Tasmin Tangngareng NikahMut`ah dalam Perspektif Hadis Nabi NIKAHMUT`AH DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI ( Analisis Kritis Berdasarkan Kualitas) Tasmin Tangngareng Jurusan/Prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar Abstrak Artikel ini membahas secara mendalam tentang nikah mut`ah dalam perspektif hadis Nabi saw., analisis kritik berdasarkan kualitas hadis. Kritik hadis sangat urgen untuk dilakukan, oleh karena hadis merupakan salah satu sumber ajaran Islam. Selain itu, hadis tidak seluruhnya tertulis pada zaman Nabi saw., dan munculnya pemalsuan hadis sesudah zaman Nabi, serta proses penghimpunan hadis-hadis dalam kitab-kitab hadis memakan waktu yang lama sesudah wafatnya Nabi, dan periwayatan hadis lebih banyak berlangsung secara makna. Dengan kritik hadis berdasarkan unsur-unsur kaidahnya, maka dapat dirumuskan dan ditentukan macam-macam kualitas hadis, apakahsahih, hasanatauda`if. Kualitas hadis tersebut erat kaitannya dengan boleh atau tidaknya hadis tersebut dijadikan hujjah. Dengan melalui takhrij al-hadisdiperoleh data bahwa hadis-hadis tentang nikah mut`ah dimuat dalam berbagai kitab-kitab hadis, berjumlah 65 riwayat. Sahih al-Bukhariy memuat 10 riwayat. Sahih Muslim memuat 22 riwayat. Sunan Abi Dawud memuat 2 riwayat. Sunan al-Nasa`iy memuat 6 riwayat. Sunan al- Turmuziy, memuat 2 riwayat. Sunan Ibnu Majah, memuat 4 riwayat. Sunan Ibnu Majah, memuat 4 riwayat. Sunan al-Darimi, memuat 4 riwayat. Musnad Ahmad bin Hanbal, memuat 2 riwayat. Muwatta Malik, memuat 1 riwayat. Berdasarkan kritik sanad (naqd al-sanad), ternyata hadis-hadis tentang kebolehan nikah mut`ah,dan kebolehan nikah mut`ahditetapkan masa berlakunya untuk waktu tertentu berkualitas sahih, sanad Ahmad bin Hanbal masing-masing melalui jalur Muhammad bin Ja`far dan Waki`. Demikian pula hadis-hadis tentang larangan nikah mut`ahpada perang khaibar, fathu Makkah dan larangan nikah mut`ah sampai hari kiamat dari sanad al-Nasai, al-Darimi dan Muslim, masing-masing melalui jalur Sulaiman bin Dawud, Muhammad bin Yusuf dan Muhammad bin Abdullah berkualitas sahih, telah memenuhi unsur-unsur kaidah kesahihan sanad, yakni seluruh periwayatnyasiqat. Sanadnyamuttasil,terhindar darisyaz,danillat. Sehingga dapat dinyatakan bahwa sanadnya berkualitas sahih lizatih.. Oleh karena itu, hadis-hadis tentang nikah mut`ah yang telah dikritik sanadnya dapat dipertanggung jawabkan kualitas dan kehujjahannya.Berdasarkan kritik matan (naqd matn), ternyata hadis-hadis tentang kebolehan nikah mut`ah, dan kebolehan nikah mut`ah ditetapkan masa berlakunya untuk waktu tertentu berkualitassahih. Demikian pula hadis-hadis tentang larangan nikah mut`ahpada 92 NikahMut`ah dalam Perspektif Hadis Nabi Tasmin Tangngareng perang khaibar, fathu Makkah dan larangan nikahmut`ahsampai hari kiamat dari sanad al-Nasai, al-Darimi dan Muslim, masing-masing melalui jalur Sulaiman bin Dawud, Muhammad bin Yusuf dan Muhammad bin Abdullah berkualitas sahih, telah memenuhi unsur-unsur kaidah kesahihan matan yakni terhindar dari syaz, dan illat. Sehingga dapat dinyatakan bahwa matannya berkualitas sahih lizatih.. Oleh karena itu, hadis-hadis tentang nikah mut`ahyang telah dikritik matannya dapat dipertanggung jawabkan kualitas dan kehujjahannya Kata Kunci:Hadis Nabi, Mut`ah, Kualitas, perspektif. I. Latar Belakang Masalah. Sejarah telah mencatat bahwa disyariatkannya pernikahan sejak Nabi Adan As, hingga sekarang. Tujuannya agar manusia memperoleh sakinah (ketenangan), baik ketenangan jasmani maupun rohani. Islam datng sebagai rahmatan lil alamin untuk menuntun umat manusia agar memperoleh kebahagian dunia dan akhirat. Itulah sebabnya diutus Nabi Muhammad saw., untuk menyempurnakan akhlak al-karimah dengan berdasarkan al-Qur`an dan sunnah Rasulullah saw. Oleh karena itu, hadis Nabi Muhammad saw., selain sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-Qur`an,1 juga berfungsi sebagai sumber historis perjuangan Rasulullah saw. Hadis juga mempunyai fungsi penjelas bagi al-Qur`an, menjelaskan yang global, mengkhususkan yang umum, dan menafsirkan ayat-ayat al-Qur`an.2 Di sisi lain, banyak hadis-hadis Nabi saw., yang tampak bertentangan antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu, untuk mencari titik temu, apabila berbagai matan hadis Nabi diperbandingkan, dalam hal ini yang sanadnya sama-sama sahih, maka akan dijumpai sejumlah petunjuk yang tampak bertentangan, minimal menimbulkan kesan tidak sejalan. Oleh karena itu, dalam memandang adanya pertentangan yang ada, kalangan tertentu menyatakan bahwa riwayat hadis yang bersangkutan bukanlah sesuatu yang berasal dari Nabi. Menurut mereka, mustahil Nabi mengemukakan petunjuk yang saling bertentangan. Sementara kalangan tertentu telah menjadikan masalah dalam hadis tersebut sebagai salah satu argumen bahwa hadis -hadis bukanlah ajaran Islam. 1Lihat Subhi al-Saleh,Ulm al-Hadis wa Mustalahuhu(Beirut: Dar al-Ilm li al-Malayin, 1977 M), h. 3; M. Syuhidi Ismail,Kaedah Kesahihan Sanad Hadis, Telaah Kritis dan Tinjauan dengan Pendekatan Ilmu Sejarah (Jakarta: Bulan Bintang, 1988), h. 85-86; lihat pula pengarang yang sama, Hadis Nabi Menurut Pembela, Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta: Gema Insani Press, 1985), h. 3; Muhammad Shabbaq, al-Hadis al- Nabawiy (Riyadh: Maktabah al-Islamiy, 1392 H/1972 M), h. 1416; Abd. Halim Mahmud, al-Sunnah fi Makanatiha wa fi Tarikhiha(Kairo: Dar al-Katib al-Arabiy, 1967 M), h. 26-29; Muhammad Abu Syuhbah, Fi Rihab al-Sunnah al-Kutub al-Sihah al-Sittah (Kairo: Majma` al-Buhus al-Islamiyyah, 1389 H/1969 M), h. 9; Jalal al-Din Abd. Al-Rahman ibn Abi Bakar al-Syuyutiy,Miftah al-Jannah fi Ihtijaj bi al-Sunnah(al-Madinah al-Munawwarah: Matba`ah al-Rasyiid, 1399 H/1979 M), 28. Adapun mengenai pengertian sunnah dan hadis menurut para ulama dapat dilihat misalnya pada Abu Ishaq Ibrahim al-Syathibiy, al-Muwafaqat fi Ushul al-Syari`ah bi al-Syarh `AbdAllah Darraz(Mesir: al-Maktabah al-Tajirah al-Kubra, t.th), h. 3-7; Fazlur Rahman, Islamic Methodology in History (Karachi: Central Institut of Islamic Researh, 1965), h. 1-14. 2Lihat mislanya QS. Al-Nahl (16): 44 93 Tasmin Tangngareng NikahMut`ah dalam Perspektif Hadis Nabi Kedua pandangan di atas, telah mengesampingkan kemungkinan adanya kebijaksanaan Nabi secara temporal, misalnya mengharuskan lahirnya bentuk-bentuk pertanyaan yang tampak bertentangan. Dalam hal ini, ulama hadis membahas dan mengajukan berbagai alternatif metode penyelesaiannya, sehingga teratasilah masalah pertentangan itu. Menurut al-Syafi`iy ( w. 204 H/820)3 mengemukakan bahwa tidak ada pertentangan yang sesungguhnya di antara hadis-hadis yang tampak bertentangan. Dalam hal ini, dia menegaskan; kami tidak menemukan ada dua hadis yang bertentangan, kecuali ada jalan penyelesaiannya.4 Hadis-hadis yang sementara dinilai mukhtalifmengandung makna tampak bertentangan bagi al-Syafi`i, sebenarnya bukanlah bertentangan, yang tampak bertentangan hanya pada lahiriahnya.5 Itu berarti, bahwa penilaian suatu hadis bertentangan dengan hadis lain, pada hakekatnya disebabkan oleh kekeliruan dalam memahami hadis yang bersangkutan. Dengan kenyataan tersebut menunjukkan bahwa masalah hadis-hadis yang tampak bertentangan atau hadis-hadis mukhtalif6merupakan salah satu masalah yang menjadi obyek kajianulum al-hadis, dan secara khusus dibahas dalam ilmumukhtalaf al-hadis. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian kualitas hadis-hadis tentang larangan nikah , perlu dilakukan, bukan berarti meragukan hadis Nabi Muhammad saw., tetapi melihat keterbatasan periwayat hadis sebagai manusia biasa, yang adakalanya melakukan kesalahan, baik karena lupa maupun karena di dorong oleh kepentingan tertentu. Eksistensi periwayat hadis sangat menentukan kualitan hadis, baik kualitas sanad hadis maupun kualitas matan hadis. Atas dasar inilah, maka hadis-hadis tentang larangan nikah mut`ah, sangat aktual untuk dikaji dan dianalisis baik secara tekstual maupun secara kontekstual. II. HADIS-HADIS TENTANG NIKAHMUT`AH A. Klasifikasi Hadis-hadis tentang Nikah Mut`ah. 1.Hadis-Hadis tentang Kebolehan NikahMut`ah. 1) Riwayat al-Bukhariy, pada kitabnikah, bab nahy rasulillah an nikah mut`ah akhiranhadis nomor 4725 3 Al-Syafi`i (w. 204 H/820 H) adalah tokoh yang mempelopori penghimpunan berbagai hadis- hadis bertentangan (mukhtalif) dan berusaha menawarkan metode penyelesaian pertentangannya, sebagaimana dikemukakan dalam kitabnya,al-Ummdanal-Risalah. Lihat Muhammad Idris al-Syafi`i,Kitab Ikhtilaf al-Hadis, disatukan dengan kitabnya yang lain,al-Umm, Juz VIII ( Beirut: D±r al-Fikr, 1403 H/1983 M), h.586-696; al-Syafi`i, al-Risalah, naskah diteliti dan dikaji ulang oleh Ahmad Muhammad Syakir ( Beirut: al-Maktabah al-Ilmiyah, t.th), h. 210 4 Lihatibid., h. 216 5 Lihat al-Syafi`i, “ al-Umm”,op.cit., h.599 6 Lihat Muhammad ibn Isma`il al-Shan`aniy,Tawdhih al-Afkar li Ma`±niy Tanqih al-Anzhar, jilid II (Madinah : al-Maktabah al-Salafiyyah, t.th), h. 423.; Ahmad Muhammad Syakir, Al-Ba`is al-Hasis Syarh Ikhtisar `Ulm al-Hadis li al-Hafiz ibn Kasir( Mesir: Maktabt Muhammad `Aliy Shubaih wa Awladuh, t.th), h. 174. 94 NikahMut`ah dalam Perspektif Hadis Nabi Tasmin Tangngareng ﻦِ ﺑْ َ ﺔﻤَ َﻠﺳَ وَ ِ ﱠ ا ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦِ ﺑْ ﺮِ ِﺑﺎﺟَ ﻦْ ﻋَ ﺪٍ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﻦِ ﺑْ ﻦِ ﺴَ ﺤَ ﻟْا ﻦْ ﻋَ وﺮٌ ﻤْ ﻋَ لَ ﺎَﻗ نُ ﺎَﯿﻔْ ﺳُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻲﱞ ﻠِﻋَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ نْ َأ ﻢْ ﻜُ َﻟ نَ ذُِأ ﺪْ َﻗ ُ ﮫﱠﻧِإ لَ ﺎَﻘَﻓ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لِ ﻮﺳُ رَ لُ ﻮﺳُ رَ ﺎَﻧﺎَﺗَﺄَﻓ ﺶٍ ﯿْﺟَ ﻲِﻓ ﺎﱠﻨﻛُ ﻻَ ﺎَﻗ ِ عﻮَ ﻛْ َﻷْا ِ ﱠ ا لِ ﻮﺳُ رَ ﻦْ ﻋَ ﮫِ ﯿِﺑَأ ﻦْ ﻋَ ِ عﻮَ ﻛْ َﻷْا ﻦِ ﺑْ َ ﺔﻤَ َﻠﺳَ ﻦُ ﺑْ سُ ﺎَﯾِإ ﻲِﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﺐٍ ْﺋذِ ﻲِﺑَأ ﻦُ ﺑْا لَ ﺎَﻗوَ اﻮُﻌِﺘﻤْ َﺘﺳْ ﺎَﻓ اﻮُﻌِﺘﻤْ َﺘﺴْ َﺗ وَْأ اَﺪَﯾاﺰَ َﺘﯾَ نْ َأ ﺎﱠﺒﺣَ َأ نْ ِﺈَﻓ لٍ ﺎَﯿَﻟ ثُ ﻼَ َﺛ ﺎﻤَ ﮭُ ﻨَ ﯿَْﺑ ﺎﻣَ ُ ةﺮَ ﺸْ ﻌِ َﻓ ﺎَﻘَﻓاﻮَ َﺗ ٍةَأﺮَ ﻣْ اوَ ﻞٍ ﺟُ رَ ﺎﻤَ ﱡﯾَأ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﻲّ ِﺒﻨﱠ ﻟا ﻦْ ﻋَ ﻲﱞ ﻠِﻋَ ُ ﮫَﻨﱠﯿﺑَ وَ ِ ﱠ ا ﺪﺒْﻋَ ﻮُﺑَأ لَ ﺎَﻗ ً ﺔﻣﱠ ﺎﻋَ سِ ﺎﱠﻨﻠﻟِ مَْأ ً ﺔﺻﱠ ﺎﺧَ ﺎَﻨَﻟ نَ ﺎﻛَ ءٌ ﻲْ ﺷَ َأ يرِ دْ َأ ﺎﻤَ َﻓ ﺎﻛَ رَ ﺎَﺘَ ﺗ ﺎﻛَ رَ ﺎَﺘَﺘَﯾ يرﺎﺨﺒﻟا هاور. خٌ ﻮﺴُ ﻨْﻣَ ُ ﮫﱠﻧَأ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ 1) Riwayat Muslim, padakitab nikah, bab nikah mut`ahnomor Hadis 2494 ﺖُ ﻌْ ﻤِ ﺳَ لَ ﺎَﻗ رٍﺎَﻨﯾدِ ﻦِ ﺑْ وﺮِﻤْ ﻋَ ﻦْ ﻋَ ُ ﺔَﺒﻌْ ﺷُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﺮٍَﻔﻌْ ﺟَ ﻦُ ﺑْ ُ ﺪﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ رٍﺎﺸﱠ َﺑ ﻦُ ﺑْ ُ ﺪﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ و ِ ﱠ ا لِ ﻮﺳُ رَ يدِ ﺎﻨَ ﻣُ ﺎﻨَ ﯿْ َﻠﻋَ جَ ﺮَ ﺧَ ﻻَ ﺎَﻗ ِ عﻮَ ﻛْ َﻷْا ﻦِ ﺑْ َﺔﻤَ َﻠﺳَ وَ ِﱠ ا ﺪِ ﺒْ ﻋَ ﻦِ ﺑْ ﺮِِﺑﺎﺟَ ﻦْ ﻋَ ثُ ّﺪِ ﺤَ ُﯾ ﺪٍ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﻦَ ﺑْ ﻦَ ﺴَ ﺤَ ﻟْا َﺔَﻌْﺘﻣُ ﻲﻨِ ﻌْ َﯾ اﻮُﻌِﺘﻤْ َﺘﺴْ َﺗ نْ َأ ﻢْ ﻜُ َﻟ نَ ذَِأ ﺪْ َﻗ ﻢَ ﻠﱠ ﺳَ وَ ﮫِ ﯿْ َﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لَ ﻮﺳُ رَ نﱠ إِ لَ ﺎَﻘَﻓ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿْ ﻠَ ﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ﻢﻠﺴﻣ هاور . ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا 2) Riwayat Muslim, padakitab nikah, bab nikah mut`ahnomor Hadis 2495 3) Riwayat Muslim, padakitab nikah, bab nikah mut`ahnomor Hadis 2496 4) Riwayat Muslim, padakitab nikah, bab nikah mut`ahnomor Hadis 2500. 5) Riwayat Muslim, pada kitab nikah, bab nikah mut`ahnomor Hadis 2501 6) Riwayat Muslim, padakitab nikah, bab nikah mut`ahnomor Hadis 2508. 1) Riwayat al-Nasa`i,kitab nikah, bab tahrim al-mut`ahhadis nomor 3315. ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لُ ﻮﺳُ رَ نَ ذِ َأ لَ ﺎَﻗ ﮫِ ﯿﺑَِأ ﻦْ ﻋَ ِ ﻲّ ِﻨﮭَ ﺠُ ﻟْا َ ةﺮَ ﺒْﺳَ ﻦِ ﺑْ ِ ﻊﯿِﺑﺮﱠ ﻟا ﻦْ ﻋَ ﺚُ ﯿْﱠﻠﻟا ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ لَ ﺎَﻗ ُ ﺔَﺒﯿَْﺘُﻗ ﺎَﻧﺮَ َﺒﺧْ أ ﺎﻣَ ﺖْ َﻟﺎَﻘَﻓ ﺎَﻨﺴَ ُﻔﻧَْأ ﺎﮭَ ﯿْﻠَﻋَ ﺎَﻨﺿْ ﺮَ َﻌَﻓ ﺮٍ ﻣِ ﺎﻋَ ﻲﻨِ ﺑَ ﻦْ ﻣِ ةٍ َأﺮَ ﻣْ ا ﻰَﻟِإ ﻞٌ ﺟُ رَ وَ ﺎَﻧَأ ﺖُ ﻘَْﻠﻄَ ﻧْﺎَﻓ ﺔِ َﻌْﺘﻤُ ﻟْﺎِﺑ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ُ ﮫﻨْﻣِ ﺐﱠ ﺷَ َأ ﺖُ ﻨْﻛُ وَ ﻲِﺋاَدرِ ﻦْ ﻣِ َ دﻮَ ﺟْ َأ ﻲِﺒﺣِ ﺎﺻَ ءُ اَدرِ نَ ﺎﻛَ وَ ﻲِﺋاَدرِ ﻲِﺒﺣِ ﺎﺻَ لَ ﺎَﻗوَ ﻲِﺋاَدرِ ﺖُ ﻠُْﻘَﻓ ﻲِﻨﯿﻄِ ﻌْ ُﺗ ﻲِﻨﯿﻔِ ﻜْ َﯾ كَ ؤُ اَدرِ وَ ﺖَ ﻧَْأ ﺖْ ﻟَﺎَﻗ ﻢﱠ ُﺛ ﺎﮭَ ُﺘﺒْﺠَ ﻋْ َأ ﻲﱠ َﻟإِ تْ ﺮَ ﻈَ َﻧ اَذِإوَ ﺎﮭَ َﺒﺠَ ﻋْ َأ ﻲﺒِ ﺣِ ﺎﺻَ ءِ اَدرِ ﻰَﻟإِ تْ ﺮَ ﻈَ َﻧ اَذِﺈَﻓ ﻲِﺗﻼﱠ ﻟا ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا هِ ﺬِ ھَ ﻦْ ﻣِ ُ هَﺪﻨْﻋِ نَ ﺎﻛَ ﻦْ ﻣَ لَ ﺎَﻗ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿْﻠَﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لَ ﻮﺳُ رَ نﱠ ِإ ﻢﱠ ُﺛ ﺎًﺛﻼَ َﺛ ﺎﮭَ َﻌﻣَ ﺖُ ْﺜﻜَ ﻤَ َﻓ ﻲﺋﺎﺴﻨﻟا هاور.ﺎﮭَ َﻠﯿﺒِ ﺳَ ﻞِّ ﺨَ ُﯿﻠَْﻓ ﻊُ ﱠﺘﻤَ َﺘَﯾ 1) Riwayat Ibn Majah, padakitab al-manasik, bab fasah al-haj,hadis nomor 2971. ءٍ ﺎﻄَ ﻋَ ﻦْ ﻋَ ﻲﱡ ﻋِ ازَ وَْﻷْا ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻢٍﻠِﺴْ ﻣُ ﻦُ ﺑْ ُ ﺪﯿﻟِﻮَ ﻟْا ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻲﱡ ﻘِ ﺸْ ﻣَ ّﺪِ ﻟا ﻢَ ﯿھِ اﺮَ ﺑْإِ ﻦُ ﺑْ ﻦِ ﻤَ ﺣْ ﺮﱠ ﻟا ُ ﺪﺒْﻋَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ٍةﺮَ ﻤْ ُﻌِﺑ ُ ﮫﻄُ ﻠِﺨْ َﻧ ﻻَ ﺎﺼً ﻟِﺎﺧَ ِ ﺞّ ﺤَ ﻟْﺎِﺑ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لِ ﻮﺳُ رَ ﻊَ ﻣَ ﺎﻨَ ﻠْﻠَھْ َأ لَ ﺎَﻗ ِ ﱠ ا ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦِ ﺑْ ﺮِ ِﺑﺎﺟَ ﻦْ ﻋَ ﺎَﻧﺮَ ﻣَ َأ ِةوَ ﺮْ ﻤَ ﻟْاوَ ﺎَﻔﺼﱠ ﻟا ﻦَ ﯿَْﺑ ﺎَﻨﯿَْﻌﺳَ وَ ﺖِ ﯿْﺒَ ﻟْﺎِﺑ ﺎَﻨﻔْطُ ﺎﻤﱠ َﻠﻓَ ﺔِ ﺠﱠ ﺤِ ﻟْا يذِ ﻦْ ﻣِ نَ ﻮْ َﻠﺧَ لٍ ﺎَﯿﻟَ ِ ﻊَﺑرْ َﻷِ َ ﺔﻜﱠ ﻣَ ﺎَﻨﻣْ ﺪِ َﻘَﻓ ﻦَ ﯿْﺑَ وَ ﺎَﻨﻨَ ﯿَْﺑ ﺲَ ﯿَْﻟ ﺎَﻨﻨَ ﯿْﺑَ ﺎﻣَ ﺎَﻨﻠُْﻘﻓَ ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا ﻰ ﻟَإِ ﻞﱠ ﺤِ َﻧ نْ َأوَ ً ةﺮَ ﻤْ ﻋُ ﺎﮭَ َﻠَﻌﺠْ ﻧَ نْ َأ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لُ ﻮﺳُ رَ ﻢْ ﻛُ ﺮﱡ َﺑَﻷَ ﻲِّﻧإِ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لُ ﻮﺳُ رَ لَ ﺎَﻘَﻓ ﺎﯿِﻨﻣَ ﺮُ ﻄُ ﻘَْﺗ ﺎَﻧﺮُ ﯿﻛِ اَﺬﻣَ وَ ﺎﮭَ ﯿَْﻟِإ جُ ﺮُ ﺨْ َﻨَﻓ ﺲٌ ﻤْ ﺧَ ﻻﱠ ِإ َ ﺔَﻓﺮَ ﻋَ ﺪِ َﺑَﻷِ ﻞْ َﺑ ﻻَ لَ ﺎَﻘﻓَ ﺪٍ َﺑَﻷِ مَْأ اَﺬھَ ﺎَﻨﻣِ ﺎَﻌﻟِ هِ ﺬِ ھَ ﺎَﻨُﺘَﻌْﺘﻣُ َأ ﻚٍ ﻟِﺎﻣَ ﻦُ ﺑْ ُ ﺔَﻗاﺮَ ﺳُ لَ ﺎَﻘَﻓ ﺖُ ﻠَْﻠﺣْ َﻷَ يُ ﺪْ ﮭَ ﻟْا ﻻَ ﻮْ َﻟوَ ﻢْ ﻜُ ُﻗَﺪﺻْ َأوَ ﮫﺟﺎﻣ ﻦﺑا هاور . ﺪِ َﺑَﻷْا 1) Riwayat Ahmad bin Hanbal, pada Kitab al-Mukayyin, Bab Hadis Sabrah bin Sa`id, hadis nomor 14808. 95 Tasmin Tangngareng NikahMut`ah dalam Perspektif Hadis Nabi ُ ﮫﱠﻧَأِ ﻲّ ِﻨﮭَ ﺠُ ﻟْاَ ةﺮَ ﺒْﺳَ ﮫِ ﯿﺑَِأ ﻦْ ﻋَ َ ةﺮَ ﺒْﺳَ ﻦُ ﺑْ ﻊُ ﯿِﺑﺮﱠ ﻟا ﻲِﻨَﺛﱠﺪﺣَ لَ ﺎَﻗ ﺪٍ ﻌْ ﺳَ ﻦَ ﺑْا ﻲِﻨﻌْ َﯾ ﺚٌ ﯿْﻟَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﺲُ ُﻧﻮُﯾ ﺎَﻨَﺛﱠ ﺪﺣَ ﻦْ ﻣِ ﺎﻨﺳِ ﻲِّﻨﻣِ ﺮُ َﺒﻛْ َأ ﻮَ ھُ ﻞٌ ﺟُ رَ وَ ﺎَﻧَأ ﺖُ ﻘَْﻠﻄَ ﻧْﺎَﻓ لَ ﺎَﻗ ﺔِ َﻌْﺘﻤُ ﻟْا ﻲِﻓ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لُ ﻮﺳُ رَ ﺎَﻨَﻟ نَ ذَِأ لَ ﺎَﻗ ﺎﮭَ ﯿَْﻠﻋَ ﺎَﻨﺿْ ﺮَ َﻌَﻓ ءُ ﺎﻄَ ﯿْﻋَ ٌ ةﺮَ ﻜْ َﺑ ﺎﮭَ ﱠﻧَﺄﻛَ ﺮٍ ﻣِ ﺎﻋَ ﻲِﻨَﺑ ﻦْ ﻣِ ً ةﺎَﺘﻓَ ﺎَﻨﯿﻘِ َﻠﻓَ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿْﻠَﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﻲّ ِﺒﻨﱠ ﻟا بِ ﺎﺤَ ﺻْ َأ ﺖُ ﻨْﻛُ وَ ﻲﺋِ اَدرِ ﻦْ ﻣِ َ دﻮَ ﺟْ َأ ﻲِﺒﺣِ ﺎﺻَ ءُ اَدرِ نَ ﺎﻛَ وَ لَ ﺎ َﻗ ﻲِﺋاَدرِ ﺎﱠﻨﻣِ ﺪٍ ﺣِ اوَ ﻞﱡ ﻛُ لَ ﺎَﻗ نِ ﻻَُﺬﺒَْﺗ ﺎﻣَ ﺖْ ﻟَﺎَﻘَﻓ ﺎَﻨﺴَ ُﻔﻧَْأ ﺎًﺛﻼَ َﺛ ﺎﮭَ َﻌﻣَ ﺖُ ﻤْ َﻗَﺄَﻓ لَ ﺎَﻗ ﻲِﻨﯿﻔِ ﻜْ َﺗ كَ ؤُ اَدرِ وَ ﺖَ ﻧَْأ ﺖْ َﻟﺎَﻗ ﻢﱠ ُﺛ ﻲِﺒﺣِ ﺎﺻَ ءِ اَدرِ ﻰﻟَِإ ﺮُ ﻈُ ﻨَْﺗ ﺖْ َﻠَﻌﺠَ ﻓَ ﺖْ َﻟﺎَﻗ ُ ﮫﻨْﻣِ ﺐﱠ ﺷَ َأ ﻞِّ ﺨَ ُﯿﻠَْﻓ ءٌ ﻲْ ﺷَ ﻦﱠ ﮭِ ِﺑ ﻊَ ﱠﺘﻤَ َﺗ ﻲِﺘﻟﱠا ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا ﻦْ ﻣِ ُ هَﺪﻨْﻋِ نَ ﺎﻛَ ﻦْ ﻣَ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠ ﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِﱠ ا لُ ﻮﺳُ رَ لَ ﺎَﻗ ﻢﱠ ُﺛ لَ ﺎَﻗ ﻞﺒﻨﺣ ﻦﺑ ﺪﻤﺣا هاور .ﺎﮭَ ُﺘﻗْ رَ ﺎَﻔَﻓ لَ ﺎَﻗ ﺎﮭَ َﻠﯿِﺒﺳَ 2) Riwayat Ahmad bin Hanbal, padakitab Awwal Musnad al-Madaniyyin Ajmain, bab Baqiyat hadis Ibn al-Akwa` fi al-Mudaf min al-Asal, hadis nomor 15937 3) Riwayat Ahmad bin Hanbal, pada Kitab Musnad al-Asyarat al-Mubasysyirin bi al-Jannah, bab Awwal Musnad Umar binKhattab hadis nomor 347 4) Riwayat Ahmad bin Hanbal, pada kitab Awwal Musnad al-Madaniyyin Ajmain, bab hadis Salamah bin al-Akwa`, hadis nomor,15907 5) Riwayat Ahmad bin Hanbal, pada kitab Awwal Musnad al-Madaniyyin Ajmain, bab Baqiyat hadis Ibn al-Akwa` fi al-Mudaf min al-Asal, hadis nomor 15956. 6) Riwayat Ahmad bin Hanbal, pada Kitab Baq Musnad al-muksirin, bab Musnad AbiSa`id al-Khudrihadis nomor 10739. 7) Riwayat Ahmad bin Hanbal, pada Kitab BaqiMusnad al-muksirin, bab Musnad Jabir bin Abdullah hadis nomor 14305. 8) Riwayat Ahmad bin Hanbal Kitab Baqi Musnad al-muksirin, b±b Musnad J±bir bin Abdullah hadis nomor 14387. 9) Riwayat Ahmad bin Hanbal Kitab BaqiMusnad al-muksirin, bab Musnad Jabir bin Abdullah hadis nomor 14542. 2. Hadis-Hadis tentang Kebolehan NikahMut`ahditetapkan Masa Berkaluknya Untuk Waktu tertentu. 1) Riwayat al-Bukhariy, pada kitab tafsir al-Qur`an, bab ya ayyuha allazina aman latuharrimu tayyibat ma ahallallahu lakum. Hadis nomor 4249 لَ ﺎَﻗ ُ ﮫﻨْﻋَ ُ ﱠ ا ﻲَ ﺿِ رَ ِ ﱠ ا ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦْ ﻋَ ﺲٍ ﯿَْﻗ ﻦْ ﻋَ ﻞَ ﯿﻋِ ﺎ ﻤَ ﺳْ ِإ ﻦْ ﻋَ ٌ ﺪﻟِﺎﺧَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ نٍ ﻮْ ﻋَ ﻦُ ﺑْ وﺮُ ﻤْ ﻋَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﺺَ ﺧﱠ ﺮَ َﻓ ﻚَ ﻟَِذ ﻦْ ﻋَ ﺎَﻧﺎﮭَ َﻨَﻓ ﻲﺼِ َﺘﺨْ َﻧ ﻻََأ ﺎَﻨﻠُْﻘَﻓ ءٌ ﺎﺴَ ِﻧ ﺎَﻨَﻌﻣَ ﺲَ ﯿْﻟَوَ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﻲّ ِﺒﱠﻨﻟا ﻊَ ﻣَ وﺰُ ﻐْ َﻧ ﺎﱠﻨﻛُ . ﻢْ ﻜُ َﻟ ُ ﱠ ا ﻞﱠ ﺣَ َأ ﺎﻣَ تِ ﺎَﺒِّﯿطَ اﻮﻣُ ﺮِّ ﺤَ ُﺗ ﻻَ اﻮُﻨﻣَ آ ﻦَ ﯾﺬِ ﱠﻟا ﺎﮭَ ﱡﯾَأ ﺎَﯾ َ أﺮَ َﻗ ﻢﱠ ُﺛ بِ ﻮْﱠﺜﻟﺎﺑِ َ ةَأﺮْ ﻤَ ﻟْا جَ وﱠ ﺰَ َﺘَﻧ نْ َأ ﻚَ ﻟَِذ َ ﺪﻌْ َﺑ ﺎَﻨَﻟ يرﺎﺨﺒﻟا هاور 2) Riwayat al-Bukhariy,Kitab Nikah, Bab mayukrihu min al-tabtil wa al-Khasa` hadis nomor 4686 3) Riwayat al-Bukhariy, kitab nikah, bab nahyu Rasululillah an nikah mut`at akhiran,hadis nomor, 4724 96 NikahMut`ah dalam Perspektif Hadis Nabi Tasmin Tangngareng 4) Riwayat al-Bukhariy, kitab nikah, bab maHajara aw Amal Khair al-Tazwij Imraah manawahadis nomor, 4682 1) Riwayat Muslim, pada kitab nikah, bab nadab man raaimraat fawaqaat f³ nafsihi ila an yu`tahadis nomor 2492 ﻦْ ﻋَ ﻞَ ﯿﻌِ ﻤَ ﺳْ إِ ﻦْ ﻋَ ﺮٍ ﺸْ ﺑِ ﻦُ ﺑْاوَ ﻊٌ ﯿﻛِ وَ وَ ﻲِﺑَأ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻲﱡ ِﻧاَﺪﻤْ ﮭَ ﻟْا ﺮٍ ﯿْﻤَ ُﻧ ﻦِ ﺑْ ِ ﱠ ا ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦُ ﺑْ ُ ﺪﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻻََأ ﺎَﻨﻠُْﻘﻓَ ءٌ ﺎﺴَ ِﻧ ﺎَﻨَﻟ ﺲَ ﯿَْﻟ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِﱠ ا لِ ﻮﺳُ رَ ﻊَ ﻣَ وﺰُ ﻐْ َﻧ ﺎﱠﻨﻛُ ﻻُ ﻮُﻘَﯾ ِ ﱠ ا َ ﺪﺒْﻋَ ﺖُ ﻌْ ﻤِ ﺳَ لَ ﺎَﻗ ﺲٍ ﯿَْﻗ ﺎﮭَ ﱡﯾَأ ﺎَﯾ ِ ﱠ ا ُ ﺪﺒْﻋَ َ أﺮَ َﻗ ﻢﱠ ُﺛ ﻞٍ ﺟَ َأ ﻰَﻟِإ بِ ﻮْﱠﺜﻟﺎِﺑ َ ةَأﺮْ ﻤَ ﻟْا ﺢَ ﻜِ ﻨَْﻧ نْ َأ ﺎَﻨَﻟ ﺺَ ﺧﱠ رَ ﻢﱠ ُﺛ ﻚَ ﻟَِذ ﻦْ ﻋَ ﺎَﻧﺎﮭَ َﻨَﻓ ﻲﺼِ ﺨْ َﺘﺴْ َﻧ نُ ﺎﻤَ ْﺜﻋُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ و ﻦَ ﯾﺪِ َﺘﻌْ ﻤُ ﻟْا ﺐﱡ ﺤِ ُﯾ ﻻَ َ ﱠ ا نﱠ ِإ اوُﺪَﺘﻌْ َﺗ ﻻَ وَ ﻢْ ﻜُ َﻟ ُ ﱠ ا ﻞﱠ ﺣَ َأ ﺎﻣَ تِ ﺎَﺒِّﯿطَ اﻮﻣُ ﺮِّ ﺤَ ُﺗ ﻻَ اﻮُﻨﻣَ آ ﻦَ ﯾﺬِ ﱠﻟا َ ﺔَﯾﻵْا هِ ﺬِ ھَ ﺎَﻨﯿْﻠَﻋَ َ أﺮَ َﻗ ﻢﱠ ُﺛ لَ ﺎَﻗوَ ُ ﮫَﻠْﺜﻣِ دِ ﺎَﻨﺳْ ﻹِْا اَﺬﮭَ ِﺑ ﺪٍ ﻟِﺎﺧَ ﻲِﺑَأ ﻦِ ﺑْ ﻞَ ﯿﻌِ ﻤَ ﺳْ ِإ ﻦْ ﻋَ ﺮٌ ﯾﺮِ ﺟَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ َ ﺔَﺒﯿْﺷَ ﻲِﺑَأ ﻦُ ﺑْ ﺎﱠﻨﻛُ لَ ﺎَﻗ دِ ﺎَﻨﺳْ ﻹِْا اَﺬﮭَ ِﺑ ﻞَ ﯿﻌِ ﻤَ ﺳْ ِإ ﻦْ ﻋَ ﻊٌ ﯿﻛِ وَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ َ ﺔَﺒﯿْﺷَ ﻲِﺑَأ ﻦُ ﺑْ ﺮِ ﻜْ َﺑ ﻮُﺑَأ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ و ِ ﱠ ا ُ ﺪﺒْﻋَ َ أﺮَ َﻗ ﻞْ ُﻘﯾَ ﻢْ َﻟوَ ﻢﻠﺴﻣ هاور .وﺰُ ﻐْ َﻧ ﻞْ ُﻘ ﯾَ ﻢْ ﻟَوَ ﻲﺼِ ﺨْ َﺘﺴْ َﻧ ﻻََأ ِ ﱠ ا لَ ﻮﺳُ رَ ﺎَﯾ ﺎَﻨﻠُْﻘَﻓ بٌ ﺎَﺒﺷَ ﻦُ ﺤْ َﻧوَ 2) Riwayat Muslim, padakitab nikah, bab nikah mut`ah hadis nomor 2499 3) Riwayat Muslim, padakitab nikah, bab nikah mut`ah hadis nomor 2508 4) Riwayat Muslim,kitab nikah, bab nikah mut`ah hadis nomor 2503 5) Riwayat Muslim,kitab nikah, bab nikah mut`ah hadis nomor 2504 6) Riwayat Muslim, padakitab al-Haj,bab Jawaz al-Tamta`a hadis nomor 2150. 1) Riwayat Ibnu Majah, pada Kitab Nikah, Bab Nahyu an Nikah al-Mut`ah hadis nomor 1953. ﻦِ ﺑْ ﺮِ ﻜْ َﺑ ﻲِﺑَأ ﻦْ ﻋَ مٍزِ ﺎﺣَ ﻲِﺑَأ ﻦِ ﺑْ نَ ﺎَﺑَأ ﻦْ ﻋَ ﻲﱡ ِﺑﺎَﯾﺮْ ﻔِﻟْا ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻲﱡ ِﻧﻼَ َﻘﺴْ َﻌﻟْا ﻒٍ َﻠﺧَ ﻦُ ﺑْ ُ ﺪﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لَ ﻮﺳُ رَ نﱠ ِإ لَ ﺎَﻘَﻓ سَ ﺎﱠﻨﻟا ﺐَ ﻄَ ﺧَ بِ ﺎﻄﱠ ﺨَ ﻟْا ﻦُ ﺑْ ﺮُ ﻤَ ﻋُ ﻲَ ﻟِوَ ﺎﻤﱠ َﻟ لَ ﺎَﻗ ﺮَ ﻤَ ﻋُ ﻦِ ﺑْا ﻦْ ﻋَ ﺺٍ ﻔْﺣَ ِةرَ ﺎﺠَ ﺤِ ﻟْﺎِﺑ ُ ﮫُﺘﻤْ ﺟَ رَ ﻻﱠ ِإ ﻦٌ ﺼَ ﺤْ ﻣُ ﻮَ ھُ وَ ﻊُ ﱠﺘﻤَ َﺘَﯾ اًﺪﺣَ َأ ﻢُ ﻠَﻋْ َأ ﻻَ ِ ﱠ اوَ ﺎﮭَ ﻣَ ﺮﱠ ﺣَ ﻢﱠ ُﺛ ﺎًﺛﻼَ َﺛ ﺔِ َﻌْﺘﻤُ ﻟْا ﻲ ِﻓ ﺎَﻨﻟَ نَ ذِ َأ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫﺟﺎﻣ ﻦﺑا هاور.ﺎﮭَ ﻣَ ﺮﱠ ﺣَ ذْ ِإ َ ﺪﻌْ َﺑ ﺎﮭَ ﱠﻠﺣَ َأ ِ ﱠ ا لَ ﻮﺳُ رَ نﱠ َأ نَ وُﺪﮭَ ﺸْ ﯾَ ﺔٍ َﻌَﺑرْ َﺄِﺑ ﻲِﻨﯿَ ِﺗْﺄَﯾ نْ َأ ﻻﱠ ِإ 1) Riwayat Ahmad bin Hanbal, pada kitab Awwal Musnad al-Madaniyyn Ajmain, bab Baqiyat hadis Ibn al-Akwa` fi al-Mudaf min al-Asal, hadis nomor 15937 ﻦِ ﺑْ سِ ﺎَﯾإِ ﻦْ ﻋَ ﺲٍ ﯿْﻤَ ﻋُ ﻮُ ﺑَأ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ لَ ﺎَﻗ دٍ ﺎَﯾزِ ﻦُ ﺑْ ﺪِ ﺣِ اﻮَ ﻟْا ُ ﺪﺒْﻋَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ لَ ﺎَﻗ ﺪٍ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﻦُ ﺑْ ﺲُ ُﻧﻮُﯾ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ لَ ﺎَﻗ سٍ ﺎطَ وَْأ مَ ﺎﻋَ ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا ﺔِ َﻌْﺘﻣُ ﻲِﻓ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لُ ﻮﺳُ رَ ﺺَ ﺧﱠ رَ لَ ﺎَﻗ ﮫِ ﯿِﺑَأ ﻦْ ﻋَ ِ عﻮَ ﻛْ َﻷْا ﻦِ ﺑْ َ ﺔﻤَ َﻠﺳَ ﻞﺒﻨﺣ ﻦﺑ ﺪﻤﺣا هاور .ﺎﮭَ ﻨْﻋَ ﻰﮭَ َﻧ ﻢﱠ ُﺛ مٍﺎﱠﯾَأ َ ﺔَﺛﻼَ َﺛ 2) Riwayat Ahmad bin Hanbal, pada kitab musnad al-muksirin min al-sahabah, bab, musnad Abd Allah bin Mas`ud hadishadis nomor 3522 3) Riwayat Ahmad bin Hanbal, pada kitab musnad al-muksirin min al-sahabah, bab, musnad Abd Allah bin Mas`ud hadisnomor 3789 4) Riwayat Ahmad bin Hanbal, pada kitab musnad al-muksirin min al-sahabah, bab, musnad Abd Allah bin Mas`ud hadisnomor 4075 97 Tasmin Tangngareng NikahMut`ah dalam Perspektif Hadis Nabi 5) Riwayat Ahmad bin Hanbal, pada kitab musnad al-muksirin min al-sahabah, bab, musnad Abd Allah bin Mas`udhadis nomor 3904 3. Hadis -Hadis tentang Larangan Nikah Mut`ah Pada Perang Khaibar 1) Riwayat al-Bukhariy, padakitab al-Magaziy, bab Gazwah Khaibar, hadis nomor 3894 ﻦِ ﺑْ ﺪِ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﻲْ َﻨﺑْا ﻦِ ﺴَ ﺤَ ﻟْاوَ ِ ﱠ ا ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦْ ﻋَ بٍ ﺎﮭَ ﺷِ ﻦِ ﺑْا ﻦْ ﻋَ ﻚٌ ﻟِﺎﻣَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ َ ﺔﻋَ ﺰَ َﻗ ﻦُ ﺑْ ﻰَﯿﺤْ ﯾَ ﻲِﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻰﮭَ َﻧ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿْﻠَﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لَ ﻮﺳُ رَ نﱠ َأ ُ ﮫﻨْﻋَ ُ ﱠ ا ﻲَ ﺿِ رَ ﺐٍ ﻟِﺎطَ ﻲﺑَِأ ﻦِ ﺑْ ِ ﻲّ ﻠِﻋَ ﻦْ ﻋَ ﺎﻤَ ﮭِ ﯿِﺑَأ ﻦْ ﻋَ ٍ ﻲّ ﻠِﻋَ يرﺎﺨﺒﻟا هاور. ﺔِ ﱠﯿﺴِ ﻧْﻹِْا ﺮِ ﻤُ ﺤُ ﻟْا مِﻮﺤُ ُﻟ ﻞِ ﻛْ َأ ﻦْ ﻋَ وَ ﺮَ َﺒﯿْﺧَ مَ ﻮْ َﯾ ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا ﺔِ َﻌْﺘﻣُ ﻦْ ﻋَ 2) Riwayat al-Bukhariy, pada kitab nikah, nahyu Rasulillah an nikah mut`ah akhiran, hadis nomor 4723 3) Riwayat al-Bukhariy, pada kitab al-zibah wa al-shayd, bab luhum al-himar al- insiyahhadis nomor 5098 4) Riwayat al-Bukhariy, hadis nomor 6446. 1) Riwayat Muslim,kitab nikah, bab nikah mut`ah, nomor Hadis 2505 ﻦِ ﺑْ ِ ﻊﯿﺑِ ﺮﱠ ﻟا ﻦْ ﻋَ ِ يّ ﺮِ ھْ ﺰﱡ ﻟا ﻦْ ﻋَ َ ﺔَﻨﯿَْﯿﻋُ ﻦُ ﺑْ نُ ﺎَﯿﻔْﺳُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻻَ ﺎَﻗ ﺮٍ ﯿْﻤَ ُﻧ ﻦُ ﺑْاوَ ُ ﺪﻗِ ﺎﱠﻨﻟا وﺮٌ ﻤْ ﻋَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻢﻠﺴﻣ هاور . ﺔِ َﻌْﺘﻤُ ﻟْا ِ حﺎﻜَ ِﻧ ﻦْ ﻋَ ﻰﮭَ َﻧ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ﻲﱠ ِﺒﻨﱠ ﻟا نﱠ َأ ﮫِ ﯿ ﺑَِأ ﻦْ ﻋَ َ ةﺮَ ﺒْﺳَ 2)Riwayat Muslim,pada kitab nikah, bab nikah mut`ah nomor Hadis 2510 3)Riwayat Muslim, padakitab nikah, bab nikah mut`ah nomor Hadis 2511. 4)Riwayat Muslim, pada kitab nikah, bab nikah mut`ah nomor Hadis 2512. 5)Riwayat Muslim, pada kitab nikah, bab nikah mut`ah nomor Hadis 2513 6)Riwayat Muslim , kitab, al-sayd wa al-zibah wa ma ya`kulu min al-hayawan, bab tahrim akala lahm al-himar al-insiyahnomor Hadis 3581 1) Riwayat al-Turmuziy, pada kiiab al-Nikah an Rasulillah, Bab MaJa`a f³ Tahrim Nikah al-Mut`ah,hadis nomor 1040. ٍ ﻲّ ﻠِﻋَ ﻦِ ﺑْ ﺪِ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﻲْ َﻨﺑْا ﻦِ ﺴَ ﺤَ ﻟْاوَ ِ ﱠ ا ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦْ ﻋَ ِ يّ ﺮِ ھْ ﺰﱡ ﻟا ﻦْ ﻋَ نُ ﺎَﯿﻔْﺳُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﺮَ ﻤَ ﻋُ ﻲِﺑَأ ﻦُ ﺑْا ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣ ﻦْ ﻋَ وَ ءِ ﺎﺴَ ﻨِّ ﻟا ﺔِ َﻌْﺘﻣُ ﻦْ ﻋَ ﻰﮭَ َﻧ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿْﻠَﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ﻲﱠ ِﺒﱠﻨﻟا نﱠ َأ ﺐٍ ﻟِﺎطَ ﻲِﺑَأ ﻦِ ﺑْ ِ ﻲّ ﻠِﻋَ ﻦْ ﻋَ ﺎﻤَ ﮭِ ﯿﺑَِأ ﻦْ ﻋَ ﻰﺴَ ﯿﻋِ ﻮُﺑَأ لَ ﺎَﻗ َ ةﺮَ ﯾْ ﺮَ ھُ ﻲِﺑَأوَ ِ ﻲّ ِﻨﮭَ ﺠُ ﻟْا َ ةﺮَ ﺒْﺳَ ﻦْ ﻋَ بﺎَﺒﻟْا ﻲِﻓوَ لَ ﺎَﻗ ﺮَ ﺒَ ﯿْﺧَ ﻦَ ﻣَ زَ ﺔِ ﱠﯿﻠِھْ َﻷْا ﺮِ ﻤُ ﺤُ ﻟْا مِﻮﺤُ ُﻟ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﻲّ ِﺒﻨﱠ ﻟا بِ ﺎﺤَ ﺻْ َأ ﻦْ ﻣِ ﻢِﻠْﻌِ ﻟْا ﻞِ ھْ َأ َ ﺪﻨْﻋِ اَﺬھَ ﻰَﻠﻋَ ﻞُ ﻤَ َﻌﻟْاوَ ﺢٌ ﯿﺤِ ﺻَ ﻦٌ ﺴَ ﺣَ ﺚٌ ﯾﺪِ ﺣَ ٍ ﻲّ ﻠِﻋَ ﺚُ ﯾﺪِ ﺣَ ﮫِ ﻟِﻮْ َﻗ ﻦْ ﻋَ ﻊَ ﺟَ رَ ﻢﱠ ُﺛ ﺔِ َﻌْﺘﻤُ ﻟْا ﻲِﻓ ﺔِ ﺼَ ﺧْ ﺮﱡ ﻟا ﻦْ ﻣِ ءٌ ﻲْ ﺷَ سٍ ﺎﱠﺒﻋَ ﻦِ ﺑْا ﻦْ ﻋَ يَ وِ رُ ﺎﻤَ ﱠﻧِإوَ ﻢْ ھِ ﺮِ ﯿْﻏَ وَ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ لُ ﻮْ َﻗ ﻮَ ھُ وَ ﺔِ َﻌْﺘﻤُ ﻟْا ﻢِﯾﺮِ ﺤْ َﺗ ﻰَﻠﻋَ ﻢِﻠْﻌِ ﻟْا ﻞِ ھْ َأ ﺮِ َﺜﻛْ َأ ﺮُ ﻣْ َأوَ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﻲّ ِﺒﱠﻨﻟا ﻦْ ﻋَ ﺮَ ِﺒﺧْ ُأ ﺚُ ﯿْﺣَ يﺬﯿﻣﺮﺘﻟا هاور . ﻖَ ﺤَ ﺳْ إِوَ َ ﺪﻤَ ﺣْ َأوَ ِ ﻲّ ﻌِ ِﻓﺎﺸﱠ ﻟاوَ كِ رَ ﺎَﺒﻤُ ﻟْا ﻦِ ﺑْاوَ ِ يّ رِ ﻮْﱠﺜﻟا 2) Riwayat al-Turmuziy, padakitab al-at`amah an Rasulillah, bab maja`a f³ luhm Himar al-Ahliyah,hadis nomor 1716 98 NikahMut`ah dalam Perspektif Hadis Nabi Tasmin Tangngareng ﻚِ ﻟِﺎﻣَ ﻦْ ﻋَ ِ يّ رِ ﺎﺼَ ﻧَْﻷْا ﺪٍ ﯿﻌِ ﺳَ ﻦِ ﺑْ ﻰَﯿﺤْ َﯾ ﻦْ ﻋَ ﻲﱡ ﻔِ َﻘﱠﺜﻟا بِ ﺎھﱠ ﻮَ ﻟْا ُ ﺪﺒْﻋَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ رٍ ﺎﺸﱠ َﺑ ﻦُ ﺑْ ُ ﺪﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ِﱠ ا ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦْ ﻋَ ِ يّ ﺮِ ھْ ﺰﱡ ﻟا ﻦْ ﻋَ َ ﺔَﻨﯿَْﯿﻋُ ﻦُ ﺑْ نُ ﺎَﯿﻔْ ﺳُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﺮَ ﻤَ ﻋُ ﻲِﺑَأ ﻦُ ﺑْا ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ و حِ يّ ﺮِ ھْ ﺰﱡ ﻟا ﻦْ ﻋَ ﺲٍ َﻧَأ ﻦِ ﺑْ ﻦْ ﻋَ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لُ ﻮﺳُ رَ ﻰﮭَ َﻧ لَ ﺎَﻗٍ ﻲّ ﻠِﻋَ ﻦْ ﻋَ ﺎﻤَ ﮭِ ﯿﺑَِأ ﻦْ ﻋَ ٍ ﻲّ ﻠِﻋَ ﻦِ ﺑْ ﺪِ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﻰْ َﻨﺑْا ﻦِ ﺴَ ﺤَ ﻟْاوَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻲﱡ ﻣِ وﺰُ ﺨْ ﻤَ ﻟْا ﻦِ ﻤَ ﺣْ ﺮﱠ ﻟا ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦُ ﺑْ ُ ﺪﯿﻌِ ﺳَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﺔِ ﱠﯿﻠِھْ َﻷْا ﺮِ ﻤُ ﺤُ ﻟْا مِﻮﺤُ ُﻟ ﻦْ ﻋَ وَ ﺮَ َﺒﯿْﺧَ ﻦَ ﻣَ زَ ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا ﺔِ َﻌْﺘﻣُ ﺎَﺑَأ ﻰﻨَ ﻜْ ُﯾ ﺪٍ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﻦُ ﺑْ ِ ﱠ ا ُ ﺪﺒْﻋَ وَ ﺔِ ﱠﯿﻔَِﻨﺤَ ﻟْا ﻦِ ﺑْا ﺪِ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﺎَﻨﺑْا ﺎﻤَ ھُ ﻦِ ﺴَ ﺤَ ﻟْاوَ ِ ﱠ ا ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦْ ﻋَ ِ يّ ﺮِ ھْ ﺰﱡ ﻟا ﻦْ ﻋَ نُ ﺎَﯿﻔْ ﺳُ ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦِ ﺑْ ﺪِ ﯿﻌِ ﺳَ ﺮُ ﯿْﻏَ لَ ﺎَﻗ و ُ هﻮَ ﺤْ َﻧ ﺮَ ﻛَ َﺬﻓَ ﺪٍ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﻦُ ﺑْ ﻦُ ﺴَ ﺤَ ﻟْا ﺎﻤَ ھُ ﺎﺿَ رْ َأ نَ ﺎﻛَ وَ يﱡ ﺮِ ھْ ﺰﱡ ﻟا لَ ﺎَﻗ ﻢٍﺷِ ﺎھَ ﻦٌ ﺴَ ﺣَ ﺚٌ ﯾﺪِ ﺣَ اَﺬھَ ﻰﺴَ ﯿﻋِ ﻮُﺑَأ لَ ﺎَﻗ ﺪٍ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﻦُ ﺑْ ِ ﱠ ا ُ ﺪﺒْﻋَ ﺎﻤَ ھُ ﺎﺿَ رْ َأ نَ ﺎﻛَ وَ َ ﺔَﻨﯿَْﯿﻋُ ﻦِ ﺑْا ﻦْ ﻋَ ﻦِ ﻤَ ﺣْ ﺮﱠ ﻟا يﺬﯿﻣﺮﺘﻟا هاور . ﺢٌ ﯿﺤِ ﺻَ 1) Riwayat al-Nasa`iy, pada kitab nikah, bab tahrim al-mut`ah hadis nomor 3312. 2) ﻦْ ﻋَ يﱡ ﺮِ ھْ ﺰﱡ ﻟا ﻲِﻨَﺛﱠﺪﺣَ لَ ﺎَﻗ ﺮَ ﻤَ ﻋُ ﻦِ ﺑْ ِ ﱠ ا ﺪِ ﯿَْﺒﻋُ ﻦْ ﻋَ ﻰَﯿﺤْ َﯾ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ لَ ﺎَﻗ ٍ ﻲّ ﻠِﻋَ ﻦُ ﺑْ وﺮُ ﻤْ ﻋَ ﺎَﻧﺮَ َﺒﺧْ َأ ٌ ﮫِﺋﺎَﺗ ﻚَ ﱠﻧإِ لَ ﺎَﻘَﻓ ﺎﺳً ْﺄَﺑ ﺔِ َﻌْﺘﻤُ ﻟْﺎِﺑ ىﺮَ َﯾ ﻻَ ﻼً ﺟُ رَ نﱠ َأ ُ ﮫَﻐَﻠﺑَ ﺎﯿﻠِﻋَ نﱠ َأ ﺎﻤَ ﮭِ ﯿﺑَِأ ﻦْ ﻋَ ﺪٍ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﻲْ َﻨﺑْا ِ ﱠ ا ﺪِ ﺒْﻋَ وَ ﻦِ ﺴَ ﺤَ ﻟْا هاور . ﺮَ َﺒﯿْﺧَ مَ ﻮْ َﯾ ﺔِ ﱠﯿﻠِھْ َﻷْا ﺮِ ﻤُ ﺤُ ﻟْا مِﻮﺤُ ُﻟ ﻦْ ﻋَ وَ ﺎﮭَ ﻨْﻋَ ﻢَ ﻠﱠ ﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لُ ﻮﺳُ رَ ﻰﮭَ َﻧ ُ ﮫﱠﻧِإ ﻲﺋﺎﺴﻨﻟا 2) Riwayat al-Nasa`iy, pada kitab nikah, bab tahrim al-mut`ah hadis nomor 3313. 3) Riwayat al-Nasa`iy, padakitab nikah, bab tahrim al-mut`ahhadis nomor 3314 3) Riwayat al-Nasa`iy, pada kitab al-Sayd wa al-Zibaih, bab tahrim akala luhm al-Himar al-Ahliyah,hadis nomor 4260. 4) Riwayat al-Nasa`iy, pada kitab al-Sayd wa al-Zibaih,bab tahrim akala luhm al-Himar al-Ahliyah,hadis nomor 4261. 1) Riwayat Ibnu Majah,pada kiab nikah, bab al-nahyu an nikah al-mut`ah, hadis nomor 1951 ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦْ ﻋَ بٍ ﺎﮭَ ﺷِ ﻦِ ﺑْا ﻦْ ﻋَ ﺲٍ َﻧَأ ﻦُ ﺑْ ﻚُ ﻟِﺎﻣَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﺮَ ﻤَ ﻋُ ﻦُ ﺑْ ﺮُ ﺸْ ِﺑ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻰَﯿﺤْ َﯾ ﻦُ ﺑْ ُ ﺪﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لَ ﻮﺳُ رَ نﱠ َأ ﺐٍ ﻟِﺎطَ ﻲِﺑَأ ﻦِ ﺑْ ِ ﻲّ ﻠِﻋَ ﻦْ ﻋَ ﺎﻤَ ﮭِ ﯿِﺑَأ ﻦْ ﻋَ ٍ ﻲّ ﻠِﻋَ ﻦِ ﺑْ ﺪِ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﻲْ َﻨﺑْا ﻦِ ﺴَ ﺤَ ﻟْاوَ ِ ﱠ ا ﮫﺟﺎﻣ ﻦﺑا هاور . ﺔِ ﱠﯿﺴِ ﻧْﻹِْا ﺮِ ﻤُ ﺤُ ﻟْا مِﻮﺤُ ُﻟ ﻦْ ﻋَ وَ ﺮَ َﺒﯿْﺧَ مَ ﻮْ َﯾ ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا ﺔِ َﻌْﺘﻣُ ﻦْ ﻋَ ﻰﮭَ َﻧ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ 1) Riwayat Ahmad bin Hanbal, padakitab Musnad al-Asyarah al-Mubasysyirin bi al-Jannah, bab wa min musnad Alibin AbiThalib, hadis nomor 558 نَ ﺎﻛَ وَ ﺎﻤَ ﮭِ ﯿِﺑَأ ﻦْ ﻋَ ٍ ﻲّ ﻠِﻋَ ﻦِ ﺑْ ﺪِ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﻲْ َﻨﺑْا ِ ﱠ ا ﺪِ ﺒْﻋَ وَ ﻦِ ﺴَ ﺤَ ﻟْا ﻦِ ﻋَ ِ يّ ﺮِ ھْ ﺰﱡ ﻟا ﻦِ ﻋَ نُ ﺎَﯿﻔْﺳُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لَ ﻮﺳُ رَ نﱠ ِإ ُ ﮫﻨْﻋَ ُ ﱠ ا ﻲَ ﺿِ رَ سٍ ﺎﱠﺒﻋَ ﻦِ ﺑْﻻِ لَ ﺎَﻗ ﺎﯿﻠِﻋَ نﱠ َأ ﺎَﻨﺴِ ُﻔﻧَْ أ ﻲِﻓ ﺎﻤَ ھُ ﺎﺿَ رْ َأ ﻦٌ ﺴَ ﺣَ ﻞﺒﻨﺣ ﻦﺑ ﺪﻤﺟا هاور . ﺮَ َﺒﯿْﺧَ ﻦَ ﻣَ زَ ﺔِ ﱠﯿﻠِھْ َﻷْا ﺮِ ﻤُ ﺤُ ﻟْا مِﻮﺤُ ُﻟ ﻦْ ﻋَ وَ ﺔِ ﻌَ ْﺘﻤُ ﻟْا ِ حﺎﻜَ ِﻧ ﻦْ ﻋَ ﻰﮭَ َﻧ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ 2) Riwayat Ahmad bin Hanbal, padakitab Musnad al-Asyarah al-Mubasysyirin bi al-Jannah, bab wa min musnad Alibin AbiThalibhadis nomor 771. 99 Tasmin Tangngareng NikahMut`ah dalam Perspektif Hadis Nabi 3) Riwayat Ahmad bin Hanbal, pada kitab Musnad al-Asyarah al-Mubasysyirin bi al-Jannah, bab wa min musnad Alibin AbiThalibhadis nomor 1141 4) Riwayat Ahmad bin Hanbal, pada Kitab BaqiMusnad al-Muksirin , bab Musnad Jabir bin Abdullah,hadis nomor14387 5) Riwayat Ahmad bin Hanbal. pada kitab al-mukayyin, bab hadis Sabrah bin Ma`bad, hadis nomor 14802 1) Riwayat Malik, padakitab nikah, bab nikah al-mut`ahhadis nomor 994 ﻦْ ﻋَ ﺐٍ ﻟِﺎطَ ﻲﺑِ َأ ﻦِ ﺑْ ِ ﻲّ ﻠِﻋَ ﻦِ ﺑْ ﺪِ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﻲْ ﻨَ ﺑْ ا ﻦِ ﺴَ ﺤَ ﻟْاوَ ِ ﱠ ا ﺪِ ﺒْ ﻋَ ﻦْ ﻋَ بٍ ﺎﮭَ ﺷِ ﻦِ ﺑْ ا ﻦْ ﻋَ ﻚﻟِﺎﻣَ ﻦْ ﻋَ ﻰَﯿﺤْ َﯾ ﻲِﻨَﺛﱠﺪﺣَ ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا ﺔِ َﻌْﺘﻣُ ﻦْ ﻋَ ﻰﮭَ َﻧ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿْ َﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِﱠ ا لَ ﻮﺳُ رَ نﱠ َأ ُ ﮫﻨْ ﻋَ ُ ﱠ ا ﻲَ ﺿِ رَ ﺐٍ ﻟِﺎطَ ﻲِﺑَأ ﻦِ ﺑْ ِ ﻲّ ﻠِﻋَ ﻦْ ﻋَ ﺎﻤَ ﮭِ ﯿِﺑَأ ﻚﻟﺎﻣ هاور . ﺔِ ﱠﯿﺴِ ﻧْ ﻹِْا ﺮِﻤُ ﺤُ ﻟْا مِﻮﺤُ ُﻟ ﻞِ ﻛْ َأ ﻦْ ﻋَ وَ ﺮَ َﺒﯿْ ﺧَ مَ ﻮْ َﯾ 1) Riwayat al-Darimiy, pada kitab al-adahi, bab luhm al-himar al-ahliayah, hadis nomor 1906 ﻦْ ﻋَ ﺎﻤَ ﮭِ ﯿﺑِ َأ ﻦْ ﻋَ ﺪٍ ﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﻲْ َﻨﺑْ ا ِ ﱠ ا ﺪِ ﺒْ ﻋَ وَ ﻦِ ﺴَ ﺤَ ﻟْا ﻦْ ﻋَ ِ يّ ﺮِھْ ﺰﱡ ﻟا ﻦْ ﻋَ ﻚٌ ﻟِﺎﻣَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ِ ﱠ ا ﺪِ ﺒْ ﻋَ ﻦُ ﺑْ ُ ﺪﻤَ ﺣْ َأ ﺎَﻧﺮَ َﺒﺧْ َأ مِﻮﺤُ ُﻟ ﻦْ ﻋَ وَ ﺮَ َﺒﯿْ ﺧَ مَ ﻮْ َﯾ ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا ﺔِ َﻌْﺘﻣُ ﻦْ ﻋَ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿْ ﻠَ ﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لُ ﻮﺳُ رَ ﻰﮭَ َﻧ سٍ ﺎﺒﱠ ﻋَ ﻦِ ﺑْ ﻻِ لَ ﺎﻗَ ﺎﯿﻠِﻋَ نﱠ َأٍ ﻲّ ﻠِﻋَ ﻲﻣراﺪﻟا هاور . ﺔِ ﱠﯿﺴِ ﻧْ ﻹِْا ﺮِﻤُ ﺤُ ﻟْا 2) Riwayat al-Darimiy, padakitab nikah, bab nahyu fi mut`ah al-nisahadis nomor 2100 4. Hadis-Hadis tentang Larangan Nikah Mut`ah Pada Fathu Makkah. Riwayat Muslim, pada kitab nikah, bab nikah mut`ah nomor Hadis 2506 ﮫِ ﯿﺑِ َأ ﻦْ ﻋَ َ ةﺮَ ﺒْ ﺳَ ﻦِ ﺑْ ِﻊﯿِﺑﺮﱠ ﻟا ﻦْ ﻋَ ِ يّ ﺮِھْ ﺰﱡ ﻟا ﻦْ ﻋَ ﺮٍﻤَ ﻌْ ﻣَ ﻦْ ﻋَ َﺔﱠﯿَﻠﻋُ ﻦُ ﺑْ ا ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ َﺔَﺒﯿْ ﺷَ ﻲِﺑَأ ﻦُ ﺑْ ﺮِ ﻜْ َﺑ ﻮُﺑَأ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ و ﻢﻠﺴﻣ هاور . ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا ﺔِ َﻌْﺘﻣُ ﻦْ ﻋَ ِ ﺢْﺘﻔَ ﻟْا مَ ﻮْ َﯾ ﻰﮭَ َﻧ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿْ ﻠَ ﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِﱠ ا لَ ﻮﺳُ رَ نﱠ َأ Riwayat Muslim, padakitab nikah, bab nikah mut`ah nomor Hadis 2507 ٍ ﺢﻟِﺎﺻَ ﻦْ ﻋَ ﻲِﺑَأ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﺪٍ ﻌْ ﺳَ ﻦِ ﺑْ ﻢَ ﯿھِ اﺮَ ﺑْ ِإ ﻦِ ﺑْ بَ ﻮُﻘﻌْ َﯾ ﻦْ ﻋَ ﺪٍ ﯿْ ﻤَ ﺣُ ﻦُ ﺑْ ُ ﺪﺒْ ﻋَ وَ ﻲﱡ ﻧِ اﻮَ ﻠْﺤُ ﻟْا ﻦٌ ﺴَ ﺣَ ﮫِ ﯿِﻨَﺛ ﱠ ﺪﺣَ و ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿْ َﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِﱠ ا لَ ﻮﺳُ رَ نﱠ َأ ُهﺮَ َﺒﺧْ َأ ُ ﮫﱠﻧَأ ﮫِ ﯿِﺑَأ ﻦْ ﻋَ ِ ﻲّ ِﻨﮭَ ﺠُ ﻟْا َةﺮَ ﺒْ ﺳَ ﻦِ ﺑْ ﻊِ ﯿِﺑﺮﱠ ﻟا ﻦْ ﻋَ بٍ ﺎﮭَ ﺷِ ﻦُ ﺑْ ا ﺎَﻧﺮَ َﺒﺧْ َأ .ﻢﻠﺴﻣ هاور . ﻦِ ﯾْ ﺮَ ﻤَ ﺣْ َأ ﻦِ ﯾْ َدﺮْ ُﺒﺑِ ﻊَ ﱠﺘﻤَ َﺗ نَ ﺎﻛَ ُهﺎَﺑَأ نﱠ َأوَ ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا ﺔِ َﻌْﺘﻣُ ِ ﺢْﺘَﻔﻟْا نَ ﺎﻣَ زَ ﺔِ َﻌْﺘﻤُ ﻟْا ﻦْ ﻋَ ﻰ ﮭَ َﻧ Riwayat Ahmad bin Hanbal, pada kitab al-mukayyin, bab hadis Sabrah bin Ma`bad,hadis nomor 14796. ِ ﱠ ا لَ ﻮﺳُ رَ نﱠ َأ ﮫِ ﯿِﺑَأ ﻦْ ﻋَ َ ةﺮَ ﺒْ ﺳَ ﻦِ ﺑْ ِﻊﯿِﺑرَ ﻦْ ﻋَ ِ يّ ﺮِھْ ﺰﱡ ﻟا ﻦِ ﻋَ ﺮٌ ﻤَ ﻌْ ﻣَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻢَ ﯿھِ اﺮَ ﺑْ ِإ ﻦُ ﺑْ ﻞُ ﯿﻋِ ﺎﻤَ ﺳْ ِإ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻞﺒﻨﺣ ﻦﺑ ﺪﻤﺟا هاور. ِ ﺢْﺘﻔَ ﻟْا مَ ﻮْ َﯾ ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا ﺔِ َﻌْﺘﻣُ ﻦْ ﻋَ ﻰﮭَ َﻧ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿْ َﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ 100 NikahMut`ah dalam Perspektif Hadis Nabi Tasmin Tangngareng Riwayat al-Darimiy, pada kitab nikah, bab nahyu fi mut`ah al-Nisa, hadis nomor 2099. ﻦْ ﻋَ ِ ﻲّ ِﻨﮭَ ﺠُ ﻟْا َ ةﺮَ ﺒْﺳَ ﻦِ ﺑْ ِ ﻊﯿِﺑﺮﱠ ﻟا ﻦْ ﻋَ ِ يّ ﺮِ ھْ ﺰﱡ ﻟا ﻦْ ﻋَ َ ﺔَﻨﯿَْﯿﻋُ ﻦُ ﺑْا ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻒَ ﺳُ ﻮُﯾ ﻦُ ﺑْ ُ ﺪﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﺎَﻧﺮَ َﺒﺧْ َأ ﻲﻣراﺪﻟا هاور.ِ ﺢْﺘَﻔﻟْا مَ ﺎﻋَ ﺔِ َﻌْﺘﻤُ ﻟْا ِ حﺎﻜَ ِﻧ ﻦْ ﻋَ ﻢَ ﻠﱠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لُ ﻮﺳُ رَ ﻰﮭَ َﻧ لَ ﺎَﻗ ﮫِ ﯿِﺑَأ 5. Hadis-Hadis tentang Larangan Nikah Mut`ah Pada Haji Wada. Riwayat Abu Dawud, pada Kitab nikah, bab nikah mut`ahhadis nomor 1774 ﺎﱠﻨﻛُ لَ ﺎَﻗ ِ يّ ﺮِ ھْ ﺰﱡ ﻟا ﻦْ ﻋَ َ ﺔﱠﯿﻣَ ُأ ﻦِ ﺑْ ﻞَ ﯿﻌِ ﻤَ ﺳْ إِ ﻦْ ﻋَ ثِ رِ اﻮَ ﻟْا ُ ﺪﺒْﻋَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﺪٍ ھَ ﺮْ ﺴَ ﻣُ ﻦُ ﺑْ ُ دﱠﺪﺴَ ﻣُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻰَﻠﻋَ ُ ﺪﮭَ ﺷْ َأ َ ةﺮَ ﺒْﺳَ ﻦُ ﺑْ ﻊُ ﯿِﺑرَ ُ ﮫَﻟ لُ ﺎَﻘُﯾ ﻞٌ ﺟُ رَ ُ ﮫَﻟ لَ ﺎَﻘَﻓ ءِ ﺎﺴَ ﻨِّ ﻟا َ ﺔَﻌْﺘﻣُ ﺎَﻧﺮْ ﻛَ اَﺬَﺘﻓَ ﺰِ ﯾﺰِ َﻌﻟْا ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦِ ﺑْ ﺮَ ﻤَ ﻋُ َ ﺪﻨْﻋِ دودﻮﺑا هاور .ِ عاَدﻮَ ﻟْا ﺔِ ﺠﱠ ﺣَ ﻲﻓِ ﺎﮭَ ﻨْﻋَ ﻰﮭَ َﻧ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لَ ﻮﺳُ رَ نﱠ َأ ثَ ﱠﺪﺣَ ُ ﮫﱠﻧَأ ﻲِﺑَأ Riwayat Ahmad bin Hanbal,pada kitab al-mukayyin, bab hadis Sabrah bin Ma`bad , hadis nomor 14797. َ ﺪﻨْﻋِ ﺎَﻧﺮْ ﻛَ اَﺬَﺗ لَ ﺎَﻗ ِ يّ ﺮِ ھْ ﺰﱡ ﻟا ﻦِ ﻋَ َ ﺔﱠﯿﻣَ ُأ ﻦُ ﺑْ ﻞُ ﯿﻋِ ﺎﻤَ ﺳْ ِإ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻲِﺑَأ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﺪِ ﻤَ ﺼﱠ ﻟا ُ ﺪﺒْﻋَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ لَ ﻮﺳُ رَ ﺖُ ﻌْ ﻤِ ﺳَ لُ ﻮُﻘَﯾ ﻲِﺑَأ ﺖُ ﻌْ ﻤِ ﺳَ َ ةﺮَ ﺒْﺳَ ﻦُ ﺑْ ﻊُ ﯿﺑِ رَ لَ ﺎَﻘﻓَ ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا َ ﺔَﻌْﺘﻣُ َ ﺔَﻌْﺘﻤُ ﻟْا ﺰِ ﯾﺰِ َﻌﻟْا ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦِ ﺑْ ﺮَ ﻤَ ﻋُ ﻞﺒﻨﺣ ﻦﺑ ﺪﻤﺟا هاور ﺔِ َﻌْﺘﻤُ ﻟْا ِ حﺎﻜَ ِﻧ ﻦْ ﻋَ ﻰﮭَ ﻨْﯾَ ِ عاَدﻮَ ﻟْا ﺔِ ﺠﱠ ﺣَ ﻲِﻓ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا 6. Hadis-Hadis tentang Larangan Nikah Mut`ah sampai hari kiamat. 1. Riwayat Muslim,Kitab nikah, bab nikah mut`ahhadis nomor 2502 َ ةﺮَ ﺒْﺳَ ﻦُ ﺑْ ﻊُ ﯿﺑِ ﺮﱠ ﻟا ﻲِﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﺮَ ﻤَ ﻋُ ﻦُ ﺑْ ﺰِ ﯾﺰِ َﻌﻟْا ُ ﺪﺒْ ﻋَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﻲِﺑَأ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﺮٍ ﯿْﻤَ ُﻧ ﻦِ ﺑْ ِ ﱠ ا ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦُ ﺑْ ُ ﺪﻤﱠ ﺤَ ﻣُ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ ﺖُ ﻧْذَِأ ﺖُ ﻨْﻛُ ﺪْ ﻗَ ﻲِّﻧِإ سُ ﺎﱠﻨﻟا ﺎﮭَ ﱡﯾَأ ﺎَﯾ لَ ﺎَﻘَﻓ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لِ ﻮﺳُ رَ ﻊَ ﻣَ نَ ﺎﻛَ ُ ﮫﱠﻧَأ ُ ﮫَﺛﱠﺪﺣَ ُ هﺎَﺑَأ نﱠ َأ ﻲﱡ ِﻨﮭَ ﺠُ ﻟْا ﻞِّ ﺨَ ُﯿﻠَْﻓ ءٌ ﻲْ ﺷَ ﻦﱠ ﮭُ ﻨْﻣِ ُ هَﺪﻨْﻋِ نَ ﺎﻛَ ﻦْ ﻤَ َﻓ ﺔِ ﻣَ ﺎَﯿﻘِﻟْا مِﻮْ َﯾ ﻰَﻟإِ ﻚَ ﻟَِذ مَ ﺮﱠ ﺣَ ﺪْ ﻗَ َ ﱠ ا نﱠ ِإوَ ءِ ﺎﺴَ ِّﻨﻟا ﻦْ ﻣِ ِ عﺎَﺘﻤْ ِﺘﺳْ ﻻِ ا ﻲِﻓ ﻢْ ﻜُ َﻟ ﺪِ ﺒْﻋَ ﻦْ ﻋَ نَ ﺎﻤَ ﯿْﻠَﺳُ ﻦُ ﺑْ ُ ةَﺪﺒْﻋَ ﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ َ ﺔَﺒﯿْﺷَ ﻲِﺑَأ ﻦُ ﺑْ ﺮِ ﻜْ َﺑ ﻮُﺑَأ هﺎَﻨَﺛﱠﺪﺣَ و ﺎًﺌﯿْﺷَ ﻦﱠ ھُ ﻮﻤُ ُﺘﯿَْﺗآ ﺎﻤﱠ ﻣِ اوُﺬﺧُ ْﺄَﺗ ﻻَ وَ ُ ﮫَﻠﯿِﺒﺳَ ﻮَ ھُ وَ بِ ﺎَﺒﻟْاوَ ﻦِ ﻛْ ﺮﱡ ﻟا ﻦَ ﯿَْﺑ ﺎﻤً ِﺋﺎَﻗ ﻢَ ﱠﻠﺳَ وَ ﮫِ ﯿَْﻠﻋَ ُ ﱠ ا ﻰﱠﻠﺻَ ِ ﱠ ا لَ ﻮﺳُ رَ ﺖُ ﯾَْأرَ لَ ﺎﻗَ دِ ﺎَﻨﺳْ ﻹِْا اَﺬﮭَ ِﺑ ﺮَ ﻤَ ﻋُ ﻦِ ﺑْ ﺰِ ﯾﺰِ َﻌﻟْا ﻢﻠﺴﻣ هاور . ﺮٍ ﯿْﻤَ ُﻧ ﻦِ ﺑْا ﺚِ ﯾﺪِ ﺣَ ﻞِ ْﺜﻤِ ِﺑ لُ ﻮُﻘَﯾ 2. Riwayat Muslim, padaKitab nikah, bab nikah mut`ahhadis nomor 2509 3.Riwayat Abu Dawud, pada Kitab nikah, bab nikah mut`ahhadis nomor 1775 101
Description: