ebook img

Muhammad Dalam Kitab Suci Dunia - Ahmadiyya Anjuman Isha'at-e PDF

256 Pages·2004·1.6 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Muhammad Dalam Kitab Suci Dunia - Ahmadiyya Anjuman Isha'at-e

TENTANG PENGARANG MAULANA ABDUL HAQUE VIDYARTHI (1888 - 1978) Hazrat Maulana Abdul Haque Vidyarthi dilahirkan dalam suatu keluarga Syaikh, di Hoshiarpur India pada tahun 1888. Setelah menyelesaikan studinya di High School, beliau bekerja di bengkel gerbong kereta-api di Lahore. Sebagai hasil mendapatkan ru'yah pada tahun 1907, Maulana Abdul Haque bergabung dengan Gerakan Ahmadiyah dan berbaiat kepada pendirinya, yakni Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Sahib dari Qadian. Ayahnya, Syaikh Ghulam Muhammad juga seorang Ahmadi. Ketika Ahmadiyyah Anjuman Isha'at-i-Islam, Lahore dibentuk pada tahun 1914, Maulana Abdul Haque meninggalkan pekerjaannya di Railway Workshop, dan dipekerjakan sebagai pegawai kelas dua di kantor Anjuman. Isha'at-i-Islam College didirikan pada bulan November 1914. Beliau pun meninggalkan kepegawaian nya serta bergabung dalam College yang merupakan kursus ekstensif selama setahun untuk persiapan sebagai muballigh. Ini adalah suatu pesantren dimana dalam kurikulumnya termasuk tafsir dengan penjelasan kritis, Quran, Hadist, hukum Islam dan Fiqh, serta Sejarah Islam, perbandingan agama dengan penekanan kepada Kristen dan Arya Dharma, agama Hindu dan Sikh, bahasa Arab dan tata-bahasa dan sebagainya, serta tata-cara peneli tian agama. Di sini para siswa biasa bekerja enambelas jam sehari. Hazrat Maulana Muhammad Ali Sahib penterjemah dan pentafsir Quran Suci yang termasyhur serta pengarang buku terkenal "The Religion of Islam", Akbar Shah Najibabadi pengarang "The History of Islam", Maulvi Fazal Ilahi seorang sarjana tata-bahasa Arab serta seorang muallaf dari agama Kristen, Maulvi Mubarak Ali Sialkoti seorang ahli dalam ilmu Hadist, adalah guru-gurunya. Karena hati Maulana Abdul Haque Vidyarthi sudah terpaut dalam studi keagamaan, maka beliau sangat unggul dalam karya riset. Guru-gurunya (di sini setiap orang adalah ahli dalam bidang disiplin ilmunya) begitu sangat terkesan, sehingga beliau diminta untuk mengkhususkan www.aaiil.org diri dalam perban dingan agama serta memberinya bea-siswa untuk belajar bahasa Sanskerta, yakni bahasa yang digunakan dalam kitab Weda. Setelah belajar dua tahun terus-menerus dalam bahasa Sanskerta, beliau menjadi seorang ahli ulung bahasa Weda dan sukses berdebat dengan ulama Arya dan Hindu lainnya yakni para kontestan dalam pendebatan para sarjana. Beliau kemudian menterjemahkan Yajurweda dalam bahasa Urdu. Beliau pun menulis buku berbahasa Urdu berjudul Aina-e-Haqq Numa (Satu cermin yang memantulkan Kebenaran) sebagai jawaban atas buku Satyarth Prakash dari Swami Dayanand Sarasvati. Dalam buku ini Maulana kita tidak saja sukses dalam menangkis semua tuduhan palsu terhadap Islam dan Nabi Suci Muhammad s.a.w. yang dilancarkan oleh Swami Dayanand Saraswati dalam Satyarth Prakash, tetapi juga menunjukkan kelemahan serta kenaifan dari ajaran Weda. Beliau juga menulis sebuah buku berjudul "Vedonka Bahisht" (Surga Weda). Maulana Abdul Haque telah menyumbangkan pengabdiannya yang berharga dalam menahan dan menangkis serangan yang tidak efektif dari Gerakan Shuddi yang dilancarkan oleh Hindu fanatik di bawah pimpinan Swami Shrad danand. Pengabdian yang diberikan Maulana dalam perkara ini telah diakui oleh kaum Muslim India dan Ulama mereka yang terkemuka, seperti Maulana Saeed Ahmad, Mufti Kifayatullah dan lain-lainnya dengan meminta nasihatnya dalam debat agama dengan para Pandit dari Arya Samaj. Pada suatu waktu Darul Ulum Deoband memohon kepada Ahmadiyya Anjuman Isha'at-i-Islam Lahore untuk meminjamkan jasa Maulana Abdul Haque Vidyarthi, guna mengajar perbandingan agama di Darul Ulum Deoband. Karena Maulana adalah pengajar utama dari Isha'at-i-Islam College, maka jasanya tak bisa dipinjamkan. Namun, tawaran diberikan agar para mahasiswa yang telah diajarnya di Isha'at-i-Islam College di kirim ke sana, tetapi tawaran ini ditolak oleh mereka yang menjadi pengurus Deoband. Maulana telah belajar bahasa Arab dan Persia sebagai mahasiswa dari Isha'at-i-Islam College di Lahore. Rupanya kehausan untuk mencari ilmu dan mempelajari pelbagai bahasa untuk penelitian dalam menemukan KEBENARAN dalam ajaran agama tidak ada puasnya. Setelah mempelajari bahasa Sanskerta dan telah menguasai Kitab Weda, beliau mempelajari bahasa Ibrani, Yunani, Pali, Aramaik, Syria, Inggris dan bahkan bahasa gambar dari Mesir kuno guna melengkapi dirinya dalam mempelajari agama-agama dunia. Sebagai hasil dari penelitian ini beliau menerbitkan "Mithaq an Nabiyyin" (Janji para Nabi) dalam bahasa Urdu pada tahun 1937. Tak seorangpun dalam kurun sejarah Islam selama 1400 tahun yang telah mencoba untuk mempelajari agama-agama dunia secara rinci untuk menguji kebenaran dari satu ayat dalam Quran Suci yang menyatakan bahwa suatu perjanjian telah diadakan Allah dengan para Nabi untuk membenarkan kedatangan Nabi yang terakhir, yakni Nabi Suci Muhammad s.a.w. Dalam buku ini, Maulana telah menunjukkan nubuat kedatangan Nabi Suci Muhammad s.a.w. dari Kitab-kitab Suci dan buku-buku agama serta Tradisi dari agama Majusi, Hindu, Buddha dan kepustakaan Alkitab. Buku ini diterjemahkan ke bahasa Arab dan diterbitkan dari Mesir. Hazrat Maulana Abdul Haque Vidyarthi memiliki pengamatan mendalam terhadap segala agama dunia dan khususnya Quran Suci. Ratusan makalahnya dalam bahasa Urdu, yang menerangkan pelbagai ayat Quran Suci telah diterbitkan dalam majalah Paigham-e-Sulah, mingguan dari Ahmadiyyah Anjuman Isha'at-i-Islam Lahore. Cucu beliau yakni Dr. Zahid Azis sekarang sedang mengumpulkan makalah ini dan koleksi semacam itu yang diberi nama "Ma'ariful Haqq" telah diterbitkan oleh Darul Isha'at Kutub-e-Islamia Bombay. Sebagai tambahan dari yang kami terangkan di atas beliau juga menulis "Surguzisht-e-Ved" (Sejarah Kitab Weda), Wiladat-e-Masih (Kelahiran Yesus) dan Haboot-e-Adam (Kejatuhan Adam). Hazrat Maulana Abdul Haque Vidyarthi adalah seorang wali dan Mulhim Billah. Beliau diberi-tahu Allah bahwa kematiannya akan terjadi pada hari Idul Adha. Setelah suatu masa yang brilian, penuh sukses dan masa-masa yang berharga sepanjang enampuluh-lima tahun pengabdiannya yang unik kepada Islam dan kemanusiaan dalam bidang penelitian agama-agama dunia, beliau pun wafat dalam usia sembilan-puluh tahun pada hari Idul Adha tahun 1978. Inna lillahi wa inna ilahi Raji'un. Semoga Allah mengistirahatkan ruhnya di Jannatul Firdaus dan Kedamaian Abadi. Amien! KATA SAMBUTAN Oleh: Mirza Masum Beg.1 Muhammad dalam Kitab Suci Dunia adalah judul buku yang mengagumkan dari Maulana Abdul Haque Vidiarthy, Lahore. Dalam buku ini pengarang dengan cendekia, setelah mengadakan penelitian yang tekun selama lebih dari setengah abad, dan telah mengumpulkan bukti-bukti dari kitab-kitab suci bermacam agama, serta nubuat mengenai kedatangan dari Nabi Suci Muhammad s.a.w. Maulana Abdul Haque Vidyarthi adalah cendekiawan peneliti terkemuka yang sangat mendalam dalam abad modern di lingkup agama, dan beliau pembaca teliti kitab klasik dalam bahasa Sanskerta, Ibrani, Arab, dan lain sebagainya, mengajar dan menyiarkan Islam sepanjang hidupnya, menimbulkan kegelisahan dan kegentaran melalui hujjahnya yang tak terkalahkan di kalangan pemikir pengajar Arya serta pendeta Kristen dalam debat publik. Untuk menaksir pengetahuannya yang sangat luas dalam pelajaran Weda, dapat kita ingat kembali di saat jalan buntu terjadi antara para pendeta Arya Samaj dengan Sanatan Dharma Hindu mengenai penafsiran suatu mantra Weda. Kedua golongan itu mendatangi Maulana untuk mengambil keputusan atas perselisihan mereka itu, dan menyerahkan kepada putusannya, yang pasti selalu ditunjang dengan alasan-alasan yang kuat. 1 Mirza Masum Beg (wafat tahun 1969) adalah seorang penulis yang produktif dan indah dalam bahasa Inggris tentang Islam, studi perbandingan agama, dan Gerakan Ahmadiyah. Sepanjang tahun 1950-an beliau adalah editor dari jurnal mingguan Ahmadiyah Lahore "The Light". Mithaq an-Nabiyyin Muhammad dalam Kitab-kitab Suci Dunia adalah penggelaran yang sangat tajam dari ayat Quran berkenaan dengan Mithaq an- Nabiyyin (Perjanjian para Nabi), buku yang serupa ini, bisa dicatat dengan pasti, tidak pernah ditulis orang sepanjang empat- belas abad. Ayat suci ini terbaca sebagai berikut: “Dan tatkala Allah membuat perjanjian melalui para Nabi: Sesungguhnya apa yang Kami berikan kepada kamu berupa Kitab dan kebijaksanaan -- lalu Utusan datang kepada kamu, membenarkan apa yang ada pada kamu, seharusnya kamu beriman kepadanya dan membantu dia. Ia berfirman: Apakah kamu membenarkan dan menerima perjanjian-Ku dalam (perkara) ini? Mereka berkata: Kami membenarkan. Ia berfirman: Maka saksikanlah dan Aku pun golongan yang menyaksikan bersama kamu. (3:80). Allah Ta'ala, dalam ayat ini, telah membuat gambaran dan melukiskan suatu adegan dari dunia ruhani, di mana Dia telah memberikan kabar suka atas kedatangan Nabi-Dunia, Guru terbesar kemanusiaan, dan telah meminta janji dari segala bangsa dengan perantaraan para nabi mereka yang terpilih bahwa mereka harus menerima beliau dengan tangan terbuka bila beliau muncul di pentas sejarah. Dikatakan kepada mereka, bahwa gambaran yang menonjol dari Nabi besar itu, yakni: bila setiap Nabi terdahulu itu akan memberikan kepada umatnya kabar gembira akan kedatangannya, maka pada fihak lain, nabi besar itu, akan membenarkan ketulusan dari semua nabi yang telah berlalu, dan membuatnya sebagai doktrin utama keimanan agar para pengikutnya beriman kepada mereka. Nabi dari Arabia. Sejarah dunia mengungkap dengan jelas bahwa ada seorang Nabi yang dimaksudkan, dan hanya beliau seorang yang memberikan jawaban lengkap atas gambaran ini - yakni tentang Nabi Suci Muhammad. Quran Suci penuh dengan ayat-ayat yang menekankan keimanan kepada semua nabi di dunia, dengan tidak memandang kelas, warna kulit atau pun iklim. Sebaliknya, Yesus Kristus diriwayatkan telah berkata : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok" (Yohanes 10:7-8). Musa, Daud, Sulaiman, Isaiah, Jeremiah, Daniel, Zakaria - dengan menyebut beberapa nama nabi yang berasal dari kaumnya sendiri, yakni Bani Israil - apakah mereka semuanya itu pencuri dan perampok? Keping-keping kebenaran. Dengan mengabaikan kenyataan yang dimiliki oleh kitab-kitab suci purba, yang dengan berlalunya waktu telah menderita pencemaran di tangan penjaganya, toh keping-keping kebenaran masih terdapat di dalamnya. Adalah kewajiban kaum Muslim untuk menata penelitian ke dalam kitab-kitab suci kuno, dan menyelidiki nubuat yang menyangkut kedatangan Nabi besar Muhammad, dan mengajak segala bangsa di dunia agar menerima dan mengimaninya. Tetapi sungguh sangat disayangkan bahwa mereka tidak punya minat dalam perkara yang sangat penting dan paling unggul ini. Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada Maulana Abdul Haque Vidyarthi, yang pergi berkeliling dunia dalam tiga saat berbeda-beda, mengunjungi perpustakaan besar di Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan negara-negara lain, serta meneliti dengan cermat kitab-kitab suci dari bermacam-macam agama, dan mengumpulkan nubuat ini, serta menerbitkannya dalam bukunya yang luar-biasa Muhammad in World Scriptures. Beliau telah mempelajari secara intensif Weda dan Sastra Hindu yang lain-lain dari India, Zend Avesta dan Dasatir dari Persia, kitab-kitab suci purba dari Mesir dan Babylonia, buku-buku agama Buddha, dan manuskrip kuno dari Bibel, dan telah mengutip dalam bukunya faksimili dari text aslinya dalam bahasa Sansekerta, Ibrani, Yunani serta bahasa-bahasa lainnya, yang memberikan kabar gembira atas datangnya Nabi- Dunia dari Arabia yang agung. OM dari agama Hindu. Sungguh menarik melihat betapa pengarang yang cerdas ini menganalisa setiap ramalan dan mengangkatnya sebagai Nabi Suci dengan suatu cara yang ajaib. Saya sungguh terpikat dengan keajaiban yang menggembirakan ketika membaca tafsir Maulana atas formula penting dalam agama Hindu yakni OM. Ada, dalam bahasa-bahasa lain, singkatan sebagaimana dalam bahasa Arab. Quran Suci telah menggunakan duapuluh-sembilan singkatan semacam ini, alif, lam, mim adalah satu dari antaranya. Tetapi sayangnya ulama yang setengah matang mengajarkan secara salah ke dunia ini bahwa singkatan itu adalah suatu teka- teki dan tak boleh diuraikan, sehingga meninggalkannya tanpa terjemahan. Kaum Arya Samaj menangkap kesempatan ini dan melancarkan serangan bahwa ini adalah bentuk distorsi dari agama Hindu OM. Para ulama dipermalukan dan bungkam oleh pernyataan mereka sendiri yang mengada-ada, maka mulut mereka sendiri yang disegel. Adalah Maulana Abdul Haque Vidyarthi yang maju ke depan serta menyerang balik. Beliau berkata, mendebat ad homenem: jika alif, lam, mim itu bentuk distorsi dari OM, marilah kita cari dan lihat apa sebetulnya OM itu dan apa arti pentingnya? Maulana kemudian melanjutkan menganalisa OM ke dalam komponen yang menjadi bagian- bagiannya, dan lho, dari situ muncul suatu nubuat yang meramalkan kedatangan Nabi Suci Muhammad. Bhavishya Purana. Umat Hindu cenderung mnganggap kaum Muslim sebagai umat yang kelasnya lebih rendah. Tetapi Kitab-kitab Suci mereka, Weda dan Purana, berbicara tentang Nabi Islam dan para pengikutnya dengan kata-kata yang penuh hormat dan tinggi. Cobalah buka Bhavishya Purana, yang dikumpulkan oleh peramal dan orang suci terkemuka Maha Rishi Vyasa. Suatu terjemahan bebas bahasa Inggris kita berikan di sini: "Seorang guru ruhani akan datang dari negeri asing. Muhammad (Muhammad) adalah namanya. Raja, memandikan orang Arab yang ditemani malaikat ini dengan air suci dari Gangga dan lima cairan yang mensucikan (panchgavya), memujanya dengan penuh keimanan dan pengabdian, dan berkata: Saya membungkuk di hadapanmu, wahai Anda yang menjadi Kebanggaan dari Umat Manusia,(namaste girijanath), engkau yang penghuni gurun pasir (marusthalnivasnam), yang memberikan kekuatan yang banyak sekali untuk menyembelih Setan; yang telah dijaga dari musuh-musuhmu yang jahat. Wahai engkau manifestasi dari Dzat Yang Maha-unggul! terimalah saya sebagai hamba-sahayamu, sebagai seorang yang jatuh di telapak kakimu".2 Dalam ayat-ayat ini, Maha Rishi telah menggambarkan hal yang bukan suatu peristiwa nyata melainkan suatu rukyah di mana Tuhan Yang Maha-tinggi telah menunjuk kan kepadanya, ribuan tahun sebelumnya, dalam penghormatan kepada suatu peristiwa besar, yakni, datangnya Nabi-Dunia, Guru ruhani terbesar dari ras manusia. Maha Rishi kemudian melanjutkan dengan menggambarkan secara tertulis para sahabat dari Guru besar ini. Dia menulis: 1. Para pengikut Muhammad akan mengutamakan khitan (lingchhedi); memakai jenggot di dagu mereka (samashrudhari); tak ada kuncir di rambut mereka (shikhaheena); dan melakukan suatu revolusi yang luar biasa dalam dunia agama. 2. Keyakinan mereka bukanlah perkara yang disembunyikan, tetapi itu akan diserukan dengan keras (oonchalapi) dari menara setiap masjid. 3. Kecuali babi (vina keulam), mereka akan makan semua binatang lain yang tayib dan halal (sarvbhakshi). 4. Kaum Hindu menggunakan rumput (kusha) dalam kurban sebagai suatu faktor pensucian, tetapi orang-orang ini akan mensucikan diri mereka dengan sarana peperangan. 5. Mereka akan disebut Musalman (Musalwants), sebab mereka akan berperang melawan agama yang rusak dan tercemar (dharmdooshkah). 2 Buku 3, bab 3, hymne 3, ayat 5 hingga 8

Description:
Hadist, hukum Islam dan Fiqh, serta Sejarah Islam, perbandingan agama dengan mengajar perbandingan agama di Darul Ulum Deoband. Karena. Maulana adalah Sepanjang tahun 1950-an beliau adalah editor dari jurnal mingguan
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.