3. Pengaturan Musim, Waktu, dan Daerah Penangkapan 105 5.4. Pengaturan Jumlah dan Jenis Ikan Hasil Penangkapan (Fishing Effort) 107 5.5. Jenis-Jenis Alat Tangkap 108 5.5.1. Alat Tangkap Ikan Aktif 113 5.5.2. Alat Tangkap Ikan Pasif 119 Ringkasan 123 VI TANTANGAN PELESTARIAN IKAN RAWA MELALUI SUAKA PERIKANAN 124 6.1. Pemanfaatan Plasma Nutfah Perikanan 127 6.2. Pelestarian Plasma Nutfah secara In-Situ 131 6.2.1. Suaka Perikanan (Reservat) 131 6.2.2. Fungsi Suaka Perikanan 132 6.2.3. Langkah-Langkah Pembentukan Suaka Perikanan 134 6.2.4. Persyaratan Penentuan Suaka Perikanan 135 6.3. Pelestarian Plasma Nutfah secara Ex-Situ 136 6.4. Program Pelestarian Ikan-Ikan Perairan Rawa 139 6.5. Beberapa Suaka Perikanan di Kalimantan Selatan 140 Ringkasan 142 VII TANTANGAN PELESTARIAN IKAN RAWA MELALUI PEMACUAN STOK 144 7.1. Status Pemacuan Sumber Daya Ikan 146 7.2. Protokol Pemacuan Sumber Daya Ikan 149 7.2.1. Identifikasi Sumber Daya 150 7.2.2. Penentuan Tujuan Penebaran 155 7.2.3. Pengembangan Strategi Penebaran 157 7.2.4. Pengkajian Proposal Penebaran 158 7.2.5. Monitoring dan Evaluasi 158 7.2.6. Pembentukan Kelembagaan Pengelolaan Perikanan 159 7.3. Strategi Pemacuan Sumber Daya Ikan 162 7.3.1. Sumber Benih dan Pemilihan Ikan yang akan Ditebar 162 7.3.2. Prakondisi dan Aklimatisasi 163 7.3.3. Penanganan dan Transportasi 164 9

Description:
Ikan Patin Lokal (Pangasius djambal). 97. Ringkasan. 99 .. sungai meliputi Sungai Tabalong, Kumap, Tabalong Kiwa, dan Sungai Ayup. 10).
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.