ebook img

Menuju Swamedikasi yang Aman PDF

12 Pages·2014·2.21 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Menuju Swamedikasi yang Aman

InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 EFEK SAMPING PENGGUNAAN OBAT Pertanyaan: Saya sedang hamil 5 bulan, menderita batuk dan pilek. Saya men- dapatkan obat dari dokter yaitu Gatifloxacin, Erdostein 300 mg, dan tablet yang mengandung Desloratadin dan Pseudoefedrin. Setelah mengkonsumsi obat tersebut saya mengalami gatal-gatal di badan sampai kaki, dan muka merah. Apakah ada diantara obat tersebut yang dapat mengakibatkan alergi dan apakah obat-obat tersebut aman untuk wanita hamil InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 (Gati, Ibu Rumah Tangga) Jawaban: Berikut informasi produk dari masing-masing obat yang Saudara konsumsi : 1. Gatifloxacin merupakan golongan antibiotik. Indikasi gatifloksasin diantaranya adalah untuk infeksi saluran pernafasan, bronkitis TOPIK SAJIAN UTAMA: dan pnemonia. Efek samping yang mungkin timbul adalah reaksi hipersensitif (alergi), mual, muntah, dispepsia, nyeri lambung, diare, sakit kepala, pusing, gangguan tidur, ruam (sindrom steven-johnson), dan pruritus (gatal-gatal). Menuju Swamedikasi yang Aman 2. Erdostein 300 mg, merupakan obat yang diindikasikan untuk mukolitik (pengencer lendir pada gangguan pernafasan). Obat ini dikontraindikasikan terhadap penderita sirosis hati dan penderita gagal ginjal berat. Tidak terlihat efek samping pada gastrointestinal (pencernaan) maupun sistemik. 3. Obat yang mengandung desloratadin dan pseudoefedrin, dimana desloratadin bekerja sebagai antihistamin (alergi rinitis) dan pseudoefedrin sebagai dekongestan (hidung tersumbat). Efek samping yang mungkin timbul adalah mulut kering, pusing, takikardia, faringitis, anoreksia, konstipasi, dan insomnia. Efek samping masing-masing obat dapat timbul atau tidak, berbeda- beda pada tiap individu. Untuk keamanan pada wanita hamil, disampaikan bahwa perlu kehati-hatian penggunaan ketiga obat tersebut pada wanita hamil kecuali atas petunjuk dokter. Berdasarkan gejala yang dialami seperti gatal-gatal di badan sampai kaki, dan muka sampai merah, ada kemungkinan Saudara mengalami reaksi hipersensitifitas (alergi). Jika reaksi alergi tersebut dipastikan karena mengkonsumsi obat dan bukan karena mengkonsumsi makanan atau karena alergi lain, maka kemungkinan reaksi alergi tersebut disebabkan oleh gatifloxacin. Oleh karena itu disarankan untuk menghentikan penggunaan obat, dan segera konsultasikan kembali kepada dokter. Pustaka: 1. Badan POM. Informatorium Obat Nasional Indonesia. 2008. Badan POM, Jakarta. 2. Briggs G,Roger K. Drugs in Pregnancy And Lactation: A Reference Guide To Fetal And Neonatal Risk 7th ed. 2005. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia. 3. McEvoy GK. AHFS Drug Informastion. 2010. American Society of Health-System Pharmacists, Bethesda Marryland. ARTIKEL: SERI SWAMEDIKASI: Pentingnya MESO Penanganan Gangguan dalam Farmakovigilans Ringan pada Lambung FORUM PIONas PIONas adalah Pusat Informasi Obat Nasional yang menyediakan akses informasi terstandar (Approved Label) dari semua obat yang beredar di Indonesia yang telah disetujui oleh badan POM sebagai NRA (National Regulatory Authority). PIONas melayani permintaan informasi dan konsultasi terkait dengan penggunaan obat. Permintaan informasi ke PIONas dapat disampaikan secara langsung dengan datang ke PIONas (Ged. A lt. 1 BPOM, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat) atau melalui telepon di nomor 021-42889117 / 021-4259945, HP nomor 08121899530, email ke [email protected] Halaman 1 InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 TIM REDAKSI EDITORIAL Penasehat : Pembaca yang terhormat, Dr. Roy A.Sparringa, M.App.Sc. Seiring dengan kemajuan teknologi yang menyebabkan masyarakat sering mengeluh sakit kepala, pusing, sakit mag, Pengarah : dan lain-lain, walaupun ringan tapi cukup mengganggu. dr. Mufrihatu Hayatie Amal, MPH Keluhan-keluhan ringan sebenarnya dapat diatasi sendiri dengan swamedikasi. Swamedikasi menurut WHO diartikan Penanggung jawab : sebagai pemilihan dan penggunaan obat, termasuk pengobatan Dra. Reri Indriani, Apt, M.Si. herbal dan tradisional, oleh individu untuk merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit. Untuk lebih mendalam Redaktur : mengetahui tentang swamedikasi perlu disimak artikel “Menuju Irhama Hayati, S.Si.,Apt.,M.TI Swamediaksi Yang Aman”. Lebih detil, ada artikel khusus swamedikasi yang mengulas “Penanganan Gangguan Ringan Editor : Pada Lambung”. 1. Dra. Murti Hadiyani 2. Indah Widiyaningrum, S.Si, Apt. Efek samping obat merupakan reaksi yang tidak diinginkan 3. Arlinda Wibiayu, S. Si., Apt. yang menyertai pemberian satu jenis obat atau kombinasi dalam dosis yang dicurigai terkait dengan penggunaan obat Kontributor : tersebut. Monitoring Efek Samping Obat penting dilakukan 1. Indah Widiyaningrum, S.Si, Apt. (PIOM) untuk menghindari terjadinya masalah penggunaan obat terkait 2. drg. Indah Ratnasari efek samping; memastikan keselamatan pasien (patients safety) (Direktorat Pengawasan Distribusi Produk dan meningkatkan kerasionalan penggunaan obat. Salah satu Terapetik & PKRT) upaya Badan POM untuk peningkatan program Monitoring Efek 3. Dwi Resmiyarti, S.Farm., Apt. (PIOM) Samping Obat (MESO) adalah melalui pengembangan subsite 4. DR. Tepy Usia, M.Phil e-MESO. Diharapkan dengan e-MESO pelaporan MESO menjadi (Direktorat Obat Asli Indonesia) semakin baik sehingga kita lebih mengetahui profil keamanan 5. Arlinda Wibiayu, S. Si., Apt. (PIOM) obat yang beredar di Indonesia. Sekretariat : Ada yang baru pada InfoPOM edisi tahun 2014 yaitu hadirnya 1. Ridwan Sudiro, S.IP. sosok PIONY dalam artikel-artikel swamedikasi. Disamping itu juga 2. Syatiani Arum Syarie, S.Far.,Apt. ada seri Publikasi Badan POM untuk lebih mengenalkan pembaca 3. Riani Fajar Sari, A.Md. kepada penerbitan terbaru Badan POM. 4. Tri Handayani, S.Farm.,Apt. Demikian, semoga infoPOM edisi ini dapat memberikan manfaat. Sirkulasi : Selamat membaca 1. Netty Sirait 2. Surtiningsih Fotografer : Redaksi menerima sumbangan artikel yang berisi Michael Andikawan S.,S.Des. informasi terkait dengan obat, makanan, kosmetika, obat tradisional, komplemen makanan, zat adiktif dan bahan berbahaya. Kirimkan tulisan melalui alamat redaksi dengan melampirkan identitas diri penulis. Alamat redaksi: Ged. Data Center lt. 5 BPOM, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat. Telepon/fax: 021-42889117. Email ke [email protected] Halaman 2 InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 Sajian Utama MENUJU SwAMEDIKASI YANG AMAN Kesehatan merupakan hal yang penting bagi kehidupan masyarakat. Namun keluhan kesehatan ringan seperti pusing, demam, mag sering kali dialami oleh banyak orang. Meskipun ringan, namun cukup mengganggu. Keluhan-keluhan ringan sebenarnya dapat diatasi sendiri dengan swamedikasi, namun pengobatan sendiri menjadi tidak mudah bila tidak memiliki pengetahuan tentang hal tersebut. Kemudahan tentu bukanlah hal utama, yang lebih penting justru adalah bagaimana cara melakukan swamedikasi dengan benar. Menurut World Health Organization (WHO) swamedikasi risiko melakukan swamedikasi misal efek samping yang jarang diartikan sebagai pemilihan dan penggunaan obat, termasuk muncul namun parah, interaksi obat yang berbahaya, dosis tidak pengobatan herbal dan tradisional, oleh individu untuk merawat tepat, dan pilihan terapi yang salah. diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan HAL-HAL APA SAJA YANG PERLU DIPERHATIKAN? penyakit ringan yang sering dialami masyarakat, seperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit mag, kecacingan, diare, 1. MENGENALI KONDISI KETIKA AKAN MELAKUKAN penyakit kulit dan lain-lain. Obat-obat golongan obat bebas SwAMEDIKASI dan obat bebas terbatas merupakan obat yang relatif aman Sebelum melakukan swamedikasi kita harus memperhatikan digunakan untuk swamedikasi. Jadi, swamedikasi adalah upaya kondisi orang yang akan diobati. Beberapa kondisi yang awal yang dilakukan sendiri dalam mengurangi/mengobati harus diperhatikan adalah kehamilan, berencana untuk hamil, penyakit-penyakit ringan menggunakan obat-obatan dari menyusui, umur (balita atau lansia), sedang dalam diet khusus golongan obat bebas dan bebas terbatas. seperti misalnya diet gula, sedang atau baru saja berhenti mengkonsumsi obat lain atau suplemen makanan, serta Untuk melakukan swamedikasi dengan benar, masyarakat perlu mempunyai masalah kesehatan baru selain penyakit yang mengetahui informasi yang jelas dan terpecaya mengenai selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan dari obat-obat yang digunakan. Apabila swamedikasi tidak dilakukan dokter. dengan benar maka dapat berisiko munculnya keluhan lain karena penggunaan obat yang tidak tepat. Swamedikasi yang Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan tidak tepat diantaranya ditimbulkan oleh salah mengenali gejala lebih hati-hati, karena beberapa jenis obat dapat menimbulkan yang muncul, salah memilih obat, salah cara penggunaan, salah pengaruh yang tidak diinginkan pada janin. Beberapa jenis dosis, dan keterlambatan dalam mencari nasihat/saran tenaga obat juga di sekresikan juga ke dalam air susu ibu. Walaupun kesehatan bila keluhan berlanjut. Selain itu, juga ada potensi mungkin jumlah obat di ASI kadarnya kecil, namun mungkin Halaman 3 Sajian Utama InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 dapat berpengaruh pada bayi. Pemilihan jenis obat juga perlu Tanda peringatan pada Obat Bebas Terbatas diantaranya diperhatikan pada orang yang sedang dalam diet khusus seperti adalah sebagai berikut: diet rendah garam atau rendah gula, karena selain mengandung zat aktif berkhasiat, komposisi obat juga terdiri dari zat tambahan lain yang harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus tersebut, misal obat berbentuk sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat berpengaruh pada pasien yang sedang diet gula. Mengingat hal tersebut di atas, sebelum melakukan 4. MEwASPADAI EFEK SAMPING YANG MUNGKIN MUNcUL swamedikasi perlu diperhatikan kondisi yang sedang dialami Selain dapat mengatasi penyakit/gejala penyakit, obat juga sehingga tidak terjadi efek yang tidak diinginkan. Membaca dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan. Efek samping peringatan/perhatian yang tertera pada label atau brosur obat yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis untuk juga menjadi hal yang perlu dilakukan, karena di dalamnya mengatasinya, namun demikian beberapa efek samping tertulis hal – hal yang harus diperhatikan sebelum atau setelah mungkin memerlukan perhatian lebih dalam penanganannya. mengkonsumsi obat yang dimaksud. Efek samping yang mungkin timbul antara lain reaksi alergi, 2. MEMAHAMI BAHwA ADA KEMUNGKINAN INTERAKSI gatal-gatal, ruam, mengantuk, mual dan lain-lain. Oleh karena OBAT itu penting untuk mengetahui efek samping apa yang mungkin Banyak obat dapat berinteraksi dengan obat lainnya atau terjadi dan apa yang harus dilakukan saat mengalami efek berinteraksi dengan makanan dan minuman. Kenali nama samping tersebut. Efek samping bisa terjadi pada siapa saja obat atau nama zat berkhasiat yang terkandung dalam namun umumnya dapat ditoleransi. Bila terjadi efek samping, obat yang sedang anda konsumsi atau hendak digunakan segera hentikan pengobatan dan konsultasikan dengan tenaga sebagai swamedikasi. Tanyakan kepada Apoteker di apotik kesehatan. mengenai ada tidaknya interaksi dari obat-obat tersebut. Untuk menghindari masalah yang mungkin terjadi, bacalah aturan 5. MENELITI OBAT YANG AKAN DIBELI pakai yang tercantum pada label kemasan obat. Pada saat akan membeli obat, pertimbangkan bentuk sediaannya (tablet, sirup, kapsul, krim, dll) dan pastikan bahwa 3. MENGETAHUI OBAT-OBAT YANG DAPAT DIGUNAKAN kemasan tidak rusak. Lihatlah dengan teliti kemasan luar UNTUK SwAMEDIKASI maupun kemasan dalam produk obat. Jangan mengambil obat Tidak semua obat dapat digunakan untuk swamedikasi. yang menunjukkan adanya kerusakan walaupun kecil. Selain Telah dijelaskan diatas bahwa obat yang digunakan untuk kemasan, perhatikan juga bentuk fisik sediaan. swamedikasi adalah obat yang relatif aman, yaitu obat golongan obat bebas dan obat bebas terbatas. Untuk yang bentuk sirup, hal yang harus diperhatikan adalah warna dan kekentalannya. Pastikan tidak ada partikel-partikel OBAT BEBAS kecil di bagian bawah botol atau mengapung dalam sirup dan Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep jika berbentuk suspensi, suspensi dapat tercampur rata setelah dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah. Pada adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. tablet, bentuk harus benar-benar utuh dan tidak ada satupun Contoh : Simetikon. yang pecah atau rusak. Jika pada tablet memiliki cetakan/ tulisan, pastikan bahwa semua tablet memiliki cetakan/tulisan yang sama. Untuk sediaan kapsul, bentuk kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang sama dari semua kapsul. Jika kapsul memiliki cetakan/tulisan, pastikan bahwa semua kapsul memiliki cetakan/tulisan yang sama. OBAT BEBAS TERBATAS Perhatikan juga penyimpanan obat di tempat penjualannya, Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk jika obat disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari obat keras tetapi masih dapat dibeli tanpa resep dokter. langsung maka sebaiknya beli obat di tempat lain yang kondisi Obat ini biasa disertai dengan tanda peringatan. Tanda penyimpanannya lebih baik. Lebih baik membeli obat di sarana khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah distribusi yang resmi, seperti misalnya apotek dan toko obat lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. berijin. Contoh : CTM (Klorfeniramin maleat). Obat yang anda minum harus sudah memiliki nomor izin edar karena ini berarti obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan, khasiat dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM. Hal lain yang harus diperhatikan adalah tanggal kedaluwarsa, tanggal ini menandakan bahwa sebelum tanggal Halaman 4 InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 Sajian Utama tersebut obat masih memenuhi persyaratan dan aman untuk Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin (lemari es) digunakan. Penggunaan obat yang sudah kedaluwarsa dapat kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut. membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang Pertimbangkan juga bahwa waktu kedaluwarsa obat bisa lebih berbahaya. Oleh karena itu, tidak boleh menggunakan obat pendek dari waktu yang tertera pada label ketika obat itu sudah yang sudah melewati batas kedaluwarsa. dibuka dari kemasannya. Buang obat yang sudah kedaluwarsa. Cara membuang obat adalah dengan membuka kemasannya 6. MENGETAHUI cARA PENGGUNAAN OBAT YANG BENAR dan dibuang di tempat yang jauh dari jangkauan anak, misalnya Bacalah aturan pakai obat sesuai dengan petunjuk yang tertera jika bentuk sediaan cair dibuka kemasannya kemudian pada label. Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih; jika penggunaan, pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sediaan lain seperti tablet atau kapsul dibuka dari kemasannya sesuai anjuran akan memberikan efek yang baik. Jangan lalu obatnya ditimbun dalam tanah.(KOB) membuang label ataupun bagian kemasan yang memberikan PERHATIKAN informasi mengenai penggunaan obat tersebut agar tidak terjadi kesalahan bila anda menggunakan obat itu kembali. TANGGAL Apabila merasa obat yang sedang digunakan tidak memberikan KEDALUWARSA efek yang diinginkan setelah jangka waktu penggunaan yang OBAT! dianjurkan, maka segeralah untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya. PENGHENTIAN SwAMEDIKASI ! Segera hentikan swamedikasi dan konsultasikan ke dokter, Beberapa bentuk sediaan obat memiliki cara penggunaan yang apabila : khusus, seperti misalnya supositoria (obat yang bentuknya • Timbul gejala lain seperti pusing, sakit kepala, mual seperti peluru yang penggunaannya dengan cara dimasukkan dan muntah; ke dalam anus). Cara memasukkan supositoria ini ke dalam • Terjadi reaksi alergi seperti gatal-gatal dan kemerahan anus adalah dengan membuka kemasan supositoria, basahi pada kulit; pada bagian ujung bulatnya, gunakan satu tangan yang tidak • Salah minum obat atau minum obat dengan dosis yang memegang obat untuk merenggangkan anus, lalu satu tangan salah. lain memasukkan supositoria ke dalam anus. Dianjurkan untuk tetap berbaring telentang atau miring selama 5 menit. Disamping cara penggunaan, waktu penggunaan juga perlu PENUTUP diperhatikan seperti misalnya obat diminum sebelum makan, Swamedikasi bermanfaat dalam pengobatan penyakit atau bersama makan atau sesudah makan. gejala penyakit ringan, hanya jika dilakukan dengan benar dan rasional, berdasarkan pengetahuan yang cukup tentang 7. MENGETAHUI cARA PENYIMPANAN OBAT YANG BAIK obat yang digunakan dan kemampuan mengenali penyakit Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi dari obatnya. atau gejala yang timbul. Semoga tulisan ini membantu anda Obat dalam bentuk sediaan oral seperti tablet, kapsul dan melakukan swamedikasi yang berhasil. serbuk tidak boleh disimpan di dalam tempat yang lembab karena bakteri dan jamur dapat tumbuh baik di lingkungan Penulis : Bidang Informasi Obat - Pusat Informasi Obat dan lembab sehingga dapat merusak obat. Begitu pula dengan Makanan bentuk sediaan cair. Obat yang mengandung cairan biasanya mudah terurai oleh cahaya sehingga harus di simpan pada wadah aslinya yang terlindung dari cahaya atau sinar matahari PUSTAKA: langsung dan tidak disimpan di dalam tempat yang lembab. 1. BPOM. Kompendia Obat Bebas Meskipun pada obat-obat biasanya terdapat kandungan zat 2. Ruiz ME. 2010. Risks of self-medication practices. pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan kuman Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ dan jamur, akan tetapi bila wadah sudah dibuka maka zat pubmed/20615179 pengawetpun tidak dapat mencegah rusaknya obat secara tanggal : 28 januari 2014 keseluruhan. Apalagi bila wadah sering dibuka-tutup. Maka dari 3. WHO. 1998. The Role of The Pharmacist in Self-Care and Self- itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah Medication. The Hague, The Netherlands: WHO, p.1-11 digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, 4. Ditjen Binfar dan Alkes. 2006. Pedoman penggunaan Obat juga membersihkan pipet/sendok ukur dan mengeringkannya. Bebas dan Obat Bebas Terbatas. Jakarta Halaman 5 InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 PENTINGNYA MESO DALAM FARMAKOvIGILANS Indonesia menjadi salah satu negara yang berpartisipasi dalam program Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam hal Monitoring Obat Internasional sejak tahun 1990. Tetapi data terkait efek samping obat yang ada untuk penggunaan di wilayah Indonesia masih belum banyak. Padahal data pemantauan keamanan produk beredar melalui program farmakovigilans atau sering disebut program Monitoring Efek Samping Obat (MESO) tersebut sangat bermanfaat untuk mendukung tindak lanjut regulatori pengawasan obat. REPORTING MONITORING QUALITY PHARMACO CONTROL EPIDEMIOLOGY PHARMACOVIGILANCE ACTIVITIES COMMUNICATION REVIEWS AND INFORMATION PSURs Farmakovigilans merupakan seluruh kegiatan tentang Reaksi tipe A (augmented) yaitu reaksi yang disebabkan pendeteksian, penilaian (assessment), pemahaman, dan mekanisme farmakologi obat tersebut secara normal pada pencegahan efek samping atau masalah lainnya terkait dengan pemberian dosis terapi dan umumnya tergantung dengan penggunaan obat (drug-related problem) yang mungkin dosis yang diberikan. Contohnya adalah perdarahan pada muncul. Secara spesifik farmakovigilans dapat dimanfaatkan penggunaan warfarin atau penekanan saluran nafas pada untuk menghindari terjadinya masalah penggunaan obat terkait penggunaan obat golongan opioid. efek samping; memastikan keselamatan pasien (patients safety) dan meningkatkan kerasionalan penggunaan obat. Hal ini Sedangkan reaksi tipe B (bizarre) adalah reaksi yang tidak menjadi sangat penting untuk pengawasan obat post-market. diinginkan dari mekanisme farmakologi obat yang telah diketahui. Reaksinya tidak umum terjadi (less common) dan MESO, FAKTOR PENTING FARMAKOvIGILANS ditemukan pertama kali setelah obat telah digunakan secara Efek samping merupakan reaksi tidak diinginkan atau luas. Contohnya adalah reaksi anafilaktik pada penggunaan obat membahayakan yang menyertai pemberian satu jenis obat atau golongan penisilin atau kemerahan pada penggunaan obat kombinasi dalam dosis terapi yang dicurigai terkait dengan golongan antibiotik. penggunaan obat tersebut. Terkadang efek samping bisa sangat mengganggu hingga dapat menyebabkan seseorang Untuk menghindari kerugian akibat efek samping obat maka harus menghentikan pengobatannya. Untuk itu pemantauan pencatatan dan pengumpulan data kejadian munculnya efek efek samping obat perlu dilakukan karena efek samping samping penting untuk meningkatkan keamanan penggunaan terkadang baru muncul beberapa waktu setelah obat tersebut obat. Dari data yang ada, efek samping obat juga dapat dipasarkan dan digunakan secara luas. mengakibatkan seseorang masuk rumah sakit. Studi yang dilakukan di Inggris untuk menghitung kejadian masuk rumah Efek samping secara umum diklasifikasikan menjadi 2 (dua) tipe sakit karena efek samping menunjukkan bahwa 1 dari 16 pasien yaitu Reaksi Tipe A dan Tipe B. masuk rumah sakit karena efek samping obat. Halaman 6 InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 FARMAKOvIGILANS DI INDONESIA yang utama terkait obat sebenarnya adalah terkait penggunaan Terkait pelaksanaan pengawasan aspek keamanan obat obat itu sendiri. Hal ini penting mengingat obat dapat memicu beredar, Badan POM melakukan pemantauan keamanan obat munculnya efek samping pada pasien yang mungkin saja beredar melalui Monitoring Efek Samping Obat (MESO). Pada lebih buruk dari penyakit yang diderita. Apabila data laporan awalnya MESO bergantung pada sistem pelaporan yang bersifat efek samping obat dapat dikumpulkan secara komprehensif, sukarela oleh tenaga kesehatan. Namun sistem pelaporan Farmakovigilans dapat berkontribusi dalam menilai efektivitas sukarela ini masih belum cukup mendukung pengumpulan obat beredar dan mendukung jaminan keselamatan pasien. data atau informasi profil aspek keamanan obat di Indonesia. Sementara itu, dengan jumlah penduduk yang banyak yang Dalam pelaksanaan Farmakovigilans memang dibutuhkan terdiri dari berbagai suku dengan genetika yang beragam, beberapa peran kunci, baik itu Badan POM sebagai regulator, data MESO dapat menjadi sumber data yang cukup potensial Industri Farmasi sebagai produsen, serta tenaga kesehatan untuk memperoleh informasi terkait profil keamanan obat yang sebagai praktisi, masing-masing memiliki peran dan tanggung beredar di Indonesia. jawabnya dalam menjamin keselamatan pasien. Dengan dukungan dari berbagai pihak maka diharapkan kegiatan Meski saat ini pelaporan efek samping obat oleh tenaga farmakovigilans di Indonesia dapat berjalan dengan baik kesehatan masih bersifat sukarela, namun tidak demikian sehingga data atau informasi yang memadai tentang profil halnya untuk Industri Farmasi. Sejak diterbitkannya Peraturan aspek keamanan obat beredar dapat meningkat. Data profil Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia aspek keamanan obat pada populasi Indonesia dapat menjadi Nomor HK.03.1.23.12.11.10690 Tahun 2011 tentang Penerapan salah satu dasar pertimbangan bagi Badan POM untuk Farmakovigilans Bagi Industri Farmasi, maka Industri Farmasi pengambilan tindak lanjut regulatori yang tepat. diwajibkan untuk melakukan kegiatan farmakovigilans dan secara aktif memberikan laporan terkait efek samping obat. Penulis : Direktorat Pengawasan Distribusi PT & PKRT Peraturan ini ditetapkan pada 30 Desember 2011, dan wajib diterapkan 24 bulan sejak diundangkan atau mulai 5 PUSTAKA: Januari 2014. Bagi Industri Farmasi yang tidak melaksanakan 1. Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2011. Peraturan Farmakovigilans sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut Kepala Badan POM Nomor HK.03.1.23.12.11.10690 Tahun dapat dikenai sanksi administratif berupa peringatan secara 2011 Tentang Penerapan Farmakovigilans Bagi Industri tertulis; larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/ Farmasi. BPOM, Jakarta. atau perintah untuk penarikan kembali obat atau bahan obat 2. Medicines and Healthcare products Regulatory dari peredaran; perintah pemusnahan obat atau bahan obat; Agency.2013. Adverse Drug Reaction http://www.mhra.gov. bahkan penghentian sementara kegiatan. uk/Safetyinformation/Howwemonitorthesafetyofproducts/ Medicines/TheYellowCardScheme/ Kewajiban penerapan farmakovigilans bagi Industri Farmasi Informationforhealthcareprofessionals/ ini penting mengingat Industri Farmasi selaku pemilik izin Adversedrugreactions/index.htm [4 Maret 2014] edar obat berkewajiban memastikan obat yang diproduksi 3. World Health Organization. Minimum Requirements for a memenuhi persyaratan safety, efficacy dan quality. Hal ini functional Pharmacovigilance System. http://www.who. meliputi pemantauan keamanan obat setelah beredar atau int/medicines/areas/quality_safety/safety_efficacy/PV_ post-marketing surveillance. Permasalahan keselamatan pasien Minimum_Requirements_2010_2.pdf [4 Maret 2014] Monitoring Efek Samping Obat Halaman 7 InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 o s e m - e Salah satu upaya Badan POM sebagai Pusat MESO/ login apabila sudah mendapatkan persetujuan BPOM. Farmakovigilans Nasional untuk peningkatan program Dengan melakukan login, user/pelapor dapat membuat dan MESO adalah melalui pengembangan subsite e-MESO, yang mengirimkan laporan melalui aplikasi e-MESO ini secara online. dikembangkan dalam rangka memberikan pelayanan akses informasi aktivitas farmakovigilans di Indonesia, dimana salah Setiap user/pelapor dapat melihat kembali laporan yang telah satu menu yang ada di sini adalah ADR Reporting (adverse drug dibuat, tetapi tidak dapat melihat laporan dari user/pelapor reaction reporting). Menu ADR Reporting dapat digunakan oleh lain karena akses hanya untuk laporan masing-masing. Masing- tenaga kesehatan dan juga industri farmasi pelaporan efek masing user/pelapor dapat memantau proses atau status samping obat yang terjadi di Indonesia secara elektronik kepada laporan yang telah dibuat. Status terakhir dari sebuah laporan Badan POM RI. adalah setelah dilakukan Causality Assesment oleh BPOM bersama dengan tim ahli MESO. Apabila Pelapor mengalami kesulitan dalam proses pelaporan efek samping obat (ESO) menggunakan aplikasi e-MESO, Pelapor dapat menghubungi kontak di bawah ini. PUSAT MESO NASIONAL Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik & PKRT Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Jl. Percetakan Negara No. 23, Kotak Pos No. 143 Jakarta 10560 Dr. Roy A.Sparringa, M.App.Sc (Kepala Badan POM), Telp. : (021) 4244691 ext .1072, 4244755 ext. 111 Prof. dr Ali Ghufrom Mukti M.Sc.,Ph.D (Wakil Menteri Kesehatan) dan Mirawati Sudjono, Ak. M.Sc (Deputi Pelayanan Publik Kemenpan) Fax. : (021) 42883485 E-mail: [email protected] Aplikasi ini dapat diakses oleh pengguna melalui alamat website: Langkah pertama adalah pengguna harus melakukan pendaftaran pada halaman Registrasi. Terdapat 2 (dua) kategori user/pelapor yang akan mengakses aplikasi ini, yaitu tenaga kesehatan dan industri farmasi. Perbedaan kedua kategori tersebut akan terlihat pada saat pembuatan laporan ESO. Pada saat registrasi, hal yang harus diperhatikan adalah alamat e-mail, karena konfirmasi registrasi akan dikirimkan melalui e-mail tersebut. Para user/pelapor baru dapat melakukan Halaman 8 InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 PENANGANAN GANGGUAN RINGAN PADA LAMBUNG Gadget, laptop, pesawat jet, kereta super cepat... Semakin canggih teknologi yang dibuat manusia, menunjukkan semakin tuntutan terhadap “kecepatan”. Segala hal dilakukan dengan cepat, bahkan makan dan minum pun dilakukan dengan cepat. Lama-kelamaan pola makan berubah instan dan kurang mempedulikan aspek kesehatan. Kondisi ini tak ayal bisa mengganggu pencernaan. Munculnya nyeri ulu hati, dispepsia dan kembung merupakan gejala dari terganggunya pencernaan. Apoteker PIONY didatangi deadline tetap menimbulkan stres tersendiri. oleh Rina, pengunjung Parahnya di saat stres, ia mengabaikan jam makan, apotek yang mengeluhkan dan menopang energinya dengan minum kopi sakit pada bagian lambung setelah malamnya ia mengkonsumsi atau minuman berenergi. kopi terlalu banyak. Pagi harinya ia merasakan seperti terbakar disertai dengan sendawa berlebihan. Dengan minum susu ia Sebaliknya, bila ada sedikit waktu luang di akhir berharap rasa sakitnya berkurang, akan tetapi tak berhasil. pekan, ia dengan lahap menyantap banyak makanan. Makanan yang pedas, makanan berminyak serta Setelah digali lebih lanjut, ternyata bukan hanya semalam saja minuman bersoda adalah favoritnya sebagai Rina mengkonsumsi kopi. Persisnya sejak setahun yang lalu pelampiasan. saat ia pindah ke perusahaan broadcasting, kopi menjadi teman bekerja hingga larut malam. Bekerja memang membuatnya Apakah pola hidup Rina sekarang ada kaitannya dengan seperti lupa waktu, karena selalu dikejar deadline. keluhan sakit pada bagian lambung yang dirasakannya? PIONY Meskipun ia menyukai pekerjaannya, namun terkadang tekanan mengajak kita membaca artikel ini lebih lanjut. NYERI ULU HATI atau istilah asingnya hearthburn, merupakan DISPEPSIA adalah rasa tidak nyaman pada perut bagian atas iritasi pada kerongkongan bagian bawah yang menimbulkan yang terjadi saat atau setelah makan, mual dan perut kembung. rasa terbakar pada perut bagian atas atau di bagian bawah Rasa tidak nyaman tersebut dapat berupa rasa nyeri antara tulang rusuk. Nyeri dirasakan karena masuknya kembali pusar dan bagian bawah tulang rusuk atau rasa penuh saat (refluks) asam lambung dari lambung ke kerongkongan mulai makan atau setelah makan. sehingga menimbulkan iritasi pada kerongkongan bagian bawah. Masuknya asam lambung ini disebabkan oleh ketidaksempurnaan menutupnya katup kerongkongan bagian bawah. Keluhan nyeri ulu hati dapat dirasakan setelah makan, PERUT KEMBUNG biasanya dikaitkan dengan adanya gas di atau pada saat berbaring menjelang tidur, bahkan dapat dalam lambung. Keluhannya berupa sendawa berlebihan, perut menyebabkan terbangun dari tidur. Nyeri ini juga dirasakan terasa penuh dan tegang akibat gas. pada saat membungkuk atau setelah berolahraga seperti angkat beban, bersepeda, atau sit-up. Ketiga kondisi di atas dapat diatasi dengan pengobatan sendiri, selama penyakit dan gejalanya masih ringan. Namun harus diwaspasdai bila gejalanya berat atau berkepanjangan karena bisa jadi telah terjadi tukak lambung dan gastritis. Tukak lambung yang terjadi akibat adanya luka pada mukosa lambung dan gastritis yang merupakan penyakit saluran cerna yang ditandai dengan inflamasi (radang) mukosa lambung, keduanya memerlukan penanganan oleh dokter. Halaman 9 InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 PENYEBAB dalam segelas air, aduk hingga larut, kemudian diminum sampai Gangguan pencernaan ringan seperti nyeri ulu hati, dispepsia habis. Sedangkan antasida dalam bentuk suspensi dapat dan lambung kembung dapat disebabkan oleh makan terlalu langsung diminum dengan mengocok terlebih dahulu. banyak dan cepat, serta mengkonsumsi makanan yang pedas, berminyak, kopi, intoleransi laktosa, minuman yang Obat diminum hanya bila diperlukan, dosis dewasa 3-4 mengandung asam tinggi dan minuman bersoda. Gaya hidup kali sehari 1 tablet/serbuk atau 1-2 sendok makan suspensi. yang tidak baik seperti stress, merokok dan minum minuman Antasida sebaiknya diminum 1 jam sebelum atau sesudah beralkohol juga dapat memicu gejala gangguan pencernaan. makan dan sebelum tidur malam untuk mencegah gejala Perut kembung juga dirasakan pada kondisi gugup, sembelit timbul pada malam hari. Disarankan untuk mengkonsumsi atau intoleransi laktosa. Gugup akan memicu asam lambung sesuai petunjuk pada kemasan/brosur obat. Jika antasida harus sehingga menyebabkan kembung. dikonsumsi bersama obat lain, beri jarak waktu setidaknya 2 jam diantara keduanya. Jika waktu minum obat terlewat, PENANGANAN segeralah minum obat saat teringat. Namun jika sudah hampir Pencegahan gangguan pencernaan ringan dapat dilakukan tiba waktunya minum obat selanjutnya, lewatkan dosis yang dengan perbaikan gaya hidup dan pola makan antara lain: terlupa dan kembali ke jadwal minum obat seperti biasa. Jangan • Berhenti merokok dan membatasi asupan alkohol. menduakalikan minum obat jika terlupa. • Tidak melakukan aktivitas fisik setelah makan. • Makan tidak kurang dari 3 jam sebelum tidur, sehingga Kebanyakan antasida yang tersedia di pasaran merupakan memberikan waktu untuk pengosongan lambung. produk yang zat berkhasiatnya kombinasi antara Aluminium • Menghindari makanan yang merangsang asam dan gas Hidroksida dan Magnesium Hidroksida. Kombinasi kedua lambung misalnya minuman berkarbonasi, kubis, lobak, dan zat tersebut dapat menurunkan kebutuhan dosis masing- lain-lain. masing. Kombinasi ini juga dimaksudkan untuk mengurangi • Mengurangi porsi makan dan mengunyah makanan dengan efek samping masing-masing. Aluminium hidroksida memiliki baik. efek samping konstipasi (susah buang air besar), sedangkan Magnesium Hidroksida memiliki efek samping laksatif (mudah Pengobatan sendiri dapat dilakukan dengan pemilihan obat buang air besar). yang tepat berdasarkan gejala yang dialami. Untuk mengurangi rasa sakit dapat digunakan penghangat topikal yang dioleskan Gangguan pencernaan yang tidak segera diatasi bisa di perut, seperti minyak telon, minyak kayu putih, minyak menjadi berkepanjangan, sedangkan penggunaan obat yang gandapura, dan sebagainya. berkepanjangan perlu mewaspadai meningkatnya potensi efek samping. Untuk obat oral, sediaan di pasar umumnya mengandung Jika mengalami konstipasi berat dan berkelanjutan, sulit atau antasida dan simetikon, serta beberapa bahan aktif lain yang nyeri saat urinasi, terasa sering ingin kencing, sakit kepala terus dikombinasikan dengan keduanya. menerus, kehilangan nafsu makan terus menerus, perubahan mood dan kondisi mental, nyeri otot, mual, muntah, gugup atau lelah, napas perlahan, pengecapan tidak enak, dan kelelahan yang tidak biasa atau lemah maka hentikan pengobatan dan CONTOH OBAT disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke YANG MENGANDUNG dokter. SIMETIKON DAN ANTASIDA 2. SIMETIKON Obat yang mengandung zat berkhasiat simetikon bekerja mengatasi kembung. Simetikon bekerja dengan cara menurunkan tekanan permukaan lambung dan usus sehingga kelebihan gas pada lambung dan usus dapat dipecah atau dikeluarkan melalui anus. Simetikon tidak diserap ke sistem peredaran darah. Simetikon 1. ANTASIDA tidak boleh digunakan pada orang yang hipersensitif terhadap Antasida bekerja menetralkan asam lambung. Antasida simetikon dan dilarang digunakan pada penderita yang digunakan untuk mengurangi gejala akibat kelebihan asam dicurigai mengalami kerusakan atau perforasi usus. lambung, dengan demikian akan mengurangi nyeri lambung, nyeri ulu hati, dan perasaan penuh atau kembung pada Aturan pemakaian harus mengacu pada informasi yang terdapat lambung. pada kemasan/brosur obat. Sediaan bentuk tablet kunyah harus dikunyah sampai hancur sebelum ditelan, agar obat dapat Antasida dalam bentuk tablet kunyah harus dikunyah dengan bekerja lebih cepat. Untuk sediaan cair dapat diminum dengan baik, kemudian ditelan dan diminum dengan segelas air. takaran sendok obat agar dosisnya tepat. Antasida dalam bentuk serbuk harus dilarutkan terlebih dahulu Halaman 10

Description:
TOPIK SAJIAN UTAMA: Menuju Swamedikasi yang Aman. ARTIKEL: Pentingnya MESO dalam Farmakovigilans. SERI SWAMEDIKASI: Penanganan
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.