THE MYSTERY OF THE BLUE TRAIN by Agatha Christie MISTERI KERETA API BIRU Alih bahasa: Ny. Suwarni Penerbit: PT Gramedia Cetakan kelima: Juli 1999 Katherine duduk sambil mengingat-ingat kembali seluruh kejadian itu. Dia merasa seolah- olah dia mengkhianati kepercayaan orang, tetapi dengan kata 'pembunuhan' yang mendengung di telinganya, dia tak berani merahasiakan apa-apa. Mungkin terlalu banyak yang tergantung pada penjelasan yang akan diberikannya itu. Maka sedapat-dapatnya diulanginyalah kata-kata percakapan dengan wanita yang sudah meninggal itu. "Menarik," kata Komisaris sambil memandang pada yang seorang lagi. "Menarik bukan, M. Poirot? Apakah itu ada kaitannya dengan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi kejahatan itu-" Dia tidak menyelesaikan kalimat itu. "Tak mungkinkah itu suatu perkara bunuh diri?" kata Katherine ragu. "Tidak," kata Komisaris, "itu tak mungkin suatu perbuatan bunuh diri. Dia dijerat dengan seutas tali hitam." Bab 1 LELAKI BERAMBUT PUTIH Menjelang tengah malam seorang laki-laki menyeberangi Place de la Concorde. Tubuhnya yang kurus terbungkus mantel dari bulu binatang yang bagus, namun dia memberikan kesan sangat lemah dan tak berarti. Seorang laki-laki kecil yang berwajah seperti tikus. Seorang laki-laki, yang dapat dikatakan, tidak akan pernah bisa memerankan suatu bagian yang berarti, atau meningkat mencapai suatu tempat yang terkemuka dalam bidang apa pun juga. Namun, seseorang yang melihatnya, yang kemudian mengambil kesimpulan seperti Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi itu, akan keliru. Karena laki-laki itu, meskipun tampak remeh dan tak berarti, memainkan suatu peran yang penting dalam nasib dunia. Dalam suatu kerajaan yang dikuasai tikus, dialah raja tikus-tikus itu. Kini pun suatu kedutaan sedang menantikan kedatangannya kembali. Tetapi dia harus menyelesaikan urusannya lebih dulu - urusan yang tak diketahui secara resmi oleh kedutaan itu. Di bawah sinar bulan, wajahnya tampak putih berkilat dan tajam. Hidungnya yang lancip hampir-hampir tak berlekuk. Ayahnya seseorang yang berdarah campuran Yahudi- Polandia, seorang penjahit keliling. Urusan yang membawanya ke luar negeri malam itu adalah urusan yang akan disukai ayahnya pula. Dia tiba di Sungai Seine, menyeberangi sungai itu, lalu memasuki salah satu daerah hitam di Paris. Di situ dia berhenti di depan rumah yang tinggi dan tak terpelihara, lalu dia naik ke sebuah apartemen di lantai empat. Baru saja dia mengetuk, pintu segera dibuka oleh seorang wanita yang nyata-nyata sedang menantikan kedatangannya. Wanita itu tidak menyapanya, melainkan membantunya melepaskan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi mantelnya, lalu mendahuluinya berjalan menuju ke ruang tamu yang perabotnya murahan. Lampu listriknya dilindungi bahan berbunga-bunga merah muda yang kotor, yang melembutkan cahaya lampu itu, tetapi tak mampu menyamarkan wajah gadis yang dibedaki tebal dengan bahan murahan itu. Cahaya lampu itu tak pula dapat menyembunyikan wajahnya yang lebar khas orang Mongol. Baik pekerjaan maupun kebangsaan Olga Demiroff tak perlu diragukan lagi. "Baik-baik sajakah semua, Anak manis?" "Semuanya baik-baik saja, Boris Ivanovitch." Laki-laki itu mengangguk sambil bergumam, "Kurasa aku tidak dibuntuti." Tetapi nada bicaranya mengandung kekuatiran. Dia pergi ke jendela, menyingkap tirai jendela sedikit, lalu mengintip ke luar dengan berhati- hati. Dia cepat-cepat mundur. "Ada dua orang laki-laki - di trotoar di seberang sana. Kelihatannya-" Dia berhenti berbicara lalu mulai menggigit-gigit kukunya - suatu kebiasaan bila dia sedang kuatir. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Gadis Rusia itu menggeleng perlahan-lahan, tetapi meyakinkan. "Mereka sudah ada di situ sebelum kau datang." "Meskipun demikian, kurasa mereka sedang mengamat-amati rumah ini." "Mungkin," kata gadis itu tak acuh. "Tapi lalu -" "Lalu apa? Meskipun mereka tahu- pasti bukan kau yang akan mereka buntuti dari sini." Senyum tipis dan kejam muncul di bibir lelaki itu. "Memang," katanya membenarkan, "memang bukan." Dia termangu sejenak, lalu berkata, "Orang Amerika sialan itu - dia bisa menjaga dirinya sebaik siapa pun juga." "Kurasa begitu." Laki-laki itu pergi ke jendela lagi. "Orang-orang hebat," katanya tergelak. "Kurasa sudah dikenal polisi. Yah, kuucapkan saja selamat berburu pada si Bandit." Olga Demiroff menggeleng. "Bila orang Amerika itu memang sehebat yang dikatakan orang, maka akan diperlukan lebih banyak bandit pengecut-pengecut begitu untuk mengalahkannya." Gadis itu diam sebentar. "Aku ingin tahu -" "Ya, apa?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tak apa-apa. Tapi malam ini ada seorang laki- laki yang dua kali melewati jalan ini - seorang laki-laki berambut putih." "Lalu mengapa?" "Begini. Waktu dia melewati kedua orang itu, dia menjatuhkan sarung tangannya. Salah seorang di antara kedua orang itu memungutnya lalu mengembalikannya. Suatu tanda pengenal yang sudah usang." "Maksudmu - orang berambut putih itu - majikan mereka?" "Kira-kira begitulah." Orang Rusia itu kelihatan ketakutan dan gelisah. "Yakinkah kau - bahwa bungkusan itu aman? Apakah tidak terganggu? Orang terlalu banyak bicara... terlalu banyak bicara." Dia menggigit-gigit kukunya lagi. "Nilailah sendiri." Gadis itu membungkuk ke perapian, lalu menggeser arang dengan cekatan. Dari bawah arang itu, di antara gumpalan-gumpalan kertas surat kabar, dari bagian tengahnya, diambilnya sebuah bungkusan persegi panjang yang dibungkus dengan surat kabar yang kotor, lalu diberikannya pada laki-laki itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Pandai sekali," kata laki-laki itu, sambil mengangguk memuji. "Apartemen ini sudah dua kali digeledah. Kasur tempat tidurku sampai disobek." "Seperti telah kukatakan," gumam laki-laki itu. "Orang terlalu banyak bicara. Soal tawar- menawar harga - itu keliru." Laki-laki itu telah membuka surat kabar pembungkus tadi. Di dalamnya ada sebuah bungkusan kertas coklat kecil. Bungkusan kecil itu dibukanya lagi, dia memeriksa isinya, lalu cepat-cepat membungkusnya lagi. Sedang dia berbuat demikian, bel berbunyi nyaring. "Orang Amerika itu tepat benar pada waktunya," kata Olga sambil melihat jam. Dia meninggalkan kamar itu. Sebentar kemudian dia kembali diikuti oleh seorang asing, seorang laki-laki besar, berdada bidang, dan jelas kelihatan bahwa dia berasal dari seberang Samudra Atlantik. Dengan pandangan tajam dia melihat pada kedua orang itu bergantian. "M. Krassnine?" tanyanya dengan sopan. "Sayalah orangnya," kata Boris. "Saya harus minta maaf - karena tempat pertemuan yang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tak baik ini. Tapi kita harus amat berahasia. Saya - saya tak mau disebut-sebut berhubungan dalam urusan ini." "Begitukah?" kata orang Amerika itu dengan sopan. "Anda mau bersumpah, bukan, bahwa jual-beli ini tidak akan diumumkan? Itu merupakan salah satu syarat - pembeliannya." Orang Amerika itu mengangguk. "Itu sudah merupakan perjanjian," katanya tak acuh. "Nah, sekarang Anda barangkali mau menyerahkan barang itu." "Apakah uangnya ada pada Anda - dalam bentuk uang kertas?" "Ya," sahut lawan bicaranya. Tetapi dia sama sekali tidak bergerak akan memberikannya. Krassnine bimbang sebentar, lalu menunjuk ke arah bungkusan kecil di atas meja. Orang Amerika itu membuka kertas pembungkusnya. Dibawa isinya ke dekat lampu listrik dan diperiksanya dengan teliti sekali. Setelah merasa puas, dikeluarkannya dompet kulit tebal dari sakunya, lalu dikeluarkannya seikat uang kertas. Uang itu diserahkannya pada Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi orang Rusia yang lalu menghitungnya dengan teliti. "Betul?" "Terima kasih, Monsieur. Semua sudah beres." "Ya!" kata lawan bicaranya. Bungkusan kertas coklat itu diselipkannya sembarangan saja ke dalam sakunya. Dia mengangguk pada Olga. "Selamat malam, Nona. Selamat malam, M. Krassnine." Dia keluar sambil menutup pintu. Kedua orang yang tinggal di dalam kamar itu saling berpandangan. Yang laki-laki membasahi bibirnya yang kering dengan lidahnya. "Aku ingin tahu - apakah dia akan bisa kembali ke hotelnya?" gumamnya. Keduanya secara serentak menoleh ke jendela. Tepat sekali mereka melihat orang Amerika itu keluar ke jalan di bawah. Dia membelok ke kiri dan berjalan dengan langkah-langkah pasti tanpa menoleh sekali pun. Dua bayangan menyelinap ke luar dari sebuah pintu, lalu membuntuti tanpa bersuara. Yang mengejar dan yang dikejar hilang ditelan malam. Olga Demiroff berkata, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Dia akan kembali dengan selamat," katanya. "Kau tak perlu takut - atau berharap." "Mengapa kau berpikir bahwa dia akan selamat?" tanya Krassnine ingin tahu. "Laki-laki yang sudah berhasil mengumpulkan uang sebanyak dia, tak mungkin bodoh," kata Olga. "Dan berbicara tentang uang -" "Eh?" "Bagianku, Boris Ivanovitch." Dengan enggan, Krassnine menyerahkan dua lembar dari uang kertas tadi. Wanita itu berterima kasih hanya dengan mengangguk, tanpa memperlihatkan perasaan apa-apa sedikit pun, lalu menyimpannya di dalam kaus kakinya. "Bagus," katanya dengan puas. Laki-laki itu memandangnya dengan rasa ingin tahu. "Tidakkah kau menyesal, Olga Vassilovna?" "Menyesal? Mengapa?" "Mengenai barang yang telah kausimpankan itu. Ada perempuan - kebanyakan perempuan, kurasa - tergila-gila akan barang seperti itu." Gadis itu mengangguk sambil merenung. "Benar katamu itu. Kebanyakan wanita memang tergila-gila. Aku tidak. Kini - aku ingin tahu -" Dia tiba-tiba terhenti. "Apa?" tanya yang seorang ingin tahu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Description: