ebook img

modul klasifikasi daerah aliran sungai PDF

119 Pages·2017·12.11 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview modul klasifikasi daerah aliran sungai

MODUL PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (20162-FMKB-304) KLASIFIKASI DAERAH ALIRAN SUNGAI OLEH Dr.Ir.H.SYARIFUDDIN KADIR,M.Si. FAKULTAS KEHUTANAN UNLAM BANJARBARU 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Rabbul Alamin yang telah melimpahkan karunia dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul ini yang berjudul “Klasifikasi Daerah Aliran Sungai”. Tulisan ini disusun sebagai salah satu Pokok Bahasan pada perkuliahan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Pengelolaan DAS) yang disampaikan pada perkuliahaan semester Genap 2016/2017 dan untuk perkulihan Pengelolaan DAS pada semester selanjutnya . Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada Dekan dan Wakil Dekan I Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat yang telah mendorong saya, sehingga Modul ini dapat terselesaikan untuk dapat bermanfaat kepada mahasiswa peseeta mata Kuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Tujuan Instruksional Umum (TIU): Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan pengertian DAS, selanjutnya mengetahui komponen-komponen DAS, mampu mendeleniasi DAS, mampu menentukan klasifikasi DAS dan menentukan daya dukung DAS, mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan DAS dan upaya pengelolaan DAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK): dibahas tentang Klasifikasi DAS berdasarkan Daya Dukungnya, agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian DAS, kriteria penentuan klasifikasi DAS dan menentukan Daya Dukung DAS serta conoth perhitungan Klasifikasi, sedangkan sub Pokok Bahasan yang terdiri atas : a) Komponen DAS; b) Kondisi lahan; c) Kualitas, kuantitas dan kontuinitas air; d) Sosial ekonomi; e) Bangunan air; f) Tata ruang (Kawasan lindung dan Kawasan budidaya). Tulisan ini belumlah sempurna, namun, disusun dengan upaya maksimal untuk lebih teliti, walaupun demikian jika masih terdapat kekurangan, maka segala komentar, karenanya, demi penyempurnaannya Modul ini akan diterima dengan senang dan untuk itu di ucapkan terima kasih. Banjarbaru, Desember 2016 Penulis, SYARIFUDDIN KADIR DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR………………………………………………………………… i DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. ii DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………. iii DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………….. iv I. DAERAH ALIRAN SUNGAI ............................................. ……………. 1 II. PERANAN PENGGUNAAN DALAM PENGELOLAAN DAS ……………. 3 III. KLASIFIKASI DAS ......................................................... …………… 6 IV. KRITERIA UNTUK MENETAPKAN KLASIFIKASI DAS ..... …………… 7 V. CONTOH PENENTUAN KLASIFIKASI DAS TABUNIO ..... …………… 25 DAFTAR PUSTAKA ................................................................ …………… 50 LAMPIRAN-POWER POINT BAHAN KULIAH DAFTAR TABEL Halaman 1. Kriteria dan pembobotan penetapan klasifikasi DAS ....... ……………. 7 2. Kriterian penialian lahan berdasasarkan presentase lahan kritis..... 8 3. Kriterian penialian lahan berdasasarkan presentase penutupan vegetasi ......................................................... ……………. 9 4. Kriteria penilaian indeks erosi ......................................... ……………. 10 5. Kriteria nilai tertimbang pengelolaan lahan .................... ……………. 11 6. Kriterian penilaian koefesien regime aliran (KRA) ........... ……………. 11 7. Kriterian penilaian koefesien aliran tahunan ................... ……………. 12 8. Kriterian penilaian Sedimen ............................................ ……………. 12 9. Kriterian penilaian kejadian banjir ................................ ……………. 13 10. Krieterian penilaian penggunaan air .............................. ……………. 13 11. Kriterian penilaian indeks ketersediaan lahan ................. ……………. 14 12. Standar penilaian tingkat kesejahteraan berdasarkan jumlah keluarga miskin …. ........................................................ ................ 14 13. Standar penilaian tingkat kesejahteraan berdasarkan jumlah pendapata rata-rata…. ................................................... ................ 15 14. Standar penilaian dan keberadaan norma ....................... ……………. 15 15. Kriteria Penilaian keberdaan kota .................................. ……………. 16 16. Kriteria penilaian Investasi bangunan air ........................ ……………. 16 17. Kriteria penilaian kawasan lindung ................................. ……………. 17 18. Kriteria penilaian kawasan budidaya ............................... ……………. 18 19. Kriterian penetapan klasifikasi DAS ................................ ……………. 19 20. Daftar isian perhitungan klasifikasi DAS ......................... ……………. 23 21. Contoh pengisian dan perhitungan klasifikasi DAS X ...... ……………. 24 22. Tingkat kekritisan lahan DAS Tabunio ............................ ……………. 25 23. Jenis penutupan Lahan DAS Tabunio .......................... ……………. 27 24. Jumlah unit Lahan DAS Tabunio ................................. ……………. 29 25. Jumlah erosi pada setiap unil lahan DAS Tabunio .......... ……………. 31 26. Debit air pengukuran bulan Mei sampai Oktober 2016 ... ……………. 33 27. Debit air tahun 2006 sampai 2016 DAS Tabunio ............ ……………. 34 28. Status fungsi kawasan hutan DAS Tabunio .................. ……………. 46 29. Kelerengan DAS Tabunio ............................................... ……………. 46 30. Nilai Kriteria penilaian DAS Tabunio ............................. ……………. 48 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. DAS sebagai pengatur tata air ............................................. ……………. 1 2. Falsafah konsepsi kebijakan pengelolaan DAS ................ ……………. 2 3. Siklus hidrologi………………………………………………………………… 5 4. Peta Lahan Kritis DAS Tabunio ....................................... ……………. 26 5a. Peta Penutupan Lahan DAS Tabunio ………………..,,,,,,,,…………... 28 5b. Pengukuran debit air…………………………………………………………. 29 5c. Peta Tingkat Bahaya Erosi (TBE) berbasis Unit Lahan……………….. 30 6. Pengukuran infiltrasi ...................................................... ……………. 32 7. Peta kemiringan lereng ................................................... ……… 47 1 BAB I. DAERAH ALIRAN SUNGAI Asdak (2010) mengemukakan bahwa DAS merupakan ekosistem yang di dalamnya terjadi proses biofisik hidrologis yang dapat terjadi secara alamiah, selain itu, DAS merupakan tempat aktivitas manusia untuk kepentingan sosial-ekonomi dan untuk kepentingan budaya. Proses biofisik hidrologis DAS merupakan bagian dari siklus hidrologis, sedangkan kegiatan sosial-ekonomi dan budaya masyarakat dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraannya merupakan bentuk intervensi manusia terhadap sistem alami DAS yang bermukim dalam DAS dan sekitarnya. Aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam hutan, tanah dan air untuk budidaya tanaman, pertambangan, pembangunan dan kegiatan lainnya dapat mengakibatkan terjadi perubahan kondisi tata air suatu DAS ataupun pada ukuran lebih kecil seperti sub DAS atau sub-sub DAS. Fungsi DAS sebagai pengatur tata air disajikan pada Gambar 1. DAS SEBAGAI PENGATUR TATA AIR Dataran Banjir Peresapan 75 % Limpasan 25 % Gambar 1. DAS sebagai pengatur tata air (Poerwo, 2010). Masyarakat pedesaan di DAS, berupaya meningkatkan kesejahteraannya melalui kegiatan pertanian, namun hal ini dapat merusak ekosistem DAS, sebagai pengatur tata air, dan untuk kelestarian lingkungan pada DAS tersebut (Kometa dan Ebot, 2012). Selanjutnya Budhiyono dan Murdiyarso (1990) mengemukakan bahwa daerah aliran sungai merupakan suatu “ekosistem yang di dalamnya terjadi interaksi diantara komponen- komponen fisik (tanah dan iklim), dan faktor biotik (vegetasi)”. Selain itu, menurut Kusuma (2007), interaksi komponen dalam ekosistem DAS yang terdiri atas beberapa komponen penyusunnya dan sedimen yang dihasilkan ini mencirikan adanya proses hidrologi ekosistem tersebut. Hernandez-Ram (2008) mengemukakan bahwa DAS merupakan ekosistem sumberdaya alam yang di dalamnya terdapat proses input-output, 2 hal ini karena ekosistem merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berinteraksi sehingga membentuk suatu kesatuan, sebagai suatu ekosistem. DAS yang merupakan suatu ekosistem terbuka yang terdiri atas input berupa curah hujan sebagai hasil proses kondensasi yang mencapai permukaan bumi, sedangkan output berupa debit air dan evapotranspirasi dari vegetasi dan permukaan bumi lainnya. Komponen DAS atau catchment area yang berupa vegetasi, tanah dan air dalam hal ini sebagai prosessor. Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa adanya hubungan timbal balik antar komponen ekosistem DAS, maka apabila terjadi perubahan pada salah satu komponen lingkungan, ia akan mempengaruhi komponen yang lainnya, Perubahan komponen tersebut akan mempengaruhi keutuhan sistem ekologi di daerah tersebut (Asdak, 2007). Falsafah konsepsi kebijkan pengelolaan DAS menjadi salah satu dasar dalam penyusunan rencana pembangunan sektordan wilayah di tiaptiap provinsi dan kabupaten/kota. Falsafah knsepsi kebijakan pengelolaan DAS disajikan pada Gambar 2 Gambar 2. Falsafah knsepsi kebijakan pengelolaan DAS 3 BAB II. PERANAN PENGGUNAAN DALAM PENGELOLAAN DAS Penggunaan lahan yang dilaksanakan sesuai dengan peruntukannya pada kawasan lindung dan atau kawasan budidaya pertanian akan memberikan keuntungan maksimum, untuk kepentingan perlindungan dan untuk kesejahteraan masyarakat (Zhang dan Wang, 2007). Penggunaan lahan adalah segala macam campur tangan manusia, baik berpindah- pindah ataupun menetap terhadap suatu tempat atau kelompok sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya baik spiritual atau material, ataupun kebutuhan kedua-duanya di dalam suatu DAS atau sub DAS Penggunaan lahan pada umumnya digunakan berdasarkan pada pemanfaatan lahan masa kini (present land use), karena aktivitas manusia bersifat dinamis, sehingga perhatian kajian seringkali diarahkan pada perubahan penggunaan lahan (baik secara kualitatif maupun kuantitatif) atau segala sesuatu yang berpengaruh pada lahan, sehingga penggunaan lahan dalam kenyataannya di lapangan menunjukkan suatu kompleksitas. Dalam inventarisasi seringkali dilakukan pengelompokan dan penggolongan atau klasifikasi agar dapat diperlakukan sebagai unit-unit yang seragam untuk suatu tujuan khusus (BPDAS Barito, 2009). Selanjutnya menurut Kusuma (2007) mengemukakan bahwa karakteristik vegetasi dalam suatu DAS seringkali dapat dikenal dengan jalan membedakan tipe-tipe penggunaan lahan utama seperti hutan, padang rumput, lahan pertanian, lahan pemukiman dan kemudian menghitung persentase luasnya dalam suatu DAS. Kementerian Kehutanan (2009b) menyatakan bahwa pembuatan peta unit lahan dilakukan dengan overlay menggunakan GIS. Overlay untuk pembuatan peta unit lahan dilakukan berdasarkan tujuan penggunaan pata unit lahan. Untuk perencanaan kegiatan pengelolaan DAS dilakukan overlay karakteristik DAS yang terdiri atas: a) lereng; b) tanah; dan atau c) penggunaan lahan menggunakan metode intersect. Poligon yang diperoleh selanjutnya dilakukan pemberian nomor dan simbol setiap unit. Raharjo (2011) mengemukakan bahwa penutupan lahan pada suatu DAS berkaitan dengan sesuatu jenis yang nampak di permukaan bumi, sedangkan penggunaan lahan berkaitan dengan pemanfaatan obyek oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Penutupan lahan pada suatu DAS berkaitan dengan kondisi fisik yang terdiri atas: a) vegetasi; b) tanah; c) air; d) dan unsur-unsur budaya yang ada di permukaan bumi tanpa memperhatikan aktivitas manusia terhadap penggunaan suatu obyek dipermukaan bumi. Penutupan lahan merupakan kondisi alamiah, sedangkan penggunaan lahan pada suatu DAS atau suatu wilayah administrasi berkaitan dengan aktivitas manusia. Selanjutnya Holway dan Burby (1993) mengemukakan bahwa penggunaan lahan yang dilakukan sesuai dengan peruntukannya, seperti untuk pemukiman pada lahan yang relatif datar atau lahan lainnya yang

Description:
Daerah Aliran Sungai (Pengelolaan DAS) yang disampaikan pada Russian. Meteorology and Hydrology. 34 (9): 618–627. Saygın, S. D., Basaran
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.