ebook img

PENGUATAN OTONOMI GURU DI BAWAH TEKANAN DOMINASI PENGUASA DAERAH Arif ... PDF

13 Pages·2014·0.11 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview PENGUATAN OTONOMI GURU DI BAWAH TEKANAN DOMINASI PENGUASA DAERAH Arif ...

PENGUATAN OTONOMI GURU DI BAWAH TEKANAN DOMINASI PENGUASA DAERAH Arif Rohman Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta email: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan menjelaskan penguatan otonomi guru di bawah dominasi penguasa daerah. Pendekatan penelitian adalah kualitatif fenomenologis dengan lokasi di Kabupaten Bantul. Subjek sebanyak 37 orang dipilih secara purposive. Pengumpulan data lewat angket terbuka, wawan- cara mendalam, dan kajian dokumen, serta trianggulasi melalui metode dan sumber, diskusi ahli, dan penjelasan banding. Analisis data dilakukan secara kualitatif fenomenologis. Temuan penelitian se- bagai berikut. Pertama, penguatan otonomi menurut pandangan guru merupakan upaya menguatkan kualifikasi akademik dan kompetensi. Guru yang otonom adalah guru yang tidak terombang-ambing oleh kepentingan politik. Puncak penguatan otonomi guru adalah diperolehnya karakter dan kedau- latan. Kedua, terdapat politisasi guru oleh penguasa daerah melalui ‘praktik terselubung’ untuk ‘meraih dukungan’ dan berujung pada bargaining politik dan sharing kekuasaan. Ketiga, ada dua bentuk politik dominasi penguasa terhadap guru, yaitu melalui ‘politik kooptasi’dan ‘politik peng- ambilan hati’. Keempat, politik kooptasi berimplikasi negatif pada melemahnya sikap kritis guru, se- dangkan politik pengambilan hati berimplikasi positif pada meningkatnya jumlah guru dalam studi lanjut dan meningkatnya kesejahteraan guru. Kata Kunci: otonomi guru, politisasi, dan penguasa dominan STRENGTHENING THE TEACHER AUTONOMY UNDERTHE PRESSURE OF THE LOCAL AUTHORITY DOMINATION Abstract: This study was aimedtoexplainthe strengthening ofthe teacherautonomyunder the pressure of the local authority domination. This study was conducted in Bantul Regency usingthe phenome- nological qualitative approach. The subjects consistedof 37people chosenthroughthe purposive sam- pling technique. The data were collected through open-ended questionnaires, in-depth interviews, and documentation. The triangulation was conducted through method and source triangulation, expert discussion, and comparative explanation. The data were analyzed using the phenomenological quali- tative data analysis. The research findings were: First, in teachers’ view, strengtheningthe autonomy was an effort to improve theacademic qualificationandcompetence.Autonomous teachers were those who were not easily influenced by political interest. The top of the strengthening of the autonomy was that teachers obtained character and freedom. Second, teachers were politicized by the local authority through disguised practices to gain support, and this resulted in political bargaining and political sharing. Third, there were two forms of the authority domination on teachers, that is, ‘cooptation poli- tics’ and ‘persuasion politics’. Fourth, cooptation politics had a negative implication the weakening of teachers’ critical attitudes, while persuasion politicshad positive implication on the increasing number of teachers who took further study and on the improvement of teachers’ welfare. Keywords: teacherautonomy, politization, anddominant authority PENDAHULUAN lamat. Guru juga sosok yang diikuti karena Guru merupakan sosok manusia yang tingkah-lakunya mengandung keteladanan akh- dapat ‘digugu’ (ditaati) dan ‘ditiru’ (diikuti). lak (moral) dan karakter baik (good character). Guru adalah sosok yang ditaati karena ucapan- Citra diri positif yang demikian merupakan nya memuat nasihat kebenaran (truthfulness) label yang telah disematkan masyarakat tradi- dan kejujuran (fairness) menuju jalan hidup se- sional kepada guru selama ratusan tahun. Oleh 157 158 karena itu, guru dianggap mayoritas masyarakat tuk mewujudkan cita-cita bersama, guru men- sebagai manusia dengan karakter terpuji yang jadi bagian penting di dalamnya. Guru menjadi terpancar dalam bentuk kedalaman ilmu, ke- bagian tak terpisahkan dalam interaksi bersama benaran tutur kata, kesantunan perilaku, ke- dengan aneka kelompok kepentingan dan ke- sahajaan penampilan, keramahan tegur sapa, lompok politik dalam masyarakat. Kelompok kesalehan beribadah, dan ketulusan pengabdi- kepentingan merupakan kumpulan orang yang annya. Sosok guru dengan karakter terpuji ter- berusaha mempengaruhi kebijakan publik yang sebut pada gilirannya memberi pengaruh positif dirumuskan dan diimplementasikan oleh peme- bagi masyarakat sekelilingnya dalam rangka rintah. Kelompok kepentingan dibedakan men- membangun kemajuan peradaban umat manu- jadi dua, yaitu kelompok kepentingan politis sia. (political interest groups) dan kelompok kepen- Sebagai sosok dengan karakter terpuji, tingannonpolitis (non-political interest groups). peran guru menjadi amat strategis dalam proses Kelompok kepentingan politis berorientasi pada transformasi sosial di masyarakat. Hal ini se- usaha meraih jabatan politik dalam pemerin- jalan dengan pendapat Meyer (Hadisusanto, tahan. Sebaliknya, kelompok kepentingan non- Sidharta, dan Siswoyo: 1995) bahwa guru ber- politis tidak berorentasi pada usaha meraih peran dalam “a process leading to the enligh- jabatan politik dalam pemerintahan. tenment of mankind”. Begitu juga Joni (1991) Secara normatif, guru tidak termasuk je- menyebut guruberperandalam mengembangkan nis kelompok pertama, tetapi termasuk jenis ke- sumberdaya manusia yang dapat menentukan lompok kedua. Hal ini disebabkan guru relatif kelestarian dan kejayaan kehidupan bangsa. tidak bermotivasi untuk meraih jabatan politik Oleh karena itu, guru sering terlibat bersama dalam pemerintahan. Guru lebih memilih tugas masyarakat dalam menyelesaikan aneka per- mendidik dan mengajar anak-anak di sekolah. soalan kemasyarakatan. Mereka terlibat bersa- Dengan demikian, guru lebih bermotivasi men- ma dalam perjuangan membebaskan masyara- cerdaskan kehidupan bangsa. kat dari aneka belenggu dan masalah, termasuk Namun, apakah realitasnya demikian? di dalamnya masalah politik. Koesoema (2009) Inilah yang menjadi pertanyaan penting. Bebe- menyebutkan bahwa perjuangan guru bersama rapa kasus secara tentatif mengindikasikan hal masyarakat dalam politik dipahami dalam dua yang berbeda. Nuansa orientasi untuk kepen- telaah, yaitu telaah historis-faktual, dan telaah tingan politik dalam tindakan guru nampak ter- normatif-idealis. Telaah historis-faktual meru- indikasi. Fenomena demonstrasi guru terhadap pakan telaah dengan mendasarkan pada data kekuasaan politik akhir-akhir ini menunjukkan sejarah, sedangkan telaah normatif-idealis me- hal tersebut, seperti demonstrasi lima puluh ribu rupakan telaah dengan mendasarkan pada kon- guru ‘mengepung’ Istana Presiden Abdurahman sep, pemahaman, dan nilai yang dipahami guru Wahid (Media Indonesia, 19 April 2000). Begi- sebagai pelaku perubahan dalam memandang tu juga pada era Presiden Susilo Bambang Yu- dunia di mana mereka hidup. doyono terjadi demonstrasi dua puluh delapan Keterlibatan guru bersama masyarakat ribu guru menolak penghapusan Direktorat Jen- dalam mengatasi aneka masalah sosial politik deral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga merupakan cerminan relasi antara guru dan ma- Kependidikan (Kompas, 12 Mei 2010). Bahkan, syarakat. Relasi antarkeduanya beserta dinami- tahun 2002, demonstrasi guru di Kabupaten kanya terjadi seiring dengan intensitas relasi Kampar Provinsi Riau berhasil melengserkan yang mereka bangun. Melalui keterlibatan ber- Bupati Jefry Noer dari kursi kekuasaannya, atau sama masyarakat, menjadikan guru sebagai ba- demonstrasi guru di Kabupaten Lombok Timur gian tak terpisahkan dalam interaksi antarke- yang berhasil menonaktifkan kekuasaan Bupati lompok sosial politik masyarakat. Ali Dahlan melalui aklamasi Sidang Paripurna Spring (1993) berpendapat bahwa dalam DPRD setempat (Pantoro, 2010). Oleh karena proses interaksi antarkelompok masyarakat un- itu, pertanyaannya adalah mengapa hal tersebut Cakrawala Pendidikan, Juni 2014, Th. XXXIII, No. 2 159 dapat terjadi demikian? Bagaimana relasi guru melaksanakan tugas-tugas profesi yang profe- dengan kekuasaan politik? Bagaimana usaha sional tanpa dipengaruhi pertimbangan dari guru dalam penguatan otonominya? luar. Berdasarkan argumen tersebut, maka oto- Secara teoretik, guru dituntut dapat me- nomi guru dimaknai sebagai kemandirian guru ngembangkan otonomi menuju profesionalitas dalam melakukan banyak hal yang terkait de- dalam mendidik dan mengajar anak. Profesi ngan profesi guru. Dengan demikian otonomi guru sebagai profesi penting dan strategis yang guru merupakan otonomi profesi sebagai se- memiliki tugas memajukan peradaban umat orang guru yang profesional. Sebagai seorang manusia. Oleh karena itu, guru sangat memerlu- guru profesional, ia dituntut untuk sungguh- kan otonomi yang merujuk pada kedaulatan sungguh meningkatkan keharusan profesional. (sovereignty). Dengan otonomi, guru dapat be- Otonomi guru ditunjukkan oleh kemam- nar-benar bekerja profesional tanpa dipengaruhi puannya untuk menentukan sikap dan perilaku- pertimbangan dari luar. Hal ini tercermin pada nya sendiri tanpa harus ada campur tangan Sumpah Guru Nomor 8, yang berbunyi, “Seba- orang lain, tetapi juga harus berani memper- gai guru Indonesia saya bersumpah, akan ber- tanggungjawabkan perilaku pilihannya. Sepan- usaha secara sungguh-sungguh untuk melaksa- jang menyangkut profesi guru, perilaku pilihan- nakan tugas guru tanpa dipengaruhi pertim- nya harus dapat dipertanggungjawabkan secara bangan unsur-unsur di luar kependidikan” filosofis, teoretis-edukatif, dan sosiokultural ke- (PGRI, 2008). pada anak didik, orang tua, sekolah, pemerin- Sumarno (2013) mengemukakan bahwa tah, dan masyarakat luas. konsep otonomi lebih tepat dipakai self aware Otonomi guru merupakan otonomi pro- autonomy yang berdasar pada penghargaan fesi yang dimiliki guru dalam menjalankan tinggi atas sifat dasar manusia, yang disebut tugas-tugas profesi yang profesional, meliputi pula reflexivity. Otonomi yang berdasar pada tugas mendidik, mengajar, membimbing, mela- penghargaan tinggi sifat dasar manusia atau tih, menilai dan mengevaluasi peserta didik di otonomi reflektif akan memiliki akibat lebih sekolah. Otonomi profesi guru berdasarkan lan- baik, karena otonomi macam ini didukung de- dasan hukum dengan prinsip-prinsip profesio- ngan analisis dan pertimbangan yang matang. nalitas sebagaimana tertuang di dalam Undang- Sebaliknya otonomi dalam arti hanya penekan- Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru an kebebasan membuat keputusan dapat meng- dan Dosen pada pasal 7 ayat (1) yaitu memiliki arah pada disorientasi atau bahkan anarkhi. Hal tanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepro- ini berlaku bagi kehidupan individual (seperti fesionalan, antara lain: (1) merencanakan, me- konsep Kohlberg tentang moral autonomy), ko- laksanakan, menilai, dan mengevaluasi proses lektif, maupun komunal. Salah satu indikator pembelajaran yang bermutu; dan (2) mening- dari ketepatan dan kualitas otonomi adalah ke- katkan dan mengembangkan kualifikasi akade- daulatan (soverignty), dalam arti tidak ada ke- mik dan kompetensi secara berkelanjutan seja- kuatan luar yang menekan atau memaksakan lan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kehendak. Namun, setiap entitas yang berdaulat teknologi, dan seni. senantiasa arif bijaksana di dalam setiap ke- Pada bagian lain, guru dengan peran dan putusan dan tindakannya. tanggung jawabnya terhadap aneka problem Konsep otonomi di atas amat relevan di- masyarakat menuju kemajuannya, menjadikan terapkan pada diri guru. Profesi guru sebagai mereka tidak dapat menghindar dari relasi dan profesi penting dan strategis yang memiliki tu- interaksi dengan aneka kelompok kepentingan gas untuk memajukan peradaban umat manusia, (interest group) masyarakat. Bahkan, menurut maka amat memerlukan kedaulatan (soverignty) Apple (Tilaar, 2003), guru dan pendidikan me- yang didukung dengan analisis dan pertimbang- miliki relasi esensial dengan kekuasaan. Ke- an matang. Dengan otonomi, profesi guru diha- kuasaan negara mencakup segenap pengaturan rapkan benar-benar dapat lebih berdaulat dalam kehidupan masyarakat, termasuk kehidupan Penguatan Otonomi Guru di bawah Tekanan dominasi Penguasa Daerah 160 pendidikan dan guru. Penguasa memiliki ke- dieksploitir sedemikian rupa untuk menanam- pentingan terhadap guru, sebaliknya guru juga kan watak kepatuhan warga terhadap kekuasa- menaruh harapan besar atas perhatian penguasa. an. Inilah yang oleh Gramsci (Sugiono, 1999) Relasi antara guru dan penguasa secara guru dimanfaatkan oleh penguasa menjadi alat normal dapat berlangsung secara fungsional- hegemoni. Dengan strategi ini, dua keuntungan simbiotik. Artinya keduanya memiliki relasi dapat dipetik penguasa: (1) terwujudnya men- saling menguntungkan. Namun, pada banyak talitas kepatuhan warga atas dominasi pengua- kasus tidak selamanya bisa berlangsung positif, sa; dan (2) tercapainya resiko minimal bila pe- akan tetapi negatif berupa pola relasi eksploi- nguasa memakai alat birokrasi atau polisi un- tatif dan dominatif. Pola relasi negatif tersebut tuk menguasai warga. Oleh karena itu, dengan hanya menguntungkan satu pihak yaitu pengua- dalih demi pembaharuan pendidikan, menurut sa, sedangkan guru kurang diuntungkan bahkan Collins (1979) guru telah diarahkan dan diben- ditindas hanya untuk melayani kepentingan tuk sedemikian rupa untuk menjadi alat efektif kekuasaan. dalam melanggengkan kekuasaan dominan (re- Perspektif teori konflik, menjelaskan di zim). dalam sistem sosial tidak selamanya terdapat keteraturan akan tetapi justru ketegangan dan METODE pertentangan. Dalam kasus di atas, ketegangan Pendekatan dalam penelitian ini adalah dan pertentangan terjadi antara guru dengan kualitatif fenomenologis. Metode ini dipilih ka- penguasa. Proses ketegangan dan pertentangan rena memungkinkan peneliti membekali diri melahirkan dominasi (domination), koersi dengan teori dan hipotesis secara tentatif untuk (coercion), dan opresi (oppression). Baik guru dikembangkan di lapangan secara berkelanjutan dan penguasa memiliki otoritas berbeda, yang berdasarkan temuan empirik. Pendekatan ini pada akhirnya menghasilkan pemisahan kutub membolehkan peneliti dengan frames and sys- kekuatan sosial yaitu subordinasi dan super- tem of interpretation memberikan makna lebih ordinasi (Ritzer, 1996). jauh dari empiri, juga memungkinkan peneliti Pola relasi pertentangan yang kurang bergerak dari sebagai alat untuk mengungkap seimbang tersebut, guru sering hanya dijadikan intensionalitas subjek yang diteliti, yaitu guru sebagai alat kepentingan kekuasaan. Banyak dan penguasa daerah. Pendekatan kualitatif fe- kasus di daerah berupa aneka praktik ketidak- nomenologis yang dipilih lebih berakar pada adilan penguasa daerah terhadap guru. Laporan teori interpretif Michel Foucault dan Jürgen Republika disebutkan, “Saat pelaksanaan pilka- Habermas. da, banyak kepala daerah main ancam guru Penelitian dilakukan di kabupaten Bantul, akan dimutasi ke daerah terpencil atau diturun- propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan kan statusnya dari kepala sekolah menjadi guru subjek dipilih secara purposive yang berasal bantu, seperti yang terjadi pada beberapa kabu- dari unsur kepala sekolah, guru, pengawas, ke- paten dan kota” (Republika, 22 November tua Kelompok Kerja Guru (KKG), kepala UPT 2011). Laksana (2011) mengemukakan bahwa Pengelola Pendidikan Dasar (PPD), pengurus praktik kekuasaan despotik yang diperagakan organisasi serikat guru (PGRI dan PGSI), peja- penguasa daerah terhadap guru melalui bentuk- bat pemerintah kabupaten Bantul, Pejabat Dinas bentuk mutation (pergeseran) dan demotion Pendidikan Dasar, dan pimpinan Dewan Per- (penurunan) atas tugas-tugas kedinasan guru wakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul. Subjek sudah sering terjadi. yang berasal dari unsur kepala sekolah dan guru Giroux dan Mc Laren (1989) menguat- dibedakan dahulu secara cluster (negeri dan kan bahwa guru bersama warga sekolah di- swasta) baru kemudian masing-masing dipilih manfaatkan oleh penguasa dominan dijadikan secara purposive. Secara keseluruhan, subyek sebagai instrumen untuk mendukung the logic yang terpilih berjumlah 37 orang subjek. of domination and oppression. Lebih jauh guru Cakrawala Pendidikan, Juni 2014, Th. XXXIII, No. 2 161 Penelitian dilakukan dengan lima lang- jabat pemerintah daerah, pimpinan DPRD, dan kah prosedural meliputi: tahap awal, tahap pe- pengurus PGRI. Masing-masing dari mereka ngembangan rancangan, tahap pendalaman, ta- memiliki kepentingan terhadap guru. Dari segi hap penyusunan, dan tahap akhir atau penyajian kepentingan pejabat daerah dan pimpinan hasil. Pencarian data dilakukan melalui tiga DPRD, penguatan otonomi guru diarahkan cara: angket terbuka, wawancara mendalam, kepada peningkatan kemampuan profesional dan kajian dokumen. Angket terbuka berisi per- guru demi mendukung pencapaian kemajuan tanyaan-pertanyaan tentang pendapat, persepsi, masyarakat. Dari segi kepentingan pengurus dan kesaksian subjek terpilih tentang otonomi PGRI, penguatan otonomi guru diarahkan ke- guru dan dominasi kekuasaan, diberikan kepada pada peningkatan kinerja guru yang lebih pro- subjek guru. Wawancara mendalam berisi per- fesional untuk memajukan dunia pendidikan. tanyaan-pertanyaan dialogis yang ditujukan Namun dari pihak individu guru, penguatan kepada semua kelompok subjek, khusus guru otonomi guru diarahkan untuk memenuhi ke- hanya dipilih 10 orang yang diwawancarai dari wajiban sebagaimana yang dituntut oleh un- 60 orang guru yang diberi angket. Wawancara dang-undang guru, yaitu peningkatan kualifi- dilakukan untuk menggali jenis data verbal ten- kasi akademik dan kompetensi guru. Pening- tang ide, pendapat, persepsi, dan kesaksian para katan kualifikasi dan kompetensi guru tersebut subjek tentang otonomi guru dan dominasi ke- pada ujungnya adalah untuk kemajuan pendi- kuasaan. Wawancara juga dipakai sebagai pen- dikan. dalaman lebih jauh atas temuan dari data angket Penguatan otonomi menurut guru me- dan hasil kajian dokumen. rupakan tuntutan zaman seiring dengan pening- Adapun kajian dokumen dilakukan pene- katan perubahan kehidupan masyarakat. Pe- liti dengan cara pengumpulan dan pengkajian nguatan otonomi guru amat berpengaruh pada data politik dan data kepegawaian yang dimiliki perubahan sekolah dan pendidikan. Dalam pan- oleh dinas pendidikan dasar dan kantor Sekre- dangan guru, upaya menguatkan otonominya tariat Daerah Pemerintah Kabupaten Bantul. adalah sebuah kewajiban yang harus dijalankan Dengan demikian ketiga-tiganya, baik angket, sebagaimana ditekankan pemerintah dan diatur wawancara, dan kajian dokumen, dipakai oleh di dalam undang-undang. Salah satu dari guru peneliti secara komplementer atau saling me- menuturkan seperti berikut. lengkapi satu dengan yang lain. Peneliti meya- “Sudah menjadi kewajiban saya sebagai guru kini bahwa tidak ada satu metode yang efektif untuk meningkatan kemampuan agar semakin dipakai untuk menggali semua jenis data yang profesional. Pemerintah juga mewajibkan berasal dari semu sumber data. Trianggulasi di- para guru untuk meningkatkan kemampuan pakai tiga jenis trianggulasi, yaitu metode dan mendidik dan mengajar anak-anak di sekolah. sumber, trianggulasi diskusi ahli, dan trianggu- Bahkan, hal ini sudah diberlakukan di dalam lasi rival explanations. undang-undang guru. Bagi saya, peningkatan kemampuan guru memang perlu, agar pen- Adapun analisis datanya adalah kualitatif didikan bisa maju”. (21/11/11/GN-SL). fenomenologis sebagaimana yang diusulkan oleh Creswell (2012), yaitu melalui langkah- langkah analisis: (1) data managing, (2) read- Penuturan guru tersebut merupakan ben- ing and memoing, (3) describing, (4) classi- tuk kesadarannya sebagai tanggung jawab atas fying, (5) interpreting, dan (6) visualizing. status yang disandangnya. Kesadaran guru ter- sebut diarahkan untuk menjalankan amanat Un- HASIL DAN PEMBAHASAN dang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Bahwa penguatan otonomi guru menuju Guru dan Dosen. Sebagaimana diatur oleh un- sosok profesional adalah upaya yang banyak dang-undang tersebut, ada dua kewajiban yang dipengaruhi oleh dinamika politik di daerah. harus dijalankan guru yaitu peningkatan kuali- Pengaruh tersebut antara lain datang dari pe- fikasi akademik dan kompetensi keguruan. Ke- Penguatan Otonomi Guru di bawah Tekanan dominasi Penguasa Daerah 162 wajiban guru meningkatkan kualifikasi akade- sukses salah satu calon pada Pemilukada. miknya untuk menempuh studi lanjut sampai ke Mereka sembunyi-sembunyi, main lewat be- taraf diploma IV atau sarjana S-1. Kewajiban lakang, tidak terang-terangan”. (26/05/12/ GS-AJ). guru meningkatkan kompetensi keguruannya berupa keharusan guru menguasai empat kom- Bagi guru non-PNS, keteribatan dirinya petensi yaitu: pedagogik, kepribadian, profesio- dalam politik praktis merupakan hal yang tidak nal, dan sosial. Hal ini sebagaimana dituturkan perlu ditutup-tutupi. Mereka lebih berani te- oleh salah satu guru sebagai berikut. rang-terangan melakukan kampanye politik mendukung salah satu calon atau kandidat. Tin- “Kewajiban guru adalah meningkatkan kom- dakan politik guru non-PNS umunya melalui petensi pedagogoik kepribadian, sosial, dan profesional. Ini merupakan tuntutan yang su- tiga modus, yaitu: kontrak politik, demonstrasi, dah ditulis di dalam undang-undang guru. dan audiensi. Menurutnya, tindakan yang me- Namun untuk melaksanakan tugas tersebut, reka lakukan tersebut sebagai strategi memper- tentu tidak mudah bagi saya. Mengingat saya juangkan nasib guru Non-PNS. Sebagaimana bekerja di lapisan pendidikan paling bawah diungkapkan oleh guru non-PNS yang telah dengan banyak keterbatasan yang menyulit- terpilih menjadi anggota DPRD sebagai berikut. kan”. (22/11/ 11/GN-WG). “Dulu saya bersama beberapa teman pengu- Atas dasar kesadaran guru di atas, pe- rus Persatuan Guru Swasta Indonesia atau ningkatan kualifikasi akademik dan kompetensi PGSI, pernah diundang oleh salah satu calon guru dianggapnya sebagai bentuk realisasi dari Bupati. Dia mengundang kami untuk melaku- otonomi. Otonomi yang dimiliki guru harus di- kan kontrak politik untuk mendukung dan wujudkan dalam praktik mendidik, mengajar, membantu dia. Menurutku, ini tidak salah. Ini menilai, dan tugas-tugas lainnya di sekolah. Na- merupakan bagian dari strategi untuk mem- mun demikian, usaha-usaha yang dilakukan perjuangkan nasib guru swasta. Bahkan, kami sebelumnya harus mau menggerakkan de- guru dalam rangka meningkatkan otonominya monstrasi dan juga audiensi ke pemerintah”. tersebut masih belum sepenuhnya berhasil. (04/05/12/GS-SL). Mayoritas guru memahami bahwa guru yang otonom adalah guru yang independen dan Namun demikian, usaha terus-menerus tidak terombang-ambing oleh kepentingan po- yang dilakukan oleh guru dalam rangka mem- litik. Puncak pengembangan otonomi guru ada- perkuat otonominya melalui peningkatan kuali- lah diperolehnya jati diri, yaitu karakter dan ke- fikasi akademik dan kompetensinya tetap berja- daulatan diri. Guru PNS mengaku loyal pada lan meskipun mereka mengakuinya hanya se- aturan dan perintah atasan, namun relatif netral adanya dan semampunya. Usaha guru dalam dari politik. Sementara guru non-PNS mengaku penguatan kualifikasi akademik ditempuh me- loyal pada pengabdian diri untuk kemajuan pen- lalui studi lanjut ke jenjang pendidikan sarjana didikan, namun tidak netral dari politik. Para strata-1, bahkan beberapa di antaranya dapat guru mengakui bahwa keterlibatan mereka da- meraih pascasarjana strata-2 dan strata-3. Me- lam politik lebih bersifat pribadi sebagai warga reka berusaha memanfaatkan peluang menda- negara dan lepas dari statusnya sebagai guru. patkan bantuan studi lanjut yang ditawarkan Guru PNS melakukan politik praktis secara pemerintah untuk menutupi kebutuhan biaya sembunyi-sembunyi yang mereka sebut ‘main dalam meraih sarjana strata-1. Beberapa di an- lewat belakang’, sedangkan guru non-PNS le- tara mereka rela mengajukan pinjaman kepada bih berani terang-terangan. Hal ini sebagaimana koperasi sekolah dan lembaga keuangan per- diungkapkan oleh satu guru sebagai berikut. bankan. “Sebenarnya saya tahu, beberapa teman guru Secara umum, usaha guru dalam mening- walapun dia PNS banyak yang melakukan katkan kompetensi pedagogik diupayakan de- kegiatan politik praktis. Tidak sedikit teman- ngan melakukan perbaikan perancangan pem- teman yang berstatus PNS ikut menjadi tim Cakrawala Pendidikan, Juni 2014, Th. XXXIII, No. 2 163 belajaran efektif, pemilihan bahan ajar yang se- upaya melakukan peningkatan jalinan kerja- suai dengan karakteristik anak, peningkatan sama yang baik dengan semua warga sekolah memahami teori-teori pembelajaran dan berlatih sehingga tercipta keharmonisan, peningkatan menerapkannya, pemilihan metode mengajar komunikasi yang akrab antarsesama guru dan yang efektif, penggunaan metode mengajar dengan kepala sekolah, peningkatan cara ber- yang bervariasi, pembuatan kreasi sendiri media komunikasi yang baik dengan orang tua/wali pembelajaran dengan bahan dasar barang bekas. siswa, meningkatkan jalinan kerjasama dengan Selain itu, juga penyediaan lingkungan belajar orang tua demi perkembangan siswa, dan me- yang kondusif antara lain dengan mendesain nyelesaikan aneka masalah dalam kehidupan ulang secara periodik tata ruang kelas yang ti- bersama di sekolah. Semua itu sebagian besar dak membosankan siswa, penambahan pembe- dilakukan secara praktik kolektif dan bimbing- lajaran secara remidial bagi siswa yang lamban an kepala sekolah. belajar, dan penambahan komputer sebagai me- Adapun usaha guru dalam meningkatkan dia pembelajaran. kompetensi profesional diupayakan dengan Peningkatan kompetensi pedagogik ter- memahami secara tepat tentang usaha pengem- sebut mereka lakukan melalui usaha mandiri bangan kompetensi profesional di atas, antara dan usaha kelompok dalam forum Kelompok lain mereka berupaya melakukan peningkatan Kerja Guru (KKG), mengikuti diklat dan bim- pemahaman materi pendidikan secara terus-me- bingan teknis (bintek) yang diselenggarakan di- nerus, menempuh studi lanjut ke jenjang lebih nas pendidikan dan LPMP, ada pula yang me- tinggi sehingga penguasaan ilmu meningkat, lalui kegiatan lokakarya di sekolah. Usaha yang memanfaatkan TIK untuk menambah penguasa- disebut terakhir ini relatif jarang dilakukan guru an materi. Semua itu sebagian besar dilakukan karena kendala minimnya pengalaman manaje- secara mandiri dan sebagian lagi dilakukan de- men dan sulitnya tenaga ahli. Hanya beberapa ngan berdiskusi di dalam KKG, lokakarya seko- sekolah di perkotaan yang sering melakukan- lah, diklat, bintek, dan seminar yang diikutinya. nya. Semua usaha guru tersebut di atas didu- Usaha guru dalam meningkatkan kompe- kungan oleh kepala sekolah melalui pemberian tensi kepribadian diupayakan dengan mema- ijin dan nasehat, pun pula oleh pemerintah hami secara tepat tentang usaha pengembangan daerah melalui pemberian dukungan dana pro- kompetensi kepribadian di atas, antara lain gram peningkatan mutu guru. Pada tahun 2012 mereka berupaya melakukan meningkatkan pe- Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul te- mahaman dan pengamalan ajaran agama dalam lah menjalankan tujuh program kebijakan terse- kehidupan sehari-hari, menjadikan agama se- but, meliputi: (1) program studi lanjut ke jen- bagai landasan akhlak mulia, meningkatkan si- jang pendidikan lebih tinggi; (2) program pem- kap arif, bijaksana, dan berwibawa, sekuat te- berdayaan KKG; (3) program pelaksanaan naga berperilaku disiplin dalam datang meng- UKG dan sertifikasi guru; (4) program perlom- ajar dan pulang tepat waktu, dan berusaha men- baan inovasi dan kreativitas guru; (5) program jadikan diri sebagai contoh bagi peserta didik peningkatan keaktifan guru dalam KKG, (6) dalam penampilan, tutur kata, dan sopan santun. program pendidikan dan latihan (diklat); dan (6) Semua itu, sebagian besar dilakukan guru se- program peningkatan kesejahteraan guru. cara individual dalam praktik mandiri, ataupun Beberapa data temuan menunjukkan bah- melalui kerja kelompok dalam diskusi pengem- wa seiring dengan usaha para guru meningkat- bangan di KKG, dan melalui bimbingan kepala kan kompetensi dirinya menuju sosok guru pro- sekolah. fesional. Selain itu, terdapat pula peningkatan usaha guru dalam meningkatkan kompe- dari tahun ke tahun kepangkatan guru, pun pula tensi sosial diupayakan dengan memahami se- peningkatan yang berhasil diraih guru sebagai cara tepat tentang usaha pengembangan kom- guru berprestasi dari tahun ke tahun, serta pe- petensi sosial di atas, antara lain mereka ber- ningkatan secara relatif jumlah guru yang lulus Penguatan Otonomi Guru di bawah Tekanan dominasi Penguasa Daerah 164 dalam uji sertifikasi guru, meskipun persyaratan mereka pahami sebagai bentuk ‘politisasi guru’ kelulusan sudah semakin diperketat dari tahun yang ditujukan oleh penguasa daerah untuk ke tahun, baik melalui portofolio maupun me- ‘meraih dukungan’ dari masyarakat luas me- lalui PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi lalui guru sebagai bentuk legitimasi karena guru Guru). merupakan massa terdidik yang diyakini memi- Pada bagian lain, usaha untuk mengham- liki ‘posisi strategis’. bat otonomi guru oleh pihak lain diakui oleh Tugas guru dalam melaksanakan ‘peker- banyak informan sangat kuat terjadi. Banyak jaan politik’ yang telah sukses bukan tanpa im- informan yang menuturkan adanya dominasi balan, karena terbukti hasilnya memuaskan politik terhadap guru yang dilakukan oleh pe- sang penguasa. Hasil Pemilukada tahun 2010, nguasa daerah di lokasi penelitian. Menurutnya, calon dari penguasa meemperoleh kemenangan banyak guru yang ditarik oleh penguasa daerah secara telak (68%). Bahkan sampai awal tahun masuk ke dalam politik praktis dan terlibat 2013, kemenangan tersebut dapat diterima ba- dalam kampanye untuk mendukung calon ter- nyak pihak dan tidak ada protes atau gejolak tentu. politik atas hasil tersebut. Atas jerih payah para guru tersebut, penguasa daerah memberikan “Saya katakan memang ada, yang namanya ‘imbalan jasa politik’ dalam bentuk ‘jabatan usaha menarik guru ke arah politik itu ada. politik’ ketika usai pemenangan pemilukada. Terutama guru-guru swasta amat rentan men- jadi aset politik. Guru-guru negeri pun ditarik Menurut sumber yang kebetulan sebagai sekre- ke politik, padahal mereka itu PNS, Aturan- taris Tim Pemenangan istri bupati (Bupati yang nya harus netral tidak boleh berpolitik. Tapi sekarang), bahwa atas keberhasilannya dalam saya tahu, banyak dari PNS yang berkampa- pemilukada tahun 2010 beberapa guru memper- nye untuk mendukung calon dari istri pe- oleh ‘hadiah’ dengan diangkat menjadi pejabat nguasa. Yaa... tentu saja di muka dia lurus-lu- daerah. Hal ini sejalan dengan penuturan sum- rus saja berpura-pura netral, tapi di belakang ber lain yang menyebutkan banyaknya pejabat dia tidak begitu”. (04/05/12/DP-SS). dinas pendidikan yang baru diangkat yang ber- Meskipun dibantah oleh penguasa me- asal dari guru. lalui Sekda tentang adanya politik dominasi ter- “Ibu Sekretaris Dinas Pendidikan Dasar itu hadap otonomi guru, namun banyak pengakuan dulunya guru, Bapak Kasi Kurikulum dulu- dan bukti yang memperkuat adanya dominasi nya guru, Kabid SD dulunya juga guru, bah- penguasa daerah atas otonomi guru. Usaha poli- kan Bapak Kepala Dinas juga sebelumnya tik dominasi penguasa atas otonomi guru adalah jadi guru SD di Dlingo, dan masih banyak melalui mobilisasi. Menurut sekretaris tim suk- lagi, yang dulunya berasal dari guru”. (29/ ses pencalonan istri penguasa menjadi Bupati 12/12/PG-SD). dinyatakan: “Mobilisasi PNS itu pasti, meng- ingat posisi mereka yang strategis di masyara- Data hasil penelusuran dokumen yang kat. Selagi bisa dimanfaatkan, kenapa tidak..?” ada di Kantor Badan Kepegawaian Daerah ta- (29/01/13/TS-Ar). hun 2012 diperoleh data tentang nama-nama pe- Proses mobilisasi guru dilakukan oleh jabat di lingkungan pemerintah Kabupaten Ban- penguasa daerah secara sistematis dalam bentuk tul yang berasal dari guru. Terdpat 11 (sebelas) ‘praktik terselubung’ atau praktik secara sem- orang pejabat yang diangkat Bupati Bantul un- bunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh pihak tuk menduduki aneka bidang di kantor birokrasi lain. Praktik tersebut mereka namakan praktik di lingkungan Kabupaten Bantul, yaitu: (1) Ke- ‘di belakang layar’ atau ‘main belakang’. Dari pala Dinas Pendidikan Dasar; (2) Kepala Dinas luar seolah tidak terjadi apa pun, pihak yang Pendidikan Menengah dan Nonformal; (3) Ke- akan mempermasalahkannya sulit menemukan pala Kantor Inspekorat Daerah; (4) Kepala Kan- buktinya, akan tetapi secara terselubung terjadi tor Pemuda dan Olahraga; (5) Kepala Bidang political bargaining. Proses mobilisasi guru Menengah Umum Dinas Pendidikan Menengah Cakrawala Pendidikan, Juni 2014, Th. XXXIII, No. 2 165 dan Nonformal; (6) Kepala Bidang Menengah oleh undang-undang guru. Penguatan otonomi Kejuruan Dinas Pendidikan Menengah dan guru sebagaimana dituntut oleh undang-undang Nonformal; (7) Kepala Bina Program Dinas guru adalah berbentuk peningkatan kualifikasi Pendidikan Dasar; (8) Sekteratis Dinas Pendi- akademik dan kompetensi guru. Peningkatan dikan Dasar; (9) Kepala Bidang Sekolah Dasar kualifikasi akademik dan kompetensi guru ter- Dinas Pendidikan Dasar; (1) Kasi Kurikulum sebut pada ujungnya adalah untuk kemajuan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Dasar; dan pendidikan. Penguatan otonomi menurut guru (11) Kasi Kurikulum SMA Dinas Pendidikan merupakan bagian dari tuntutan zaman seiring Menengah dan Nonformal. dengan peningkatan perubahan kehidupan ma- syarakat demi memajukan sekolah dan dunia Pembahasan pendidikan. Berdasarkan pemaparan hasil penelitian Kesadaran guru di atas merupakan ben- di atas dapat diketahui bahwa penguatan oto- tuk kesadaran yang dibenarkan secara yuridis. nomi guru menuju sosok profesional merupa- Sejak tahun 2005 pemerintah pusat telah mem- kan hal yang sangat urgen bagi kemajuan pen- berlakukan Undang-Undang RI Nomor 14 ta- didikan. Semua pihak berkepentingan terhadap hun 2005 tentang Guru dan Dosen yang me- penguatan otonomi guru, mulai dari pejabat wajibkan seluruh guru di Indonesia memiliki pemerintah daerah, pimpinan DPRD, pengurus kualifikasi akademik dan kompetensi keguruan. PGRI, maupun oleh guru itu sendiri. Dengan Kewajiban guru meningkatkan kualifikasi aka- demikian, upaya peningkatan otonomi guru demiknya adalah menempuh studi lanjut sampai menjadi amat politis. Hal tersebut sejalan de- ke taraf diploma IV atau sarjana S-1. Kewajiban ngan pendapat Spring (1993:3) yang menyebut- guru meningkatkan kompetensi keguruan meru- kan bahwa guru merupakan sosok komunitas pakan keharusan guru untuk menguasai empat penting yang menjadi bagian dari kelompok kompetensi: pedagogik, kepribadian, sosial, dan kepentingan politik yang saling berinteraksi profesional. untuk mewujudkan cita-cita masyarakat. Guru Usaha guru dalam meningkatkan kualifi- menjadi bagian penting di dalamnya sehingga kasi akademik dan kompetensinya di atas di- perubahan kebijakan apa pun yang menyangkut pahami guru sebagai bentuk realisasi dari oto- guru selalu berimplikasi politis. nominya, yang ujungnya harus terbukti dalam Dinamika politik yang ikut mempenga- praktik mendidik, mengajar, menilai, dan tugas- ruhi upaya penguatan otonomi guru seyogyanya tugas lainnya di sekolah. Dengan ukuran ini, tidak menggiring guru ke arah kemerosotan maka usaha-usaha yang dilakukan guru dalam kemandirian guru. Hal ini secara relatif telah di- rangka meningkatkan otonominya tersebut di- upayakan oleh para guru dengan menemukan anggap masih belum sepenuhnya berhasil. kedaulatannya. Oleh karena mayoritas guru Pemaparanhasil penelitian mengenaiusa- memahami bahwa guru yang otonom adalah ha guru dalam meningkatkan kualifikasi akade- guru yang independen dan tidak terombang- mik menunjukkan hasil positif. Usaha terus-me- ambing oleh kepentingan politik, maka puncak nerus yang dilakukan oleh guru dalam rangka pengembangan otonomi guru adalah diperoleh- memperkuat otonominya melalui peningkatan nya jati diri yaitu karakter dan kedaulatan diri. kualifikasi akademik ditempuh melalui studi Fenomena ini diistilahkan oleh Sumarno (2013: lanjut ke jenjang pendidikan sarjana strata-1, 10) dengan konsep self aware autonomy yang bahkan beberapa diantara mereka dapat meraih menjurus pada soverignty, yaitu tidak ada ke- pascasarjana strata-2 dan strata-3. Upaya gigih kuatan luar yang menekan atau memaksakan para guru ini merupakan bentuk kesungguhan kehendak guru. (seriousness) mereka dalam mencapai kualifi- Kesadaran para guru dalam memahami kasi akademik yang dipersyaratkan oleh un- upaya penguatan otonominya adalah upaya me- dang-undang. menuhi kewajiban sebagaimana yang dituntut Penguatan Otonomi Guru di bawah Tekanan dominasi Penguasa Daerah 166 Tabel 1. Usaha dan Bentuk Kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru Jenis No. Deskripsi usaha Peningkatan Kompetensi Bentuk Kegiatan Kompetensi 1. Pedagogik  Perbaikan perencanaan pembelajaran  Usaha mandiri  Pemilihan bahan ajar yang relevan dengan kebutuhan  Diskusi dan lokakarya anak di KKG  Peningkatan pemahaman teori dan praktik  Lokakarya di sekolah pembelajaran  Mengikuti dilkat oleh  Perbaikan metode dan media pembelajaran Dinas  Perbaikan lingkungan belajar secara periodic  Peningkatan pembelajaran remidial 2. Kepribadian  Peningkatan pemahaman dan pengalaman agama  Usaha mandiri  Peningkatan sikap bijaksana dan wibawa  Diskusi dan lokakarya  Peningkatan perilaku disiplin di KKG  Perwujudan praktik keteladanan diri bagi siswa dalam  Lokakarya oleh sekolah penampilan, perkataan, dan perbuatan  Bimbingan kepala sekolah 3. Sosial  Peningkatan kerjasama harmonis dengan semua  Kegiatan arisan warga sekolah  Pengajian  Peningkatan komunikasi akrab dengan sesame guru,  Paguyuban kepala sekolah, dan orang tua siswa.  Bimbingan kepala  Diskusi dengan orang tua tentang perkembagan anak sekolah  Penyelesaian aneka masalah kehidupan bersama di sekolah 4. Professional  Peningkatan pemahaman materi pendidikan terus-  Usaha mandiri menerus  Diskusi dan lokakarya  Melakukan studi lanjut di KKG  Pemanfaatan TIK untuk penguasaan materi  Lokakarya di sekolah pembelajaran  Mengikuti dilkat dan seminar  Penugasan, saran, dan briefing KS Tabel 2. Jabatan yang Pejabatnya Berasal dari Guru No. Jabatan dengan Pejabatnya Berasal dari Guru 1. Kepala Dinas Pendidikan Dasar 2. Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal 3. Kepala Kantor Inspekorat Daerah 4. Kepala Kantor Pemuda dan Olahraga 5. Kepala Bidang Menengah Umum Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal 6. Kepala Bidang Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal 7. Kepala Bina Program Dinas Pendidikan Dasar 8. Sekteratis Dinas Pendidikan dasar 9. Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Dasar 10. Kasi Kurikulum Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Dasar 11 Kasi Kurikulum SMA Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal (Sumber: BKD Bantul, 2012) Usaha para guru dalam meningkatkan pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional kompetensi mereka yang meliputi kompetensi dilakukan melalui banyak cara dan bentuk ke- Cakrawala Pendidikan, Juni 2014, Th. XXXIII, No. 2

Description:
Abstrak: Penelitian ini bertujuan menjelaskan penguatan otonomi guru di bawah dominasi penguasa daerah. Pendekatan penelitian adalah kualitatif fenomenologis dengan lokasi di Kabupaten Bantul. Subjek sebanyak 37 orang dipilih secara purposive. Pengumpulan data lewat angket terbuka,
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.