PENGARUH BIMBINGAN KONSELING AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI SMA NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) OLEH FUJI ASTUTI 106011000095 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M DAFTAR ISI Kata Pengantar ……………………………………………………………………………….. i Abstrak ………………………………………………………………………………………... v Daftar Isi ……………………………………………………………………………………… vi Daftar Tabel ………………………………………………………………………………….. viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………..… 1 B. Identifikasi Masalah …………………………..………………………..….… 5 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………………………..…… 6 D. Tujuan dan Mamfaat Penelitian………………………………………….….. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kenakalan Remaja ……………………………………………………….…. 8 1. Pengertian Remaja …………………………………………………….... 9 2. Pengertian Kenakalan Remaja ……………………………………….… 11 3. Sebab-sebab Kenakalan Remaja ………………………………….……. 12 4. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja ……………………………….……. 15 5. Cara-cara Penanggulangan Kenakalan Remaja…………………….……16 B. Bimbingan Konseling Agama 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Agama …………………….…… 19 2. Fungsi Bimbingan Konseling Agama …………………………….……. 22 3. Tujuan Bimbingan Konseling Agama …………………………….…… 27 4. Jenis-jenis Pelayanan Bimbingan Konseling Agama ……………….…. 29 5. Peran Bimbingan Konseling Agama dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja ……………………………………………………………….… 35 vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian ………………………………………………………… 40 B. Populasi dan Sampel ………………………………………………………. 42 C. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………….…... 43 D. Metode Penelitian ……………………………………………………….…. 43 E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….…… 43 F. Teknik Analisis Data …………………………………………………….…. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMAN 3 Kota Tangerang Selatan …………………….…53 B. Deskripsi dan Analisis Data …………………………………………….…. 66 C. Interpretasi Data ……………..………………………………………….….. 77 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 78 B. Saran ……………………………………………………………………...... 79 DAFTAR PUSTAKA vii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI Skripsi berjudul: “Peran Bimbingan Konseling Agama Islam dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan”, disusun oleh Fuji Astuti, Nomor Induk Mahasiswa 106011000095, Jurusan Pendidikan Agama Islam. Di ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dan telah di nyatakan lulus dalam ujian munaqosah pada, Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar serjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Maret 2011 Panitia Ujian Munaqosah Tanggal Tanda Tangan Ketuan Panitia (ketua Jurusan) Bahrissalim, M.Ag ….…………….. …………......... NIP. 19680307 199803 1 002 Penguji I ….…………….. ….…………… Penguji II ……………….. ………………. Mengetahui: Dekan, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP. 19571005 198703 1 003 ABSTRAK Fuji Astuti. NIM.106011000095. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Pengaruh Bimbingan Konseling Agama Islam dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan konseling agama Islam yang dilakukan oleh guru agama Islam dalam mengatasi kenakalan remaja di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Responden dalam penelitian ini sebanyak 60 siswa dari 299 orang, jadi sekitar 20% dari populasi yang ada. Kenakalan remaja dipandang sebagai kehidupan remaja yang menyimpang dari berbagai pranata dan norma yang berlaku umum, baik yang menyangkut kehidupan masyarakat, tradisi maupun agama serta hukum yang berlaku. Pengertian kenakalan tersebut mengandung beberapa ciri pokok, yaitu sebagai tingkah laku yang mengandung kelainan- kelainan berupa perilaku atau tindakan yang a-moral, a-susila atau anti sosial. Dalam perilaku tersebut terdapat pelanggaran terhadap norma-norma sosial, hukum dan norma agama yang berlaku dalam masyarakat. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif analisis dengan teknik korelasional. Dari hasil perhitungan didapat r product moment sebesar 0,449 xy maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara bimbingan konseling agama Islam dalam mengatasi kenakalan remaja di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Koefisien determinasi sebesar 20,16% menunjukkan bahwa adanya pengaruh bimbingan konseling agama Islam dalam mengatasi kenakalan remaja di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan. Kata kunci : Bimbingan dan konseling agama Islam, Kenakalan remaja. v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan hidup manusia oleh para ahli Psikologi dibagi dalam beberapa tahapan kehidupan yaitu masa pra kelahiran, masa bayi, masa kanak- kanak, masa remaja dan masa dewasa. Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan sangat rentan. Oleh karena itu, bila manusia melewati masa remajanya dengan kegagalan, dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan kehidupan masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan mendapat kesuksesan dalam perjalanan hidupnya. Dengan demikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya. Bahwa masa remaja adalah masa sebaik-baiknya untuk belajar, dapat kita temukan dari beberapa ungkapan sebagai berikut: Yeudge is the spring time. Masa muda adalah musin semi. Musim semi adalah musim yang memberi kesempatan untuk menentukan bagaimana pemeliharaan tanaman itu pada akhirnya. Apakah pada musim semi tanaman itu terpelihara dengan baik 1 2 ataukah dibiarkannya tidak terpelihara atau bahkan telah diserang hama. 1Arti daripada ungkapan tersebut yaitu masa pemuda adalah masa invesment yang berarti masa pemuda adalah masa bersiap diri. Suatu masa untuk mencari bekal guna melanjutkan kehidupannya dihari kemudian. Jadi, masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis.2 Terjadinya perubahan kejiwaan tersebut menimbulkan banyak kebingungan dan keanehan sebagai suatu yang baru dalam kehidupan remaja. Dengan demikian, masa remaja adalah masa yang penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan. Karena itu remaja mudah terkena pengaruh oleh lingkungan. Remaja akan diombang ambing oleh munculnya; kekecewaan dan penderitaan, meningkatnya konflik, pertentangan dan krisis, Penyesuaian diri impian dan khayalan, pacaran dan percintaan, keterasingan dari kehidupan dewasa dan norma kebudayaan. Masa remaja juga dikenal dengan masa perkembangan menuju kematangan jasmani, seksualitas, pikiran dan emosional. Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Ia tidak termasuk golongan anak, tetapi ia tidak pula termasuk golongan orang dewasa atau golongan tua. Tetapi berada di antara keduanya, karena masih belum mampu untuk menguasai fungsi- fungsi fisik maupun psikisnya. Dalam proses transisi ini, seringkali remaja menunjukkan gejala-gejala psikologis yang menjadi problem dalam kehidupannya. Pada masa ini remaja memerlukan bimbingan, terutama dari orangtuanya atau keluarganya. Sementara itu, terkadang keluarga seringkali disibukkan dengan problem masing-masing. Dalam keadaan seperti ini sebagian remaja mencari jalan keluar dan pemecahannya dengan cara mereka sendiri dan tidak jarang kebingungan para remaja itu dan jika orang tua, guru dan masyarakat tidak 1 Agoes Soejanto. Bimbingan Kearah Belajar Yang Sukses, (Jakarta: Aksara Baru, 1990) h. 34 2 Hendrianti Agustina, Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006) h. 28 3 memperhatikan mereka bisa saja tergelincir pada perilaku yang aneh-aneh yaitu penyimpangan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, agama maupun hukum. Penyimpangan-penyimpangan itu disebut juga kenakalan remaja. Adapun bentuknya yaitu bersifat pelanggaran terhadap norma-norma sosial seperti membolos sekolah, tawuran, menodong, menentang guru, membuat onar dan sebagainya. Hal tersebut tidaklah muncul begitu saja, pastilah ada faktor yang menyebabkan semua itu terjadi. Melihat keadaan remaja seperti digambarkan di atas, kiranya perlu diambil langkah-langkah positif yang terarah oleh semua kalangan yaitu kepedulian orang dewasa untuk mengantisipasi dan menanggulangi masalah tersebut yang dapat mengganggu keseimbangan, keamanan dan ketertiban umum. Hal ini agar remaja dapat terarah, tidak mengganggu konsentrasinya di sekolah atau tidak menghambat kreatifitasnya. Sekolah yang merupakan tempat kedua setelah lingkungan keluarga agaknya dapat membantu remaja yang sedang mengalami masa transisi. Di sekolah biasanya terdapat pelayanan bimbingan konseling. Pelayanan bimbingan dan konseling secara umum yang mencakup jaringan dalam bidang kehidupan tersebut memungkinkan remaja menjadi warga negara yang bermoral dan mampu menjalani kehidupannya dengan penuh kemandirian dan tanggung jawab. Maka layanan bimbingan dan konseling berperan langsung dalam pembangunan tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa fungsi bimbingan konseling secara umum adalah sebagai fasilitator dan motivator klien dalam upaya mangatasi dan memecahkan masalah dengan kemampuan yang ada. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan perkembangan sosial budaya yang berlangsung cepat, menjadikan peran guru meningkat dari sebagai pengajar menjadi pembimbing. Dikalangan pendidik, bimbingan diarahkan sebagai sarana penghubung antara para pendidik dengan anak didik, khususnya untuk mencapai tujuan pendidikan. 4 Bimbingan dan konseling merupakan salah satu di antara bidang kependidikan yang harus dikuasai oleh seorang guru agama Islam. Dalam hal ini bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab seluruh komponen yang ada di sekolah termasuk didalamnya guru agama Islam, demi tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Kegiatan bimbingan dan konseling inipun dilakukan melalui pelayanan yang khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuannya secara utuh dan penuh. Maka bagi guru agama Islam, ia adalah pembimbing keagamaan anak didik, serta tugas yang diembannya bisa dikatakan berat dan mempunyai kontribusi yang pasti bagi anak didik, tanpa harus mengesampingkan peran serta kontribusi guru bimbingan dan penyuluhan. Berapa banyak guru agama Islam yang memiliki tugas ganda, disamping ia sebagai guru agama Islam, ia pun harus menjadi guru pembimbing, karena tugas keduanya dapat dilakukan oleh seorang guru agama Islam. Seorang guru agama Islam hendaklah memiliki pengetahuan dalam bidang keguruan yang meliputi bidang paedagogis, psikologi, akidah akhlak dan sebagainya.3 Maka sangat komplekslah tanggung jawab seorang guru agama Islam terhadap anak didiknya maupun bidang ilmu pengetahuan yang harus dimilikinya. Guru agama Islam hendaknya tidak hanya sebagai pendidik tapi juga pembimbing. Jadi, setiap guru khususnya guru agama Islam berkewajiban memberikan bantuan kepada peserta didik agar mereka mampu menemukan masalah sendiri, mengatasi kesulitan, memecahkan masalahnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Para peserta didik membutuhkan bantuan guru agama Islam dalam hal mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Dalam upaya membantu anak mengatasi kesulitan dan berbagai masalah guru agama Islam berperan sebagai pembimbing. Setiap guru agama Islam perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang para siswanya, memahami segala potensinya dan kelemahannya, masalah dan 3 Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) h. 29 5 kesulitan-kesulitannya, dengan segala latar belakangnya.4 Selain itu, guru agama Islam harus memahami dengan baik tentang teknik bimbingan kelompok, penyuluhan individu, psikologi kepribadian dan psikologi belajar. Hal ini harus dilakukan secara optimal dengan tujuan supaya bisa menghasilkan output yang benar-benar bisa dibanggakan baik dari segi iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi ) maupun imtaq (iman dan taqwa). Inilah beberapa tugas yang harus diemban oleh para pendidik, khususnya guru agama Islam yang merangkap sebagai konselor agama, dalam mendidik, membina dan mengarahkannya sesuai dengan tujuan pendidikan dan agama. Berdasarkan pandangan inilah penulis mencoba memaparkan hal yang riil dan faktual tentang “PENGARUH BIMBINGAN KONSELING AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI SMA NEGERI 3 TANGERANG SELATAN” B. Identifikasi Masalah Adapun masalah yang terkait dalam penelitian ini adalah: 1. Kenakalan remaja. 2. Sebab-sebab kenakalan remaja. 3. Jenis-jenis kenakalan remaja. 4. Tugas guru agama yang terkait dengan kegiatan bimbingan konseling agama. 5. Bentuk-bentuk pelayanan bimbingan dan konseling agama. 6. Cara-cara menanggulangi kenakalan remaja melalui pelayanan bimbingan konseling agama. 7. Peran bimbingan konseling agama Islam dalam mengatasi kenakalan remaja. 4 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) h. 254
Description: