ebook img

nisan kuno di jailolo: bukti perkembangan islam abad ke-18 di maluku utara ancient gravestone in ... PDF

13 Pages·2017·0.96 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview nisan kuno di jailolo: bukti perkembangan islam abad ke-18 di maluku utara ancient gravestone in ...

NISAN KUNO DI JAILOLO: BUKTI PERKEMBANGAN ISLAM ABAD KE-18 DI MALUKU UTARA ANCIENT GRAVESTONE IN JAILOLO: EVIDENCE OF THE DEVELOPMENT OF 18th CENTURY ISLAM IN NORTH MOLUCCAS Laila Abdul Jalil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Ternate [email protected] ABSTRACT Moluccas Islands which is rich of spices has become an appeal for the foreign trades to come make a trades of spices. The first foreign traders who visited the Moluccas Island are muslim Arab traders. The entry of Islam into Jaillolo is marked by the existence of ancient gravestone in the Village of Galala and Gam Lamo. This paper aims to describe the process of entry through the variatons of ancient gravestone in Jailolo. This preliminary study used descriptive method of analysis. Keywords: Spices, The Coming of Islam, Moluccas, Ancient Gravestone. ABSTRAK Kepulauan Maluku yang kaya akan rempah-rempah telah menjadi daya tarik bagi para pedagang asing untuk datang dan berdagang rempah-rempah. Pedagang asing yang pertama mendatangi Kepulauan Maluku adalah pedagang Arab muslim. Masuknya Islam ke Jailolo ditandai dengan keberadaan nisan-nisan kuno di Desa Galala dan Gam Lamo. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui proses masuknya Islam melalui variasi nisan kuno di Jailolo. Penelitian awal mengenai peninggalan arkeologi Islam di Jailolo ini menggunakan metode deskriptif analisis. Kata kunci: Rempah-Rempah, Kedatangan Islam, Maluku, Nisan Kuno. Tanggal Masuk : 16 Agustus 2017 Tanggal Diterima : 20 Desember 2017 Nisan Kuna di Jailolo: Bukti Perkembangan Islam Abad ke-18 di Maluku Utara; 195 (Laila Abdul Jalil) PENDAHULUAN Indonesia sebagai penyebar Islam Penelitian dan diskusi pertama. Baru kemudian disusul oleh mengenai masuk dan orang Arab, kebanyakan keturunan berkembangnya Islam di Indonesia nabi Muhammad Saw yang ditandai masih sangat terbuka luas. Selama dari pemakaian gelar Sayyid dan ini penelitian mengenai sejarah Syarif, mereka menyempurnakan perkembangan Islam di Indonesia penyebaran Islam di Nusantara. lebih banyak difokuskan di wilayah (Azra,1995:24). Indonesia Barat dan hanya sedikit Islam di Maluku Utara erat minat peneliti untuk melakukan kaitannya dengan pedagang Arab penelitian di wilayah Indonesia Timur. yang datang ke Kepulauan Maluku, Ini mungkin disebabkan karena yang mereka juluki dengan Jazirah masih minimnya informasi mengenai al-Muluk, negeri para raja (Ricklefs: peninggalan kepurbakalaan Islam di 2008, 45). Menurut penjelasan yang wilayah Indonesia Timur. Dalam didapat dari pihak keluarga kedaton tulisan ini penulis tidak menggunakan Ternate, disebut dengan istilah istilah Maluku Utara namun Jazirah al-Muluk karena Kepulauan menggunakan kata Maluku karena Maluku terbagi atas 4 kerajaan yakni Maluku Utara baru terbentuk pada Jailolo, Bacan, Tidore, dan Ternate. tahun 1999 yang merupakan hasil (Ricklefs, 2008:142). Menurut pihak pemekaran dari Propinsi Maluku kedaton, Kepulauan Maluku adalah berdasarkan Undang-Undang No. 46 daerah pertama yang disinggahi oleh Tahun 1999 tanggal 4 Oktober 1999 pedang Arab sehingga mereka dan diresmikan pada tanggal 12 berkeyakinan bahwa Islam pertama Oktober 1999 dengan ibukota di berkembang di Kepulauan Maluku Sofifi. Utara. Sejumlah sarjana Barat Van Fraassen seperti yang terutama Belanda memegang teori dikutip oleh Adnan Amal dalam bahwa asal muasal Islam di bukunya Kepulauan Rempah- Nusantara adalah dari Anak Benua Rempah; Perjalanan Sejarah Maluku India, bukannya Persia atau Arabia. Utara 1250-1950 mengemukanan, Pijnapell mengaitkan asal muasal bahwa nama Maluku telah dicatat Islam di Nusantara dengan wilayah dalam kitab Nagarakertagama Malabar dan Gujarat. Menurutnya, sebagai Maloko yang diadopsi dari orang-orang Arab bermazhab Syafi’i pedagang Arab yang datang bermigrasi dan menetap di India, berniaga ke Kepulauan Maluku. kemudian membawa pengaruhnya (Amal, 2010: 5) ke Nusantara. Teori ini Walau pun orang Arab yang dikembangkan oleh Snouck pertama kali singgah ke Maluku, Hurgronje yang berpendapat bahwa namun catatan mengenai Kepulauan ketika Islam sudah mapan di kota Maluku pertama kali disebutkan oleh pelabuhan Anak Benua India, muslim para ahli geografi Tiongkok dalam Deccan, yang tinggal di sana sebagai Sejarah Dinasti Tang (618-906) yang pedagang perantara dalam menyebut Kepulauan Maluku dengan perdagangan Timur Tengah dengan Mi-li-kiu dan digunakan untuk Nusantara datang ke dunia Melayu- menentukan posisi Pulau Bali. Dalam 196 Berkala Arkeologi Vol. 37 Edisi No.2 /November 2017 catatan Sejarah Dinasti Ming (1368- wilayah Halmahera Utara dan 1643) menceritakan tentang Maluku Barat yang terletak di Samudera Tenggara 4. Bacan/ Dehe ma Kolano= dan memiliki reputasi sebagai negara penguasa tanjung meliputi kaya. Pulau itu banyak sekali Pulau Bacan dan Pulau Obi. terdapat dupa (cengkih) yang jika Jailolo masuk dalam wilayah turun hujan dupa akan berjatuhan administratif Kabupaten Halmahera dan menutupi tanah. Jumlahnya Barat merupakan salah satu kerajaan sangat banyak sehingga penduduk Islam di Maluku Utara pada masa tidak dapat mengumpulkannya lampau. Dari beberapa informasi semua. Pemimpinnya selalu yang penulis dapatkan, menyebutkan menyimpan cengkih dalam jumlah bahwa Jailolo merupakan kerajaan yang banyak dan dijual kepada tertua di Maluku Utara. Sebagai kapal-kapal dagang yang kerajaan tertua tentu tidak mengunjungi Maluku. Orang mengherankan jika di Jailolo dijumpai Tionghoa mengunjungi Maluku untuk peninggalan arkeologis Islam berupa membeli cengkih karena cengkih masjid, nisan, benteng, dan fragmen berguna untuk menyembuhkan tidak keramik asing dari Cina dan Eropa. enak badan. (Groeneveldt, 2009: Dalam satu kesempatan menjelajah 166). Perdagangan rempah ini juga di Jailolo, terutama di desa Galala yang menjadi pemicu pedagang Arab dan Gam Lamo, saya sempat datang sehingga menghasilkan menemukan persebaran nisan kuno tinggalan budaya Islam di Maluku. dan fragmen keramik asing yang Data awal mengenai tersebar di permukaan tanah. peninggalan Islam di wilayah Temuan ini menunjukkan adanya Indonesia Timur ditemukan di daerah indikasi permukiman dan aktifitas Jailolo. Jailolo merupakan bagian perdagangan pada masa lampau. dari 4 kesultanan yang ada di Maluku Nisan-nisan kuno yang yang lahir karena adanya perjanjian ditemukan di Jailolo sejauh ini belum Moti Verbond1 yang diprakarsai oleh teridentifikasi secara detil. Hal ini Sultan Sida Arif Malamo (1322-1331) dikarenakan kurangnya informasi yang membagi wilayah kekuasaan mengenai keberadaan peninggalan menjadi empat wilayah arkeologi Islam di Indonesia bagian (Abdulrahman, 2013: 22) yakni: timur. Berbeda dengan Aceh di mana 1. Ternate/ Alam ma Kolano= nisan-nisan kuno di Aceh sudah penguasa alam yang meliputi banyak ditulis, bahkan Mohd. Yatim Ternate, Sulawesi bagian dalam karyanya Batu Aceh: Early Timur dan Utara hingga pulau Islamic Gravestones in Peninsular Mindanao Malaysia melakukan klasifikasi nisan 2. Tidore/ Kie ma Kolano= Aceh ke dalam empat belas tipe dan penguasa gunung meliputi menjadi rujukan bagi peneliti-peneliti Tidore, Halmahera Tengah selanjutnya. Temuan nisan kuno di dan Selatan, Maluku Selatan Jailolo dalam penelitian awal ini lebih hingga tanah Papua kepada pencatatan keberadaan dan 3. Jailolo/ Jiko ma Kolano= deskripsi singkat mengenai ornamen penguasa teluk meliputi yang dijumpai pada nisan. 1 Moti Verbond adalah perjanjian yang kesultanan di Kepulauan Maluku mengatur pembagian wilayah di antara 4 (Abdulrahman, 2013: 22) Nisan Kuna di Jailolo: Bukti Perkembangan Islam Abad ke-18 di Maluku Utara; 197 (Laila Abdul Jalil) Pertanyaan besar mengenai Pada masa lalu, Jailolo temuan nisan kuno di Jailolo adalah merupakan bagian dari Provinsi bagaimana variasi nisan kuno di Maluku sebagai sebuah kota Jailolo? kabupaten. Maluku yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah (spice islands) banyak dikunjungi METODE oleh pedagang asing. Jauh sebelum Penelitian awal ini bertujuan kedatangan bangsa Eropa, untuk mengetahui proses masuknya Kepulauan Maluku banyak disinggahi Islam melalui tipologi nisan kuno oleh pedagang Arab. Selain itu, yang dijumpai di Jailolo. Penelitian ini Kepulauan Maluku juga disinggahi menggunakan metode deskriptif oleh pedagang dari daerah Jawa, analisis dimana nantinya nisan-nisan Melayu, Makassar, Cina, dan Gujarat kuno di Jailolo akan dianalisa dengan tujuan untuk berdagang berdasarkan bentuk dan ornamen. rempah-rempah terutama cengkeh Pengumpulan data dilakukan melalui dari Tidore dan Ternate di Maluku teknik survei permukaan dan Utara serta pala di Pulau Banda, mengklasifikasikan temuan Kabupaten Maluku Tengah. permukaan berupa nisan-nisan kuno Pulau Jailolo merupakan serta fragmen keramik asing. Selain wilayah yang berbentuk seperti itu, studi pustaka digunakan untuk lengan panjang. Salah satu sisinya melengkapi informasi mengenai berseberangan dengan Ambon dan sejarah masuknya Islam ke Seram sedangkan sisi lainnya Kepulauan Maluku terutama ke terbentang hingga ke utara Jailolo. Data dari hasil survei Kepulauan Morotai. Semua kemudian dianalisis dengan penduduknya pada masa lalu membandingkan temuan nisan yang menjalankan tradisi Pagan. Pulau ini ada di Jailolo dengan nisan-nisan memiliki banyak makanan dan kuno yang ada di Aceh. penduduknya banyak membuat perahu. Sebagian dari penduduknya menjadi bajak laut dan sebagian HASIL PENELITIAN lainnya menjadi pedagang. Rajanya pengikut Muhammad (Islam). Orang- orang yang datang berdagang ke Maluku membawa emas (Pires, 2016: 286). Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental menceritakan mengenai Kepulauan Maluku (Maluqo) sebagai penghasil cengkih terdiri dari lima pulau. Ternate sebagai pulau utama dilanjutkan dengan Tidore, Moti (Motes), Makian (Maquem), dan Bacan (Pacham). Cengkih liar tumbuh dalam jumlah yang cukup banyak yang juga ditemukan di pelabuhan Jailolo (Gilolo) yang terletak di Pulau Jailolo Gambar 1. Letak Jailolo, Ibukota Kabupaten (Halmahera, Batochina). Kelima Halmahera Barat pulau ini menghasilkan sedikitnya (Sumber: Google Earth) 198 Berkala Arkeologi Vol. 37 Edisi No.2 /November 2017 6.000 bahar cengkih setiap tahun berdasarkan beberapa jenis hewan bahkan kadang 1.000 bahar lebih khas Jailolo. Pada masa lampau banyak atau sedikit. Satuan bahar Jailolo (Gilolo) merupakan tempat yang mereka gunakan berdasarkan tinggal para Sultan Ternate. pada satuan bahar yang berlaku di Kemudian Belanda meminta para Malaka. Cengkih dipanen sebanyak sultan Ternate pindah ke tempat enam kali dalam setahun. Dalam satu yang mereka tempati sekarang kali pelayaran dari Malaka ke Banda (Kedaton Ternate) (Wallace, 2009: dan Maluku melibatkan 8 jung, dan 237). pelayaran ke Gresik menggunkan 3 Kedatangan pedagang atau 4 jung (Pires, 2016: 276). muslim Arab ke Maluku memberi Jaringan perdagangan dan dampak terhadap pertukaran agama jalur pelayaran regional dan masyarakat lokal. Menurut tradisi internasional di Indonesia bagian setempat, agama Islam telah datang timur terutama di Maluku sebagai ke Maluku sejak abad ke-14, pusat rempah-rempah selain didapat sedangkan di Aceh pada abad ke-13 dari berita yang ditulis oleh Tome sudah ada kerajaan Islam yaitu Pires juga dari berita Antonio Galvao Samudera Pasai yang dipimpin oleh dalam A Treatise on the Molucas Sultan Malik al- Saleh. Raja Ternate Historia das Moluccas yang ditulis yang kedua belas, Molomateya sekitar tahun 1544 yang (1330-1357) bersahabat karib menceritakan berbagai hasil bumi, dengan orang Arab yang memberi jenis burung, adat kebiasaan petunjuk cara-cara pembuatan kapal, masyarakat dan raja-raja, namun sepertinya belum sampai pembuatan berbagai jenis kapal, pada tahap pengenalan agama Islam peperangan, dan sebagainya. (Daliman, 2012: 210). Termasuk kedatangan bangsa Arab, Bukti bahwa pedagang Arab Persia, Melayu, Tiongkok dalam sudah lebih awal bermukim di tujuannya mengambil komoditas Kepulauan Maluku salah satunya perdagangan rempah-rempah dapat dilihat di Pulau Ternate, terutama cengkih dan pala. Jalur terdapat permukiman orang Arab pelayaran tersebut membentuk yang mendiami Kampung Muhajirin. jaringan perdagangan dengan Selain orang Arab, proses berbagai negeri di bagian timur Islamisasi juga ditandai degan Indonesia. Dari Malaka melalui Jawa, adanya kunjungan Sultan Ternate Banda, dan Maluku. Juga melalui (Zainal Abidin) ke Gresik. Hubungan pesisir selatan Kalimantan dan Jawa dengan Maluku memperlancar Sulawesi (Tjandrasasmita, 2009: 41). proses Islamisasi di Kepulauan Gilolo (Jailolo) atau Maluku. Jailolo merupakan kerajaan Halmaheira dalam Bahasa Belanda Islam tertua di Maluku yang berdiri telah mengalami perubahan pada tahun 1321 yang meliputi permukaan bumi. Misalnya kenaikan sebagian Halmahera dan pesisir sebuah gunung berapi dari dasar laut Pulau Seram. Namun dalam di Gamokonora di semenanjung perkembangan Islam di Kepulauan utara pada tahun 1673. Tanah Jailolo Maluku, Ternate, Tidore, dan Bacan adalah tanah vulkanis dan di pantai jauh lebih pesat. Hal ini karena ada gugusan karang. Ciri-ciri dan jumlah penduduk di ketiga pulau sifat permukaan bumi di Jailolo tersebut jauh lebih banyak. membuktikan bahwa daratan ini Masuknya pengaruh Islam ke sudah tua yang dibuktikan Kepulauan Maluku menyisakan data- Nisan Kuna di Jailolo: Bukti Perkembangan Islam Abad ke-18 di Maluku Utara; 199 (Laila Abdul Jalil) data arkeologis berupa nisan-nisan daerah lain juga memiliki kaligrafi. kuno terutama di Jailolo yang Salah satu nisan kuno ditemukan di tersebar di enam titik yang tersebar di desa Gam Lamo (Nisan Gam Lamo Desa Galala, Desa Gam Ici, dan 1). Nisan ini memiliki ukuran tinggi Desa Gam Lamo, Jailolo. 160 cm dan lebar 80 cm. Berbentuk Berdasarkan tipologi, nisan kuno di pipih dengan bagian kepala nisan Jailolo berbentuk pipih dan balok. berbentuk seperti buah delima. Ornamen pada nisan berupa kaligrafi dan flora berbentuk bunga serta suluran. Kaligrafi yang sudah berhasil terbaca adalah ayat Kursi yang dijumpai pada nisan di Desa Gam Lamo. Beberapa nisan lainnya dijumpai kaligrafi namun belum berhasil terbaca. Bentuk-bentuk nisan tersebut adalah: Nisan Kuno I, Desa Gam Lamo Gambar 3. Ornamen pada Badan Nisan Gam Lamo 1 Sisi Samping (Sumber: Dokumen Pribadi, 2016) Bagian badan nisan sisi dalam dihiasi dengan kaligrafi yang berisi ayat Kursi. Bagian badan nisan sisi luar dihiasi dengan motif flora yang pada sisi kiri dan kanan badan nisan terdapat motif geometris dan flora (panah kuning). Sepintas bentuk flora pada sisi samping badan nisan terlihat seperti bentuk anyaman dengan motif bunga. Nisan bagian kaki kondisinya Gambar 2. Nisan Gam Lamo 1 dalam keadaan sudah rusak karena (Sumber: Dokumen Pribadi, 2016) patah dan bagian puncak nisan telah hilang. Ornamen pada bagian kaki Nisan kuno di titik pertama nisan juga berbentuk flora dan bagian berada di Desa Gam Lamo, paling bawah berbentuk garis-garis Kabupaten Jailolo. Nisan kuno di geometris. Bagian dasar kaki nisan Jailolo seperti halnya nisan kuno berbentuk persegi empat dan masa Islam yang ditemukan di 200 Berkala Arkeologi Vol. 37 Edisi No.2 /November 2017 merupakan bagian yang ditanam ke Nisan kuno II, Desa Gam Lamo dalam tanah. Gambar 5. Bagian Kaki Nisan Gam Lamo 2 yang Sudah Patah. (Sumber: Dokumen Pribadi, 2016) Gambar 4. Bagian Kaki Nisan Gam Lamo 1 yang Sudah Patah (kiri), Detail Motif flora (kanan) (Sumber: Dokumen Pribadi, 2016) Selain rusak dan patah, bagian badan dan kaki nisan juga ditumbuhi lumut putih (lycheen) yang lambat Gambar 6. Detail kaligrafi pada bagian kaki laun akan merusak permukaan nisan. (Sumber: Dokumen Pribadi, 2016) Inskripsi yang terdapat pada bagian kaki yang berbunyi: inilah kubur Daeng Muda (Mad) telah Nisan Kuna di Jailolo: Bukti Perkembangan Islam Abad ke-18 di Maluku Utara; 201 (Laila Abdul Jalil) pulang bulan Ramadhan Sanah di bagian dalamnya diisi dengan motif 1214.2 kelopak bunga berjumlah enam. Berlokasi di dekat masjid Pada bagian bawah bidang bulat sultan yang pertama di Desa Gam terdapat dua bentuk lengkung seperti Lamo. Nisan berbentuk pipih dengan bulan sabit dan sedikit motif flora sedikit penataan pada bagian bahu berbentuk sulur tanaman. Selain nisan dan bagian puncak nisan ornamen flora, ornamen geometris dibuat meruncing. Kondisi nisan di sederhana mendominasi nisan-nisan dekat masjid kedaton tidak terawat kuno di Jailolo. dan seperti terlupakan. Beberapa Tidak dijumpai kaligrafi pada nisan dalam kondisi berantakan. temuan nisan titik kedua ini namun Hanya yang di bagian dalam pagar pada bagian badan nisan sisi dalam nisan yang terbuat dari susunan batu dan luar terdapat motif berbentuk dan semen saja masih terlihat sedikit flora yang diukir seperti bunga terawat. Ornamen yang dijumpai merambat. Pada titik kedua antara lain kaligrafi serta pola ditemukan delapan buah nisan kuno geometris bentuk lingkaran bulat dan dan kondisinya tidak terawat. Nisan kuno di Desa Galala Berlokasi di Desa Galala, Kabupaten Jailolo. Nisan kuno Galala 1 yang dijumpai di titik ketiga berada Gambar 7. Bagian Kaki Nisan Gam Lamo 2 yang Sudah Patah (Sumber: Dokumen Pribadi, 2016) Gambar 8. Bagian Kaki Nisan Galala 1 yang Sudah Patah (Sumber: Dokumen Pribadi, 2016) 2 Hasil yang dibaca oleh Masykur Syafruddin, alumni UIN Ar-Raniry Banda Aceh. 202 Berkala Arkeologi Vol. 37 Edisi No.2 /November 2017 dalam pagar yang terbuat dari dari kawasan Asia Tenggara yang susunan batu dan oleh masyarakat menjadi pemasok utama rempah- nisan-nisan ini dianggap sebagai rempah berupa lada, pala, cengkih, makam keramat yang kerap diziarahi dan kayu-kayu yang wangi pada waktu-waktu tertentu. (Ambary,1998: 149). Selain temuan nisan kuno, di Berita awal mengenai Desa Galala banyak dijumpai temuan hubungan Timur Tengah dengan permukaan berupa fragmen keramik Nusantara diperoleh dari sumber- asing terutama Eropa. sumber Cina dan Arab. Sejarawan Arab seperti Al-Ya’qubi, Abu Zayd, dan Al-Mas’udi menulis tentang Nusantara namun kandungannya lebih kepada cerita-cerita pelayar Arab mengenai hal-hal aneh dan mistis. Pengembara Arab yang datang kemudian seperti Ibnu Battutah mendeskripsikan Nusantara secara akurat dan otentik (Azyumardi, 1995: 37). Kitab Nagarakertagama yang Gambar 9. Keramik Asing Buatan ditulis pada pertengahan abad ke-14 Maastricht (Belanda) menyebutkan nama-nama tempat (Sumber: Dokumen Pribadi, 2016) yang dapat ditelusuri kembali di pulau-pulau sebelah timur yang pada masa lalu dikunjungi oleh pedagang- PEMBAHASAN pedagang dari kerajaan Hindu-Jawa Pada masa lampau Jailolo dan kerajaan sebelumnya. berperan dalam perdagangan Keberadaan orang-orang asing di rempah-rempah terutama cengkih. Kepulauan Maluku juga dapat dilacak Berkembangnya Kepulauan Maluku dari legenda Soya dan Lutong di sebagai daerah perdagangan tidak Ambon serta nama keluarga seperti terlepas dari jalur pelayaran di Asia Latu-Halat, Raja Barat, Maspaitela Tenggara yang menghubungkan (keluarga besar dari Majapahit), negeri Cina dengan negeri-negeri “di Telaga Kodok (nama permukiman atas angin”, yakni sub-kontinen India, pertama orang Jawa), nama tempat Persia, dan negeri-negeri Arab di Luhu (dari Luwu Sulawesi) (Daliman, Timur Tengah yang berlanjut ke 2012: 208). Eropa. Sejak zaman purba, jalur ini Bukti tentang kehadiran telah digunakan oleh para pedagang bangsa Arab ke Maluku disebutkan yang menghubungkan negeri-negeri oleh Tome Pires dalam karyanya barat dan timur yang dikenal dengan Suma Oriental menyatakan bahwa nama “Jalur sutera” (silk route) yang Islam telah masuk ke Maluku sekitar digunakan oleh kafilah melintasi tahun 1459-1460. Berita Portugis padang rumput dan gurun pasir serta menyebutkan jika Islam telah hadir di samudera. Jalur laut semakin penting Maluku pada tahun 1486 saat ketika jalur darat tidak lagi aman wafatnya Kaicil Marhum dan karena adanya peperangan di digantikan oleh Zainal Abidin. De kawasan Asia Tengah. Komoditi Clerq menyebutkan bahwa pada yang diperdagangkan di “Jalur awal abad ke-14 masa pemerintahan sutera” (silk route) selain sutera Sida Arif Malamo di Ternate (1322- adalah rempah-rempah yang berasal Nisan Kuna di Jailolo: Bukti Perkembangan Islam Abad ke-18 di Maluku Utara; 203 (Laila Abdul Jalil) 1331) dan Kaicil Sele di Tidore serta muslim juga dijumpai di Banda, Hitu, Sida Hasan di Bacan, telah banyak Makyan, dan Bacan (Daliman, 2012: orang Jawa, Cina, Arab, serta Melayu 211). bermukim di Ternate, Bacan, dan Masuknya Islam ke Jailolo Tidore. (Amal, 2010: 238). tidak terlepas dari adanya hubungan Bangsa Arab sebagai Jawa dengan Maluku pada masa pendatang pertama ke Kepulauan lampau dan ditambah lagi dengan Maluku untuk berdagang rempah- peranan Sultan Zainal Abidin salah rempah menjadi pembuka jalan bagi seorang Sultan Ternate yang belajar bangsa asing lainnya untuk Islam ke Giri dan melanjutkan menguasai pusat rempah-rempah dakwahnya di Kepulauan Maluku. yang pada masanya menjadi Selain itu, peranan Selat Malaka komoditi perdagangan unggulan. sebagai pintu gerbang masuknya Kedatangan bangsa Arab ke pedagang-pedagang asing ke Kepulauan Maluku menyebabkan Nusantara menyebabkan terjadinya terjadinya proses konversi agama kontak bangsa Arab dengan masyarakat lokal ke Islam. penduduk Nusantara terutama ke Tidak dapat dipungkiri bahwa wilayah Indonesia Timur. Selat Malaka juga memiliki peranan Adanya Hubungan Jawa besar terhadap masuk dan dengan Maluku mendorong berkembangnya Islam di Nusantara berkembangnya pertumbuhan khusunya ke Kepulauan Maluku. masyarakat muslim khususnya di Selat Malaka memainkan peran Jailolo. Pertumbuhan masyarakat penting dalam posisi strategis muslim pada akhirnya mendorong sebagai pintu masuk jalur berkembangnya budaya materi perdagangan internasional pada sebagai penanda komunitas muslim masanya. Melalui Selat Malaka, dalam hal ini nisan yang memiliki pedagang-pedagang dari Arab, Cina, fungsi sakral. dan terakhir Eropa menjelajah Nisan bukan hanya sebagai Nusantara dalam rangka mencari penanda kubur, namun juga sebagai sumber rempah-rempah. Peran penanda status sosial tokoh yang Sunan Giri sangat penting dalam dimakamkan. Dari beberapa temuan proses Islamisasi di Maluku. Sultan nisan kuno di Jailolo diduga bahwa Zainal Abidin terkenal sebagai Raja tokoh yang dimakamkan memiliki Bulawa, Raja Cengkih karena kedudukan dan peran penting pada membawa bulawa (cengkih) ke Giri masanya. ketika menuntut agama Islam. Berdasarkan pengamatan Sekembali dari Jawa, ia membawa awal terhadap tinggalan arkeologis serta seorang mubaligh yang Islam di Jailolo diketahui bahwa bergelar Tunubahul dan variasi nisan-nisan kuno di Jailolo mengembangkan Islam di Maluku. terdiri dari bentuk pipih dengan Berita Portugis juga mengungkapkan penataan puncak nisan berbentuk hubungan antara Jawa dengan buah delima, variasi pipih dengan Maluku. Menurut Tome Pires, Raja- pahatan pada bagian puncak nisan, raja Maluku mulai masuk Islam variasi pipih dengan puncak nisan sekitar tahun 1460-1545. Dikatakan polos tanpa pahatan. Berdasarkan pula bahwa Raja di Maluku variasi nisan dapat disimpulkan menggunakan gelar sultan, bahwa tradisi memahat batu nisan di sedangkan lainnya hanya Jailolo sudah berkembang pesat menggunakan gelar raja. Masyarakat pada masanya. Kemahiran ini 204 Berkala Arkeologi Vol. 37 Edisi No.2 /November 2017

Description:
Malabar dan Gujarat. Menurutnya, orang-orang Arab bermazhab Syafi'i bermigrasi dan menetap di India, kemudian membawa pengaruhnya ke.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.