DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI ACCOUNT REPRESENTATIVE TINGKAT DASAR BAHAN AJAR Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar Oleh: T i m Widyaiswara Pusdiklat Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DTSS Account Representative Dasar 2 0 1 6 Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar DAFTAR ISI PENDAHULUAN................................................... Error! Bookmark not defined. BAB I KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN ......................... 3 1. Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) .................................................. 3 1.1. Pengertian Pembetulan SPT .................................................................. 3 1.2. Syarat Pembetulan SPT ......................................................................... 5 1.3. Jangka Waktu Pembetulan SPT ............................................................. 6 1.4. Sanksi Terkait Pembetulan SPT ............................................................. 6 1.5. Pembetulan SPT Terkait Rugi Fiskal Tahun Sebelumnya ....................... 7 2. Penetapan dan Ketetapan Pajak ............................................................. 13 2.1. Pengertian Penetapan Pajak ................... Error! Bookmark not defined. 2.2. Pengertian Ketetapan Pajak ................................................................ 14 2.3. Surat Tagihan Pajak (STP) .................................................................. 18 2.4. Surat Ketetapan Pajak (SKP) ............................................................... 20 2.5. Sanksi STPdan Surat Ketetapan Pajak ................................................ 30 2.6. Ketetapan Pajak Rusak, Tidak Terbaca, Hilang atau Tidak Dapat Ditemukan ............................................................................................ 41 3. Pemindahbukuan (Pbk.) ......................................................................... 42 3.1. Pengertian Pemindahbukuan (Pbk.) ..................................................... 42 3.2. Tata Cara Mengajukan Permohonan Pbk. ........................................... 43 3.3. Tata Cara Penerbitan Bukti Pbk. .......................................................... 47 BAB II PAJAK PENGHASILAN (PPh) .............................................................. 49 1. Objek Pajak dan Bukan Objek Pajak ....................................................... 49 1.1. Objek Pajak Penghasilan ...................................................................... 49 1.2. Bukan Objek Pajak Penghasilan ........................................................... 59 2. Biaya yang Boleh dan yang Tidak Boleh Dikurangkan ............................. 70 2.1. Biaya yang Boleh Dikurangkan .............. Error! Bookmark not defined.0 2.2. Biaya yang Tidak Boleh Dikurangkan ................................................... 77 DTSS Account Representative Dasar iii Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar 3. PPh dengan Tarif Khusus ....................................................................... 81 4. Angsuran PPh Pasal 25 .......................................................................... 84 4.1. Penghitungan Angsuran PPh Pasal 25 secara umum .......................... 85 4.2. Angsuran PPh Pasal 25 dalam Hal-hal Tertentu .................................. 86 4.3. Angsuran PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak Tertentu .............................. 88 BAB III PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) ................................................. 91 1. Objek Pajak dan Bukan Objek PPN ......................................................... 91 2. Ketentuan Khusus Objek PPN ............................................................... 101 3. Fasilitas PPN ......................................................................................... 106 3.1. Fasilitas PPN Tidak Dipungut ........................................................... 109 3.2. Fasilitas Dibebaskan dari Pengenaan PPN ......................................... 120 3.3. PPN Ditanggung Pemerintah .............................................................. 129 BAB IV PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SEKTOR P3 ................ 13Error! Bookmark not defined. 1. PBB Sektor Perkebunan ........................................................................ 133 1.1. Objek dan Subjek PBB Sektor Perkebunan ....................................... 135 1.2. Areal-areal di Dalam Perkebunan ..................................................... 136 1.3. Standar Investasi Tanaman Perkebunan .......................................... 138 1.4. Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Menghitung PBB Perkebunan .... 146 1.5. Penatausahaan PBB Perkebunan ..................................................... 149 2. PBB Sektor Perhutanan ........................................................................ 150 2.1. Objek dan Subjek PBB Sektor Perhutanan ........................................ 150 2.2. Areal-areal di Dalam Perhutanan ...................................................... 151 2.3. Standar Investasi Tanaman Perhutanan dan Angka Kapitalisasi ...... 153 2.4. Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Menghitung PBB Perhutanan ..... 156 2.5. Penatausahaan PBB Perkebunan ..................................................... 159 3. PBB Sektor Pertambangan .................... 15Error! Bookmark not defined. 3.1. Objek dan Subjek PBB Sektor Pertambangan ................................... 159 3.2. Areal-areal di Dalam Pertambangan ................................................. 162 3.3. Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Menghitung PBB Pertambangan 167 3.4. Penatausahaan PBB Pertambangan ................................................ 173 DTSS Account Representative Dasar iv Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar BAB V BEA METERAI .................................... 17Error! Bookmark not defined. 1. Objek Bea Meterai ................................................................................. 173 2. Saat Terutangnya Bea Meterai ............................................................. 177 3. Tarif Bea Meterai .................................................................................. 178 4. Sanksi terkait Bea Meterai ................................................................... 179 4.1. Sanksi Administrasi .......................................................................... 179 4.2. Ketentuan Pidana ............................................................................... 180 PENUTUP ....................................................................................................... 183 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 184 DTSS Account Representative Dasar v Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar P E N D A H U L U A N Peranan Account Representative (AR) dalam era administrasi modern perpajakan sangatlah penting. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 98//KMK/.01/2006 yang diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 68/PMK.01/2008, seorang Account Representative (AR) memiliki tugas yang cukup banyak, diantaranya adalah melakukan pengawasan kepatuhan perpajakan Wajib Pajak (WP), bimbingan/himbauan dan konsultasi teknik perpajakan kepada WP, penyusunan profil WP, analisis kinerja WP, rekonsiliasi data WP dalam rangka intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Disamping tugas utama itu, masih terdapat tugas lain yang sifatnya ad hoc dari atasan yang kesemuanya itu bertujuan untuk mencapai tujuan akhir yaitu pengamanan target penerimaan pajak. Dalam menjalankan tugas-tugasnya itu, seorang AR sudah seharusnya mempunyai kemampuan yang baik dan mendalam terutama pemahaman terhadap peraturan-peraturan perpajakan. Dengan demikian seorang AR akan mampu memberikan konsultasi perpajakan kepada Wajib Pajak (WP) dengan baik, mengawasi kepatuhan kewajiban perpajakannya, menganalisis dan mengusulkan tindakan pengawasan selanjutnya dalam kerangka penggalian potensi perpajakan. Selain itu, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 233/PJ/2011 tanggal 26 September 2011 tentang cetak biru Manajemen Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2011-2018, salah satu sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah terciptanya pegawai-pegawai yang memiliki kompetensi, tingkat kepuasan dan integritas yang tinggi, budaya yang kuat, serta tingkat kinerja yang prima dalam berkontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP 274/PJ/2013 tanggal 24 April 2013 tentang Kamus Kompetensi Teknis Rumpun Jabatan Pelayanan di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, DTSS Account Representative Dasar 1 Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar terdapat persyaratan kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh pejabat Bidang Pelayanan di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dalam melaksanakan tugasnya. Pembahasan dalam bahan ajar ini lebih ditekankan pada pemahaman dan penerapan terhadap ketentuan umum dan tata cara perpajakan, Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan, dan Bea Meterai yang relevan dengan tugas-tugas Account Representative. DTSS Account Representative Dasar 2 Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar BAB 1 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA 1 PERPAJAKAN Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu: menjelaskan Pembetulan SPT dengan baik; menjelaskan Penetapan dan Ketetapan Pajak dengan baik; dan menjelaskan Pemindahbukuan (Pbk) dengan baik Tidak semua materi ketentuan umum dan tata cara perpajakan akan dibahas pada bab ini. Bab satu ini hanya akan membahas materi-materi yang sering ditemui oleh Account Representive dalam menjalankan tugasnya di bidang pelayanan dan pengawasan. 1. Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) 1.1. Pengertian Pembetulan SPT Berdasarkan sistem self assessment, Wajib Pajak (WP) diberi kepercayaan penuh untuk menghitung, memperhitungkan dan membayar serta melaporkan sendiri besarnya pajak terutang dalam suatu masa pajak. Salah satu wujud pelaksanaan sistem self assessment tersebut adalah penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) yang dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak, dimulai sejak penghitungan hingga pelaporannya tanpa melalui campur tangan pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Untuk selanjutnya dalam modul ini penyebutan Surat Pemberitahuan akan digunakan secara bergantian atau bersama-sama dengan penyebutan SPT. Seiring dengan berjalannya waktu, SPT yang telah disampaikan oleh Wajib Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) bisa saja disadari ada yang keliru atau mungkin tidak benar. Kekeliruan dalam SPT tersebut dapat terjadi dalam hal penulisan DTSS Account Representative Dasar 3 Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar maupun penerapan ketentuan perundang-undangan. Keadaan inilah yang melatarbelakangi Wajib Pajak melakukan pembetulan SPT dengan cara menyampaikan SPT Pembetulan. Skema Pembetulan dan Pengungkapan Ketidakbenaran Di dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (yang selanjutnya kita sebut dengan UU KUP) terdapat istilah Pembetulan SPT. Wajib Pajak atas kemauannya sendiri diberi hak untuk melakukan pembetulan terhadap kekeliruan dalam pengisian SPTyang telah dibuat dan dilaporkan sebelumnya. Dengan demikian, maksud dari pembetulan SPT ini adalah memberikan kesempatan kepada Wajib Pajak untuk mengoreksi kembali apabila masih terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam pengisian SPT yang telah dilaporkan sebelumnya, sepanjang belum dilakukan tindakan pemeriksaan. Pasal 8 ayat (1) UU KUP mengatur bahwa Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan SPT yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan. Selanjutnya, DTSS Account Representative Dasar 4
Description: