ebook img

POLITIK PENDIDIKAN INDONESIA DALAM ABAD KE-21 Slamet PH Fakultas Teknik Universitas ... PDF

14 Pages·2014·0.12 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview POLITIK PENDIDIKAN INDONESIA DALAM ABAD KE-21 Slamet PH Fakultas Teknik Universitas ...

POLITIK PENDIDIKAN INDONESIA DALAM ABAD KE-21 Slamet PH Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta email: [email protected] Abstrak: Arah politik pendidikan Indonesia masih mosaik dan kurang meng-Indonesia, yang di- tunjukkan oleh kebijakan, perencanaan, dan penganggaran yang kurang berpijak pada bumi nusantara. Idealnya, arah politik pendidikan Indonesia harus meng-Indonesia yaitu pembangunan pendidikan yang berpijak pada Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, karakteristik, kekayaan, dan ragam kebutuhan Indonesia yaitu kebutuhan peserta didik, keluarga, masyarakat, dan berbagai sektor pembangunan dan sub-sub sektornya, selain harus mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal seraya memenuhi kebutuhan nasional dan tuntutan global. Indonesia tidak perlu kuatir terpelanting dalam era kesejagatan, asal tingkat kesiapan untuk menghadapinya memadai. Strategi politik pendidikan yang harus ditempuh untuk menghadapi abad ke-21 adalah menyeleksi nilai-nilai yang dibutuhkan oleh In- donesia untuk diajarkan kepada peserta didik dan secara aktif memberikan kontribusi terhadap pem- bangunan pendidikan dunia. Kata Kunci: arah politik pendidikan Indonesia, pendidikan yang meng-Indonesia, strategi politik pendidikan Indonesia INDONESIAN EDUCATION POLITICS IN THE TWENTY FIRST CENTURY Abstract: The direction of Indonesian education politics is still mosaic and lacks of Indonesian based education, showed by policies, plans, and budgets which are not based on real needs of the country. Ideally, the direction of Indonesian education politics must be based on Pancasila, Constitution 1945, United Indonesia, Diversity in Unity, characteristics, resources/capitals, and diversified needs of Indo- nesia i.e. student, family, community, and development sectors and their subs sectors, and at the same time accommodating local wisdoms, complying national requirements and fulfilling national needs and actively contributing to the world education development. It is not necessary for Indonesia to worry about global challenges as long as Indonesia is well prepared to confront them. The chosen edu- cation political strategy to confront the twenty first century is by selecting values relevant to the needs of Indonesia and actively contributing the world education development. Keywords: direction of Indonesian education politics, Indonesia based education, political strategy of Indonesian education PENDAHULUAN sifat untuk berubah, baik dalam tujuan yang Kehidupan yang diciptakan oleh-Nya se- akan dicapai (sebab) maupun upaya-upaya un- lalu berpasang-pasangan. Kalau ada sebab (tu- tuk mencapai tujuan (akibat). Baik tujuan pen- juan yang akan dicapai), pasti ada akibat (upa- didikan maupun upaya-upaya yang ditempuh ya-upaya yang harus ditempuh untuk mencapai untuk mencapainya, sewaktu-waktu mengalami tujuan). Kehidupan adalah perubahan dan siapa perubahan akibat keduanya memiliki hubungan yang tidak mau berubah akan punah. Perubahan simbiosis/interkonektivitas dengan perubahan- akan terus berlangsung, dengan atau tanpa kita. perubahan lingkungan strategis, misalnya poli- Untuk mengikuti perubahan, manusia harus se- tik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu, teknologi, lalu berjuang, memperbaiki diri melalui belajar, religi, moralitas/etika, seni/estetika, pertumbuh- belajar ulang, dan bahkan melupakan pembela- an penduduk, dan globalisasi. Oleh karena itu, jaran masa lalu yang tidak lagi selaras dengan baik tujuan pendidikan maupun upaya-upaya tuntutan zaman. Pendidikan nasional dapat di- untuk mencapainya harus diperbaiki, disempur- kategorikan sebagai kehidupan karena memiliki nakan, dan/atau dikembangkan dari waktu ke 324 325 waktu. Tujuan dan upaya pendidikan di masa murahdibandingkan dengan negara-negara lain- lalu cocok untuk zamannya, mungkin kurang nya. Intinya, negara-negara tersebut maju dan pas untuk saat ini, dan mungkin perlu perubah- berkembang karena kualitas warga negaranya an-perubahan untuk masa yang akan datang, sangat tinggi dengan tetap mengedepankan ke- katakanlah abad ke-21. pentingan dan jati diri negara. Di sinilah, politik Dengan demikian, pendidikan Indonesia pendidikan mereka hadir dalam rangka mem- dihadapkan pada dinamika perubahan lingkung- buat prioritas-prioritas keputusan dan kebijak- an strategis yang tidak sama kepentingannya an-kebijakan pendidikan sesuai dengan kebu- dan sangat turbulen sehingga pilihan-pilihan tuhannya. prioritas tujuan pendidikan Indonesia dan upa- Sementara itu, arah politik pendidikan ya-upaya untuk mencapainya harus dilakukan Indonesia masih mosaik, yang ditunjukkan oleh secara selektif. Tidak semua tekanan/kepenting- kebijakan, perencanaan, dan penganggaran an lingkungan strategis diakomodasi karena ke- yang kurang berpijak pada bumi dan budaya tidaksesuaiannya dengan nilai-nilai yang di- Indonesia, kurang selaras dengan kekayaan, kembangkan di dunia pendidikan, di samping karakteristik, dan kebutuhan Indonesia. Misal- keterbatasan sumber daya yang tersedia. Inilah nya, Indonesia sangat membutuhkan teknolog- esensi garapan bidang politik pendidikan nasio- teknolog mineral pertambangan, minyak dan nal dalam rangka membangun kualitas manusia gas bumi (migas), batubara, pertanian, peter- seutuhnya, masyarakat Indonesia seluruhnya, nakan, perikanan, dan kelautan, tetapi kebijakan yang secara umum adalah untuk mencerdaskan ke arah itu tidak jelas. Sebagian besar perusa- kehidupan bangsa dalam rangka membangun haan tambang dan migas dikuasai oleh negara- Indonesia yang mandiri, berdaulat, dan bermar- negara asing. Importasi beras, kedelai, buah- tabat. buahan, daging, obat-obatan, dan bahkan garam Apa pun politik pendidikannya, semua yodium pun sangat marak. Padahal, itu semua negara mengakui bahwa pembangunan berke- dapat dipenuhi oleh Indonesia asal didukung lanjutan sangat ditentukan oleh kualitas warga oleh pendidikan yang selaras dengan kebutuhan negaranya. Negara-negara yang warganya ber- Indonesia. Lalu, strategi apakah yang harus kualitas tinggi cenderung maju dan berkembang ditempuh untuk memperbaiki praktik-praktik dengan pesat. Jadi, tinggi rendahnya kualitas politik pendidikan Indonesia saat ini? warga negara suatu negara menjadi barometer Artikel ini akan menjawab permasalah- bagi kemajuan dan perkembangannya. Kualitas an/pertanyaan tersebut melalui pembahasan warga negara dapat diukur dengan tinggi ren- tentang arti politik pendidikan, mengapa harus dahnya kualitas dasar (daya pikir, daya hati, berpolitik pendidikan, tuntutan abad ke-21, daya fisik) dan kualitas instrumental (ilmu, tek- kondisi politik pendidikan Indonesia saat ini, nologi, seni, dan olah raga). Singapura, Jepang, dan strategi perbaikan politik pendidikan In- Tiongkok, Korea Selatan, Hongkong, Jerman, donesia dalam rangka menghadapi tantangan dan sejumlah negara maju lainnya merupakan abad ke-21. contoh konkret bahwa mereka maju karena kualitas warga negaranya. Singapura maju ka- ARTI POLITIK PENDIDIKAN rena kualitas warga negaranya dalam sektor la- Secara umum, masyarakat masih meng- yanan/jasa, baik jasa tersier maupun jasa kuar- anggap bahwa dunia pendidikan harus terpisah/ ter sehingga negara ini disebut sebagai negara harus dipisahkan dari dunia politik. Keduanya jasa (service country). Jepang maju karena kua- tidak bisa dicampur menjadi satu karena dunia litas warga negaranya dalam teknologi mesin pendidikan membutuhkan pelayanan profesio- (otomotif) dan elektronik. Tiongkok maju ka- nal yang harus berlangsung secara terus-mene- rena daya inovasi dan etos kerja keras warga rus dan tidak memihak kepada kelompok-ke- negaranya dalam mengembangkan produk-pro- lompok kepentingan tertentu, melainkan untuk duk dan jasa-jasa baru yang cenderung lebih semuanya (Wirt & Kirst, 1982). Sementara itu, Cakrawala Pendidikan, Oktober 2014, Th. XXXIII, No. 3 326 dunia politik lebih menekankan pada kepenting- mangku kepentingan sangat dinamis, misalnya an-kepentingan jangka pendek dan lebih me- antara komite sekolah, orang tua, dan dewan mentingkan konstituan (kelompoknya). Plat- guru dalam alokasi dana antarmata pelajaran form politik bisa berubah-ubah jika rezim juga merupakan proses dinamis. Dalam keadaan se- berubah. Padahal, dunia pendidikan membutuh- perti ini, kehadiran politik pendidikan sangat di- kan layanan profesional yang berkelanjutan da- perlukan agar keadilan, kebenaran, kemanfaat- lam jangka panjang dan jika dunia pendidikan an, dan kepastian penyelenggaraan pendidikan dicampur dengan dunia politik, dikawatirkan dapat dijamin dan dikendalikan. akan terjadi distorsi penyelenggaraan pendidik- Lasswels (1958) menyatakan bahwa po- an. Tetapi, dalam kenyataan di Indonesia, apa- litics is who gets what, when, and how (politik lagi dalam era reformasi seperti saat ini, dunia itu adalah siapa memperoleh apa, kapan, dan pendidikan dan dunia politik saling berintersek- bagaimana). Definisi klasik ini masih berlaku si dan bahkan dunia pendidikan telah menjadi untuk situasi Indonesia. Pembuatan peraturan arena kepentingan politik, baik di tingkat pusat, perundang-undangan, kebijakan, perencanaan, provinsi, kabupaten/kota, maupun satuan pen- dan penganggaran pendidikan pada tingkat na- didikan. sional, provinsi, kabupaten/kota, dan satuan Di tingkat pusat, misalnya, pembubaran pendidikan, semuanya melibatkan berbagai pi- Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik hak yang jelas-jelas kepentingannya berbeda. dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) di- Mereka saling adu argumen untuk memenga- protes oleh Persatuan Guru Republik Indonesia ruhi unit-unit kekuasaan dengan maksud agar (PGRI). Atas desakan PGRI, maka dibentuklah nilai-nilai dan alokasi sumber daya yang ter- Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia batas diputuskan sesuai dengan keinginannya. Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Jika sumber daya terbatas yang dialokasikan Mutu Pendidikan sebagai pengganti Ditjen tidak sesuai dengan keinginan mereka, konflik PMPTK. Badan yang baru dibentuk ini mem- akan memanas sepanjang waktu dan di semua buat masalah baru karena badan ini hanya me- tempat. Apalagi dalam era desentralisasi pen- nangani pengembangan sumber daya manusia, didikan seperti sekarang ini, pihak-pihak yang sementara aspek-aspek sumber daya manusia berkepentingan terhadap pendidikan sangat yang lain, misalnya rekrutmen dan seleksi, kompleks, yang mencakup kelompok-kelompok penempatan, pemanfaatan, perlindungan guru, eksekutif, legislatif, yudikatif, asosiasi profesi, kesejahteraan guru, dan penilaian kinerja guru, pakar, lembaga swadaya masyarakat, media ditangani oleh dua Direktorat Pembinaan Pen- massa, dan masyarakat atentif, yang semuanya didik dan Tenaga Kependidikan, yang masing- memiliki kepentingan untuk memengaruhi pe- masing di bawah naungan Direktorat Jenderal nguasa dalam pengambilan keputusan pendidik- Pendidikan Dasar dan Direktorat Jenderal Pen- an. Di sinilah dibutuhkan teori untuk mengatasi didikan Menengah. konflik kepentingan pendidikan yang disebut Di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, ilmu politik pendidikan. peran gubernur dan bupati/walikota terutama Jadi, politik pendidikan adalah suatu dalam alokasi/penempatan kepala dinas pendi- proses pemilihan nilai-nilai dan pengalokasian dikan sangat dominan sehingga sulit menjamin sumber daya terbatas dalam proses pembuatan mutunya. Beruntung telah terbit UU 5/2014 ten- keputusan yang melibatkan berbagai kelompok tang Aparatur Sipil Negara dimana rekrutmen yang memiliki kepentingan berbeda dalam dan seleksi kepala dinas pendidikan tidak lagi rangka memengaruhi pengambilan keputusan didominasi gubernur dan bupati/walikota, tetapi sehingga nilai-nilai dan alokasi sumber daya oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (lembaga terbatas yang diinginkan oleh kelompok-ke- nonstruktural yang mandiri dan bebas dari inter- lompok tertentu masuk dalam pengambilan ke- vensi politik). Di tingkat satuan pendidikan/ putusan. Misalnya, eksekutif memiliki kepen- sekolah, tarik-menarik kepentingan antarpe- tingan melaksanakan mandat/amanat peraturan Politik Pendidikan Indonesia dalam Abad ke-21 327 perundang-undangan. Legislatif memiliki ke- ideologi ekonomi kapitalisme dan politiknya pentingan yang bersumber dari konstituansnya, demokrasi liberal, maka politik pendidikannya yudikatif berkepentingan bahwa pendidikan jelas mengarah kepada pembangunan generasi dilaksanakan secara adil, benar, bermanfaat, muda yang kapitalistik dan liberalistik. dan berkepastian. Masyarakat, khususnya orang Untuk Indonesia, Pancasila merupakan tua peserta didik memiliki kepentingan terhadap ideologi dan Undang-Undang Dasar 1945 mutu pendidikan bagi anak-anaknya, selain (UUD 45) merupakan konstitusi sehingga poli- pengendalian biaya sekolah, layanan pendidik- tik pendidikannyapun harus berpijak pada an yang adil, benar, bermanfaat, dan berkepasti- Pancasila dan UUD 45. Mengingat Negara Ke- an menjamin mutu. Organisasi profesi guru satuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka (PGRI) memiliki kepentingan peningkatan ke- Tunggal Ika merupakan pilar-pilar kebangsaan, mampuan/kompetensi guru, kesejahteraan guru, maka pembangunan pendidikan Indonesia harus dan pengembangan karir guru. Media masa menanamkan nilai-nilai patriotisme untuk mem- berkepentingan membentuk opini publik dalam bela NKRI dan menanamkan nilai-nilai tole- rangka meningkatkan penggemarnya (konsu- ransi berbasis perdamaian dan kerukunan yang mennya) dan bahkan saat ini sudah ada media diamalkan dalam bentuk kesolehan sosial. Di masa tertentu yang menjadi alat partai politik samping itu, Indonesia kaya sumber daya ma- tertentu. Independensinya jelas mulai diper- nusia, natural, kultural, dan sosial. Oleh karena tanyakan oleh publik. Sekolah-sekolah interna- itu, arah politik pendidikan Indonesia harus sional yang beroperasi di Indonesia (bukan meng-Indonesia, yaitu pembangunan pendidik- sekolah asing) yang jumlahnya kurang lebih an yang benar-benar mendasarkan pada keka- 140-an juga memiliki kepentingan beragam, yaan, karakteristik, dan kebutuhan Indonesia. antara lain motif keuangan dan bisa jadi ingin Pendidikan Indonesia harus mencurahkan per- melakukan invasi ideologi ke Indonesia. Tentu hatiannya terhadap kespesifikan lokal (daerah) masih banyak contoh-contoh yang lain, akan seraya memenuhi kebutuhan nasional dan tun- tetapi intinya bahwa pendidikan Indonesia telah tutan regional serta internasional (Gambar 1). mirip miniatur politik makro dimana pendidik- Ilmu-ilmu yang diajarkan kepada peserta an telah menjadi arena konflik kepentingan. didik seharusnya yang sesuai dengan ideologi dan konstitusi, kekayaan, karakteristik, dan MENGAPAKAH HARUS BERPOLITIK ragam kebutuhan Indonesia, yaitu kebutuhan PENDIDIKAN? peserta didik, keluarga, masyarakat, dan ber- Pendidikan Indonesia dalam abad ke-21 bagai sektor dan sub-subsektornya. Oleh karena dihadapkan pada pilihan-pilihan akibat per- itu, kebijakan-kebijakan pendidikan yang dibuat ubahan-perubahan lingkungan strategis yang oleh pemerintah harus mendukungnya. Fischer kompleks, sukar diprediksi, labil, tidak pasti, dkk (2007) menyatakan bahwa kebijakan ada- turbulen, dan keterbatasan sumber daya pendi- lah whatever the governments choose to do or dikan. Oleh karena itu, politik pendidikan harus not to do dan bentuknya bisa a law, a rule, a hadir agar pendidikan Indonesia tidak terbawa statute, an edict, a regulation or an order. arus perubahan lingkungan strategis yang tidak Suksesnya pelaksanaan politik pendi- menguntungkan Indonesia. Mengingat mosaik- dikan membutuhkan tata kelola yang baik, yang nya tekanan-tekanan dan tuntutan-tuntutan ling- dilaksanakan melalui peraturan-peraturan for- kungan strategis, maka diperlukan ketegasan mal yang dijalankan secara konsisten diatas arah politik pendidikan Indonesia. Berbicara peraturan informal. Praktik-praktik tata kelola politik pendidikan berarti mendekati pendidikan informal seperti feodalisme, hedonisme, pri- dengan politik sebagai takaran/tolok ukurnya. mordialisme/nepotisme, pragmatisme, dan oli- Tolok ukur politik pendidikan suatu negara sa- garki harus dihindari karena mereka semua me- ngat tergantung pada ideologi dan konstitusi rupakan penghambat demokrasi dan pemba- suatu negara. Negara-negara barat yang ber- ngunan pendidikan nasional. Cakrawala Pendidikan, Oktober 2014, Th. XXXIII, No. 3 328 Nas ional Internasional Lokal PI Regional PI = Pendidikan Indonesia Gambar 1. Cakrawala Pendidikan Indonesia TUNTUTAN ABAD KE-21 bangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025; Dinamika perubahan abad ke-21 dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang pembangunan pendidikan Indonesia dipenga- Sistem Pendidikan Nasional; Undang-Undang ruhi oleh faktor-faktor strategis berikut: peratur- Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Do- an perundang-undangan; Rencana Pembangun- sen, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 an Jangka Panjang Nasional 2005-2025; kebi- tentang Pendidikan Tinggi; Undang-Undang jakan, perencanaan, dan penganggaran pemerin- Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan tah; kelompok kekuatan; kemajuan ekonomi; Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun dinamika politik; dinamika sosio-kultural; ke- 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; majemukan/kebhinnekaan; tuntutan desentra- Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 lisasi; tuntutan globalisasi; dan kemajuan tek- tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah nologi. Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasio- Peraturan perundang-undangan (regula- nal Pendidikan; Peraturan Pemerintah Nomor si), misalnya undang-undang, peraturan peme- 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penye- rintah, peraturan presiden, dan peraturan men- lenggaraan Pendidikan; Peraturan Pemerintah teri merupakan faktor strategis yang sangat ber- Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas pengaruh terhadap pembangunan pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Peraturan perundang-undangan digunakan se- tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pen- bagai acuan bagi penyusunan/formulasi, imple- didikan; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun mentasi, dan evaluasi kebijakan pendidikan. 2007 tentang Pembagian Urusan; Peraturan Pe- Pada umumnya, birokrat pendidikan tidak mau merintah Nomo 4 Tahun 2014 tentang Penye- melanggar peraturan perundang-undangan da- lenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan lam penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi ke- Perguruan Tinggi; Peraturan Menteri Pendidik- bijakan pendidikan. Peraturan perundang-un- an dan Kebudayaan Nomor 49 tentang Standar dangan yang sangat berpengaruh terhadap ke- Nasional Pendidikan Tinggi, Peraturan Menteri bijakan pendidikan adalah Undang-Undang No- Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 52 Tahun mor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pem- 2014 tentang Pedoman Pengembangan Sumber Politik Pendidikan Indonesia dalam Abad ke-21 329 Daya Manusia Kebudayaan, dan lain sebagai- bijakan tindakan afirmatif yang ditempuh justru nya untuk tidak disebut semuanya. memperlemah si lemah. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kelompok-kelompok kekuatan yang juga Nasional 2005-2025 (RPJPN 2005-2025) sa- berpengaruh kuat terhadap pembangunan pen- ngat berpengaruh terhadap kebijakan, peren- didikan misalnya nilai-nilai pribadi penguasa canaan, dan penganggaran pendidikan nasional. (eksekutif, legislatif, yudikatif), KPK, BPK, Meskipun RPJPN 2005-2025 merupakan dy- BPKP, media masa, pengusaha, organisasi pro- namic planning, pembangunan pendidikan na- fesi (PGRI, FGI, dsb.), pakar pendidikan, lem- sional harus tetap mengacu kepadanya sepan- baga swadaya masyarakat, yang terkena dam- jang belum diubah. RPJPN 2005-2025 disusun pak kebijakan, kristalisasi isu-isu pendidikan menjadi periode-periode berikut. Periode 2005– yang dipublikasikan di mas media, dan tekanan 2010 merupakan Peningkatan Kapasitas dan asing/globalisasi. Kelompok-kelompok kekuat- Modernisasi; Periode 2010–2015 merupakan an tersebut saling bersaing dalam mempenga- Penguatan Pelayanan; Periode 2015–2020 me- ruhi kebijakan, perencanaan, dan penganggaran rupakan Daya Saing Regional; dan Periode pendidikan agar selaras dengan kepentingan 2020–2025 merupakan Daya Saing Internasio- yang diinginkan oleh masing-masing kelompok nal. Mengingat RPJPN merupakan dynamic kekuatan. Jika masing-masing kelompok masih planning yang dipengaruhi oleh banyak faktor, mempraktikkan perilaku-perilaku feodalis, he- oleh Karena itu dimungkinkan terjadinya per- donis, pragmatis, primordialis/nepotis, oligar- ubahan RPJPN. kis, dan miskin wawasan kosmik, dikhawatir- Kebijakan, Perencanaan, dan Pengang- kan akan menyebabkan terjadinya diskontinyui- garan Tahunan Pemerintah juga sangat berpe- tas kepemimpinan jika terjadi pergantian rezim. ngaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan Kebijakan dan kemajuan ekonomi juga nasional. Misalnya, Kurikulum 2013 yang sangat berpengaruh terhadap pembangunan awalnya hanya akan didukung dana sebesar Rp pendidikan, misalnya kebijakan fiskal (APBN/ 2,6 triliun pada tahun 2012, ternyata DPR tidak APBD dan pajak), kebijakan moneter (jumlah menyetujui dan akhirnya hanya didukung dana uang beredar, nilai tukar uang, inflasi, produkti- sebesar Rp 800-an milyar. Tetapi, dukungan vitas, dan suku bunga kredit perbankan), per- dana implementasi Kurikulum 2013 naik lagi tumbuhan dan pemerataan ekonomi, tingkat menjadi dua triliunan lebih pada tahun 2014. pengangguran, dan angka kemiskinan. Selain Kebijakan anggaran pendidikan yang tiba-tiba itu, Master Plan Percepatan Pembangunan Eko- mengecil dan kemudian naik lagi menyebabkan nomi Indonesia (MP3EI) juga menjadi acuan diskontinyuitas dalam penyelenggaraan pen- penting bagi pembangunan pendidikan Indo- didikan nasional dan ini sangat mengganggu nesia. kemajuan pendidikan. Perencanaan pendidikan Dinamika politik juga sangat berpenga- pada tingkat makro (nasional), meso (provinsi, ruh terhadap pembangunan pendidikan dan bah- kabupaten/kota), dan sekolah (mikro) juga sa- kan faktor ini yang paling berpengaruh terhadap ngat berpengaruh terhadap kemajuan pendidik- pembangunan pendidikan. Platform politik, per- an dan jika salah merencanakan berarti meren- gantian rezim, pergantian birokrat/pejabat pen- canakan kesalahan. Penganggaran pendidikan didikan, baik di pusat maupun daerah khusus- yang tidak mengikuti perencanaan juga akan nya setelah otonomi daerah, dan solidaritas ber- menyebabkan tidak terlaksananya program- politik sangat berpengaruh terhadap pemba- program pendidikan. Mengingat kesenjangan/ ngunan pendidikan. Secara formal, Indonesia ketimpangan pendidikan antardaerah masih le- telah melaksanakan prinsip-prinsip politik de- bar, maka kebijakan, perencanaan, dan peng- mokrasi, tetapi secara mental masih banyak di- anggaran pendidikan harus pro terhadap episen- jumpai praktik-praktik feodalisme, hedonisme, trum daerah-daerah tertinggal, terisolir, terde- pragmatisme, primordialisme, oligarki, dan pan, terluar, termiskin, dan jangan sampai ke- miskin wawasan kosmiknya. Ada yang menga- Cakrawala Pendidikan, Oktober 2014, Th. XXXIII, No. 3 330 takan, Indonesia adalah negara demokrasi, te- ment, competency standards, world climate, dan tapi masih terasa monarki. sebagainya) harus dilakukan. Mega Trends (10 Dinamika sosial-kultural juga sangat ber- new directions transforming our lives) yang pengaruh terhadap pembangunan pendidikan. ditulis oleh John Naisbitt (1985) masih sangat Tingkat perdamaian/kerukunan, kesadaran dan berpengaruh terhadap pembangunan pendidik- toleransi terhadap kemajemukan/ kebhinnekaan an, yaitu: from industrial society to information dalam (suku, agama, ras, antargolongan, dan society, from forced technology to high tech/ budaya), hak asasi manusia, persamaan ke- high touch, from national economy to world sempatan, tata kelola (formal vs informal), ke- economy, from short term to long term, from sehatan masyarakat, dan kebudayaan, semuanya centralization to decentralization, from institu- memiliki pengaruh terhadap pembangunan pen- tional help to self-help, from representative didikan Indonesia. Dinamika sosial-kultural ini democracy to participatory democracy, from harus diatasi dengan cara-cara yang bersumber hierarchies to networking, from north to south, dari kesadaran bertoleransi terhadap perbedaan, and from either/or to multiple options. berbasis kerukunan, perdamaian, dan kebersa- Kemajuan teknologi juga sangat berpe- maan. Selain itu, upaya-upaya penataan ulang ngaruh terhadap pembangunan pendidikan, ya- terhadap struktur/sistem (restrukturisasi/resis- itu teknologi konstruksi, teknologi manufaktur, temisasi), figur (refigurisasi), dan kultur (rekul- teknologi transportasi, teknologi komunikasi, turisasi) perlu dilakukan selaras dengan tan- teknologi energi, teknologi bio, dan teknologi tangan-tantangan yang dihadapi. bahan. Saat ini dan ke depan, teknologi komu- Desentralisasi pendidikan juga sangat nikasi paling berpengaruh terhadap pendidikan berpengaruh terhadap pembangunan pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, digitalisasi pendi- karena variasi kemampuan regulasi/kebijakan, dikan (e-education) merupakan tantangan masa kelembagaan, sumber daya manusia, sumber depan pendidikan nasional. On line new student daya selebihnya (peralatan, perlengkapan, per- selection, e-curriculum, e-learning, e-library, e- bekalan, uang, dan bahan), dan kemitraan di administration, dan sebagainya untuk tidak di- tingkat pusat dan lebih-lebih di tingkat daerah. sebut semuanya, merupakan bagian-bagian e- Desentralisasi pendidikan telah memunculkan education. diferensiasi/pendistribusian kekuasaan sehingga Mengingat tugas pokok dan fungsi pen- memunculkan kesulitan koordinasi dan bahkan didikan adalah memberi bekal dasar dan latih- konflik. Desentralisasi pendidikan juga telah an-latihan yang dilakukan secara benar, maka menyebabkan variasi kualitas birokrasi pendi- tidak semua tuntutan abad ke-21 tersebut di- dikan akibat seleksi yang kurang berbasis pada akomodasi. Konsensus untuk mengakomodasi kualifikasi dan kompetensi. sebagian lingkungan strategis harus dicapai dan Trilling, Bernie, & Charles Fadel (2010) disinilah politik pendidikan berperan. menyatakan bahwa abad ke-21 membutuhkan tiga keterampilan utama, yaitu learning and KONDISI POLITIK PENDIDIKAN INDO- innovation skills, digital literacy skills, and NESIA SAAT INI career and life skills. Abad ke-21 yang dipicu Politik Pendidikan Tingkat Nasional oleh kemajuan-kemajuan teknologi transportasi Sejarah politik pendidikan Indonesia dan teknologi komunikasi (khususnya digital) mengalami dinamika. Pada waktu penjajahan, menuntut kepemilikan professional human re- politik pendidikan diarahkan untuk memer- sources, great global management, great global dekakan nusantara, jadi politik pendidikannya leadership, dan teknologi yang mutakhir dan adalah pendidikan untuk melawan penjajah. canggih. Internalisasi tuntutan global terhadap Taman Siswa merupakan pendidikan di zaman kebijakan domestik akibat persaingan dan penjajah yang melawan penjajah dan ini me- komitmen global (MDG, EFA, human right for rupakan satu-satunya di dunia yang diakui oleh education, education for sustainable develop- UNESCO. Dalam masa orde lama, politik pen- Politik Pendidikan Indonesia dalam Abad ke-21 331 didikan lebih diarahkan untuk membangun sis- nya mengacu kepada Pancasila. Semestinya, tem pendidikan baru setelah sekian lama dijajah tujuan pendidikan nasional harus mengacu Pan- oleh Belanda dan Jepang. Semangat untuk me- casila, yaitu mendidik manusia Indonesia agar mandirikan bangsa merupakan acuannya, tetapi beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang saat itu pendidikan Indonesia terjebak ber- Maha Esa, berperikemanusiaan, berbangsa, ber- campur baur dengan partai politik sehingga di demokrasi, dan berkeadilan sosial (lihat Suprap- sekolah-sekolah dan perguruan tinggi-perguru- to, 2013). an tinggi terkotak-kotak secara partai politik. Seperti disebut sebelumnya, Indonesia Dalam era orde baru, politik pendidikan Indo- adalah negara yang subur tanahnya, kaya laut- nesia lebih diarahkan untuk mendukung pem- annya terutama ikan dan keindahan karangnya, bangunan ekonomi, tetapi pada saat yang sama, kaya sumberdaya alamnya, terutama tambang/ pendidikan Indonesia terkooptasi oleh kekuasa- mineral, minyak, gas bumi dan batubara, kaya an sehingga pendidikan lebih merupakan alat/ keragaman budayanya yang tiada bandingannya instrumen kekuasaan. Dalam era reformasi, di dunia, dan potensi-potensi lain yang terlalu pendidikan Indonesia lebih demokratik, tetapi banyak untuk disebut satu per satu. Namun politik pendidikannya tanpa arah. demikian, Indonesia masih mengimpor buah- Meskipun RPJPN secara eksplisit bahwa buahan, garam yodium, kedelai, daging, susu, pada tahun 2025, Indonesia telah mampu ber- dan sebagainya yang sebenarnya dapat dipenuhi saing secara internasional, namun dalam per- dari dalam negeri kita sendiri. Salah satu faktor siapannya kurang memadai untuk mencapai yang berpengaruh terhadap importasi barang- tujuan tersebut. Di samping itu, dan justru yang barang tersebut adalah kebijakan-kebijakan paling penting, semestinya politik pendidikan pendidikan nasional Indonesia yang kurang Indonesia diarahkan untuk memandirikan In- mengakar dan bahkan mencabut dari akarnya, donesia dan karenanya pendidikan Indonesia mengerosi aset-aset alamnya, dan kurang men- diselenggarakan atas dasar karateristik dan ke- dukung pengelolaan kekayaan alam Indonesia butuhan Indonesia, alias pendidikan harus yang dan bahkan cenderung melumpuhkan kespe- meng-Indonesia. Belum lagi, praktek-praktek sifikan/ kearifan lokal (local wisdom, local ge- hedonis, oligarkis, dan primordial malah men- nius). Pendidikan pertanian, kehutanan, peter- jamur akibat dominasi golongan tertentu dalam nakan, perikanan/kelautan, kedokteran hewan, penyelenggaraan pendidikan sehingga terjadi- dan pertambangan sudah semestinya mendapat nya diskontinyuitas kepemimpinan pendidikan tempat yang layak dan jangan sampai Indonesia Indonesia di masa mendatang sangat dimung- mengimpor barang-barang yang sebenarnya kinkan. dapat dipenuhi oleh negara kita sendiri. Pendidikan Indonesia memang kurang Bahkan, kebijakan-kebijakan pendidikan meng-Indonesia, kurang berjati diri/kurang nasional kita telah memberi kebebasan negara- berkarakter Indonesia, kurang membumi, ku- negara asing untuk menyelenggarakan pendi- rang melestarikan nilai-nilai luhur bangsa In- dikan di Indonesia. Cepat atau lambat, akan donesia, dan kurang mengakar pada kekayaan terjadi invasi nilai-nilai yang tidak saja mem- Indonesia. Lihat saja, rumusan tujuan pendi- bawa konflik, tetapi juga benturan dengan nilai- dikan nasional dalam Undang-Undang Nomor nilai jati diri ke-Indonesiaan. Ini sangat merugi- 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang bunyinya: ber- kan karena tidak mendukung terhadap peng- tujuan untuk berkembangnya potensi peserta aktualan Pancasila dan Undang-Undang Dasar didik agar menjadi manusia yang beriman dan Republik Indonesia 1945, Bhinneka Tunggal bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber- Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, baik secara fisik (tanah, air, udara), secara for- mandiri, dan menjadi warga negara yang de- mal (hukum), dan secara informal (sosial-bu- mokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pen- daya). Oleh karena itu, pendidikan nasional didikan nasional tersebut jelas belum sepenuh- harus bisa menjawab pertanyaan berikut secara Cakrawala Pendidikan, Oktober 2014, Th. XXXIII, No. 3 332 tepat dan tepat, yaitu: ”Ilmu-ilmu apa sajakah si, saat ini miskin fungsi tetapi kaya struktur or- yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik ganisasi. Sebaliknya, di kabupaten/ kota, saat Indonesia?” ini kaya fungsi, tetapi miskin struktur organi- Tidak hanya itu, keputusan-keputusan/ sasi. Gambar 2 menunjukkan bahwa penyeleng- regulasi-regulasi yang dibuat sering kualitasnya garaan pendidikan di Indonesia (utamanya) di- rendah akibat rendahnya kualitas dan kurang- pengaruhi oleh Kemendagri, Kemendikbud, dan nya kuantitas informasi. Di samping itu, pem- Kemenag. Pengelolaan dan penyelenggaraan buatan keputusan yang kurang partisipatif, pendidikan di bawah Kemendikbud sudah de- kurang inklusif, oligarkis, hedonis, terpolitisir, sentralistik, tetapi yang di bawah Kemenag dan kurangnya perhitungan terhadap keman- masih sentralistik. Kemendikbud tidak memiliki faatan keputusan di masa depan juga menye- wewenang untuk memerintah Dinas Pendidikan babkan rendahnya kualitas keputusan. Misal- Provinsi (hanya mengoordinasikan), Dinas nya, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 ten- Pendidikan Provinsi tidak memiliki wewenang tang Badan Hukum Pendidikan belum sempat memerintah Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota diterapkan sudah dibatalkan oleh Mahkamah (hanya mengoordinasikan), dan hanya Dinas Konstitusi. Misalnya lagi, Permendikbud No- Pendidikan Kabupaten/Kota saja yang memiliki mor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi wewenang memerintah sekolah. Kesimpulan- Kurikulum 2013 yang belum sempat diterapkan nya, dari Kemendikbud ke sekolah terjadi keter- akan dikembangkan menjadi 11 (sebelas) Per- kaitan yang hilang (missing link) sehingga hal mendikbud. Dari dua kasus ini dapat dihipo- ini menyulitkan koordinasi. Akibat lemahnya tesiskan bahwa kualitas keputusan sangat ter- koodinasi, masalah yang juga menonjol dalam gantung kualitas informasi, kualitas informasi desentralisasi pendidikan saat ini adalah ke- sangat tergantung kualitas birokrasi, kualitas tidaksinkronan antarregulasi yang terkait de- birokrasi sangat tergantung elit profesional, dan ngan pendidikan (UU 20/2003, UU 32/ 2004, elit profesional sangat tergantung norma-norma PP 38/2007, PP 17/2010, dan sebagainya). profesional yang disepakati. Para ilmuwan sum- Secara teknis dinas pendidikan provinsi ber daya manusia sepakat bahwa kekuatan pro- dan dinas pendidikan kabupaten/kota mengacu fesional sangat dipengaruhi oleh tindakan yang ke Kemdikbud, tetapi secara otoritatif mereka dipengaruhi oleh latar belakang akademis, ra- tidak menaati sehingga mereka lebih taat ke- sionalitas, dan efisiensi membimbing tindakan, pada gubernur atau bupati/walikota dari pada bukan politik. Dalam hal ini, Indonesia kurang kepada Mendikbud. Akibatnya, hal-hal yang menyiapkan birokrasi pendidikan yang berkua- dianggap penting oleh Mendikbud belum tentu litas tinggi dan ini pula yang menyebabkan ter- dianggap penting oleh Dinas-dinas Pendidikan jadinya diskontinyuitas kebijakan, perencanaan, tersebut, dan mekanisme birokrasi pendidikan dan penganggaran pendidikan nasional. kurang kompak, berjalan lamban, dan inersia. Dari Gambar 2, Dinas Pendidikan Pro- Politik Pendidikan Tingkat Lokal vinsi lebih taat kepada Gubernur dari pada ke- Politik pendidikan pada tingkat lokal pada Mendikbud karena dialah yang meng- (provinsi dan kabupaten/kota) dapat dijelaskan angkat dan melantiknya. Akibatnya, kebijakan- seperti pada Gambar 1. Structure follows func- kebijakan yang dianggap penting oleh Kemen- tion (Minzberg, 1979) yang bahasa Indonesia- dikbud belum tentu dianggap penting oleh Ke- nya adalah struktur organisasi disusun berdasar- pala Dinas Pendidikan Provinsi. Kalau begitu, kan fungsi. Fungsi berubah, struktur organisasi kemana arah politik pendidikan provinsi? De- harus juga berubah. Itulah teori penyusunan mikian juga, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota struktur organisasi. Saat ini, dalam kenyataan- lebih taat kepada Bupati/Walikota dari pada taat nya tidak demikian. Di pusat terjadi pengge- kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi mukan struktur organisasi (semula 7 eselon 1, karena dialah yang mengangkat dan melantik- sekarang 9 eselon 1). Demikian juga di provin- nya sehingga kebijakan-kebijakan yang diang- Politik Pendidikan Indonesia dalam Abad ke-21 333 gap pentingn oleh Dinas Pendidikan Provinsi Politik Pendidikan Tingkat Institusional belum tentu dianggap penting oleh Dinas Pen- (Satuan Pendidikan) didikan Kabupaten/Kota. Kalau begitu, kemana Satuan-satuan pendidikan, baik pendi- pula arah politik pendidikan kabupaten/kota? dikan dasar, menengah, maupun perguruan Tidak hanya itu, birokrat-birokrat pen- tinggi, telah diberi otonomi. Masing-masing sa- didikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota tuan pendidikan memiliki stakeholders (siapa tidak dipersiapkan dengan baik sehingga kua- saja yang berpengaruh dan siapa saja yang kena litas birokrat pendidikan tingkat provinsi dan pengaruh) dan masing-masing unsur stakehol- kabupaten/kota juga dipertanyakan. Bukan ra- ders memiliki kepentingan yang berbeda. Kon- hasia lagi bahwa banyak Kepala Dinas Pen- sensus dari masing-masing unsur stakeholders didikan yang dijabat oleh orang-orang yang harus dibuat berdasarkan atas asas hubungan tidak berlatar belakang profesi pendidikan. dialektis. Oleh karena itu, pimpinan satuan pen- Penunjukan pejabat pendidikan di daerah sangat didikan tidak lagi bebas sepenuhnya untuk sarat dengan kepentingan. Tidak hanya itu, mengambil keputusan, kebijakan, perencanaan, dalam era demokrasi seperti saat ini, perilaku- dan penganggaran, tetapi dia harus bekerja perilaku hedonis, oligarkis, primordial, dan oto- sama dengan semua unsur dalam stakeholders. riter pimpinan pendidikan di daerah masih sa- Di sinilah politik pendidikan harus hadir karena ngat kuat meskipun secara normatif sudah terjadi negosiasi, dialog, dan bahkan perdebatan berpemerintahan demokratis. Perilaku-perilaku antar unsur dalam stakeholders dalam mengalo- otoriter masih menjamur dalam era demokrasi kasikan sumber daya pendidikan yang terbatas saat ini sehingga ada pameo yang mengatakan untuk mencapai tujuan satuan pendidikan yang bahwa yang berhak menafsirkan kebenaran tidak terbatas. yang sah adalah orang yang sedang mempunyai otoritas tertinggi meskipun yang bersangkutan tidak memiliki abilitas tertinggi. Kemendagri Kemendikbud Kemenag Propinsi Dinas Pend. Kanwil (Gubernur) Propinsi Kemenag Kab./Kota Dinas Pend. Kantor (Bupati/WK) Kab/Kota Kemenag Kecamatan Desa UPTD/Sekolah Madrasah Gambar 2. Struktur Organisasi Pendidikan di Era Otonomi Daerah Cakrawala Pendidikan, Oktober 2014, Th. XXXIII, No. 3

Description:
Abstrak: Arah politik pendidikan Indonesia masih mosaik dan kurang Keywords: direction of Indonesian education politics, Indonesia based
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.