ebook img

PenDIDIKan agaMa IsLaM DaLaM KeLUarga IsLaMIC reLIgIOUs eDUCatIOn In faMILY PDF

22 Pages·2017·0.26 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview PenDIDIKan agaMa IsLaM DaLaM KeLUarga IsLaMIC reLIgIOUs eDUCatIOn In faMILY

PenDIDIKan agaMa IsLaM DaLaM KeLUarga IsLaMIC reLIgIOUs eDUCatIOn In faMILY munawiroh Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama rI jl. mh tahmrin no. 6 jakarta Pusat Email: [email protected] Naskah diterima 30 Oktober 2016, direvisi 10 November 2016, disetujui 20 November 2016 abstract abstrak This writing is a result of research on tulisan ini merupakan hasil penelitian tentang Pendidikan Agama pada Keluarga Religious Education in Family performed in 16 di 16 Kabupaten di wilayah Propinsi Banten, Districts in Banten Province, West Java, Central Jawa Barat, Jawa tengah, DI yogyakarta dan Java, DI Yogyakarta and East Java. The research Jawa timur. Responden penelitiannya keluarga respondents are Moslem families, residing at muslim, yang bermukim di komplek perumahan housing complex and having children not older dan memiliki anak maksimal berusia 16 tahun. than 16 years old. The sampling is performed by sampel penelitian, dilakukan dengan teknik Non Non-Random Sampling technique. The research Random sampling. metode penelitian bersifat kualitatif, dengan tujuan untuk memperoleh data method uses quantitative approach, with a terkait dengan pendidikan agama Islam pada purpose to obtain data related to Islamic religious keluarga dalam masyarakat. Kuesioner penelitian education in family within community. The diisi oleh Kepala Keluarga atau Ibu dari keluarga research questionnaires are filled out by Family tersebut. Penelitian ini lebih difokuskan pada Heads or the Mothers of the families. This research peran orang tua itu sendiri dalam pendidikan more focuses on role of the parents themselves in agama, dan dalam hubungannya dengan kondisi religious education, and its relation to economic ekonomi, pendidikan dan usia responden. Kesimpulan mendasar yang diperoleh dari condition, education and age of the respondents. penelitian ini bahwa, orang tua memiliki peran Basic conclusion obtained from this research is yang tinggi dalam mendidik anak-anaknya. Ini parents who have significant role in educating berarti menggugurkan atau menolak pernyataan their children. The conclusion refuses or denies bahwa, kenakalan remaja dan anak yang terjadi a statement that youth and child delinquency disebabkan karena peran pendidikan agama is occurred due to religious education in family dalam kelurga belum sepenuhnya dilakukan. which has not been conducted completely. Among Di antara kesimpulan lainya yaitu bahwa, orang tua dengan usia tua memiliki strategi yang lebih other conclusions that older parents who have a baik dalam pendidikan agama, dibanding dengan better strategy in religion education if compared orang tua yang usianya masih muda dengan latar to younger parents regardless their economic belakang ekonomi apapun dari orang tua tersebut. background. However, the parents with a high level Demikian juga orang tua yang berlatar belakang economic background are still better than parents ekonomi tinggi tetap lebih baik dari orang tua with a low level economic background. yang latar belakang ekonominya rendah. Keywords: Religious education in Family, moslem Kata Kunci: Pendidikan Agama Keluarga, Families, Parents’ Role. Keluarga muslim, Peran Orang tua. Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 345 muNAwIROH PENDAHULUAN serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3 Ada Dalam kehidupan manusia, ada tiga tiga jalur dalam Undang-Undang no. 20 pusat pendidikan yang sangat penting, tahun 2003 yaitu, jalur pendidikan formal, yaitu: alam keluarga, perguruan dan nonformal, dan informal. jalur informal masyarakat. Alam keluarga merupakan adalah pendidikan keluarga dan lingkungan. “pusat pendidikan” yang pertama dan Keluarga mempunyai peran yang terpenting, karena sejak lahir adab- fundamental dalam mendidik putra- kemanusiaan hingga kini, hidup keluarga putrinya. Keluarga merupakan suatu itu selalu mempengaruhi bertumbuhnya komponen kehidupan yang terdiri dari budi pekerti dari setiap manusia. Sedangkan ayah, ibu dan anak. Karena itu, orang tua alam perguruan (alam sekolah) adalah pusat merupakan pendidik pertama dan utama pendidikan teristimewa yang berkewajiban dalam keluarga, artinya disinilah dimulai mengusahakan “kecerdasan pikiran” proses interaksi pendidikan, di mana orang (perkembangan intellektual) dan pemberian tua berperan aktif sebagai pendidik bagi “ilmu pengetahuan” sedangkan alam anak-anaknya. Dalam hal ini, Dewantara masyarakat, merupakan proses pendidikan mengemukakan, bahwa sesungguhnya yang berlangsung dalam masyarakat, ini pendidikan harus terletak di dalam harus mendukung pendidikan dalam alam keluarga dan sekolah.1 Di antara tiga pusat pengakuan ibu bapa, hanyalah dua orang ini yang dapat “berhamba pada sang anak” pendidikan tersebut, menurut Dewantara dengan semurni-murninya dan seikhlas- alam keluarga adalah suatu tempat ikhklasnya, sebab cinta kasihnya kepada yang sebaik-baiknya untuk melakukan anak-anaknya dapat dikategorikan sebagai pendidikan (individu dan sosial), sebab cinta kasih yang tak terbatas.4 keluarga itulah tempat pendidikan yang lebih sempurna sifat dan ujudnya dari pusat Ayah Ibu, sebagai pendidik pertama dan pendidikan lainnya untuk melangsungkan utama dalam keluarga memegang peranan pendidikan ke arah kecerdasan budi-pekerti sangat penting dan strategis dalam mendidik (pembentukan watak-individual) sebagai anak-anaknya. Ini berarti, pendidikan persendian hidup kemasyarakatan.2 dalam keluarga sangat menentukan baik atau/dan buruknya pendidikan terhadap Pendidikan adalah usaha sadar dan anak. Allah berfirman artinya; Wahai terencana untuk mewujudkan suasana orang-orang yang beriman ! Peliharalah belajar dan proses pembelajaran agar dirimu dan keluargamu dari api neraka . peserta didik secara aktif mengembangkan . . .(Q. S. At- tahrim ayat 6).5 juga hadits potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, 3 Undang-Undang no. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional” 4 Ibid., h. 382. 1Ki hadjar Dewantara. (tt). Karya Pendidikan Bagian 5Departemen Agama rI. 2004. Al – Qur’an dan Pertama, Cetakan Kedua. yogyakarta: majelis Luhur taman Terjemahnya. jakarta: Proyek Peningkatan Pelayanan Siswa, h. 70 – 73. Kehidupan beragama Pusat Ditjen bimas Islam dan 2Ibid., h. 374. Penyelenggara haji, h, 820. 346 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA rasulullahs.a.w. yang artinya; Dari Abi oleh karena itu orang tua mempunyai hurairah ra. mengkhabarkan bahwa Rasulullah peran yang sangat penting dalam membentuk s.a.w. bersabda “Tidak ada seorang anak Bani moral kepribadian anak yaitu melalui Adam, kecuali dilahirkan di atas fithrahnya, pendidikan yang dipraktekkan melalui sikap (jika demikian) maka ke dua orang tuanya itulah perbuatan/keteladanan dalam kehidupan yang mengyahudikan, atau mennasranikan atau sehari-hari, jika ada orang tua (ayah dan memmajusikannya, . . . . (muttafaqun ‘alaih).6 ibu) beranggapan bahwa pendidikan dalam Selain itu, Sabda rasulullah s.a.w, artinya; keluarga tidak perlu lagi setelah pendidikan “Perintahkanlah anak-anakmu bershalat anak-anaknya diserahkan kepada sekolah ketika berusia tujuh tahun, dan pukulllah (pendidikan formal). orang tua semacam ini meraka jika tidak mau bershalat ketika mungkin lupa atau tidak menyadari, bahwa berusia sepuluh tahun” (hr. Abu Daud, Al kewajiban dan tanggung jawab pendidikan turmuzi, Ahmad dan Al hakim).7 anak sepenuhnya terletak pada orang makna yang terkandung dalam tua. hal ini, mengingat bahwa sebagian firman Allah dan hadits di atas. sejalan besar waktu anak-anak berada di rumah, dengan pendapat Dr. Decroly seorang sedangkan di sekolah paling lama hanya ahli pendidikan dalam Dewantara, sekitar tujuh jam. menyatakan bahwa 70 % dari anak-anak Pendidikan yang paling urgen yang jatuh ke dalam jurang kejahatan itu dalam membentuk moral kepribadian berasal dari keluarga-keluarga yang rusak anak adalah pendidikan agama, melalui kehidupannya.8 Sama halnya dengan hasil pendidikan formal di sekolah, pendidikan penelitian yang dilakukan oleh Fachrudin, agama hanya diberikan 2 jam pelajaran, mejelaskan bahwa: kebiasaan /perilaku dengan alokasi waktu tersebut, tidak akan anak dipengaruhi oleh kesibukan orang tua mampu membentuk anak berperilaku dan sehari-hari. Dari 100 responden diperoleh memiliki moral yang baik. Dijelaskan di atas kedua orang tua yang bekerja 60 % anak keberadaan anak di sekolah hanya sekitar 7 cenderung memiliki moral dan kepribadian jam, selebihnya anak dibawah pengawasan sedang, 30 % memiliki kepribadian buruk orang tua, oleh sebab itu seharusnya orang dan hanya 10% yang memiliki kepribadian tua berperan memberikan pendidkan baik . bagi otang tua santri, yang ibunya agama di dalam keluarga, sebagaimana hasil tidak bekerja cenderung memiliki moral penelitian yang dilakukan oleh Djaelani kepribadian baik dan mendekati sangat yang menyatakan bahwa, pendidikan agama baik.9 Islam merupakan fondasi dalam keluarga untuk membentuk perilaku dan moral anak- anak dan mengetahui batasan baik dan 6Fatchurrahman. tt. Al – Haditsun Nabawy Jilid I. Kudus: buruk, dan berfungsi untuk membentuk menara, h. 149. (dikutip dari: Shahih bukhary, Kitab al manusia yang percaya dan ketaqwaan Janaiz, Bab: Allahdu wasysyaqqu filqabri. Shahih Muslim, Kitab al Qadar, Bab: Kullu mauludin yuladu ‘alal fithrah. kepada Allah Swt.10 7Fatchurrahman. tt. Ibid., h. 153. 8Ki hadjar Dewantara.Op. Cit., h. 385. 9Fachrudin,m, Peran Pendidikan Agama dalam Keluarga 10Djaelani, S, Peran Pendidikan Agama Dalam Keluarga, Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak, jurnal UPI, 2012 jurnal widya, 2011 Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 347 muNAwIROH namun berbagai sumber menyatakan yang bermukim di komplek perumahan bahwa orang tua (keluarga) belum Provinsi banten, jawa barat, jawa tengah, berperan dalam pendidikan agama putra- DI yogyakarta dan jawa timur. Dari lima ptrinya, diantaranya pernyataan Chofifah provinsi tersebut, ditentukan 16 kabupaten/ Indar Parawangsa, disebutkan bahwa kota sebagai lokasi penelitian masing- penyalahgunaan narkoba, tawuran antar masing 60 responden. responden adalah pelajar dan sek bebas, ini menunjukkan keluarga muslim (ayah atau Ibu). Populasi peran pendidikan agama dalam keluarga penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga belum sepenuhnya dilakukan oleh orang yang beragama Islam dan memiliki anak tua. hal itu disebabkan karena lemahnya maksimal berusia 16 tahun. jumlah anket control dan prinsip keteladanan orang yang disebarkan kepada responen sebanyak tua tidak terbangun sejak dini.11 oleh 960 angket, namun data yang valid/yang sebab itu, Puslitbang Pendidikan Agama bisa diolah sebanyak 930. hal tersebut terjadi dan Keagamaan badan Litbang dan Diklat karena kesalahan pengisian data yang tidak menganggap penting dan strategis untuk lengkap. mengungkapkan secara empiris tentang bagaimana Pendidikan Agama pada Keluarga Kerangka Konseptual sebagai pendidikan informal. Hakekat Pendidikan Agama Islam Dari uraian di atas masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah a) Pada dasarnya nilai-nilai pendidikan bagaimana visi-misi pendidikan agama islam agama dapat membangkitkan motivasi menurut orang tua? b) bagaimana peran untuk inovasi sebagai sarana hidup dan orang tua dalam pendidikan agama Islam?, kehidupan dalam pengembangan dan c) bagaimana strategi orang tua dalam pengendalian diri. menurut Feisal, motivasi menginternalisasikan pendidikan agama atau dorongan untuk bersikap dan bertindak Islam pada keluarga? Hasil penelitian ini dapat terjadi pada manusia secara sadar secara praktis dapat memberikan data akurat atau tidak sadar. Sesorang yang memahami dan aktual kepada Direktorat Jenderal Bimbingan motivasi akan memahami mengapa sikap Masyarakat Islam sebagai bahan pertimbangan dan tindakan tertentu terjadi. jika ingin dan masukan dalam menyusun dan menetapkan memperbaiki sikap dan tindakan seseorang, kebijakan pembinaan Pendidikan Agama Islam maka harus terlebih dahulu mengubah atau pada keluarga. memperbaiki motivasinya melalui suatu pengenalan (cognitive) dengan melalui METODOLOGI PENELITIAN proses pendidikan.12 Untuk itu, pendidikan agama dilaksanakan dalam sistem Penelitian ini menggunakan pendekatan pendidikan nasional dan menjadi tanggung kuantitatif dengan metode survey. jawab keluarga, masyarakat dan sekolah Penelitian ini dilaksanakan tahun 2015. (pemerintah). Ini berarti, bahwa pendidikan Sasaran penelitian adalah keluarga muslim 11 Seminar peran perempuan dalam membina akhlak 12jusuf Amir Feisal. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. dan moral anak, jakarta, 12 September 2014 jakarta: gema Insani Press., h. 228. 348 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA agama (Islam) harus ditempatkan dalam lebih yang dampaknya adalah tertanamnya konteks sosial kultur bangsa Indonesia, dan/atau tumbuh kembangnya ajaran Islam sehingga seirama dengan tujuan pendidikan dan nilai-nilainya pada salah satu atau nasional. beberapa pihak.15 oleh karena itu, pendidikan agama Sejalan dengan pendapat di atas, Shaleh harus diinternalisasikan sedini mungkin mengemukakan bahwa pendidikan Islam oleh orang tua dalam keluarga melalui dalam arti sempit adalah upaya melalui pembiasaan dan keteladanan yang hasanah, berbagai kegiatan pembelajaran agar sehinga anak-anak mampu memahami, ajaran Islam dapat dijadikan pedoman bagi menghayati dan mengamalkan nilai- kehidupannya sebagai bekal untuk menjadi nilai pendidikan agama tersebut dalam hamba Allah yang mengabdi dan beribadah berbagai aspek kehidupan. Dalam hal ini, kepada-nya. Sedangkan dalam arti luas Langgulung mamaknai pendidikan Islam adalah usaha sadar untuk mengarahkan sebagai proses untuk menyiapkan generasi pertumbuhan dan perkembangan anak muda dalam mengisi perannya, mentransfer dengan segala potensi yang dianugerahkan pengetahuan dan nilai-nilai ajaran Islam Allah kepadanya agar mengemban amanah sesuai dengan peran dan fungsi manusia dan tanggung jawab sebagai khalifah di bumi untuk beramal di dunia dan akhirat.13 dalam pengabdiannya kepada Allah. Dalam begitupun, Langgulung mengemukakan, hal ini, gambaran manusia yang diharapkan bahwa pendidikan adalah suatu proses melalui proses pendidikan Islam adalah yang mempunyai tujuan yang biasanya seorang muslim yang beriman dan bertakwa diusahakan untuk menciptakan pola-pola kepada Allah, berakhlak mulia, beramal tingkah-laku tertentu pada kanak-kanak kebaikan (amal shaleh), menjalankan atau orang yang sedang dididik.14menurut perintah Allah dengan menjauhi larangan- muhaimin pendidikan Islam adalah upaya nya, menguasai ilmu pengetahuan (dunia mendidikan agama Islam atau ajaran Islam dan akhirat), keterampilan agar dapat dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life memikul amanah dan tangggung jawab (pandangan dan sikap hidup) seseorang. yang dibebankan kepadanya sesuai dengan Dalam pengertian ini pendidikan Islam kemampuannya masing-masing.16 dapat berwujud: (1) segenap kegiatan yang Di samping itu, Arifin mengemukakan, dilakukan seseorang atau suatu lembaga bahwa pendidikan Islam merupakan usaha untuk membantu seorang atau sekelompok orang dewasa yang bertakwa secara sadar peserta didik dalam menanamkan dan/atau untuk mengarahkan dan membimbing menumbuh kembangkan ajaran Islam dan perkembangan fithrah (kemampuan dasar) nilai-nilainya; (2) segenap fenomena atau anak didik melalui nilai-nilai ajaran Islam peristiwa perjumpaan antara dua orang atau 15muhaimin, et.al.2002. Paradigma Pendidikan Islam. bandung: remaja rosdakarya, h. 30. 13hasan Langgulung. 1987. Asas-Asas Pendidikan Islam. 16Abd. rachman Shaleh. 2009. Mereka Berbicara jakarta: Pustaka Al husna, h. 27. Pendidikan Islam Sebuah Bunga Rampai (Peduli Masalah 14hasan Langgulung. 1995. Manusia dan Pendidikan: Pendidikan Islam: Revitalisasi dan Prospek Pendidikan Islam Bagi Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan (cetakan III). jakarta: Perkembangan Anak Bangsa). Jakarta: Rajagrafindo Persada, Al husna Zikra, h. 32. h. 170. Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 349 muNAwIROH ke arah titik maksimal pertumbuhan tua. Dalam hal ini, pembentukan keluarga dan perkembangan.17 Seirama dengan berawal dari terwujudnya “hubungan suci” pendapat ini, Dewantara mengemukakan yang menjalin seorang laki-laki dengan bahwa pendidikan adalah menuntun segala seorang perempuan melalui tali perkawinan kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, yang shah dan halal serta memenuhi rukun- agar anak-anak sebagai manusia dan sebagai rukun dan syarat-syarat sesuai ajaran agama anggota masyarakat dapat mencapai (Islam). Karena itu, menurut Qaimi keluarga keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- merupakan organisasi atau komunitas sosial tingginya.18 yang terbentuk dari hubungan absah antara berdasarkan uraian di atas, dapat pria dengan wanita, di mana para anggota disimpulkan bahwa yang dimaksud keluarga itu, suami-istri dan anak-anak, pendidikan agama (Islam) dalam penelitian terkadang kakek, nenek, cucu, paman, atau ini adalah pendidikan yang konsep bibi hidup bersama berdasarkan rasa saling dasarnya dapat dipahami, dianalisis mencintai, toleransi, menyayangi, menolong dan dikembangkan berdasarkan nilai- dan bekerjasama.19 nilai ajaran Islam yang bersumber dari al oleh karena itu, pada dasarnya suami- Qur’anulkarim dan hadits shahih rasulullah. istri merupakan unsur utama dalam Dalam hal ini, pendidikan Islam tidak hanya keluarga. hal ini, sejalan dengan Langgulung melalui pembelajaran, di mana orang tua yang mengemukakan, keluarga merupakan sebagai subyek pendidikan yang memiliki suatu unit sosial yang terdiri dari seorang otoritas penuh terhadap proses pendidikan. suamidan seorang istri, atau dengan kata tapi, penekanan pendidikan Islam terletak lain keluarga adalah perkumpulan yang halal pada aspek pembimbingan, pembiasaan, antara seorang laki-laki dengan seorang penyediaan suasana keagamaan dan perempuan yang bersifat terus-menerus, di penteladanan yang bermuara pada mana yang satu merasa tenteram dengan internalisasi nilai-nilai ajaran Islam. yang lain sesuai dengan yang ditentukan Karena itu, pendidik (orang tua) lebih oleh agama dan masyarakat. Ketika suami- berperan sebagai fasilitator, inovator, istri dikaruniai anak, maka anak-anak motivator, mediator dan dinamisator dalam itu menjadi unsur utama ketiga dalam membimbing, membiasakan, menyediakan keluarga tersebut, selain dua unsur utama suasana keagamaan dan menteladankan (ayah-ibu).20 Sejalan dengan pendapat ini, yang hasanah dalam kehidupan keluarga. Dewantara mengemukakan bahwa keluarga adalah berkumpulnya suami dengan istri Hakekat Keluarga yang berdasarkan ikatan oleh satu turunan yang penuh dengan cinta-kasih, lalu Pendidikan agama bagi anak-anak pada mengerti dan merasa berdiri sebagai satu keluarga merupakan pendidikan yang harus gabungan yang khak, juga berkehendak mendapat perhatian penuh oleh orang 17Muzayin Arifin. 1981. Kapita Selekta Pendidikan. Semarang: toha Putra, h. 38. 19Ali Qaimi.Penerjemah mj. bafaqih. Op-Cit., h. 2. 18Ki hadjar Dewantara. Op-Cit., h. 20. 20hasan Langgulung. Op-Cit., h. 346. 350 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA bersama-sama untuk mencapai kemuliaan memiliki anak-anak yang tinggal bersama semua anggotanya.21 orang tuanya (ayah-ibu). Pendapat yang lain tentang keluarga, Paul b. horton dan Chester L. hunt Peranan Orang tua dalam Pendidikan Agama Islam dalam Syaukani dkk menyatakan, bahwa keluarga adalah: a) satu kelompok yang Anak merupakan anugerah sekaligus memiliki nenek moyang yang sama; b) amanat dari Allah kepada orang tua. tiap suatu kelompok kekerabatan yang diikat anak adalah anugerah karena tidak setiap oleh darah dan perkawinan; c) pasangan orang dapat memilikinya. Setiap anak perkawinan dengan atau tanpa anak; d) adalah amanat karena ia dilahirkan ke Satu orang dengan beberapa anak dan dunia dan tuhan memilih orang tuanya e) Suatu kelompok kekerabatan yang sebagai orang yang tepat untuk merawat, menyelenggarakan pemeliharaan anak mengasuh, dan membesarkannya sebagai dan kebutuhan tertentu manusia lainnya.22 calon pelanjut generasi. Dengan demikian, hampir senada dengan pendapat ini, anak mempunyai kedudukan yang vital di rahmat mengemukakan bahwa keluarga tengah keluarga, masyarakat, dan bangsa, dua orang atau lebih yang tinggal bersama karena ia tidak saja sebagai perhiasan hidup dan telah terikat karena darah, perkawinan bagi keluarga, tetapi lebih jauh dari itu ia dan adopsi.23 Sedangkan, menurut Shihab, merupakan estafet khalifah fil ardh. Setiap keluarga adalah unit terkecil yang memiliki orang tua pasti mendambakan anaknya pimpinan dan anggota, pembagian tugas dan menjadi manusia atau generasi penerus kerja serta hak dan kewajiban bagi anggota- yang shalih, berkepribadian baik, patuh anggotanya.24 pada orang tua, santun kepada sesama, Dengan demikian, dapat disimpulkan dan diredhoi oleh Allah Swt. Atau dengan bahwa yang dimaksud keluarga dalam kata lain, membawa kebahagiaan di dunia penelitian ini adalah unit masyarakat terkecil dan akhirat. Untuk menggapai harapan yang terdiri dari seorang laki-laki dan itu, maka pendidikan agama pada usia seorang perempuan dalam keadaaan sehat dini merupakan satu upaya yang sangat jasmani dan rohani telah diikat oleh tali cinta penting untuk dilakukan oleh setiap orang dan kasih sayang melalui perkawinan yang tua di tengah keluarga dimana anak itu shah menurut syari’at Islam dan peraturan tumbuh dan berkembang, sehingga mereka perundangan-undangan yang berlaku, serta mampu menjadi anak dambaan orang tua. Pendidikan agama usia dini sesungguhnya memegang peranan dalam pembinaan kepribadian anak, pengembangan potensi- 21Ki hadjar Dewantara. Op-Cit., h. 380. 22Imam Syaukani, dkk. 2010. Laporan Penelitian potensi yang dibawanya sejak lahir, serta Keluarga Harmoni Dalam Perspektif Berbagai Komunitas Agama. merupakan upaya mempersiapkan generasi jakarta: Kementerian Agama badan Litbang dan Diklat yang sempurna, di dunia dan akhirat. Puslitbang Kehidupan Keagamaan, h. 14. 23jalaluddin rakhmat. 1999. Islam Alternatif. bandung: tanggung jawab orang tua terhadap mizan, h. 121. pendidikan agama anak juga dilukiskan oleh 24muhammad Quraish Shihab. 2004. Membumikan al- Qur’an. bandung: mizan, h. 255. Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 351 muNAwIROH Al-Quran dalam bentuk kisah. hal ini dapat tidak dapat mempunyai anak (mandul). dilihat, umpamanya, bagaimana tanggung Akan tetapi, karena kemauan Zakaria jawab seorang ayah terhadap anaknya yang yang kuat untuk memperoleh anak dan ditunjukan oleh kisah Lukman, seorang berdoa dengan tulus, akhirnya Allah Swt bapak yang bijak. Al-Quran menggambarkan memberinya seorang anak. Demikian Al- bagaimana Lukman menanamkan arti Quran menggambarkan betapa pentingnya penting ketauhidan kepada anaknya, pendidikan agama dalam pembentukan dan syirik itu adalah kezaliman yang pribadi anak. besar. begitu juga, mengapa pula anak Dalam haditsnya, nabi muhammad saw harus menghormati orang tua, perlunya telah menggambarkan beberapa bentuk membiasakan diri berbuat baik kepada prilaku yang harus dilakukan oleh orang tua orang lain, mendirikan sholat, berbuat amar dalam menanamkan ajaran agama sebagai ma’ruf dan nahi mungkar, berlaku sabar, perwujudan dari pengembangan potensi tidak berlaku sombong, sederhana dan keagamaan anak sehingga tumbuh menjadi bertutur kata yang bagus. Perlunya orang tua anak yang bertakwa. misalnya, sabda nabi mempunyai tanggung jawab agar anak tetap saw yang artinya: “Kewajiban ayah terhadap melaksanakan ajaran agama diutarakan oleh anaknya adalah memberinya nama yang Al-Quran dalam bentuk dialog antara ya’kub baik, mendidiknya dengan adab yang baik, dan anak-anaknya apakah mereka akan menyediakan tempat tinggal yang baik, memegang teguh ketauhidan, yang dijawab mengajarinya tulis baca dan berenang serta oleh anak-anaknya dengan kepastian bahwa memanah, memberinya konsumsi yang baik mereka akan tetap memeluk agama Ibrahim, (halal dan bergizi), dan mengawinkannya Ismail, dan Ishak. bila mendapat jodoh.”(hr.Al-hakim dan Pembentukan sebuah komunitas agamis, Abu Al-Syaikh) “Ajaklah anakmu melakukan dalam bentuk keluarga, yang terdiri dari sholat bila berumur tujuh tahun, dan ayah, ibu, anak, dan cucu, memang perlu dipukul (diberi sangsi) jika meninggalkan disiapkan dan direncanakan dari awal. Calon sholat bila telah berumur 10 tahun dan orang tua perlu berdoa sebelum adanya pisahkan tempat tidur mereka” (hr. Ahmad, tanda-tanda kelahiran agar diberi anak Abu Daud, Al-hakim) `Amr bin Abi Salamah dan cucu yang baik. Dalam hal ini, Allah radhiyallah `anhu berkata, “Ketika aku memberikan contoh keluarga Imran sebagai masih kecil di bawah asuhan rasulullah saw, keluarga pilihan yang melebihi orang lain aku biasa menjulurkan tanganku ke dalam pada masanya. Al-Quran menggambarkan piring ke segala arah, maka rasulullah bagaimana isteri Imran, sewaktu hamil, saw bersabda kepadaku: “wahai anak, bernazar kepada tuhan kiranya anak yang ucapkanlah bismillah, makanlah dengan dikandungnya menjadi hamba yang sholeh tangan kananmu dan makanlah apa yang dan berkhidmat. masalah yang sama juga dekat denganmu” Ibnu Abbas berkata: digambarkan Al-Quran bagaimana Zakaria “Pernah ketika aku kecil aku berada di berdoa semoga diberi anak yang baik, anak belakang nabi saw, lalu beliau berkata yang sholeh. Zakaria menyadari bahwa kepadaku: “wahai anak, sesungguhnya aku selama ini isterinya adalah perempuan yang akan mengajarkan kepadamu beberapa kata. 352 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu, oleh anak, orang pertama yang memberikan jagalah Allah niscaya engkau dapatkan Dia pengalaman langsung kepada anak, baik di hadapanmu. jika engkau meminta maka menyenangkan maupun tidak. hal ini bukan memintalah kepada Allah dan jika engkau berarti bahwa seorang ayah tidak berperan meminta tolong, minta tolonglah kepada dalam mendidik anak. Secara tradisional, Allah. peran ayah sering bersifat tidak langsung, Di samping apa yang telah diajarkan dalam arti bahwa seorang ayah bertanggung nabi saw, interaksi antara orang tua dan jawab memberikan ketenangan, kedamaian anak harus diisi dengan penanaman moral kepada istrinya sehingga ia senantiasa dalam Islam, pengamalan ajaran agama, pemberian keadaan tenang dalam mendidik anaknya. contoh tauladan. Dalam berinteraksi, orang oleh karena itu, pemenuhan segala tua melakukan perannya yang secara kebutuhan keluarga atau mencari nafkah langsung mempengaruhi perkembangan menjadi tugas prioritas seorang ayah dalam kehidupan anak. Pakar parenting marc keluarga. Ibu adalah orang yang selalu h.bornstein (1998) menyebutkan empat berada di samping anaknya, oleh karena inti peran orang tua, yakni; 1) nurturant itu pengalaman, perasaannya banyak Caregiving, yaitu pemenuhan kebutuhan mempengaruhi anaknya. Untuk itu seorang biologis, fisik, dan kesehatan anak; 2) ibu sangat dituntut kemampuannya agar material Caregiving, yaitu pemenuhan mampu memberikan pengalaman yang baik kebutuhan yang bersifat material, seperti dalam mendidik dan membina keluarga. rumah, alat bermain, buku, dll; 3) Social hal ini sesuai dengan hadis nabi saw yang Caregiving, yaitu pemenuhan kebutuhan menyatakan bahwa “surga itu di bawah emosional dan interpersonal anak seperti telapak kaki ibu.” hadis ini sangat sarat memberikan perhatian dalam berbagai dengan pesan psikologisnya dimana ibu bentuk, mendengar, memuji, membantu adalah sumber ketenangan, kedamaian dan anak untuk dapat mengontrol emosi dan kebahagiaan keluarga. Ketenangan dan afeksinya, memberikan disiplin dan kontrol kedamaian rumah tangga sangat ditentukan yang baik; 4) Didactic Caregiving, yaitu, oleh kemampuan ibu dalam menjalankan penggunaan strategi untuk menstimulasi tugasnya dirumah tangga. oleh karena itu, anak agar mengerti dan terlibat dalam sudah merupakan tugas dan tanggung jawab lingkungannya. suami untuk dapat menciptakan situasi dan Keempat hal tersebut perlu dilakukan kondisi si ibu agar mampu menjalankan oleh orang tua terhadap anak sejak lahir tugasnya sebagai sumber ketenangan dan tidaklah cukup kalau yang diperhatikan keluarga. hanya sebagian saja. Zakiyah Darajat Pengalaman yang dimiliki oleh orang menjelaskan tentang peran orang tua dalam tua sangat mempengaruhi penanaman pendidikan agama seorang anak, yaitu pendidikan agama dan pembinaan sebagai pembina utama bagi kebahagiaan kepribadian pada anak. jika pengalaman anak, pembina kepribadian anak, dan yang diberikan oleh orang tua baik, maka perawat kejiwaan anak. orang tua, terutama baiklah yang akan memenuhi pribadi ibu, adalah orang yang pertama yang dikenal anak. Sebaliknya jika buruk, maka buruk Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 353 muNAwIROH pulalah pribadi anak. Pengalaman anak berkembang dan terbuka seperti pada saat merupakan unsur penting dalam pembinaan ini, diperlukan gerakan penyadaran kembali kepribadiannya. orang tua harus mampu tentang pentingnya tanggung jawab orang menghindari hal-hal yang bisa membuat tua terhadap pendidikan agama anak. anak menderita, seperti hubungan yang oleh karena itu, pendidikan anak tidak harmonis diantara orang tua, tidak menjadi perebutan pengaruh antara adanya perhatian, dan disiplin yang tidak orang tua dan media massa. Selain itu, menekan. Keteladan orang tua sangat usaha revitalisasi peranan orang tua berarti dalam pembinaan iman, aqidah, terhadap pendidikan anak perlu dilakukan akhlak dan sosial anak. orang tua tidak dengan program pemberdayaan orang boleh bersikap keras dan mengusir anak tua dalam bidang ekonomi, intelektual, apalagi menyumpahinya, karena hal itu dan pendidikan. terlihat gejala di dalam akan berpengaruh kepada kejiwaan anak. masyarakat, terutama perkotaan, orang oleh karena itulah orang tua harus mampu tua dengan keterbatasan ekonomi, apalagi membahagiakan anaknya, yaitu dengan diikuti oleh keterbatasan pendidikan, cara mereka harus merasa bahagia dan mengalami kesukaran dalam melaksanakan mampu memahami anaknya dari segala fungsi bimbingan dan pengawasan aspek pertumbuhan, jasmani, rohani, sosial terhadap anaknya. Usaha pemberdayaan dalam semua tingkat umur. orang tua harus ini merupakan tanggung jawab negara dan mampu mendidik anaknya dengan cara yang masyarakat. Lembaga swadaya masyarakat akan membawa kepada kebahagiaan dan dapat dan perlu mengambil peranan dalam pertumbuhan anak yang sehat. Pada saat hal ini. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan ini, peran orang tua terhadap anak belum bantuan biaya pemerintah maupun sumber optimal. banyak orang tua dengan berbagai dana lainnya. macam sebab tidak dapat melaksanakan perannya atau hanya dapat menjalankan HASIL DAN PEMBAHASAN sebagian perannya. Akibatnya adalah hak- hak mereka terampas. Deskripsi Profil Responden terjadinya krisis peranan orang tua Pada dasarnya pengelompokkan usia pada saat ini dapat dikembalikan kepada menurut Singarimbun dapat dikelompokkan beberapa faktor, antara lain; 1) gempuran ke dalam tiga kategorisasi, yaitu: (a) usia informasi dan tayangan yang disajikan media 21 tahun – 39 tahun, (b) usia 40 tahun – 57 massa sebagai akibat dari revolusi informasi tahun, dan (c) 58 tahun – 76 tahun.25 Karena dan komunikasi; 2) Kesibukan orang tua; 3) itu, jika responden dilihat dari segi usia, berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh menunjukkan bahwa jika usia 21 – 39 tahun orang tua seperti, ekonomi, pendidikan, dimarger dengan usia 40 – 57 tahun, maka dan intelektual; 4) Faktor internal orang tua sebagian besar (96 %) responden masih pada yang sudah terinfeksi oleh budaya global usia kreatif, inovatif dan produktif. Ini yang negatif, seperti budaya hedonisme berarti, bahwa sebagian besar responden yang melahirkan sikap permisif. oleh karena itu, dalam masyarakat yang sedang 25Masri Singarimbun dan Sofian. 1989. Op-Cit., h. 354 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

Description:
badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama rI jl. mh tahmrin no. 6 jakarta Pusat aqidah dan tauhid kepada anak sejak dini, mengajarkan cara
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.