ebook img

Peduli Lingkungan Madura, Mahasiswa UNAIR Canangkan Program Bank Sampah,Prihatin Akan PDF

23 Pages·2017·2.87 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Peduli Lingkungan Madura, Mahasiswa UNAIR Canangkan Program Bank Sampah,Prihatin Akan

“Capslok”, Inovasi Pemanfaatan Limbah Biji Mangga Menjadi Jenang Berkhasiat UNAIR NEWS – Kreativitas mahasiswa Universitas Airlangga terus menggeliat. Diantaranya yang dilakukan oleh lima orang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR PSDKU (Program Studi Diluar Kantor Utama) di Banyuwangi. Mereka melakukan kreativitas memanfaatkan melimpahnya pelok (limbah biji mangga) menjadi barang ekonomis, yaitu Craps Jenang Pelok (Capslok). Kelima mahasiswa tersebut adalah Fadilah Adim (ketua tim kreativ), Sulistyo Primadani, Riska Dwi Lestari, Eka Sheilla Wati, dan Triyan Rediyanto. Jenang pelok inovasi lima mahasiswa UNAIR ini memiliki formula tekstur yang beda dengan tekstur jenang lain dan produk jenang yang berbeda dengan yang biasanya dijual di pasaran. Keunikan dari Capslok ini terbuat dari bahan utama yang belum terlalu dikenal khalayak umum, yaitu pelok (biji buah mangga). Mengapa memilih bahan dari biji kulit mangga? Dalih tim ini, seperti dikatakan Fadilah Adim, biji mangga memiliki kelebihan sebagai pencegah penyakit listeriosis yang berbahaya, yakni penyakit yang menyerang kekebalan tubuh yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes. Pelok juga memiliki kandungan fitokimia yang tinggi berupa tanin (Legessedan Shimelis, 2012). Juga fitokimia gallotanin yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa macam bakteri gram positif dan negatif. Selain itu pelok memiliki manfaat antara lain bagus untuk pengobatan diare. “Selain itu tujuan utama membuat Capslok ini untuk mengurangi limbah biji buah mangga yang pada saat musim mangga, jumlahnya sangat melimpah,” tambah Fadilah. JENANG Capslok bikinan mahasiswa UNAIR Banyuwangi juga diperkenalkan pada wisatawan asing yang datang di Banyuwangi. (Foto: Dok PKMK) Seperti diketahui, banyaknya limbah biji buah mangga (pelok) di tempat-tempat pembuangan sampah, itu suatu indikator bahwa masih banyak masyarakat Indonesia belum mengerti manfaat pelok yang sesungguhnya memiliki manfaat bagus, disamping daging buah mangga yang sekitar 20% lazim diolah menjadi produk makanan seperti manisan dan dikalengkan, keripik, dsb. Sedangkan volume pelok ini merupakan sekitar 17-22% dari porsi buah mangga. Keberhasilan ini kemudian disusun ke dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan (PKMK), dan berhasil lolos dari penilaian Dikti untuk memperoleh dana pengembangan dari Kemenristekdikti pada program PKM tahun 2016-2017. Fadilah Dkk membentuk jenang Capslok ini seperti kubus. Memiliki tekstur renyah dan di dalamnya terdapat jenang pelok yang memiliki tekstur lumer dengan rasa manis yang lezat. “Keunggulan produk kami yaitu keunikan dari produknya, dimana jenang yang hanya biasa dan tidak menarik itu kita kemas dengan balutan crap yang crunchy dan lebih menarik konsumen, serta makanan ini dapat dinikmati untuk semua kalangan: orang tua, orang dewasa, remaja dan anak-anak,” tambahnya. (*) Editor: Bambang Bes Bioreaktor Kurangi Ketergantungan Impor Bahan Baku Obat UNAIR NEWS – Berdasarkan riset yang dilakukan Prof. Dr. Yosephine Sri Wulan Manuhara, M.Si, 95-96 persen bahan baku obat-obatan di Indonesia didapat dari impor, terutama dari Tiongkok dan India. Walaupun Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya biodiversitas, namun pemenuhan bahan baku obat dari sumber tanaman asli masih mempunyai beberapa kelemahan. Di antaranya, kebutuhan lahan yang terbatas karena harus bersaing dengan tanaman budidaya untuk memenuhi kebutuhan pangan, seringkali senyawa yang dihasilkan tidak stabil karena dipengaruhi oleh iklim dan tanah tempat tumbuhnya, dan eksploitasi berlebihan terhadap tanaman tersebut akan menyebabkan kepunahan. Prof. Manuhara yang dikukuhkan sebagai profesor Biologi Fakultas Sains dan Teknologi mengembangkan teknik budidaya tanaman di dalam suatu bioreaktor. Ada beberapa keuntungan penggunaan bioreaktor. Pertama, planlet dalam jumlah besar dapat diproduksi dalam satu tahap. Kedua, mengurangi jumlah bejana (botol kultur) dan tempat inkubasi sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Ketiga, seluruh permukaan eksplan selalu kontak dengan medium, sehingga nutrisi lebih mudah diserap oleh eksplan yang pada akhirnya meningkatkan kecepatan pertumbuhan. Selain itu, suplai oksigen berperan dalam meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan biomasa. “Di Indonesia belum ada yang melakukan ini. Saya berharap ini sebagai pilot project,” ucap Prof Manuhara. Dua tanaman potensial yang digunakan Prof. Manuhara sebagai bahan baku obat yaitu ginseng Jawa dan sambung nyawa. Senyawa bioaktif tanaman ginseng Jawa adalah saponin yang banyak dijumpai di dalam organ akar. “Khasiatnya (ginseng Jawa) sebagai penambah vitalitas. Sedangkan, sambung nyawa bermanfaat sebagai antioksidan, antikanker, antiinflamasi, antihiperglikemik, antihiperlipidemik, dan anti mikroba,” tambah perempuan kelahiran Tulungagung, 3 Maret 1964 itu. Sejak tahun 2012 hingga saat ini, Prof. Manuhara telah melakukan penelitian untuk meningkatkan biomassa dan senyawa bioaktif kedua tanaman tersebut di atas menggunakan bioreaktor dalam skala laboratorium. Prof. Manuhara dan tim akan mengembangkan bioreaktor yang cukup besar dengan kapasitas 20 liter. Dalam waktu tiga tahun ke depan, Kemenristekdikti memberi dukungan pendanaan. “Saya berharap, produk ini bisa ditawarkan ke industri dan bisa menjawab kekurangan Indonesia akan produksi bahan baku obat,” terang Prof Manuhara. (*) Penulis: Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S Mahasiswa UNAIR Temukan Obat Herbal Alternatif Penyembuh Luka Bakar UNAIR NEWS – Luka akibat kebakaran bisa mengakibatkan berbagai masalah. Bisa mengakibatkan kecacatan, hilangnya kepercayaan diri, butuh biaya yang relatif mahal untuk penyembuhan/pemulihan, bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan kematian. Rata-rata, penderita luka bakar memerlukan pengobatan langsung untuk mengembalikan fungsi normal kulit. Berdasarkan permasalahan tersebut, tiga mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga yaitu Rasta Galih Aprizal, Erin Wijayanti, dan Rahma Yunia Utami, dibawah bimbingan Prof. Dr. Afaf Baktir, MS., melakukan penelitian untuk menguji produk herbal penyembuh luka bakar berbasis albumin ikan gabus serta larutan garam fisiologis sebesar 0,9%. Keberhasilan penelitian itu kemudian dituangkan dalam proposal penelitian, dan berhasil lolos seleksi yang dilaksanakan oleh Dikti, sehingga berhak memperoleh dana penelitian dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk program PKM tahun 2018. Dari hasil penelitian, diterangkan oleh Rasta Galih Aprizal, selaku ketua tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian larutan garam fisiologis 0,9% mempunyai waktu penyembuhan luka bakar derajat 2 pada mencit lebih cepat dibandingkan dengan pemberian campuran albumin ikan gabus maupun bioplacenton sebagai gold standard. ”Luka tersebut dikatakan sembuh apabila menyempitnya luas luka serta meningkatnya jumlah fibroblas,” tambah Rasta Galih. Dikatakan, natrium Klorida 0,9% atau normal saline adalah larutan fisiologis yang berasal dari alam, serta ada di seluruh tubuh. Karena alasan tersebut, maka tidak ada reaksi hipersensitivitas dari NaCl. Normal saline aman digunakan untuk kondisi apapun (Kristianingrum, 2013). ”Natrium klorida itu mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma. Sel ini tidak akan mempengaruhi sel darah merah, sehingga larutan garam fisiologis sebesar 0,9% dapat digunakan sebagai obat herbal alternatif penyembuh luka bakar yang efektif serta dengan biaya yang lebih terjangkau,” tandas Rasta Galih Aprizal, seraya menambahkan bila ada yang ingin penjelasan lanjut mengenai penelitian ini dapat menghubungi IG: pkmalbumin_unair. (*) Editor : Bambang Bes Mahasiswa UNAIR Tawarkan “FILTER CAKEP” untuk Serap Bakteri & Logam Berat pada Air UNAIR NEWS – Kandungan logam berat dalam air sungai di kawasan Kenjeran, Kota Surabaya, masih melampaui ambang batas. Dampaknya, tubuh ikan yang hidup di perairan itu juga mengandung logam berat di atas ambang batas pula. Padahal, toksisitas logam berat mengakibatkan kematian ikan dan masalah kesehatan yang serius bagi manusia yang mengkonsumsi ikan tersebut. Pandangan lain, ikan- ikan hias di seluruh dunia mengalami gangguan kesehatan, bahkan kematian akibat infeksi bakteri patogen. Diilhami persoalan itulah mahasiswa Universitas Airlangga berhasil melakukan kreativitas dengan membuat alat penyerap toksisitas itu. Alat tersebut dinamai “FILTER CAKEP”, kependekan dari “Filter Cangkang Kerang Perna viridis”. Keunggulan filter ini dibandingkan filter pada umumnya adalah bahan penyerap filter menggunakan chitosan cangkang kerang hijau (Perna viridis), yang dapat menyerap logam berat, membunuh bakteri patogen, menyaring kotoran (feses) dan sisa pakan, serta menyuplai oksigen terlarut dalam air media pemeliharaan. Keberhasilan dalam inovasi tersebut dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) berjudul “FILTER CAKEP: Filter Air Anti Bakteri Dan Logam Berat Berbahan Dasar Cangkang Kerang Hijau (Perna viridis)”. Atas bimbingan dosennya, Boedi Setya Rahardja, Ir., MP., proposal ini lolos seleksi dan memperoleh dana hibah pengembangan dari Kemenristekdikti dalam program PKM 2018. ”Kami bersyukur bisa menawarkan sesuatu, semoga bermanfaat bagi mengatasi permasalahan ini,” kata Zakiyatussany, ketua tim PKMK ini. Tim PKMK ini juga beranggotakan Nur Fitria Firmaningrum dan Nisrina Husniah Hana Khalda, ketiganya mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR. Diterangkan oleh Zakiyatussany, chitosan yang terdapat di pasaran pada umumnya berasal dari cangkang udang dan kepiting, tentu harganya mahal. Bahan penyerap filter pada umumnya berupa karbon aktif dan batu-batuan yang tidak dapat digunakan dalam jangka panjang. Karena itu dalam “FILTER CAKEP” ini telah dirangkai dan disertai panduan, sehingga memudahkan konsumen dalam penggunaannya. “Filter ini efektif digunakan untuk akuarium berukuran maksimal 60 Cm dan kolam maksimal bervolume 60 liter,” kata Zakiya, mahasiswa FPK angkatan 2016 ini. Artinya, lanjut Zaki menerangkan, dalam setiap 60 liter air itu sebaiknya terdapat satu “FILTER CAKEP”. Jika kolam bervolume 120 liter maka sebaiknya terdapat dua filter. Produk “FILTER CAKEP” ini sudah dipasarkan di masyarakat secara eceran dengan kemasan cantik menggunakan kardus dengan harga Rp 50.000. Dalam setiap kemasan “FILTER CAKEP” terdiri dari chitosan cangkang kerang hijau 20 gr, wadah filter, outlet, batu pemberat, busa filter, karbon aktif (bonus), batu aerasi, selang (untuk batu aerasi), dan buku panduan. Tambahan pemberian bonus berupa karbon aktif diharapkan dapat menarik minat calon pembeli. Apalagi, FILTER CAKEP juga telah dirangkai dan disertai panduan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan Inggris, sehingga dapat memudahkan konsumen dalam penggunaannya. ”Filter ini efektif digunakan selama satu tahun, dan sebaiknya dibersihkan setiap minggu atau sesuai kebutuhan,” tambah Zakiya. Segmentasi pasar yang sudah dijangkau selama ini adalah seluruh lapisan masyarakat, terutama pecinta ikan hias dan pembudidaya ikan atau biota air lainnya. Bahkan, “FILTER CAKEP” ini juga bisa dipesan melalui instragram dengan akun filter_cakep, line dengan id ayum_97, atau melalui WhatsApp (WA) di 085655767217. Cara penggunaan FILTER CAKEP juga dapat dilihat di https://youtu.be/9WVvgF8vSNE. (*) Editor : Bambang Bes Sosiolog Gender Bicara Soal Peran Perempuan UNAIR NEWS – “Saat ini orang-orang, termasuk kawan-kawan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) begitu seru sekali ketika membicarakan tentang kajian gender. Saya ingin menyampaikan kepada publik bahwa ada studi mendasar tentang gender. Kajian tersebut mengkaji relasi antara laki-laki dan perempuan. Perspektif-perspektif yang digunakan (dalam proses politik) mendasari lahirnya kebijakan-kebijakan yang dihasilkan,” tutur Guru Besar bidang Sosiologi Gender Prof. Dr. Emy Susanti, MA. Sosiologi gender adalah salah satu subbidang ilmu sosial yang memetakan situasi problematik dan mengkaji realitas isu gender dalam kehidupan sosial. Dalam kajian ini, teori dan penelitian dikembangkan untuk menjawab konstruksi sosial, serta interaksi dimensi gender dengan kekuatan sosial dan struktur sosial. “Ketika ada kebijakan, misalnya pendidikan yang mengarah ke kesetaraan gender, kebijakan pengarusutamaan gender, dan kuota keterwakilan perempuan di legislatif minimal 30 persen, sebetulnya ada pemikiran atau perspektif yang mendasari. Kalau kita pegang perspektif A, maka akan keluar kebijakan yang sejalan dengan perspektif tersebut,” imbuh Prof. Emy, pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga. Prof. Emy mengatakan, tidak banyak orang yang paham tentang kajian mengenai gender. Ketidakpahaman itulah yang melatari ketimpangan relasi antara laki- laki dan perempuan. Menurutnya, perempuan telah dihegemoni oleh struktur budaya yang telah lama berlangsung. Ketimpangan relasi tersebut tak hanya terjadi di desa-desa, tetapi juga menimpa kaum urban. Para perempuan ini tak sadar telah dieskploitasi oleh kepentingan kapitalis. “Mereka, perempuan masyarakat kelas menengah atas terkena penyakit the gender complex. Mereka nggak merasa kalau mereka tereksploitasi dan tersubdominasi. Bahkan, mereka, anak-anak muda itu, dengan bangga menunjukkan tubuhnya. Mereka tidak tahu bahwa mereka dieksploitasi untuk kepentingan profit atau kapitalis,” terang perempuan kelahiran Pacitan ini. Perempuan yang juga koordinator program studi S-2 Sosiologi FISIP UNAIR ini juga mengomentari tentang kebijakan keterwakilan perempuan di pemerintahan. Menurut Emy, jumlah representasi perempuan di pemerintahan tak berbanding lurus dengan keadaan di masyarakat. “Kan sekarang perempuan di Indonesia sudah banyak yang menjadi menteri. Indonesia juga sudah punya presiden perempuan but it doesn’t mean (ini tidak berarti, red) bahwa keadaan di masyarakat sudah setara. Itu bukan ukuran,” imbuhnya. Perempuan harus berdaya Emy menegaskan, perempuan harus bisa berdaya di segala sektor. Baik sebagai pekerja kantoran, wirausaha, maupun rumah tangga. Perempuan diharapkan juga bisa menjadi tulang punggung, termasuk di lingkup keluarga agar roda perekonomian rumah tangga berjalan baik. Di sisi lain, ibu rumah tangga juga harus diberdayakan. Bagi penulis buku “Kajian Keluarga Miskin dan Perangkap Kemiskinan di Perkotaan” ini, ibu rumah tangga merupakan sebuah okupansi yang membanggakan. Sebab, dari keluarga, generasi penerus diharapkan bisa menjadi pengisi pembangunan dengan baik. “Yang harus dipahami adalah ketika mereka bekerja maupun tidak bekerja, lindungilah mereka. Biarkan dia bekerja sebagai ibu rumah tangga tapi lindungi dia sebagaimana buruh. Lindungi dia dari kekerasan. Biarkan dia berada di rumah tapi berikan fasilitas bagi anak-anaknya agar mereka bisa berpendidikan dengan baik,” ungkap Emy. “Ibu-ibu di rumah juga harus diajari dan diberdayakan. Sebagai istri dan ibu jangan nonton sinetron tok (saja). Mereka harus meningkatkan kapabilitasnya. Kenapa perempuan harus pandai? Agar mereka bisa memberikan yang terbaik bagi keluarga dan anak-anaknya,” pesannya. Penulis: Defrina Sukma S Mahasiswa UNAIR Ciptakan Alat untuk Menganalisis Siklus Berjalan Seseorang UNAIR NEWS – Manusia memiliki identitas masing-masing. Baik diidentifikasi dari sisi nama, wajah, badan dan gesture tubuh. Untuk itu dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari Kemenristekdikti tahun 2018 ini, mahasiswa Universitas Airlangga berhasil merancang sebuah purwarupa alat yang bisa menganalisis siklus berjalan manusia. Diyakinkan harganya lebih murah dan dapat digunakan dimana dan kapan saja. Tiga mahasiswa prodi S1 Teknik Biomedis itu adalah Fadli Azhari, Tarikh Omar Asyraf, dan Asy-Syifa Mufidah. Dibawah bimbingan Akif Rahmatillah, ST., MT., dosen Fakultas Sains dan Teknologi ini, proposan penelitian mereka tentang “LOGS : Purwarupa Analisis Siklus Berjalan Manusia” di bidang karsa cipta

Description:
Lestari Dyah Ningtyas, dan Weka Nastiti. Dijelaskan oleh Sofie, PA Milenium . show inspiratif, dan meraih Top 5 Enterpreneur by. Madeinkampus.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.