MMMMeeeettttooooddddeeee----MMMMeeeettttooooddddeeee DDDDaaaallllaaaammmm AAAAnnnnaaaalllliiiissssiiiissss KKKKeeeessssttttaaaabbbbiiiillllaaaannnn LLLLeeeerrrreeeennnngggg Dikompilasi oleh: Saifuddin Arief ([email protected]) Metode-Metode Dalam Analisis Kestabilan Lereng - ii Kata Pengantar Persoalan kestabilan lereng merupakan salah satu persoalan yang sering dihadapai pekerjaan konstruksi dalam rekayasa sipil maupun pertambangan. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memberikan penjelasan ringkas dari sejumlah metode yang dapat digunakan dalam analisis kestabilan lereng akan diberikan pada tulisan ini. Penjelasan dimulai dari metode konvensional yang sederhana, seperti metode empiris dan analogis, metode kesetimbangan batas sampai dengan metode numerik yang canggih, seperti metode beda hingga, metode elemen hingga dan PFC (particel flow code). Kompilasi ini lahir dari kecintaan penulis pada ilmu geoteknik, khususnya analisis kestabilan lereng. Daftar dari referensi-referensi yang penulis kutip terdapat pada bagian akhir dari tulisan ini. Oleh karena keterbatasan waktu dan tenaga, sampai saat ini penulis belum dapat mencatumkan semua kutipan yang penulis gunakan. Saran dan masukan dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan tulisan ini. Sorowako, Februari 2008 Saifuddin Arief [email protected] Metode-Metode Dalam Analisis Kestabilan Lereng - iii Biografi Penulis Penulis lahir di Turen, Malang, menyelesaikan S1 pada Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Bandung dan sekarang penulis bekerja pada sebuah perusahaan pertambangan di Sulawesi Selatan. Sejak dibangku kuliah sampai sekarang, hobi penulis adalah mempelajari rekayasa geoteknik, matematika terapan, komputasi numerik, serta pemrograman komputer. Penulis dapat dihubungi dengan menggunakan alamat email: [email protected]. Proyek pribadi penulis saat ini adalah menulis buku tentang Dasar-Dasar Analisis Kestabilan Lereng dan buku tentang SCILAB – Perangkat Lunak Gratis Untuk Komputasi Numerik dan Visualisasi Data. "Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." [Al Baqoroh: 32] Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang? [Al Mulk: 3] Metode-Metode Dalam Analisis Kestabilan Lereng - 1 MMMMeeeettttooooddddeeee----MMMMeeeettttooooddddeeee DDDDaaaallllaaaammmm AAAAnnnnaaaalllliiiissssiiiissss KKKKeeeessssttttaaaabbbbiiiillllaaaannnn LLLLeeeerrrreeeennnngggg Analisis kestabilan lereng dilakukan untuk mengevaluasi kondisi kestabilan dan unjuk kerja dari lereng galian, lereng timbunan maupun lereng alami. Secara umum tujuan dari analisis kestabilan lereng adalah sebagai berikut: (cid:1) Untuk menentukan kondisi kestabilan suatu lereng. (cid:1) Memperkirakan bentuk keruntuhan atau longsoran yang mungkin terjadi. (cid:1) Menentukan tingkat kerawanan lereng terhadap longsoran. (cid:1) Menentukan metode perkuatan atau perbaikan lereng yang sesuai. (cid:1) Merancang suatu lereng galian atau timbunan yang optimal dan memenuhi kriteria keamanan dan kelayakan ekonomis. Penyelidikan lapangan harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum analisis kestabilan lereng dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Dalam penyelidikan tersebut juga harus dilakukan investigasi lapangan untuk memperkirakan dan mengevaluasi potensi-potensi bahaya pada lereng. Terdapat sejumlah metode yang dapat digunakan dalam analisis kestabilan lereng mulai dari yang sederhana, seperti metode kesetimbangan batas, sampai dengan yang rumit dan canggih, seperti metode finite-element dan metode discrete-element. Setiap metode mempunyai keunggulan dan keterbasan masing-masing. Saat ini terdapat sejumlah metode analisis dan program komputer yang tersedia untuk analisis kestabilan lereng memerlukan pemahaman tentang prinsip-prinsip dari metode tersebut, kelebihan dan keterbatasan pada setiap metode dan program komputer sehingga dapat digunakan secara tepat. Secara garis besar metode-metode yang digunakan dalam analisis kestabilan lereng dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu metode konvensional dan metode numerik. Metode-Metode Dalam Analisis Kestabilan Lereng - 2 1 Metode Konvensional 1.1 Metode Empiris dan Analogi Prinsip yang digunakan dalam metode empiris dan analogi yaitu analisis kestabilan dilakukan berdasarkan pada pengalaman-pengalaman sebelumnya terutama dari lereng- lereng dengan karakteristik yang hampir sama. Penggunaan metode ini sangat tergantung pada pengalaman dan keputusan yang dibuat oleh seorang insinyur atau analis yang terlibat. Kadang-kadang penggunaan metode ini juga digabung dengan metode lainnya seperti stability chart, analisis kinematik, atau metode kesetimbangan batas. Berikut ini adalah hasil pengamatan terhadap lereng-lereng untuk galian jalan raya pada tanah laterite di Ghana. Gambar 1. Hubungan tinggi lereng terhadap sudut kemiringan lereng galian pada tanah laterite di Ghana (Tsidzi, 1997). Metode-Metode Dalam Analisis Kestabilan Lereng - 3 Slope Mass Rating Beberapa ahli mengembangkan pendekatan yang lebih sistematis untuk analisis kestabilan lereng dengan membuat klasifikasi lereng dengan cara menggunakan pendekatan Slope Mass Rating (SMR). SMR dapat memberikan panduan awal dalam analisis kestabilan lereng, memberikan informasi yang berguna tentang tipe keruntuhan serta hal-hal yang diperlukan untuk perbaikan lereng. Slope Mass Rating merupakan modifikasi dari sistem Rock Mass Rating (RMR) yang dikembangkan oleh Bieniwaski. Slope Mass Rating (SMR) dihasilkan dengan melakukan beberapa faktor koreksi terhadap nilai yang diperoleh dengan Rock Mass Rating. Nilai SMR dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: SMR = RMR + (F F F ) + F 1 2 3 4 Faktor-faktor koreksi (F , F dan F ) adalah faktor koreksi terhadap kondisi kekar 1 2 3 (joints) serta F adalah faktor koreksi terhadap metode penggalian lereng. 4 Nilai RMR dihitung berdasarkan proposal yang diajukan oleh Bieniawski (1979), yang memberikan nilai peringkat untuk kelima parameter sebagai berikut: (cid:1) kekuatan batuan utuh (cid:1) RQD (dengan melakukan pengukuran atau estimasi) (cid:1) spasi bidang-bidang takmenerus (cid:1) kondisi bidang-bidang takmenerus (cid:1) kondisi air yang mengalir pada bidang-bidang takmenerus. Tabel 1. RMR (Seperti yang diajukan oleh Bieniawski, 1979) Metode-Metode Dalam Analisis Kestabilan Lereng - 4 Faktor-faktor koreksi untuk kekar (joints), seperti yang diperlihatkan pada Tabel 2, adalah merupakan perkalian dari tiga faktor sebagai berikut: a. F , nilainya tergantung pada arah jurus kekar terhadap permukaan lereng. 1 b. F , nilainya mengacu pada sudut kemiringan kekar. 2 c. F , nilainya menggambarkan hubungan antara permukaan lereng dengan 3 kemiringan kekar seperti yang dikembangkan oleh Bieniawski (1976). Faktor koreksi F nilainya tergantung pada metode penggalian lereng adalah seperti 4 yang diperlihatkan pada Tabel 3. Tabel 2. Slope Mass Rating (SMR) Deskripsi untuk setiap kelas SMR serta kondisi kestabilan lereng, tipe keruntuhan yang mungkin terjadi serta metode perbaikan yang sesuai diperlihatkan pada Tabel 3. Tipe keruntuhan yang mungkin terjadi dan metode perbaikan yang dianjurkan untuk setiap nilai range SMR ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 3. Deskripsi untuk setiap kelas SMR Metode-Metode Dalam Analisis Kestabilan Lereng - 5 Tabel 4. Tipe keruntuhan yang mungkin terjadi dan metode perbaikan yang dianjurkan Contoh penerapan SMR pada 44 buah lereng di Taragona, Spanyol dan verifikasinya ditunjukkan pada gambar berikut ini. Gambar 2. Nilai SMR untuk 44 buah lereng (yang berumur sekitar 1 dan 2 tahun) di Tarragona, Spanyol. (a) Kondisi lereng sesuai dengan pengamatan dan nilai SMR, (b) Histogram untuk setiap kelas Metode-Metode Dalam Analisis Kestabilan Lereng - 6 1.2 Analisis Kinematik dan Teori Blok (Block Theory) Analisis Kinematik Analisis kinematik adalah analisis tentang pergerakan benda tanpa mempertimbangkan gaya-gaya yang menyebabkannya. Pertimbangan utama dalam analisis ini yaitu kemungkinan terjadinya keruntuhan translasional yang disebabkan oleh adanya formasi bidang planar atau baji. Metode ini hanya berdasarkan pada evaluasi detail mengenai struktur massa batuan dan geometri dari bidang-bidang lemah yang dapat memberikan kontribusi terhadap ketidakstabilan lereng. Analisis kinematik dapat dilakukan menggunakan stereonet plot manual atau dengan program komputer. Hal penting yang harus diperhatikan yaitu analisis kinematik hanya mempertimbangkan kemungkinan terjadinya gelinciran yang disebabkan oleh sebuah bidang lemah saja atau perpotongan dari beberapa bidang lemah. Analisis tipe ini tidak mempertimbangkan keruntuhan yang melibatkan multiple joints atau joint sets serta terjadinya deformasi dan rekahan pada blok batuan. Gambar 3, 4 dan 5 adalah konsep dari analisis kinematik untuk bidang runtuh planar, baji dan gulingan. Gambar 3. Analisis kinematik untuk longsoran dengan bidang runtuh planar Metode-Metode Dalam Analisis Kestabilan Lereng - 7 Gambar 4. Analisis kinematik untuk longsoran dengan bidang runtuh baji Gambar 5. Analisis kinematik untuk keruntuhan gulingan