ebook img

METODE PENDIDIKAN AQIDAH DALAM TRADISI PROPETIK NABI MUHAMMAD SAW Oleh : M PDF

20 Pages·2017·0.78 MB·English
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview METODE PENDIDIKAN AQIDAH DALAM TRADISI PROPETIK NABI MUHAMMAD SAW Oleh : M

METODE PENDIDIKAN AQIDAH DALAM TRADISI PROPETIK NABI MUHAMMAD SAW Oleh : M. AkmansyahW Abstract The Islamic doctrine and beliefs (aqidah) is the important component of the Islamic education subject. Teaching the aqidah iscritical issue to give Muslims young generations convincing answers to these world modern challengers. The main objective of teaching Islamic doctrine should be to reinforce our young Muslims with the intellectual and spiritual weapons that can stand to the globalization. This research analyze and try to find the DQVZHU(cid:3)RI(cid:3)·:KDW(cid:3)LV(cid:3)WKH(cid:3)DTLGDK(cid:3)HGXFDWLRQ(cid:3)IRU(cid:3)WKH(cid:3)FKLOGUHQ(cid:3)LQ(cid:3)WKH(cid:3) 3URSKHWLF(cid:3)+DGLWK(cid:3)SHUVSHFWLYHV(cid:3)"(cid:17)(cid:181) The study used the qualitative research approach that explore and research topics that require the research questions in detail. The study used the library research design where the data were collected through literatures analysis. The data were managed and analyzed using descriptive analysis research. This study found that the main objective of teaching aqidah is to produce the young Muslims generations that have God consciousness in all aspect of life. There are five basic materials in aqidah education based on the prophetic Hadith, WHDFKLQJ(cid:3)WKH(cid:3)ZRUG(cid:3)·OD(cid:3)LODKD(cid:3)LOD(cid:3)$OODK(cid:181)(cid:15)(cid:3)SODQWLQJ(cid:3)WKH(cid:3)ORYH(cid:3)$OODK(cid:3)LQ(cid:3) their soul and feel supervised by Him, planting the love Prophet Muhammad SAW and his family, teaching them the Qur'an, and educating them to hold firmly the aqidah and will sacrifice for it. There are three basic principles used in Prophetic Hadits on aqidah education: First, planting the correct aqidah, (by teaching the faith from early age, providing an explanation and assertion through parable method (matsal), using visual aid, the story method and the question and answer method), and taking the advantage of every opportunity. Second, correcting the mistake by using the advice method, testing and strengthening their faith, (through reasoning and giving alternative, showing the mistake, W Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung 150 Ijtimaiyya, Vol. 7, No. 1, Februari 2014 and expressing anger), warning the impact, criticizing and SXQLVKPHQW(cid:3) PHWKRG(cid:17)(cid:3) 7KLUG(cid:15)(cid:3) NHHSLQJ(cid:3) WKH(cid:3) FKLOGUHQ•V(cid:3) IDLWK(cid:3) E\(cid:3) supporting them to hold firmly the al-4XU•DQ(cid:3) DQG(cid:3) DO-Sunnah, avoiding conflict areas (fitan), avoiding doubtful (syubhât) and maintaining their faith with good deed. Kata Kunci: education, aqidah, and prophetic Hadits. A. Pendahuluan Kekuatan aqidah yang terdapat dalam diri seseorang merupakan kekuatan yang dahsyat dan besar. Kekuatan aqidah ini bahkan menjadi kekuatan penghubung antara seorang hamba dan Allah sebagai Khâliq. Sementara itu kekuatan jasadiyah yang ada pada manusia sangat terbatas. Ia hanya bisa mengetahui apa yang diketahui oleh pancaindera saja. Demikian pula halnya dengan kekuatan akal. Akal dibatasi oleh dimensi waktu dan tempat. Kekuatan aqidah ini tidak pernah dibatasi oleh apa pun. Ia adalah satu-satunya kekuatan yang menghubungkan manusia dengan Allah.1 Anak dalam sisinya sebagai makhluk Allah SWT dengan segala potensi dinamisnya yang sempurna dan terbaik bila dibandingkan dengan makhluk-Nya yang lain. Kelebihan manusia tersebut bukan hanya sekedar berbeda susunan fisik, tetapi aspek rohaninya juga. Keduanya memiliki potensi yang sangat mendukung bagi proses aktualiasasi diri pada posisinya sebagai makhluk mulia. Integritas kedua unsur tersebut bersifat aktif dan dinamis sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman di mana manusia berada. Potensi material dan spiritual itu manjadikan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah terbaik.2 Rasulullah SAW meletakkan kaidah mendasar bahwa seorang anak tumbuh dan berkembang mengikuti agama kedua orangtuanya.3 Anak dilahirkan dilengkapi dengan berbagai macam 1Muhammad Quthb, Manhaj al-Tarbiyah al-Islâmiyyah, (Dâr al-Syurûq, 1400H), h. 41-44 2Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Manusia Berkualitas, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994), h. 28-29; MuhammadBuraey, Islam Landasan Alternatif Administrasi Pembangunan, terj. Achmad Nashir Budiman, (Jakarta: Rajawali, 1986), h. 97 3Imam Ahmad Ibn Hanbal, Musnad al-Imâm Ahmad, (Bairût: Dâr al- Kutub al-•,OPL\\DK(cid:15)(cid:3)(cid:20)(cid:28)(cid:28)(cid:22)(cid:12)(cid:15)(cid:3)-X](cid:3),,(cid:15)(cid:3)K(cid:17)(cid:3)(cid:22)(cid:20)(cid:21) Jurnal Pengembangan Masyarakat $VXUDQVL(cid:3)GDQ(cid:3)3HQJJDGDLDQ«(cid:17)(cid:17)(cid:11)Uswatun Khasanah) 151 persiapan atau potensi. Karena itulah, dia siap untuk menempuh MDODQ(cid:3)SHWXQMXN(cid:3)GDQ(cid:3)NHEDLNDQ(cid:17)(cid:3)¶$Ov(cid:3)¶$EGXO(cid:3)Halîm menegaskan bahwa Islam sangat memperhatikan aspek aqidah anak. Potensi ini merupakan sentral dan kekuatan penghubung yang bisa menghubungkan manusia dengan Allah. Islam memiliki cara tersendiri dalam melakukan pendidikan aqidah, yaitu dengan cara mengintensifkan komunikasi dengan Allah setiap saat.4 Nabi Muhammad SAW adalah sosok pendidik agung bagi umat manusia. Meskipun pendidik pertama_sebagaimana diyakini umat Islam_adalah Allah SWT, sedangkan para Rasul adalah manusia sempurna, insân kâmil dipilih Allah menyampaikan wahyu melalui bimbingan dan pendidikan.5 )UDVH(cid:3)¶PHPEDFDNDQ(cid:3)D\DW-ayat- 1\D•(cid:3) GDQ(cid:3) ¶PHQVXFLNDQ(cid:3) PHUHND•(cid:3) PHQXQMXNNDQ(cid:3) EDKZD(cid:3) GLD(cid:3) (Muhammad) mengajar mereka makna-makna al-4XU•DQ(cid:3) VHFDUD(cid:3) gradual, membimbing mereka menjadi manusia sempurna melalui kesempurnaan spiritual.6 Rasulullah menggunakan setiap celah kesempatan untuk mendidik akidah dan memberikan nasihat serta arahan-arahan rohani kepada peserta didiknya. Pengajaran dan petunjuknya merupakan bukti terkuat atas bentuk pengajaran dan pendidikan paling agung yang pernah ada di dunia. Dari hal itu segera disadari betapa Rasulullah merupakan sosok yang tentunya lebih mulia dibandingkan tokoh-tokoh yang telah populer dalam dunia dan sejarah pendidikan.7 Jika para sahabat menganggap Rasulullah sebagai guru, an actual teacher bisa dilihat sehari-hari dengan mata kepala sendiri, dewasa ini kaum Muslimin memandang Rasulullah sebagai guru imajiner tetapi efektif. Yakni guru yang belum pernah ditemui 4$OL(cid:3) ¶$EGXO(cid:3) +DOvP(cid:3) 0DKPXG(cid:15)(cid:3) al-Tarbiyah al-Rûhiyyah, (Pendidikan Ruhani), terj. Abdul Hayyie al-Kattâni, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h. 69- 70 5Lihat QS. Ali ¶Imrân/3: 79 6Fethullah Gulen, Versi Terdalam: Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW., (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. ke-1. h. 193. Frase yang dimaksud adalah potongan ayat ke 2 dari surah al--XP•DK(cid:17) 7Abd al-Fattâh Abû Ghuddah, 40 Strategi Pembelajaran Rasûlullâh, terj. Sumedi, R.Umi Barorah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h. 4-5 Program Pascasarjana IAIN Raden Intan 152 Ijtimaiyya, Vol. 7, No. 1, Februari 2014 dengan mata kepala, tetapi kedekatan mereka dengannya dan dengan ajaran-ajarannya terasa tidak terbatasi oleh ruang dan waktu.8 Athiyah Al-Abrasy menyebut Muhammad sebagai guru pertama dan pendidik umat manusia yang mengajarkan kebenaran dan keadilan sejati.9 Melalui cara-caranya mempersiapkan aqidah anak yang menjadikan mereka di kemudian hari sebagai sosok-sosok pribadi yang cerdas aqidah adalah letak pentingnya mengkaji dan melihat Muhammad SAW sebagai tokoh dan pemimpin besar: seorang pemimpin yang diakui oleh Armstrong tidak seperti Kristus, Nabi Muhammad SAW bukanlah figur kegagalan, tetapi beliau merupakan figur dengan keberhasilan yang mengagumkan (a dazzling success).10 Fokus artikel ini adalah pada pendidikan yang teladani Nabi Muhammad SAW dalam upaya mengembangkan potensi aqidah anak. Adapun rumusan masalahnya adalah(cid:29)(cid:3) ·Bagaimanakah metode pendidikan aqidah dalam tradisi prophetic Nabi Muhammad SAW "(cid:3)(cid:181)(cid:3) Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, di mana (cid:3)kaidah-kaidah yang dibangun dalam studi ini mengikuti kaidah penelitian tersebut.11 (cid:3)Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan melalui penelusuran data terhadap sumber data primer dan sekunder dengan menggunakan teknik studi kepustakaan (library research). Starategi analisis data yang digunakan DGDODK(cid:3)VWUDWHJL(cid:3)DQDOLVLV(cid:3)¶NXDOLWDWLI•(cid:15)(cid:3)VWUDWHJL(cid:3)LQL(cid:3)GLPDNVXGNDQ(cid:3)EDKZD(cid:3) analisis bertolak dari data dan bermuara pada kesimpulan- 8$EGXUUDKPDQ(cid:3) 0DV•XG(cid:15)(cid:3)·0XKDPPDG(cid:3)6DQJ(cid:3),QVDQ(cid:3) .DPLO(cid:15)(cid:181)(cid:3)3HJDQWDU(cid:3) buku Muhammad Sang Pendidik, karya Moh. Slamet Untung, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2005), h. vii 9M. ¶Athiyyah Al-Abrasyi, Keagungan Muhammad Rasûlullâh, terj. Muhammad Tohir dan Abulaila, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1985), Cet. ke-1, h. 133. 10Karen Amstrong, History of God, (New York: Ballantine Book, 1994), h. 366 11Arief Furchan dan Agus Maiun, Studi Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 15 Jurnal Pengembangan Masyarakat $VXUDQVL(cid:3)GDQ(cid:3)3HQJJDGDLDQ«(cid:17)(cid:17)(cid:11)Uswatun Khasanah) 153 kesimpulan umum.12 Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan metode content analysis. Menurut Weber, sebagaimana yang dikutip oleh Moleong, content analysis ialah metode penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku.13 C. Pembahasan 1. Tujuan Pendidikan Aqidah Tujuan menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan terbina dari suatu proses pendidikan. Suatu tujuan memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang dicita-citakan dari suatu kurikulum. Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula dalam pemilihan isi/bahan ajar, metode pembelajaran, media, dan evaluasi. Bahkan, dalam berbagai model pengembangan kurikulum, tujuan dianggap sebagai dasar, arah, dan patokan dalam menentukan komponen-komponen lainnya. Tujuan pendidikan aqidah berdasarkan pada Hadits Nabi Muhammad SAW antara lain untuk memungkinkan kewaspadaan hati yang terus-menerus, bukan sesaat, tetapi yang bersifat konstan dan nyata. Dampak yang paling indah dari kewaspadaan hati seperti penjelasan Rasulullah SAW, ketika ditanya tentang tanda- tanda masuknya cahaya iman ke hati, maka ciri-cirinya adalah sebagaimana sabda beliau: (cid:254)(cid:243)´˜ß(cid:3)(cid:242)ƒº(cid:3)'(cid:2)ł(cid:244)(cid:243)(cid:3)fiƒ(cid:190)(cid:224)‹˙(cid:15)ƒ´(cid:3)(cid:157)(cid:176)´´(cid:228)(cid:243)ƒ(cid:3)(cid:176)ƒfi(cid:3)œ(cid:223)(cid:3)?¢·‹(cid:243)ƒ´(cid:3)(cid:157)fi(cid:2)(cid:244)lƒ(cid:3)(cid:176)ƒfi(cid:3)D⁄(cid:3)¤¥›(cid:13)ƒ 14 12Burhan Bungin (ed), Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2001), h. 209 13Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2001), h. 179 14Al-Baihaqi, Kitab al-$VPD•(cid:3)ZD(cid:3)DO-Shifât(cid:15)(cid:3)(cid:11)4kKLUDK(cid:29)(cid:3)’kU(cid:3),K\k•(cid:3)DO-Turâts al-¶$UDEL(cid:15)WW(cid:12)(cid:15)(cid:3)-X](cid:3),(cid:15)(cid:3)K(cid:17)(cid:3)(cid:21)(cid:24)(cid:27) Program Pascasarjana IAIN Raden Intan 154 Ijtimaiyya, Vol. 7, No. 1, Februari 2014 Artinya: ·.HULQGXDQ(cid:3)NHSDGD(cid:3)NDPSXQJ(cid:3)NHDEDGLDQ(cid:15)(cid:3)PHUDVD(cid:3)MDXK(cid:3)GDUL(cid:3) dunia yang menipu, bersiap-VLDS(cid:3)XQWXN(cid:3)PHQJKDGDSL(cid:3)NHPDWLDQ(cid:17)(cid:181)(cid:3) Selain itu, pendidikan aqidah juga bertujuan untuk mewujudkan kehadiran hati secara permanen dengan Allah, ketergantungan yang kuat dengan Yang Maha Kuasa, seperti jawaban Rasulullah SAW saat ditanya tentang ihsan. Beliau menjawab, 15(cid:253)ƒ´«(cid:3)(cid:238)ß(cid:152)(cid:239)(cid:3)f(cid:3)(cid:190)ƒ(cid:224)«(cid:3)(cid:192)¢ Artinya: ·0HQ\HPEDK(cid:3)$llah seolah-olah kamu melihat-1\D(cid:17)(cid:181) Keadaan itu akan terwujud jika hati terus menerus dipasoki cahaya keimanan, sehingga hati menjadi bercahaya, sehat dan putih. Dampaknya adalah tunduknya perasaan, perilaku secara total kepada Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ·%DUDQJVLDSD(cid:3) PHQFLQtai, membenci, memberi, dan menolak, NDUHQD(cid:3)$OODK(cid:15)(cid:3)PDND(cid:3)VHPSXUQDODK(cid:3)LPDQQ\D(cid:17)(cid:181)16 Seorang hamba tidak akan mencapai hakikat iman, hingga ia yakin bahwa apa yang menimpanya tidak akan luput darinya, serta apa yang luput darinya tidak akan PHQLPSDQ\D(cid:17)(cid:181)17 2. Materi Pendidikan Aqidah Materi pendidikan menempati posisi yang penting dan turut menentukan kualitas pendidikan. Materi pendidikan adalah seperangkat bahan yang dijadikan sajian dalam aktivitas pendidikan.18 Setidaknya ada lima materi dasar di dalam pendidikan akidah berdasarkan sunnah Nabi, yaitu: 15Muslim ibnu Hajjaj Abu Hasan al-Qusyairi al-Nisaburi, Shahih Muslim, (cid:11)’DU(cid:3),K\D•(cid:3)7XUDV(cid:3)DO-•$UDEL(cid:15)(cid:3)%DLUXW(cid:15)(cid:3)(cid:20)(cid:22)(cid:28)(cid:21)+(cid:12)(cid:15) No. Hadits 106 16 Abu Dâwud, Al-Sunan, (Beirut: Dar al-Hadits, 1388), Juz IV, h. 354, No. Hadits 4683 17Abu Bakr al-Bazzar, Al-Bahr al-Zukhâr bi Musnad al-Bazzâr, (Madinah al-Munawarah: Maktabah al-Ulum wa al-Hikam, 2009), h. 10-13 18http://aluswah.blogdetik.com. Jurnal Pengembangan Masyarakat $VXUDQVL(cid:3)GDQ(cid:3)3HQJJDGDLDQ«(cid:17)(cid:17)(cid:11)Uswatun Khasanah) 155 a) Mengajarkan Kalimat Tauhid Rasulullah SAW bersabda, (cid:3)'(cid:2)mƒ(cid:3)(cid:190)(cid:252)(cid:223)(cid:3)(cid:246)(cid:255)(cid:2)(cid:252)(cid:236)(cid:243)´(cid:3)f(cid:3)(cid:15)⁄(cid:3)(cid:254)(cid:243)⁄(cid:3)(cid:16)¥ ¤ł(cid:244)(cid:239)(cid:3)(cid:190)´¢(cid:3)(cid:246)(cid:240)ߢ(cid:8)ƒˇ(cid:3)(cid:4)(cid:244)(cid:223)(cid:3)ƒ(cid:2)‚‹(cid:231)ƒ 19(cid:11)(cid:4)(cid:236)(cid:0)(cid:8)ƒ(cid:243)ƒ(cid:3)(cid:253)ƒ´(cid:176)(cid:12)(cid:3)f(cid:3)(cid:15)⁄(cid:3)(cid:254)(cid:243)⁄(cid:3)(cid:15) $UWLQ\D(cid:29)(cid:3)·0XODLODK(cid:3)(cid:11)DMDUNDQ(cid:12)(cid:3)NDOLPDW(cid:3)·La Illaha illa Allah(cid:181)(cid:3)NHSDGD(cid:3) anak-anak kalian sebagai kalimat pertama, dan tuntunkanlah PHUHND(cid:3)(cid:11)PHQJXFDSNDQ(cid:12)(cid:3)·La Illaha illa Allah(cid:181)(cid:3)NHWLND(cid:3)PHQMHODQJ(cid:3)PDWL(cid:17) ¶$EG(cid:3) DO-Razaq meriwayatkan, bahwa para sahabat menyukai untuk mengajarkan kepada anak-anak mereka kalimat ·/D(cid:3),OODKD LOO$OODK(cid:181)(cid:3)sebagai kalimat yang pertama kali bisa mereka ucapkan secara fasih sampai tujuh kali, sehingga kalimat ini menjadi pertama-tama yang mereka ucapkan.20 Ibnu Qayyim dalam kitab Al-Ahkam Al-Malud mengatakan, bahwa di awal waktu ketika anak-anak mulai bisa berbicara, hendaklah didiktekan kepada mereka kalimat La ilaha illa Allah, Muhammad Rasulullah, dan yang pertama kali didengar oleh mereka adalah La ilaha illa Allah dan mentauhidkan-Nya. Juga diajarkan kepada mereka bahwa Allah itu bersemayam di atas singgasana- Nya yang senantiasa melihat dan mendengar perkataan mereka, senantiasa bersama dengan mereka di mana pun mereka berada.21 b) Menanamkan Cinta Allah SWT, Merasa Diawasi oleh- Nya Wasiat RasuluOODK(cid:3)6$:(cid:3)NHSDGD(cid:3),EQ(cid:3)•$EEDV(cid:3)U(cid:17)D(cid:17)(cid:15)(cid:3) 19Abu Bakr Ahmad ibnu Husyain al-Baihaqi, 6\X•EX(cid:3)DO-Iman, (Bairut: Dar al-Ilmiyah, 1410), Juz. V, h. 160 20¶$EG(cid:3)DO-Razzaq, 0XVKDE(cid:3)¶$EG(cid:3)DO-Razzaq, Juz. VI., h. 38, Seperti yang dikutip Suwaid, Op. Cit., h. 210 21Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Tuhfah al-Maudud bi Ahkam al-Maulud, (Damsyiq: Maktabah Dar al-Bayan, 1971), h. 15 Program Pascasarjana IAIN Raden Intan 156 Ijtimaiyya, Vol. 7, No. 1, Februari 2014 (cid:3)(cid:253)(cid:190)a(cid:3)f(cid:3)(cid:218)Ł•ƒ(cid:3)(cid:238)(cid:220)Ły(cid:3)f(cid:3)(cid:218)Ł•ƒ(cid:3)œ(cid:0)(cid:220)Ł•¢(cid:231)(cid:3)'¢ł(cid:244)(cid:239)(cid:3)(cid:238)ł(cid:244)(cid:224)(cid:247)(cid:3)H⁄(cid:3)¿(cid:16)ªfi 22(cid:17)(cid:17)(cid:17) (cid:238)(cid:255)¢a $UWLQ\D(cid:29)(cid:3)·:DKDL(cid:3)DQDN(cid:15)(cid:3)DNX(cid:3)DMDUNDQ(cid:3)NHSDGDPX(cid:3)EHEHUDSD(cid:3)NDWD(cid:3)PDND(cid:3) KDIDONDQODK(cid:29)(cid:3)·-DJDODK(cid:3)$OODK(cid:3)6:7(cid:15)(cid:3)PDND(cid:3)$OODK(cid:3)DNDQ(cid:3)PHQMDJDPX(cid:17)(cid:3) -DJDODK(cid:3)$OODK(cid:15)(cid:3)QLVFD\D(cid:3)HQJNDX(cid:3)WHPXNDQ(cid:3)’LD(cid:3)DGD(cid:3)GL(cid:3)KDGDSDQPX(cid:17)(cid:17)(cid:17)(cid:181)(cid:3) Jika seorang anak telah hafal Hadits ini, dan telah memahaminya secara baik, maka ia tidak akan mendapatkan kendala di hadapannya dan tidak akan mendapatkan sandungan di dalam menjalani seluruh kehidupannya. Tidak ada pendidikan yang bisa memberikan pengaruh terhadap kejiwaan anak melebihi pendidikan yang diberikan oleh Hadits ini. (cid:3)Hadits tersebut mempunyai kekuatan yang ampuh dalam memecahkan persoalan anak, di samping juga mempunyai pengaruh dan spiritualitas. Juga mempunyai kemampuan dalam mendorong anak untuk maju dengan cara memohon pertolongan kepada Allah SWT selalu merasa diawasi oleh-Nya, serta melalui keimanannya kepada TDGKD• dan qadar. Anak-anak para sahabat menerima bimbingan ini langsung dari Rasulullah SAW. c) Menanamkan Cinta Nabi Muhammad SAW dan Keluarganya Rasulullah SAW bersabda, (cid:3)¤(cid:160)ƒ´º´(cid:3)(cid:157)(cid:3)(cid:254)‹(cid:8)¥(cid:3)(cid:242)(cid:255)¢(cid:3)⁄•´(cid:3)(cid:157)(cid:3)(cid:246)(cid:240)(cid:8)ƒß(cid:3)⁄•(cid:3)(cid:29)(cid:3)(cid:190)¢—»(cid:3)“(cid:16)fl(cid:3)(cid:4)(cid:244)(cid:223)(cid:3)(cid:246)(cid:239)fi(cid:15)´¢ ƒ(cid:2)¥fi¢ (cid:201) 23(cid:254)(cid:159)¢(cid:8)Łˇ¢´(cid:3)(cid:254)(cid:159)¢(cid:8)ƒß¢(cid:3)(cid:222)(cid:247)(cid:3)(cid:254)(cid:244)(cid:219)(cid:3)(cid:15)⁄(cid:3)(cid:242)(cid:219)(cid:3)(cid:15)(cid:3)¿(cid:2)(cid:7)(cid:3)f(cid:3)(cid:242)(cid:219)(cid:3)?(cid:3)(cid:192)¡´(cid:236)(cid:243)ƒ(cid:3)¤(cid:244)g (cid:192)(cid:156)(cid:231)(cid:3)(cid:157)(cid:3)(cid:192)¡´(cid:236)(cid:243)ƒ 22Thabroni, Al-0X•MDP(cid:3) DO-Kabir, (Maktabah al-•8OXP(cid:3) ZD(cid:3) DO-Hikam, Moushul, 1983), Juz 12. h. 238 23Al-Albani menjelaskan bahwa status Hadits ini dhaif. Lihat Muhammad Nashir al-Din al-Albani, Shahih wa Dhaif al--DPL•(cid:3)DO-Shaghir, Markaz Jurnal Pengembangan Masyarakat $VXUDQVL(cid:3)GDQ(cid:3)3HQJJDGDLDQ«(cid:17)(cid:17)(cid:11)Uswatun Khasanah) 157 Artinya: ·’LGLNODK(cid:3) DQDN-anak kalian pada tiga hal: kecintaan terhadap Nabi kalian, kecintaan kepada keluarga beliau dan membaca al-4XU•DQ(cid:17)(cid:17)(cid:17)(cid:181) Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas ibnu Malik, bahwa ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah SAW : (cid:3)œ(cid:247)(cid:3)(cid:222)(cid:247)(cid:3)“ߢ(cid:3)(cid:190)¢º(cid:3)(cid:17)(cid:254)(cid:243)(cid:2)˙(cid:176)´(cid:3)f(cid:3)⁄•(cid:3)(cid:190)¢º(cid:3)(cid:17)¢n(cid:3)'fi(cid:190)(cid:223)¢(cid:3)¢(cid:247)´(cid:3)(cid:190)¢º(cid:3)¤(cid:223)¢¨(cid:243)ƒ(cid:3)U(cid:247) 24(cid:11)(cid:190)g¢(cid:3)(cid:253)ƒ´(cid:176)(cid:12)(cid:3) “ƒƒ•¢ $UWLQ\D(cid:29)(cid:3) ·.DSDQNDK(cid:3) NLDPDW(cid:3) DNDQ(cid:3) WLED"(cid:181)(cid:3) 5DVXOXOODK(cid:3) 6$:(cid:3) PHQMDZDE(cid:15)(cid:3) ·$SD(cid:3) \DQJ(cid:3) VXGDK(cid:3) NDPX(cid:3) SHUVLDSNDQ(cid:3) XQWXN(cid:3) PHQ\DPEXWQ\D"(cid:181)(cid:3)LD(cid:3)PHQMDZDE(cid:15)(cid:3)·$NX(cid:3)EHOXP(cid:3)PHPSHUVLDSNDQ(cid:3)DSD- apa selain kecintaanku kepada Allah SWT dan Rasul-1\D(cid:17)(cid:181)(cid:3)%HOLDX(cid:3) ODOX(cid:3)EHUVDEGD(cid:3)(cid:29)(cid:3)·(cid:3)(QJNDX(cid:3)DNDQ(cid:3)EHUVDPD(cid:3)RUDQJ(cid:3)\DQJ(cid:3)NDPX(cid:3)FLQWDL(cid:17)(cid:181)(cid:3) Anas ibnu Malik berkata, bahwa ia mencintai Rasulullah SAW, Abu Bakr r.a. dan Umar r.a., karena ia berharap ia kelak akan bersama dengan mereka disebabkan kecintaannya kepada mereka. Anas ibnu Malik adalah pembantu Nabi Muhammad SAW sejak ia masih kecil ketika baru berumur sepuluh tahun dan menjadi pelayan beliau selama sepuluh tahun pula.25 d) Mengajarkan al-4XU•DQ Imam Suyuthi mengatakan, bahwa mengajarkan al-4XU•DQ(cid:3) kepada anak-anak merupakan salah satu di antara pilar-pilar Islam, sehingga mereka bisa tumbuh di atas fitrah. Begitu juga cahaya hikmah akan terlebih dahulu masuk ke dalam hati mereka sebelum Nur al-Islam li al-Abhats al-4XU•DQ(cid:3)ZD(cid:3)DO-Sunnah, Iskandariyah, Hadits Nomor 251. 24Ahmad ibnu Hanbal, Musnad Ahmad, (0X•DVVDVDK(cid:3)4RUGRED(cid:15)(cid:3).DLUR(cid:15)(cid:3) tt.), Juz II, h. 318 25Suwaid, Op. Cit., h. 219 Program Pascasarjana IAIN Raden Intan 158 Ijtimaiyya, Vol. 7, No. 1, Februari 2014 dikuasai oleh hawa nafsu dan dinodai oleh kemaksiatan dan kesesatan.26 Ibnu Khaldun juga menegaskan makna yang sama dengan mengatakan, bahwa mengajarkan al-4XU•DQ(cid:3) NHSDGD(cid:3) DQDN-anak merupakan salah satu syiar agama yang awal mulanya dijalankan oleh para ulama, dan kemudian secara berjenjang ke seluruh wilayah dakwah karena merasakan mantapnya keimanan dan keyakinan disebabkan ayat-ayat al-4XU•DQ(cid:3) GDQ(cid:3) ODIDO-lafal Hadits. Dengan demikian, al-4XU•DQ(cid:3)PHQMDGL(cid:3)DNDU(cid:3)SRNRN(cid:3)SHQJDMDUDQ(cid:3)\DQJ(cid:3) menjadi pijakan seluruh kemampuan yang lain setelah itu.27 Para sahabat sangat bersemangat di dalam membimbing anak-anak mereka agar senantiasa berinteraksi dengan al-4XU•DQ(cid:15)(cid:3) karena mereka yakin betul bahwa hal itu sangat bermanfaat bagi anak-anak mereka. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah ibnu Amru bahwa ada seorang lelaki datang membawa putranya dan berkata : (cid:3)f(cid:3)(cid:190)(cid:2)˙(cid:176)(cid:3)(cid:190)¢(cid:236)(cid:231)(cid:3)(cid:242)(cid:8)(cid:244)(cid:243)“(cid:3)“(cid:8)ƒ(cid:7)´(cid:3)(cid:176)¢(cid:0)(cid:252)(cid:243)“ (cid:230)‚—mƒ(cid:3)¢´(cid:236)(cid:7)(cid:3)ƒ(cid:192)(cid:255)(cid:3)Y¥ƒ(cid:3)(cid:192)⁄(cid:3)f(cid:3)(cid:190)(cid:2)˙(cid:176)(cid:3)fi 28(cid:11)(cid:190)gƒ(cid:3)(cid:253)ƒ´(cid:176)(cid:12)(cid:3)¢m¢˙(cid:3)“(cid:8)ƒ(cid:7)´(cid:3)ƒ´(cid:239)ƒfl(cid:3)(cid:242)(cid:220)(cid:7) (cid:238)(cid:252)¥ƒ(cid:3)(cid:192)¢(cid:3)(cid:246)(cid:236)(cid:252)«(cid:3)¢(cid:247)(cid:3)(cid:29)(cid:3)h ·<D(cid:3)5DVXOXOODK(cid:15)(cid:3)VHVXQJJXKQ\D(cid:3)SXWHUDNX(cid:3)biasa membaca Al-4XU•DQ(cid:3) pada siang hari, namun pada malam harinya ia hanya tidur saja. ·5DVXOXOODK(cid:3) 6$:(cid:3) NHPXGLDQ(cid:3) EHUVDEGD(cid:29)(cid:3) ·7LGDN(cid:3) SHUOX(cid:3) NDPX(cid:3) FHOD(cid:15)(cid:3) karena sesungguhnya di siang hari ia senantiasa berdzikir, sedangkan di malam harinya ia dalam keadaan selamat (dari EHUEXDW(cid:3)PDNVLDW(cid:3)(cid:12)(cid:17)(cid:181) 26Syekh Sirajuddin, Tilawah al-4XU•DQ(cid:3) DO-Majid, sebagaimana dikutip Suwaid, Op. Cit., h. 232 27Abdurrahman ibnu Khaldun, Muqaddimah Ibnu Khaldun, (Beirut: Dar al-•$XGDK(cid:15)(cid:3)(cid:20)(cid:28)(cid:28)(cid:26)), h. 397 28Ahmad ibnu Hanbal, Musnad.....Op. Cit., Juz. X, Nomor Hadits. 111 Jurnal Pengembangan Masyarakat

Description:
and expressing anger), warning the impact, criticizing and punishment method. Third, keeping the children‟s faith by supporting them to hold firmly
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.