PEDOMAN TEKIIK DASAR UNTUK lABORATORIUM ·KESEHATAN (Manual of Basic Techniques for A Health Laboratory) Edisi 2 Alih Bahas.a: . Drs. Chairlan, M. Biomed Dra. Estu Lestari, MM Editor Edisi Bahasa Indonesia: dr. Albertus Agung Mahode PENERBITBUKU KEDOKTERAN IOOIEGCI . Kutipan Pasal 72: Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta (Undang-Undang No. 19 Tahun 2002) I. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan danlatau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun danlatau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (Iima miIiar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,.a tau menjual kepada umum suatu ciptaan atau batang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (Iima) tahun danlatau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (Iima ratus juta rupiah). PENTlNG DIKETAHUI Penerbit adalah rekanan pengarang untuk menerbitkan sebuah buku. Bersama pengarang, penerbit menciptakan buku untuk diterbitkan. Penerbit merilpunyai hak atas penerbitan buku tersebut serta distribusinya, sedangkan pengarang memegang hak penuh a~s karangannya dan berhak mendapatkan royalti atas penjualan bukunya dari penerbit. Percetakan adalah perusahaan yang memiliki mesin cetak dan menjual jasa pencetakan. Percetakan tidak memiliki hak apa pun dari buku yang dicetaknya kecuali upah. Percetakan tidak bertanggungjawab atas isi buku yang dicetaknya. Pengarang adalah pencipta buku yang menyerahkan naskahnya untuk diterbitkan di sebuah penerbit. Peng~rang memiliki hak penuh atas karangannya, namun menyerahkan hak penerbitan dan distribusi bukunya kepada penerbit yang ditunjuknya sesuai batas-batas yang ditentukan dalam perjanjian. Pengarang berhak mendapatkan royalti atas karyanya dari penerbit, sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian Pengarang-Penerbit. Pem b~jak adalah pihak yang mengambil keuntungan dari kepakaran pengarang dan kebutuhan belajar masyarakat. Pembajak tidak mempunyai hak mencetak, tidak memiliki hak menggandakan, mendistribusikan, dan menjual buku yang diganda kannya karena tidak dilindungi copyright ataupun perjimjian pengarang-penerbit. Pembajak tidak peduli atasjerih payah pengarang. Buku pembajak dapat lebih murah karena mereka tidak perJu mempersiapkan naskah mulai dari pemilihan judul, editing sampai persiapan pracetak, tidak membayar royalti, dan tidak terikat perjanjian dengan pihak mana pun. PEMBAJAKAN BUKU ADALAH KruMINAL! Andajangan menggunakan buku bajakan, demi menghargaijerih payah para pengarang yang notabene adalah para guru. EOC 1669 Diterbitkan oleh World Health Organization pada 2003 Denganjudul MANUAL OF BASlC TECHNIQUES FOR A HEALTH LABORATORY, 2ad Ed. (TRl041173) © World Health Organization 2003 . Direktur Jenderal World Health Organization memberikan hak terjemahan untuk edisi bahasa Indonesia kepada Penerbit Buku Kedokteran EGC, menjadi satu-satunya pihak yang bertanggungjawab untuk edisi Indonesia. PEDOMAN TEKNIK DASAR UNTUK LABORATORI1JM KESEHATAN, Ed. 2 Alih bahasa': Drs. Chairlan, M.Biomed & Dra Estu Lestari, MM Editor edisi bahasa Indonesia: dr. Albertus Agung Mahode Copy editor: Suryani Hak cipta terjemahan Indonesia © 2004 Penerbit Buku Kedokteran EOC P.O. Box 4276/Jakarta 10042 Telepon: 65306283 Anggota lKAPI Desain kulit muka: Agus Prabowo Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Cetakan 20 II Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) World Health Organization Pedoman teknik dasar untuk laboratorium kesehatan / WHO ; alih bahasa, Chairlan, Estu Lesfari ; editor edisi bahasa Indonesia, Albertus Agung Mahode. - Ed. 2. - Jakarta: EOC, 2011. xiv, 373 hIm. ; 21 x 29,5 cm. Judul asli: Manual of basic techniques for a health laboratory. ISBN 978-979-044-005-0 I. Kesehatan - Laboratorium. 1. Judul. n. Chairlan. Ill. Estu Lestari. IV. Mahode, Albertus Agung. 616.0756 Isi di luar langgung jawab percelakan Daftar Isi •••••••• Kata Pengantar xiii 1. Pendahuluan 1 1.1 Tujuan Pedoman 1 1.2 Reagen dan Peralatan 1 1.2.1 Reagen 1 1.2.2 Peralatan 1 1.3 Tanggung Jawab PekeIja Laboratorium 2 1.4 Satuan Pengukuran 2 1.4.1 Besaran dan satuan dalam laboratorium klinis 2 1.4.2 Satuan SI dan nama besaran 2 Bagian I 7 2. Merancang Laboratorium Kesehatan Perifer 8 . 2.1 Perencanaan 8 2.1.1 Laboratdrium satu ruang 8 2.1.2 Laboratorium dua ruang 9 2.2 Kelistrikan 10 2.2.1 Sumber energi listrik 10 2.2.2 Merancang peralatan listrik sederhana 12 2.2.3 Apa yang harus dilakukan bila peralatan listrik tidak berfungsi 14 2.3 Instalasi Saluran Air: Ptosedur Sederhana 17 2.3.1 Alat dan bahan 17 2.3.2 Keran 18 2.3.3 Bak tampung 20 2-4 Air untuk Laboratorium 22 2-4.1 Air bersih 22 2-4.2 Air suling 23 2-4.3 Air bebas-mineral 26 2-4-4 Air "dapar 28 2.5 Peralatan 29 2.5.1Peralatan laboratorium utama 29 2.5.2 Peralatan tambahan 30 v vi Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan . 2.5.3 Persediaan peralatan 36 2.5-4 Pembuatan peralatan gelas 36 2.5.5 Wadah spesimen 40 2.5.6 Penyimpanan, inventarisasi, dan pemesanan stok laboratorium 42 2.6 Registrasi Spesimen dan Pembuatan Laporan Bulanan 44 2.6.1 Registrasi spesimen 44 2.6.2 Pembuatan laporan bulanan 45 3. Prosedur Laboratorium Umum 50 3.1 Penggunaan Mikroskop 50 3.1.1 Komponen mikroskop 50 3.1.2 Memasang mikroskop 55 3.1.3 Pemfokusan objektif 59 3.1.4 Penggunaan mikrometer okuler 60 3.1.5 Mikroskopi lapangan gelap 61 3.1.6 Perawatan rutin 61 3.2 Penimbangan: Penggunaan Neraca Laboratorium 64 3.2.1 Sensitivitas neraca 64 3.2.2 Neraca dua-piringan terbuka 64 3.2.3 Neraca analitis 65 .3.2-4 Neraca apotek 66 3.3 Sentrifugasi 67 3.3.1 Prinsip 67 3.3.2 Jenis-jenis centrifuge 67 3.3.3 Petunjuk pemakaian 68 3-4 Pengukuran dan Penyaluran Cairan 70 3-4.1 Pipet 71 3.4.2 Labu volumetrik 73 3.4.3 Buret 75 3-4-4 Gelas kerucut berskala 75 3.5 Cara Membersihkan, Disinfeksi, dan Sterilisasi 75 3.5.1 Membersihkan peralatan gelas, spuit, danjarum suntik yang dapat dipakai ulang 75 3.5.2 Membersihkan wadah spesimen yang tidak sekali pakai 79 3.5.3 Membersihkan dan memelihara peralatan laboratorium lain 81 3.5.4 Disinfektan 81 3.5.5 Sterilisasi 82 3.6 Pembuangan LimbahLaboratorium 88 3.6.1 Pembuangan spesimen dan peralatan terkontaminasi 88 3.6.2 Insinerasiperalatan sekali pakai 88 .3.6.3 Mengubur peralatan sekali pakai 88 3.7 Pengiriman Spesimen ke Laboratorium Rujukan 89 3.7.1 Pengemasan spesimen untuk diltirim 89 3.7.2 Fiksasi clan pengiriman spesim.en biopsi untuk pemeriksaan histopatologis 90 3.8. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium 94 3.8.1 Kewaspadaan untuk mencegah kecelakaan 95 Doftor 151 v-II 3.8.2 Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) laboratorium 96 3.9 Jaminan Mutu Laboratorium 98 3.9.1 Pengambilan spesimen 99 BllgianlI 100 4. Parasitologi 101 4.1 Pendahuluan 101 4.2 Pemeriksaan Spesimen Feses untuk Parasit 103 4.2.1 Pengambilan spesimen 103 4.2.2 Pemeriksaan visual 104 4.2.3 Pemeriksaan mikroskopik 105 4.2-4. Pengiriman spesimen feses untuk pendeteksian parasit 105 4.3 Protozoa Usus 107 4.3.1 Identifikasi bentuk motil (trofozoit) 107 4.3.2 Identifikasi Kista 114 4-4 Helminthes.Usus 122 4-4.1 Identifikasi telur 122 4-4.2 Identifikasi helminthes dewasa 145 4.5 Teknik Konsentrasi Parasit 150 4.5.1 Teknik flotasi menggunakan larutan natrium klorida (Willis) 150 4.5.2 Tekniksedimentasi formaldehid-eter (AlIen & Ridley) 152 4.5.3 Teknik sedimentasi formaldehid-detergen 153 4.5-4 Teknik sedimentasi larva Strongyloides Stercoralis (Harada-Mori) 154 4.6 Uji Kimiawi Darah Samar (Occult Blood) dalam Feses 156 4.6.1 Prinsip 156 4.6.2 Alat dan bahan 156 . 4.6.3 Metode 156 4.6.4 Hasil 157 4.7 Parasit Darah dan Kulit 157 4·7 ·1, Filaria 157 4.7.2 Plasmodium spp. 169 4.7.3 Trypanosoma spp. 179 4.7.4 Leishmania spp. 189 5. Bakteriologi 192 5.1 Pendahuluan 192 5.2 Pembuatan dan Fiksasi Preparat 192 5.2.1 Prinsip 192 5.2.2 Alat dan bahan 192 5.2.3 Pembuatan preparat 193 5.2-4 Fiksasi apusan 193 5.3 Teknik Pewamaan 194 5.3.1 Pewamaangram • 194 5.3.2 Pewamaan Albert (untuk pendeteksian Corynebacterium diphtheriae) 196 vIII Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan 5.3.3 Pewarnaan Ziehl-Neelsen (untukpendeteksian basil tahan asam) 197 5.3-4 Pewarnaan Ways on (untuk pendeteksian Yersinia pestis) 198. 5.3.5 Pewarnaan biru metilen Loeffler(untukpendeteksian Bacillus anthracis) 199 5-4 Pemeriksaan Spesimen Sputum dan Swab Tenggorokan 200 5-4.1 Alat dan bahan 200 5-4.2 Metode 200 5.4.3 Pemeriksaan mikroskopik 201 5-4-4 Pengiriman spesimen untuk kultur 201 5.5 Pemeriksaan Spesimen Urogenital untuk Diagnosis Gonore 202 5.5.1 Alat dan bahan 202 5.5.2 Metode 202 5.5.3 Pemeriksaan mikroskopik 203 5.5-4 Pengiriman spesimen untuk kultur 204 5.6 Pemeriksaan Spesimen Genital untuk Diagnosis Sifilis 204 5.6.1 Alat dan bahan 205 5.6.2 Metode 205 5.6.3 Pemeriksaan mikroskopik 206 5.7 Pemeriksaan Spesimen Semen 206 5.7.1 Alat dan bahan 206 5.7.2 Metode 207 5.7.3 Pemeriksaan makroskopik 207 5.'1-4 Pemeriksaan mikroskopik 207 5.8 Pemeriksaan Sekret Vagina 210 5.8.1 Alat dan ba.han 210 5.8.2 Metode 210 . 5.8.3 Pemeriksaan mikroskopik 210 5.9 Pemeriksaan Sp~imen Feses Encer 210' 5.9.1 Alat dan bahan 211 5.9.2 Metode 211 5.9.3 Pemeriksaan mikroskopik 211 5.9-4 Pengiriman spesimen untuk kultur 211 5.10 Pemeriksaan Aspirat, Eksudat, dan Efusi 212 5.10.1 Alat dan bahan 21!3 5.10.2 Metode 213 5.10.3 Pemeriksaan mikroskopik 213 5.11 Pemeriksaan Pus untuk Identifikasi Bacillus anthracis 214 5.11.1 Alat dan bahan 214 5.11.2 Metode 214 5.11.3 Pemeriksaan mikroskopik 214 5.12 Pemeriksaan Kerokan Kulit dan Hidung untuk Identifikasi Mycobacterium leprae 214 5.12.1 Alat dan bahan 215 5.12.2 Metode 215 5.12.3 Pemeriksaan mikroskopik 218 Daftar Isi Ix 6. Mikologi 220 6.1 Pemeriksaan Jamur pada Kulit dan Rambut 220 6.1.1 Alat dan bahan 220 6.1.2 Metode 220 6.2 Pemeriksaan Pus untuk Diagnosis Misetoma 221 6.2.1 Alat dan bahan 222 6.2.2 Metode 222 6.3 Pemeriksaan Spesimen Kulit untuk Diagnosis Pitiriasis Versikolor 223 6.3.1 Alat dan bahan 223 · 6.3.2 Metode 223 Bagian III 225 7. PemeriksaanUrine 226 7.1 Pengambilan Spesimen Urine 226 7.1.1 Jenis-jenis spesimen urine 226 7.1.2 Pengawet spesimen urine 227 7.2 Pemeriksaan Spesimen Urine 227 7.2.1 Pemeriksaan makroskopik 227 7.2.2 Pendeteksian darah dalam urine 227 7.2.3 Pengukuran pH 227 7.2-4 Pendeteksian glukosa 229 7.2.5 Deteksi dan estim'asi protein 230 7.2.6 Pendeteksian benda-benda keton 231 7.2.7 Pendeteksian unsur-unsur abnormal 233 7.2.8 Pendeteksian infeksi Schistosoma haematobium 240 7.2.9 Pendeteksian bakteri 243 8. Pemeriksaan Cairan Serebrospinal (CSF) 247 8.1 Indikasi Umum Pemer-iksaan CSF 247 8.2 Pengambilan Spesimen CSF 247 8.3 Pemeriksaan Spesimen CSF 247 . 8.3.1 Hal-hal y.ang harus diperhatikan 247 8.3.2 Pemeriksaan makroskopik 248 8.3.3 Pemeriksaan mikroskopik 250 . 8.3-4 Penentuan kadar glukosa 254 8.3.5 Penentuan kadar protein 255 8.3.6 Rangkuman 256 8-4 Pengiriman Spesimen CSF untuk Kultur 256 8-4.1 Alat dan bahan 256 8.4.2 Metode pengiriman dengan medium transpor Stuart (untuk pengisolasian Neisseria meningitidis) 257 x Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan 9. Hematologi 258 9.1 Jenis-Jeriis Sel Darah 258 9.1.1 Eritrosit 258 9.1.2 Leukosit 258 9.1.3 Trombosit 258 9.2 Pengambilan Sampel Darah 260 9.2.1 Prinsip 260 9.2.2 Alat dan bahan 260 9.2.3 Metode 260 9.3 Estimasi Kadar Hemoglobin 263 9.3.1 Metode fotometrik hemiglobinsianida 264 9.3.2 Metode hematin D alkali 268 9-4 Estimasi Fraksi Volume Eritrosit 271 9-4.1 Metode skala-mikro 272 9-4.2 Metode skala-makro 277 9.5 Estimasi Konsentrasi Jumlah Eritrosit 277 9.6 Estimasi Konsentrasi Jumlah Leukosit 278 9.6.1 Prinsip 279 9.6.2 Alat dan bahan 279 9.6.3 Metode 279 9.6-4. HasH 281 9.7 Pengukuran Laju Endap Darah 282 9.7.1 Prinsip 282 9.7.2 Alat dan bahan 282 9.7.3 Metode 282 9.7.4 HasH 283 9.8 Pengukuran Masa Perdarahan: Metode Duke 284 9.8.1 Prinsip 284 9.8.2 Alat dan bahan 284 9.8.3 Metode 285 9.8.4 HasH 285 9.9 Pemeriksaan Retraksi Bekuan dan Pengukuran Masa Lisis Bekuan 286 9.9.1 Prinsip 286 9.9.2 Peralatan 286 9.9.3 Metode 286 9.9-4 HasH 287 9.10 Pembuatan dan Pemulasan Apusan-Darah Tipis 287 9.10.1 Prinsip 287 9.10.2 Alat dan bahan 289 9.10.3 Metode 290 9.10-4 Pemeriksaan mikroskopik 294 9.11 Uji Sel-Sabit 303 9.11.1 Prinsip 304 9.11.2 Alat dan bahan 304 Daftar Isi , xl 9.11.3 Metode 304 9.11.4 Pemeriksaan mikroskopik 304 9.12 Estimasi Fraksi CKonsentrasi) Jumlah Retikulosit 305 '9.12.1 Prinsip 306 9.12.2 Alat dan bahan 306 9.12.3 Metode 306 9.12-4 Pemeriksaan mikroskopik 306 9.13 Estimasi Fraksi Jumlah Jenis Leukosit 308 9.13.1 Prinsip 308 9.13.2 Peralatan 308 9.13.3 Pemeriksaan mikroskopik 308 9.14 Estimasi Konsentrasi Jumlah Trombosit CHitung Trombosit) 310 9.14.1 Peralatan 310 9.14.2 Pemeriksaan mikroskopik 310 1O.Kimia Darah 311 10.1 Estimasi Kadar Glukosa Darah: Metode O-Toluidin 311 10.1.1 Prinsip 311 10.1.2 Alat dan bahan 311 10.1.3 Metode 311 10.1.4 Hasil 313 10.2 Estimasi Kadar Urea Darah: Metode Diasetil Monoksim/Tiosemikarbazid 314 10.2.1 Prinsip 314 10.2.2 Alat dan bahan 314 10.2.3 Metode 315 10.2-4 Hasil 315 11.Teknik Imunologis dan Serologis 317 11.1 Pengantar Imunologi 317 11.1.1 Antibodi 317 11.1.2 Antigen 318 11.1.3 Interaksi antigen-antibodi 318 11.2 Prinsip Tekniklmunokimiawi 319 11.2.1 Uji pengikatan primer 319 11.2.2 Uji pengikatan sekunder 321 11.3 Pemeriksaan Faktor Reumatoid dengan Teknik Aglutinasi-Lateks 324 11.3.1 Alat dan bahan 324 11.3.2 Metode 324 11.4 Pemeriksaan Antibodi Anti-Steptolisin 0 325 11.4.1 Ujianti-streptolisin 0 325, 11.4.2 Aglutinasi lateks 326 11.5 Pemeriksaanj3-Human Chorionic Gonadotropin CB-heG) dalam Urine.dengan Teknik Inhibisi Aglutinasi 327 11.5.1 Alat dan bahan 327 11.5':2 Metode 327
Description: