ebook img

pendidikan agama islam PDF

219 Pages·2017·3.97 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview pendidikan agama islam

1 PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTS RAUDLATUL MUHAJIRIN 2 KONSEP TEORITIS PENGEMBANGAN KURIKULUM Pengertian Kurikulum, Komponen Materi, Komponen Organisasi/Proses dan Komponen Evaluasi. A. PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum berasal dari bahasa Latin curriculum berarti jalan, larinya, perlombaan, balap, pacuan, gelanggang, kereta balap, kereta tempur, berarti mata pelajaran atau rangkaian pelajaran pada umumnya khususnya diterapkan pada pelajaran dalam studi disuatu universitas dan sejumlah mata pelajaran disekolah atau keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal.1 Kurikulum pada dasarnya merupakan media untuk mencapai suatu tujuan atau kompetensi pembelajaran, sebagai media maka eksistensinya sangat tergantung pada tujuan atau kompetensi pembelajaran yang akan dicapai.2 Kurikulum yang mencakupi antara lain materi, metode, dan alokasi waktu yang hendaknya dibangun atas pertimbangan.3 Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai peganggan guna mencapai tujuan pendidikan, apa yang direncanakan biasanya bersifat idea, sesuatu cita-cita tentang manusia atau warga Negara akan dibentuk. Kurikulum ini lazim mengandung harapan- harapan yang sering berbunyi muluk-muluk. Apa yang dapat diwujudkan dalam kenyataan disebut kurikulum yang real, karena tak segala sesuatu yang direncanakan dapat 1Komaruddin dan Yooke Tjuparmah, Kamus istilah karya tulis ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000).hlm. 129. 2Arief Furchan dan Muhaimin, pengembangan Kurikulum Berbasis kompetensi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005). hlm.111 3Kadar, M.yusuf, Tafsir Tarbawi, (Pekan Baru: Amzah, 2007), hlm. 3. 3 direalisasikan, maka terdapatlah kesenjangan antara idea dan real curriculum. Berbagai tafsiran tentang kurikulum dapat kita tinjau dari segi lain, sehingga kita peroleh penggolongan sebagai berikut: 1. Kurikulum dapat dilihat sebagai produk yaitu sebagai hasil karya para pengembang kurikulum, biasanya dalam sesuatu panitia, hasilnya dituangkan dalam bentuk buku atau pedoman kurikulum yaitu misalnya berisi sejumlah mata pelajaram yang harus diajarkan. 2. Kurikulum dapat pula dipandang sebagai program, yakni alat yang dilakukan oleh sekolah untuk mencapai tujuannya. Ini dapat berupa mengajarkan berbagai mata pelajaan tetapi dapat juga meliputi segala kegiatan ynag dianggap dapat memengaruhi perkembangan siswa misalnya perkumpulan sekolah, pertandingan, pramuka, warung sekolah dan lain- lain. 3. Kurikulum dapat pula dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap, keterampilan tertentu. Apa yang diharapkan akan dipelajari tidak selalu sama dengan apa yang benar-benar dipelajari. 4. Kurikulum sebagai pengalamana siswa, ketiga pandangan di atas berkenaan dengan perencanaan kurikulum sedangkan pendangan ini mengenai apa yang secara aktual menjadi kenyataan pada setiap siswa. Ada kemungkinan, bahwaapa yang diwujudkan pada diri anak berbeda dengan apa yang diharapkan menurut rencana.4 4 Arief.Op. Cit, lm. 8-9. 4 B. KOMPONEN MATERI Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum, karena itu pemilihan materi pelajaran tertentu saja harus sejalan dengan ukuran-ukuran (kreteria) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi bersangkutan. Kreteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam sistem instruksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar: 1. Kreteria tujuan instruksional 2. Materi pelajaran supaya terjabar 3. Relavan dengan kebutuhan siswa 4. Kesesuaian dengan kondisi masyarakat 5. Materi pelajaran mengandung segi-segi etik 6. Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis 7. Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat.5 Setiap tindak pendidikan dan pembelajaran selalu diorientasikan pada pencapaian kompetensi-kompetensi tertentu, baik berkaitan dengan pengembangan kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, sosial maupun kreatif.Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan media yang relavan dengan subtansi berbagai kecerdasan tersebut. Media di maksud salah-satunya adalah kurikulum. 5 Harjanto, perencanaan pengajaran.(Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2010). hlm. 222-224. 5 Kurikulum sebagai media pembelajaran, memberikan makna terhadap proses pendidikan dan pembelajaran di lembaga pendidikan, sehingga dimungkinkan terjadi adanya saling interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Proses interaksi inilah sebenarnya yang akan mengantarkan pada pencapai berbagai kompetensi, untuk itu subtansi kurikulum bukan sekedar terdiri atas sekumpulan pengetahuan atau informasi dan jejeran mata pelajaran tetapi merupakan kajian secara integrative berbagai persoalan pendidikan dan pembelajaran dalam upaya mengantarkan mahasiswa berkembang kecerdasannya.6 C. KOMPONEN ORGANISASI Organisai kurikulum menentukan bahan pelajaran, urutannya, dan cara menyajikannya.7Organisasi kurikulum adalah susunan pengetahuan yang harus disampaikan pada peserta didik untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan, dimensi organisasi kurikulum terbagi menjadi 2 yaitu dimensi isi dan dimensi pengalaman belajar.8 Prosedur mereorganisasi kurikulum, diantaranya: 1. Melalui buku pelajaran Buku belajar merupakan sumber belajar yang penting bagi peserta didik oleh karena itu buku belajar harus selalu disesuaikan dengan perkembangan zaman sehingga guru 6 Arief.Op. Cit, hlm. 5. 7 Ibid, hlm. 226. 8 Akhmad Ari Wibowo dan Diyah, Organisasi Kurikulum, (Malang: UI Malang Press, 2013), hlm 2. 6 dapat dengan mudah mereorganisasi kurikulum melalui buku pelajaran. 2. Melalui cara tambal sulam Dilakukan dengan mengambil model kurikulum sekolah atau daerah lain yang memiliki kurikulum yang lebih baik jika sesuai dengan kondisi dan tujuan maka kurikulum tersebut dapat dipelajari dan ditambahan pada kurikulum yang ada. 3. Melalui analisis kegiatan Dilakukan dengan menganalisis kegiatan kehidupan orang dewasa dan hasilnya dijadikan bahan pelajaran untuk peserta didik. 4. Melalui fungsi sosial Dilakukan melalui 2 tahap yaitu: merumuskan strategi sosial dan merumuskan ruang lingkup fungsi kehidupan sosial berdasarkan kreteria tertentu. 5. Melalui survey pendapat Dilakukan melalui survey terhadap beberapa pihak. 6. Melalui studi kesalahan Dilakukan melalui analisi kesalahan dan kekurangan terhadap proses dan hasil kegiatan kurikuler. 7. Melalui analisis masalah remaja Ross Moaney menganalisis 330 masalah kebutuhan remaja yang dibagi menjadi 11 kelompok yaitu: perkembangan jasmani dan kesehatan, biaya hidup dan pekerjaan, kegiatan sosial dan rekreasi, berkeluarga, hubungan secara psikologis, hubungan pribadi, moral dan keagamaan, rumah 7 tangga dan kerabat, pendidikan dan kerjasama, penyesuaian terhdap pekerjaan sekolah.9 D. KOMPONEN EVALUASI KURIKULUM perubahan-perubahan kelembagaan dalam semua dimensi yang disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada gilirannya menyebabkan berkembangnya arus informasi dan komunikasi yang beraneka ragam. Macam- macam kebutuhan dan permintaan tersebut sudah tentu meminta pelayanan dan pemenuhan yang maksimal dari pihak lembaga kependidikan sebagai penggodok kader-kader penerus bangsa.Dalam konteks inilah peran evaluasi kebutuhan dan kelayakan kurikulum menempati fokus perhatian yang penting dan perlu dilaksanakan secara cermat, teliti dan sistematik.10 Kurikulum pada dasarnya merupakan media pembelajaran yang terdiri atas dua dimensi pokok, yaitu vision dan structure vision dalam kurikulum adalah hasil dugaan manusia yang meletakkan dunia dalam konsep yang nyata, artinya menginterpretasikan urgensi pendidikan dengan kenyataan-kenyataan yang sudah dipersepsi oleh peserta didik.Hal ini dikarenakan, banyak konsepsi mengenai urgensi pendidikan dengan interpretasi yang beragam. Untuk itu pengembangan kurikulum akan selalu dikaitkan dengan kondisi rill masyarakat. Sedangkan structure dalam kurikulum adalah mengorganisir secara sistematis berbagai komponen kurikulum 9 Ibid., hlm 5-6. 10 Arief, Op. Cit., hlm. 103. 8 ke dalam pengalaman-pegalaman belajar, sehingga dengan mudah dapat diimplementasikan dan dievaluasi hasilnya.11 Menurut sukmadinata evaluasi kurikulum pada dasarnya adalah suatau proses untuk mengecek keterbelakuan kurikulum yang harus diterapkan dalam empat tahap yakni: evaluasi terhadap tujuan atau kompetensi, evaluasi terhadap pelaksanaan, evaluasi terhadap efektivitas dan evaluasi terhadap hasil. Kegiatan evaluasi kebutuhan dan kelayakan terhadap kurikulum merupakan suat keharusan yang esensial dalam rangka pengembangan program kegiatan kependidikan pada umumnya dan peningkatan kualitas siswa pada khususnya. Suatu kurikulum perlu dievaluasi dan dikembangkan secara baik dan berkelanjutan yang memacu upaya pembentukan dan pembinaan para pelaksana kurikulum di lapangan yang siap pakai, aktif, kreatif dan mampu menyesuaikan dengan keadaan lembaga kependidikan dimana mereka berperan dalamnya.Untuk mencapai kondisi dan maksud-maksud tersebut, diperlukan sistem kurikulum yang efektif dan efesien pada setiap kegiatan.Evaluasi kurikulum tersebut dituntut agar berlandaskan dan mengacu pada kebutuhan-kebutuhan esensial dalam lembaga kependidikan khusunya dalam lembaga kemasyarakatan pada umumnya. Untuk itu Tyler menyarankan agar sebelum menyusun kurikulum perlu mengadakan penelitian kepada mahasiswa dan masyarakat pemakai kurikulum.12 11 Ibid, hlm. 6. 12 Ibid., hlm.104-105 9 10 HASIL STUDI KASUS DI MTS RAUDLATUL MUHAJIRIN TANGKIT BARU A. Latar Belakang Sejarah pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan dalam kurikulum, hingga yang terakhir yang sedang marak dibicarakan adalah adanya kurikulum 2013 yang dalam pelaksanaanya mengalami banyak sekali hambatan. kurikulum 2013 disusun dengan tujuan untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya dengan pendekatan belajar aktif berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya bangsa. Selain itu, kurikulum 2013 dirancang untuk mengembangkan kompetensi yang utuh antara pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dengan begitu, peserta didik tidak hanya diharapkan bertambah pengetahuan dan wawasannya, tetapi juga meningkat kecakapan dan keterampilannya serta semakin mulia karakter dan kepribadiannya. Persoalan pendidikan menengah di Indonesia dewasa ini sangat kompleks, permasalahan yang besar diantaranya yang menyangkut soal mutu pendidikan, yaitu masalah mengenai kurikulum, proses pembelajaran, evaluasi, buku ajar, mutu guru, serta sarana dan prasarana pendidikan dan lain sebagainya. Banyaknya permasalahan dalam dunia pendidikan di Madrasah yang diwujudkan dengan melakukan inovasi-inovasi yang salah satunya adalah inovasi dalam bidang kurikulum.

Description:
RAUDLATUL MUHAJIRIN TANGKIT BARU, MTS ini sudah menerapkan K 13 .. berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.