ebook img

miskonsepsi siswa sma pada materi hukum archimedes PDF

37 Pages·2012·3.93 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview miskonsepsi siswa sma pada materi hukum archimedes

Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 339 “Mengubah Karya Akademik Menjadi Karya Bernilai Ekonomi Tinggi” Surabaya, 23 Januari 2016 MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HUKUM ARCHIMEDES 1) Iqlima Noor Akmala Dewi 2) Sentot Kusairi 3) Lia Yuliati 1),2),3) Mahasiswa Program Pascasarjana Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang, E-mail: [email protected] ABSTRAK Seringkali kerangka konsep yang telah dibangun oleh siswa tersebut menyimpang dari konsep yang benar sehingga menimbulkan miskonsepsi. Miskonsepsi dapat menghambat dalam menanamkan pemahaman konsep siswa. Salah satu penyebab miskonsepsi adalah tidak lengkapnya pemahaman yang diterima oleh siswa yang diperoleh dari informasi yang salah ataupun kurang lengkap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui miskonsepsi siswa pada materi Hukum Archimedes sebelum menentukan pembelajaran yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan survey dengan sampel sebanyak 21 siswa SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa masih mengalami miskonsepsi dalam menentukan keadaan terapung, melayang, tenggelam. Bentuk dari miskonsepsi terbesar siswa antara lain 1) Benda yang berat pasti akan tenggelam 2) Benda berongga selalu terapung 3) Benda yang terbuat dari sesuatu yang keras pasti akan tenggelam 4) Banyaknya air mempengaruhi keadaan terapung, melayang, dan tenggelam. Adanya identifikasi miskonsepsi siswa, diharapkan dapat membantu guru menentukan pembelajaran yang akan digunakan. Kata Kunci : miskonsepsi, pembelajaran, Hukum Archimedes ABSTRACT Often the conceptual framework has been constructed by the students deviated from the correct concept causing misconception. Misconceptions could hinder the understanding of the concept of instilling students. One of the causes of incomplete understanding of the misconceptions is that a student who obtained the information wrong or incomplete. The aim of this study was to determine the misconceptions students on the Archimedes Law before determining the learning used. The method used is to use a survey with a sample of 21 high school students. The results showed that students still have misconceptions in determining the state of floating, drifting, and sinking. The most of the misconceptions students include 1) The object weight will surely sink 2) hollow objects always floating 3) Objects made of something hard will surely sink 4) The amount of water affects the state of floating, drifting, and sinking. The identification of student misconceptions, is expected to help teachers identify the learning that will be used. Keywords : misconception, Archimedes Law P ENDAHULUAN Tujuan Pembelajaran Fisika adalah melatih siswa siswa, serta interaksi siswa dengan siswa lain untuk berpikir dan menggunakan akalnya serta (Ellianawati & Subali, 2010). Agar tercipta kondisi terlibat secara langsung dalam berbagai kegiatan tersebut guru hendaknya harus merencanakan seperti diskusi kelas, pemecahan soal-soal maupun pembelajaran dengan baik. Kesalahan dalam memilih e ksperimen. Keterlibatan siswa dalam aktivitas strategi pembelajaran dapat menyebabkan siswa pembelajaran akan berdampak positif pada kurang tertarik pada pembelajaran sehingga pencapaian konsep (Arends, 2012). Dengan demikian berdampak pada berkurangnya motivasi dan keaktifan s iswa dapat mengembangkan kemampuan siswa selama proses pembelajaran (Hertiavi, 2010). fisika membosankan dan hanya menghafalkan rumus- Motivasi yang kurang juga akan berdampak pada r umus (Utami, 2013). p emahaman konsep dari siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas Kenyataanya pembelajaran fisika masih merupakan perwujudan interkasi antara guru dengan didominasi dengan menghafal konsep yang ISBN: 978-602-72071-1-0 340 disampaikan oleh guru (Susilawati, 2014). Hal 3. Konsepsi yang baru harus masuk akal tersebut berkaitan dengan penilaian hasil belajar siswa (plausible),dapat memecahkan permasalahan masih terbatas pada mengukur konsep yang dihafal. terdahulu serta konsisten dengan teori atau Hafalan konsep dapat memberikan efek negatif salah pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. satunya adalah pemahaman konsep siswa dalam 4. Konsep yang baru harus berdaya guna atau pembelajaran fisika. Seringkali pemahaman konsep bermanfaat dalam pengembangan penelitian atau yang telah dibangun oleh siswa tersebut menyimpang penemuan yang baru. dari konsep yang benar yang dinamakan miskonsepsi Suparno (2013) menyatakan perubahan konsep ( Wahyuningsih, 2013: 113). dapat terjadi alam dua keadaan. Pertama, perubahan Miskonsepsi dapat menghambat dalam dalam arti siswa memperluas konsep, dari konsep menanamkan pemahaman konsep siswa (Utami, yang belum lengkap menjadi lengkap. Perubahan 2013). Menurut Suparno (2013) salah satu penyebab yang kedua adalah perubahan dari konsep yang salah miskonsepsi adalah tidak lengkapnya pemahaman menjadi konsep yang benar. yang diterima oleh siswa yang diperoleh dari Selain proses-proses tersebut masih ada proses informasi yang salah ataupun kurang lengkap. Materi lain yang diungkapakan oleh Posner et al (1982) fisika yang dipelajari kebanyakan adalah materi yang dimana adanya ketidakpuasan terhadap konsepsi yang abstrak, sehingga rentan terjadi miskonsepsi pada ada dan kebermanfaatan dari konsep tersebut. Proses s iswa. tersebut merupakan faktor penting terhadap Salah satu miskonsepsi dalam mata pelajaran p erubahan konseptual. fisika terjadi pada materi fluida statis (Suparno, Faktor lain yang mempengaruhi perubahan 2013). Yin dkk (2008) menyatakan miskonsepsi konseptual adalah faktor kontekstual. Artinya, siswa terbesar yang dialami siswa pada fluida statis adalah bisa saja menerima dan memahami konsep konsep tentang terapung dan tenggelam. Menurut Yin siswa ilmiah pada konteks tertentu, tetapi bisa saja tetap seharusnya mempunyai pengalaman atau model menggunakan konsepsi awalnya dalam hal ini adalah mental untuk mendeskripsikan gejala terapung dan miskonsepsi pada konteks lain. Karakteristik tenggelam. Adapun bentuk-bentuk dari miskonsepsi perubahan konseptual adalah bersifat kontekstual dan siswa menurut Utami (2013) antara lain 1) Semakin tidak stabil (Gunstone, 1997). Perubahan konsep yang besar massa jenis suatu zat cair, maka benda yang bersifat jangka panjang dan stabil baru bisa tercapai d icelupkan pada zat cair tersebut akan semakin berat ila siswa mengenali hal-hal yang relevan dan bersifat 2) Siswa menganggap sebuah benda yang berat pasti u mum dari konsep ilmiah secara kontekstual. akan tenggelam 3) Siswa menganggap tenggelamnya Upaya untuk mengurangi miskonsepsi adalah suatu benda dikarenakan berat benda, dan 4) Siswa mengubah pembelajaran yang dilakukan di sekolah. menganggap massa benda menentukan peristiwa Perubahan gaya mengajar guru tentunya harus terapung, melayang, dan tenggelam. Dalam digahului dengan kemampuan guru untuk membaca pembelajaran dibutuhkan klarifikasi konsep yang situasi dan kondisi siswa serta konsep yang telah sudah dibangun siswa, sehingga konsep yang telah dimiliki pada siswa. Dengan demikian guru akan d ibangun siswa menjadi lebih benar tentunya. mudah dalam mengajar dan miskonsepsi siswa dapat Perubahan konseptual terjadi jika mengubah berkurang. pemikiran atau pemahaman siswa. Perubahan konseptual didefinisikan sebagai pembelajran yang M ETODE PENELITIAN mengubah konsepsi yang sudah ada. Perubahan Penelitian ini merupakan penelitian kualitiatif konseptual memerlukan berbagai proses pembelajaran untuk mengetahui miskonsepsi pada siswa SMA kelas yang memungkinkan siswa mengembangkan konsep- XI yang sudah pernah menerima materi Hukum konsep baru, dan memformulsikan cara berpikir yang Archimedes. Hasil penelitian ini nantinya akan s udah ada (Arends, 2012). digunakan peneliti untuk merancang pembelajaran Menurut Posner et al (1982) proses perubahan yang digunakan untuk mengajar tentang Hukum konseptual diawali dengan asmiliasi kemudian Archimedes. akomodasi. Asimilasi terjadi karena pengetahuan Sampel terdiri dari 21 siswa dari 1 kelas SMA di awal siswa berhubungan dengan fenomena dan belum Kota Malang yang sudah pernah menerima materi terjadi perubahan konseptual. Untuk akomodasi Hukum Archimedes. Metode yang digunakan adalah merupakan proses perubahan konseptual dikarenakan survey jenis angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan konsepsi siswa tidak sesuai dengan fenomena yang Hukum Archimedes terutama tentang terapung, baru. Terdapat empat syarat yang menjembatani m elayang, tenggelam. p roses akomodasi antara lain : Instrumen soal mengacu dari artikel luar negeri 1. Harus ada ketidakpuasan terhadap konsepsi yang dengan melakukan beberapa perubahan agar bahasa telah ada. yang digunakan mudah dipahami oleh siswa. Terdapat 2. Konsepsi yang baru haru sdapat dimengerti 7 soal uraian yang diberikan kepada siswa. Soal (intelligible), rasional dan dapat memecahkan tersebut berisi tentang macam-macam gejala terapung, permasalahan atau fenomena yang baru melayang, dan tenggelam. ISBN: 978-602-72071-1-0 341 Siswa mengerjakan soal tersebut selama 45 menit Jawaban yang benar : Benda akan tetap tenggelam atau satu jam pelajaran. Selama proses ini, peneliti karena volumenya sama dan massa nya sama. Tidak meminta bantuan guru sekolah untuk mengorganisir d ipengaruhi oleh bentuk benda dan menjadi observer siswa pada saat siswa Sebanyak 1 siswa menjawab tenggelam, 17 siswa mengerjakan soal. menjawab terapung, dan 3 siswa tidak menjawab. Artinya hanya sebanyka 4,8% siswa yang menjawab H ASIL DAN PEMBAHASAN benar dan sebanyak 95,2 % menjawab salah untuk Penelitian ini bertujuan untuk menggali konsep pertanyaan tersebut. mengenai Hukum Archimedes yaitu faktor-faktor yang menyebabkan keadaan terapung, melayang, Miskonsepsi : Benda yang terbuat dari sesuatu tenggelam. Sebagaimana hasil penelitian yang telah y ang keras pasti akan tenggelam dilakukan oleh Unal (2005) yang menunjukkan bahwa Bola A dan Bola B mempunyai massa dan volume pemahaman konsep massa, berat dan volume serta yang SAMA. Bola A terbuat dari sesuatu yang lembut, harus diklarifikasi sebelum guru melakukan proses dan Bola B terbuat dari sesuatu yang keras. Bola A p embelajaran. terapung di air. Bagaimanakah dengan posisi bola B? Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa masih mengalami miskonsespsi pada materi Hukum Archimedes khususnya pada gejala terapung dan tenggelam. Adapun bentuk dari miskonsepsi Gambar 3. Bola A dan B dengan bahan yang berbeda siswa antara lain 1) Benda yang berat pasti akan tenggelam 2) Benda berongga selalu terapung 3) Jawaban yang benar : Bola tetap terapung karena Benda yang terbuat dari sesuatu yang keras pasti akan bahan tidak mempengaruhi keadaan terapung dan tenggelam 4) Banyaknya air mempengaruhi keadaan tenggelam. Sebanyak 2 siswa menjawab terapung dan terapung, melayang, dan tenggelam. Hal tersebut 19 siswa menjawab tenggelam. Artinya hanya ditunjukkan pada jawaban siswa untuk beberapa sebanyak 9 % siswa yang menjawab benar dan c ontoh pertanyaan berikut : s isanya sebanyak 91% menjawab salah. Miskonsepsi : Benda yang berat pasti akan Miskonsepsi : Jumlah air yang besar membuat t enggelam, benda ringan akan terapung s uatu benda terapung. Blok A dan Blok B keduanya terapung dalam air. Balok D tenggelan dalam air dalam container 1. Andaikan kita tempelkan kedua sisisnya dan kita Ketika balok D diletakkan di kontainaer yang masukkan ke air bersamaan, Bagaimanakah kondisi mempunyai air lebih banyak (container 2), keadaan blok setelah dimasukkan dalam air ? bagimanakah keadaan balok D? ‘Gambar 1. Terdapat balok A dan B dan ditumpuk Jawaban yang benar : Blok akan tetap terapung Gambar 4. Container B memilik jumlah air yang lebih karena pada awalnya blok terapung sehingga banyak memiliki berat yang lebih ringan dari air. Sebanyak 7 Jawaban benar : Tenggelam karena banyaknya air siswa yang benar menjawab terapung, 11 siswa tidak mempengaruhi keadaan benda tersebut menjawab tenggelam, dan 3 siswa tidak menjawab. terapung, melayang, tenggelam. Sebanyak 2 orang Artinya sebanyak hanya 33% siswa yang menjawab menjawab tenggelam, 11 siswa menjawab terapung, benar dan sebanyak 63% siswa yang menjawab salah dan 8 siswa tidak menjawab. Artinya hanya sebanyak d an tidak menjawab. 9% siswa menjawab benar dan sisanya 91% Miskonsepsi : Benda berongga selalu terapung Dua menjawab salah dan tidak menjawab. buah bola yaitu bola A dan bola B dibuat dari bahan Miskonsepsi : Posisi benda mempengaruhi yang berbeda, tetapi mereka mempunyai massa dan k eadaan terapung, melayang, tenggelam. volume yang SAMA. Bola A adalah padat, bola B Ketika balok A ditempatkan dalam air dengan posisi terdapat rongga didalamnya . Jika bola A dimasukkan sebelah kiri maka balok A akan terapung. Sedangkan dalam air maka akan tenggelam, bagaimanakah apabila kita balik ujunganya seperti pada gambar k eadaan bola B? sebelah kanan, bagaimanakah posisi balok A jika kembali diletakkan dalam air? Luar Luar Dalam Dalam Gambar 5. Posisi yang benda yang berubah Gambar 2. Bentuk benda A dan B yang berbeda ISBN: 978-602-72071-1-0 342 sbelumnya. Sehingga dengan adanya identifikasi Jawaban benar : Terapung, karena posisi benda tidak miskonsepsi siswa, maka guru dapat mengetahui cara mempengaruhi keadaan benda dalam air. Sebanyak 17 m engajar yang digunakan. orang menjawab terapung dan 4 siswa menjawab S aran tenggelam. Artinya sebanyak 80% siswa menjawab Berdasarkan kajian penelitian di atas, sampel yang b enar dan 20% siswa menjawab salah. digunakan untuk penelitian sebaiknya ditambah lebih Hasil diatas menunjukkan sebanyak 63% siswa banyak agar hasilnya lebih valid. Soal yang dapat dikatakan mengalami miskonsepsi pada benda dikembangkan sebaiknya ditambah untuk lebih yang berat pasti akan tenggelam. Sebanyak 95,2% mengetahui hasil yang lebih akurat tentang siswa mengalami miskonsepsi pada benda berongga pemahaman siswa. Konsep yang diidentifikasi pasti akan terapung. Ssebanyak 91% siswa mengalami miskonsepisnya sebaiknya diperluas misalnya tentang miskonsepsi pada benda yang terbuat dari bahan yang tekanan hidrostatis dan gaya apung yang dialami oleh keras pasti tenggelam. Sebanyak 91% siswa benda. Sehingga informsi yang didapat oleh guru mengalami miskonsepsi bahwa jumlah air yang akan lebih lengkap. banyak menyebabkan benda terapung, sebanyak 20% s iswa mengalami miskonsepsi pada posisi benda D AFTAR PUSTAKA mempengaruhi keadaan terapung, melayang, Arends, R.I. 2012. Learning to teach. New York: The tenggelam. Hal tersebut bisa disebabkan oleh McGraw-Hill Companies Inc. beberapa faktor diantaranya seperti yang diungkapkan Dahar, R. W. 1988. Teori-teori belajar. Jakarta: Dirjen oleh Sutopo (2012) bahwa miskonsepsi dapat P2LPTK. disebabkan antara lain konsep yang diterima belum Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman lengkap dan konsep yang telah diterima salah. Jadi Umum Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: siswa mungkin belum menerima konsep secara BSNP. lengkap ataupun konsep yang mereka terima bisa jadi salah. Unal (2005) menyatakan miskonsepsi siswa Chang, et all. 2007. Investigating Primary and pada keadaan terapung, melayang dan tenggelam Secondary Students’ Learning of Physics dipengaruhi oleh pengalaman mereka dalam Concept in Taiwan. International Journal of kehidupan sehari-hari. Wahyudi (2013) juga Science Education, 29 (4): 467-468, diakses menyatakan miskonsepsi yang dialami oleh guru tanggal 24 April 2012. sebagai seorang pengajar jelas akan sangat Ellianawati, S. Wahyuni. 2010. Pemanfaatan Model menggangu pemahaman konsep dalam diri siswa, dan Self Regulated Learning Sebagai Upaya cenderung akan menyebabkan miskonsepsi pada Peningkatan Kemampuan Belajar Mandiri siswa juga, sehingga keberhasilan siswa dalam pada Mata Kuliah Optik. Jurnal Pendidikan capaian belajar juga akan sangat terganggu. Fisika Indonesia. (Online) 6(1). Menurut Wagner (2103) kesulitan dalam Gunstone, Richard F., Tao, Ping-Kee. 1997. menghubungkan antara konsep siswa dengan hasil Conceptual Change in Science Through belajar siswa juga dapat diatasi dengan cara Collaborative Learning at the Computer. mengidentifikasi terlebih dahulu konsep-konsep yang Presented at National Association for dimiliki siswa. Identifikasi miskonsepsi yang Research in Science Teaching Annual dilakukan pada saat awal pembelajaran diharapkan Meeting. dapat memberikan informasi dan membantu guru agar dapat melakukan pembelajaran yang sesuai. Posner, et all. 1982. Accomodation of a Scientific Pembelajaran tersebut nantinya diharapkan dapat Conception: Toward a Theory of Conceptual mengubah konsep dan mengurangi miskonsepsi siswa. Change. Science Education- John Wiley and Sons, 88 (2): 211-227. diakses tanggal 20 Mei 2015. PENUTUP Suparno, P. 2013. Miskonsepsi dan Perubahan Kosep S impulan dalam Pendidikan Fisika, Jakaart: PT. Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat Grasindo. disimpulkan bahwa siswa masih mengalami Sutopo, dkk. 2012. Impact of Representational miskonsepsi tentang Hukum Archimedes terutama Approach on The Improvement of Students’ untuk menentukan keadaan terapung, melayang, dan understanding of acceleration. Jurnal tenggelam. Bentuk-bentuk miskonsepsi terbesar yang Pendidikan Fisika Indonesia, (Online), 8 : dialami oleh siswa antara lain 1) Benda yang berat 172. pasti akan tenggelam 2) Benda berongga selalu UNAL, Suat., COSTU, Bayram. 2005. Problematic terapung 3) Benda yang terbuat dari sesuatu yang issue for student : Doses it sink or float ?. keras pasti akan tenggelam 4) Banyaknya air Asia-Pacific on Science Learning and mempengaruhi keadaan terapung, melayang, dan Teaching, (Online) 3 (1). tenggelam. Hal tersebut ditunjukkan dari jawaban Utami, Rahyu., Djudi, Tomo., Arsyid, Syaiful B. siswa yang telah dibahas pada pembahasan 2010. Remediasi Miskonsepsi Pada Fluida Statis Melalui Model Pembelajaran TGT Berbantuan Mind Mapping di SMA. Untan ISBN: 978-602-72071-1-0 343 Wagner, DJ., Carbone, Elizabeth., Lindow, Ashley. 2013. PERC Proceedings published by the American Associayion of Physics Teacher. W ahyudi, Ismu., Muharto, Nengah. 2013. Pemahaman Konsep dan Miskonsepsu Fisika pada Guru Fisika SMA RSBI di Bandar Lampung. Jurnal Pendidikan MIPA, (Online), 14 (1). Yin, Yue., Tomita, Miki K., Shavelson, Richard J. 2008. Diagnosing and Dealing with Student Mixconceptions : Floating and Sinking. University of Hawaii. ISBN: 978-602-72071-1-0 Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 “Mengubah Karya Akademik Menjadi Karya Bernilai Ekonomi Tinggi” 388 Surabaya, 23 Januari 2016 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS 1) Putri Septa Nugrahanggraini 2) Sentot Kusairi 3) Eny Latifah 1),2),3 ) Pendidikan Fisika, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK Miskonsepsi merupakan salah satu penyebab kesulitan siswa dalam belajar fisika. Informasi mengenai miskonsepsi yang dialami siswa perlu didapatkan dan selanjutnya dimanfaatkan dalam proses pembelajaran fisika supaya peserta didik mengalami perubahan konseptual (conceptual change). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi fisika siswa SMA pada materi fluida statis dan kemungkinan faktor penyebabnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey menggunakan angket pada 114 responden di 3 sekolah yang berbeda dan melakukan wawancara pada beberapa guru dan siswa. Berdasarkan hasil analisis angket, diketahui bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada konsep Tekanan Hidrostatis dan Hukum Archimedes. Salah satu bentuk miskonsepsi yang dialami siswa adalah besar gaya apung pada benda tergantung dari volume fluidanya. Kemungkinan penyebab miskonsepsi pada siswa tersebut adalah metode pembelajaran yang digunakan di sekolah masih kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruk pengetahuannya. Dapat disimpulkan bahwa tingginya miskonsepsi siswa pada materi fluida statis dikarenakan metode pembelajaran yang kurang sesuai. Kata Kunci: miskonsepsi, fluida statis ABSTRACT The misconception is one of the causes of the difficulties students in learning physics. Information about misconceptions experienced by students need to be obtained and subsequently used in physics learning process so that students experience a change of conceptual. This study aims to identify misconceptions physics high school students on a static fluid material and the possible causes. The method used in this research is a survey method using questionnaire on 114 respondents in three different schools and do interviews on some teachers and students. Based on the results of questionnaire analysis, it is known that students have misconceptions on the concept and the Law Hydrostatic Pressure Archimedes. One form misconceptions experienced by students is large buoyant force on an object depends on the volume of the fluid. Possible causes misconceptions on these students are learning methods used in schools still less provide the opportunity for students to construct knowledge. It can be concluded that high student misconceptions in the static fluid material due to the lack of appropriate teaching methods. Keywords: misconception, static fluid P ENDAHULUAN dalam IPA fisika didasarkan pada hasil pengamatan tentang Mata pelajaran Fisika merupakan salah satu bagian dari a lam dan gejala-gejalanya. IPA yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam Dalam pembelajaran fisika, diharapkan siswa mampu secara sistematis, berupa penemuan, penguasaan kumpulan memahami dan menguasai konsep-konsepnya serta dapat pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Osman prinsip-prinsip serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam dan Sukor (2013: 434), konsep yang dimiliki siswa juga menerapan pengetahuan di dalam kehidupan sehari-hari dapat berasal dari pengalaman sehari-hari ketika (Depdiknas, 2003: 2). Selain itu, Sears dan Zemansky (1994: berinteraksi dengan alam sekitarnya. Akan tetapi, seringkali 1) menyatakan bahwa IPA Fisika merupakan ilmu yang guru menemukan bahwa siswa memiliki konsepsi yang bersifat empiris, artinya setiap hal yang dipelajari berbeda dengan konsep para ahli yang telah ISBN: 978-602-72071-1-0 389 diyakini kebenarannya. Berg (1991: 10) menyatakan Berdasarkan kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa konsepsi siswa yang berbeda atau bertentangan bahwa guru lebih dominan sebagai pengendali dan aktif dalam d engan konsepsi para ahli disebut miskonsepsi. mentransfer pengetahuan sehingga siswa kurang Miskonsepsi merupakan pemikiran siswa yang berbeda mengembangkan potensi terhadap pemahaman konsep yang dengan pemikiran yang menjadi kesepakatan para ahli. dimilikinya. Sehingga perlu untuk melakukan identifikasi Miskonsepsi dapat berbentuk konsep awal, kesalahan dengan baik supaya guru bisa melakukan tindakan yang tepat hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan untuk menyelesaikan masalah miskonsepsi tersebut. intuitif atau pandangan yang salah (Yuliati, 2008), dan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dapat juga berbentuk interpretasi konsep yang salah (Novak miskonsepsi siswa dan mengetahui kemungkinan faktor dan Gowin, 1984). Miskonsepsi menyebabkan siswa penyebabnya. Dari penelitian ini diharapkan dapat cenderung menolak pengetahuan baru yang diperoleh membantu siswa mengatasi miskonsepsi dan mengkonstruk dalam pembelajaran. Penolakan tersebut terjadi jika proses ulang konsepsinya supaya terhindar dari miskonsepsi yang asimilasi dan akomodasi tidak tercapai dengan baik dalam berkelanjutan. p ikiran siswa. Salah satu penyebab miskonsepsi yang dialami oleh M ETODE PENELITIAN siswa adalah metode pembelajaran di sekolah. Metode Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini pembelajaran dan pelaksanaannya di kelas sangat adalah deskriptif menggunakan metode survey. Penelitian berpengaruh terhadap terjadinya miskonsepsi (Yuliati, ini merupakan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi 2008). Siswa yang menerima pembelajaran dengan metode miskonsepsi dan mengetahui kemungkinan faktor ceramah saja tanpa pernah melakukan kegiatan berdasarkan penyebabnya. Hasil studi pendahuluan selanjutnya konteks akan cenderung mengalami miskonsepsi. Untuk itu digunakan untuk menentukan metode pembelajaran yang perlu mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi tepat untuk mengatasi miskonsepsi dan penyebabnya f luida statis. t ersebut. Miskonsepsi yang sering terjadi pada materi fluida Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA statis diantaranya siswa menganggap bahwa tekanan fluida berjumlah 114 siswa yang berasal dari 3 sekolah berbeda di semua titik sama (Loverude, M.E. dkk, 2010; yaitu SMAN 1 Puri Mojokerto, SMAN 2 Kota Mojokerto, Goszewski, dkk., 2012), peristiwa terapung melayang, dan d an SMAN 3 Kota Mojokerto. tenggelam pada suatu benda dipengaruhi oleh massa benda Instrumen yang digunakan berupa angket yang terdiri dari dan suatu benda tenggelam dikarenakan berat benda sejumlah pertanyaan dengan jawaban yang telah disediakan (Utami, R. dkk., 2014), arah gaya apung pada benda dalam dan 5 soal uraian terkait konsep fluida statis. Data yang fluida selalu ke atas (Bierman, dkk., 2003), gaya apung diharapkan berupa hasil angket yang telah diisi oleh siswa dan sebanding dengan massa, kedalaman, dan volume zat cair konsepsi siswa terhadap konsep fluida statis. Butir-butir pada d alam suatu wadah (Wagner, D.J. dkk., 2013). angket digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan yang Salah satu upaya untuk mengatasi miskonsepsi adalah dialami siswa dalam pembelajaran fisika yang mungkin dengan melibatkan siswa dalam kegiatan mempraktikkan menjadi penyebab miskonsepsi. Pada bagian akhir angket dan menemukan sendiri konsep-konsep fisika yang disediakan kolom kosong yang harus diisi siswa mengenai dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan saran dan kritik terhadap pembelajaran fisika. Selain itu juga kegiatan pembelajaran secara bermakna, yang akan melakukan wawancara terhadap beberapa guru yang berkaitan terwujud jika dilakukan dengan beberapa metode ilmiah dengan angket tersebut. disertai dengan penalaran kognitif terhadap data yang diperoleh maupun gejala alam yang teramati siswa H ASIL DAN PEMBAHASAN ( Wilhelm, dkk., 2007). Untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa, peneliti Pada kenyataannya, siswa jarang melakukan kegiatan menggunakan soal uraian pada materi fluida statis. praktikum untuk membangun konsep. Suhdi, dkk. (2012) Berdasarkan analisis jawaban soal uraian siswa, dengan mengungkapkan bahwa aktivitas belajar yang tampak yaitu b unyi soal: aktivitas memperhatikan pelajaran (42,52%), aktivitas Perhatikan gambar di bawah! bertanya (34,48%), menjawab pertanyaan (35,63%), dan aktivitas melakukan praktikum tidak ada. Pembelajaran yang seharusnya digunakan pada pelajaran fisika adalah pembelajaran yang terdapat kegiatan demonstrasi atau eksperimen dengan tujuan untuk memberikan pengalaman konkret untuk membantu siswa memahami konsep fisika agar pengetahuan lebih bermakna. Selain itu juga, Santyasa, dkk Dua besi yang identik masing-masing dimasukkan (2006) menyatakan bahwa metode ceramah klasik (16,7%), pada wadah berbeda yang berisi air. Wadah A model pemberian informasi langsung dari guru ke siswa memiliki volume air lebih besar daripada wadah (9,3%), dan metode ceramah tanya jawab (74%). B. Bagaimanakah gaya Archimedes yang terjadi ISBN: 978-602-72071-1-0 390 pada besi di wadah A dan di wadah B jika kedua motivasi siswa terhadap mata pelajaran fisika, metode besi tenggelam dalam air? Jelaskan pendapatmu! pembelajaran yang dilakukan guru, dan kegiatan (wadah A dan wadah B memiliki bentuk dan pembelajaran yang dialami siswa. Miskonsepsi siswa yang ukuran yang sama) teridentifikasi harus segera diatasi jika miskonsepsi tersebut Dari jawaban siswa diperoleh 42,1% siswa mengalami berkaitan dengan kurangnya kemampuan siswa dalam miskonsepsi pada konsep gaya apung pada suatu benda memecahkan masalah fisika, terutama dalam kehidupan yang tercelup dalam fluida. Saifullah (2015) melalui nyata. Miskonsepsi siswa yang berkelanjutan menyebabkan penelitiannya menemukan 38,3% siswa mengalami miskonsepsi pada konsep selanjutnya karena konsep fisika miskonsepsi pada konsep gaya apung pada suatu benda s aling berkaitan. yang tercelup dalam fluida. Salah seorang siswa menjawab Pembahasan dilakukan berdasarkan hasil angket yang b ahwa: telah diisi oleh siswa dan hasil wawancara terhadap “Gaya Archimedes benda pada wadah B akan b eberapa siswa dan guru. lebih besar. Karena volume fluida wadah B lebih Fisika dengan sifatnya yang kompleks dan rumit sedikit sehingga kedalaman benda B lebih kecil. menyebabkan siswa beranggapan bahwa fisika merupakan Gaya Archimedes berbanding terbalik dengan mata pelajaran yang sulit (Aritonang, 2008; Wijayanti, kedalaman” dkk., 2010; Suhdi, dkk., 2012). Sebesar 67,5% siswa Jawaban siswa ini telah mendeskripsikan bahwa siswa mengatakan bahwa materi fisika membingungkan dan sulit mengalami miskonsepsi. Konsep yang sebenarnya adalah dipahami. Seorang siswa mengatakan “Saya mengalami Gaya Archimedes tidak dipengaruhi banyaknya volume kesulitan dalam belajar fisika karena banyak rumus yang fluida pada wadah yang mengakibatkan kedalaman benda dihafalkan tanpa memahami konsep dan ada beberapa berbeda. Sehingga gaya Archimedes yang terjadi pada besi materi yang saya anggap abstrak sehingga saya sulit yang dicelupkan di wadah A maupun di wadah B sama memahami konsep fisika”. Sebesar 15,8% siswa besar. Hal ini dikarenakan besar gaya apung selalu sama mengatakan bahwa materi pelajaran fisika mudah dipahami dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda (Serway dan menyenangkan. Siswa mengatakan mudah karena & Jeweet, 2009: 647). metode pembelajaran yang dilakukan guru menyenangkan. Selain itu, sebesar 36,8% siswa juga mengalami Respon siswa terhadap metode pembelajaran yang selama miskonsepsi pada konsep tekanan hidrostatis dengan bunyi i ni sudah dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut. s oal sebagai berikut. Tabel 1. Persentase Respon Siswa Terhadap Metode Empat buah titik tercelup dalam sebuah bejana yang Telah Dilakukan oleh Guru berhubungan berisi air seperti pada gambar di No. Pernyataan % bawah ini. 1 Metode ceramah 59,6 2 Metode demonstrasi 7,8 3 Metode praktikum 19,2 4 Metode diskusi 6,2 5 Metode tanya jawab 7,2 Berdasarkan Tabel 1 telah diketahui bahwa siswa lebih senang apabila belajar dengan metode ceramah. Dalam pembelajaran tersebut guru menyampaikan materi kepada Di titik manakah yang memiliki tekanan siswa selanjutnya memberikan latihan soal yang terkait hidrostatis sama besar? Jelaskan alasanmu! sehingga proses pembelajaran tanpa melibatkan siswa Sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi pada konsep ( pasif). tekanan hidrostatis pada satu garis horizontal adalah sama Metode yang dilakukan oleh guru selama proses besar (Saifullah, 2015). Seorang siswa menyatakan bahwa pembelajaran di kelas akan mempengaruhi cara belajar “titik A, B, dan D yang memiliki tekanan siswa pada mata pelajaran tersebut. Selanjutnya, akan hidrostatis sama besar. Karena titik A, B, dan D mempengaruhi juga kebermaknaan suatu materi pelajaran memiliki kedalaman yang sama dari permukaan terhadap diri mereka. Berikut adalah pendapat siswa fluida” terhadap cara belajar fisika yang mereka sukai. Jawaban siswa tersebut mengalami miskonsepsi karena siswa kurang mampu menganalisis jawaban. Konsep yang sebenarnya adalah tekanan hidrostatis akan sama besar pada titik-titik yang terletak dalam satu garis mendatar pada Tabel 2. Persentase Cara Belajar Fisika yang bejana berhubungan. Sehingga tekanan hidrostatis di titik C Disukai Siswa d an D adalah sama besar. No. Pernyataan % Berdasarkan data hasil penelitian dapat dinyatakan 1 Latihan soal 68,4 bahwa miskonsepsi pada materi fluida statis kemungkinan 2 Kegiatan Praktikum 7,0 dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya minat dan 3 Diskusi dengan teman 13,2 ISBN: 978-602-72071-1-0 391 4 Menghafal rumus 7,9 Berg, E. V (Ed). (1991). Pembuatan Instrumen Tes 5 Memahami konsep 3,5 Diagnostik Fisika SMA Kelas XI. Jurnal Pendidikan Fisika. 1(1): 111-117. Berdasarkan Tabel 2 telah diketahui bahwa 68,4% Berg, E. (1991). Miskonsepsi Fisika dan siswa lebih menyukai belajar fisika dengan latihan soal. Remediasi. Hal ini disebabkan karena kebiasaan yang dilakukan guru Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. dalam proses pembelajaran dengan memberikan latihan Bierman, Jeffrey, and Eric Kincanon. (2003). Recosidering soal sehingga siswa lebih mudah memahami materi Archimedes principle. The Physics Teacher, 41.6, , b erdasarkan cara tersebut. pp 340-344. Dari penjelasan uraian di atas, maka dapat disimpulkan Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran bahwa guru masih menerapkan metode pembelajaran klasik Fisika. Jakarta: Balitbang Depdiknas. dan monoton. Penelitian yang dilakukan oleh Khaerunisa, Goszewski, M., Moyer, A., Bazan, Z., & Wagner, D. J. dkk., (2012) menyatakan bahwa pembelajaran masih (2012). Exploring student difficulties with pressure berpusat pada guru (teacher centered) sehingga in a fluid. Physics Eeducation Research mengakibatkan siswa pasif. Keterlibatkan siswa di dalam Conference, vol. 1513(1), pp 154-157. proses pembelajaran lebih banyak mendengarkan dan K haerunisa, F., SARwi, & Hindarto, N. (2012). Penerapan menulis apa yang disampaikan guru. Hal tersebut Better Teaching and Learing Berbasis mengindikasikan bahwa proses pembelajaran masih belum Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan berlangsung secara interaktif karena rendahnya keaktifan Berpikir Logis dan Keaktifan Siswa. Unnes Physics siswa. Marnita (2012) menyatakan bahwa belajar suatu Education Journal, vol. 1(2), pp 32-37. konsep sains dapat dilakukan melalui pembelajaran secara Loverude, M. E., Heron, P. R. L., & Kautz, C. H. (2010). aktif dan kreatif dalam menemukan sebuah fakta ilmiah Identifying and addressing student difficulties with atau konsep, sehingga siswa menguasai konsep yang rumit hydrostatic pressure, American Journal of Physics, dan abstrak melalui contoh fakta ilmiah nyata dan sesuai vol. 78(1), pp 75-85. pokok bahasan (Berg, 1991). Marnita. (2012). Model Multimedia Interaktif Berbasis Gaya Belajar Untuk Meningkatkan Penguasaan U CAPAN TERIMA KASIH Konsep Pendahuluan Fisika Zat Padat. Jurnal Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Pendidikan Fisika Indonesia. (8): 74-82. lembaga yang telah memberikan kontribusi pada data Novak, J.D. & Gowin, D.B. (1984). Learning How To penelitian, yaitu SMAN 1 Puri Mojokerto, SMAN 2 Kota Learn. Cambridge: University Press. (Online). Mojokerto, dan SMAN 3 Kota Mojokerto. Tanggal akses 25 November 2015. http://web.stanford.edu/dept/SUSE/projects/ireport/ PENUTUP articles/concept_maps/The%20Theory%20Underly S impulan ing%20Concept%20Maps.pdf Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat Osman, K & Sukor, N.S. (2013). Conceptual Understanding disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SMA mengalami In Secondary School Chemistry: A Discussion of miskonsepsi belajar fisika pada materi fluida statis terutama The Difficulties Experienced By Students. konsep Tekanan Hidrostatis sebesar 36,8% dan Hukum American Journal of Applied Sciences. 10(5): 433- Archimedes sebesar 42,1%. Hal ini kemungkinan 441. dikarenakan adanya beberapa faktor yang menyebabkan Saifullah, A.N. (2015). Pengembangan Instrumen siswa mengalami kesulitan belajar fisika. Faktor-faktor Diagnostik Three-Tier untuk Mengidentifikasi tersebut antara lain minat dan motivasi siswa terhadap mata Miskonsepsi Materi Fluida Statis pada Siswa Kelas pelajaran fisika, metode pembelajaran yang dilakukan guru, X MIA. Jurnal Ilmu Pendidikan. (Online), d an kegiatan pembelajaran yang dialami siswa. http://fisika.um.ac.id/download/cat_view/107- S aran artikel-skripsi-mahasiswa/126-semester-genap- Metode pembelajaran yang dilakukan di sekolah lebih 20142015.html, diakses tanggal 2 Desember 2015. kreatif dan berinovasi sehingga siswa terlibat aktif dalam Santyasa, I.W. (2011). Pembelajaran Inovatif: Model pembelajaran dan menghindari terjadinya miskonsepsi. Kolaboratif, Basis Proyek, dan Orientasi NOS. Makalah. Disajikan dalam Seminar di SMAN 2 D AFTAR PUSTAKA Semarapura, tanggal 27 Desember 2006 di Aritonang, T.K. (2008). Minat dan Motivasi dalam Belajar Semarapura. Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur-No/Tahun ke-7 Sears dan Zemansky. (1994). Fisika Universitas Jilid 1. Juni 2008, (Online), diakses 7 Desember 2015, Jakarta: Erlangga. http://eprints.uny.ac.id/ Serway, R.A & Jeweet, J.W. (2009). Physics for Science and Engineers with Modern Physics (Ed. 9, Terjemahan). Jakarta: Salemba Teknik. ISBN: 978-602-72071-1-0 392 S uhdi, Suprihati, T, & Asutik, S. (2012). Peningkatan Aktivitas dan Ketuntasan Hasil Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Performance Assessment dalam Pembelajaran IPA Fisika SMPN 1 Wonosari, Jurnal Pembelajaran Fisika, vol. 1(3), pp 278-284. Utami, R., Djudin, D. & Arsyid, S. B. (2014). Remediasi Miskonsepsi Pada Fluida Statis Melalui Model Pembelajaran TGT Berbantuan Mind Mapping Di SMA. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, (Online), 3(12): 1-12, (http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/vie w/8181.pdf), diakses tanggal 3 November 2015. Y uliati, L. (2006). Pengembangan Pembelajaran IPA (Online). Tanggal akses 28 November 2015. http://pijpgsd.dikti.go.id/file/php/1/repository/dikti/ BA_DIPBPJJ+BATCH+1/Pengembangan%20Pem belajaran%20IPA%20SD/sktdanrkt/Halaman%20 Muka%20Latihan%20Inisiasi.pdf. W agner, D.J., Carbone, E., & Lindow, A. (2013). Exploring Student Difficulties with Buoyancy, Physics Education Research Conference, Portland, July, pp 357-360. Wijayanti. (2010). Penerapan Konseling Kelompok dengan Strategi Self-Management untuk Mengurangi Kebiasaan Bermain Video Games, Hasil Penelitian, Surabaya: Unesa Unipress. ISBN: 978-602-72071-1-0

Description:
SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa masih mengalami miskonsepsi dalam Yin dkk (2008) menyatakan miskonsepsi terbesar yang
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.