ebook img

Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemasok di Perusahaan Manufaktur dengan Metode Fuzzy ANP PDF

16 Pages·2012·23.48 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemasok di Perusahaan Manufaktur dengan Metode Fuzzy ANP

Jurnal Jurnal Manajemen Teknologi, 16(1), 2017,1-16 Manajemen Available online at http://journal.sbm.itb.ac.id Teknologi Indonesian Journal for the Science of Management Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemasok di Perusahaan Manufaktur dengan Metode Fuzzy ANP Rajesri Govindaraju* dan Jonathan Pratama Sinulingga Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung Abstrak. Persoalan pemilihan pemasok merupakan masalah penting dalam perusahaan karena hal ini akan sangat menentukan kemampuan perusahaan untuk menjamin ketersediaan bahan baku produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan model pengambilan keputusan fuzzy-ANP (fuzzy analytic network process) dalam kasus pemilihan pemasok di sebuah perusahaan manufaktur. Metode gabungan fuzzy dan ANP digunakan karena selain perlu mempertimbangkan ketergantungan antar kriteria, juga ingin diminimalisasi ketidakpastian dan ketidaktepatan pada penilaian tingkat kepentingan tiap kriteria. Kerangka berpikir dari penelitian ini terdiri dari empat tahapan besar yaitu proses pembentukan kriteria dan subkriteria pemilihan pemasok, proses penentuan ketergantungan antar kriteria, proses pembobotan kriteria/subkriteria, serta proses penilaian pemasok. Proses pembobotan kriteria dihasilkan dari dua data yaitu data bobot kriteria tanpa dependency dan kriteria bobot dengan dependency. Proses pembentukan kriteria/subkriteria dan penilaian untuk menghasilkan bobot diperoleh dari pihak expert yang berada pada perusahaan tempat studi kasus penelitian dilakukan. Proses Indonesian Journal for the Science of Management penilaian pemasok dilakukan dengan memberikan penilaian menggunakan 5 (lima) skala untuk masing-masing pemasok yang kemudian hasilnya akan diperbandingkan. Hasil dari metode ini adalah urutan ranking pemasok pada suatu proses Volume 16 Number 1 2017 pengadaan. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa metode fuzzy ANP terbukti tepat digunakan dalam konteks pengadaan bahan baku pada kasus yang dibahas karena kriteria/subkriteria yang digunakan memiliki ketergantungan satu sama lain, serta mampu meminimalisasi ketidakpastian atau ketidaktepatan dalam melakukan penilaian. Dengan menggunakan metode ini, diperoleh kriteria yang memiliki bobot paling tinggi yaitu kriteria kualitas SDM yang mempengaruhi sebanyak 6 kriteria lainnya, diikuti dengan kriteria kualitas barang, reputasi pemasok, harga, dan metode pengiriman. Kata kunci: Fuzzy-ANP, model keputusan, multi criteria decision making (MCDM), pengadaan, pemilihan pemasok Abstract. The issue of of supplier selection is an important issue in the company because it will determine the company's ability to ensure the availability of raw materials in production. This study aims to establish a decision-making model for supplier selection which considers many criteria in which there is dependence between criteria. The method used is fuzzy-analytic network process (fuzzy-ANP). The combined fuzzy and ANP methods is used not only to consider dependencies between criteria, but also to minimize uncertainty and inaccuracy in the assessment of importance of each criterion. Four major stages used in the decision model, namely the establishment of supplier selection criteria and sub-criteria, the process of determining dependencies among the criteria, the weighting of the criteria/sub-criteria, and the last one is supplier assessment process. The process of weighting the criteria results in two data, criteria weights without dependency and criteria weights with dependency. The process of formation of criteria/sub-criteria and the ratings to generate weights were obtained from the experts from the company where case study was done. Supplier rating process is done through assessment process using the 5 (five) scale rating. The results of rating for each supplier will then be compared. The results of this method is the ranking of suppliers in a certain procurement process. From this research it is known that the method used, fuzzy ANP, is proved to be appropriate considering that there are dependencies among the criteria/ sub-criteria used and the method is useful to minimize uncertainty or inaccuracy in the assessment process. By employing this method, criteria with the highest weight was obtained, that is quality of human resources which affect as much as 6 other criteria, followed by quality of product, supplier's reputation, price, and delivery method. Terakreditasi “B” berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Keywords: Fuzzy-ANP, decision model, multi criteria decision making (MCDM), procurement, supplier selection Pendidikan Nasional Nomor: 60/E/KPT/2016. Tanggal: 13 November 2016. Masa berlaku 5 (lima) tahun sejak tanggal ditetapkan. *Corresponding author. Email: [email protected] Received: 15 May 2016, Revision: 16 December 2016, Accepted: 25 January 2017 Print ISSN: 1412-1700; Online ISSN: 2089-7928. DOI: http://dx.doi.org/10.12695/jmt.2017.16.1.1 Copyright@2017. Published by Unit Research and Knowledge, School of Business and Management - Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) Jurnal 1 Manajemen Teknologi Vol.16 | No.1 | 2017 Govindaraju dan Sinulingga/ Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemasok di Perusahaan Manufaktur dengan Metode Fuzzy ANP Jurnal Manajemen Teknologi, 16(1), 2017, 1-16 Pendahuluan dengan kriteria dependent, Saaty (1999) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Dengan demikian, penelitian ini akan lebih menggunakan metode ANP. Metode AHP dan mengkaji penggunaan metode pengambilan menggambarkan kriteria yang benar-benar SCM adalah suatu proses untuk ANP melakukan perbandingan berpasangan keputusan berbasis ANP untuk mendukung mempunyai pengaruh besar dalam pemilihan pengintegrasian aktivitas pengadaan material, setiap data yang akan dinilai sehingga proses pemilihan pemasok yang pemasok berdasarkan analisis ketergantungan pengubahan materi menjadi barang setengah membutuhkan partisipasi dari responden mempertimbangkan keberadaan faktor-faktor antar kriterianya, terutama dalam jadi dan barang jadi, hingga pengiriman barang terpilih untuk melakukan perbandingan. Hal ketidakpastian dalam proses pengambilan penerapannya pada perusahaan manufaktur. jadi tersebut ke tangan konsumen (Kilincci & ini mengakibatkan metode AHP dan ANP keputusan. Metode fuzzy ANP digunakan Selain pembahasan terkait metode Onal, 2011). Seiring dengan meningkatnya memiliki kelemahan yaitu baik tidaknya output karena pada penelitian ini setiap kriteria yang pengambilan keputusan, proses penyusunan variasi dan pemintaan pelanggan, kemajuan yang akan dihasilkan sangat bergantung pada digunakan dalam proses pemilihan pemasok kriteria dalam pemilihan pemasok juga teknologi komunikasi dan sistem informasi, tingkat ketepatan dan kepastian responden memiliki ketergantungan satu sama lain. Selain merupakan bagian penting yang diharapkan persaingan di lingkungan global dan kesadaran dalam melakukan penilaian secara subjektif. itu, dengan memasukkan metode fuzzy, maka dapat memperkaya wawasan dalam akan lingkungan memaksa perusahaan untuk faktor ketidakpastian dapat ikut pengambilan keputusan pemilihan pemasok. fokus pada Supply Chain Management (SCM) Ha dan Krishnan (2008) menyatakan bahwa dipertimbangkan dalam proses pemilihan (Tracey & Tan, 2001). SCM memiliki 3 aktivitas suatu metode dapat dikombinasikan dengan pemasok. besar, yaitu pengadaan (procurement), produksi metode lainnya untuk meningkatkan kualitas Tabel 1. (production) dan distribusi (distribution). dari pengambilan keputusan. Metode yang Penelitian Terdahulu sering digunakan untuk mengombinasikan Pengadaan adalah proses untuk mendapatkan model lainnya adalah model fuzzy (Wu & Penelitian Studi Kasus Objek Penelitian Metode barang dan jasa yang berguna untuk menjamin Barnes, 2011). Hal ini dikarenakan pendekatan Onut dkk. (2009) Perusahaan Pemilihan pemasok jangka Fuzzy ANP dan fuzzy kelancaran proses produksi dan logistik suatu himpunan fuzzy memperhitungkan Telekomunikasi panjang TOPSIS perusahaan. Proses pengadaan merupakan ketidaktepatan yang sering terjadi pada saat Hsu dkk. (2009) Industri Elektronik Pemilihan pemasok ANP proses vital dalam SCM karena merupakan melakukan penilaian yang bersifat subjektif Taiwan ujung tombak dari keseluruhan proses yang (Sarkar & Mohapatra, 2006). Oleh karena itu, Kilincci dan Onal Perusahaan Mesin Cuci Pemilihan pemasok Fuzzy AHP ada. Dalam melakukan proses pengadaan, untuk mengatasi kelemahannya, metode AHP (2011) sangat sering terjadi permasalahan pada dan ANP dapat dikombinasikan dengan Vinodh dkk. Salzer Electronics Pemilihan pemasok di Fuzzy ANP aktivitas pemilihan pemasok. Hal ini metode fuzzy menghasilkan metode kombinasi (2011) Limited perusahaan manufaktur Amin dkk. (2011) Perusahaan S.G di Iran Pemilihan pemasok part mobil Fuzzy SWOT dan fuzzy disebabkan karena proses pemilihan pemasok yaitu fuzzy AHP atau fuzzy ANP. linear programming menghabiskan banyak waktu dan sumber daya Shaw dkk. (2012) Perusahaan Manufaktur Pemilihan pemasok untuk raw Fuzzy AHP dan fuzzy untuk mengumpulkan data dan melakukan Sudah sangat banyak penelitian yang Kain di India material multi-objective linear analisis dengan cermat dari berbagai faktor menggunakan metode kombinasi untuk programming positif dan negatif yang akan mempengaruhi menyelesaikan permasalah pemilihan Khaleie dkk. Perusahaan manufaktur Pemilihan pemasok untuk raw Pendekatan fuzzy seluruh alternatif keputusan (Avila dkk., 2012). pemasok. Beberapa diantaranya adalah Onut, (2012) mobil material clustering Oleh karena itu dibutuhkan metode-metode Kara, dan Isik (2009) menggunakan metode Ferreira dan Pabrik Rio Grande do Pemilihan pemasok untuk Fuzzy Bayesian yang dapat digunakan untuk membantu proses fuzzy ANP dan fuzzy TOPSIS, Kilincci & Onal Borenstein (2012) Sul biodiesel plant pemilihan pemasok. Pemilihan supplier perlu (2011) menggunakan metode fuzzy AHP, Lee dkk. (2013) Perusahaan Teknologi Penentuan pemasok dan Model integrasi untuk Taiwan jumlah diskon lot sizing mempertimbangkan banyak kriteria, oleh Vinodh, Ramiya, dan Gautham (2011) karena itu proses evaluasi supplier menggunakan metode fuzzy ANP, Khaleie, membutuhkan pendekatan multi kriteria dalam Fasanghari, dan Tavassoli (2012) Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1, Dengan digunakannya set kriteria awal yang analisis dan pencarian solusi (Buyukozkan & menggunakan metode fuzzy clustering dan terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mencakup area yang luas serta Cifci, 2011). Ferreira dan Borenstein (2012) menggunakan memiliki tujuan serupa, di antaranya adalah mempertimbangkan berbagai aspek yang metode fuzzy Bayesian. Dalam kasus pemilihan Vinodh dkk. (2011) yang menerapkan fuzzy diperoleh melalui studi literatur terdahulu, Menurut Saaty (2008), terdapat 2 (dua) metode supplier nyata, pengambil keputusan sering ANP untuk pemilihan pemasok pada kajian pemilihan pemasok pada penelitian ini umum dalam pengambilan keputusan yaitu kali tidak memiliki informasi yang lengkap dan perusahaan manufaktur. Akan tetapi, berbeda diharapkan akan lebih komprehensif. pengambilan keputusan dengan kriteria yang tepat terkait dengan kriteria keputusan. dengan penelitian tersebut, penelitian ini independent atau tidak memiliki ketergantungan Pengambilan keputusan sering mengandung dimaksudkan untuk melakukan pengaplikasian Analytic Network Process dan pengambilan keputusan dengan kriteria ambiguitas. Penilaian sering subjektif dan tidak pada perusahaan dengan melakukan proses ANP merupakan suatu metode yang yang dependent atau memiliki ketergantungan. tepat. Kecenderungan penelitian saat ini penyusunan kriteria-kriteria pemilihan dikembangkan untuk mengatasi kekurangan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat adalah membangun model pengambilan pemasok menggunakan set kriteria awal yang utama yang dimiliki oleh AHP yaitu masalah digunakan untuk permasalahan dengan kriteria keputusan yang efektif untuk mengatasi lebih menyeluruh. ketergantungan. Pada AHP seluruh kriteria independent, sedangkan untuk permasalahan masalah yang kompleks mengenai supplier yang diperbandingkan dianggap tidak memiliki selection yang mempertimbangkan berbagai ketergantungan. faktor ketidakpastian (Chai, Liu, dan Ngai, 2013). Jurnal Jurnal 2 Manajemen Teknologi 3 Manajemen Teknologi Vol.16 | No. 1 | 2017 Vol.16 | No.1 | 2017 Govindaraju dan Sinulingga/ Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemasok di Perusahaan Manufaktur dengan Metode Fuzzy ANP Jurnal Manajemen Teknologi, 16(1), 2017, 1-16 Pendahuluan dengan kriteria dependent, Saaty (1999) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Dengan demikian, penelitian ini akan lebih menggunakan metode ANP. Metode AHP dan mengkaji penggunaan metode pengambilan menggambarkan kriteria yang benar-benar SCM adalah suatu proses untuk ANP melakukan perbandingan berpasangan keputusan berbasis ANP untuk mendukung mempunyai pengaruh besar dalam pemilihan pengintegrasian aktivitas pengadaan material, setiap data yang akan dinilai sehingga proses pemilihan pemasok yang pemasok berdasarkan analisis ketergantungan pengubahan materi menjadi barang setengah membutuhkan partisipasi dari responden mempertimbangkan keberadaan faktor-faktor antar kriterianya, terutama dalam jadi dan barang jadi, hingga pengiriman barang terpilih untuk melakukan perbandingan. Hal ketidakpastian dalam proses pengambilan penerapannya pada perusahaan manufaktur. jadi tersebut ke tangan konsumen (Kilincci & ini mengakibatkan metode AHP dan ANP keputusan. Metode fuzzy ANP digunakan Selain pembahasan terkait metode Onal, 2011). Seiring dengan meningkatnya memiliki kelemahan yaitu baik tidaknya output karena pada penelitian ini setiap kriteria yang pengambilan keputusan, proses penyusunan variasi dan pemintaan pelanggan, kemajuan yang akan dihasilkan sangat bergantung pada digunakan dalam proses pemilihan pemasok kriteria dalam pemilihan pemasok juga teknologi komunikasi dan sistem informasi, tingkat ketepatan dan kepastian responden memiliki ketergantungan satu sama lain. Selain merupakan bagian penting yang diharapkan persaingan di lingkungan global dan kesadaran dalam melakukan penilaian secara subjektif. itu, dengan memasukkan metode fuzzy, maka dapat memperkaya wawasan dalam akan lingkungan memaksa perusahaan untuk faktor ketidakpastian dapat ikut pengambilan keputusan pemilihan pemasok. fokus pada Supply Chain Management (SCM) Ha dan Krishnan (2008) menyatakan bahwa dipertimbangkan dalam proses pemilihan (Tracey & Tan, 2001). SCM memiliki 3 aktivitas suatu metode dapat dikombinasikan dengan pemasok. besar, yaitu pengadaan (procurement), produksi metode lainnya untuk meningkatkan kualitas Tabel 1. (production) dan distribusi (distribution). dari pengambilan keputusan. Metode yang Penelitian Terdahulu sering digunakan untuk mengombinasikan Pengadaan adalah proses untuk mendapatkan model lainnya adalah model fuzzy (Wu & Penelitian Studi Kasus Objek Penelitian Metode barang dan jasa yang berguna untuk menjamin Barnes, 2011). Hal ini dikarenakan pendekatan Onut dkk. (2009) Perusahaan Pemilihan pemasok jangka Fuzzy ANP dan fuzzy kelancaran proses produksi dan logistik suatu himpunan fuzzy memperhitungkan Telekomunikasi panjang TOPSIS perusahaan. Proses pengadaan merupakan ketidaktepatan yang sering terjadi pada saat Hsu dkk. (2009) Industri Elektronik Pemilihan pemasok ANP proses vital dalam SCM karena merupakan melakukan penilaian yang bersifat subjektif Taiwan ujung tombak dari keseluruhan proses yang (Sarkar & Mohapatra, 2006). Oleh karena itu, Kilincci dan Onal Perusahaan Mesin Cuci Pemilihan pemasok Fuzzy AHP ada. Dalam melakukan proses pengadaan, untuk mengatasi kelemahannya, metode AHP (2011) sangat sering terjadi permasalahan pada dan ANP dapat dikombinasikan dengan Vinodh dkk. Salzer Electronics Pemilihan pemasok di Fuzzy ANP aktivitas pemilihan pemasok. Hal ini metode fuzzy menghasilkan metode kombinasi (2011) Limited perusahaan manufaktur Amin dkk. (2011) Perusahaan S.G di Iran Pemilihan pemasok part mobil Fuzzy SWOT dan fuzzy disebabkan karena proses pemilihan pemasok yaitu fuzzy AHP atau fuzzy ANP. linear programming menghabiskan banyak waktu dan sumber daya Shaw dkk. (2012) Perusahaan Manufaktur Pemilihan pemasok untuk raw Fuzzy AHP dan fuzzy untuk mengumpulkan data dan melakukan Sudah sangat banyak penelitian yang Kain di India material multi-objective linear analisis dengan cermat dari berbagai faktor menggunakan metode kombinasi untuk programming positif dan negatif yang akan mempengaruhi menyelesaikan permasalah pemilihan Khaleie dkk. Perusahaan manufaktur Pemilihan pemasok untuk raw Pendekatan fuzzy seluruh alternatif keputusan (Avila dkk., 2012). pemasok. Beberapa diantaranya adalah Onut, (2012) mobil material clustering Oleh karena itu dibutuhkan metode-metode Kara, dan Isik (2009) menggunakan metode Ferreira dan Pabrik Rio Grande do Pemilihan pemasok untuk Fuzzy Bayesian yang dapat digunakan untuk membantu proses fuzzy ANP dan fuzzy TOPSIS, Kilincci & Onal Borenstein (2012) Sul biodiesel plant pemilihan pemasok. Pemilihan supplier perlu (2011) menggunakan metode fuzzy AHP, Lee dkk. (2013) Perusahaan Teknologi Penentuan pemasok dan Model integrasi untuk Taiwan jumlah diskon lot sizing mempertimbangkan banyak kriteria, oleh Vinodh, Ramiya, dan Gautham (2011) karena itu proses evaluasi supplier menggunakan metode fuzzy ANP, Khaleie, membutuhkan pendekatan multi kriteria dalam Fasanghari, dan Tavassoli (2012) Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1, Dengan digunakannya set kriteria awal yang analisis dan pencarian solusi (Buyukozkan & menggunakan metode fuzzy clustering dan terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mencakup area yang luas serta Cifci, 2011). Ferreira dan Borenstein (2012) menggunakan memiliki tujuan serupa, di antaranya adalah mempertimbangkan berbagai aspek yang metode fuzzy Bayesian. Dalam kasus pemilihan Vinodh dkk. (2011) yang menerapkan fuzzy diperoleh melalui studi literatur terdahulu, Menurut Saaty (2008), terdapat 2 (dua) metode supplier nyata, pengambil keputusan sering ANP untuk pemilihan pemasok pada kajian pemilihan pemasok pada penelitian ini umum dalam pengambilan keputusan yaitu kali tidak memiliki informasi yang lengkap dan perusahaan manufaktur. Akan tetapi, berbeda diharapkan akan lebih komprehensif. pengambilan keputusan dengan kriteria yang tepat terkait dengan kriteria keputusan. dengan penelitian tersebut, penelitian ini independent atau tidak memiliki ketergantungan Pengambilan keputusan sering mengandung dimaksudkan untuk melakukan pengaplikasian Analytic Network Process dan pengambilan keputusan dengan kriteria ambiguitas. Penilaian sering subjektif dan tidak pada perusahaan dengan melakukan proses ANP merupakan suatu metode yang yang dependent atau memiliki ketergantungan. tepat. Kecenderungan penelitian saat ini penyusunan kriteria-kriteria pemilihan dikembangkan untuk mengatasi kekurangan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat adalah membangun model pengambilan pemasok menggunakan set kriteria awal yang utama yang dimiliki oleh AHP yaitu masalah digunakan untuk permasalahan dengan kriteria keputusan yang efektif untuk mengatasi lebih menyeluruh. ketergantungan. Pada AHP seluruh kriteria independent, sedangkan untuk permasalahan masalah yang kompleks mengenai supplier yang diperbandingkan dianggap tidak memiliki selection yang mempertimbangkan berbagai ketergantungan. faktor ketidakpastian (Chai, Liu, dan Ngai, 2013). Jurnal Jurnal 2 Manajemen Teknologi 3 Manajemen Teknologi Vol.16 | No. 1 | 2017 Vol.16 | No.1 | 2017 Govindaraju dan Sinulingga/ Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemasok di Perusahaan Manufaktur dengan Metode Fuzzy ANP Jurnal Manajemen Teknologi, 16(1), 2017, 1-16 Namun dalam dunia nyata, satu kriteria dengan Tabel 2. kriteria lainnya sering sekali memiliki Skala 1-9 Saaty Untuk AHP (Saaty, 2008) ketergantungan. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan metode ANP yang Nilai Pengertian memperhitungkan ketergantungan setiap Kepentingan kriteria. Metode AHP memandang kriteria 1 Sama Penting Dengan w adalah supermatrix, W adalah vektor secara independent yaitu tidak berkaitan satu 21 3 Suatu elemen relatif lebih penting dibandingkan dengan elemen yang lain yang menunjukkan pengaruh tujuan terhadap sama lain. Dengan memandang masing-masing 5 Suatu elemen lebih penting dibandingkan dengan elemen yang lain kriteria, W adalah vektor yang menunjukkan kriteria tidak berkaitan satu sama lain, maka 32 7 Suatu elemen jelas lebih penting dibandingkan dengan elemen yang lain pengaruh kriteria terhadap alternatif dan I kriteria dapat dianggap berada pada tingkatan 9 Suatu elemen mutlak lebih penting dibandingkan dengan elemen yang lain adalah matriks identitas. atau hirarki yang sama. Kondisi ini membuat 2,4,6,8 Nilai-nilai yang berada diantara dua penilaian yang berdekatan permasalahan dapat distrukturkan berdasarkan tingkatan hirarki dengan tujuan berada pada Jika terdapat ketergantungan antar kriteria, tingkatan teratas dan kriteria berada pada level maka nilai matriks W pada W tidak lagi Fuzzy ANP untuk Pemilihan Pemasok Menurut Zimmermann (1991) himpunan fuzzy 22 kedua dan alternatif pada level selanjutnya. bernilai 0 (nol). Oleh karena itu matriks W akan Fuzzy ANP merupakan suatu metode yang A pada semesta X dinyatakan sebagai berubah menjadi berikut. menggabungkan metode fuzzy dengan ANP. himpunan pasangan berurutan (set of ordered Dengan demikian permasalahan dapat ANP sangat sesuai untuk kondisi dimana pairs) baik diskrit maupun kontinu. Secara dipetakan secara hirarki. Namun untuk sangat banyak ketergantungan terjadi dalam matematis himpunan fuzzy à dalam himpunan permasalahan dimana terdapat dependence, pengambilan keputusan. Proses ANP semesta X dapat dilihat pada persamaan pemetaan hirarki tentu tidak dapat dilakukan membutuhkan data perbandingan berikut. karena pada permasalahan ini terdapat berpasangan. Dalam memperoleh data matriks Ã={(x,μÃ(x)|x Є X (3) interaksi dan dependence antar elemen, sehingga berpasangan tersebut akan dibutuhkan tidak dapat ditentukan level untuk masing- subjektivitas dari masing-masing responden Himpunan fuzzy tersebut dapat berupa masing elemen tersebut. dalam melakukan perbandingan. Triangular Fuzzy Number (TFN) dimana bilangan fuzzy triangular dapat dinotasikan Pengaruh dari setiap elemen yang memiliki Secara umum langkah pengerjaan metode clusters atau elemen dari komponen lainnya Penggunaan ANP konvensional memiliki sebagai berikut: ANP menurut Onut dkk.(2009) adalah sebagai dapat direpresentasikan sebagai vektor beberapa kekurangan, antara lain ANP tidak Ã=(l,m,u) (4) 1 1 1 berikut: prioritas dengan menerapkan perbandingan dapat menangkap kebutuhan pihak pembuat 1. Perbandingan berpasangan dan estimasi bobot berpasangan. keputusan secara eksplisit (Ayag & Ozdemir, Parameter l, m dan u menunjukkan nilai relatif 2012). Pengambilan keputusan seringkali kemungkinan rendah, tengah dan atas dari Pada awalnya akan dilakukan penentuan 3. Pembentukan bobot supermatrix mengandung keambiguan. Penilaian yang suatu kegiatan. Menurut Zadeh (1975) ada seluruh kriteria dan clusters beserta Vektor eigen diperoleh dari matriks dilakukan manusia untuk atribut kualitatif beberapa aturan operasi aritmatika TFN yang hubungan ketergantungannya. Setelah perbandingan berpasangan setiap baris sering bersifat subjektif dan tidak tepat. Oleh umum digunakan jika terdapat 2 (dua) bilangan mendapatkan hubungan ketergantungan, clusters pada kolom clusters yang karena ini pada penelitian ini digunakan fuzzy set TFN yaitu Ã1=(l1,m1,u1) dan Ã2=(l2,m2,u2) yaitu maka dilakukan perbandingan berpasangan menghasilkan vektor eigen untuk setiap theories yang dikombinasikan dengan ANP sebagai berikut: menggunakan skala 1-9 yang kolom clusters. Masukan pertama dari konvensional. Perhitungan perbandingan direkomendasikan oleh Saaty. Setelah masing-masing vektor eigen untuk setiap berpasangan pada ANP dilakukan dengan 1. Penjumlahan dua bilangan fuzzy seluruh perbandingan berpasangan kolom cluster dikalikan dengan seluruh menggunakan triangular fuzzy number. Ã1 Ã2=(l1+l2,m1+m2,u1+u2) (5) dilakukan, selanjutkan seperti model AHP elemen pada cluster pertama dari kolom 2. Perkalian dua bilangan fuzzy akan dihitung nilai vektor prioritas sehingga tersebut, masukan kedua dikalikan dengan Fuzzy sets dan fuzzy number à à =(ll,mm,uu) (6) 1 2 12 1 2 1 2 dihasilkan bobot kriteria yang seluruh elemen pada cluster kedua dari Fakta menjelaskan bahwa terkadang terdapat 3. Perkalian bilangan real r dengan bilangan diperbandingkan. kolom tersebut dan seterusnya. Dengan ketidakpastian, ketidakjelasan, ketidaktepatan, fuzzy r à (rl,rm,ru) (7) 1 1 1 1 2. Pembentukan supermatrix awal cara ini, cluster pada setiap kolom dari kekurangan informasi, dan kebenaran parsial 4. Pengurangan dua bilangan fuzzy Ã-à 1 2 Vektor prioritas yang telah didapatkan akan supermatrix bisa dibobotkan sehingga dalam cara berpikir manusia. Oleh karena itu, =(l-l,m-m,u-u) (8) 1 2 1 2 1 2 dinormalisasi sehingga diperoleh vektor dihasilkan weighted supermatrix. untuk menangani pendefinisian keanggotaan 5. Pembagian dua bilangan fuzzy prioritas lokal. Vektor prioritas lokal yang memiliki ketidakjelasan tersebut, muncul à à =(l/u,m/m,u/l) (9) 1 2 1 2 1 2 1 2 kemudian dimasukkan ke kolom yang sesuai konsep himpunan fuzzy. 6. Respirokal bilangan fuzzy Ã-1= 1 pada matriks ketergantungan antar elemen (1/u,1/m,1/l untuk l,m,u,> 0 (10) 1 1 1) 1 1 1 dan dihasilkan prioritas global. Matriks tersebut kemudian disebut supermatrix. Jurnal Jurnal 4 Manajemen Teknologi 5 Manajemen Teknologi Vol.16 | No. 1 | 2017 Vol.16 | No.1 | 2017 Govindaraju dan Sinulingga/ Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemasok di Perusahaan Manufaktur dengan Metode Fuzzy ANP Jurnal Manajemen Teknologi, 16(1), 2017, 1-16 Namun dalam dunia nyata, satu kriteria dengan Tabel 2. kriteria lainnya sering sekali memiliki Skala 1-9 Saaty Untuk AHP (Saaty, 2008) ketergantungan. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan metode ANP yang Nilai Pengertian memperhitungkan ketergantungan setiap Kepentingan kriteria. Metode AHP memandang kriteria 1 Sama Penting Dengan w adalah supermatrix, W adalah vektor secara independent yaitu tidak berkaitan satu 21 3 Suatu elemen relatif lebih penting dibandingkan dengan elemen yang lain yang menunjukkan pengaruh tujuan terhadap sama lain. Dengan memandang masing-masing 5 Suatu elemen lebih penting dibandingkan dengan elemen yang lain kriteria, W adalah vektor yang menunjukkan kriteria tidak berkaitan satu sama lain, maka 32 7 Suatu elemen jelas lebih penting dibandingkan dengan elemen yang lain pengaruh kriteria terhadap alternatif dan I kriteria dapat dianggap berada pada tingkatan 9 Suatu elemen mutlak lebih penting dibandingkan dengan elemen yang lain adalah matriks identitas. atau hirarki yang sama. Kondisi ini membuat 2,4,6,8 Nilai-nilai yang berada diantara dua penilaian yang berdekatan permasalahan dapat distrukturkan berdasarkan tingkatan hirarki dengan tujuan berada pada Jika terdapat ketergantungan antar kriteria, tingkatan teratas dan kriteria berada pada level maka nilai matriks W pada W tidak lagi Fuzzy ANP untuk Pemilihan Pemasok Menurut Zimmermann (1991) himpunan fuzzy 22 kedua dan alternatif pada level selanjutnya. bernilai 0 (nol). Oleh karena itu matriks W akan Fuzzy ANP merupakan suatu metode yang A pada semesta X dinyatakan sebagai berubah menjadi berikut. menggabungkan metode fuzzy dengan ANP. himpunan pasangan berurutan (set of ordered Dengan demikian permasalahan dapat ANP sangat sesuai untuk kondisi dimana pairs) baik diskrit maupun kontinu. Secara dipetakan secara hirarki. Namun untuk sangat banyak ketergantungan terjadi dalam matematis himpunan fuzzy à dalam himpunan permasalahan dimana terdapat dependence, pengambilan keputusan. Proses ANP semesta X dapat dilihat pada persamaan pemetaan hirarki tentu tidak dapat dilakukan membutuhkan data perbandingan berikut. karena pada permasalahan ini terdapat berpasangan. Dalam memperoleh data matriks Ã={(x,μÃ(x)|x Є X (3) interaksi dan dependence antar elemen, sehingga berpasangan tersebut akan dibutuhkan tidak dapat ditentukan level untuk masing- subjektivitas dari masing-masing responden Himpunan fuzzy tersebut dapat berupa masing elemen tersebut. dalam melakukan perbandingan. Triangular Fuzzy Number (TFN) dimana bilangan fuzzy triangular dapat dinotasikan Pengaruh dari setiap elemen yang memiliki Secara umum langkah pengerjaan metode clusters atau elemen dari komponen lainnya Penggunaan ANP konvensional memiliki sebagai berikut: ANP menurut Onut dkk.(2009) adalah sebagai dapat direpresentasikan sebagai vektor beberapa kekurangan, antara lain ANP tidak Ã=(l,m,u) (4) 1 1 1 berikut: prioritas dengan menerapkan perbandingan dapat menangkap kebutuhan pihak pembuat 1. Perbandingan berpasangan dan estimasi bobot berpasangan. keputusan secara eksplisit (Ayag & Ozdemir, Parameter l, m dan u menunjukkan nilai relatif 2012). Pengambilan keputusan seringkali kemungkinan rendah, tengah dan atas dari Pada awalnya akan dilakukan penentuan 3. Pembentukan bobot supermatrix mengandung keambiguan. Penilaian yang suatu kegiatan. Menurut Zadeh (1975) ada seluruh kriteria dan clusters beserta Vektor eigen diperoleh dari matriks dilakukan manusia untuk atribut kualitatif beberapa aturan operasi aritmatika TFN yang hubungan ketergantungannya. Setelah perbandingan berpasangan setiap baris sering bersifat subjektif dan tidak tepat. Oleh umum digunakan jika terdapat 2 (dua) bilangan mendapatkan hubungan ketergantungan, clusters pada kolom clusters yang karena ini pada penelitian ini digunakan fuzzy set TFN yaitu Ã1=(l1,m1,u1) dan Ã2=(l2,m2,u2) yaitu maka dilakukan perbandingan berpasangan menghasilkan vektor eigen untuk setiap theories yang dikombinasikan dengan ANP sebagai berikut: menggunakan skala 1-9 yang kolom clusters. Masukan pertama dari konvensional. Perhitungan perbandingan direkomendasikan oleh Saaty. Setelah masing-masing vektor eigen untuk setiap berpasangan pada ANP dilakukan dengan 1. Penjumlahan dua bilangan fuzzy seluruh perbandingan berpasangan kolom cluster dikalikan dengan seluruh menggunakan triangular fuzzy number. Ã1 Ã2=(l1+l2,m1+m2,u1+u2) (5) dilakukan, selanjutkan seperti model AHP elemen pada cluster pertama dari kolom 2. Perkalian dua bilangan fuzzy akan dihitung nilai vektor prioritas sehingga tersebut, masukan kedua dikalikan dengan Fuzzy sets dan fuzzy number à à =(ll,mm,uu) (6) 1 2 12 1 2 1 2 dihasilkan bobot kriteria yang seluruh elemen pada cluster kedua dari Fakta menjelaskan bahwa terkadang terdapat 3. Perkalian bilangan real r dengan bilangan diperbandingkan. kolom tersebut dan seterusnya. Dengan ketidakpastian, ketidakjelasan, ketidaktepatan, fuzzy r à (rl,rm,ru) (7) 1 1 1 1 2. Pembentukan supermatrix awal cara ini, cluster pada setiap kolom dari kekurangan informasi, dan kebenaran parsial 4. Pengurangan dua bilangan fuzzy Ã-à 1 2 Vektor prioritas yang telah didapatkan akan supermatrix bisa dibobotkan sehingga dalam cara berpikir manusia. Oleh karena itu, =(l-l,m-m,u-u) (8) 1 2 1 2 1 2 dinormalisasi sehingga diperoleh vektor dihasilkan weighted supermatrix. untuk menangani pendefinisian keanggotaan 5. Pembagian dua bilangan fuzzy prioritas lokal. Vektor prioritas lokal yang memiliki ketidakjelasan tersebut, muncul à à =(l/u,m/m,u/l) (9) 1 2 1 2 1 2 1 2 kemudian dimasukkan ke kolom yang sesuai konsep himpunan fuzzy. 6. Respirokal bilangan fuzzy Ã-1= 1 pada matriks ketergantungan antar elemen (1/u,1/m,1/l untuk l,m,u,> 0 (10) 1 1 1) 1 1 1 dan dihasilkan prioritas global. Matriks tersebut kemudian disebut supermatrix. Jurnal Jurnal 4 Manajemen Teknologi 5 Manajemen Teknologi Vol.16 | No. 1 | 2017 Vol.16 | No.1 | 2017 Govindaraju dan Sinulingga/ Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemasok di Perusahaan Manufaktur dengan Metode Fuzzy ANP Jurnal Manajemen Teknologi, 16(1), 2017, 1-16 Proses Fuzzy Analytical Network Process Model Usulan Tabel 3. Langkah-langkah metode fuzzy ANP (Vinodh Model usulan untuk proses pemilihan Nilai TFN (Kannan dkk., 2013) dkk., 2011) adalah sebagai berikut: pemasok adalah sebagai berikut: Skala AHP Skala TFN Keterangan 1. Menghitung bobot kriteria tanpa ketergantungan 1 1,1,1 Equal strong (W ). Tahap 1: Pembentukan Kriteria dan Subkriteria 21 2 1,2,3 Intermediate Langkah untuk mendapatkan bobot Pembentukan kriteria dimulai dari identifikasi 3 2,3,4 Moderately strong kriteria tanpa ketergantungan adalah kriteria awal yang berasal dari Zouggari dan · Perhitungan bobot dalam bentuk fuzzy 4 3,4,5 intermediate sebagai berikut: Benyoucef (2012) dan Rezaei dan Ortt (2013). Bobot dalam bentuk fuzzy dapat 5 4,5,6 Strong ·Mengubah matriks perbandingan Kriteria-kriteria awal tersebut kemudian diperoleh dengan menggunakan 6 5,6,7 intermediate berpasangan AHP menjadi matriks diproses lebih lanjut dengan menggunakan perbandingan berpasangan fuzzy. persamaan berikut. metode cut off point sehingga menghasilkan 7 6,7,8 Very strong 8 7,8,9 intermediate Pada tahap ini setiap skala AHP 1-9 pada kriteria yang relevan dan penting untuk 9 9,9,9 Extremely strong Tabel 2 yang pada awalnya digunakan digunakan dalam proses pemilihan pemasok di Divisi HDK. Kriteria-kriteria tersebut untuk melakukan perbandingan kemudian dibagi menjadi kriteria utama dan Tabel 4. berpasangan akan ditransformasikan ke subkritera. Skala Penilaian (Dagdeviren dan Yuksel, 2010) dalam bentuk fuzzy. ( al am au al am au ( · Melakukan defuzifikasi untuk Tahap 2: Penentuan Ketergantungan Antar Kriteria Skala Nilai 11, 11, 11 . . . 1n, 1n, 1n mendapatkan bobot nonfuzzy Selanjutnya akan dilakukan proses determining al am au al am au Sangat Baik (SB) 1 21, 21, 21 . . . 2n, 2n, 2n Proses defuzzifikasi dilakukan dengan interdependency untuk mengetahui kriteria- . Baik (B) 0.75 menggunakan persamaan berikut. kriteria yang memiliki ketergantungan satu . Cukup (C) 0.5 sama lain. . Tidak Baik (TB) 0.25 al am au al am au Tahap 3: Menghitung bobot kriteria tanpa dependency Sangat Tidak Baik (STB) 0 m1, m1, m1 . . . mn, mn, mn Perhitungan bobot dilakukan dengan (11) Dengan nilai reciprocal adalah 1/a 2. Menghitung bobot kriteria yang memiliki melakukan perbandingan berpasangan setiap mn. ketergantungan ( W ) kriteria. Pada perbandingan berpasangan ini Metodologi Penelitian 22 ·Membuat matriks perbandingan Proses perhitungan bobot kriteria yang digunakan skala TFN Kannan, Khodaverdi, berpasangan fuzzy gabungan. memiliki ketergantungan sama dengan Olfat, Jafarian, dan Diabat (2013) seperti pada Studi kasus yang digunakan untuk Jika terdapat lebih dari satu pengambil proses perhitungan yang tidak memiliki Tabel 3. mengaplikasikan model usulan pemilihan keputusan maka matriks perbandingan ketergantungan (langkah 1). Perbedaan pemasok adalah pada PTP, khususnya Divisi Tahap 4: Menghitung bobot kriteria dengan berpasangan fuzzy yang dihasilkan akan hanya terletak pada kriteria yang HDK. Sebanyak 90% dari bahan baku utama dependency lebih dari satu juga. Oleh karena itu perlu diperbandingkan. Pada tahap ini kriteria yang dijual oleh Divisi HDK diperoleh melalui Perhitungan hanya dilakukan untuk kriteria dilakukan rata-rata geometrik untuk yang diperbandingkan hanya kriteria yang kegiatan trading dengan pemasok-pemasok yang memiliki ketergantungan sesuai dengan menghasilkan matriks perbandingan memiliki ketergantungan. Keseluruhan yang berasal dari luar negeri sehingga dapat hasil pada tahap 2. berpasangan fuzzy gabungan dengan bobot kriteria yang memiliki dikatakan bahwa kegiatan pengadaan persamaan sebagai berikut. ketergantungan akan dimasukkan merupakan kegiatan utama dan krusial pada Tahap 5: Menghitung bobot gabungan kedalam matriks besar yaitu supermatriks. divisi ini. Kegiatan pengadaan yang dilakukan Bobot gabungan hasilkan melalui hasil ĜT=Σk l Σk m Σk u (12) 3. Menghitung bobot keseluruhan oleh Divisi HDK dimulai dengan adanya i=1 1, i=1 1, i=1 1 perkalian matriks antara bobot kriteria tanpa Bobot keseluruhan dapat dihasilkan permintaan akan bahan baku utama dependency dan bobot kriteria dengan dependency. ·Melakukan normalisasi terhadap matriks dengan persamaan sebagai berikut: dilanjutkan dengan proses pencarian pemasok dan kemudian proses pemilihan pemasok. perbandingan berpasangan fuzzy Tahap 6: Melakukan penilaian terhadap pemasok Pada penelitian ini, setiap data atau penilaian gabungan. Pemasok dinilai berdasarkan penilaian yang dilakukan diperoleh dari tim pengadaan Normalisasi dapat dilakukan dengan terhadap kriteria-kriteria. Kriteria dinilai Divisi HDK yang terdiri dari 4 (empat) orang menggunakan persamaan sebagai dengan menggunakan 5 (lima) skala yang yaitu 1 (satu) kepala biro pengadaan dan 3 berikut. diajukan oleh Yuksel dan Dagdeviren (2010) (tiga) anggota biro pengadaan. Tahapan yang pada penelitiannya. Lima skala tersebut adalah digunakan untuk proses pemilihan pemasok “sangat baik”, “baik”, “sedang”, “tidak baik” pada studi kasus ini akan mengikuti dan “sangat tidak baik” seperti pada Tabel 4. metodologi usulan yang dapat dilihat pada Gambar 1. Jurnal Jurnal 6 Manajemen Teknologi 7 Manajemen Teknologi Vol.16 | No. 1 | 2017 Vol.16 | No.1 | 2017 Govindaraju dan Sinulingga/ Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemasok di Perusahaan Manufaktur dengan Metode Fuzzy ANP Jurnal Manajemen Teknologi, 16(1), 2017, 1-16 Proses Fuzzy Analytical Network Process Model Usulan Tabel 3. Langkah-langkah metode fuzzy ANP (Vinodh Model usulan untuk proses pemilihan Nilai TFN (Kannan dkk., 2013) dkk., 2011) adalah sebagai berikut: pemasok adalah sebagai berikut: Skala AHP Skala TFN Keterangan 1. Menghitung bobot kriteria tanpa ketergantungan 1 1,1,1 Equal strong (W ). Tahap 1: Pembentukan Kriteria dan Subkriteria 21 2 1,2,3 Intermediate Langkah untuk mendapatkan bobot Pembentukan kriteria dimulai dari identifikasi 3 2,3,4 Moderately strong kriteria tanpa ketergantungan adalah kriteria awal yang berasal dari Zouggari dan · Perhitungan bobot dalam bentuk fuzzy 4 3,4,5 intermediate sebagai berikut: Benyoucef (2012) dan Rezaei dan Ortt (2013). Bobot dalam bentuk fuzzy dapat 5 4,5,6 Strong ·Mengubah matriks perbandingan Kriteria-kriteria awal tersebut kemudian diperoleh dengan menggunakan 6 5,6,7 intermediate berpasangan AHP menjadi matriks diproses lebih lanjut dengan menggunakan perbandingan berpasangan fuzzy. persamaan berikut. metode cut off point sehingga menghasilkan 7 6,7,8 Very strong 8 7,8,9 intermediate Pada tahap ini setiap skala AHP 1-9 pada kriteria yang relevan dan penting untuk 9 9,9,9 Extremely strong Tabel 2 yang pada awalnya digunakan digunakan dalam proses pemilihan pemasok di Divisi HDK. Kriteria-kriteria tersebut untuk melakukan perbandingan kemudian dibagi menjadi kriteria utama dan Tabel 4. berpasangan akan ditransformasikan ke subkritera. Skala Penilaian (Dagdeviren dan Yuksel, 2010) dalam bentuk fuzzy. ( al am au al am au ( · Melakukan defuzifikasi untuk Tahap 2: Penentuan Ketergantungan Antar Kriteria Skala Nilai 11, 11, 11 . . . 1n, 1n, 1n mendapatkan bobot nonfuzzy Selanjutnya akan dilakukan proses determining al am au al am au Sangat Baik (SB) 1 21, 21, 21 . . . 2n, 2n, 2n Proses defuzzifikasi dilakukan dengan interdependency untuk mengetahui kriteria- . Baik (B) 0.75 menggunakan persamaan berikut. kriteria yang memiliki ketergantungan satu . Cukup (C) 0.5 sama lain. . Tidak Baik (TB) 0.25 al am au al am au Tahap 3: Menghitung bobot kriteria tanpa dependency Sangat Tidak Baik (STB) 0 m1, m1, m1 . . . mn, mn, mn Perhitungan bobot dilakukan dengan (11) Dengan nilai reciprocal adalah 1/a 2. Menghitung bobot kriteria yang memiliki melakukan perbandingan berpasangan setiap mn. ketergantungan ( W ) kriteria. Pada perbandingan berpasangan ini Metodologi Penelitian 22 ·Membuat matriks perbandingan Proses perhitungan bobot kriteria yang digunakan skala TFN Kannan, Khodaverdi, berpasangan fuzzy gabungan. memiliki ketergantungan sama dengan Olfat, Jafarian, dan Diabat (2013) seperti pada Studi kasus yang digunakan untuk Jika terdapat lebih dari satu pengambil proses perhitungan yang tidak memiliki Tabel 3. mengaplikasikan model usulan pemilihan keputusan maka matriks perbandingan ketergantungan (langkah 1). Perbedaan pemasok adalah pada PTP, khususnya Divisi Tahap 4: Menghitung bobot kriteria dengan berpasangan fuzzy yang dihasilkan akan hanya terletak pada kriteria yang HDK. Sebanyak 90% dari bahan baku utama dependency lebih dari satu juga. Oleh karena itu perlu diperbandingkan. Pada tahap ini kriteria yang dijual oleh Divisi HDK diperoleh melalui Perhitungan hanya dilakukan untuk kriteria dilakukan rata-rata geometrik untuk yang diperbandingkan hanya kriteria yang kegiatan trading dengan pemasok-pemasok yang memiliki ketergantungan sesuai dengan menghasilkan matriks perbandingan memiliki ketergantungan. Keseluruhan yang berasal dari luar negeri sehingga dapat hasil pada tahap 2. berpasangan fuzzy gabungan dengan bobot kriteria yang memiliki dikatakan bahwa kegiatan pengadaan persamaan sebagai berikut. ketergantungan akan dimasukkan merupakan kegiatan utama dan krusial pada Tahap 5: Menghitung bobot gabungan kedalam matriks besar yaitu supermatriks. divisi ini. Kegiatan pengadaan yang dilakukan Bobot gabungan hasilkan melalui hasil ĜT=Σk l Σk m Σk u (12) 3. Menghitung bobot keseluruhan oleh Divisi HDK dimulai dengan adanya i=1 1, i=1 1, i=1 1 perkalian matriks antara bobot kriteria tanpa Bobot keseluruhan dapat dihasilkan permintaan akan bahan baku utama dependency dan bobot kriteria dengan dependency. ·Melakukan normalisasi terhadap matriks dengan persamaan sebagai berikut: dilanjutkan dengan proses pencarian pemasok dan kemudian proses pemilihan pemasok. perbandingan berpasangan fuzzy Tahap 6: Melakukan penilaian terhadap pemasok Pada penelitian ini, setiap data atau penilaian gabungan. Pemasok dinilai berdasarkan penilaian yang dilakukan diperoleh dari tim pengadaan Normalisasi dapat dilakukan dengan terhadap kriteria-kriteria. Kriteria dinilai Divisi HDK yang terdiri dari 4 (empat) orang menggunakan persamaan sebagai dengan menggunakan 5 (lima) skala yang yaitu 1 (satu) kepala biro pengadaan dan 3 berikut. diajukan oleh Yuksel dan Dagdeviren (2010) (tiga) anggota biro pengadaan. Tahapan yang pada penelitiannya. Lima skala tersebut adalah digunakan untuk proses pemilihan pemasok “sangat baik”, “baik”, “sedang”, “tidak baik” pada studi kasus ini akan mengikuti dan “sangat tidak baik” seperti pada Tabel 4. metodologi usulan yang dapat dilihat pada Gambar 1. Jurnal Jurnal 6 Manajemen Teknologi 7 Manajemen Teknologi Vol.16 | No. 1 | 2017 Vol.16 | No.1 | 2017 Govindaraju dan Sinulingga/ Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemasok di Perusahaan Manufaktur dengan Metode Fuzzy ANP Jurnal Manajemen Teknologi, 16(1), 2017, 1-16 Kriteria-kriteria di atas kemudian divalidasi Kriteria-kriteria yang telah dihasilkan tersebut Penentuan Identifikasi kriteria kepada tim pengadaan untuk mendapatkan kemudian akan dibagi kedalam kriteria dan ketergantungan awal antar kriteria kriteria yang relevan pada Divisi HDK. Kriteria subkriteria seperti pada Tabel 8. hasil validasi dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 8. Tabel 6. Kriteria dan Subkriteria Perhitungan Perhitungan Proses cut off Kriteria Hasil Validasi Bobot Tanpa Bobot dengan point Dependency Dependency No Kriteria Subkriteria No Kriteria 1 Respon Klaim (RK) 1 Harga 2 Ketepatan Mutu (KM) 2 Waktu Pengiriman Kinerja Masa Pembentukan 3 Ketepatan Waktu (KW) lalu (KML) Kriteria Utama 3 Kualitas Barang Perhitungan Ketepatan Kuantitas dan Subkriteria Bobot Gabungan 4 Ketepatan Mutu 4 (KK) 5 Ketepatan Waktu 5 After Sales Support (ASS) 6 Ketepatan Kuantitas Pelayanan (P) Metode Pembayaran 6 (MP) 7 Metode Pengiriman Penilaian 7 Kualitas Barang (KB) Pemasok 8 Respon Klaim Kualitas (K) Gambar 1. Metodologi Pemilihan Pemasok 8 Kualitas SDM (KSDM) 9 Kualitas SDM Metode Pengiriman 9 Tahap 1: Pembentukan Kriteria dan Subkriteria. 10 After Sales Support Delivery (D) (DM) Kriteria awal yang dikembangkan sebanyak 34 11 Metode Pembayaran 10 Waktu Pengiriman (WP) kriteria yang diperoleh dari penelitian terkait 12 Reputasi Pemasok 11 Harga (H) dengan pemilihan pemasok yaitu Zouggari dan Reputasi 13 Letak Geografis Benyoucef (2012) dan Rezaei dan Ortt (2013) 12 Pemasok 14 Sistem Komunikasi yaitu seperti Tabel 5 kriteria awal berikut. (RP) 15 Pengemasan 16 Perwakilan Perusahaan Tahap 2: Penentuan Ketergantungan Antar Kriteria. Tabel 5. Ketergantungan antar kriteria diperoleh 17 Situasi Politik Kriteria Awal dengan memberikan kuesioner determining Setelah mendapatkan kriteria yang relevan interdependency dimana suatu kriteria dianggap No Kriteria No Kriteria maka dilakukan proses cut off kriteria sehingga memiliki ketergantungan satu sama lain apabila 1 Price/Cost 18 Repair Service dihasilkan krtieria yang tidak hanya relevan nilai dari kuesioner tersebut lebih besar atau 2 Delivery 19 After Sales Support namun juga penting untuk digunakan. Hasil sama dengan setengah dari jumlah responden. 3 Quality 20 Packaging Ability kriteria cut-off point dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil ketergantungan antar kriteria dapat 4 Reserve Capacity 21 Reliability of Product dilihat pada Gambar 2 jaringan antar kriteria 5 Industry Knowledge 22 Operational Controls Tabel 7. berikut 6 Production 23 Training Aids Kriteria Hasil cut-off point 7 Geographic Location 24 Labor Relations Record No Kriteria 8 Design Capability 25 Ease of Maintenance Design 1 Harga 9 Technical Capability 26 Communication System 2 Waktu Pengiriman 10 Technology Monitoring 27 Desire to Business 3 Kualitas Barang 11 Management and Organization 28 Human Resource Management 4 Ketepatan Mutu 12 Reputation&position in industry 29 Amount of Past Business 13 Financial Position 30 Warranties and Claims 5 Ketepatan Waktu 14 Performance Awards 31 Customer Linking 6 Ketepatan Kuantitas 15 Performance History 32 Health and Safety 7 Metode Pengiriman 16 Cost Control 33 Innovation 8 Respon Klaim 17 Technology Development 34 Political & Economical Stability 9 Kualitas SDM 10 After Sales Support Gambar 2. Jaringan Antar Kriteria 11 Metode Pembayaran 12 Reputasi Pemasok Jurnal Jurnal 8 Manajemen Teknologi 9 Manajemen Teknologi Vol.16 | No. 1 | 2017 Vol.16 | No.1 | 2017 Govindaraju dan Sinulingga/ Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemasok di Perusahaan Manufaktur dengan Metode Fuzzy ANP Jurnal Manajemen Teknologi, 16(1), 2017, 1-16 Kriteria-kriteria di atas kemudian divalidasi Kriteria-kriteria yang telah dihasilkan tersebut Penentuan Identifikasi kriteria kepada tim pengadaan untuk mendapatkan kemudian akan dibagi kedalam kriteria dan ketergantungan awal antar kriteria kriteria yang relevan pada Divisi HDK. Kriteria subkriteria seperti pada Tabel 8. hasil validasi dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 8. Tabel 6. Kriteria dan Subkriteria Perhitungan Perhitungan Proses cut off Kriteria Hasil Validasi Bobot Tanpa Bobot dengan point Dependency Dependency No Kriteria Subkriteria No Kriteria 1 Respon Klaim (RK) 1 Harga 2 Ketepatan Mutu (KM) 2 Waktu Pengiriman Kinerja Masa Pembentukan 3 Ketepatan Waktu (KW) lalu (KML) Kriteria Utama 3 Kualitas Barang Perhitungan Ketepatan Kuantitas dan Subkriteria Bobot Gabungan 4 Ketepatan Mutu 4 (KK) 5 Ketepatan Waktu 5 After Sales Support (ASS) 6 Ketepatan Kuantitas Pelayanan (P) Metode Pembayaran 6 (MP) 7 Metode Pengiriman Penilaian 7 Kualitas Barang (KB) Pemasok 8 Respon Klaim Kualitas (K) Gambar 1. Metodologi Pemilihan Pemasok 8 Kualitas SDM (KSDM) 9 Kualitas SDM Metode Pengiriman 9 Tahap 1: Pembentukan Kriteria dan Subkriteria. 10 After Sales Support Delivery (D) (DM) Kriteria awal yang dikembangkan sebanyak 34 11 Metode Pembayaran 10 Waktu Pengiriman (WP) kriteria yang diperoleh dari penelitian terkait 12 Reputasi Pemasok 11 Harga (H) dengan pemilihan pemasok yaitu Zouggari dan Reputasi 13 Letak Geografis Benyoucef (2012) dan Rezaei dan Ortt (2013) 12 Pemasok 14 Sistem Komunikasi yaitu seperti Tabel 5 kriteria awal berikut. (RP) 15 Pengemasan 16 Perwakilan Perusahaan Tahap 2: Penentuan Ketergantungan Antar Kriteria. Tabel 5. Ketergantungan antar kriteria diperoleh 17 Situasi Politik Kriteria Awal dengan memberikan kuesioner determining Setelah mendapatkan kriteria yang relevan interdependency dimana suatu kriteria dianggap No Kriteria No Kriteria maka dilakukan proses cut off kriteria sehingga memiliki ketergantungan satu sama lain apabila 1 Price/Cost 18 Repair Service dihasilkan krtieria yang tidak hanya relevan nilai dari kuesioner tersebut lebih besar atau 2 Delivery 19 After Sales Support namun juga penting untuk digunakan. Hasil sama dengan setengah dari jumlah responden. 3 Quality 20 Packaging Ability kriteria cut-off point dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil ketergantungan antar kriteria dapat 4 Reserve Capacity 21 Reliability of Product dilihat pada Gambar 2 jaringan antar kriteria 5 Industry Knowledge 22 Operational Controls Tabel 7. berikut 6 Production 23 Training Aids Kriteria Hasil cut-off point 7 Geographic Location 24 Labor Relations Record No Kriteria 8 Design Capability 25 Ease of Maintenance Design 1 Harga 9 Technical Capability 26 Communication System 2 Waktu Pengiriman 10 Technology Monitoring 27 Desire to Business 3 Kualitas Barang 11 Management and Organization 28 Human Resource Management 4 Ketepatan Mutu 12 Reputation&position in industry 29 Amount of Past Business 13 Financial Position 30 Warranties and Claims 5 Ketepatan Waktu 14 Performance Awards 31 Customer Linking 6 Ketepatan Kuantitas 15 Performance History 32 Health and Safety 7 Metode Pengiriman 16 Cost Control 33 Innovation 8 Respon Klaim 17 Technology Development 34 Political & Economical Stability 9 Kualitas SDM 10 After Sales Support Gambar 2. Jaringan Antar Kriteria 11 Metode Pembayaran 12 Reputasi Pemasok Jurnal Jurnal 8 Manajemen Teknologi 9 Manajemen Teknologi Vol.16 | No. 1 | 2017 Vol.16 | No.1 | 2017 Govindaraju dan Sinulingga/ Pengambilan Keputusan Pemilihan Pemasok di Perusahaan Manufaktur dengan Metode Fuzzy ANP Jurnal Manajemen Teknologi, 16(1), 2017, 1-16 Tahap 3: Menghitung bobot kriteria tanpa dependency Tahap 4: Menghitung bobot kriteria dengan Tabel 11. Bobot kriteria tanpa dependency dilakukan dependency Bobot Kriteria dengan Dependency dengan mengalikan bobot kriteria utama dan Kriteria-kriteria yang memiliki ketergantungan subkriteria. Bobot kriteria utama dihasilkan satu sama lain akan diperbandingkan Bobot dengan dependency dengan melakukan perbandingan berpasangan menghasilkan supermatriks bobot kriteria KML P K D Kriteria/ pada setiap kriteria utama, sedangkan bobot dengan dependency seperti Tabel 11. K H RP Subkritria RK KM KW ASS MP KB KSM DM WP K subkriteria dihasilkan dengan melakukan RK 0.040 perbandingan berpasangan setiap subkriteria Tahap 5 : Menghitung bobot gabungan KM 0.198 yang berada pada satu kriteria utama. Contoh Perhitungan bobot gabungan dilakukan KML KW 0.352 0.193 perbandingan berpasangan kriteria utama dari dengan menggunakan persamaan (16). Hasil KK 0.168 seluruh responden dapat dilihat pada Tabel 9 perhitungan bobot gabungan seperti pada ASS 0.497 0.434 P sedangkan hasil bobot kriteria tanpa dependency Tabel 12. MP dapat dilihat pada Tabel 10. KB 0.609 0.239 K KSM 0.384 0.491 0.131 1 1 0.315 0.154 0.498 0.089 DM 0.157 0.375 0.379 0.128 D Tabel 9. WP 0.494 0.446 0.073 Perbandingan Berpasangan Kriteria Utama H 0.406 0.400 0.124 RP 0.119 0.279 0.566 0.263 Kriteria KML P K D H RP Utama Tabel 12. KML (1, 1, 1) (2.8, 3.87, (0.34, 0.43, (1, 1.57, (0.24, 0.32, (2.38, 3.41, Bobot Gabungan 4.9) 0.59) 2.21) 0.5) 4.4) P (0.2, 0.26, (1, 1, 1) (0.13, 0.15, (0.18, 0.23, (0.14, 0.16, (0.31, 0.45, 0.35) 0.18) 0.3) 0.2) 0.8) Kriteria Utama Subkriteria Bobot Gabungan K (1.68, 2.34, (5.6, 6.65, (1, 1, 1) (1.68, 2.34, (0.9, 1.11, (4.43, 5.44, 2.91) 7.67) 2.91) 1.41) 6.4) Respon Klaim 0.002 D (0.45, 0.64, (3.4, 4.4, (0.34, 0.43, (1, 1, 1) (0.84, 1.19, (2, 2.66, Ketepatan Mutu 0.012 1) 5.42) 0.59) 1.57) 3.2) Kinerja Masa lalu H (2, 3.08, (5.1, 6.12, (0.71, 0.9, (0.64, 0.84, (1, 1, 1) (5.09, 6.12, Ketepatan Waktu 0.034 4.12) 7.14) 1.11) 1.19) 7.1) Ketepatan Kuantitas 0.010 RP (0.23, 0.29, (1.2, 2.21, (0.16, 0.18, (0.31, 0.38, (0.14, 0.16, (1, 1, 1) After Sales Support 0.031 0.42) 3.22) 0.23) 0.5) 0.2) Pelayanan Metode Pembayaran 0.029 Tabel 10. Kualitas Barang 0.181 Perbandingan Berpasangan Kriteria Utama Kualitas Kualitas SDM 0.248 Metode Pengiriman 0.107 Delivery Bobot Kriteria Bobot Bobot Kriteria Utama Subkriteria Waktu Pengiriman 0.042 Utama Subkriteria Global Harga 0.130 Respon Klaim 0.075 0.012 Reputasi Pemasok 0.174 Ketepatan Mutu 0.390 0.063 Kinerja Masa lalu 0.162 Total 1.000 Ketepatan Waktu 0.239 0.039 Ketepatan Kuantitas 0.295 0.048 Tahap 6: Proses Penilaian Pemasok 2. Menentukan nilai pemasok. After Sales Support 0.230 0.009 Berikut adalah langkah-langkah penilaian Nilai pemasok diperoleh melalui perkalian Pelayanan 0.038 Metode Pembayaran 0.770 0.029 pemasok untuk menghasilkan rekomendasi antara nilai bobot dengan nilai rating untuk Kualitas Barang 0.806 0.242 pemasok terpilih: masing-masing kriteria/subkriteria. Nilai Kualitas 0.300 Kualitas SDM 0.194 0.058 1. Menetapkan rating pada pemasok untuk masing- pemasok dapat diperoleh dengan Metode Pengiriman 0.250 0.042 masing kriteria menggunakan persamaan berikut. Delivery 0.168 Pada tahap ini setiap pemasok dinilai dengan Waktu Pengiriman 0.750 0.126 menetapkan rating “sangat baik”, “baik”, np = w x r (19) Harga 0.274 0.274 ijn j ijn “sedang”, “tidak baik” atau “sangat tidak Reputasi Pemasok 0.059 0.059 b a i k ” p a d a m a s i n g - m a s i n g kriteria/subkriteria sesuai dengan kondisi pemasok. Jurnal Jurnal 10 Manajemen Teknologi 11 Manajemen Teknologi Vol.16 | No. 1 | 2017 Vol.16 | No.1 | 2017

Description:
Perusahaan Mesin Cuci Pemilihan pemasok. Fuzzy AHP. Vinodh dkk. (2011) .. improvement, extent of fitness, quality, service, serta risk. Dapat dilihat
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.