ebook img

PANDANGAN SYAIKH WAHBAH AZ ZUHAILI DALAM KITAB FIQIH AL-ISLAM WA ADILLATUHU PDF

12 Pages·2017·0.43 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview PANDANGAN SYAIKH WAHBAH AZ ZUHAILI DALAM KITAB FIQIH AL-ISLAM WA ADILLATUHU

PANDANGAN SYAIKH WAHBAH AZ ZUHAILI DALAM KITAB FIQIH AL-ISLAM WA ADILLATUHU TENTANG BATASAN CACAT SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN Oleh: Yunianti Alumnus Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Sains Al-Qur`an Email: [email protected] Meskipun tujuan dari perkawinan adalah untuk membentuk keluarga bahagia (sakinah) yang kekal, namun perjalanan dan realitas masyarakat menunjukkan bahwa tidak semua perkawinan berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya. Banyak pasangan suami-isteri yang pekawinannya “terpaksa” harus berakhir di tengah jalan. Perceraian menjadi pemutus benang cinta yang terjalin di antara suami dan istri. Wahbah az-Zuhaili merupakan salah satu ulama kontemporer yang sangat berpengaruh. Pandangan-pandangannya maupun fatwa- fatwanya memberikan warna dan corak baru dalam penerapan syari’at Islam. Dalam hal cacat yang dapat menjadi sebab perceraian, beliau mempunyai pandangan berbeda tentang cacat-cacat yang masih menjadi polemik dan diperdebatkan oleh ulama-ulama terdahulu tersebut. Secara umum perceraian atau gugat cerai dapat dilaksanakan apabila terdapat kelemahan atau cacat yang dimiliki suami istri, yaitu: Kelemahan atau cacat yang menjadi penghalang hubungan suami istri (seksual), misalnya bagi laki-laki zakarnya terpotong atau inpoten. Sementara wanita kemaluannya tersumbat (ar-ratqu) atau tersumbat tulang (al-qarnu). Kelemahan atau cacat yang menjadi penghambat hubungan seksual dalam bentuk penyakit berbahaya yang membuat lawan jenis tidak sabar hidup bersamanya. Kata Kunci : Wahbah az-Zuhaili, Cerai, Cacat A. Pendahuluan tersebut merupakan sebagai jalan demi Syari'at Islam adalah ajaran Allah eksistensinya dan kelanjutan keturunan SWT untuk umat manusia. Di mana serta sebagai realisasi hukum shar'i dan syari'at Islam merupakan landasan dalam sunnatullah. menjalankan tugas sehari-hari bagi Pernikahan merupakan akad yang seluruh hamba-Nya, demi tercapainya sangat sakral dan mengandung hikmah suatu kebahagiaan hidup di dunia yang sangat besar. Pernikahan adalah maupun di akhirat. Manusia merupakan sebuah akad yang telah ditetapkan oleh makhluk hidup yang lebih dimuliakan syari’at yang berfungsi untuk dan lebih diutamakan oleh Allah SWT memberikan hak bagi lelaki untuk dibandingkan dengan makhluk hidup bersenang-senang dengan perempuan, lainnya. Oleh sebab itu, Allah SWT dan menghalalkan perempuan untuk menetapkan adanya aturan tentang bersenang-senang dengan lelaki (Wahbah pernikahan bagi manusia, di mana hal Az-Zuhaili, 2011: 39). Vol. III No. 01, Mei 2017 Pernikahan merupakan pokok yang alasan perceraian dengan alasan cacat utama untuk mengatur kehidupan rumah biologis. Tidak ada penjelasan secara tangga dalam memperbanyak keturunan. rinci bagaimana cacat atau penyakit yang Adapun tercapainya tujuan perkawinan dapat diajukan kepengadilan sebagai sangat tergantung pada eratnya hubungan alasan perceraian agar dapat dikabulkan suami istri dan pergaulan yang baik oleh hakim, hanya saja dalam pasal antara keduanya. Keduanya hidup di tersebut ditekankan apabila status cacat bawah satu atap dan mempunyai tujuan atau penyakit itu dapat menghalangi salah yang sama, yaitu membentuk keluarga satu atau keduanya dalam memenuhi (rumah tangga) yang sakinah mawaddah kewajiban masing-masing,maka boleh warahmah serta mendapat ridla dari Allah mengajukan perceraian. SWT. Salah satu prinsip hukum Meskipun tujuan dari perkawinan perkawinan Islam adalah bahwa ikatan adalah untuk membentuk keluarga perkawinan tidak boleh menyebabkan bahagia (sakinah) yang kekal, namun penderitaan pada pasangan tersebut, atau perjalanan dan realitas masyarakat membuatnya melanggar batas-batas yang menunjukkan bahwa tidak semua ditentukan oleh Allah. Problema perkawinan berjalan sesuai dengan tujuan pernikahan yang terdapat cacat itu tidak yang ingin dicapainya. Banyak pasangan bisa memenuhi tujuan pernikahan dari suami-isteri yang pekawinannya penyakit yang menghambat hubungan “terpaksa” harus berakhir di tengah jalan. biologis, tapi jika mereka (suami istri) Perceraian menjadi pemutus benang cinta sama-sama rela dan mengetahui hal yang terjalin di antara suami dan istri. tersebut tidaklah menjadi permasalahan. Dalam peraturan pemerintah Nomor Dalam hal perceraian karena cacat tubuh 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan atau mental, para ulama mazhab berbeda Undang-Undang Nomor 1 Tahun1974, pendapat. Para imam mazhab sepakat disebutkan bahwa perceraian dapat dalam membolehkan perpisahan akibat terjadi karena alasan salah satu pihak adanya dua cacat, yaitu kebiri dan mendapat cacat badan atau penyakit impotensi. Mereka berselisih pendapat dengan akibat tidak dapat menjalankan pada cacat-cacat yang lainya. kewajibannya sebagai suami istri. Cacat Wahbah az-Zuhaili merupakan salah badan atau penyakit yang mengakibatkan satu ulama kontemporer yang sangat suami istri tidak dapat menjalankan berpengaruh. Pandangan-pandangannya kewajibannya, masuk dalam kategori maupun fatwa-fatwanya memberikan 92 Pemilihan Keluarga Vol. III No. 01, Mei 2017 warna dan corak baru dalam penerapan pasangan Mustafa dan Fatimah binti syari’at Islam. Dalam hal cacat yang Mustafa Sa`dah. Ayah beliau dapat menjadi sebab perceraian, beliau berprofesi sebagai pedagang sekaligus mempunyai pandangan berbeda tentang seorang petani. cacat-cacat yang masih menjadi polemik Beliau mulai belajar Al-Qur`an dan diperdebatkan oleh ulama-ulama dan sekolah ibtidaiyah di terdahulu tersebut. kampungnya. Setelah menamatkan Tulisan ini merupakan deskripsi pendidikan dasar di Damaskus pada analitis pemikiran Prof. Dr. Wahbah az- tahun 1946 M beliau melanjutkan Zuhaili dalam kitab Fiqih Islam wa pendidikannya di Kuliah Syar`iyah Adillatuhu tentang batasan cacat sebagai dan tamat pada 1952 M. Ketika pindah alasan perceraian. Adapun yang menjadi ke Kairo beliau mengikuti kuliah di pokok permasalahan dalam tulisan ini beberapa fakultas secara bersamaan, adalah (1) Bagaimana pemikiran Wahbah yaitu di Fakultas Syari'ah, Fakultas az Zuhaili tentang batasan cacat sebagai Bahasa Arab di Universitas Al Azhar alasan perceraian?; dan (2) Bagaimana dan Fakultas Hukum Universitas ’Ain Pandangan Hukum Islam terhadap Syams (Muhammad Khoirudin, 2003: tentang batasan cacat sebagai alasan 102). perceraian? Beliau memperoleh ijazah sarjana syari’ah di Al-Azhar dan juga B. Hasil dan Pembahasan memperoleh ijazah takhassus 1. Biografi Prof DR. Wahbah Az pengajaran bahasa Arab di Al-Azhar Zuhaili pada tahun 1956 M. Kemudian a. Masa Kecil dan Pendidikan memperoleh ijazah Licence (Lc) Syaikh Prof. Dr. Wahbah Az- bidang hukum di Universitas ‘Ain Zuhaili adalah cerdik cendikia (‘âlim Syams pada tahun 1957 M, Magister ‘allâmah) yang menguasai berbagai Syariah dari Fakultas Hukum disiplin ilmu (mutafannin). Seorang Universitas Kairo pada tahun 1959 M ulama fikih kontemporer peringkat dan Doktor pada tahun 1963 M. Gelar dunia. Pemikiran fikihnya menyebar doktor di bidang hukum (Syariat ke seluruh dunia Islam melalui kitab- Islam) beliau peroleh dengan predikat kitab fikih karyanya. Beliau dilahirkan summa cum laude (Martabat asy- di desa Dâr ‘Aṭiah, utara Damaskus, Syarof al-Ûla) dengan disertasi Syiria pada tahun 1932 M dari berjudul "Aṡar al-Ḣarbi fî al-Fiqh al- . Pemilihan Keluarga 93 Vol. III No. 01, Mei 2017 Islâmî, Dirâsah Muqâronah Baina al- negara Arab, seperti pada Fakultas Mażahib aṡ-Ṡamâniyah wa al-Qânûn Syariah dan Hukum serta Fakultas ad-Dauli al-'Âm" (Pengaruh-Pengaruh Adab Pascasarjana Universitas Perang dalam Fiqih Islam, Kajian Benghazi, Libya; pada Universitas Perbandingan antara Delapan Khurtum, Universitas Ummu Darman, Madzhab dan Undang-undang Universitas Afrika yang ketiganya Internasional) sungguh catatan berada di Sudan. Beliau juga pernah prestasi yang sangat cemerlang. mengajar pada Universitas Emirat Satu catatan penting, bahwa Arab (www.muslimedianews.com). Syaikh Wahbah Az Zuhaili senantiasa Beliau juga menghadiri berbagai menduduki ranking teratas pada seminar internasional dan semua jenjang pendidikannya. Ini mempresentasikan makalah dalam semua menunjukkan ketekunan beliau berbagai forum ilmiah di negara- dalam belajar. Menurut beliau, rahasia negara Arab termasuk di Malaysia dan kesuksesannya dalam belajar terletak Indonesia. Beliau juga menjadi pada kesungguhannya menekuni anggota tim redaksi berbagai jurnal pelajaran dan menjauhkan diri dari dan majalah, dan staf ahli pada segala hal yang mengganggu belajar. berbagai lembaga riset fikih dan Motto hidupnya adalah “Inna sirr an- peradaban Islam di Siria,Yordania, najâḣ fî al-ḣayat, ihsân aṣ-ṣilâh bi ArabSaudi,Sudan, India, dan Amerika Allâh ‘azza wa jalla”, (Sesungguhnya, (www.muslimedianews.com). rahasia kesuksesan dalam hidup adalah membaikkan hubungan dengan b. Karya-karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili Alloh `Azza wa jalla). Syaikh Wahbah al-Zuhaili Setelah memperoleh ijazah menulis buku, kertas kerja dan artikel Doktor, pekerjaan pertama Syaikh dalam berbagai cabang ilmu Wahbah Az Zuhailli adalah staf keislaman. Buku-buku karyanya pengajar pada Fakultas Syariah, melebihi 133 buah buku dan jika Universitas Damaskus pada tahun dicampur dengan risalah-risalah kecil 1963 M, kemudian menjadi asisten melebihi 500 makalah. Satu usaha dosen pada tahun 1969 M dan menjadi yang jarang dapat dilakukan oleh profesor pada tahun 1975 M. Sebagai ulama masa kini. Beliau ibarat as- guru besar, ia menjadi dosen tamu Suyuti kedua (as-Suyûṭi aṡ-Ṡânî) pada pada sejumlah univesritas di negara- 94 Pemilihan Keluarga Vol. III No. 01, Mei 2017 zaman ini (Muhammad Khoirudin, 12) Al-Waṣâya wa al-Waqf fî al-Fiqh 2003). al-Islâmi, Dar al-Fikr, Damascus, Di antara buku-buku karya beliau 1987. adalah sebagai berikut : 13) Al-Islâm Dîn al-Jihâd Lâ al- 1) Aṡâr al-Ḣarb fi al-Fiqh al-Islâmî - ‘Udwân, Tripoli, Libya, 1990. Dirâsat Muqâranah, Dar al-Fikr, 14) At-Tafsîr al-Munîr fi al-‘Aqîdah wa Damascus, 1963. asy-Syarî’at wa al-Manhaj (16 2) Al-Wasîṭ fî Usûl al-Fiqh, jilid), Dar al-Fikr, Damascus, 1991. Universitas Damascus, 1966. 15) Al-Qiṣṣah al-Qur`âniyyah Hidâyah 3) Al-Fiqh al-Islâmi fi Uslûb al-Jadîd, wa Bayân, Dar Khair, Damascus, Maktabah al-Hadithah, Damascus, 1992. 1967. 16) Al-Qur`ân al-Karîm: Buniyyatuh 4) Naẓariyat aḍ-Ḍarûrât asy- at-Tasyrî’iyyah au Khaṣa`isuh al- Syar’iyyah, Maktabah al-Farabi, Ḣaḍariyah, Dar al-Fikr, Damascus, Damascus, 1969. 1993. 5) Naẓariyat aḍ-Ḍaman, Dar al-Fikr, 17) Ar-Rukhṣah asy-Syarî’at: Damascus, 1970. Aḣkâmuhâ wa Ḍawâbiṭuhâ, Dar al- 6) Al-`Usûl al-‘Âmmah li Waḣdah al- Khair, Damascus, 1994. Din al-Ḣaqq, Maktabah al- 18) Khaṣâ`iṣ al-Kubrâ li Ḣuqûq al- Abassiyah, Damascus, 1972. Insân fi al-Islâm, Dar al-Maktabi, 7) Al-‘Alaqât al-Dauliyah fi al-Islâm, Damascus, 1995. Muassasah ar-Risâlah, Beirut, 19) Al-‘Ulûm asy-Syarî’at Baina al- 1981. Waḣdah wa al-Istiqlâl, Dar al- 8) Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuh, (8 Maktab, Damascus, 1996. jilid), Dar al-Fikr, Damascus, 1984. 20) Al-Asâs wa al-Maṣâdir al-Ijtihâd 9) Usûl al-Fiqh al-Islâmi (dua Jilid), al-Musytarikât baina as-Sunnah wa Dar al-Fik, Damascus, 1986. asy-Syî’ah, Dar al-Maktabi, 10) Juhûd Taqnîn al-Fiqh al-Islâmi, Damascus, 1996. (Muassasah al-Risalah, Beirut, 21) Al-Islâm wa Tahadiyyat al-‘Asr, 1987. Dar al-Maktabi, Damascus, 1996. 11) Fiqh al-Mawâriṡ fi asy-Syarî’ah al- 22) Muwajahat al-Ghazw aṡ-Ṡaqafi as- Islâmiyah, Dar al-Fikr, Damascus, Sahyûni wa al-Ajnâbi, Dar al- 1987. Maktabi, Damascus, 1996. . Pemilihan Keluarga 95 Vol. III No. 01, Mei 2017 23) At-Taqlîd fi al-Mażâhib al- 37) Haqq al-Ḣurriyah fi al-‘Âlâm, Dar Islâmiyyah ‘inda as-Sunnah wa al-Fikr, Damascus, 2000. asy-Syî’ah, Dar al-Maktabi, 38) Al-Insân fî al-Qur`ân, Dar al- Damascus, 1996 Maktabi, Damascus, 2001. 24) Al-Ijtihad al-Fiqhi al-Hadiṡ, Dar 39) Al-Islâm wa Uṣûl al-Haḍarah al- al-Maktabi, Damascus, 1997. Insâniyyah, Dar al-Maktabi, 25) Al-‘Urf wa al-‘Adât, Dar al- Damascus, 2001. Maktabi, Damascus, 1997. 40) Uṣûl al-Fiqh al-Ḣanafî, Dar al- 26) Bay’ al-Aṣam, Dar al-Maktabi, Maktabi, Damascus, 2001 Damascus, 1997. 2. Pandngan Syaikh Wahbah az 27) As-Sunnah al-Nabawiyyah, Dar al- Zuhaili tentang batasan cacat Maktabi Damascus, 1997. sebagai alasan perceraian 28) Idârât al-Waqaf al-Khairi, Dar al- Dalam buku al-Fiqh al-Islâm wa Maktabi, Damascus, 1998. Adillatuhu karya wahbah az-zuhaili 29) Al-Mujaddid Jamâluddin al- terdapat penjelasan tentang kelemahan Afghâni, Dar al-Maktabi, atau cacat yang terdapat pada suami Damascus, 1998. atau istri yang bisa dijadikan alasan 30) Taghyîr al-Ijtihâd, Dar al-Maktabi, bagi masing-masing pihak untuk Damascus, 2000. menuntut cerai. 31) Taṭbiq asy-Syarî’at al-Islâmiyyah, Secara umum ada ada dua hal: Dar al-Maktabi, Damascus, 2000. a. Kelemahan atau cacat yang bisa 32) Az-Zira’i fi as-Siyâsah asy- menjadi penghalang bagi hubungan Syar’iyyah wa al-Fiqh al-Islâmi, seksual, seperti kebiri, terputusnya Dar al-Maktabi, Damascus, 1999. penis, impotensi pada diri suami, 33) Tajdîd al-Fiqh al-Islâmi, Dar al- atau adanya daging atau tulang Fikr, Damascus, 2000. dalam rongga vagina istri. 34) Aṡ-Ṡaqâfah wa al-Fikr, Dar al- b. Kelemahan atau cacat yang tidak Maktabi, Damascus, 2000. menjadi penghambat bagi 35) Manhaj ad-Da’wah fi as-Sîrah an- hubungan seksual, akan tetapi Nabawiyyah, Dar al-Maktabi, berupa penyakit yang menjijikkan Damascus, 2000. yang tidak mungkin ditahan kecuali 36) Al-Qayyim al-Insâniah fi al-Qur`ân menimbulkan keburukan, seperti al-Karîm, Dar al-Maktabi, kusta, gila, lepra, TBC, dan sipilis Damascus, 2000. (Wahbah az Zuhaili, 2011: 446). 96 Pemilihan Keluarga Vol. III No. 01, Mei 2017 Selanjutnya, kelemahan atau cacat dijadikan alasan bolehnya menuntut dibagi lagi dalam tiga kategori: cerai, madzhab empat dan kalangan a. Cacat yang khusus bagi laki-laki syiah imamiyah sepakat tentang dua yang berhubungan dengan penis. macam cacat yang bisa dijadikan b. Kelemahan atau cacat yang khusus alasan untuk menuntut cerai fasakh. bagi wanita yang berhubungan Lebih lanjut dengan farji. Syaikh Wahbah az-Zuhaili c. Kelemahan atau cacat yang menjelaskan bahwa perceraian yang mungkin terdapat baik pada laki- disebabkan adanya cacat pada salah laki atau pada perempuan (Wahbah satu pihak adalah perceraian yang az Zuhaili, 2011: 446). dijatuhkan oleh hakim yang Mayoritas ulama berpendapat didasarkan atas adanya pengaduan dari kelemahan-kelemahan tersebut di atas pihak yang dirugikan. Namun beliau bisa dijadikan alasan untuk menuntut mengajukan beberapa syarat: cerai dalam bentuk fasakh. Namun a. Cacat itu terjadi sebelum akad mereka berbeda pendapat dalam dua nikah, maka syarat-syarat untuk hal: bisa dijadikan alasan untuk a. Apakah hak untuk menuntut cerai menuntut cerai adalah: bisa dimiliki masing-masing suami- 1) Pihak Penggugat tidak istri, mengetahui bahwa Tergugat b. Kelemahan macam apa yang bisa adalah penderita suatu penyakit dijadikan alasan untuk menuntut atau mempunyai cacat cerai 2) Dia menunjukkan ketidak Tentang pihak yang berhak untuk relaannya dengan kondisi seperti menuntut cerai, ulama berbeda pendapat: itu jika hal itu baru diketahuinya a. Ulama-ulama Hanafiyah setelah melakukan akad nikah berpendapat, hak untuk menuntut b. Dalam hal cacat itu terjadi setelah cerai dalam bentuk fasakh hanyalah akad nikah, ulama berbeda pada pihak istri dan tidak pada pendapat tentangnya. suami Kemudian pendapat jumhur b. Jumhur Ulama berpendapat, bahwa ulama’ dari segala madzhab mengenai masing-masing suami-istri berhak perceraian karena adanya cacat untuk menuntut cerai. terutama sekali Imam Abu Hanifah, Adapun tentang cacat yang bisa Malik, Ahmad. Mereka beralasan pada . Pemilihan Keluarga 97 Vol. III No. 01, Mei 2017 sebuah Hadist Nabi sebagai berikut : usaha seorang mujtahid tidak dapat ا ْ ْ ْ ْ ْ dianggap sah jika hasil pemikirannya يا ًْييشَ يتي بحِ ْصَ ي:يلَ اقَ ي،دٍ يزَ ي ينبييل يِجََ ْيينِبََْ َ خَأ tidak berlandaskan pada al-Qur’an dan ييةبَ حص ي يلَ ي يتنَ اكَ ي يهَن َأي يرَ كَ َذي ،رِ اصَ نلَْ اي ينَ مِ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ as-Sunnah. Oleh sebab itu menurut ي،بٍ عكَ ي ينبييد يزَ ييوَأييدٍ يزَ ي ينبييب عكَ ي: يلَ ييل اقَ ي beliau mempelajari hukum-hukum ْ ييهِ يَلعَ ي يللاي يلَ صَ ي ِيللاي يلَ وس رَ ي نيَ َأي يِنثَ دَ حَ َف fiqh dengan sebatas bersandaran pada ْ ا ْ يامَ َلَفي،رٍ افَ غِ ييِنبَ يينمِ ييةَأرَ ماييجَ وَ زَ تَ ييمَ َل سَ وَ definisi atau identifikasi masalah, atau ْ ْ ييلَ عَ يْيدَ عَ قَ وَ اي ، هبَ وثَ ي ْيعَ ضَ وَ َفي ايَْْ َلعَ ي يلَ خَ ْدَ berdasarkan kemungkinan- ييزَ احَ ناَفي،اضايَ بَ ياهَ حِ شكَ بِ ييرَ صَ بَأي،شِْ ارَ فِ لا kemungkinan atas sesuatu yang bisa ْ ييكِ يَلعَ ي يذِ خ" :يلَ اقَْي َي ث ْي ،شِ ارَ فِ لاي ينِ عَ terjadi tidak dapat diterima oleh akal ا ْ ْ dan tidak pula menenteramkan jiwa. ي ائيشَ ياهَ اتََأيامَ مِ ييذ خأيَ ييمَلوَ ي،"يكِ بَ ايَ ثِ Pemikiran-pemikiran Syaikh Wahbah Artinya : Dari jamil bin Zaid, ia az-Zuhaily selalu disertai dengan berkata: Ada orang tua dari anshar bercerita kepadaku dalil-dalil hukumnya dengan tujuan dimana ia menyebut dirinya agar terlepas dari taklid menuju sebagai sahabat Nabi, orang itu biasa dipanggil ka’ab bin kedudukan ittiba’, selain dari bahwa zaid, bahwa sesungguhnya dalil-dalil hukum merupakan ruh dari Rasulullah SAW pernah mengawini seorang fiqih itu sendiri. Dengan mempelajari perempuan Bani Ghifâr, dalil-dalil hukum akal bisa menjadi kemudian setelah ia masuk (dikamarnya), lalu terlatih dan keahlian seorang pakar meletakkan pakaiannya dan fiqih dapat terbentuk (Wahbah az- duduk diatas tempat tidur,beliau melihat diatas Zuhaili, 2011: 18). pangkal pahanya ada putih- Syaikh Wahbah juga menekankan putih, kemudian beliau bangkit dari tempat duduk metode perbandingan antara pendapat- lalu bersabda, “Berpakailah pendapat empat mazdhab (Hanafiyah, kembali” sedangkan beliau tidak meminta kembali apa Malikiyah, Syafiiyah, dan Hanabilah) (mahar) yang telah dengan disertai penyimpulan hukum diberikan kepadanya sedikitpun (H.R. Ahmad) (istinbâṭ al-aḣkâm) dari sumber- Dalam membahas aturan-aturan sumber hukum Islam baik yang naqli syariah Islamiyah, Syaikh Wahbah az- (Al—Qur`an, as-Sunnah, Ijma’ dan Zuhaily menyandarkan pendapat- Qiyas) ataupun yang aqli. pendaatnya kepada dalil-dalil yang Menurutnya, kesimpulan hukum Islam shahih baik Al-Qur`an, as-Sunnah yang hanya diambil dari Al-Qur`an ataupun akal yang sehat. Sebagaiman saja, ibarat melepaskan Islam dari 98 Pemilihan Keluarga Vol. III No. 01, Mei 2017 akar-akarnya. Membatasi fiqih hanya dan dengan cara tersebut ia dapat dengan memahami as-Sunnah saja, memilih pendapat yang dalilnya maka akan mereduksi agama Islam shahih dan meninggalkan padapat dan melakukan kesalahan. yang dalilnya dhaif. Pemikirannya akan pincang dan tidak Pemikiran Syaikh Wahbah az- dapat merelevansikan pemikirannya Zuhaily lebih fokus pada sisi praktikal, dengan zaman sehingga tidak akan sehingga dalam penulisan bukunya ia memberikan kemaslahatan kepada tidak menyinggung masalah yang manusia. bersifat rekaan atau khayalan yang Selain memaparkan pendapat tidak mungkin dapat terjadi. Ia juga keempat madzhab, Syaikh Wahbah melakukan analisis dari beberapa juga menjelaskan beberapa pendapat argumentasi para ulama dan madzhab di luar mażahib al-arba’ah. mengambil kesimpulan dari pendapat Beliau merujuk langsung pada kitab- yang paling unggul (râjiḣ), terutama kitab utama dalam madzhab tersebut. jika salah satu dari pendapat ulama Karena menurutnya, mengutip tersebut merujuk pada hadits dhaif, pendapat suatu madzhab dari rujukan atau suatu pendapat itu lebih yang tidak sama madzhabnya akan berpotensi memberikan kemaslahatan menyebabkan kesalahan penisbatan, bagi masyarakat. Jika ia tidak terutama dalam pendapat yang paling melakukan tarjîḣ, maka yang diambil unggul (râjiḣ) dalam madzhab adalah pendapat jumhur ulama, karena tersebut. Metode pemikiran yang dukungan para ulama terhadap suatu seperti ini digunakan oleh Wahbah pendapat menjadi alasan yang kuat dalam tujuan untuk menghindari dalam tarjîḣ. Menurut Syaikh penafsiran yang salah serta fanatisme Wahbah, dalam kondisi terpaksa (aḍ- madzhab yang sempit. Dalam ḍarûrah), sangat butuh (al-ḣajah), penggunaan al-Hadits sebagai dalil tidak mampu (al-‘ajz) atau ada alasan dari masalah yang sedang dikajinya, yang lain (al-‘udzr), maka taqlid Wahbah memerhatikan keshahihan terhadap semua madzhab dibenarkan hadits tersebut. Oleh sebb itu, hadits walaupun sampai pada tahap talfiq yang dijadikan rujukan oleh fuqaha di- (Wahbah az-Zuhaili, 2011: 20). tahkrij dan di tahqiq. Metode sepeti ini Ulama terdahulu membatasi cacat ia lakukan untuk mengatahui metode langsung dengan hukum sedangkan yang benar dalam menggunakan dalil, Wahbah Az-Zuhaily melihat cacat . Pemilihan Keluarga 99 Vol. III No. 01, Mei 2017 secara umum, namun konteksnya lebih kembali kepada istrinya harus spesifik. Contohnya hukum laki-laki melalui akad dan mahar yang baru. yang menderita impotensi, ulama Begitu juga dengan istri terdahulu langsung dihukum cerai, mengajukan gugatan perceraian sedangkan menurut Wahbah Az- kepada hakim di pengadilan, maka Zuhaily jika seorang laki-laki menurut Imam malik dan Imam menderita impotensi maka harus Abu Hanifah adalah jatuh ṭalaq diobati selama satu tahun terlebih bâ`in, karena tindakan hakim dahulu. Jika sembuh maka tidak jadi tersebut berdasarkan kehendak cerai. suami juga seolah-olah suami Sebab-sebab tersebut juga sendiri menjatuhkan talaknya memberikan suatu hak bagi salah satu kepada istrinya, jadi walaupun atas pihak untuk menuntut cerai. Bagi istri insiatif istri dapat mengajukan dapat memilih khulû’ (atau cerai gugat perceraian kepengadilan tetapi dalam konteks hukum Indonesia) suami yang mengucapkan talak. sebagai jalan tempuh penyelesaian b. Ulama madzhab Syafi’i dan hubungan pernikahan. Maka dalam hal Hanbali menganggap bahwa tersebut menganggap secara jelas perceraian karena cacat dianggap bahwa cacat dapat dijadikan sebagai rusak akad nikahnya (fasakh) jadi alasan perceraian, karena cacat dapat bukan ṭalaq. Di dalam fasakh itu merugikan salah satu pihak, baik istri tidaklah berpengaruh apa-apa atau suami. terhadap jumlah ṭalaq yang Begitu pula dengan para ulama’ menjadi hak laki-laki. Artinya fikih, mereka mempunyai pendapat kalaupun dia kawin lagi dengan masing-masing dalam masalah ini mantan istrinya itu, maka ia tetap sebagaimana dijelaskan dalam kitab mempunyai hak penuh ṭalaq tiga, al-Fiqh islam Wa adillatuhu, yaitu: karena di dalam fasakh itu batal a. Hanafiyah dan Imam Malik sejak adanya akad. berpendapat bahwa perceraian c. Ibnu Qoyyim berkata bahwa suami istri karena cacat merupakan perceraian yang disebabkan cacat ṭalaq bâ`in. Mereka beralasan hukumnya adalah fasakh, hal ini bahwa perkawinan yang karena cacat tidak memenuhi dilaksanakan mencukupi rukun dan tujuan perkawinan, yaitu kasih syaratnya, jadi apabila suami ingin sayang, maka wajib diberikan hak 100 Pemilihan Keluarga

Description:
badan atau penyakit yang mengakibatkan suami istri tidak dapat menjalankan kewajibannya, masuk dalam kategori alasan perceraian dengan
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.