ebook img

Pergolakan Pemikiran Islam: Catatan Harian Ahmad Wahib (disertai komentar pro dan kontra, edisi digital) PDF

456 Pages·2012·1.94 MB·Indonesian
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Pergolakan Pemikiran Islam: Catatan Harian Ahmad Wahib (disertai komentar pro dan kontra, edisi digital)

— Democracy Project — — Democracy Project — P ERGOLAKAN P I EMIKIRAN SLAM Disertai Komentar Pro dan Kontra Catatan Harian Ahmad Wahib Kata Pengantar: H. A. Mukti Ali Edisi Digital Jakarta 2012 — Democracy Project — PERGOLAKAN PEMIKIRAN ISLAM Penyunting: Djohan Effendi Ismed Natsir Pewajah Sampul: Didit Chris Rekan Edisi Digital Diterbitkan oleh: Democracy Project Yayasan Abad Demokrasi www.abad-demokrasi.com Layout dan Redesain cover: Djumari Redaksi: Anick HT — Democracy Project — —  Daftar Isi  — Kata Pengantar— vi Pendahuluan— xi Bagian 1 Ikhtiar Menjawab Masalah Keagamaan— 1 Bagian 2 Meneropong Politik dan Budaya Tanah Air— 195 Bagian 3 Dari Dunia Kemahasiswaan dan Keilmuan— 272 Bagian 4 Pribadi yang Selalu Gelisah— 331 Bagian 5 Sejumlah Komentar— 370 — Democracy Project — Kata Pengantar AHMAD WAHIB: Anak muda yang bergulat dalam pencarian Oleh H.A. Mukti Ali Saya mengenal dan bergaul dengan almarhum Ahmad Wa- hib dalam “Lingkaran Diskusi Limited Group”. Lingkaran diskusi ini—yang penamaanya juga diberikan oleh almarhum— adalah sebuah forum diskusi yang diselenggarakan setiap Jum’at sore di rumah saya di kompleks IAIN Sunan Kalijaga, De- mangan, antara pertengahan tahun 1967 hingga akhir tahun 1971. Anggota intinya, yakni mereka yang boleh dikatakan selalu hadir dan memilih serta menentukan tema-tema diskusi, adalah Saudara Muhammad Dawam Rahardjo, Djohan Effendi, almarhum Ahmad Wahib dan saya sendiri. Beberapa kawan yang sering hadir dan pernah memberikan pengantar diskusi antara lain Saudara Syu’bah Asa, Saifullah Mahyuddin, Djau- hari Muhsin, Kuntowidjojo, Syamsuddin Abdulah, Muin Umar, Kamal Mucthar, Simuh dan almarhum Wadjiz Anwar. Selain vi — Democracy Project — itu, sebagai selingan, kami juga mengundang orang-orang luar misalnya Saudara Deliar Noer, Nono Anwar Makarim, Rendra, Prof. Sudjito, Prof. Sutrisno Hadi, Prof. Lafran Pane, Pranarka, Karkono, Boland, Bakker, Niels Mulder, James Peacock, dan beberapa lagi. Setiap Jum’at sore kami dan beberapa kawan lain yang berminat terutama kalangan muda, mendiskusikan berbagai masalah, terutama masalah-masalah yang berkaitan dengan agama, budaya dan masyarakat. Dalam bulan-bulan pertama lingkaran diskusi terutama mencoba mencari persoalan-per- soalan dasar umat Islam Indonesia dan berusaha menyusun- nya dalam sebuah kerangka tema diskusi. Di sana pembica- raan juga sering menyentuh masalah-masalah theologis yang sering tidak terpikirkan. Sudah barang tentu dalam sebuah diskusi yang sifatnya bebas, timbul pertanyaan atau malah pernyataan, yang pada dasarnya lebih merupakan penajaman permasalahan, yang dianggap kurang pada tempatnya. Oleh karena itu ada kritik terhadap Lingkaran Diskusi ini dan juga terhadap saya yang mentolerir pembicaraan-pembicaraan yang tidak umum itu. Kritik dilontarkan terutama oleh kawan-ka- wan yang menganggap masalah-masalah yang didiskusikan itu merupakan soal-soal yang sudah “selesai” dan tidak perlu dikutik-kutik lagi. Saya sendiri menyadari hal itu. Akan tetapi saya juga menganggap forum seperti itu amat perlu hingga dengan de- mikian kita bisa mengetahui alam pikiran kalangan muda. Le- bih-lebih karena mereka itu justru putera-putera Islam sendiri, bahkan merupakan aktivis-aktivis dan eksponen-eksponen or- ganisasi mahasiswa Islam yang sangat potensial, yaitu HMI. Kata Pengantar vii — Democracy Project — Saya merasa akan sangat rugi apabila kalangan muda itu dibiarkan memendam berbagai pertanyaan dan mungkin gu- gatan dalam pikiran mereka, yang justru menyangkut hal-hal yang dasar dalam agama. Mereka itu rata-rata berusia dua- puluhan. Mereka sedang dalam proses mencari. Dan dalam proses pencarian itu tentu saja pendapat-pendapat mereka masih belum mapan. Justru dalam forum diskusi biasa dila- kukan dialog yang terbuka tanpa mereka merasa digurui dan dihakimi. Menarik sekali untuk dipelajari mengapa teman-teman muda itu—yang latar belakang pendidikan mereka berbeda- beda, sama-sama memperlihatkan pikiran-pikiran yang di saat itu dianggap “menyebal” dari pikiran yang dianggap umum di kalangan umat Islam . Sangat disayangkan mereka kurang ber- kesempatan merumuskan pikiran-pikiran yang berkembang di kalangan mereka sendiri. Karena saya menganggap teman-teman muda itu sedang mencari, saya sama sekali tidak mengkhawatirkan mereka. Apa yang mereka lontarkan, dilihat dari segi usia, pendidik- an dan pengalaman mereka, dan juga tantangan-tantangan yang mereka hadapi, adalah wajar. Saya percaya bagaimana- pun “anehnya” pikiran-pikiran mereka, tambahnya pengeta- huan dan pengalaman akan lebih mematangkan pemikiran mereka. Saya tidak tahu bahwa di antara teman-teman muda itu, almarhum Ahmad Wahib secara diam-diam merekam dan mengawetkan pikiran-pikirannya dalam bentuk catatan hari- an. Sudah barang tentu catatan ini merupakan catatan menurut viii Pergolakan Pemikiran Islam — Democracy Project — pendapat dan penangkapan almarhum tentang masalah-masa- lah yang ia pikirkan. Dalam pembicaraan-pembicaraan di Lingkaran Diskusi, memang almarhum Ahmad Wahib sering kali mengeluarkan pendapat-pendapat yang tidak biasa didengar oleh banyak orang. Terutama yang berkaitan dengan masalah-masalah aga- ma. Kesan saya pada waktu itu, almarhum sedang menghadapi pergulatan pikiran yang keras dalam proses pencariannya. Hal itu tidak terlalu mengherankan. Almarhum Ahmad Wahib ber- asal dari lingkungan agama yang terkenal sangat teguh, Madu- ra. Dalam pendidikan, almarhum adalah mahasiswa fakultas eksakta, Fakultas Ilmu Pasti dan Alam. Sedang kegiatannya dalam gerakan mahasiswa mengantarkannya ke dalam lingkar- an masalah-masalah agama dan kemasyarakatan. Hal ini, saya rasa, mendorong almarhum untuk banyak merenung. Dan da- lam renungan-renungan yang ia lakukan itu, almarhum terlibat dalam pergulatan pikiran yang keras. Cetusan-cetusan dari pergulatan pikiran itu tanpak dan sangat mewarnai catatan-catatan hariannya. Karena itu tidak mengherankan apabila banyak hal-hal yang ditulisnya cukup membuat dahi kebanyakan orang mengkerut, lebih-lebih bagi mereka yang menganggap apa yang dipersoalkannya adalah soal-soal yang tabu dan final. Akan tetapi saya rasa, bagai- manapun keyakinan kita masing-masing, catatan harian al- marhum Ahmad Wahib ini cukup mengesankan. Bahkan mungkin akan merangsang dan menggoda pikiran kita. Pa- ling tidak, bisa memahami pergulatan pikiran seorang anak muda yang sedang mencari. Orang boleh setuju atau menolak pikiran-pikiran almarhum Ahmad Wahib, tapi ia yang berper- Kata Pengantar ix — Democracy Project — awakan kecil, walau meninggal dalam usia yang masih muda, ternyata hidupnya tidak sia-sia. Dan bagi kawan-kawannya, catatan harian almarhum ini merupakan warisan yang sangat berharga. Yogyakarta, Februari 1981 x Pergolakan Pemikiran Islam

Description:
Cetusan-cetusan dari pergulatan pikiran itu tampak dan sangat mewarnai catan-catan hariannya. Karena itu tidak mengherankan apabila banyak hal-hal yang ditulisnya cukup membuat dahi kebanyakan orang mengkerut, lebih-lebih bagi mereka yang menganggap apa yang dipersoalkannya adalah soal-soal yang tab
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.