PLURALISME AGAMADI INDONESIA (Studi tentangTipologi Pluralisme Agama Nonindifferent pada Keputusan Fatwa MUI Nomor7 Tahun 2005) DISERTASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Doktor dalam Program Studi Dirasah Islamiyah padaPascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya Oleh : Aris Kristianto NIM. FO.1.5.07.006 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2018 ABSTRAK Judul Disertasi : PLURALISME AGAMA DI INDONESIA (Studi tentang Tipologi Pluralisme Agama Nonindifferent pada Keputusan Fatwa MUI Nomor 7 Tahun 2005) Penulis : Aris Kristianto Promotor : Prof. Dr. H. Husein Aziz, M.Ag. Ko.Promotor : Prof. Masdar Hilmy, MA., Ph.D Kata Kunci : Pluralisme Agama, Fatwa Majelis Ulama Indonesia --------------------------------------------------------------------------------------------------- Penelitian ini mengkaji tipologi pluralisme agama nonindifferent di Indonesia dan implikasinya pada Keputusan Fatwa MUI Nomor 7 Tahun 2005. Bagaimana pengaruh tipologi pluralisme agama nonindifferent menjadi bahan pertimbangan untuk peninjauan ulang fatwa MUI yang bertipologi indifferent. Dalam rangka mengkaji fatwa MUI yang dimaksud, penting memahami definisi dan status hukum pluralisme agama bertipologi nonindifferent. Menjawab rumusan masalah tersebut, pendekatan dan metode yang digunakan oleh peneliti adalah sejarah, hukum dan perubahan sosial. Jenis penelitiannya field research dengan analisis data kualitatif. Sebagai hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut: Pertama, pluralisme agama nonindifferent adalah sikap menerima dan menghormati fakta pluralitas agama untuk hidup berdampingan secara proeksistensi dalam ikatan kewarganegaraan tanpa pereduksian iman. Pandangan moderat ini merupakan respons sikap atas eksistensi kelompok antipluralisme dan pluralisme agama bertipologi indifferent. Kedua, kerangka metodologi Komisi Fatwa MUI dalam merumuskan ketentuan hukum keharaman pluralisme agama lebih mengutamakan aspek deduksi al-naṣṣ daripada induksi sosial. Berdasarkan empat tingkatan potensi sadd al-dharī`ah antara pasti, sering, mungkin dan jarang, maka peluang terjadinya kemudaratan untuk pluralisme agama nonindifferent sangat jarang atau kecil bahkan manfaatnya lebih besar. Jika dalam klasifikasi maqāṣid bersifat netral, maka hukum sarananya menjadi mubāḥ. Pluralisme agama nonindifferent sebagai sarana menuju kebaikan dalam menyelesaikan masalah kemanusiaan dan kebangsaan tidak tepat bila dikategorikan sadd al-dharī`ah melainkan dapat dinaikkan tingkatnya menjadi fatḥ al-dharȃ`i’, yaitu pembukaan sarana yang mengantarkan kepada tujuan ḥalāl. Ketiga, berdasarkan pertimbangkan sosial kehidupan modern yang serba majemuk dan tuntutan proeksistensi antarlintas agama di Indonesia, maka tipologi pluralisme agama yang terdikotomi secara ekstrim antara teologi dan sosiologi harus diformulasi ulang. Kehadiran pluralisme agama bertipologi nonindifferent sebagai asas pergaulan bersama sangat dibutuhkan dalam menciptakan harmoni kehidupan antarumat beragama. Oleh sebab itu, status hukum pluralisme agama dalam Keputusan Fatwa MUI Nomor 7 Tahun 2005 perlu disempurnakan kembali dengan penjelasan baru agar tidak merugikan kelompok lain yang memperjuangkan pluralisme agama bertipologi nonindifferent di Indonesia. vi digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id صخلملا ءاملعلا سلمج ىواتف رارق نع ةسارد( ايسينودنإب nonindifferent نييدلا ددعتلا : ةحورطلأا عوضوم )2005 ةنس 7 مقر ينسينودنلأا وتنايتسيرك سيرأ : بتاكلا يرتسجالما يملح ردصم .د و يرتسجالما زيزع ينسح .د .أ : فرشلما ينيسينودنلإا ءاملعلا سلمج ,ىوتفلا , nonindifferent , نييدلا ددعتلا : حيتافلما تاملكلا ----------------------------------------------------- سلمج رارق فى اهيرثأتو ايسينودنإب nonindifferent نييدلا ددعتلا لكش نع ةساردلا هذه ثحبت ابرتعم ارمأ )لابم يرغ( nonindifferent نييدلا ددعتلا لكش يرثأت نوكي فيكو .2005 ةنس 7 مقر ءاملعلا ىواتفلا كلت ليلحتلو .)لابم( indifferent لكش ونح ايسينودنإب ءاملعلا سلمج ىواتف رارق لىإ رظنلا ةداعلإ مدختسإ ،ةلكشلما كلت ىلع ةباجإ .nonindifferent نييدلا ددعتلل نيوناقلا عضولاو فيرعتلا ةفرعم لاوأ مهلأاف ةساردلا نم عون وه ثحبلا اذه نأ ثيح نم ،يعامتجلإا يرغتلاو نيوناقلاو ييخراتلا جهنلماو ةقيرطلا ىلع ثحابلا :اهركذ يلي امكف ةساردلا هذله ةجيتنلا امأو .ةيعونلا تانايبلا ليلتح عم (field research) ةيناديلما ةملأا ينب ةايلحا هب نوكتت تىح نييدلا عونتلا ةعقاو ب ماترحلااو لوبقلا ىلع فقولما وه نييدلا ددعتلا ،لاوأ نييدلا ددعتلا نوضفري نيذلا ةيعملجا ىلع ةلباقملل يطسو يأر اذه .نيايملإا صقنلا مدع عم نيطولا روعشلا تتح .indifferent ئوض ىلع نييدلا ددعتلا و رظنلا وه نييدلا ددعتلا يمرتح في ينيسينودنلاا ءاملعلا سلمج همدختسا يذلا يجهنلما راطلإا نإ ،ايناث ،اعطق- ةعيرذلا دس عاونأ ىلع ادانتساو ،كلذ ىلع ءانب .يعامتجلإا يئارقتسلإا نم صنلا طابنتسا في مهلأا ىلع .ةعفنم بركأ لب ،يرغص nonindifferent نييدلا ددعتلا في ررضلا دوجو نأ ،-اردانو ،اناكماو ،ارارمتساو ةيعامتجإ وأ تناك ةيتوهلا نييدلا ددعتلا ةركف عونت نأ ،ةثيدلحا ةيعامتجلإا ةرظنلا ىلع ادامتعإ ،اثلاث ةايح ينب حلصلا دايجإ في ةلساوك وهف nonindifferent نييدلا ددعتلا في دوصقلما امأو .ءانبلا ةداعإ ىلع جاتيح سلمج ىواتف ىلع -ةلماش ةءارق- ةءارقلا ةداعإ نوكت نأ دب لاف ،ةركفلا هذه نمو .مهيرغو ينملسم– ةملأا نواعتو ماترحاب نيطولا روعشلا ىرمج ىلع ةملأا ةايح يرتج تىح 2005 ةنس 7 مقر اصوصخ ينيسينودنلإا ءاملعلا .مهنيب vii digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ABSTRACT Title : Religious Pluralism without Indifferentism in Indonesia (Study of The Council of Indonesian Ulama (MUI) Fatwā or Religious Edict Number 7 of 2005 on Pluralism, Liberalism, and Secularism of Religion) Writer : Aris Kristianto Promotor : Prof. Dr. H. Husein Aziz, M.Ag. Co Promotor : Prof. Masdar Hjilmy, MA, Ph.D. Keywords : Religious Pluralism, fatwā The Council of Indonesian Ulama --------------------------------------------------------------------------------------------------- This study analyzes religious pluralism without indifferentism in Indonesia as a study on the MUI’s fatwā No. 7 of 2005 on the prohibition of religious pluralism. How the form of religious pluralism shifts from indifferentism towards without indifferentism is taken into consideration for reviewing the MUI’s religious edict. In order to analyze the MUI fatwā, it is important to understand the definition and the legal status of religious pluralism without indifferentism. To answer the research problem, the approaches and methods used by the researcher is a historical approach, legal and social changes, while the research type is a field research study with qualitative data analysis. The findings of this study suggest the following: First, religious pluralism is an attitude to accept and respect the fact of diversity (plurality) of religious belief systems co-existing in pro- existence in the bond of citizenship without the reduction of faith. This moderate perspective constitutes an attitudinal respond toward the groups of anti-pluralism and indifferent religious pluralism. Second, the framework of the methodology used by the Commission of MUI in formulating the fatwā on prohibiting the religious pluralism is based on deduction of texts only, and less consideration of social induction, that is, change in social institutions that influence the shift in the meaning of religious pluralism. If sadd al-dhari`ah is defined as blocking the means of any lead to perniciousness, then fath al-dharā`i is an opening means leading to a lawful purpose. Based on the four levels of sadd al-dhari`ah between definite, likely, possible and rarely, the case of religious pluralism without indifferentism has very rare or a little chance of causing perniciousness and even has greater benefits. If the classification of maqāṣid is neutral to it, then the law becomes permissible (mubah). Therefore, religious pluralism as a means to reach goodness is not properly categorized into sadd al-dhari'ah but can be included into fath al-dharā`i, meaning an opening of a means leading to the lawful (halal) purpose. Third, based on the pluralistic modern life and the demands of coexisting in pro-existence of inter- religions in Indonesia, the paradigm of religious pluralism which has been dichotomized in the extreme between theology and sociology should be re- formulated. The existence of religious pluralism without indifferentism as a social principle is absolutely needed in creating harmonious social inter-religious relations in Indonesia. Therefore, the legal status of religious pluralism in the MUI’s fatwā No. 7 of 2005 needs to be refined again wi th new explanations that do not harm other groups that fight for religious pluralism without indifferentism in Indonesia. viii digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL Pernyataan Keaslian Persetujuan Promotor Persetujuan Tim Penguji Pengesahan Tim Penguji Ucapan Terimakasih Abstrak Pernyataan Keaslian Disertasi Daftar Isi BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi dan Batasan Masalah 22 C. Rumusan Masalah 23 D. Tujuan Penelitian 24 E. Kegunaan Penelitian 24 F. Penelitian Terdahulu 24 G. Kerangka Teoretik Pluralisme Agama Nonindifferent 31 H. Metode Penelitian 32 I. Sistematika Pembahasan 38 BAB II: PLURALISME AGAMA NONINDIFFERENT A. Pengertian Pluralisme Agama 41 B. Tipologi Pluralisme Agama 83 C. Pluralisme Agama Perspektif Historis 119 D. Pluralisme Agama Perspektif Hukum Islam 140 E. Pembangunan Budaya Pluralisme Agama 166 xiv digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III: MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) A. Sejarah Majelis Ulama Indonesia 173 B. Profil Majelis Ulama Indonesia 178 C. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia 187 D. Prosedur Penetapan Fatwa MUI 195 BAB IV: FATWA MUI TENTANG PLURALISME AGAMA A. Latar Belakang Fatwa MUI Nomor 7 Tahun 2005 209 B. Keputusan Fatwa MUI Nomor 7 Tahun 2005 212 C. Fatwa MUI Nomor 7 Tahun 2005 Bukan Fatwa Kontroversial 219 D. Pluralisme Agama Perspektif Kelompok Antipluralisme 224 E. Argumentasi Kelompok Antipluralisme 227 BAB V: IMPLIKASI PLURALISME AGAMA NONINDIFFERENT DALAM KEPUTUSAN FATWA MUI NOMOR 7 TAHUN 2005 A. Ketentuan Umum Pluralisme Agama Nonindifferent dalam Keputusan Fatwa MUI Nomor 7 Tahun 2005 251 B. Ketentuan Hukum Pluralisme Agama Nonindifferent dalam Keputusan Fatwa MUI Nomor 7 Tahun 2005 308 C. Implikasi Tipologi Pluralisme Agama Nonindifferent pada Keputusan Fatwa MUI Nomor 7 Tahun 2005 350 BAB VI: PENUTUP A. Kesimpulan 386 B. Implikasi Teoretik 390 C. Rekomendasi 393 D. Keterbatasan Studi 397 BIBLIOGRAFI Lampiran Daftar Riwayat Hidup xv digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Description: