AHMAD PENGAJIAN TASAWUF SIRR DI KALIMANTAN SELATAN IAIN ANTASARI PRESS 2014 i Pengajian Tasawuf Sirr Di Kalimantan Selatan PENGAJIAN TASAWUF SIRR DI KALIMANTAN SELATAN Penulis Ahmad Cetakan I, Desember 2014 Desain Cover LuthfiAnshari Tata Letak Sahriansyah Penerbit IAIN ANTASARI PRESS JL. A. Yani KM. 4,5 Banjarmasin 70235 Telp.0511-3256980 E-mail: [email protected] Percetakan: Aswaja Pressindo Jl. Plosokuning V No. 73 Minomartani, Ngaglik Sleman Yogyakarta Telp. 0274-4462377 E-mail: [email protected] vi+293 halaman ISBN: 978-979-3377-91-9 ii KATA PENGANTAR Segala puja, puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan hidayah dan taufik serta inayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah tesis yang berjudul “PENGAJIAN TASAWUF SIRR DI KALIMANTAN SELATAN” Penulis tak lupa pula menghaturkan salawat dan salam kepada seorang nabi dan utusan yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad saw. dan kepada keluarganya, serta kepada para sahabat semuanya. Penulisan tesis ini merupakan tugas akhir dalam studi pada Program Pascasarjana (S2) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin Program Studi Filsafat Islam dengan Konsentrasi Ilmu Tasawuf. Penulis telah berusaha maksimal dan juga menyadari sepenuhnya keterbatasan kemampuan dalam menyelesaikan tulisan ini, untuk itu banyak pihak yang memberikan bantuan, baik berupa bimbingan, saran-saran dan motivasi yang sangat menunjang dalam menyelesaian penulisan tesis ini. Sehubungan dengan itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: iii Pengajian Tasawuf Sirr Di Kalimantan Selatan 1. Bapak Prof. Dr. H. Asmaran AS., MA., selaku Direktur Pascasarjana (S2) IAIN Antasari Banjarmasin, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun sebuah tesis dengan judul tersebut di atas. 2. Bapak Prof. Dr. H. Asmaran As., M.A dan Dr. Mujiburrahman, S.Ag., M.A., dua orang Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan sumbangsih pemikiran, saran serta koreksi yang sangat berharga demi terselesaikannya tesis ini. 3. Seluruh Dosen Pengajar yang telah mendidik dan mengajar, serta menyumbangkan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan pada Program Pascasarjana IAIN Antasari Banjarmasin. 4. Segenap Civitas Akademika dan Karyawan IAIN Antasari Banjarmasin yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas sepanjang masa studi dan penyelesaian tesis ini. 5. Kepala Perpustakaan UPT IAIN Antasari dan Staf, Kepala Perpustakaan PPs IAIN Antasari dan Staf, Kepala Perpustakaan dan Badan Arsip Daerah dan Staf, Perpustakaan An-Nizhamiyah Banjarmasin (Drs. H. Ahmad Zamani Joemberi, M.Ag.,) yang telah memberi layanan dalam rangka penelaahan bahan pustaka. 6. Para guru dan murid tasawuf sirr yang berada di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah yang telah bersedia memberikan informasi dan juga pelajaran kepada penulis tentang berbagai hal, terutama tentang materi pelajaran ajaran tasawuf sirr. 7. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang turut serta memberikan bantuan dan saran-saran. 8. Ibu dan Ayah tercinta (Nurjidah dan Darsunie alm) yang senantiasa mengiringi penulis dengan do’a dan nasehat. 9. Isteri penulis (Isnaniah Ulfah) serta empat putra/putri tersayang (Widad Nurkhadijah, Afifah Nurhasanah, Azkiya Rahmah, dan Muhammad Khalid Anshari) yang selalu sabar iv Kata Pengantar mendampingi penulis dan memberikan motivasi yang sangat bermanfaat dan bantuan yang sangat berharga selama penulis mengikuti studi sampai dengan penyelesaian tesis ini. Akhirnya, penulis berdo’a semoga amal baik dan segala bantuan yang telah diberikan tersebut, akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda di sisi Allah Swt. Amin. Banjarmasin, Oktober 2014 Penulis Ahmad v Pengajian Tasawuf Sirr Di Kalimantan Selatan vi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................ iii DAFTAR ISI............................................................................... vii BAB I: PENDAHULUAN..................................................................... 1 A.Latar Belakang....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................ 8 C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian..................................... 8 D.Definisi Operasional............................................................. 9 E. Metode Penelitian.................................................................. 10 F. Sistematika Penulisan............................................................ 12 BAB II: KALIMANTAN SELATAN, TASAWUF DAN MOTIVASI BERAGAMA.............................................................................. 15 A.Kalimantan Selatan............................................................... 15 B. Sejarah Masuk dan Perkembangan.................................... 17 C.Tasawuf................................................................................... 30 D.Motivasi Beragama ............................................................... 44 vii Pengajian Tasawuf Sirr Di Kalimantan Selatan BAB III: MASYARAKAT KALIMANTAN SELATAN A.Pengajian Tasawuf Sirr......................................................... 57 B. Pelaksanaan Pengajian Tasawuf Sirr.................................. 62 C.Materi Pengajian Tasawuf Sirr ............................................ 74 BAB IV: MOTIVASI JAMAAH PENGAJIAN DAN PENGARUHNYA A.Motivasi Jamaah Mengikuti Pengajian Sirr....................... 169 B. Pemahaman dan Aktivitas Beragama Jamaah.................. 184 BAB IV: PENUTUP A.Simpulan ................................................................................ 191 B. Saran-Saran............................................................................ 192 DAFTAR PUSTAKA................................................................. 193 viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beragama adalah suatu kecenderungan manusia didorong oleh sifatnya yang mempercayai adanya suatu kekuatan atau kekuatan-kekuatan yang menguasai alam dan kekuatan manusia. Disamping itu beragama adalah sifat (naluri) manusia tertua, keyakinan akan adanya banyak Tuhan telah tumbuh pada manusia-manusia purbakala, karena mereka yakin bahwa setiap menifestasi dari pada alam adalah ciptaan dari Tuhan yang mampu memberikan manfaat dan mudharat.1 Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai dua unsur yaitu, jasmani dan rohani.2 Keduanya tidak lepas dari kebutuhan hidup, jasmani berasal dari tanah dan kebutuhannya juga berasal dari tanah, semantara roh manusia berasal dari Allah maka kebutuhannya juga harus berasal dari Allah yakni agama3. 1Mahmud Yunus, Al-Adyaan, alihbahasaAliuddin Mahyuddin, Ilmu Perbandingan Agama, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1983), h.3 2 Abdul Muhaya, Peranan Tasawuf dalam Menanggulangi Krisis Spritual, dalam Buku, Tasawuf dan Krisis, Pengantar M. Amin Syukur dan Abdul Muhayya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), cet. ke-1, h.19. 3 Agama, dikenal pula dengan kata din dan kata religi. Istilah agama berasal dari bahasa Sanskarta, satu pendapat mengatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata, a = tidak dan gam = pergi, jadi agama berarti tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi terun-temurun. Agama memang mempunyai sifat yang demikian. Adalagi pendapat yang mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci. Dan agama-agama memang mempunyai kitab-kitab suci. Selanjutnya dikatakan lagi bahwa gam berarti tuntunan. Memamg agama mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi penganutnya, Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: 1 Pengajian Tasawuf Sirr Di Kalimantan Selatan Bahkan kebutuhan lahir tidak dapat terpuaskan tanpa melibat- kan agama. Esensi agama khususnya Islam adalah moral, yaitu moral antara seorang hamba dengan Tuhannya, antara seorang dengan dirinya sendiri, antara dia dengan orang lain termasuk anggota masyarakat dan lingkungannya. Moral yang terjalin dalam hubungan antara hamba dengan Tuhan menegasikan berbagai moral yang buruk, seperti, tamak, rakus, gila harta, menindas, mengabdikan diri kepada selain khaliq, membiarkan orang yang lemah dan berkhianat. Moral seorang dengan dirinya melahirkan tindakan positif bagi diri, seperti menjaga kesehatan jiwa dan raga, menjaga fitrah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan ruh dan jasmani. Dengan demikian, krisis spritual tidak akan terjadi padanya.4 Moralitas yang diajarkan oleh tasawuf akan mengangkat manusia ke tingkatan shafa al-tauhid. Pada tahap inilah manusia akan memiliki “moralitas Allah” (al-Takhalluq bi akhlaq Allah). Dan manakala seseorang dapat berperilaku dengan perilaku Allah, maka terjadilah keselarasan dan keharmonisan antara kehendak manusia dengan iradat-Nya. Sebagai konsekuensinya, seorang tidak mengetahui akan aktivitas yang positif dan membawa kemanfaatan serta selaras dengan tuntutan Allah. Lebih lanjut, tasawuf mampu berfungsi sebagai terapi krisis spritual. Sebab, pertama, tasawuf secara psikologis, merupakan hasil dari berbagai pengalaman spritual dan merupakan bentuk dari pengetahuan langsung mengenai realitas-realitas ketuhanan yang cenderung menjadi innovator dalam agama. Kedua, kehadiran Tuhan dalam bentuk pengalaman mistis dapat menimbulkan keyakinan yang sangat kuat. Perasaan mistik, seperti ma’rifat, ittihad, hulul, mahabbah, uns dan lain sebagainya mampu menjadi moral force bagi amal-amal salih, dan selanjutnya amal salih akan membuahkan pengalaman-pengalaman mistis UI-Press, 1985), cet. ke-5, h.9. Selanjutnya teori lain menyebutkan bahwa kata agama tersusun dari kata a = tidak, gama = kacau atau kocar-kacir, teratur. Dengan demikian istilah agama berarti tidak kacau, tidak kocar-kacir, teratur. Baca, Abuddin Nata, Al- Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah I), (Jakarta: RajaGrafindo, 1993) cet. ke-2, h. 2. 4 Ibid., h. 23-24. 2
Description: