Wiwik Kusumawati et al., Medical Students’ Reflection on Cheating, Altruims and Plagiarism: A Qualitative Study MEDICAL STUDENTS’ REFLECTION ON CHEATING, ALTRUISM AND PLAGIARISM: A QUALITATIVE STUDY Wiwik Kusumawati*, Titi Savitri Prihatiningsih**, Gandes Retno Rahayu**, Soenarto Sastrowijoto** * Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta - INDONESIA ** Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - INDONESIA ABSTRACT Background: Derogation of professional behavior (PB) increased in education, even in medical education revealed cheating during in educational process as best predictor when the students at work placed in the future. The aim of this study is to know the students’ perspective on cheating, altruism and plagiarism. Method: This study was conducted using a qualitative approach. Sampling technique was purposeful sampling with criterion reference. Fifty-two year-one students of medical school of faculty of medicine and health sciences (FMHS) divided into 5 groups, each group consists of 10 to 11 students. The students received teaching learning of PB (three times tutorial with trigger film, reflection and expert panel). Qualitative data from students’ reflection analized using constant comparative method. Results: The results of this study indicated the presence of 6 final themes (i.e., learning value, learning approach, student preparedness, examination strategy, learning spiritual, study plan. Students who had the ability to understand various learning events would have a good study plan, and then could choose appropriate examination strategy to reach success and could avoid blamable event such as cheating. The students who had good learning spiritual and learning value to dilemmatic event, they would be motivated and their heart would be touched, so in their future plan they would try to be altruistic and professional doctor in all situation. There would be influence on positive study plan, make more effort and pried to God, also respect others work, so plagiarism could be avoided. Conclusion: There were 6 final themes of students’ reflection on cheating, altruism and plagiarism after they exposure by teaching learning of PB. They were learning value, learning approach, student preparedness, examination strategy, learning spiritual and study plan. Keywords: Professional Behavior, Qualitative, Cheating, Altruism, Plagiarism ABSTRAK Latar belakang: Kejadian pelanggaran perilaku profesional (PP) ditengarai semakin meningkat dalam pendidikan, bahkan studi pada profesi dokter menunjukkan bahwa cheating pada masa pendidikan merupakan best predictor pada waktu mahasiswa lulus dan bekerja. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran perspektif mahasiswa terhadap 3 atribut PP, yaitu: cheating, altruism dan plagiarism. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pemilihan sampel secara purposive dengan criterion reference. Lima kelompok tutorial mahasiswa tahun pertama program studi pendidikan dokter FKIK UMY masing-masing terdiri dari 10 sd 11 mahasiswa dipilih secara acak (n = 52) dan mendapat intervensi pembelajaran PP dengan tiga kali tutorial trigger film, refleksi dan panel ahli. Data hasil refleksi mahasiswa tentang cheating, plagiarisme dan altruisme dianalisis secara kualitatif dengan constant comparative method. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 6 tema final, yaitu: 1) Learning value; 2) Learning approach; 3) Student preparedness; 4) Examination strategy; 5) Learning spiritual; dan 6) Study plan. Seseorang dengan kemampuan contact: [email protected] Vol. 7 | No. 1 | March 2018 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 1 Wiwik Kusumawati et al., Medical Students’ Reflection on Cheating, Altruims and Plagiarism: A Qualitative Study memaknai suatu peristiwa dan dapat mengambil nilai positif akan mempunyai perencanaan belajar (study plan) yang baik, sehingga dapat memilih strategi menghadapi ujian (examination strategy) yang tepat untuk meraih keberhasilan dan menghindari perbuatan tercela seperti cheating. Seseorang dengan learning spiritual dan learning value yang baik terhadap peristiwa dilematis akan termotivasi dan tersentuh emosinya, sehingga dalam future plannya akan berusaha menjadi dokter yang altruis dan profesional dalam situasi apapun. Dalam study plan lebih bersungguh-sungguh dalam berusaha dan berdoa kepada Allah, SWT serta mampu menghargai hasil karya orang lain, sehingga terhindar dari berbagai bentuk tindak plagiat. Kesimpulan: Hasil analisis kualitatif refleksi mahasiswa tentang cheating, altruism dan plagiarism setelah mereka terpapar dengan pembelajaran PP menunjukkan 6 makna final, yaitu: 1) Learning value; 2) Learning approach; 3) Student preparedness; 4) Examination strategy; 5) Learning spiritual; dan 6) Study plan. Kata kunci: Perilaku Profesional (PP), Kualitatif, Cheating, Altruism, Plagiarism PENDAHULUAN pada waktu menjadi mahasiswa di perguruan tinggi juga menyebabkan dishonesty pada waktu bekerja.6,7 Pengembangan karakter, sifat dan perilaku yang berhubungan dengan profesionalisme menjadi area Studi yang pernah dilakukan oleh Kusumawati8 penting dalam pendidikan dokter untuk melengkapi tentang profesionalisme dan perilaku profesional kompetensi kognitif dan psikomotor sesuai dengan (PP) mahasiswa pada Program Studi Pendidikan tujuan yang diharapkan.1,2 Salah satu tugas dokter Dokter menunjukkan bahwa kejujuran terutama adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada dalam ujian merupakan salah satu nilai atau atribut masyarakat. Pelayanan pasien yang baik tidak PP yang masih perlu diperbaiki selain care terhadap hanya tergantung pada kompetensi kognitif orang lain, fasilitas belajar dan berbusana muslim/ dan psikomotor saja, tetapi juga membutuhkan muslimah yang baik (appearance). Hal ini sesuai kompetensi afektif atau perilaku profesional.3 dengan studi yang dilakukan oleh Erhamwilda,9 Kurangnya kompetensi dokter dalam perilaku bahwa ketidakjujuran dalam pendidikan, seperti profesional (PP) disebabkan oleh pendidikan dokter pemalsuan nilai, ijazah, kenaikan kelas yang selama ini lebih menekankan pada pengajaran dipaksakan masih merupakan salah satu problem kognitif dan psikomotor. Kompetensi afektif, utama pendidikan di Indonesia. meskipun penting belum diajarkan secara eksplisit Altruisme merupakan salah satu atribut PP yang dan dinilai secara valid dan sistematis.4,5 penting bagi profesi dokter terutama dalam Kejadian cheating pada mahasiswa di perguruan menjalankan tugas profesinya untuk menangani tinggi menunjukkan angka yang tinggi, dengan pasien. Perilaku altruis merupakan tujuan pertama variasi antara 30% sampai dengan 96%. Menurut dalam pendidikan dokter di era global, sehingga American Council on Higher Education, cheating mengajarkan dan menilai perilaku ini secara formal semakin meningkat dengan variasi antara 40% sangatlah penting. Informasi tentang metode yang sampai dengan 80%. Cheating yang dilakukan efektif dan penilaian altruisme masih terbatas dalam pendidikan dokter di perguruan tinggi, dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian ternyata juga pernah dilakukan pada pendidikan kualitatif tentang cheating, altruism dan plagiarism sebelumnya di SMA. Hal ini menunjukkan bahwa ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran perilaku (cheating) pada masa pendidikan akan perspektif dan pemikiran mahasiswa terhadap 3 terbawa sampai pada waktu mahasiswa bekerja dan atribut perilaku profesional (PP) tersebut setelah hal ini dapat merugikan institusi tempat kerja. Studi mereka terpapar dengan pembelajaran cheating, pada profesi dokter menunjukkan bahwa cheating altruism dan plagiarism. merupakan best predictor, dishonesty yang dilakukan 2 Vol. 7 | No. 1 | March 2018| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education Wiwik Kusumawati et al., Medical Students’ Reflection on Cheating, Altruims and Plagiarism: A Qualitative Study METODE altruisme. Setelah melihat film, setiap mahasiswa diminta untuk membuat refleksi tentang film yang Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. sudah dilihat dan kemudian mendiskusikan hasil Pemilihan sampel secara purposive dengan criterion refleksinya. Refleksi menggunakan form dari Gibbs reference.10,11 Sampel penelitian menggunakan yang berisi tentang deskripsi film, perasaan setelah mahasiswa kedokteran tahun pertama. Menurut melihat film, evaluasi (hal yang baik dan buruk Goldie et al.12 pengembangan disain kurikulum tentang isi film), analisis (pikiran terhadap isi film), profesionalisme pada awal tahun pendidikan dapat kesimpulan (yang sebaiknya dilakukan dan tidak memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk dilakukan) dan rencana tindak lanjut. mengembangkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk praktik profesional. Mahasiswa yang menjadi Data hasil 3 refleksi mahasiswa tentang cheating, responden sudah mendapatkan informed consent. plagiarisme dan altruisme masing-masing dianalisis Penelitian ini juga sudah memenuhi kelayakan secara kualitatif. Prosedur analisis data kualitatif etik dari komisi etik penelitian Fakults Kedokteran meliputi unitizing atau pemaknaan, kategorisasi, UGM. constant comparative method dan connecting categories atau menghubungkan antar kategori.13,14 Unitizing Lima kelompok tutorial mahasiswa tahun pertama atau pemaknaan, data yang sudah didapatkan dari program studi pendidikan dokter FKIK UMY dipilih refleksi mahasiswa dicari maknanya dan diberi kode. secara acak menjadi kelompok perlakuan (n=52). Dalam kategorisasi, makna yang sudah dikumpulkan Masing-masing kelompok terdiri dari sekitar pada tahap sebelumnya dikelompokkan atau sepuluh sampai dengan sebelas orang. Kelompok dikategorikan berdasarkan kemiripan makna. perlakuan ini mendapatkan perlakuan intervensi Selanjutnya dengan constant comparative method, pembelajaran PP yang terdiri dari tiga kali tutorial kategori atau tema yang sudah disusun dibaca trigger film, masing masing disertai refleksi dan satu lagi berulang-ulang, sehingga kategorisasi dapat kali panel ahli. Film sebagai trigger pembelajaran diperluas bila ditemukan kategori baru atau bahkan bermuatan spiritual dan religi, demikian pula panel digabung bila ada kesamaan makna. Pada connecting ahli. Tiga Film berdurasi 10 sampai dengan 15 categories atau menghubungkan antar kategori, menit secara berurutan berisi tentang mahasiswa biasanya pada tahap akhir analisis kualitatif akan menyontek waktu sedang ujian (cheating), dokter didapatkan sekitar lima sampai dengan sepuluh muda waktu tugas jaga di rumah sakit mendapatkan kategori yang dinamakan kategori final. Kategori berita ayahnya sakit dan meninggal (altruism) dan final ini kemudian dianalisis, dicari hubungan satu plagiasi waktu mengerjakan skripsi (plagiarism). sama lain, sehingga menjadi penjelasan yang logis Skenario film dan pembuatan film secara kualitatif dan komprehensif. Hasil analisis kualitatif yang direview oleh ahli (supervisor), dosen dan peneliti dilakukan oleh peneliti kemudian diverifikasi oleh tentang keseuaian konten film dengan tujuan supervisor. pembelajaran. Tutorial atau diskusi kelompok dilakukan tiga HASIL DAN PEMBAHASAN kali masing-masing berdurasi sekitar dua jam Setelah dilakukan analisis kualitatif pada hasil menggunakan film sebagai trigger. Tutorial refleksi mahasiswa tentang cheating, altruism dan difasilitasi oleh seorang tutor yang dipilih plagiarism didapatkan gambaran makna final seperti berdasarkan kriteria sudah pernah mengikuti pada Gambar 1. training of tutor (TOT). Film berdurasi sekitar lima belas menit berisi tentang cheating, plagiarisme dan Vol. 7 | No. 1 | March 2018 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 3 Wiwik Kusumawati et al., Medical Students’ Reflection on Cheating, Altruims and Plagiarism: A Qualitative Study Gambar 1. Diagram makna final pembelajaran perilaku profesional (PP) Refleksi cheating Sebagai seorang pelajar/mahasiswa, kita harus sadar agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang Pada refleksi tentang cheating ini, setelah dilakukan salah”. (I.20) analisis kualitatif dan verifikasi, didapatkan beberapa makna atau kategori final, yaitu: 1) Learning approach merupakan kegiatan yang dilakukan Learning value; 2) Learning approach; 3) Student oleh mahasiswa pada proses belajar dan alasan preparedness; 4) Examination strategy; 5) Learning mereka melakukan. Pendekatan pembelajaran dapat spiritual; dan 6) Study plan. berbeda antara individu satu dengan individu lain. Learning value mempunyai arti, yaitu hal-hal atau Pendekatan pembelajaran seseorang dapat bersifat sifat yang bermanfaat untuk menjadikan seseorang mendalam (deep learning), yaitu belajar dengan belajar. Hal-hal atau sifat tersebut dapat bersifat menekankan pada understanding dan critical analysis. positif maupun negatif, artinya seseorang dalam Pendekatan pembelajaran juga dapat superfisial menyikapi suatu kejadian dan peristiwa dapat baik atau lebih cenderung menghafal (remembering). atau positif dan sebaliknya kurang baik atau negatif. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh Berikut ini beberapa pernyataan mahasiswa yang mahasiswa juga dapat sungguh sungguh, tetapi ada berhubungan dengan learning value. pula yang santai atau bersenang-senang atau bahkan bermalas-malasan. Berikut ini pernyataan mahasiswa “prihatin melihat mahasiswa yang malas belajar, yang berhubungan dengan learning approach. dia lebih mementingkan bermain PS daripada mempersiapkan diri menghadapi ujian. Prihatin “terdapat 2 kepribadian mahasiswa dalam melihat mahasiswa yang menyontek saat ujian menghadapi ujian ada yang mempersiapkan diri berlangsung”. (I.1) dengan belajar yang tekun sedangkan mahasiswa “film ini mengangkat kasus-kasus yang sering yang satunya lebih memilih bermain/tidak belajar”. terjadi di kalangan pelajar/mahasiswa di Indonesia. (I.1) 4 Vol. 7 | No. 1 | March 2018| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education Wiwik Kusumawati et al., Medical Students’ Reflection on Cheating, Altruims and Plagiarism: A Qualitative Study Student preparedness dalam belajar atau ujian ada pagi, datang terlambat, menyontek saat ujian, yang sangat baik, cukup dan tidak baik. Mahasiswa tidak belajar”. (I.11) dengan persiapan yang sangat baik menyadari betul tugas dan kewajiban serta konsekuensi apabila dia Learning spiritual, menurut Kamus Besar Bahasa lalai atau meremehkan. Sebaliknya, mahasiswa Indonesia (KBBHI, 1998) 15 spiritual berarti batin dengan persiapan yang tidak baik memiliki atau rohani, arti lain spiritual, yaitu proses atau rasa tanggung jawab yang kurang dan lebih kemampuan seseorang memaknai suatu kejadian mengutamakan kesenangan. Berikut ini beberapa dan peristiwa, dalam hal ini terhadap proses pernyataan mahasiswa yang berhubungan dengan pembelajaran. Learning spiritual seseorang dapat student preparedness. kuat dan lemah. Seseorang dengan learning spiritual yang kuat, apabila melihat suatu kejadian atau “Ketika menjadi seorang mahasiswa, kita peristiwa dapat memaknai atau mengambil hikmah seharusnya dapat memiliki time management yang positif untuk kehidupannya. Sebaliknya seseorang baik, membagi waktu antara bermain dan belajar. dengan learning spiritual yang lemah, tidak mampu Kita harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya memaknai secara positif terhadap suatu kejadian ketika hendak menghadapi ujian dan ketika ujian atau peristiwa. Berikut ini pernyataan mahasiswa berlangsung kita harus percaya diri akan jawaban yang berhubungan dengan learning spiritual. yang kita berikan tanpa melakukan tindakan tercela seperti menyontek”. (I.1) “mengingatkan jangan terbuai duniawi, belajar dengan rajin dan menerapkan ke kehidupan “Melakukan time management yang baik akan dan mengingat bahwa azab Allah pedih bila kita membuat hidup kita teratur dan tertata. Jangan meninggalkan tugas-tugas kita ......”. (I.32) suka menyepelekan sesuatu. Menghargai orang- orang di sekeliling kita seperti orang tua. Mereka “Sikap menyontek sebaiknya tidak dibudidayakan. selalu mendoakan dan mengharapkan yang terbaik Mahasiswa pencontek harus menyadari akan dari kita”. (I.16) tanggung jawabnya. Ia harusnya dapat memilah- milah mana yang harusnya dilakukan dan yang Examination strategy adalah cara atau strategi tidak dilakukan. Mahasiswa tersebut harusnya mahasiswa dalam menghadapi ujian. Strategi tidak melupakan kewajibannya kepada Tuhan, ujian mahasiswa ada yang baik dan buruk. Contoh karena sifat buruk pasti berasal dari kebiasaan yang baik yaitu belajar dengan sungguh-sungguh, buruk”. (I.44) mengatur waktu dengan baik, sholat tepat waktu, mengaji, datang tepat waktu, dll. Strategi yang tidak Study plan, rencana studi berikutnya pada seseorang baik adalah tidak belajar, bermain, terlambat datang dapat sangat ideal atau tinggi dan rendah. Rencana ujian, dan menyontek. Berikut ini pernyataan ke depan mahasiswa untuk studinya mulai dari mahasiswa yang berhubungan dengan examination ideal, yaitu adanya niat atau motivasi tinggi meraih strategy. keberhasilan dengan usaha yang maksimal tanpa melakukan atau menghindari perbuatan tercela “hal yang baik yaitu belajar untuk persiapan ujian, seperti menyontek. Sebaliknya, rencana ke depan sholat tepat waktu, mengaji, datang ke kampus mahasiswa untuk studinya yang rendah berarti tidak sebelum ujian dan meminta pertolongan Allah ada niat atau motivasi untuk meraih keberhasilan (berdoa). Hal yang buruk yaitu bermain game atau kesuksesan. Berikut ini beberapa pernyataan berlebihan, tidak belajar, tidak sholat 5 waktu, mahasiswa yang berhubungan dengan study plan. datang ujian telat, menyontek....”. (I.5) “Saya akan menyiapkan segala sesuatunya jika “mahasiswa A mempunyai time management yang ujian tiba, seperti belajar, tetap berdoa kepada bagus, belajar tepat waktu, beribadah tepat waktu, Allah SWT., dan jika tidak dapat mengerjakan disiplin. Hal yang buruk yaitu bermain sampai Vol. 7 | No. 1 | March 2018 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 5 Wiwik Kusumawati et al., Medical Students’ Reflection on Cheating, Altruims and Plagiarism: A Qualitative Study ujian, saya tidak akan menyontek karena apapun ia sendiri dalam keadaan yang kurang baik dan ada yang kita lakukan dilihat oleh Allah SWT”. (I.29) masalah pribadi ... ”. (II.5) “yang selanjutnya akan saya lakukan adalah “.... sikap ketegaran dan profesionalisme dari mengatur waktu dengan baik dan menerapkan seorang dokter. Saya belajar bagaimana seharusnya kehidupan yang teratur serta menanamkan nilai- yang dilakukan ketika dihadapkan dengan 2 nilai kejujuran”. (I.5) kondisi seperti itu, sebagai bagian dan konsekuensi menjadi seorang dokter”. (II.1) “hal yang akan saya lakukan adalah membatasi waktu bermain untuk belajar, juga tidak “Bangga, salut terhadap apa yang dilakukan melewatkan sholat wajib dan membaca Al Qur’an. dokter dan patut ditiru kita sebagai calon dokter Juga saat ujian tidak berbuat curang......”. (I.19) ... ”. (II.37) Dengan melihat film tentang cheating, mahasiswa Altruisme berarti paham atau sifat yang lebih mendapatkan nilai positif bahwa peristiwa yang memperhatikan dan mengutamakan kepentingan dilihat di film menyentuh sampai tingkat emosi orang lain (kebalikan dari egoisme),15 sedangkan mereka, sehingga timbul perasaan kasihan, iba, menurut ABIM, altruisme adalah, “constitutes the jengkel dan sudah sepantasnya mahasiswa yang essence of professionalism and is based on the rule that menyontek mendapatkan hukuman yang setimpal. the best interest of patients and not self-interest is the Mahasiswa dapat mengambil hikmah atau makna professional obligation” dari dua kejadian, yaitu satu mahasiswa sungguh- Seseorang dapat memiliki sikap altruis, sungguh belajar dan beribadah, sementara mementingkan kepentingan orang lain di atas mahasiswa yang lain bermalas-malasan hanya kepentingan pribadi, kebalikan altruis, yaitu dengan bermain play station (PS) dan terlambat egois atau seimbang dalam menempatkan antara datang ujian. kepentingan untuk orang lain dan kepentingan pribadi. Sebagian besar mahasiswa menyatakan Refleksi altruisme bahwa tokoh di film (dokter Rahma) menunjukkan Hasil refleksi mahasiswa tentang altruisme juga sikap profesional dan altruis. Hal ini dapat dilihat dianalisis dengan constant comparative method dan dari pernyataan beberapa responden berikut. verifikasi, sehingga didapatkan beberapa kategori makna final, yaitu: 1) Learning value; 2) Altruism; “Dokter Rahma tabah menghadapi masalah, 3) Learning spiritual; dan 4) Future plan. memiliki tekad yang kuat, berlaku profesional walaupun sedang ada masalah, pintar karena Learning value yaitu hal-hal yang bermanfaat untuk kuliahnya dari beasiswa, membantu tanpa pamrih menjadikan seseorang belajar. Hal-hal atau sifat ......”. (II.18) tersebut dapat positif maupun negatif, artinya seseorang dalam menyikapi suatu kejadian dan “Dokter tersebut menunjukkan tanggung jawab peristiwa dapat baik atau positif dan sebaliknya terhadap profesinya sebagai seorang dokter, melayani kurang baik atau negatif. Mahasiswa menyatakan pasien sebaik-baiknya, bersikap profesional dalam bahwa kejadian di film merupakan peristiwa yang bekerja walaupun keadaan sedang tidak baik, dilematis, langka atau sulit, namun patut dicontoh bersikap baik, ramah dengan tenaga kesehatan atau dijadikan model. Tokoh di film menimbulkan lainnya dan mementingkan orang lain”. (II.31) rasa kekaguman serta bangga bagi yang melihat seperti dinyatakan oleh beberapa responden Learning spiritual, spiritual berarti batin atau rohani, berikut. arti lain spiritual yaitu proses atau kemampuan seseorang memaknai suatu kejadian dan peristiwa,15 “Saya sangat terinspirasi oleh dokter muda yang dalam hal ini terhadap proses pembelajaran. Learning ada di film ini karena dia rela berkorban meskipun spiritual seseorang dapat kuat dan lemah. Seseorang 6 Vol. 7 | No. 1 | March 2018| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education Wiwik Kusumawati et al., Medical Students’ Reflection on Cheating, Altruims and Plagiarism: A Qualitative Study dengan learning spiritual yang kuat, apabila melihat Film tentang altruisme mengisahkan pengalaman suatu kejadian atau peristiwa dapat memaknai atau dokter muda yang sedang bertugas di perantauan, mengambil hikmah positif untuk kehidupannya. sementara ayahnya yang tinggal jauh di rumah Sebaliknya, seseorang dengan learning spiritual sedang sakit keras. Ketika dihadapkan pada dua yang lemah, tidak mampu memaknai secara positif pilihan, yaitu tetap menjalankan tugas atau pulang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Mahasiswa kampung untuk melihat ayahnya, dokter muda menyatakan bahwa tokoh di film (dokter Rahma) tersebut tetap memilih menjalankan tugasnya menunjukkan sebagai dokter yang mempunyai menolong pasien di rumah sakit. Menurut semangat atau spirit, tekad yang kuat dalam pernyataan mahasiswa, peristiwa dalam film sangat meraih cita-cita, tenang dalam menghadapi pasien dilematis, berat dan sulit. Sebagian besar mereka di tengah masalah pribadi yang sulit dan taat menyatakan bahwa keputusan dokter untuk tetap beribadah. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan bertugas menimbulkan inspirasi dan motivasi bagi beberapa responden berikut. mahasiswa sebagai calon dokter, sehingga patut diteladani. Sikap dokter tersebut termasuk langka “Prihatin, bangga, senang dan lebih termotivasi namun benar dan menimbulkan rasa kagum, lagi, melihat seorang dokter yang sangat tanggung bangga, terharu meskipun ada kesedihan melihat jawab dalam menghadapi pekerjaan serta begitu masalah pribadinya. Sebagian kecil saja mahasiswa sabar, kuat, ikhlas dan tegar dalam menghadapi yang menyatakan perlunya keseimbangan dalam masalah/cobaan hidup”. (II.15) memutuskan antara kepentingan tugas dan pribadi atau keluarga. “Film tadi saya rasa sangat motivatif, di tengah kesedihan/kegundahan seorang dokter masih Refleksi plagiarisme ada rasa tenang. Hal itu dapat dilihat dari pelayanannya terhadap pasien yang sangat tenang Hasil refleksi mahasiswa tentang plagiarisme juga dan tetap semangat untuk bekerja”. (II.20; II 17) dianalisis dengan constant comparative method dan verifikasi, sehingga didapatkan beberapa kategori Future plan, rencana ke depan pada seseorang dapat makna final, yaitu: 1) Learning value; 2) Plagiarism; sangat ideal atau tinggi dan rendah. Rencana ke 3) Study plan; dan 4) Learning spiritual. depan mahasiswa sebagai calon dokter mulai dari Learning value, mahasiswa mampu mengambil nilai ideal, yaitu adanya niat atau motivasi tinggi untuk pembelajaran dari suatu peristiwa. Kemampuan menjadi a good doctor dengan atribut-atributnya. yang dimiliki ini bisa positif atau negatif. Positif Sebaliknya, rencana ke depan mahasiswa sebagai berarti mahasiswa mampu mengambil nilai atau calon dokter yang rendah berarti tidak memahami makna dari suatu kejadian. Negatif berarti tidak dan memiliki motivasi untuk menjadi dokter yang mampu menjadikan paparan pengalaman atau baik dan karakteristiknya. peristiwa sebagai proses pembelajaran. Sebagian besar mahasiswa menunjukkan kemampuan atau “Saya akan meniru sikap dokter tersebut karena learning value yang positif seperti pada beberapa menurut saya itu adalah sikap yang terbaik bagi pernyataan responden berikut. seorang dokter”. (II.11) “.... Saya akan lebih semangat dan sadar diri serta “Menurut pendapat saya, film tadi banyak tanggung jawab terhadap apa saja yang ditugaskan, memberikan pesan-pesan kepada kita, I’ll be a good doctor”. (II.3) mengenalkan kepada kita betapa pentingnya nilai- nilai kejujuran itu untuk meraih kesuksesan baik “Jika Saya dihadapkan seperti pada keadaan di dunia maupun akhirat, serta mengajarkan nilai seperti apa yang dialami dokter Rahma, saya akan tanggung jawab kepada kita”. (III.18) tetap bersikap profesional, tetap ramah, senyum, tanggung jawab pada pasien dan yang lainnya “Menurut pendapat saya, ketika melihat situasi .......”. (II.26) tersebut adalah adanya degradasi moral mahasiswa. Vol. 7 | No. 1 | March 2018 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 7 Wiwik Kusumawati et al., Medical Students’ Reflection on Cheating, Altruims and Plagiarism: A Qualitative Study Mereka mengandalkan berbagai cara untuk yaitu plagiat atau menyontek. Berikut beberapa mengejar deadlinenya tanpa mempertimbangkan pernyataan mahasiswa yang berhubungan dengan baik buruk serta efek yang dihasilkan. Meskipun study plan. niatnya baik tapi semua tergantung prosesnya, apabila prosesnya tidak baik maka pasti hasilnya “Saya akan berusaha untuk fokus dalam pasti tidak baik”. (III.40) perkuliahan mulai dari awal semester sampai akhir semester. Selain itu, mempersiapkan segala Plagiarisme berarti penjiplakan yang melanggar tugas termasuk KTI dengan baik. Kemudian saya hak cipta, Sedangkan plagiat adalah pengambilan akan mengharamkan segala bentuk plagiarisme, karangan atau pendapat orang lain dan karena selain membohongi diri sendiri hal tersebut menjadikannya seolah-olah karangan atau merupakan praktek melanggar hukum”. (III.11) pendapatnya sendiri.15 Menurut Cameron et al.16 “Selalu tertib dengan waktu, menyelesaikan tugas plagiarisme didefinisikan sebagai as using another dengan baik, menghargai hasil karya orang lain, author’s material or ideas without proper attribution. sehingga ketika mau mengutip sesuatu harus Plagiarisme merupakan perbuatan ilegal karena menuliskan sumbernya, .... memprioritaskan melanggar hak cipta, baik disengaja maupun tidak. skripsi, mengatur waktu untuk menyelesaikan Plagiarisme termasuk cheating. Definisi cheating skripsi, persiapan matang untuk sidang skripsi, menurut Mayville cit Cullen17 yaitu, “being dishonest, tetap sholat dan berdoa kepada Allah”.”. (III.29) implying a fraudulent practice or use of trickery whereby individuals submit works of others as their own”. Learning spiritual, learning artinya pembelajaran. Mahasiswa menyatakan bahwa plagiarisme Spiritualitas atau spiritualisme berasal dari kata merupakan perbuatan yang salah dan sering spiritual yang berarti berhubungan dengan atau dilakukan oleh mahasiswa karena berbagai sebab. bersifat kejiwaan (rohani, batin).15 Spiritual juga Hal ini dapat dilihat pada beberapa pernyataan berarti kemampuan memaknai kehidupan atau responden berikut. peristiwa. Kemampuan memaknai yang dimiliki ini bisa positif atau negatif. Positif berarti seseorang “Menurut saya, plagiarisme adalah tindakan yang mampu mengambil nilai atau makna dari suatu sangat buruk, apalagi untuk yang sudah tahap kejadian. Negatif berarti tidak mampu menjadikan mahasiswa. Hal ini benar-benar mencoreng nama paparan pengalaman atau peristiwa sebagai proses dirinya sendiri (yang melakukan plagiarisme) dan pembelajaran. Pernyataan responden berikut pendidikan di Indonesia”. (III.31) sebagai contoh learning spiritual. “... cerminan mahasiswa ataupun pelajar saat ini. “menurut saya, plagiarisme adalah sifat yang Banyak anak-anak muda yang dalam pengerjaan harus dijauhi oleh semua orang karena hal tersebut tugasnya hanyalah menyalin dari web ke web di hanya membawa kesenangan semu dan nantinya internet dan mereka tidak paham betul akan materi akan membawa keburukan”. (III.3) yang ditugaskan”. (III.27) “... sebagai mahasiswa harus bertanggung jawab Study plan, perencanaan belajar seseorang dalam menjalankan peran kita sebagai mahasiswa dengan studi dapat baik atau buruk. Perencanaan belajar cara belajar sungguh-sungguh dan diimbangi yang baik, antara lain dapat mengatur waktu dengan dengan beribadah yang benar, sehingga ketika kita baik, tertib atau disiplin, belajar sungguh-sungguh, mendapatkan kesulitan kita tidak akan memikirkan dll. Hal ini dapat dilihat pada beberapa pernyataan jalan pintas yang akan merugikan diri kita sendiri”. responden berikut. Perencanaan belajar yang buruk (III.42) tentunya sebaliknya, yaitu tidak dapat mengatur waktu dengan baik, tidak disiplin, sehingga pada Film plagiarisme sebagai trigger dalam penelitian ini, saat ada dead line tugas berbuat yang tidak terpuji menurut mahasiswa menunjukkan peristiwa yang 8 Vol. 7 | No. 1 | March 2018| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education Wiwik Kusumawati et al., Medical Students’ Reflection on Cheating, Altruims and Plagiarism: A Qualitative Study sering terjadi pada pelajar atau mahasiswa sekarang Dari hasil analisis kualitatif refleksi mahasiswa ini. Mereka dengan mudahnya mengcopypaste baik menunjukkan bahwa menyontek, melakukan tindak dari internet maupun pekerjaan temannya dalam plagiat dengan alasan apapun merupakan perbuatan menyelesaikan tugasnya. Hal ini menunjukkan yang tidak baik. Mereka menyatakan bahwa degradasi moral bagi pelakunya, karena plagiarisme memplagiat hasil karya orang lain adalah perbuatan merupakan perbuatan berbohong, curang, mencuri curang, mencuri, melanggar aturan, dilarang atau menyontek hasil karya orang lain dan film oleh agama, bahkan kriminal dan menunjukkan ini memberikan pelajaran atau pesan terhadap degradasi moral pelakunya. Mahasiswa yang pentingnya nilai kejujuran bagi mahasiswa. melakukan tindakan plagiat ataupun menyontek sudah sepantasnya mendapatkan sanksi yang tegas Tindak plagiat dilakukan karena kurangnya atau surat drop out (DO). Sanksi yang tegas perlu tanggung jawab dan komitmen, sehingga tugas diberikan sebagai pelajaran atau konsekuensi tidak dapat diselesaikan pada waktunya. Selain itu, perbuatan melanggar ketentuan dan menunjukkan kemalasan, kelalaian dan tidak bisa mengatur waktu sistem penilaian yang jelas dari fakultas dalam dengan baik menyebabkan persiapan yang kurang pembelajaran PP secara formal. kemudian putus asa dalam penyelesaian tugas skripsi, sehingga akhirnya mengambil jalan pintas Perbuatan menyontek maupun plagiat dilakukan dengan mengcopypaste hasil karya orang lain. Akibat karena kurangnya tanggung jawab mahasiswa, tindak plagiat ini akhirnya mahasiswa mendapatkan sehingga meremehkan terhadap kewajiban dan sanksi DO sebagai konsekuensi perbuatannya dan tugasnya, sering tidak hadir kuliah atau membolos, hukuman ini menimbulkan penyesalan kemudian. bermalas-malasan, tidak bisa mengatur waktu antara tugas dan bermain atau antara tugas pokok Dalam film ini, satu mahasiswa melakukan tindak dengan aktivitas yang lain. Selain itu, juga kurang plagiat karena malas, meremehkan, lalai, kurangnya menghargai saran atau nasihat teman atau orang tanggung jawab terhadap tugas dan mahasiswa lain, akibatnya waktu ujian atau dikejar deadline lain karena kuliah sambil bekerja dan tidak bisa tugas skripsi, mengambil jalan pintas dengan mengatur waktu, sehingga sampai pada batas waktu menyontek dan menjiplak hasil pekerjaan teman yang ditentukan atau deadline mengambil jalan atau orang lain. pintas dengan mengcopy paste hasil karya orang lain. Akibat perbuatan plagiat tersebut mahasiswa Menurut Mayville,17 cheating merupakan tindakan akhirnya terkena sanksi yang berat. Maksud awalnya yang diambil dari berbagai alternatif solusi dalam ingin meringankan beban orangtua dengan segera mangatasi situasi. Keputusan untuk melakukan menyelesaikan KTInya dan lulus, akhirnya berbuah cheating dipengaruhi oleh pandangan atau penyesalan. keyakinan dan orientasi etika seseorang. Situasi yang dapat memicu kejadian cheating antara lain Pembelajaran dengan trigger film pada pendidikan stres karena tugas, sehingga cheating dilakukan dokter telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebagai cara praktis untuk menyelesaikannya. sebelumnya antara lain Ber & Alroy,18 Lumlertgul Faktor sosial seperti teman yang menyontek dan et al.,19 Ketis & Kersnik,20 dan Darbyshire & tidak mendapatkan sanksi dapat mendorong juga Baker,21 secara umum film atau cinema menarik, terjadinya cheating. Selain itu, juga mahasiswa menyenangkan dan membantu meningkatkan yang merasa tidak memiliki kewajiban terhadap pemahaman mahasiswa. Penelitian dengan tugas lebih cenderung melakukan cheating daripada trigger film dapat untuk mengajarkan baik mahasiswa yang mempunyai rasa memiliki terhadap kognitif, psikomotor maupun afektif atau sikap. tugas dan tanggung jawab. Pada penelitian ini trigger film digunakan untuk mengajarkan domain afektif atau sikap. Pada refleksi tentang cheating, didapatkan beberapa Pembelajaran trigger film dikombinasi dengan makna atau kategori yaitu: learning value, learning diskusi kelompok dan refleksi. approach, student preparedness, examination strategy, learning spiritual dan study plan. Hubungan antara Vol. 7 | No. 1 | March 2018 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 9 Wiwik Kusumawati et al., Medical Students’ Reflection on Cheating, Altruims and Plagiarism: A Qualitative Study kategori-kategori tersebut adalah bahwa seseorang terhindar dari plagiarisme terutama bila sumber dengan kemampuan memaknai suatu peristiwa atau referensinya berasal dari luar atau bahasa dan dapat mengambil nilai positif atau dengan Inggris. Dalam penelitian ini faktor pemahaman kata lain memiliki learning spiritual dan learning tentang plagiarisme tidak menjadikan masalah bagi value yang baik akan mempunyai perencanaan mahasiswa, dalam arti bahwa mereka memahami belajar (study plan) yang baik pula, sehingga dapat kalau tindak plagiat sebetulnya merupakan tindakan memilih strategi menghadapi ujian (examination yang salah dan sudah sepantasnya mendapatkan strategy) yang tepat untuk meraih keberhasilan dan hukuman yang berat. menghindari perbuatan tercela seperti menyontek. Plagiarisme sebagai salah satu bentuk dishonesty Hasil refleksi mahasiswa tentang plagiarisme dalam pendidikan berkorelasi positif dengan didapatkan beberapa kategori makna, yaitu: learning kemajuan sistem teknologi informasi dan lebih value, plagiarism, study plan, dan learning spiritual. merupakan masalah etik dan perilaku.6 Ditinjau Hubungan antara kategori-kategori tersebut adalah dari hubungan antara etika dan cheating ada dua bahwa seseorang dengan kemampuan learning value pendekatan, yaitu deontological approach dan dan learning spiritual yang baik terhadap peristiwa teleological approach atau utilitarianism. Menurut dan kejadian yang dialaminya akan memberikan deontological approach, yang menekankan pada duty pengaruh pada study plan yang positif, sehingga dan obligation bahwa cheating itu salah, karena tidak mahasiswa akan lebih bersungguh-sungguh memenuhi duty dan obligation terhadap kejujuran, dalam belajar, persiapan dalam menyelesaikan trust, fairness dan keadilan. Teleological approach atau tugasnya, beribadah, berdoa kepada Allah, SWT utilitarianism menekankan pada perbuatan benar dan menghargai hasil karya orang lain, sehingga atau salah didasarkan pada akibat atau konsekuensi terhindar dari berbagai bentuk tindak plagiat. yang ditimbulkannya. Menurut pendekatan ini, cheating itu salah karena tidak memicu kebaikan Plagiarisme termasuk dalam kategori cheating. tetapi justru sebaliknya berpotensi menimbulkan Plagiarisme dapat diartikan sebagai the act of putting kerugian atau harmful bagi orang lain atau the forth of the words and ideas of others as one’s own masyarakat.18 original work. Plagiarisme merupakan perbuatan ilegal karena melanggar hak cipta, baik disengaja Academic disintegrity atau academic dishonesty maupun tidak.17 Menurut Cameron et al.,16 merupakan problem yang perlu mendapatkan plagiarisme didefinisikan sebagai as using another perhatian besar fakultas kedokteran dan diperlukan author’s material or ideas without proper attribution. strategi atau policy yang tegas dan efektif untuk Terdapat tiga tema penting tentang plagiarism, mencegah hal ini agar meluluskan dokter atau yaitu: 1) an agregious infraction, dideskripsikan profesional yang lebih baik.22 Cheating tidak mungkin sebagai kriminal dan pencurian; 2) tidak adanya atau sulit untuk dihilangkan atau dieradikasi. niat plagiat bukan suatu faktor mitigasi dan 3) trivial Cheating merupakan fenomena yang kompleks error, seperti bentuk sitasi atau muddled wording terkait dengan keyakinan atau pandangan dan dapat disebut sebagai plagiarisme. Berkaitan dengan etik seseorang serta disebabkan oleh kondisi yang tindak plagiat ada satu hal yang berpengaruh yang bervariasi, maka untuk mengurangi prevalensinya namanya patchwriting yaitu kurangnya pemahaman perlu kombinasi beberapa strategi.17 tentang plagiarisme dan strategi penggunaan Budaya kejujuran perlu diciptakan dengan pendukung bahasa (linguistic support). Patchwriting menjunjung tinggi kejujuran dan menjadikan cenderung mendorong seseorang khususnya cheating sebagai perilaku yang tidak dapat nonnative speakers writing untuk menggunakan dibenarkan. Kejujuran diangkat sebagai salah satu secara salah sumber-sumber atau material dalam topik penting dalam diskusi, pembelajaran dan bahasa Inggris dalam penulisan ilmiah. Dengan aturan-aturan dalam berbagai setting pembelajaran. demikian, maka perlu dipahami dengan benar cara Menekankan bahwa cheating merupakan hal yang atau metode sitasi untuk penulisan ilmiah agar salah dan yang terbukti melakukan cheating perlu 10 Vol. 7 | No. 1 | March 2018| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Description: