4.3 URAIAN MATERI III: MERENCANA STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON Pada bahasan ini akan mengkaji jembatan sederhana dari beton pada bagian atas jembatan atau diistilahkan upper struktur akan mengkaji tentang komponen jembatan mulai dari sandaran, lantai kendaraan , trotoar sampai dengan balok memanjang utama. Pada gambar dibawah ini tahapan analisis suatu jembatan dari beton konvensional sebagai bahan pemahaman dalam merancang dan mengitung Gambar 4. 1 Potongan Memanjang Gambar 4. 2 Potongan Melintang 4.3.1 Spesifikasi Komponen Jembatan Spesifikasi struktur jembatan menjelaskan tentang ukuran disetiap bagian konstruksi yang akan dipergunakan sebagai acuan dalam analisis komponen jembatan. Kondisi Jembatan (lihat gambar) Panjang bersih gelagar : 8.555 m Panjang bentang : 9,355 m Jumlah bentang : 1 buah Panjang jembatan total : 8,555m Lebar jembatan : 4.320 m Lebar perkerasan : 3.500 m Tipe jembatan : Beton bertulang dengan gelagar balok T Jumlah gelagar balok : 2 buah Ruang bebas roda :2x0,41 m 1) Spesifikasi Pembebanan Spesifikasi pembebanan pada bagian konsruksi jembatan menjelaskan karakterisik beban yang akan dipergunakan untuk menghitung komponen struktur. Ukuran BM mengambarkan klas dari pembebanan untuk jembatan sesuai peruntukan klas jembatan a. Beban hidup : PPJJR No.12/1970 (direncanakan dipakai nilai Beban Muatan 70%) Beban roda T = 70% x 10 t = 7 t Beban garis P = 70% x 12 t = 8,40 t Beban merata q = 70% x 2.20 t/m2 = 1,54 t/m2 (L<30m) 20 20 b. Beban kejut, k = 1 + = 1 + = 1,336 50L 508,555 2). Spesifikasi mutu Beton dan Baja Tulangan Kemampuan kekuatan bahan ditentukan dari mutu material yang akan dipakai dalam kontruksi bahan material terpakai a. Beton : Kuat tekan K 250, f ’ = 25 Mpa c Kuat tarik ijin, fc' = 5.5 - 10 Mpa Modulus Elastisitas, E = 4700 x 25 = 26,019 Mpa c b. Baja Tulangan : Bahan baja tulangan yang dipakai memiliki kemampuan kuat leleh dan elastisitas bahan Kuat leleh A 41 , f = 300 Mpa y Modulus Elastisitas, E = 2 x 105 Mpa s 4.3.2 Sandaran Trotoar/ Relling Jembatan 1). Sandaran trotoar Beban H = P dapat distilah kan beban horizontal,akibat kendaraan menghamtam relling jembatan diambil sebesar = 100 kg/m, pada sumber VOSB dijelakan bahwa beban horizontal diperkenankan dalam satuan 100 kg/m .jika dipakai besi lingkaran o 75 mm tebal 5 mm ( d1 = 75 mmmm,d2=70 mm), maka kekuatan reliing jembatan bagian bawah dan top relling. Tumpuan tiang relling dari dari bahan beton menyatu dengan bagian kontruksi sayap trotoar, diasumsi adalah jepit- bebas maka tinggi kritis tiang reling dipakai L = 1 m, panjang kritis lk tiang relingg= 2* L.= 2 * 1 = 2 m, jarak antara tiang sandaran reliing 2 m, maka hasil statika yang diperoleh dari gaya P horisontal bekerja pada tengah bentang sebesar M tiang= 1/8x320 kg x 22 = 160 kgm, maka kekuatan tegangan pada baja reling = Tegangan = Mu/Ws = 160x100 /( 1/32x(7,5-7, 0) = 340 kg/em2 < tegangan baja bulat GIP, kesimpulan material dapat dipakai 2) Tiang Sandaran reling dari beton Uk 15/25 Beban pada tiang sandaran reling terjadi akibat berat sendiri dan beban horizontal (q) berat konstruksi tiang ukuran 15/25 . q = b*h*L*bjc = 0,15 * 0,25 * 1* 2400 = 15 kg, Beban horisontal tumbukan 100 kg/m. maka statika Momen lentur, Mu = (1/2. X1,2.Qx2.L) + (2*L*1,6(2 x P ) = (½.15x2*1)+ (2 *1*2*100) =200 kgm = 2000 Nm Gaya geser, V = (15 *1)+ (2. 1 x 100) = 215 kg = 2150 N Dipakai besi kolom o 10 mm. beugel 0 8 mm Gambar 4. 3 Dimensi Tiang Reling Trotoar Persamaan momen nominal M = .b.d2.k n M = M u n SNI 2002 perancangan beton dimana Nilai k dari pengaruh Momen kerja M 2000103 k = u = = 0,925 bd2 0.81501302 nilai ρ (ro) dari kebutuhan penulangan beton 0.85fc' 2k 0.8520 20.9246 ρ = 1 1 = 1 1 perlu fy 0.85fc' 200 0.8520 = 0,00476 Control ρ (ro) minimum 1,4 1,4 ρ = = = 0,007 min fy 200 jika ρ < ρ ρ = ρ = 0,007 perlu 0,00476 min min Luas penulangan besi lentur A = ρ b d = 0,007 x 160 x 130 = 145,60 mm2 s Dipakai tulangan 2 (210) (A = 157 mm2), karena kolom kotak maka dipasang s kan tulangan pada sisi sisi sejumlah 4 buah 010 mm, ditambahkan beugel O 8 mm Kontrol kapasitas momen kolom Dianggap baja tulangan telah mencapai leleh pada saat beton mulai retak ( = 0,003), f = f c s y N = N T D A f 157200 a = s y = = 11,55 mm 0.85.f '.b 0.8520150 c a 11,55 c = = = 13,588 mm 0,85 1 d c 13013,588 fs = 600 = 600 = 5143,741 Mpa > fy c 13,588 kemampuan baja lebih besar dari kuat leleh a 11,55 M = A f d = 157200130 = 3900665 Nmm n s y 2 2 = 3900,665 Nm M n = 1,625 perbandingan momen melebihi dari 1 maka konstruksi aman M u untuk dipakai, jika nilai perbandingan Mn/Mu <1 penampang diperbesar. Perencanaan tulangan geser pada tiang sandaran : V = 2000 N u 1 1 V = f '.bd = 20160130 = 15503,405 N c 3 c 3 1 1 V = . 0,6 x 15503,405 = 4651,0215 N > Vu ( tidak perlu sengkang) 2 c 2 Walaupun secara teoritis tidak perlu sengkang /beugel tetapi untuk kestabilan struktur dan peraturan mensyaratkan dipasang jarak tulangan minimum sengkang 1 1 (spasi penampang). Jarak Sengkang = d = 130= 65 mm 2 2 Atau jarak sengkang maksimum yang diijinkan S = 600 mm maksimum digunakan spasi = 65 mm, dengan luas tulangan minimum sengkang: 1 1 f '.b.s 2016065 A = 3 c = 3 = 77 mm2 v min f 200 y Dari hasil tulangan diatas, lihat table penulangan dipakai tulangan 28 mm (A v = 100,531 mm2), maka jika dipakai 100,531 jarak sengkang: diperoleh A.f 100,531200 S = v y = = 84,298 mm2 >65 mm(jarak dipakai)< 600 mm 1 1 f '.b 20160 3 c 3 Maka pada tiang sandaran trotoar di dipakai tulangan sengkang 8-60 mm untuk geser , dan utama tarik 2x 210 untuk lentur. 4.3.3 Plat Trotoar Pada konstruksi plat trotoar berupa bentuk kantilevel dimana plat menjorok keluar balok tepi dengan asumsi plat terjepit pada satu sisinya dan bebas pada sisi berhadapan. Untuk menentukan beban pada kekuatan plat trotoar diperlukan tatika dengan mencari monen didasarkan dari luas bagian (Ac) dikalikan jarak X terhadap posisi letak tumpuan. Sedangkan pada memperoleh gaya geser diperlukan dengan menjumlahkan beban dari masing masing bagian konstruksi. Perhitungan dapat dilihat pada bagian dibawah ini Gambar 4. 4 Bagian Penampang Trotoar Dan Perapet Pada kondisi ini maka setiap bagian komponen kantilevel dapat diperhitungkan sebagai beban mati yang akan merubah posisi kentilever untuk melentur kebawah. Lebih mudahnya dalam menghitung maka bagian komponen dilakukan perhitungan Momen dapat disederhanakan dalam bentuk table dibawah ini a). Momen lentur (Bending Moment) Tabel 4. 1 Penghitungan Momen Lentur Dengan Factor Bebean Mati 1,2 Hidup 1,6 (berat W No Volume (m3) jenis) (berat) Lengan Momen (kg/m3) (kg) (m) (kgm) 1 Tiang sandar atas 0,16 x 0,16 x 0,50 = 0,008 2400 19,20 0,835 16,420 (0,16x0.16 x0,50 –(0,5x0,10x 0,16)/2 = 0,009 2 bag tiang sandar bagian miring 2400 9,24 0,830 7,960 1.0 x 0,05 x 0,55 = 0,003 2100 6,00 0,55 4,800 3 Bag miring trot 0,10 x (0,15 x 0,50)/2 = 0,004 2400 9,00 0,725 6,530 4 1,00 x 0,825 x 0,20 = 0,165 beton trotoar atas 2400 396,00 0,413 163,500 5 1,00 x (0,825 x 0,10)/2 = 0,041 btn trotobawah 2400 99,00 0,275 27,230 6 Air hujan = 1 x 0,65 x 0,05 =0.0325 1000 32,50 0,325 19,560 P 1,0 x 100,00 100,00 1,200 1200,00 T 1,299 x 7,00 (wheel load) 9093,0 0,275 2500,56 Total momen lentur, M 3036,54 10276,6 30365,40 9 = Nm b). Gaya geser (Shear Force) Gaya yang diperlukan untuk menentukan kemampuan pangkal kantilevel yang menyatu pada balok Berat tiang sandaran = 1+2+3+4+railling = 67,440 kg Slab kantilever dan perkerasan = 5+6+7 = 591,250 kg Beban roda = 9093,000 kg Beban genangan air hujan = 68,500 kg Total gaya lintang, V = 10276.69 kg = 1027669 N c). Kebutuhan baja tulangan pada kantilevel M = 30370,000 Nm sudah fktor beban V = 1027669 N u u h = 300 mm d = 300 – 40 = 260 mm f kemampuan gaya kerja terhadap penampang, dihitung perpias panjang kantilevel = 1000mm M 30370 103 k = u = = 0,5616 Mpa bd2 0.810002602 0.85fc' 2k 0.8520 20.5616 ρ = 1 1 = 1 1 perlu fy 0.85fc' 200 0.8520 = 0,003 ρ = 0,003 < ρ ρ = ρ = 0,007 perlu min min kebutuhan besi tulangan pada kantilevel A = ρbd = 0,007 x 1000 x 260 = 1820 mm2 s Dipakai tulangan n = As/ A16 = 1820/ 200,96 mm2 = 9,6 = 1016 (A = 2009,6 s mm2), dengan jarak antar tulangan 200,962 S = 1000= 110,474 em2 perlu 1820 Dipakai tulangan utama arah tarik 10 16-110 mm, pada bagian beton tekan karena tinggi pangkal 300 mm > 120 mm, maka diperlukan tulangan extra tekan diambil 20% dari kebutuhan luas tulangan tarik. As= 20%x 1820 = 364 mm2 diperlukan 4 12 As = 452,16 mm2 > 364 mm2n Kontrol terhadap geser beton pada pangkal kantilevel: V 10276 = = = 0,431 Mpa < 0,45 f ’ c 7 7 c bh 1000260 8 8 4.3.4 Plat Lantai Jembatan Kemungkinan posisi roda pada kantilever trotoar Gambar 4. 5 Posisi Roda Pada Plat Kantilevel Perhitungan plat lantai jembatan diasumsikan bahwa posisi plat menumpu pada keempat sisi, satu lajur menumpu pada balok gelegar memanjang berhadapan, dan pada sisi lainya menumpu pada balok pembagi diapragma Gambar 4. 6 Potongan Melintang Balok Dan Plat Lantai Posisi Roda Kendaraan 1). Momen lentur akibat beban hidup Dari sumber kajian tabel dari SKSNI . Gideon,dipeoleh koefisien momen dapat diperoleh dari plat 4 sisi atau 2 sisi , dan besaran momen kerja : f = 0,1500 xm f = 0,0933 ym Kemampuan Beban T pada Plat lantai dilakukan dengan menghitung beban kontak dan penyebaran, maka dapat disederhanakan ; Bidang kontak roda pada plat dapat dicapai dengan Beban roda, T = 7000 kg Bidang kontak = 84 x 54 cm Penyebaran beban roda, 70001,336 T = 0,840,54 = 20617,284 kg/cm2 = 0,20709 Mpa l = 1,65; l = x y t /l = 0,84/1,65 = 0,509 x x t /l = 0,54/1,65 = 0,327 y x Gambar 4. 7 Posisi Beban roda pada plat –deck slab jembatan Besaran momen diperoleh ( Gideon) M = f x T x t x t = 0,1500 x 20617,284 x 0,84 x 0,54 = 1402,8 kgm xm xm x y = 14028 Nm M = f x T x t x t = 0,0933 x 20617,284 x 0,84 x 0,54 = 872,6 kgm ym ym x y = 8726 Nm 1) Momen lentur akibat beban mati (q) diatas plat lantai Berat slab/dck t plat x Bj = 0,20 x 2400 = 480 kg/m2 Berat perkerasan t asplal x BJ = 0,07 x 2200 = 154 kg/m2 Berat air hujan 5 em x Bj = 0,05 x 1000 = 50 kg/m2 Total q = 684 kg/m2 DL Momen dapat diperoleh sebesar, dengan menasumsikan bahwa plat berada pada kedua tumpuan, maka dari statika I, 2 PBI 71, SKSNI. Soemono, Shrccril. Chu kia Wang 1 1 M = q l 2 = 6841,652= 187 kgm = 1870 Nm xm 10 DL x 10 Sedangkan pada arah memanjang dapat diambil sebesar 1 1 M = M = 187 (kgm) = 63 kgm = 630 Nm ym xm 3 3 2). Momen total yang dihitung dari pengaruh beban hidup(T) dan beban mati (q) M = 14028 + 1870 = 15898 Nm x M = 8726 + 630 = 9356 Nm y 3). Perhitungan baja tulangan Arah melintang (l ) x M = 15898 Nm ux h = 200 mm f slab d x = 200 – 40 = 160 mm M 15898 103 k = u = = 0,7763 Mpa bd2 0.810001602 0.85fc' 2k 0.8520 20.7763 ρ = 1 1 = 1 1 perlu fy 0.85fc' 200 0.8520 = 0,00397 ρ min = 1,4/ fy = 1,4/ 140 = 0,1 ρ < ρ ρ = ρ = 0,007 perlu min min A = ρxbxd = 0,007 x 1000 x 260 = 1820 mm2 s Dipakai tulangan 16 (A = 201,062 mm2), dengan jarak antar tulangan p.k.p. s
Description: