ebook img

Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Sebagai Dasar Penciptaan Skenario PDF

16 Pages·2015·0.48 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Sebagai Dasar Penciptaan Skenario

Jurnal Rekam, Vol. 11 No. 1 - April 2015 Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Sebagai Dasar Penciptaan Skenario Philipus Nugroho Hari Wibowo Jurusan Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta Jl. Parangtritis KM 6,5 Sewon, Bantul, Yogyakarta. HP: 08562886994, e-mail: [email protected] Abstrak Penciptaan ini mengadaptasi novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer (Pram) menjadi skenario. Kepiawaian Pram dalam menulis novel tidak diragukan lagi. Banyak karya Pram yang menjadi best seller, dari tangannya lahir karya-karya yang hebat, berbagai penghargaan pernah ia dapatkan, hingga nominasi nobel. Karya Pram sampai saat ini belum ada yang berhasil difilmkan, mungkin masa lalu Pram yang dekat dengan Lekra yang membuat seperti ini. Ide menjadi hal yang paling penting dalam sebuah skenario (film), Ide mengadaptasi novel menjadi pilihan yang jitu. Mengingat banyak film yang memenangkan penghargaan merupakan film adaptasi dari novel-novel best seler. Kata kunci: novel, adaptasi, skenario film, Pramoedya Ananta Toer Abstract Gadis Pantai Pramoedya Ananta Toer’s Novel as a Basic Scenario Creation. The creation is adapting the novel Gadis Pantai by Pramoedya Ananta Toer into a scenario. There is no doubt about Pram expertise in writing novels, many works of Pram considered as best seller, many great works were born from his hands, he has received the various awards, moreover, he was nominated as a nobel nominee. To this moment, there is no such works of Pram which is successfully filmed,it is probably because in his past time, Pram has been considered as a person who is “near” to LEKRA. An idea becomes the most important thing in making a screenplay (movie), The idea of a dapting the novel becomes a workable option. As there have been many films that are also adaptated from the best seller novels. Keywords: adaptation, film scenario, Pramoedya Ananta Toer PENDAHULUAN Les Misérables, Anna Karenina, Thes Sessions, Film-film adaptasi dari novel (cerita Silver Linings Playbook, Snow White and The rekaan) masih mendapatkan tempat di hati para Huntsman, Mirror Mirror, Skyfall, dan The pemirsa (penonton). Selain menjadi box office, Hobbit: An Unexpected Journey). Pada akhir film yang diadaptasi dari novel banyak yang tahun 2012 dan awal tahun 2013 tercatat empat menjadi nominasi di berbagai ajang festival buah film adaptasi novel menjadi box office film, baik nasional maupun internasional. di Indonesia, yaitu Negeri 5 Negara, Perahu Dalam penghargaan Academy Award (Piala Kertas, 5 CM, dan Habibie & Ainun Rilis. Oscar) 24 Febuari 2013, ada 12 judul film Film adaptasi novel sudah memiliki adaptasi dari novel (Life of Pi2, Argo3, Lincoln, sejarah yang bagus untuk memenangkan 53 Philipus Nugroho Hari Wibowo, Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer penghargaan dan masuk dalam box office, tetapi Lebih lanjut Wibowo (2010:1) menjelaskan tidak dapat dipungkiri juga bahwa film adaptasi skenario yang sempurna, visualisasi dari juga banyak yang biasa-biasa saja, bahkan bisa gagasan sebuah film sudah tergambar dengan dikatakan kurang berhasil, tetapi persentasenya jelas, baik itu dari dramaturgi, konsep visual, menunjukkan kecenderungan banyak yang karakterisasi, pengadeganan, dialog, dan tata berhasil. Fenomena film dari adapatasi novel suara. Menurut Kurosawa dalam Ajidarma menjadi menarik, mengingat kemunculannya (2000:59), skenario yang baik adalah mutlak. mendapatkan respons yang sangat baik, baik Dengan skenario yang bagus, sutradara yang menjadi box office maupun mendapatkan baik akan melahirkan mahakarya. Dengan penghargaan dalam berbagai festival film baik skenario yang bagus sutradara yang ‘nanggung’ di dalam maupun luar negeri. Novel, menurut bisa membuat film yang lumayan. Namun, Wibowo (2010:3), menjadi pilihan utama dengan skenario yang buruk, bahkan seorang setelah drama dan cerpen yang ceritanya jauh sutradara yang hebat tidak mungkin membuat lebih singkat, minim tema, dialog, deskripsi, sebuah film yang bagus. dan karakterisasinya. Sineas-sineas di Indonesia belum Krevolin (2003:14) mengatakan banyak yang memilih adaptasi khususnya adaptasi yang baik tidak pernah mencakup novel sebagai ide dalam pembuatan film. semua unsur dari bahan sumber sehingga seni Kalaupun ada, sejauh ini belum ada yang adaptasi menjadi seni menyuling dan hasilnya disertai suatu pertanggungjawaban (mungkin haruslah bening dan segar. Adaptasi bukan beberapa) khususnya oleh pelakunya sendiri, melulu soal pemotongan dan memindah tulisan misalnya mengenai konsep, proses, dan novel menjadi sebuah skenario, melainkan kendala yang dihadapi. Akibatnya proses yang penambahan, penggabungan dan penciptaan, dilakukan hanya menghasilkan bentuk akhir ada pembacaan dan penafisiran penulis skenario sebuah karya, sedangkan konsepsi dan wacana dalam membaca novel tesebut. terlupakan. Padahal proses, konsepsi, dan Salah satu variabel terpenting dalam wacana tersebut dapat berguna sebagai bahan kesuksesan sebuah film adalah skenario. studi, kajian perbandingan, atau apresiasi baik Skenario merupakan bagian paling awal dan bagi akademikus, kreator lain, maupun publik rancangan atau kerangka untuk membuat sebuah secara luas. Oleh karena itu, upaya adaptasi film. Sering dijumpai film dikatakan gagal/tidak yang disertai pertanggungjawaban konsep, berhasil. Hal tersebut bukan semata-mata karena proses, dan lain-lain perlu dilakukan supaya sutradara tidak bisa mengeksekusi dengan baik, proses kreatif lebih bernilai dokumentatif, tetapi dikarenakan skenario yang kurang baik. analitik, dan dapat menjadi bahan studi pada Sebagai fungsi, skenario adalah rancangan kemudian hari. Sebagai bahan baku cerita dalam membuat film sehingga bisa dikatakan novel best seller sudah tidak diragukan lagi skenario merupakan diagram kerja tertulis kualitasnya, terutama dalam segi plot, karakter, bagi sutradara. Skenario, menurut Wibowo dan terutama cerita. (2006:46), adalah naskah cerita lengkap dengan Salah satu novelis yang legendaris dan deskripsi dan dialog yang menjadi patokan/ terkemuka di Indonesia adalah Pramodeya kerangka awal dalam pembuatan sebuah film. Ananta Toer. Lebih dari 50 karyanya tercipta dan 54 Jurnal Rekam, Vol. 11 No. 1 - April 2015 diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa berupa martabat kemanusiaan, kemerdekaan, asing. Berbagai penghargaan internasional dan keadilan. Ia melawan segala apa dan siapa telah ia peroleh, beberapa di antaranya adalah pun yang menggerogoti nilai-nilai itu, yang The Fund for Free Ekspression Award (1990), mengancam perkembangan manusia individual The PEN Freedom for Write Award (1998), dan bangsa atau umat manusia. Hal inilah yang Ramon Magsaysay Award (1995, Fukuoka kemudian membuat novel-novel Pram identik Culture Grand Price Jepang (2000), The dengan sebuah pemberontakan (perlawanan). Norwegian Authours Union dan Pablo Nuruda Butuh sebuah keberanian untuk mengangkat dari presiden Republik Chile (2004). Empat novel Pram sebagai ide dalam skenario. masterpiece yang merupakan tetralogi karya Novel Gadis Pantai (GP) sengaja dipilih Buru (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, karena temanya menarik untuk difilmkan. Unsur Jejak Langkah, Rumah Kaca) mendapat dramatiknya mengandung suspens-suspens nominasi nobel tahun 1980. dan ada perjalanan karakter yang menarik Umar Kayam dalam Kurniawan dari tokohnya. Gaya penyampaian Pram yang (1999:8) mengatakan latar belakang budaya khas dapat menggiring imajinasi pembaca ke Jawa Pram sangat kuat, cerita-cerita yang ia tulis suasana filmis. Hal ini terlihat dari kutipan tidak menampakkan tradisi jenaka dan sarkastik paragraf awal dalam novel GP (Toer, 2009:11). sebagaimana Idrus, Balfas, dan Asrul Sani yang Empat belas tahun umurnya waktu seumuran dengannya. Pram justru lurus serius, itu. Kulit langsat. Tubuh kecil dengan gaya naratif dramatis. Bahasanya mungil. Mata agak sipit. Hidung pendek-pendek dan penuh sugesti, seperti ala kadarnya. Dan jadilah ia bunga kampung nelayan sepenggal pantai narasi yang biasa dibawakan seseorang dalang keresidenan Jepara Rembang. dalam pertunjukan wayang. Hal lain yang khas Hari demi hari batinnya diisi dan selalu menjadi identitas kepengarangannya, derai ombak dan pandangnya oleh perahu-perahu yang berangkat di ia sering melatarbelakangi ceritanya dengan subuh hari pulang di siang atau realitas sejarah. Tulisan-tulisan awalnya banyak sore hari, berlabuh di muara, mengambil latar belakang masa sebelum menurunkan ikan tangkapan dan menunggu besok sampai kantor Perang Dunia II, terutama kehidupan di sekitar lelang buka. Blora tempat tinggal pada masa kecilnya. Ia tinggalkan abad sembilan belas, Pram banyak melahirkan karya besar (novel), memasuki abad dua puluh. Angin yang bersuling di puncak pohon- tetapi sampai hari ini belum ada novel Pram pohon cemara tidak membuat yang difilmkan. Novel Bumi Manusia yang pertumbuhannya lebih baik. Ia rencananya akan diproduksi sejak tahun 2004, tetap kecil mungil bermata jeli. hingga saat ini tidak kunjung diproduksi dan Dan tiak diketahuinya- di antara derai ombak abadi suling angin dan dikabarkan gagal, padahal skenarionya sudah datang- perginya perahu, seorang selesai ditulis oleh Jujur Prananto. Apakah hal telah mencatatnya dalam hatinya. ini dikarenakan Pram identik dengan Lekra (Komunis-Marxis). Teuw dalam Kurniawan Dalam novel ini Pram berhasil (1999:16) mengatakan bahwa bagi Pramoedya, membawa pembaca masuk dalam kehidupan yang menjadi esensi kepengarangannya selalu yang sangat bertentangan, yaitu kehidupan 55 Philipus Nugroho Hari Wibowo, Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer priyayi (bendoro) yang identik dengan tantangan tersendiri dalam mempertahankan kekuasaan dan kemewahan, serta kehidupan dan mengembangkan teks asli dengan segala masyarakat pinggiran, terutama desa nelayan, unsur dramatiknya. Oleh karena itu, perubahan yang miskin dan terbelakang (Gadis Pantai). menjadi skenario film sangat relevan dan Novel ini menentang tradisi feodalisme priyayi akan memperkaya khazanah perskenarioan Jawa yang sudah begitu ditanamkan secara Indonesia, sekaligus memberi alternatif proses mendasar ke alam bawah sadar masyarakat desa, kreatif dengan metode adaptasi. melalui kekayaan dan agama. Priyayi menjadi sosok yang harus dihormati, dan menjadi rakyat TEORI ADAPTASI kecil adalah sebuah kutukan dan bahkan rela Kamus Kecil Istilah Film (Badan untuk disebut sahaya atau budak. Novel GP Pengembangan SDM Citra, 2005:3) merupakan pencerminan sosok nenek Pram menjelaskan bahwa adaptasi adalah suatu usaha yang merupakan anak selir seorang penghulu untuk membuat sebuah hasil karya seni dari dari Rembang. Setelah melahirkan anak sumber atau bahan kesenian yang lainnya. Sejak perempuan, ia kemudian diceraikan dan diusir lahirnya film telah meminjam berbagai ide dan dari kediaman sang penghulu. GP sebenarnya plot cerita yang bersumber dari karangan naratif merupakan buku pertama dari sebuah trilogi, lain, terutama naskah sandiwara dan novel. tetapi pada saat huru-hara 1965 buku lanjutan Sementara itu, Zaidan (1996:22) menyatakan GP dirampas dan dibakar. ada dua pengertian tentang adaptasi. Pertama, adalah pengolahan kembali karya sastra ke dalam bahasa lain dengan menyesuaikan unsur-unsurnya dengan lingkungan budaya bahasa sasaran, misalnya Si Bachil (Nur Sutan Iskandar) dari I’Avare (Moliere). Kedua, pengolahan kembali karya jenis yang lain atau dari satu media ke media yang lain dengan mempertahankan lakuan, tokoh serta gaya, dan nada aslinya, misalnya novel Salah Asuhan karya Abdul Muis dan Roro Mendut karya Y.B. Gambar 1. Sampul Novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Mangunwijaya yang digubah kembali menjadi (Foto Repro: Philipus, 2013) film. Menurut Rihcard Krevolin (2003:78), adaptasi adalah proses menangkap esensi Adaptasi merupakan sebuah langkah sebuah karya asli untuk dituangkan ke dalam yang bisa dikatakan mudah, tetapi bisa media lain. Memang tidak bisa dihindari, juga sebaliknya. Hal ini disebabkan proses beberapa elemen akan tetap digunakan dan adaptasi haruslah memiliki nilai yang lebih beberapa lainnya akan ditinggalkan, tetapi jiwa dari sumbernya. Mengadaptasi novel menjadi cerita itu haruslah tetap sama. Keberhasilan skenario film sudah barang tentu menjadi adaptasi bukan terletak pada transkripsi secara film menjadi sebuah pilihan yang realistis harfiah dan setia terhadap materi sumber, dan logis, proses ini memiliki peluang dan yang dalam banyak hal mustahil dilakukan. 56 Jurnal Rekam, Vol. 11 No. 1 - April 2015 Teks asli hanya untuk memulai dan memberi untuk menghasilkan skenario sebaik mungkin. inspirasi. Hutcheon (2006:20) mengatakan Inti dari adaptasi adalah perubahan bentuk yang ketidaksuksesan sebuah film adaptasi bukan tidak hanya terbatas pada setting, penokohan, terletak pada ketidaksamaan dengan teks dan alur, tetapi bisa dalam bentuk apa pun yang diadaptasi, tetapi lebih pada miskinnya termasuk gaya, media juga yang lainnya. kreativitas dan keterampilan untuk menangkap Berkaitan dengan perubahan bentuk dari novel keutuhan teks tersebut. Dalam melakukan ke film, Eneste (1989:60) memberikan istilah adaptasi kita memiliki kebebasan dan memiliki ekranisasi. Ekranisasi adalah pelayarputihan beban untuk membuat cerita menjadi lebih atau pemindahan/pengangkatan sebuah novel menarik. Cerita yang ditulis harus lebih ke dalam film (ecran dalam bahasa Perancis gamblang, mengalir dengan cepat, dan lebih berarti layar). Pemindahan novel ke layar putih lucu daripada bahan sumber. Cerita harus mau tidak mau mengakibatkan timbulnya lebih sarat adegan, lebih mendebarkan hati, dan berbagai perubahan sehingga dapat dikatakan lebih seksi daripada cerita aslinya (Krevolin, ekranisasi adalah sebuah perubahan. Ekranisasi 2003:14). Transformasi bisa juga dikatakan dijadikan teori pembanding dalam melakukan perubahan rupa, bentuk, atau sifat suatu karya/ adaptasi dari novel ke film (skenario). benda. Istilah lain yang berdekatan dengan Menurut Bogs, ada empat faktor yang transformasi adalah adaptasi dan saduran. Pada mesti dipertimbangkan dalam melakukan hakikatnya transformasi lebih menekankan adaptasi dari novel ke film (khsususnya pada proses atau metode dalam mengadaptasi/ skenario), yaitu perubahan media, pergantian menyadur sebuah karya seni. Maka perubahan seniman kreatif, potensi sinematik karya asli, bentuk, rupa, dan sifat suatu karya sangat dan masalah yang diciptakan oleh penonton. ditentukan oleh metode transformasi yang Bogs (1992:219-224) mengatakan bahwa kita diterapkan, termasuk transformasi nilai mesti menyadari perubahan-perubahan apa sehingga perubahan maupun penyesuaian saja yang akan terjadi dan kita harus paham tidak hanya sebatas fisik, tetapi menyangkut kekuatan dan kelemahan yang sudah menjadi perubahan/penyesuaian nilai (spirit). Oleh bagian dari media tersebut. karena itu, istilah transformasi lebih tepat dipakai sebagai metode dalam mengadaptasi PERUBAHAN MEDIA atau menyadur suatu karya. Setiap media pastinya memiliki Berdasarkan pengertian tersebut, kelebihan dan keterbatasan. Dalam melakukan adaptasi adalah suatu usaha untuk membuat adaptasi novel ke film sudah jelas akan ada sebuah hasil karya baru dari sumber lain atau perubahan secara media, dari teks menjadi dari satu media ke media yang lain dengan audiovisual, meskipun skenario secara bentuk mempertahankan atau melakukan variasi juga merupakan teks, skenario merupakan pada lakuan, tokoh serta gaya, dan nada panduan dalam membuat film. Dalam sebuah aslinya. Tujuan adaptasi bukanlah untuk skenario biasanya sudah tergambar seperti mempertahankan sebanyak mungkin kemiripan apa dan bagaimana filmnya nanti. Setiap dengan cerita aslinya, melainkan untuk adaptasi dari sebuah media ke media lain harus membuat pilihan terbaik dari materi yang ada memperhitungkan perihal perubahan media ini 57 Philipus Nugroho Hari Wibowo, Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer dan menyesuaikan subjek cerita pada kekuatan dilihat dan dibedakan novel yang sinematik media baru ini. Jadi, jika ingin memberikan (filmis) dan novel mana yang tidak sinematik penilaian yang adil terhadap sebuah film, kita (filmis). Karya novel yang sinematik (filmis) harus mengakui bahwa sebuah film atau sebuah lebih mudah dan inspiratif untuk difilmkan. novel mungkin mengungkapkan cerita yang sama, namun setiap media tersebut adalah sebuah MASALAH YANG DICIPTAKAN OLEH karya seni tersendiri yang menampilkan diri PENONTON dalam media yang berbeda, dan media tersebut Jika menyaksikan sebuah film yang masing-masing memiliki teknik, kebiasaan, merupakan adaptasi dari sebuah novel yang kesadaran, dan sudut pandang sendiri-sendiri. disenangi, penonton akan menciptakan cukup Kreator tidak boleh memaksakan bahwa hasil banyak masalah yang menghalangi untuk film harus sama dengan novelnya. menikmati film itu sepenuhnya. Hal tersebut adalah penghayatan tentang novel tersebut. PERGANTIAN SENIMAN KREATIF Dalam ingatan telah tersimpan citra-citra Hakikat setiap manusia adalah unik dan visual, bahkan potongan-potongan adegan dan berbeda. Tidak ada dua seniman kreatif yang dialog yang mengesankan. Hal ini menjadi sama. Jika sebuah teks diserahkan dari satu semacam standar untuk mengukur hasil film tangan kreatif ke tangan kreatif lainnya, hasil yang telah dibuat. Secara subjektif penonton terakhirnya akan berbeda pula. Dalam setiap akan menuntut untuk memunculkan hal-hal adaptasi boleh dikatakan selalu mengalami yang menurut mereka penting dan mengesankan pergantian tokoh kreatif. Bahkan biarpun dari novelnya. Padahal penonton sendiri tidak pengarang novel yang mengadaptasi novelnya sadar akan tingkat kemampuan mereka dalam menjadi cerita layar putih (film), perubahan, memilih. Oleh karena itu, dalam melakukan bahkan perubahan besar akan terjadi. Sebagian adaptasi dengan memilih bagian-bagian yang dari perubahan tersebut merupakan tuntutan pantas dan tidak pantas yang sesuai dengan dari media baru yang dihasilkan. Oleh karena ukuran, akan berhadapan dengan penonton itu, seorang penulis skenario harus bertindak yang akan merasa tidak puas ketika adegan selektif dalam memilih apa yang akan ia yang ia senangi tiba-tiba dihilangkan. Belum masukkan ke dalam filmnya dan apa yang lagi jika ada perbedaan (pergeseran) penafsiran harus ditinggalkan. Sebuah novel tidak dapat mengenai alur, tokoh, setting, sudut pandang, diterjemahkan secara lengkap ke dalam sebuah dan lain-lain. Akan tetapi, hal tersebut tidak film. Biarpun si penulis skenario adalah penulis boleh membuat berhenti dan takut berkreasi. novel tersebut. STRUKTUR TIGA BABAK POTENSI SINEMATIK KARYA ASLI Struktur tiga babak adalah cara Potensi sinematik karya asli sudah menulis skenario yang mementingkan sempat disinggung di bagian sebelumnya. Hal ketertarikan penonton pada jalannya cerita tersebut berkaitan dengan filmis atau tidaknya tanpa membebaninya. Struktur tiga babak karya asli (novel) yang dipilih untuk diadaptasi. menekankan pentingnya cara bertutur yang Dari contoh karya James dan Hemingway bisa dramatik, demi keterkaitan penonton pada 58 Jurnal Rekam, Vol. 11 No. 1 - April 2015 jalannya cerita. Setiap perkembangan cerita Plot struktur tiga babak terdiri dari: selalu dihubungkan dengan reaksi psikologi (1) Babak I (awal permulaan konflik dan yang akan terjadi pada penonton (Ajidarma, pengenalan tokoh). Misbach (2006:124) 2000:21). Root dalam Ajidarma (2000:19-20) mementingkan adanya tiga poin penting pada menggambarkan sebuah cerita identik seperti babak I, yaitu membuat penonton secepatnya sungai yang mengalir, sungai digambarkan memfokuskan perhatian pada film, membuat sebagai tempat protagonis mengarungi liku- penonton bersimpati kepada protagonis, dan liku cerita. Lebih lanjut, Root menambahkan membuat penonton mengetahui problema utama sebuah cerita yang baik ibarat sungai yang protagonis. Cerita berawal dengan pengenalan menyeret perahu sang protagonis ke sebuah tokoh utama dan dunianya. Berbagai masalah air terjun. William Miller dalam Ajidarma muncul sehubungan dengan usaha tokoh (2000:21) menambahkan dalam sebuah utama dalam mencapai tujuan. Pada saat yang pertunjukan penting adanya point of attack, bersamaan tokoh lain yang berhubungan dengan yaitu penonton sudah harus mulai terseret oleh tokoh utama juga mempunyai konflik yang cerita tanpa bisa melepaskan diri lagi. Titik ini tidak terpecahkan. Pada akhir babak pertama harus ditembakkan secepat mungkin, sebelum tokoh utama telah memutuskan untuk mengejar penonton keburu bosan. apa yang diinginkannya (Set, 2003:30); (2) Struktur tiga babak, menurut Ajidarma Babak II (tengah komplikasi masalah, resolusi (2000:22) mengandung enam faktor, yaitu sementara konflik utama, resolusi konflik memperkenalkan tokoh dengan jelas, segera minor). Pada babak II ini berlangsung cerita menghadirkan konflik, tokoh dilanda krisis, yang sesungguhnya. Pada babak inilah cerita cerita mengalir dengan suspense, jenjang cerita betul-betul dimulai dan berjalan hingga akhir menuju klimaks, dan diakhiri dengan tuntas. (Misbach, 2006:130). Poin penting yang Pola struktur tiga babak dapat dilihat pada terdapat pada babak II adalah point off attack, diagram dalam gambar 2. jalan cerita, protagonis terseok-seok, klimaks, hidup atau mati. Pada babak ini konflik tokoh Babak I Babak II Babak III utama menjadi lebih rumit karena benturan (pembukaan) (tengah) (penutup) dengan dunianya lebih keras daripada yang 1. Perkenalkan - Intensifkan - Pecahkan ia duga (point off attack). Masalah-masalah karakter tokoh problem masalah yang ada lebih susah daripada yang ia kira. Ia 2. Hadapkan pada sang tokoh seperti problem atau dengan dikehendaki memutuskan untuk meninggalkan dunianya krisis sejumlah penonton, dan memasuki dunia yang lain. Keputusan 3. Perkenalkan komplikasi yakni selamat, antagonisnya sukses, atau memberikan solusi sementara yang berakibat 4. Bangunlah sebaliknya dunia lamanya berantakan. Sementara itu, alternatif yang berakhir mengerikan tragis. konflik minor yang dihadapi tokoh pembantu menemukan solusinya, meskipun mungkin tidak sepenuhnya terselesaikan. Tokoh utama Gambar 2. Diagram struktur tiga babak versi Seno mendapat dunia lamanya tidak menarik lagi, Gumiro (hal 20) tetapi ada konflik baru yang menghadangnya sehingga ia berada di persimpangan jalan atau 59 Philipus Nugroho Hari Wibowo, Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer titik point of return dan ia harus memutuskan bisa dilihat dalam scene 121. Dalam scene melalui deux et machine (kejutan atau tangan ini diperlihatkan begitu berkuasanya priyayi Tuhan) atau solusi natural. Apakah ia akan (Bendoro) terhadap wong cilik (Gadis Pantai). berusaha mendapatkan dunia barunya atau tetap Setelah bayi Gadis Pantai berumur tiga di dunia lamanya (Set, 2003:32); dan (3) Babak bulan, Bendoro mengusir dan menceraikan Gadis III (akhir resolusi masalah utama, resolusi Pantai tanpa diperbolehkan membawa bayinya. masalah lainnya). Pada babak III ini cerita Gadis Pantai berusaha melawan dan menuntut sudah ada kepastian berakhir sebagai happy haknya, tetapi apa daya, ia tidak mempunyai end atau unhappy end, dan di sini penonton kuasa untuk melawan perintah Bendoro. Gadis diberi kesempatan meresapi kegembiraan Pantai akhirnya harus menerima kembali takdir yang ditimbulkan oleh happy end, atau rasa dirinya sebagai wong cilik yang harus kalah sedih yang ditimbulkan oleh unhappy end, dengan kekuasaan (Bendoro). Ia mencoba juga memantapkan kesimpulan mereka atas berontak, tetapi tetap tidak berdaya melawan isi cerita (Misbach, 2006:139). Pada babak ini kekuasaan. Bagi Bendoro, Gadis Pantai sudah tokoh utama menyadari untuk menyelesaikan tidak ada gunanya lagi, memberikan seorang konflik, dunianya tidak akan bisa sama lagi. bayi sudah cukup baginya, ia tidak peduli dengan Tokoh utama memasuki dunia baru baik itu perasaan Gadis Pantai. Apalah arti perasaan berupa suatu keberhasilan maupun kegagalan wong cilik di mata Bendoro. Meskipun telah (Set, 2003:33). beberapa kali menikah dan mempunyai anak dengan perempuan-perempuan biasa (wong HASIL DAN PEMBAHASAN cilik) Bendoro tetap dianggap perjaka, karena Proses penciptaan skenario diawali baginya menikah yang sah adalah menikah dengan menganalisis novel, kemudian dengan orang yang satu kelas/level dengannya, melakukan proses adaptasi dan mengaplikasikan sama-sama priyayi, sederajat dengannya. struktur tiga babak dalam pembabakan skenario. 121.EXT/INT. RUMAH BENDORO – SIANG Setelah melalui tahap demi tahap proses Cast :Bendoro, Gadis Pantai, penciptaan, maka didapatkan hasil penciptaan Bayi, Bujang, figuran berupa Skenario Final Draft GP sebanyak 164 Bendoro mengejar Gadis Pantai hingga ke halaman dengan scene sejumlah 123. pintu, bujang-bujang nampak ketakutan BENDORO : Proses Penciptaan Skenario Tahan dia.. (sambil mengayunkan tongkatnya) Seperti serdadau, para bujang segera mengepung Gadis Pantai Gambar 3. Diagram alir penciptaan skenario GP GADIS PANTAI : Aku bukan pencuri.. Semua kutinggalkan dikamar. Aku Seperti novelnya yang bertema sosial cuma bawa anakku. (mengangkat nasib orang kecil yang harus Kakinya menyepak, tapi bujang-bujang menderita karena kebijakan penguasa (buruh keburu mendekat dan memepet Gadis Pantai, memegangi tubuh Gadis Pantai. dan majikan- priyayi dan wong cilik). Skenario film (GP) ini juga bertema sosial. Hal tersebut 60 Jurnal Rekam, Vol. 11 No. 1 - April 2015 BENDORO : Maling..!! Ayo lepaskan bayi Seorang bujang menolongnya berdiri. itu dari gendonganmu, kau mau Gadis pantai tak melawan, ia sandarkan kupanggil polisi, marsose? tubuhnya kepada orang-rorang yang selama ini melayaninya, mereka GADIS PANTAI : membimbing ke pelataran hingga ke depan Aku cuma bawa bayiku sendiri, alun-alun. Bapak segera menghampiri, dia anakku, bapaknya seorang kemudian memapahnya masuk ke dokar. setan, iblis. Lepaskan..!! Dokar perlahan bergerak. Bendoro memukul mulutnya hingga Pada skenario GP alur yang digunakan berdarah, entah kapan, tahu-tahu secepat kilat bayi itu sudah lepas dari adalah alur maju, meskipun dalam beberapa tubuhnya dan selendang itu tergantung scene merupakan scene flashback atau kilas kosong di depan perutnya. balik, tetapi alurnya tetaplah maju. Merujuk GADIS PANTAI : Dia anakku sendiri..!! pada struktur tiga babak, pembabakan (alur dalam skenario GP dapat dilihat pada gambar 4). BENDORO : Lempar dia keluar..!! Bujang dengan terpaksa mendorong Gadis Pantai keluar, Gadis Pantai tak kuasa menahan tenaga sekian banyak bujang. Di samping rumah Bendoro, seorang wanita melemparkan pandangan kosong. Gadis Pantai mengadui padanya. Gambar 4 diagram pembabakan Skenario Gadis Pantai GADIS PANTAI : Dia bayiku sendiri, biar Pada babak pertama diceritakan latar bapaknya setan, iblis, neraka, dia bayiku sendiri. belakang kehidupan Gadis Pantai yang tinggal Wanita itu menghapus air matanya, di kampung nelayan di pesisir pantai utara membalikkan diri dan menutup jendela. Pulau Jawa, keresidenan Jepara Rembang. GADIS PANTAI : Usianya empat belas tahun. Ia bunga desa Buat apa dia rampas anakku.. kampung nelayan. Seorang Bendoro jatuh Sini, mana bayiku.. hati dan menyuruh utusannya untuk melamar Bujang kemudian mendorongnya hingga Gadis Pantai. Maka dinikahkanlah Gadis pelataran tengah, ia berusaha sekuat tenaga untuk bangun dan berjalan kembali. Pantai dengan sebilah keris sebagai simbol Tapi Bendoro mendorongnya dengan kasar dan menutup pintu rapat-rapat.Beberapa kehadiran Bendoro. Perkawinan ini merupakan bujang mendekat, dan berbisik awal dari tercabutnya ia dari akar hidupnya. Ia BUJANG : kemudian tinggal di rumah Bendoro. Kenaikan Maafkan kami Mas Nganten, beribu derajat tidak lebih merupakan pembelengguan maaf kami telah berbuat kasar. Putri Mas Nganten akan kami rawat terhadap dirinya. sebaik-baiknya percayalah, akan Seorang bujang wanita tua ditugasi sahaya gendong, ajak jalan-jalan kalau sore. Sahaya akan tunggui untuk membimbingnya, ia mulai beradaptasi kalau malam. dengan banyak hal, semua yang serba baru GADIS PANTAI : dan asing baginya. Ia belajar banyak hal, Terima kasih membaca, menulis, membatik, memasak, dan BUJANG : juga melayani Bendoro. Pada bagian ini konflik Mari sahaya antar ke dokar Mas Nganten 61 Philipus Nugroho Hari Wibowo, Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer batin Gadis Pantai mulai muncul, terutama Ajeng Kartini dilukiskan sebagai seorang yang berkaitan dengan asal-usulnya. wanita golongan priyayi yang terpelajar, Pada babak kedua dikisahkan Gadis berani menunjukkan sikap dan pendapatnya, Pantai berkunjung ke kampung halamannya, ia tidak takut menghadapi Belanda. Semua kampung nelayan. Dia melepaskan kerinduannya orang kagum kepadanya, sampai-sampai pada pada kampung halamannya, juga merasakan acara pernikahannya semua ikut berbahagia kembali kebebasan dirinya. Mardinah yang dan menghormatinya, tidak terkecuali warga ditugasi untuk menemaninya justru berusaha kampung nelayan datang ke kota untuk sekadar menyingkirkan dirinya. Pada bagian ini pikiran memberi dan menyampaikan hormat kepada Gadis Pantai makin berkembang, ia tahu Kartini yang berasal dari Jepara. Ia berhasil kehidupannya telah dirampas. Ia kemudian menunjukkan dirinya sebagai teladan bagi mulai melakukan perlawanan. wanita-wanita yang sezaman dengannya agar Babak ketiga merupakan tahun kedua berani berjuang bagi kemajuan mereka sebagai kehidupan pernikahan Gadis Pantai. Ia wanita. mengandung anak pertamanya. Akan tetapi, di luar dugaan, Bendoro justru semakin 33.MONTAGE sering menjauh dan tidak peduli. Gadis Pantai Scene shot ini merupakan rangkaian stok melahirkan seorang bayi perempuan, Bendoro yang menjelaskan aktivitas Bujang yang selalu membimbing Gadis Pantai. tidak suka terhadap bayi perempuan, anak shot Stok perempuan dianggap tidak dapat meneruskan - Bujang mendongengi Gadis kepemimpinan keluarga. Bendoro kemudian Pantai - Bujang membimbing makan menceraikan dan mengusir Gadis Pantai - Bujang membimbing memasak tanpa diperbolehkan membawa serta sang - Bujang menemani mandi - Bujang membantu berpakaian bayi. Bahkan menengok pun tidak diizinkan. - Bujang membantu merias di Bapaknya yang disuruh menjemputnya, depan cermin - Bujang mendongengi Gadis meskipun secara fisik penampilannya lebih Pantai tentang R.A. Kartini. kuat dan lebih besar daripada Bendoro ternyata VO BUJANG : ia pun tidak kuasa menolong. Akhirnya Gadis Ya, begitulah, hal ini juga yang aku lakukan pada wanita utama Pantai meninggalkan rumah Bendoro dengan sebelumnya. Mendongengi mereka hati hancur. Tujuan semula akan pulang ke tentang gadis kampung yang masuk ke dalam gedung. Tentang kampung nelayan tanah kelahirannya, ia kehidupan mewah yang penuh sahaya. urungkan. Gadis Pantai tak ingin pulang, ia tak Tentang putra yang dilahirkan, tentang Allah dengan segala kuasa menanggung malu, ia memilih pergi ke kemurahan-Nya dan kepelitan-Nya bagi orang-orang yang jahat. Blora untuk meneruskan hidupnya. Tidak ada Tentang tuan besar Guntur dengan yang bisa mencegahnya, bapaknya sekalipun. tiang gantungannya. Tentang kuburan-kuburan besar sepanjang Latar waktu yang digunakan pada akhir pantai. Tentang pemberontakan abad ke-19 dan awal abad ke-20p ada skenario Diponegoro. Tentang pembesar- pembesar kota. Tentang perayaan ini dapat dillihat pada scene 33. Pada scene perkawinan Raden Ajeng Kartini ini secara tersirat diperlihatkan bahwa Raden beberapa tahun yang lalu dan tentang upacara pemakamannya Ajeng Kartini hidup pada zaman itu. Raden yang juga beberapa tahun yang 62

Description:
is adapting the novel Gadis Pantai by Pramoedya Ananta Toer into a scenario. There is no . Empat belas tahun umurnya waktu itu. Kulit langsat.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.