Mardjono Reksodiputro Menyelaraskan Pembaruan Hukum KATA PENGANTAR Prof. Dr. J.E. Sahetapy, S.H., MA Komisi Hukum Nasional Bertekad untuk Turut Mendorong Reformasi Hukum di Indonesia ii Menyelaraskan Pembaruan Hukum Mardjono Reksodiputro Menyelaraskan Pembaruan Hukum Perpustakaan Nasional RI: Katolog Dalam Terbitan (KTD) Jakarta: Komisi Hukum Nasional RI, Cetakan Pertama: Mei 2009 Jl. Diponegoro 64 Jakarta Pusat 10310 Website: Http//www.komisihukum.go.id ISBN 978-979-3452-23-4 @ Hak cipta dilindungi undang-undang Diterbitkan oleh Komisi Hukum Nasional RI “Pengutipan, pengalihbahasaan dan penggandaan (copy) isi buku ini demi pembaruan hukum diperkenankan dengan menyebutkan sumbernya”. * tidak untuk dijual * iii Daftar Isi Daftar Isi ........................................................................................... iii PENGANTAR KETUA KOMISI HUKUM NASIONAL: “Prof. MARDJONO yang Saya Kenal” ............................................... vii Prawacana Penulis .............................................................................. ix I. TENTANG PERLUNYA PEMBARUAN DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA 1. Mencoba Memahami Hukum dan Keadilan ...................... 3 2. Reformasi Hukum di Indonesia (Suatu Saran tentang Kerangka Aktivitas Reformasi) ........................................... 11 3. Multikulturalisme dan Negara-Nasion serta Kejahatan Transnasional dan Hukum Pidana Internasional .............. 21 4. Arah Hukum Pidana dalam Konsep RUU KUHPidana ...... 33 5. Catatan-Catatan Sekilas Tentang Bab Pemidanaan Pidana dan Tindakan (Bab III- Buku Kesatu) Rancangan Undang- undang Republik Indonesia Tentang KUHPidana ............. 43 6. Perumusan Ketentuan Pidana dalam Peraturan Perundang-undangan di Luar KUHP .................................. 51 7. Makar dalam Penafsiran Era Demokratisasi di Indonesia . 55 8. Tentang Penghinaan Terhadap Presiden dan Wakil Presiden Serta Kebebasan Memperoleh Informasi ............ 57 9. Masih Diperlukankah Pidana Mati? .................................... 61 10. Pemberian Abolisi dalam Perkara Mantan Presiden Suharto Tidak Logis: Benarkah itu? ................................... 67 11. ADR Dikaitkan dengan Sistem Hukum Pidana Indonesia 73 12. Masalah-masalah dalam Rekonseptualisasi Masyarakat Hukum Adat di Indonesia ................................................... 77 13. Delik Adat dalam Rancangan KUHP Nasional (Beberapa Catatan Tentang Relevansi ................................ 81 II. TENTANG ILMU KEPOLISIAN, KRIMINOLOGI, DAN HUKUM PIDANA 1. Sekilas-Pintas Perkembangan Kriminologi, Sebagai Ilmu, Profesi, Aplikasi, Keahlian dan Kesarjanaan ...................... 93 iv Menyelaraskan Pembaruan Hukum 2. Sekedar Catatan Tentang Kriminalisasi, Politik Kriminal dan Asas-Asasnya ................................................................ 99 3. Ilmu Kepolisian dan Perkembangannya di Indonesia ........ 101 4. Polisi, Birokrasi, Profesionalisme dan Kebudayaan Polisi ............................................................... 109 5. Kajian Ilmu Kepolisian dan Perkembangannya: Mengharapkan Keterpanggilan Angkatan Muda Polri dalam Transformasi Organisasi Kepolisian ........................ 111 6. Pembaharuan Pendidikan Tinggi Kepolisian di Indonesia Menghadapi Tantangan Abad Ke-21 .................................. 119 7. Kepemimpinan POLRI dalam Memantapkan Kepemimpinan Guna Akselerasi Strategi POLMAS dalam Rangka KAMDAGRI ................................................. 127 8. Polmas Ditinjau dari Aspek Yuridis dan Implementasi Penegakan Hukum............................................................... 131 9. Cyber Crime: Intelectual Property Rights, E-Commerce ... 143 III. KORUPSI DI INDONESIA DAN REFORMASI DI BIDANG PERADILAN 1. Korupsi dalam Sistem Hukum di Indonesia (Corruption in the Indonesian Legal System........................................... 147 2. Tinjauan Terhadap Pelaksanaan Konvensi PBB Tentang Anti-Korupsi ........................................................................ 167 3. Reformasi Hukum Menyeluruh dan Pemulihan Ekonomi ... 169 4. Beberapa Catatan Tentang Supremasi Hukum, Hak Asasi Manusia dan Penyelenggaraan Peradilan dalam Era Globalisasi ..................................................................... 173 5. Menegakkan Kembali Citra Kekuasaan Kehakiman : Peranan Pengadilan dalam Negara Indonesia Baru (Sebuah Saran Kepada Ketua Mahkamah Agung RI .......... 179 6. Memberdayakan Badan Peradilan Indonesia dalam Rangka Penegakan Supremasi Hukum Menuju Masyarakat Indonesia Baru ................................................. 183 7. Kekuasaan Kehakiman dalam Era Reformasi Peranan Pengadilan dalam Negara Berdasarkan Atas Hukum ........ 187 8. Hakim Ad-Hoc dalam Sistem Peradilan di Indonesia ........ 193 9. Komisi Yudisial: Wewenang dalam Rangka Menegakkan Kehormatan dan Keluhuran Martabat Serta Menjaga Perilaku Hakim di Indonesia (Membentuk Kembali Peradilan Indonesia – Suatu Pengamatan Yuridis – Sosial .... 199 10. Rancangan Peraturan Tentang Pedoman Etika dan Perilaku: Menjauhkan Diri dari Yang Haram (Suatu Pengamatan Yuridis-Sosial ................................................. 213 11. Beberapa Catatan Kecil (Untuk Diskusi) dalam Rangka Pendirian Pusat Mediasi Nasional (PMN) .......................... 223 Daftar Isi v 12. Perlu Ada Reformasi Tentang Fungsi Penuntutan di Indonesia ......................................................................... 227 13. Prospek Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (PTPK) di Masa Yang Akan Datang..................................... 233 14. Beberapa Catatan Terhadap RUU Tentang Profesi Advokat (Konsep Sub Tim RUU advokat-38 pasal) ........... 239 15. Masa Depan Advokat Indonesia dalam Kaitan dengan RUU Advokat dan Rencana Sistem Peradilan Terpadu ..... 243 16. Etika Profesi Menjunjung Kehormatan Advokat ................ 247 17. Organisasi Advokat Indonesia: “Quo Vadis?” – Hendak Ke Mana? ............................................................ 257 18. Apakah Komunitas Advokat Indonesia ditakdirkan mempunyai “multi- bar association”? ................................. 265 IV. PENDIDIKAN TINGGI HUKUM DAN PERLUNYA DIADAKAN PEMBARUAN 1. Peran Pendidikan Tinggi Hukum dalam Pembaruan Hukum Indonesia ................................................................ 273 2. Tujuan Pendidikan Hukum: Akademi Atau Profesi? .......... 279 3. “Peran Pendidikan Tinggi Hukum dalam Menyembatani Pengembangan Ilmu dan Keahlian Praktis” ....................... 285 4. Tantangan Bagi Profesi Hukum Membantu Pendidikan Tinggi Hukum di Indonesia ................................................. 289 5. Manajemen Pengamanan Informasi Ditinjau dari Aspek Hukum ...................................................................... 295 6. Memanfaatkan Asean Law Association (ALA) Untuk Meningkatkan Kapasitas Komunitas Hukum Indonesia .... 303 7. Padmo Wahjono Teman Sejawat Yang Mendukung Inovasi .................................................... 311 8. Prof. Bismar Siregar Hakim Teladan yang Dikagumi ......... 321 V. PENUTUP: MENJADI GURU BESAR DAN MENDAPAT KEHORMATAN NAMA GEDUNG 1. Sistem Peradilan Pidana Indonesia (Melihat kepada kejahatan dan penegakan hukum dalam batas-batas toleransi) .......................................................... 325 2. Sambutan Prof. Mardjono Reksodiputro Sabtu, 4 april 2009 di Salemba (Peresmian Gedung Mardjono Reksodiputro) ..................................................... 347 3. Sekilas Tentang Asal-Usul Lembaga Kriminologi Universitas Indonesia (Gedungnya menjadi Program Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia, di Kampus Salemba) ............................................................ 351 vi Menyelaraskan Pembaruan Hukum vii Pengantar Ketua Komisi Hukum Nasional Prof. MARDJONO yang saya kenal Memenuhi permintaan Tim Penerbit dari Komisi Hukum Nasional RI, dengan senang hati saya menulis sekapur sirih untuk bukunya Prof. Mardjono Reksodiputro. Saya sudah lupa kapan kita mulai berkenalan. Kalau tidak khilaf, kira-kira pada tahun 1978 ; jadi sudah lebih dari 30 tahun yang lampau. Kebetulan disiplin ilmu yang kita asuh di Fakultas Hukum, Prof. Mardjono di FH-UI, dan saya di FH-UNAIR, adalah sama yaitu Kriminologi. Dalam organisasi yang kita dirikan bersama yaitu Asosiasi Kriminologi Indonesia (AKI), panggilan Prof. Mardjono yang akrab disapa dengan nama panggilan Boy, beliau berfungsi sebagai Sekretaris dan saya sebagai Ketua. Orangnya berpenampilan tenang, tidak suka “neko-neko”, cermat dalam pekerjaan, termasuk dalam karya tulis, ibarat seorang birokrat sejati. Ketika saya berbeda pendapat secara ilmiah dengan Sdr Mulyana dari FH- UI tentang Kriminologi Marxis yang saya tolak berdasarkan kondisi di zaman Orde Baru, Prof. Mardjono ingin agar Mulyana dan saya tidak perlu angkat kapak perang. Interaksi dalam AKI, organisasi Konsorsium Ilmu Hukum, dan dalam Badan Kerjasama Belanda dengan Indonesia, saya jadi Program Manager Hukum Pidana dan Kriminologi membuat saya lebih kenal dekat dengan Prof. Mardjono. Itulah sebabnya, ketika Presiden Abdurrahman Wahid meminta dan menunjuk saya untuk membentuk Komisi Hukum Nasional – RI pada akhir tahun 1999, di mana pada waktu itu belum tersedia dana untuk memutar roda kegiatan KHN, saya lalu teringat pada Prof. Mardjono. Dengan senang hati saya setuju permintaan beliau agar Prof. Mardjono diangkat sebagai viii Menyelaraskan Pembaruan Hukum Sekretaris KHN. Sebagai seorang birokrat sejati dengan integritas yang dapat dipertanggungjawabkan, roda kegiatan KHN saya percayakan dan serahkan sepenuhnya kepada beliau. Watak yang tenang khas Jawa dapat dilihat dari gaya pekerjaannya sebagai Sekretaris KHN. Hal itu tercermin pula dari pola penulisan beliau yang tidak suka “neko-neko” alias selalu “zakelijk objectief”. “Proficiat” untuk karya tulis Prof. Mardjono Reksodiputro yang patut disimak bertalian dengan Problematik Pembaharuan Hukum. Jakarta, Mei 2009 Prof. Dr. J.E. Sahetapy, S.H., MA ix Prawacana/Prakata Saya menyelesaikan studi saya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia tanggal 11 November 1961 (48 tahun yang lalu) dan bekerja di FHUI sejak tahun 1959 sebagai asisten mahasiswa. Bulan Agustus 1965 saya melanjutkan studi di Amerika Serikat. Setelah saya kembali dari studi Kriminologi di University of Pennsylvania tahun 1967, saya merasa perlunya untuk menyampaikan berbagai pemikiran saya dalam bentuk tertulis. Kesempatan yang diberikan kepada saya banyak sekali. Terdapat Seminar Nasional Kriminologi,yang diprakarsai oleh Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, terdapat pula Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian yang waktu itu masih menempati gedung di Ciputat, ada pula perkembangan konsepsi Pemasyarakatan Narapidana (waktu itu dikenal sebagai Sistem Pembinaan Tuna Warga) di Akademi Ilmu Pemasyarakatan (dengan Kampus di Jl Percetakan Negara), dan tentunya perkembangan akademik di universitas saya sendiri UI (pada waktu itu dengan Kampus Salemba dan Kampus Rawamangun). Karena latar belakang pendidikan saya adalah hukum dan kriminologi, maka tulisan-tulisan saya juga berkisar pada masalah-masalah kriminologi, penologi, dan hukum pidana. Lembaga yang mengirim saya belajar di luar negeri adalah Lembaga Kriminologi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, di Kampus Salemba. Dengan sendirinya ke sana pula saya kembali setelah menyelesaikan Master of Arts in Criminology. Lembaga yang didirikan tahun 1948 sebagai lembaga multi-disiplin (Ilmu Kedokteran,Ilmu Kimia,Ilmu Hukum Pidana, dan Kriminologi) itu, pada tahun 1975 ditempatkan langsung di bawah Rektor UI dan beberapa waktu kemudian mendapat gedung sendiri bertingkat empat di Kampus Salemba (sejak April 2009, gedung LKUI dikenal sebagai “Gedung Mardjono Reksodiputro”) dan sekarang dipergunakan untuk Program Pascasarjana FISIP-UI. x Menyelaraskan Pembaruan Hukum Gedung (lama) Lembaga Kriminologi di Salemba ini juga adalah tempat kelahiran dua jurusan (sekarang departemen) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yaitu Kriminologi (prarkarsa Paul Moedikdo) dan Kesejahteraan Sosial (prakarsa C.L.Rudolph). Melalui kegiatan-kegiatan di gedung ini serta kedua jurusan FISIP tersebut saya mendapat dorongan untuk menulis sejumlah karangan yang terutama dimaksudkan untuk sesama teman sejawat dan para mahasiswa saya. Setelah saya menyelesaikan tugas sebagai Dekan FHUI (1984 – 1990), saya diminta menjadi Sekretaris Konsorsium Ilmu Hukum,Dep. Pendidikan dan Kebudayaan (1990-2000) oleh Ketua Konsorsium Prof Mochtar Kusumaatmadja. Setelah tugas ini selesai, kemudian dilanjutkan menjadi Ketua Komisi Disiplin Ilmu Hukum (2000-2002).Di sini pulalah saya didorong untuk menulis tentang pendidikan hukum di Indonesia. Pada waktu lahirnya Program Pascasarjana/Magister Ilmu Kepolisian di UI, maka saya diminta untuk menjadi Ketua Program Studinya (1996- 2006) dan kembali disini saya pun didorong untuk menulis, baik untuk teman sejawat maupun untuk para mahasiswa pada umumnya. Saya beruntung terlibat pula dalam persoalan reformasi bidang hukum karena diajak oleh Prof J.E.Sahetapy dalam Komisi Hukum Nasional sejak tahun 2000. Dengan sendirinya dalam kegiatan KHN ini saya juga didorong untuk menulis.Masalahnya memang menjadi agak lain, karena menyangkut program-program mendasar untuk reformasi hukum Indonesia. Namun, saya beruntung pula, karena pernah melakukan riset tentang “Refomasi Hukum Di Indonesia” untuk Bappenas R.I. bekerjasama dengan Bank Dunia (IDF Grant no 28557) pada tahun 1996 (sebelum lengsernya Presiden Suharto). Proyek yang berlangsung satu tahun ini dikerjakan bersama oleh Kantor Hukum “Ali Budiardjo,Nugroho,Reksodiputro” dan Kantor Hukum “Mochtar,Karuwin,Komar” dan dibantu oleh CYBERconsult yang menangani riset lapangan dan administrasinya. Proyek ini dikenal sebagai “Diagnostic Assessment of Legal Development in Indonesia” dan dijadikan juga sebagai landasan awal pemikiran-pemikiran KHN R.I. melakukan kajian-kajian untuk reformasi di bidang hukum di Indonesia. Tulisan-tulisan dalam buku ini ditulis dengan latar belakang yang sangat bervariasi seperti diuraikan di atas. Dimulai dengan pemikiran tentang perlunya pembaruan dalam hukum pidana Indonesia, disusul tentang Ilmu Kepolisian, Kriminologi,dan Hukum Pidana. Bab berikut adalah tentang masalah Korupsi dan Reformasi di Bidang Peradilan, dan kemudian tentang Pendidikan Tinggi Hukum serta perlunya ada Pembaruan di bidang ini. Bab penutup adalah a.l. pemikiran saya pada Pidato Pengukuhan Gurubesar (30 Oktober 1993). Karena itu mohon para Pembaca memaklumi berbagai macam konteks di mana tulisan-tulisan tersebut disampaikan. Kepada Tim KHN yang telah berupaya mengumpulkan dan menyunting karangan-karangan saya, disampaikan terima kasih. Semoga tulisan-tulisan dalam buku ini masih bermanfaat untuk generasi muda yang sekarang bertanggungjawab merintis sistem hukum Indonesia yang lebih baik untuk menegakkan keadilan di bumi Indonesia.
Description: