Available online at Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea www.jurnal.balithutmakassar.org eISSN: 2407-7860 pISSN: 2302-299X Vol. 5 Issue 2 (2016) 171-184 Accreditation Number: 561/Akred/P2MI-LIPI/09/2013 PARTISIPASI PETANI PADA PENERAPAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN DAN KONSERVASI TANAH DI WILAYAH DAS MIKRO ((cid:9)(cid:131)(cid:148)(cid:143)(cid:135)(cid:148)(cid:239)(cid:149)(cid:3)(cid:19)(cid:131)(cid:148)(cid:150)(cid:139)(cid:133)(cid:139)(cid:146)(cid:150)(cid:139)(cid:145)(cid:144)(cid:3)(cid:145)(cid:144)(cid:3)(cid:4)(cid:146)(cid:146)(cid:142)(cid:139)(cid:133)(cid:131)(cid:150)(cid:139)(cid:145)(cid:144)(cid:3)(cid:145)(cid:136)(cid:3)(cid:15)(cid:131)(cid:144)(cid:134)(cid:3)(cid:21)(cid:135)(cid:138)(cid:131)(cid:132)(cid:139)(cid:142)(cid:139)(cid:150)(cid:131)(cid:150)(cid:139)(cid:145)(cid:144)(cid:3) and Soil Conservation Engineering on Micro Watershed) M. Kudeng Sallata Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 16. Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, Kode Pos 90243 Telp. (0411) 554049, Fax. (0411) 554058 E-mail: [email protected] Diterima 2 Desember 2015; revisi terakhir 11 Agustus 2016; disetujui 29 Agustus 2016 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi petani terhadap penerapan teknik rehabilitasi lahan dan konservasi tanah (RLKT) tepat guna pada DAS mikro melalui pendekatan PRA dan PAR. Teknik RLKT baik secara mekanik maupun vegetatif telah dibangun secara partisipatif dalam demplot seluas 2 ha di DAS mikro Datara dan 2,5 ha di DAS mikro Mararin, Sulawesi Selatan. Gully plug dilengkapi stik berskala dan V-notch weir dibangun di DAS mikro Datara dan bak penampung dibangun di DAS mikro Mararin untuk memonitor dampak kegiatan RLKT terhadap sedimentasi dan runoff. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat pada kedua lokasi berfluktuasi dalam kategori rendah(<50%), sedang (51- 79%) dan tinggi (>80%) terhadap target kegiatan RLKT yang telah disepakati dalam kelompok. Tingkat partisipasi sangat ditentukan dari kondisi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) yang telah dibangun bersama. Bentuk partisipasi petani pada penerapan RLKT pada kedua demplot yaitu: rela memberi lahan untuk lokasi demplot, menanam dan memelihara pohon untuk produksi kayu, membangun dan memelihara teras gulud dan SPA, memelihara tanaman rumput dan gamal sebagai penguat teras untuk konservasi tanah. Dampak pembangunan demplot RLKT tersebut menyebabkan lapisan sedimentasi dan volume runoff mengalami penurunan di lokasi penelitian. Di demplot Datara, tinggi lapisan sedimentasi pada tahun kedua (2011) di gully plug rata-rata 32,72 cm turun menjadi 7,14 cm pada tahun keempat (2013), demikian juga debit runoff pada tahun 2010 rata-rata 44,47 liter/detik menjadi 22,98 liter/detik pada tahun 2013. Di demplot Mararin rata-rata tinggi lapisan lumpur dalam bak penampung adalah 4,89 cm tahun 2011 turun menjadi 1,99 cm pada tahun 2013 dan rata-rata volume runoff 8,5 liter/detik turun menjadi 5,6 liter/detik pada waktu yang sama. Kata kunci: Partisipasi petani, rehabilitasi lahan, konservasi tanah, DAS mikro ABSTRACT This study aims to determine the level of farmers participation in the implementation of land rehabilitation and soil conservation (LRSC) techniques where appropriate to the micro watershed through PRA and PAR approaches. The techniques of LRSC both mechanical and vegetative methods have been built in a participatory manner in the demonstration plots of 2 ha in Datara micro watershed and of 2.5 ha in Mararin also micro watershed, South Sulawesi. Gully plug equipped with stick-scale and V-notch weir were constructed in Datara micro watershed and concrete tank of mud and runoff was built in Mararin micro watershed to monitor the impact of LRSC actvities to sedimentation and runoff level. The results showed the level of farmers participation at both locations fluctuated in the category of low (<50%), moderate (50-79%) and high (>80%) against targets LRSC activities that have been agreed at a meeting of the group. The level of participation is determined from the condition of the microhydro electric power who have built together. Participation of farmers on the application of LRSC on both plots are: willing to lend of their land for the location of demonstration plots, planting and maintaining trees for timber production, building and maintaining contour terraces and channel of water drainages, maintaining grass and gliricidia as reinforcement terraces for soil conservation techniques. Activities of LRSC impact plots show that layers of sedimentation and runoff volume decreased in the research sites. Demonstration plots in Datara, high sedimentation layer in the second year (2011) in gully plug average of 32.72 cm decline to 7.14 cm in the fourth year (2013), as well as runoff discharge 44.47 liter/sec in 2010 down to 22.8 liter/sec in November 2013. in Mararin plots the average height of a layer of mud in the tank in 2011 from 4.89 cm decline to 1.99 cm in November 2013 and the runoff volume 8.5 liter/sec down to 5.6 liter/sec at the same time. Keywords: Famers Participation, land rehabilitation, soil conservation, micro watershed ©JPKW-2016. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.18330/jwallacea.2016.vol5iss2pp171-184 171 Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 5 No.2, Agustus 2016: 171-184 I. PENDAHULUAN manfaat sangat sedikit dilibatkan dalam proses Umumnya wilayah hulu daerah aliran kebijakan tersebut (Kusdamayanti, 2008; sungai (DAS) didominasi topografi yang curam Napitupulu et al., 2013). Tujuan penelitian ini sampai sangat curam dengan kemiringan adalah untuk mengetahui tingkat partisipasi lereng lahan >40% dan potensial rawan masyarakat terhadap penerapan teknik RLKT bencana longsor dan erosi (Sarminingsih, tepat guna pada DAS mikro. Pendekatan 2007; Wibowo et al., 2015). Sehubungan partisipatif digunakan untuk mengetahui dengan itu, diperlukan pengelolaan DAS secara potensi ekonomi dan kelembagaan petani kolaboratif yang melibatkan masyarakat lokal sebagai informasi dasar dalam menentukan pada kegiatan rehabilitasi lahan dan posisi dan jenis kegiatan yang disepakati untuk konservasi tanah (RLKT). Namun demikian, dilaksanakan. umumnya petani enggan menerapkan teknik konservasi tanah dan air (KTA) dalam kegiatan II. METODE PENELITIAN rehabilitasi lahan karena banyak A. Waktu dan Lokasi Penelitian membutuhkan biaya, tenaga dan waktu, Penelitian ini dilaksanakan mulai tahun dibanding manfaat ekonomi yang diperoleh. 2010 sampai 2013 di Dusun Datara, Kelurahan Rendahnya tingkat keberhasilan RLKT yang Garassi, Kecamatan Tinggi Moncong, selama ini terjadi, disebabkan antara lain Kabupaten Gowa dan tahun 2011 sampai 2013 kurangnya partisipasi masyarakat (Utami Dewi di Dusun Mararin, Lembang (Desa) Pakala, et al., 2013; Arsyad, 2010). Model perancangan Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana penerapan teknik RLKT partisipatif perlu Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. DAS mikro dibangun bersama masyarakat sehingga Datara termasuk sub-sub DAS Malino, sub DAS diharapkan terjadi transfer pengetahuan dan Jeneberang dan DAS mikro Mararin termasuk teknologi yang berlangsung dalam proses sub-sub DAS Mataallo, sub DAS Saddang. DAS tersebut. Widiarti (2013), menunjukkan bahwa Jeneberang dan DAS Saddang merupakan DAS kunci keberhasilan kegiatan pemulihan hutan Prioritas penanganan lahan kritis di wilayah dengan melibatkan masyarakat terletak pada Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis proses dan tahapan pelaksanaan di lapangan. lokasi penelitian DAS mikro Datara terletak Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat diantara 5oss(cid:239)tv(cid:243)--5osu(cid:239)vz(cid:243)(cid:3) (cid:15)intang Selatan dapat menjadi mitra dalam rehabilitasi, dan 1190ws(cid:239)r(cid:243)--119o53(cid:239)48(cid:243) Bujur Timur dan pemulihan, dan penanaman tanaman DAS mikro Mararin terletak antara 3osu(cid:239)tu(cid:243)- kehutanan sekaligus dibarengi penerapan 3osw(cid:239)sr(cid:243)(cid:3) (cid:15)(cid:139)(cid:144)(cid:150)(cid:131)(cid:144)(cid:137)(cid:3) (cid:22)(cid:135)(cid:142)(cid:131)(cid:150)(cid:131)(cid:144) dan 119owx(cid:239)sx(cid:243)-- teknik konservasi tanah dalam menjaga 119ow{(cid:239)xu(cid:243)(cid:3)(cid:5)ujur Timur. Rata-rata kemiringan kelestarian lingkungan. Pemberdayaan lereng di demplot Datara adalah 145% atau masyarakat dengan pola kemitraan efektif pada sudut kemiringan 55o, sedang rata-rata dalam upaya pencegahan konflik kepentingan kemiringan lereng di demplot Mararin adalah dengan pemerintah seperti ilegal logging 85% atau pada sudut kemiringan 41o dengan (Effendi et al., 2007). kedalaman efektif lahannya berkisar pada 40 (cid:2) Pada dasarnya telah banyak kebijakan 55 cm. Pola penggunaan lahan pada masing- pemerintah untuk meningkatkan masing DAS Mikro seperti pada Tabel 1 dan kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki Tabel 2. kerusakan sumberdaya hutan, namun pada kenyataannya masyarakat sebagai penerima Tabel 1. Pola penggunaan lahan DAS mikro Mararin, Kabupaten Tana Toraja Table 1. Land use patterns in Mararin micro watershed, Tana Toraja district No. Penggunaan Lahan/Land use Luas/size in (ha) % 1 Sawah 49,90 4,25 2 Tanah kosong/padang rumput 31,58 2,69 3 Semak-belukar 114,53 9,75 4 tegalan 1,13 0,10 5 Hutan rakyat 22,47 1,91 6 Kebun campuran 78,07 6,65 7 Hutan produksi 309,70 26,37 8 Hutan lindung 567,25 48,29 Total 1.174,62 100,00 Sumber: Nugroho, 2010 Sources: Nugroho, 2010 172 Partisipasi Petani pada Penerapan Teknik Rehabilitasi Lahan ... M. Kudeng Sallata Tabel 2. Pola penggunaan lahan DAS mikro Datara, Kabupaten Gowa Table 2. Land use pattern in Datara micro watershed, Gowa district No. Penggunaan Lahan (Land use) Luas/size (ha) % 1 Pemukiman 20,119 1,99 2 Semak-belukar dan kebun campuran 65,120 6,44 3 Sawah dan tegalan 261,413 25,87 4 Hutan 663,810 65,69 Total 1.010,462 100,00 Sumber: Nugroho, 2010 Sources: Nugroho, 2010 B. Alat dan Bahan Penelitian masyarakat. Adanya perbedaan jenis tanaman Peralatan penelitian yang digunakan pada pohon dalam pembangunan hutan rakyat pada kedua lokasi adalah alat penakar curah hujan setiap daerah merupakan karakter petani yang sederhana (Athus), gully plug - stick; V-notch disebabkan beberapa faktor antara lain, weir dan bak penampung. Selain itu peralatan karakter biofisik, bernilai ekonomis dan pembantu yaitu: alat pengolah lahan, kantong mudah pemeliharaannya (Jariyah dan plastik sampel, alat tulis menulis, softwere Wahyuningrum, 2008). komputer, kusioner, botol sample, stop wacth, Dalam penelitian ini PLTMH (pembangkit GPS, ondol-ondol, sunto dan meteran. listrik tenaga mikrohidro) dibangun untuk Beberapa perangkat peralatan penelitian merangsang motivasi masyarakat, seperti pada Gambar 1. meningkatkan partisipasinya mendukung Bahan tanaman yang digunakan adalah terwujudnya pengelolaan lahan dengan bibit suren, mahoni, gmelina, rumput gajah dan penerapan sistem RLKT tepat guna dan setaria, cengkeh, serta bangunan demplot kelestarian hutan serta kesejahteraan konservasi tanah dan air (KTA) seluas 2 (dua) masyarakat (Sallata et al., 2015). PLTMH ha lahan milik 6 (enam) orang petani di Datara. sebagai faktor pendorong partisipasi Bahan tanaman berupa bibit mahoni, sengon, masyarakat (Sallata dan Nugroho, 2014) gamal, rumput gajah, dan bangunan demplot disepakati dibangun untuk memenuhi KTA seluas 2,5 ha lahan milik 2 (dua) orang kebutuhan listrik masyarakat pada kedua petani di Mararin. Pratiwi et al. (2012) lokasi penelitian. Listrik sebagai sumber menyatakan bahwa pemilihan jenis pohon penerangan merupakan kebutuhan utama didasarkan pada kesesuaian tempat tumbuh, masyarakat zaman sekarang karena bernilai ekonomis dan mudah kemanfaatannya yang vital untuk keperluan pemeliharaannya, maka dalam penelitian ini sehari-hari. disepakati jenis yang telah dikenal banyak Gambar 1. Bangunan: gully plug, V-notch weir, penakar hujan dan bak penampung Figure 1. The building of gully plug, V-notch weir, rain gauge and concrete tank C. Rancangan Penelitian Appraisal) dan PAR (Participatory Action Kegiatan penelitian dimulai dari analisis Reseach) dalam partisipasi interaktif (Agus, et masalah, perancangan dan kesepakatan serta al. 1999). Melalui metode PRA dilakukan pelaksanaan kegiatan model RLKT bersama identifikasi dan analisis permasalahan yang di kelompok masyarakat sasaran. Pendekatan hadapi oleh masyarakat. Untuk identifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masalah metode wawancara dilakukan membangun partispasi masyarakat sasaran terhadap perorangan maupun dalam bentuk melalui metode PRA (Participatory Rural kelompok melalui FGD (focus group discusion). 173 Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 5 No.2, Agustus 2016: 171-184 Hasil identifikasi diketahui bahwa masyarakat (creeks) di tengah demplot arah ketinggian pada kedua lokasi sangat membutuhkan listrik lereng dan paling bawah saluran dibangun karena kampung mereka belum terjangkau bendung V-notch weir. Pada masing-masing listrik PLN, selain itu mereka membutuhkan Gully plug dipasang 5 (lima) tongkat berskala informasi teknologi terutama teknik RLKT dan warna merah bergantian putih dan setiap teknik pengembangan jenis tanaman yang batasan warna berukuran lima cm dan setiap dapat meningkatkan kesejahteraan mereka, tongkat tingginya 120 cm. Kondisi areal juga sering kekurangan pakan ternak sapi pada tampungan (catchment) masing-masing Gully musim kemarau. Dalam mencari solusi dari plug adalah semuanya kebun petani kecuali permasalahan mereka digunakan PAR yang pada gully plug no.5 yang terpasang paling atas mengutamakan pengkajian, pembelajaran dan lereng 50 % areal tampungannya ditumbuhi tindakan (Iqbal et al., 2007). Sasaran utama Pinus merkusii (tegakan). Lima buah bak pendekatan PAR dalam penelitian ini adalah penampung ukuran 50 cm x 100 cm x 50 cm berusaha menjadikan petani sebagai pemeran dibangun di demplot Mararin juga secara utama dalam pengambilan keputusan. Peneliti berurutan mengikuti saluran air buatan (SPA) bertanggungjawab memberikan pengertian arah lereng dan masing-masing bak saluran tentang keuntungan dan kekurangan dari pembuangan airnya dilengkapi V-notch weir paket teknologi yang diintroduksikan, dan semua areal tampungan adalah kebun kemudian petani menimbang dan memutuskan petani (Sallata, 2015a). pilihan mereka. Selain itu peneliti menjadi fasilitator untuk menyiapkan bahan-bahan D. Metode Pengambilan Data yang dibutuhkan dalam menyelesaikan Jenis partisispasi masyarakat dalam permasalahan petani seperti menyiapkan penelitian ini terdiri atas partisipasi kelompok semua bahan tanaman, menyediakan bahan (communal participation) dan partisipasi PLMTH dan untuk pembangunannya dilakukan perorangan (personal participation) dievaluasi kelompok tani melalui aksi gotong-royong. setiap 3 bulan melalui wawancara dan FGD. Apabila masyarakat sasaran telah sepakat Perilaku responden diamati dalam bentuk dan setuju untuk menerima kegiatan dan partisipasi petani dalam melakukan kegiatan melibatkan diri dalam kegiatan maka di uji yang telah disepakati bersama melalui cobakan melalui demonstrasi plot (demplot kelompok. RLKT). Semua kesepakatan disusun seperti Gully plug-stick, bak penampung dan V- pada Tabel 3. Petani yang lahannya tidak nocth weir digunakan untuk mengetahui masuk dalam demplot juga ikut terlibat dalam dampak kegiatan terhadap sedimentasi dan seluruh kegiatan dengan tujuan belajar untuk aliran permukaan diamati setiap bulan. Gully mengetahui teknik pengelolaan lahan yang plug-stick dan bak penampung diamati setiap ramah lingkungan. Dalam demplot RLKT bulan dan dicatat pertambahan lapisan dibangun secara kombinasi teknik KTA baik lumpurnya. Mengukur tinggi lapisan sedimen secara vegetatif maupun mekanik. Secara pada setiap gully plug merupakan rata-rata vegetatif yaitu dengan memanfaatkan jenis- tinggi dari 5 (lima) tongkat yang terpasang. jenis tanaman yang diperoleh berdasarkan Mengukur lapisan lumpur pada bak keperluan petani pemilik lahan, ditanam penampung dengan menggunakan mistar dengan jarak tanam 3 x 3 meter. Sedangkan berskala cm dan cara mengukur kadar lumpur tanaman pohon, tanaman rumput dan gamal dengan mengambil sampel air setiap hari ditanam pada bibir teras dalam bentuk hujan setelah digaruh secara merata dalam berbaris. Teknik KTA secara mekanis yaitu bak. V-notch weir diamati setiap hari hujan membangun teras gulud dan mengatur aliran berapa perubahan debit air yang mengalir dan air melalui saluran air (SPA) di belakang gulud dibandingkan dengan tabel standar dengan memanfaatkan bahan-bahan atau pengamatan. Curah hujan pada masing-masing material sederhana yang banyak tersedia di lokasi demplot dimonitor dengan alat penakar sekitar lokasi kebun melalui pengetahuan curah hujan ATHUS yang diamati setiap hari praktis dari petani (Sallata, 2015b). hujan jam 8.00 pagi. Menurut Asdak (2014), Lima buah Gully plug-stick, lima buah bak dengan mengetahui volume curah hujan yang penampung dan V-notch weir digunakan untuk jatuh pada lokasi demplot (pada suatu tempat) mengetahui dampak kegiatan terhadap dapat diketahui besarnya variasi curah hujan, sedimentasi dan aliran permukaan. Lima buah jumlah, frekuensi dan pengaruhnya terhadap Gully plug-stick dibangun di demplot Datara aliran permukaan (runoff). secara berurutan mengikuti sungai kecil 174 Partisipasi Petani pada Penerapan Teknik Rehabilitasi Lahan ... M. Kudeng Sallata Tabel 3. Kegiatan yang telah ditetapkan melalui rapat kelompok Table 3. The Activities that have been established through group meetings Dikerjakan Secara Jenis Kegiatan (Done by) Lokasi Keterangan No. (Type of activities) Kelompok Perorangan (location) (description) (Groups) (Personal) 1. Menanam pohon suren dan mahoni 9 9 Datara Jenis kesepakatan dalam Kebun masing-masing (jarak kelompok tanam 3x3 m) 2. Menanam pohon mahoni dan sengon 9 9 Mararin Group dalam kebun masing-masing (jarak tanam 3x3 m) 3. Membangun turbin mikrohidro 9 Datara dan Kerja kelompok (PLTMH) Marari 4. Membangun saluran air untuk turbin 9 sda Kerja kelompok 5. Membersihkan semak-belukar untuk 9 Datara dan demplot Mararin 6. Membangun demplot RLKT seluas 2 9 Datara Kerja perorangan ha mulai tahun 2010 7. Membangun demplot RLKT seluas 2,5 9 Mararin Kerja perorangan ha mulai tahun 2011 8. Mengolah lahan kebun masing- 9 Datara dan masing Mararin 9. Membangun teras gulud pada kebun 9 sda Kerja perorangan masing-masing 10. Menanam rumput dan gamal penguat 9 sda Kerja perorangan teras gulud (jarak tanam 30 cm untuk rumput dan 2 m untuk gamal berbaris) 11. Memasang kabel lisrik sampai ke 9 sda Kerja kelompok rumah semua anggota 12. Memelihara kebun dan demplot 9 sda 13. Membangun pondok turbin 9 Kerja kelompok 14. Membayar uang muka dan iuran 9 sda kewajiban kelompok 15. Mengikuti rapat kelompok 9 sda kewajiban 16. Mengikuti pelatihan ketrampilan 9 sda kewajiban 17. Menerima upah harian 75% dari 9 sda Pekerjaan yang standar upah yang berlaku, diupahkan kerena memerlukan keterampilan Sumber: Hasil pertemuan kelompok tani Sources: The result of the farmer groups meeting E. Analisis Data untuk pakan ternak sapi, dilakukan setiap Analisis data dilakukan secara deskriptif bulan. Formula yang digunakan untuk kuantitatif dan kualitatif dengan analogis menghitung potensi erosi, runoff secara similiritas dan perbedaan dilakukan yang deskriptif kuantitatif dibantu tabel yang telah relevan untuk setiap data terkumpul. Setiap tesedia secara khusus untuk V-nocth weir. data terproses dan berusaha menerjemahkan Untuk menghitung debit aliran air pada masalah dan solusi dalam bentuk uraian, V-nocth weir digunakan formula dalam Asdak penjelasan dan kesimpulan. Untuk menilai (2014), sebagai berikut: tingkat partisipasi masyarakat dalam Q = C h2,5 (1) penelitian ini dibagi dalam tiga kategori yaitu Keterangan: kategori rendah apabila kelompok/ Q = Debit (liter/detik); perorangan hanya melakukan jumlah kegiatan ¶ 50% dari total kegiatan yang telah disepakati h = Tinggi muka air dari dasar weir (m); C = Angka tetapan untuk V-nocth weir (Tabel 3); kategori sedang, apabila telah digunakan angka 1,34 (dibantu oleh tabel). melakukan kegiatan 51% - 79%; dan termasuk kategori tinggi, apabila telah melakukan Dari hasil analisis data, mulai dari kegiatan 80% - 100%. Pengukuran perencanaan sampai dengan implementasi, pertambahan tinggi tanaman penghasil kayu yang menjadi pertimbangan adalah mampu dan pengukuran berat rumput yang dipanen menjawab apakah secara ekologis sesuai 175 Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 5 No.2, Agustus 2016: 171-184 (suitability), secara teknis dapat diterapkan partisipasi perorangan maupun partisipasi dengan sumberdaya lokal yang tersedia secara kelompok. Hal ini ditandai dengan (applicability), secara ekonomis terbangun dan terpeliharanya PLMTH yang menguntungkan (feasibility), dan secara sosial memasok listrik ke rumah semua anggota budaya dan kelembagaan yang hidup di kelompok, walaupun pada Maret 2011 listrik masyarakat dapat diterima (acceptability). PLN sudah mulai masuk ke wilayah mereka tetapi cenderung lebih menikmati listrik dari III. HASIL DAN PEMBAHASAN PLTMH yang telah dibangun bersama. Hal itu A. Partisipasi masyarakat pada penerapan disebabkan terjaminnya pasokan listrik dari PLTMH yang mereka kelola sendiri dibanding teknik RLKT listrik PLN yang sering padam. Disamping itu Berdasarkan hasil pengamatan diketahui mereka lebih merasa bebas memanfaatkan tingkat partisipasi masyarakat sasaran dalam tenaga listrik dari PLTMH untuk keperluan melakukan seluruh kegiatan penerapan teknik pertukangan misalnya mengetam, menggergaji, RLKT yang telah disepakati bersama melalui mengelas dan lainnya dengan harga lebih pertemuan kelompok (Tabel 3) bervariasi dari murah (Sallata, 2012). Melalui rapat kelompok katagori rendah, sedang dan tinggi. Tingkat mereka menentukan jumlah iuran anggota partisipasi masyarakat sangat dipengaruhi sebesar Rp5.000/bulan dan uang muka oleh kondisi faktor pendorong yaitu: Rp10.000/KK, setiap rumah menyalakan operasional PLTMH (pembangkit listrik tenaga maksimal dua mata lampu dan satu buah mikrohidro). Terjadinya kerusakan PLTMH televisi. Bagi anggota kelompok yang menyebabkan tingkat partisipasi menjadi menggunakan listrik untuk keperluan pesta rendah sampai sedang sebaliknya PLTMH dikenakan biaya tambahan Rp20.000. berjalan normal mendorong partisipasi Namun hasil pengamatan tingkat masyarakat tinggi. Peristiwa yang sama partisipasi masyarakat di Datara sampai 2013 dilaporkan Aribowo et al. (2012) tingkat dalam perjalanan waktu mengalami fluktuasi partisipasi masyarakat di Desa Depok yaitu: tinggi, rendah, sedang, kembali tinggi Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten dengan sebab sebagai berikut: pada bulan Juli Pekalongan menurun disebabkan PLTMH yang 2012, turbin PLTMH di Datara terkena longsor dikelola mereka mengalami kerusakan. dan rusak sehingga tidak dapat memasok 1. Partisipasi masyarakat di DAS Mikro listrik lagi sampai bulan November 2012. Hal Datara. ini berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat a. Tingkat partisipasi masyarakat partisipasi anggota kelompok. Berdasarkan Untuk mempermudah komunikasi hasil monitoring dan evaluasi kegiatan Agustus masyarakat di Dusun Datara telah membentuk 2012 tingkat partisipasi kelompok menjadi kelompok tani secara sukarela dan diberi nama kategori rendah, ditandai dengan tidak (cid:242)(cid:141)(cid:135)(cid:142)(cid:145)(cid:143)(cid:146)(cid:145)(cid:141)(cid:3) (cid:150)(cid:131)(cid:144)(cid:139)(cid:3) (cid:150)(cid:151)(cid:148)(cid:132)(cid:139)(cid:144)(cid:3) (cid:22)(cid:139)(cid:146)(cid:131)(cid:141)(cid:131)(cid:139)(cid:144)(cid:137)(cid:131)(cid:239)(cid:243) dengan aktifnya pemeliharaan tanaman, pertemuan jumlah anggota 48 orang kepala keluarga dan bulanan tidak ada lagi, bahkan iuran sudah 23 dilengkapi kepengurusan (Ketua, sekretaris, anggota tidak membayar, berlangsung sampai bendahara dan operator turbin). Kelompok Oktober 2012, kegiatan kelompok di bawah yang terbentuk berdasarkan inisiatif <50% hanya menjaga peralatan PLTMH yang masyarakat sendiri merupakan suatu inovasi ada. Tingkat partisipasi perorangan yaitu dan mendapat dukungan penuh dari kegiatan di kebun masing-masing juga anggotanya dan pemerintah (Kurniawan et al., tergolong sedang (50%-57%) karena hanya 2013). Kelompok tani tersebut pemeliharaan tanaman kebutuhan harian saja. bertanggungjawab terhadap pembangunan Pada awal September 2012 dilakukan turbin PLMTH sampai menyala di setiap rumah pertemuan (FGD) dengan fasilitator (peneliti) anggota kelompok dan kegiatan pembangunan dan disepakati bibit cengkeh dibagikan kepada teknik RLKT seperti kegiatan yang disepakati anggota dalam demplot untuk ditanam dengan dalam Tabel 3. jarak tanam 6 x 6 m dan jumlah sesuai luas Berdasarkan hasil monitoring dan lahan yang dimiliki masing-masing petani evaluasi dapat diketahui tingkat partisipasi dengan maksud menaikkan kembali mulai tahun 2010 sampai pertengahan 2012 partisipasi. Dalam pertemuan juga ditetapkan (Juni) tergolong tinggi. Tingkat partisipasi bahwa turbin akan direlokasi namun belum masyarakat dalam melakukan kegiatan ditemukan tempat yang cocok. Berdasarkan termasuk kategori tinggi, karena mereka rata- hasil evaluasi akhir Oktober 2012 ternyata rata telah melakukan kegiatan >80% baik pembagian bibit tanaman cengkeh tidak kuat 176 Partisipasi Petani pada Penerapan Teknik Rehabilitasi Lahan ... M. Kudeng Sallata untuk mengembalikan tingkat partisipasi upaya, serta memanfaatkan modal sosial yang masyarakat ke kategori lebih tinggi, ada dalam setiap komunitas masyarakat yang masyarakat hanya menanam cengkeh tetapi berbeda-beda (Rahayu dan Wianti, 2010). tetap tidak ada pemeliharaan terhadap Selanjutnya Suprayitno et al. (2011) tanaman lainnya, bahkan tetap belum ada menyatakan bahwa model efektif pertemuan kelompok atas inisiatif sendiri. meningkatkan tingkat partisipasi petani adalah Bulan November 2012 akhir, turbin PLTMH dengan meningkatkan kemampuan dan diberi direlokasi namun dengan jarak agak jauh kesempatan berpartisipasi. menyebabkan panjang kabel listrik tidak Berdasarkan pengamatan karakteristik mencukupi sehingga belum dapat dinyalakan. tipologi partisipasi yang dicapai oleh kelompok Kondisi tersebut belum juga meningkatkan turbin Sipakainga di Datara semenjak tahun partisipasi masyarakat dan tetap belum 2010 sampai tahun 2012 telah berada pada berubah dari tingkat sedang. Kondisi tersebut tingkat partisipasi fungsional, yaitu: dapat dimaknai bahwa partisipasi masyarakat masyarakat telah membentuk kelompok muncul apabila mereka merasa mendapatkan sebagai bagian dari proyek, dan telah ada manfaat dari kegiatan yang dikerjakan, keputusan utama yang disepakati dalam semakin besar manfaat yang didapatkan kelompok. Menurut Syahyuti (2006), pada semakin tinggi juga tingkat partisipasi yang tahap awal, masyarakat tergantung kepada diberikan (Syahyuti, 2006). pihak luar, tetapi secara bertahap mereka Pada bulan Maret 2013 dilakukan FGD kemudian menunjukkan kemandiriannya. dan dibangun kesepakatan lagi dengan Apabila lebih jauh mencermati dalam bentuk melanjutkan pemeliharaan kegiatan yang telah partisipasi masyarakat tingkat lokal, maka dilakukan sebelumnya dan terdapat termasuk bentuk paritisipasi co-operation, penambahan kabel sehingga PLTMH bisa yaitu terdapat respons masyarakat berupa berfungsi lagi secara normal. Sampai pada kerelaan memberi lahan untuk demplot, upah tahun 2013 tingkat partisipasi tergolong tinggi harian di bawah standar, kerja bergotong- ditandai dengan masih terpeliharanya demplot royong, mengoperasikan PLTMH untuk RLKT seluas dua ha yang telah terbangun sejak penerangan, meskipun rancangan penelitian tahun 2010 dengan tanaman terus bertambah didesain oleh pihak luar (peneliti). menjadi 216 pohon mahoni (Switenia b. Partisipasi masyarakat dalam bentuk mahagoni), 190 pohon suren (Toona sinensis) uang dan juga sebagian besar anggota kelompok di Cara pengupahan yang disepakati dalam luar demplot tetap memelihara tanaman Tabel 3, adalah 75% dari standar upah yang melina (Gmelina arborea) sebanyak 2000 berlaku pada saat itu (standar upah saat itu pohon yang dibagikan sebelumnya. Anggota Rp70.000 - Rp80.000/hari namun mereka kelompok tetap memelihara tanaman pohon di sepakat menerima hanya Rp50.000/hari). kebun masing-masing dan memelihara teras Kegiatan yang diberikan upah, meliputi gulud serta memelihara rumput untuk pakan kegiatan yang membutuhkan keahlian khusus ternak. Pertemuan kelompok dilakukan secara dan pekerjaan yang membutuhkan banyak teratur setiap bulan dan pembayaran iuran tenaga seperti, tukang batu pada kegiatan anggota tetap lancar. pembangunan gully plug, V-nocth wier, dan Menurut Hapsari (2012), pendekatan pondasi dudukan turbin PLTMH, sedang kelompok adalah cara paling efektif karena pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga masyarakat dimudahkan menerima kegiatan dan berlaku umum kepada anggota kelompok, apabila dilakukan secara kolektif dan antara lain, pembuatan teras gulud, penggunaan sumberdaya lebih efisien. Lebih pembersihan semak, dan pengolahan tanah, lanjut disebutkan bahwa keberhasilan pembangunan saluran air untuk PLTMH, pemberdayaan masyarakat belum ada pemasangan pipa air turbin, pemasangan kabel indikator yang jelas untuk mengukurnya, listrik PLTMH, dan penanaman pohon pada tetapi dapat didekati dan dilihat dari lahan milik masing-masing dikerjakan secara kesadaran komunitas (commuinty awarness) gotong royong dan diatur jadwalnya secara yang terbangun selama proses pemberdayaan bergantian. dilakukan. Beberapa hal dapat dilakukan untuk Penilaian partisipasi masyarakat di menuju kesadaran komunitas, seperti Datara dari segi pengupahan pada 8 kegiatan meningkatkan kesadaran kritis masyarakat yang diamati seperti pada Tabel 4. dalam struktur sosial, meningkatkan kemampuan masyarakat dengan berbagai 177 Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 5 No.2, Agustus 2016: 171-184 Tabel 4. Penilaian partisipasi masyarakat Datara dalam bentuk pengupahan Table 4. Assessment of Datara people participation in the forms of wages Nilai Nilai upah Lama Nilai upah partisipasi standar harian kerja Jumlah diterima (Rp) (Rp) (3-4) Jenis pekerjaan (Rp) (hari) orang Tahun No. (Value of wage (Value of (Type of activities) (Daily standart (Works (Number of (years) earned in participation wage in duration people) rupiah) in rupiah rupiah) in days) (3-4)) 1. Pembuatan teras 7.200.000 4.800.000 8 12 2.400.000 2010 gulud 2. Pengolahan tanah 6.300.000 4.200.000 6 14 2.100.000 2010 3. Pembutan gullyplug 6.300.000 4.200.000 14 6 2.100.000 2010 dan V-notch weir 4. Pemeliharaan teras 3.600.000 2.400.000 8 6 1.200.000 2011- 2013 5. Pemeliharaan tan. 5.400.000 3.600.000 12 6 1.800.000 2011- penguat teras 2013 6. Pemagaran Demplot 4.800.000 swadaya 4 16 4.800.000 2011 7. Perbaikan/pemeliha 7.200.000 swadaya 4 24 7.200.000 2011- raan Saluran turbin 2012 8. Pemeliharaan 5.400.000 3.600.000 12 6 1.800.000 2011- tanaman pohon 2013 Jumlah 46.200.000 22.800.000 23.400.000 Sumber: Sallata (2012) dengan tambahan data Source: Sallata (2012) with addition data Nilai upah yang seharusnya diterima oleh masyarakat adalah rendah sampai sedang masyarakat berjumlah Rp46.200.000, namun sebelum kegiatan penelitian dimulai. Hal upah yang riil diterima adalah Rp22.800.000. tersebut disebabkan karena adanya kerusakan Jadi terdapat nilai partisipasi sebesar turbin PLTMH yang lama, juga adanya Rp23.400.000. Hal ini terjadi apabila perubahan figur pengurus dan belum adanya partisipasi dinilai dalam uang berdasarkan figur yang dapat mengayomi (Sallata, 2012). standar pengupahan pada saat itu. Namun setelah kegiatan penelitian berjalan mulai April 2011 sampai Mei 2012 tingkat 2. Partisipasi masyarakat di DAS Mikro partisipasi tergolong tinggi. Hal ini disebabkan Mararin. turbin PLTMH lama telah diganti dengan a. Tingkat partisipasi masyarakat model baru oleh tim peneliti BPK Makassar. Kondisinya mirip di DAS Mikro Mararin, Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan dimulai tahun 2011 melalui proses melakukan kegiatan termasuk kategori tinggi, yang sama pada DAS Mikro Datara, namun di karena mereka rata-rata telah melakukan DAS Mikro Mararin, turbin lebih dahulu kegiatan >80% baik partisipasi perorangan dibangun oleh tim peneliti BPK Makassar maupun partisipasi secara kelompok. Melalui semenjak tahun 2008 terkait dengan kegiatan rapat kelompok, mereka juga menentukan penelitian aspek berbeda dengan penelitian ini. jumlah iuran anggota sebesar yang terjadi di Untuk mempermudah komunikasi masyarakat Datara yaitu Rp5.000/bulan dan uang muka di dusun Mararin telah dibentuk kelompok tani Rp10.000/KK, setiap rumah disepakati sebelumnya secara sukarela dan diberi nama menyalakan maksimal dua mata lampu dan (cid:238)kelompok tani turbin (cid:19)(cid:131)(cid:141)(cid:131)(cid:142)(cid:131)(cid:239) dengan jumlah satu buah televisi. Anggota kelompok bersedia anggota 18 orang (kepala keluarga) dan juga menanam pohon di kebun masing-masing dan dilengkapi kepengurusan (Ketua, sekretaris, membangun teras gulud serta memelihara bendahara dan operator turbin). Kelompok rumput untuk pakan ternak. Pertemuan tani tersebut juga bertanggungjawab terhadap kelompok dilakukan secara teratur setiap pemeliharaan dan operasional turbin PLMTH bulan dan pembayaran iuran anggota tetap sampai perbaikan-perbaikan ringan di setiap lancar. Sampai tahun 2013 tingkat partisipasi rumah anggota kelompok dan kegiatan tergolong tinggi juga ditandai dengan pembangunan teknik RLKT seperti kegiatan pemeliharaan demplot RLKT seluas 2,5 ha yang disepakati dalam Tabel 3. dengan pakan ternak dan 551 pohon mahoni Berdasarkan hasil FGD pada April tahun (Switenia mahagoni), 125 pohon sengon buto 2011 dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi (Enterolobium cyclocarpum) dan juga sebagian 178 Partisipasi Petani pada Penerapan Teknik Rehabilitasi Lahan ... M. Kudeng Sallata besar anggota kelompok di luar demplot telah Balikpapan Tengah, Kalimantan Timur dimana menanam bibit cempaka (Elmerilia sp.) masyarakat hanya berpartisipasi dalam sebanyak 50 pohon dan melina (Gmelina pembangunan kampung apabila ada insentif arborea) sebanyak 800 pohon. Tujuan akhir dari pemerintah (Dea, 2013). Selanjutnya pembinaan dan pendampingan untuk menurut Suprayitno et al. (2011), model efektif menanam pohon terhadap masyarakat di meningkatkan partisipasi petani adalah lokasi penelitian adalah membangun dengan meningkatkan kemampuan petani dan komunitas masyarakat sekitar hutan yang kesempatan berpartisipasi. dapat menghasilkan bahan organik sehingga b. Partisipasi masyarakat dalam bentuk uang dapat melindungi lahan tempat tumbuhnya Penilaian partisipasi masyarakat dari segi dari erosi (Miletic. at al., 2011) dan DAS dapat pengupahan di Mararin pada 7 kegiatan yang terpelihara. Tingkat partisipasi masyarakat di diamati seperti pada Tabel 5. Mararin juga mengalami fluktuasi dalam Nilai upah yang seharusnya diterima oleh kategori tinggi, sedang, rendah, kembali tinggi masyarakat berjumlah Rp38.775.000, namun sampai 2013. upah yang riil diterima adalah Rp 17.850.000. Pada bulan April 2012 saluran air untuk Jadi terdapat nilai partisipasi sebesar pendorong turbin longsor sepanjang ±30 Rp20.925.000. Hal ini terjadi apabila meter menyebabkan turbin tidak operasional partisipasi dinilai dalam bentuk uang. sehingga masyarakat hanya menggunakan listrik PLN dengan kondisi sering padam. B. Kegiatan demplot RLKT Perbaikan saluran air yang longsor tidak 1. Kegiatan RLKT DAS mikro Datara dilakukan karena membutuhkan biaya dan a. Perkembangan demplot Datara tenaga yang sangat besar, sehingga satu- Dari hasil pengamatan dapat diketahui satunya jalan penyelesaian adalah relokasi perkembangan tanaman sampai pada tahun turbin. Bulan Juni 2012 dilakukan FGD dan 2013 dengan umur 42 bulan yaitu: jenis suren hasilnya tingkat partisipasi kelompok masuk berjumlah 190 pohon dan mahoni 216 pohon. kategori rendah, namun tingkat partisipasi Rata-rata tinggi tanaman suren adalah 298,1 perorangan tergolong kategori sedang karena cm dan diameter 47,16 mm serta lebar tajuk mereka masih tetap memelihara tanaman 135,16 cm dan rata-rata tinggi tanaman rumput yang ada dalam demplot yang mahoni 308,3 cm dan rata-rata diameter 47,06 bermanfaat untuk pakan kerbau. Hasil FGD mm serta rata-rata lebar tajuk 103 cm. tersebut salah satunya adalah relokasi turbin Menurut Widiarti, (2013), bahwa tingkat dan bulan Oktober 2012 baru berhasil pertumbuhan mahoni dan suren tidak beda merelokasi turbin namun belum bisa jauh dengan pertumbuhan tinggi jenis yang mengembalikan tingkat partisipasi yang tinggi sama di KHDTK Carita, Banten rata-rata 116,5 seperti sebelumnya karena sampai akhir 2012 cm/tahun. Pemilihan jenis mahoni dan suren PLTMH belum juga menyala karena lagi-lagi selain sudah dikenal baik oleh masyarakat kabel belum cukup karena jaraknya lebih jauh setempat sebagai penghasil kayu, mudah dari yang semula. Ruhimat (2013) menyatakan ditanam dan dipelihara, juga dapat tumbuh bahwa, faktor motivasi lebih berpengaruh dengan baik pada kedua lokasi penelitian langsung terhadap tingkat partisipasi (Jariyah dan Wahyuningrum, 2008). masyarakat dibanding dengan unsur Teras gulud berupa gundukan tanah kemampuan dan kesempatan, sehingga selebar 30-75 cm dan tinggi 30 (cid:2) 50 cm telah pendampingan sangat diperlukan. dibangun pada lahan miring dalam demplot Pada April 2013 dilakukan FGD di dilengkapi dengan saluran peresapan dengan Mararin dan dibangun kesepakatan dengan mengalirkan air di bagian belakang dan atas melanjutkan kegiatan sebelumnya. Pada saat teras gulud (Dariah et al., 2004). Hal ini itu ada dorongan dari Kepala Lembang(Desa) dimaksudkan untuk mengurangi biaya dengan menyumbang kabel untuk mencukupi bangunan teras, sekaligus dapat mengurangi kekurangan kabel sehingga PLTMH kembali erosi secara efektif. Jarak antara teras gulud berfungsi dengan baik. Dengan menganalisis yang dibangun satu dengan lainnya pada kondisi masyarakat di Mararin, dipandang masing-masing lokasi sekitar 5-6 meter dan pendampingan masih sangat diperlukan, efektif mengurangi erosi dan aliran permukaan disebabkan pengetahuan masyarakat masih (Pratiwi dan Narendra, 2012). Petani dalam terbatas. Selain itu ketergantungan terhadap demplot membangun dan memelihara teras, pemerintah masih cukup tinggi seperti yang memelihara rumput sebagai penguat teras terjadi di Kelurahan Karang Jati Kecamatan (pakan ternak). Pakan ternak telah digunakan 179 Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 5 No.2, Agustus 2016: 171-184 masing-masing pemilik lahan di demplot Hasil pengamatan sedimentasi Datara rata-rata 120 kg/bulan. berdasarkan pengamatan pada Gully plug sejak Agustus 2010 sampai Desember 2013 b. Dampak terhadap sedimentasi dan aliran bervariasi (Tabel 6). permukaan (runoff) Tabel 5. Penilaian partisipasi dalam bentuk pengupahan di Mararin Table 5. Assessment of participation in the forms of wages in Mararin Nilai upah Nilai Lama standar Nilai upah Jumlah partisipasi kerja harian (Rp) diterima (Rp) orang (Rp) (3-4) Jenis Pekerjaan (hari) Tahun No. (Daily (Value of (Number (Value of (Type of activities) (Works (Years) standart wage earned of participation duration wage in in rupiah) people) in rupiah in days) rupiah) (3-4)) 1. Pembuatan teras 3.600.000 2.400.000 6 8 1.200.000 2011 gulud 2. Pengolahan tanah 3.375.000 2.250.000 5 9 1.125.000 2011 3. Pembuatan bak 5.400.000 3.600.000 12 6 1.800.000 2012 tampung air 4. Pemeliharaan teras 3.600.000 2.400.000 8 6 1.200.000 2011- 2013 5. Pemeliharaan tan. 5.400.000 3.600.000 12 6 1.800.000 2011- penguat teras 2012 6. Pemagaran Demplot 4.800.000 swadaya 4 16 4.800.000 2011 7. Perbaikan Saluran 7.200.000 swadaya 4 24 7.200.000 2011 turbin 8. Pemeliharaan 5.400.000 3.600.000 12 6 1.800.000 2011- tanaman pohon 2012 Jumlah 38.775.000 17.850.000 20.925.000 Sumber: Sallata (2012) dan data primer (2013) Source: Sallata (2012) and primary data (2013) Tabel 6. Hasil pengamatan sedimentasi bulan Agustus 2010 (cid:2) Desember 2013 pada demplot di Datara Table 6. Results of the sediment observations from August 2010 to December 2013 in Datara demonstration plots Nomor Bendung Pengendali Erosi/nilai rata-rata Waktu pertambahan tinggi (cm) (Gully plug number/the averages Rata-rata pertambahan pengamatan No. increase height in cm) tinggi (cm) (Average (Observation increase height in cm) time) 1 2 3 4 5 1. Agt- Des 2010 6,00 8,00 7,00 2,00 1,00 4,80 2. Jan-Des 2011 42,35 36,53 18,72 50,50 15.51 32,72 3. Jan-Des 2012 10,22 14,54 9,67 26,26 0,00 12,14 4 Jan-Des 2013 8,01 9,39 8,16 9,64 0,49 7,14 Sumber: Data primer, 2013 Source: Primary data, 2013 Untuk mengetahui pertambahan lapisan kebun petani. Jadi ada pengaruh kegiatan lumpur pada setiap gully plug adalah rata-rata RLKT dalam demplot terhadap sedimentasi tinggi lapisan lumpur yang terbaca pada tahun yaitu rata-rata tinggi lapisan lumpur pada tersebut dikurangi rata-rata tinggi lapisan 32,72 cm tahun 2011 turun menjadi 7,14 cm lumpur tahun sebelumnya. Dengan cara tahun 2013. Pada gully plug no. 5 terjadi tersebut didapatkan nilai pertambahan tinggi pertambahan lapisan lumpur paling rendah lapisan lumpur pada setiap gully plug seperti karena adalah sebagian areal tangkapannya pada Tabel 6. Pada gully plug no. 1,2,3,4 jelas ditumbuhi tegakan Pinus merkusii. kelihatan pengaruh kegiatan petani dalam Hasil pengukuran aliran permukaan pada demplot terhadap tinggi lapisan lumpur, V-notch weir yang dimulai Agustus 2010 karena semua areal tangkapannya adalah sampai Desember 2013 seperti pada Tabel 7. 180
Description: