PERSEPSI GURU TENTANG MENURUNNYA ADAB SOPAN SANTUN SISWA KEPADA GURU DI SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNG Artikel Penulis: Diren Oktarima Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd. Penyunting : Rohman, S.Pd., M.Pd. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 ABSTRAK PERSEPSI GURU TENTANG MENURUNNYA ADAB SOPAN SANTUN SISWA KEPADA GURU DI SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNG Oleh (Diren Oktarima, Adelina Hasyim, Yunisca Nurmalisa) Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang persepsi guru terhadap menurunnya adab sopan santun siswa kepada guru di SMP PGRI 6 Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan subjek penelitian adalah guru di SMP PGRI 6 Bandar Lampung yang berjumlah 42 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik pokok angket sedangkan analisis data menggunakan reliabilitas dengan menggunakan angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi guru tentang menurunnya adab sopan santun siswa kepada guru adalah berada pada tahap yang mengkhawatirkan karena jika tidak segera di beri sanksi yang tegas kepada siswa yang melakukan pelanggaran akan menimbulkan penurunan adab sopan santun yang lebih parah dari yang terjadi saat ini. Kata Kunci : Persepsi , Sopan santun,Siswa Abstract PERCEPTIONS OF TEACHER TOWARDS THE ’(&5($6((cid:3)2)(cid:3)678’(176¶(cid:3)(7,48(77((cid:3),1(cid:3)603(cid:3) PGRI 6 BANDAR LAMPUNG by (DirenOktarima, Adelina Hasyim, Yunisca Nurmalisa) 7KH(cid:3)DLP(cid:3)RI(cid:3)WKLV(cid:3)VWXG\(cid:3)ZDV(cid:3)WR(cid:3)GHVFULEH(cid:3)WHDFKHUV¶(cid:3)SHUFHSWLRQV(cid:3)WRZDUGV(cid:3)WKH(cid:3)GHFUHDVH(cid:3) RI(cid:3)VWXGHQWV¶(cid:3)HWLTXHWWH(cid:3)WR(cid:3)WKH(cid:3)WHDFKHUV(cid:3)LQ(cid:3)603 PGRI 6 Bandar Lampung. This research was quantitative descriptive research. The subjects of this research were 42 teachers of SMP PGRI 6 Bandar Lampung. Basic questionnaire tecniques was administered as data collecting technique and the reability by using questionnaire was used as data analysis. The result showed that WHDFKHUV¶(cid:3)SHUFHSWLRQV(cid:3)WRZDUGV(cid:3)WKH(cid:3)GHFUHDVH(cid:3)RI(cid:3)VWXGHQWV¶(cid:3) etiquette to the teachers is on an alarming stage because if the students who do the violate are not given the strict sanction, a more GHFUHDVH(cid:3)RI(cid:3)VWXGHQWV¶(cid:3)HWLTXHWWH(cid:3) would occur. Keywords:perception, etiquette, students PENDAHULUAN tanggungjawab untuk menciptakan sumber daya yang berkualitas. Latar Belakang Namun, dalam beberapa tahun Bangsa Indonesia merupakan bangsa terakhir budaya keramahan dan yang sejak dahulu dikenal dengan sopan santun di Indonesia mengalami eksistensi budaya ramah tamah dan penurunan.Hal ini dapat dilihat dari sopan santun nya, hal ini dapat generasi muda atau remaja yang dibuktikan dari kebiasaan cenderung kehilangan etika dan masyarakat Indonesia yang selalu menyapa dan tersenyum saat sopan santun terhadap teman sebaya, berjumpa dengan orang lain, budaya orang yang lebih tua, guru bahkan tersebut tidak lepas dari pendidikan terhadap orang tua.Siswa tidak lagi dan merupakan salah satu sasaran menganggap guru sebagai panutan, dari terapainya tujuan pendidikan seorang yang memberikan ilmu dan yang selama ini ada di pengetahuan yang patut di hormati Indonesia.Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang fungsi dan disegani. dan tujuan Pendidikan Nasional, Seperti yang pernah terjadi pada disebutkan sebagai berikut: beberapa tahun yang lalu, tepatnya Pendidikan Nasional berfungsi pada 5 Desember 2013, seorang mengembangkan kemampuan dan siswa SMK Muhammadiyah 1 Solo membentuk watak serta peradaban menyerang guru pengawas ulangan bangsa yang bermanfaat dalam dengan pisau cutter hingga sang guru rangka mencerdaskan kehidupan terluka. Hanya karena sang guru bangsa, bertujuan untuk dianggap lamban membagikan soal berkembangnya potensi peserta didik ulangan, siswa tersebut merasa kesal agar menjadi manusia yang beriman kemudian mendorong badan guru dan bertaqwa kepada Tuhan Yang sembari mengeluarkan kata-kata Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, kasar dan menantang sang guru beriklim, cakap, kreatif, mandiri, dan untuk berkelahi. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Banyak kasus yang dilakukan oleh siswa SMP PGRI 6 Bandar Dalam rangka mencapai tujuan Lampung yang mencerminkan pendidikan yang diamanatkan dalam perilaku tidak sopan mulaidari 26 orang berkelahi saat masih undang-undang tersebut, maka perlu dilingkungan sekolah, berpacaran adanya pengelolaan pendidikan yang saat masih berada di lingkungan berkualitas atau bermutu. sekolah 12 orang,bolos saat jam Pengelolaan pendidikan tersebut pelajaran berlangsung 14 orang,ada diperlukan adanya partisipasi atau pula yang melakukan tindakan peranserta masyarakat sebagai wujud melawan guru 3 orang, bermain HP dari kesadaran pemilikan saat pelajaran sedang berlangsung 4 orang, alfa 10 orang, tidak masyarakat akan keberadaan menyampaikan surat panggilan lembaga pendidikan, yang kemudian kepada orang tua 6 orang danada mendorong menjadi rasa anak yang melakukan tindakan tidak faktor-faktor yang mempengaruhi senonoh 8 orang. persepsi adalah sebagai berikut: Gejala-gejala atau perilaku siswa 1. Objek yang dipersepsi diatas menunjukan adanya Sesuatu yang dilihat, dirasakan pelanggaran adab sopan santun. ataupun yang diraba dapat dikatan Dengan katalain penanaman sopan sebagai objek. Objek ini santun disekolah belum maksimal. menimbulkan stimulus yang Dalam hal ini merupakan tanggung mengenai indera atau reseptor. jawab dari guru untuk memperbaiki Sebagian besar stimulus berasal dari perilaku siswa tersebut melalui luar diri seseorang. penanaman sopan santun dalam 2. Alat indera, syaraf dan pusat susunan proses pembelajaran baik dalam syaraf kelas maupun luar kelas. Alat indera atau reseptor ini digunakan untuk menerima stimulus. Dilihat dari permasalahan yang Kemudian syaraf sensorik berfungsi terjadi di atas, guru merupakan salah sebagai alat untuk meneruskan satu komponen penting dalam stimulus dari reseptor ke pusat syaraf melaksanakan penanaman sopan atau otak. santun. Untuk melaksanakan 3. Perhatian penanaman sopan santun tersebut , Perhatian adalah pemusatan atau maka pandangan guru sebagai konsentrasi dari seluruh aktivitas pembimbing dan pendidik sangatlah individu yang ditujukan pada suatu penting. objek tertentu. Dengan kata lain ntuk mengadakan sebuah persepsi maka TINJAUAN PUSTAKA dibutuhkan sebuah perhatian. Deskripsi Teori a. Proses Terjadinya Persepsi Persepsi atau dalam bahasa Inggris Semua yang terjadi dalam kehidupan perception berasal dari bahasa sehari-hari pasti dihasilkan melalui latinyaitu perception, dari percipere sebuah proses. Begitu pula dengan yang artinya menerima atau persepsi. Persepsi tidak muncul mengambil. Seperti yang begitu saja di otak manusia. dikemukakan oleh Sarwono (2009: (cid:27)(cid:25)(cid:12)EDKZD(cid:3) ‡SHUVHSVL(cid:3) DGDODK(cid:3) Seperti halnya Walgito (2010:102) kemampuan untuk membeda- yang mengemukakan bahwa bedakan, mengelompokan, persepsi terjadi melalui beberapa memfokuskan suatu objek yang ada proses, yaitu: di lingkungan VHNLWDUQ\D·(cid:17) Persepsi 1. Objek menimbulkan stimulus, dan adalah kemampuan alat stimulus mengenai alat indera atau penginderaan untuk membeda- reseptor; bedakan, dan mengelompokkan 2. stimulus yang diterima oleh alat stimulus yang diterima yang berupa indera diteruskan oleh syaraf objek dan peristiwa yang kemudian sensorik ke otak; dan dapat disimpulkan dengan cara 3. kemudian terjadilah proses di otak menyimpulkan informasi dan sebagai pusat kesadaran sehingga menafsirkan melalui pesan. individu menyadari apa yang dilihat, didengar dan diraba. Proses yang terjadi di dalam otak disebut proses Sopan santun merupakan istilah psikologi. Proses ini menghasilkan bahasa jawa yang dapat di artikan sebuah respon. Respon adalah sebagai perilaku seseorang yang sebagai akibat dari persepsi yang menjunjung tinggi nilai-nilai dapat diambil individu dalam menghormati, menghargai dan berbagai macam bentuk. berakhlak mulia. Sopan santun bisa di anggap sebagai norma tidak Guru adalah semua tenaga pendidik tertulis yang mengatur bagaimana yang berwenang memberikan ilmu seharusnya kita bersikap atau pengetahuan kepada murid-murid berperilaku. baik secara individual maupun a. Sopan Santun dalam Berbicara klasikal. / Berbahasa di Sekolah Adab artinya sopan. Manusia sebagai Bahasa menunjukan bangsa, di makhluk beradab artinya pribadi dalam ilmu komunikasi bahasa manusia itu memiliki potensi untuk merupakan alat komunikasi berlaku sopan, berakhlak, dan penting yang menjembatani berbudi pekerti yang luhur. Sopan, seseorang dengan orang lainnya. berakhlak, berbudi pekerti yang Santun bahasa menunjukan luhur menunjuk pada perilaku bagaimana seseorang melakukan manusi.Orang yang beradab adalah interaksi sosial dalam orang yang berkesopanan, berakhlak kehidupannya secara lisan. Setiap dan berbudi pekerti yang luhur dalam orang harus menjaga santun perilaku, termasuk pula dalam bahasa agar komunikasi dan gagasan-gagasannya. Manusia yang interaksi dapat berjalan baik. beradab adalah manusia yang Bahasa yang dipergunakan dalam menyelaraskan antara cipta, rasa, dan sebuah komunikasi sangat karsa. menetukan keberhasilan pembicaraan (Kuraesin, 1975:6). Sopan santun ialah suatu tingkah b. Sopan santun dalam laku yang amat populis dan nilai berpakaian Di sekolah yang natural.Sopan santun sebagai sebuah konsep nilai tetapi bukan 1) Upayakan memakai seragam dipahami.Sopan santun sebagai bersih dan rapi. ideologi yang memerlukan 2) Kancing baju jangan sampai ada konseptualisasi.Itulah pengertian yang terlepas. umum dari sopan santun. 3) Pakailah pakaian seragamdengan kancing baju yang dikancingkan Sikap sopan santun yang benar ialah semua, berpakaian PSAS tidak lebih menonjolkan pribadi yang baik trendy. Celana Putra harus dan menghormati siapa saja, dari pantalon, rok bagi putri tidak tutur bicara pun orang bisa melihat terlalu tinggi, kemeja tidak kesopanan kita. dikeluarkan atau pun menutup Sopan santun adalah Sikap perilaku ketimang/ ikat pinggang. seseorang yang merupakan kebiasaan yang disepakati dan diterima dalam lingkungan pergaulan. c. Sopan Santun Berperilaku yang akan dikembangkan di lembaga pendidikan tersebut. Santun adalah satu kata sederhana yang memiliki arti Tujuan Penelitian banyak dan dalam, berisi nilai- nilai positif yang dicerminkan Tujuan penelitian ini untuk dalam perilaku dan perbuatan mendeskripsikan Persepsi Guru SRVLWLI(cid:17)(cid:3) ‡3HULODNX(cid:3) SRVLWLI(cid:3) OHELK(cid:3) tentang Menurunnya Adab dikenal dengan santun yang dapat Sopan Santun Siswa kepada diimplementasikan pada cara Guru di SMP PGRI 6 Bandar berbicara, cara berpakaian, cara Lampung. memperlakukan orang lain, cara mengekspresikan diri dimanapun METODELOGI PENELITIAN GDQ(cid:3) NDSDQ(cid:3) SXQ·(cid:3) (cid:11)&KD]DZL(cid:15)(cid:3) 2007:12). Santun yang tercermin MetodePenelelitian dalaman perilaku bangsa Indonesia ini tidak tumbuh Metode penelitian yang dengan sendirinya namung juga digunakan dalam penelitian ini merupakan suatu proses yang adalah metode penelitian tidak bisa dilepaskan dari sejarah deskriptif dengan pendekatan bangsa yang luhur kuantitatif. Menurut Sumadi Suryabrata (2012:75(cid:12)(cid:3)‡penelitian Sopan santun itu bukan warisan deskriptif adalah untuk membuat semata dari nenek moyang, lebih pecandraan (deskripsi) secara dari itu, dia sudah menjadi sistematis, faktual, dan akurat kepribadian kita. Memang kadar mengenai fakta-fakta dan sifat- kesopanan yang berlaku dalam sifat populasi atai daerah setiap masyarakat berbeda-beda, tertentu·. tergantung dari kondisi sosial setempat dan permasalahan ini Menurut Muhammad Nasir sangat komplek karena berkaitan (2013:54) ‡penelitian deskriptif dengan factor internal dan factor adalah untuk membuat deskripsi, eksternal yang menyebabkan gambaran atau lukisan secara lunturnya nilai sopan santun. sistematis, faktual, dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat Suharsimi Arikunto (1996:11) serta hubungan antara fenomena PHQJHPXNDNDQ(cid:3) EDKZD(cid:3) ‡6LVZD(cid:3) yang diteliti·. adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik disuatu Berdasarkan pendapat tersebut, lembaga pendidikan. Di lembaga penelitian deskriptif adalah untuk pendidikan tingkat dasar dan membuat deskripsi secara menengah, yakni sekolah dasar, sistematis, faktual dan akurat sekolah lanjutan tingkat pertama, mengenai fenomena yang diteliti. dan sekolah lanjutan tingkat atas, REMHN(cid:3)GLGLN(cid:3)LQL(cid:3)GLVHEXW(cid:3)VLVZD·(cid:17) siswa adalah siapa saja yang B. Populasidansampel terdaftar di suatu lembaga 1. Populasi pendidikan yang memiliki (Sugiyono, 2016:117) sejumlah potensi (kemampuan) ‡3RSXODVL adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas pelanggaran sopan santun objek atau subjek yang yang dilakukan siswa di mempunyai kualitas dan sekolah.Adapun indikatornya karakteristik tertentu yang sebagai berikut : ditetapkan oleh peneliti untuk 1. Pemahaman dipelajari dan kemudian 2. Tanggapan ditarik kesimpulannya · . 3. Harapan Sedangkan menurut Mohammad Ali (2000:32) b. VariabelY ‡SRSXODVL merupakan Defenisi dari variabel yang keseluruhan objek penelitian mempengaruhi oleh variable baik berupa manusia, benda, bebas dalam penelitian ini peristiwa atau berbagai gejala yang menjadi variable terkait yang diperlukan untuk adalah Sopan santun memecahkan masalah atau adalah Sikap perilaku merangsang keberhasilan seseorang yang merupakan dalam SHQHOLWLDQ·(cid:17) kebiasaan yang disepakati dan diterima dalam Populasi adalah kelompok lingkungan pergaulan. yang menarik peneliti, Adapun indikatornya sebagai dimana kelompok tersebut berikut : oleh peneliti dijadikan objek 1. Adabberbicara. untuk menggeneralisasikan 2. Adabberpakaian. hasil penelitian. Berdasarkan 3. Adabbertingkahlaku. pengertian diatas maka yang menjadi populasi dalam 2. TeknikPengumpulan penelitian ini adalah seluruh Data guru yang ada di SMP PGRI 6 Bandar Lampung yaitusebanyak 42 orang yang Salah satu cara dalam terdiridari 35 guru melengkapi penelitian ini perempuandan 7 guru laki- adalah menggunakan laki. tehnik pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan 1. DefenisiOperasional untuk mendapat data yang a. Variabel X lengkap dan nantinya dapat dapat mendukung Variabel bebas adalah variabel keberhasilan dalam yang dapat mempengaruhi penelitian ini. Tehnik disebut variabel X. Variabel pengumpulan data yang bebas pada penelitian ini digunakan adalah sebagai adalah persepsi guru.persepsi berikut: guru adalah kesan, pandangan, anggapan dan sikap guru Teknik Pengumpulan Data mengenai suatu hal yang Teknik pokok berhubungan dengan adab 1. Angket sopan santun serta banyaknya Teknik pokok yang digunakan korelasi dengan angka 0,90. dalam penelitian ini adalah Berdasarkan hal tersebut peneliti angket/kuesioner. Teknik ini mengkorelasikan dengan kriteria pengumpulan datanya dengan cara reliabilitas dan masuk dalam membuat sejumlah pertanyaan kriteria Tinggi kemudian dapat secara tertulis kemudian diajukan dipergunakan sebagai instrument kepada responden yang telah penelitian selanjutnya. ditentukan dengan tujuan mendapatkan data dan informasi HASIL DAN PEMBAHASAN secara langsung. sehingga menghasilkan suatu nilai Persepsi Guru Tentang Menurunnya tentang tingkah laku atau sikap. Adab Sopan Santun Siswa Kepada Guru di SMP PGRI 6 Bandar Teknik pendukung Lampung. 1. Wawancara Tabel 4.5Distribusi Hasil Angket Teknik wawancara digunakan Indikator Pemahaman untuk memperoleh data yang Tentang Menurunnya objektif berkaitan dengan objek Adab Sopan Santun yang akan diteliti 2. Dokumentasi Siswa Kepada Guru di SMPPGRI 6 Bandar Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data-data penunjang Lampung. dari objek penelitian. N Katego Kela Frek Presen Uji Validitas dan Uji Reliabilitas o ri s uensi tase Inter Untuk mengetahui tingkat validitas val soal angket, peneliti melakukan dengan cara kontrol langsung terhadap teori-teori yang melahirkan 1 Paham 22- 10 23,8% indikator-indikator. 24 Langkah-langkah yang ditempuh 2 Kuran 19- 26 61,9 % dalam melakukan uji reliabilitas g 21 ialah: Paham 1. Menguji coba angket kepada 10 3 Tidak 16- 6 14,3% orang diluar responden Paham 18 2. Diperoleh data uji coba yaitu Jumlah 43 100% sebagai berikut: (cid:153);(cid:3)(cid:29)(cid:3)273 (cid:153);2: 7471 (cid:153)<(cid:3)(cid:29)273 (cid:153)<2: 7471 Berdasaranhasil dari pengelolaan (cid:153);<(cid:3)(cid:29)(cid:3)7471 N : 10 data tentang indikator pemahaman 3. Berdasarkan data tersebut untuk didapatkan yakni 23,25% responden mengetahui reliabilitas, kategori paham. Hal ini responden selanjutnya dikorelasikan diolah telah memiliki pemahaman tentang dengan menggunakan rumus Menurunnya Adab Sopan Santun product moment dan dilanjutkan Siswa Kepada Guru di SMPPGRI 6 dengan rumus spearman brown Bandar Lampung dikarenakan untuk mencari reliabilitas alat responden sudah mampu ukur dan diperoleh koefisien menjalankan tugas mereka sebagai Selanjutnya 38,1 % responden teladan yang baik di sekolah. berkategori kurang setuju karena responden kebinggungan menegur Selanjutnya 63,64% responden peserta didik yang bersikap tidak kategori kurang paham dalam hal ini sopan kepada guru, apabila sudah responden telah memiliki ditegur terkadang diabaikan oleh pemahaman yang cukup karena peserta didik dan di kemudian hari responden dapat menjalankan dilakukan kembali dan 16,7 % tugasnya sebagai contoh yang baik di responden ketegori tidak setuju lingkungan sekolah dan 12,12% karena kurang terkadang sanksi yang responden kategori tidak paham diberikan kepada peserta didik berdasarkan kategori tersebut kurang tegas dan sering diabaikan reseponden memiliki tingkat oleh peserta didik. kepatahun dan pemahaman yang kurang dalam menjalankan tugasnya . sebagai teladan yang baik bagi anak Tabel 4.11Distribusi Hasil Angket didiknya. Indikator Tanggapan Tabel4.9Distribusi Hasil Angket Tentang Menurunnya Indikator Tanggapan Adab Sopan Santun Tentang Menurunnya Siswa Kepada Guru di Adab Sopan Santun SMP PGRI 6 Bandar Siswa Kepada Guru di Lampung. SMP PGRI 6 Bandar N Kateg Kelas Frek Prese Lampung. o ori Inter uensi ntase N Katego Kela Frek Presen val o ri s uens tase 1 Sesuai 17-18 36 85,7 Inter i % val 2 Kuran 15-16 5 11,9 1 Setuju 17- 19 45,2 g % 18 % Sesuai 2 Kurang 15- 16 38,1 3 Tidak 13-14 1 2,4 % Setuju 16 % Sesuai 3 Tidak 13- 7 16,7 Jumlah 42 100% Setuju 14 % Jumlah 42 100% Berdasarkanhasil dari pengelolaan data tentang indikator harapan Berdasarkan hasil dari pengelolaan didapatkan yakni 85,7 % responden data tentang indikator tanggapan kategori sesuai harapan dalam hal ini didapatkan yakni 45,2 % responden responden memiliki harapan tinggi kategori setuju. Hal ini ditunjukan terhadap adanya sanksi yang dengan sudah bisa menegur peserta diberlakukan oleh sekolah sehingga didik yang melakukan pelanggaran dapat meningkatkan kesopan adab sopan santun. santunan siswa di lingkungan sekolah.
Description: