Perancangan Video Dokumenter Dampak Limbah Batik di Sekitar Aliran Sungai (Studi kasus: Sungai Banger dan Asem Binatur Kota Pekalongan) Artikel Ilmiah Peneliti : Stefanus Dicky Kurniawan Subagijo (692010039) Martin Setyawan, ST., M.Cs. Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga November 2014 Perancangan Video Dokumenter Dampak Limbah Batik di Sekitar Aliran Sungai (Studi kasus: Sungai Banger dan Asem Binatur Kota Pekalongan) 1) Stefanus Dicky Kurniawan S, 2) Martin Setyawan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia Email: 1) [email protected], 2) [email protected] Abstract Banger river and Asem binatur river are located in Buaran Village (Pekalongan). Those rivers are used to fulfill the needs of people nearby. Along with the batik industries development in Pekalongan, those rivers can no longer be used to fulfill the villagers' needs as it used to be. Batik industries waste give negative impact to the rivers in Pekalongan, such as: the water colour that changes to pitch black or reddish, the damaged water biodiversity, and polluted residential wells. The research method used in this research is Linear Strategy, the result of this research is documented as Documentary Video which can be used as new informative media regarding the Effects of Batik Waste in Rivers for batik industries and for the society to maintain and take care of the river environment of Pekalongan. Keywords: Banger river and asem binatur river, Documenter, Video, Batik, Limbah Batik Abstrak Sungai banger dan asem binatur merupakan sungai yang terletak didesa buaran (Pekalongan). Sungai tersebut sering digunakan untuk kebutuhan warga sekitar. Seiring berkembangnya industri–industri batik dikota pekalongan sungai tersebut tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Sisa pengolahan batik berdampak buruk terhadap lingkungan sungai di pekalongan, seperti: pencemaran air sungai kini berubah menjadi hitam kelam atau kemerah–merahan, rusaknya biota air, dan tercemarnya air sumur warga. Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Strategi Linear, hasil dari penelitian ini dalam bentuk Video Dokumenter yang akhirnya dapat digunakan sebagai media informasi yang baru, yang dapat memberi informasi Dampak Limbah Batik di Sekitar Aliran Sungai kepada industri-industri batik dan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sungai kota Pekalongan. Kata kunci: Sungai Banger dan Sungai Asem Binatur, Dokumenter, Video, Batik, Limbah Batik 1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 1. Pendahuluan Sungai banger dan asem binatur merupakan sungai yang terletak di desa buaran (Pekalongan). Sungai tersebut sering digunakan untuk kebutuhan warga sekitar, namun seiring berkembangnya industri–industri batik dikota pekalongan sungai tersebut tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Limbah industri batik berdampak buruk terhadap lingkungan sungai pekalongan, seperti: pencemaran air sungai dimana air sungai yang biasa digunakan warga sekitar kini berubah menjadi hitam kelam atau kemerah–merahan hingga tak dapat digunakan kembali, rusaknya biota air, serta tercemarnya air sumur warga. Tidak hanya itu warga mengaku kulit mereka gatal-gatal jika tercelup air sungai dan bau yang sangat menyengat saat musim kemarau datang [1]. Dinas Penataan Kota dan Lingkungan Hidup Kota Pekalongan mencatat, ada 12 ribu industri kecil yang membuang limbahnya ke sungai. Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Pekalongan, salah satu sumber limbah adalah industri batik rumahan. ”Limbah batik mengandung Bahan beracun dan Berbahaya(B3), termasuk warna, Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) itu memang tinggi sekali dibandingkan limbah rumah sakit. BOD dan COD adalah patokan yang biasa dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air [2]. Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan melalui wawancara kepada pihak Kantor Lingkungan Hidup kota Pekalongan dapat disimpulkan bahwa, adanya upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menginformasikan dampak limbah batik terhadap sungai yang ada dikota Pekalongan, dengan melakukan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat. Dengan latar belakang yang ada maka akan dilakukan pembuatan media informasi yang baru dalam bentuk Film dokumenter. Film dokumenter adalah rekaman kejadian atau peristiwa dalam bentuk audio visual yang tercipta tanpa ada unsur rekayasa berdasarkan asas sinematografi. Melalui perancangan film dokumenter mengenai Dampak Limbah Batik di Sekitar Aliran Sungai (Studi kasus: Sungai Banger dan Asem Binatur Kota Pekalongan) diharapkan isi pesan dapat menginformasikan kepada masyarakat kota pekalongan khususnya industri–industri batik tentang bahaya limbah batik serta untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar sungai, sehingga tercipta sungai-sungai yang bersih dan bebas dari pencemaran limbah batik. 2. Tinjauan pustaka Pada penelitian pertama yang berjudul “Perancangan Video Dokumenter Batik Khas Di Pekalongan, Menggunakan Analisa SWOT” menyajikan sebuah film dokumenter berupa media promosi mengenai batik khas Pekalongan, sehingga masyarakat lebih mengerti sejarah dan perkembangan batik di Pekalongan, jenis batik yang khas di Pekalongan serta proses pembuatannya Film dokumenter ini memiliki kelebihan yaitu sebagai media promosi kepada masyarakat supaya sadar akan pentingnya warisan budaya batik yang sudah melekat erat dengan Indonesia, terutama kota Pekalongan[3]. Pada penelitian kedua yang berjudul “Perancangan Video Dokumenter Pasar Terapung Muara Kuin Banjarmasin, Kalimantan Selatan”,membahas penggunaan film dokumenter dalam menghimbau masyarakat Banjarmasin untuk turut ikut serta dalam menjaga dan melestarikan Pasar Terapung Muara Kuin. Pasar apung ini disorot sebagai salah satu aset wisata yang patut dipelihara keberadaannya.Kelebihan dari film dokumenter ini berisi himbauan kepada masyarakat untuk melestarikan dan menjaga pasar apung tersebut[4]. Melihat kedua film dokumeter tersebut, maka film dokumenter ini dirancang dengan memiliki keunggulan, yaitu sebagai media informasi kepada industri–industri batik dan masyarakat sekitar untuk ikut menjaga dan melestarikan lingkungan khususnya sungai serta menjadi media promosi pengenalan warisan budaya batik kota Pekalongan dengan cinematography dan audio yang sesuai standar pembuatan film dokumenter. Multimedia merupakan pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pemakai dapat bernavigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi [5]. Film adalah alat untuk menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak melalui sebuah media cerita. Film juga merupakan medium ekspresi artistik sebagai suatu alat bagi para seniman dan insan perfilman dalam rangka mengutarakan gagasan–gagasan dan ide cerita. Secara esensial dan substansial film memiliki power yang akan berimplikasi terhadap masyarakat [6]. Dokumenter adalah sebuah hal yang berbeda dengan dokumentasi, karena dengan film dokumenter, kita berusaha menentukan sikap tentang apa yang terjadi dalam realitas peradaban. Jadi pengertian film dokumenter itu sendiri adalah sebuah genre film dimana sebutan ini pertama kali disematkan pada film karya Lumiere bersaudara yang bercerita tentang perjalanan mereka. Film yang dianggap tonggak film dokumenter ini dibuat sekitar pada tahun 1890. Sinematografi secara etimologis (asal usul kata) berasal cinematography (Bahasa Inggris) yang bersumber dari Bahasa Yunani kinema yang berarti gerakan dan graphoo yang berarti menulis. Maka sinematografi dapat diartikan sebagai bidang ilmu terapan yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan kemudian menggabungkan gambar – gambar yang telah ditangkap tersebut agar dapat menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide, atau dengan kata lain dapat mengemban cerita. Beberapa hal penting dalam sinematografi dalam produksi film dokumenter, antara lain : a. Shot bisa diartikan sebagai bagian dari adegan, misalnya dalam produksi film dokumenter yang hendak menceritakan suasana keceriaan, maka dapat diambil gambar suasana pagi yang cerah. b. Scene adalah hasil dari shots digabungkan atau dirangkai satu dengan yang lain. Dalam perangkaian ini dikenal istilah transisi yang digunakan untuk menggabungkan shots menjadi scene. c. Sequence merupakan sebuah kesatuan scene yang ditata sehingga peristiwa yang terjadi dapat dipahami secara utuh. Rangkaian scene dapat menjadi sequence karena adanya hubungan kesatuan lokasi atau kesatuan waktu [7]. Secara umum pengertian limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Definisi dari limbah B3 berdasarkan BAPEDAL [1995] ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia [8]. Kota Pekalongan adalah salah satu kota di pesisir pantai utara Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan dengan laut jawa di utara, Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat serta Kabupaten Batang di timur. Kota Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Utara, Pekalongan Barat, Pekalongan Selatan dan Pekalongan Timur. Kota Pekalongan terletak di jalur pantai Utara Jawa yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya.Kota Pekalongan mendapat julukan kota batik. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bahwa sejak puluhan dan ratusan tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan.Batik telah menjadi nafas penghidupan masyarakat Pekalongan dan terbukti tetap dapat eksis dan tidak menyerah pada perkembangan jaman, sekaligus menunjukkan keuletan dan keluwesan masyarakatnya untuk mengadopsi pemikiran-pemikiran baru [9]. 3. Metode Penelitian Perancangan video dokumenter yang mengangkat topik Dampak Limbah Batik di Pekalongan ini menggunakan metode Kuantitatif. Metode Kuantitatif adalah pendekatan-pendekatan terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik daripada naratif [10]. Adapun strategi yang digunakan, yaitu Linear Strategy. Tahapan dari Linear strategy dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Bagan Linear Strategy Linear strategy atau strategi garis lurus ini merupakan sebuah metode yang menetapkan urutan logis pada tahapan perancangan yang sederhana dan relatif sudah dipahami komponennya. Strategi ini sesuai perancanaan yang telah berulangkali dilaksanakan [11]. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang ada dilakukan dengan kuesioner, yang dimana respondennya adalah masyarakat kota Pekalongan yang bertempat tinggal dekat dengan sungai. Kemudian dari kuesioner tersebut dilakukan perhitungan, dan dari perhitungan yang telah dilakukan, didapat hasil 85.8% dari 30 responden yang merupakan masyarakat kota Pekalongan yang bertempat tinggal di sekitar sungai
Description: