U MBARA:IndonesianJournal ofAnthropology Khumairoh, Ayo Menikah .… Ayo Menikah (Muda)! : Mediatisasi Ajaran Islam di Media Sosial Izmy Khumairoh Pascasarjana Universitas Gadjah Mada [email protected] Abstract This article analyzes the close relationship between religion (i.e. religious discourses in the context of everyday life) and modernization (i.e. the intensive and excessive use of social media in society). This article is based on literature and social media review—in particular it reviews on how the role of religion changed drastically due to mediatization process that occurs in the public sphere; as well as how the social media plays a dynamic role in society. This article concludes that the new image of religion as shown in mass media and social media demonstrates its shifting power from traditional institutions to mass and social media. Religious value immerses into every aspect of the everyday life and the religious aura; and this phenomenon neglects the secularization theory. Keywords: anthropology, social media, marriage, Islam Abstrak Artikel ini menganalisis hubungan erat antara agama (yaitu wacana keagamaan dalam konteks kehidupan sehari-hari) dan modernisasi (yaitu penggunaan media sosial yang intensif dan eksesif dalam masyarakat). Analisis berdasar pada studi literatur dan observasi di dunia maya - termasuk beberapa akun media sosial dan interaksi antara netizen - terutama bahasan mengenai perubahan peran agama yang drastis akibat proses mediatisasi yang di ranah publik; sebagaimana media memainkan peran dinamis dalam masyarakat. Artikel ini menyimpulkan bahwa citra baru agama, yang terpampang di media massa dan media sosial, mencerminkan pergeseran kekuasaan agama dari institusi tradisional ke media. Nilai- nilai agama terus menemukan celah untuk memasuki setiap aspek kehidupan dan mencakup aspek aura agama sehingga fenomena ini tidak sesuai dengan teori sekulerisasi. Kata kunci: antropologi, media sosial, pernikahan, Islam setiap aspek kehidupan, kecuali di aspek legal- Pendahuluan politis. Indonesia sebagai negara dengan umat Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara Muslim terbesar di dunia menjadi acuan bagi yang mampu melalui fase modernisasi tanpa keseimbangan antara gaya hidup modern- terjebak dalam dua kutub ekstrem (merangkul sekuler dan identitas Islam. Peran yang Westernisas atau menolak mentah-mentah dimainkan oleh agama di Indonesia berbeda westernisasi dengan wacana radikalisme dan dengan apa yang dikemukakan oleh teori fundamentalisme). Kepiawaian Indonesia sekulerisasi, terutama ramalan Weber yang dalam hal ini ditunjukkan dengan sejalannya mengatakan bahwa masyarakat kontemporer gagasan demokrasi dan Pancasila yang sekuler semakin lama akan semakin menyerupai dengan gagasan Islamisasi yang menyentuh ‘kerangkeng besi’ yang memerangkap individu dalam efisiensi, kalkulasi, dan kontrol yang Volume2 (1) Juli 2017 eISSN 2528-1569 pISSN 2528-2115 10 U MBARA:IndonesianJournal ofAnthropology Khumairoh, Ayo Menikah .… rasional (Weber, 1958). Berkebalikan dengan Pernikahan dilakukan ketika seseorang teori sekulerisasi, agama di Indonesia terus- dianggap sudah cukup umur untuk melegalkan menerus membangun dan membentuk hubungan interpersonal, baik secara sipil pemahaman dalam aspek-aspek kehidupan ataupun agama. Namun, di dalam praktiknya, bermasyarakat, terutama dalam aspek politik keputusan untuk menikah sering kali dibuat melalui kampanye, pencitraan, program tidak hanya oleh individu saja tetapi juga pemerintah, kebijakan publik. Dengan kata atas dorongan dari keluarga, maupun tekanan lain, agama di Indonesia bersifat tradisional sosiokultural. Istilah ‘perawan tua’ misalnya, sekaligus modern. adalah sebuah stigma yang diciptakan masyarakat dan digunakan sebagai alat Saat ini sedang terjadi pergeseran sosial di tekanan sosiokultural bagi individu yang masyarakat yaitu maraknya budaya massa. terlambat menikah. Selain stigma, tekanan Hampir tidak ada satu pun aspek kehidupan sosial juga disajikan dalam bentuk tradisi manusia yang luput dari pengaruh budaya ‘mengabdi dan balas budi kepada orangtua’, massa, tak terkecuali agama. Hal ini ditandai yaitu dengan cara menikah. Tekanan sosial juga dengan merosotnya peran-peran tradisional dari diciptakan dengan menggunakan perspektif institusi agama. Kejadian ini berlangsung agama, yaitu anjuran melakukan pernikahan secara episodik dalam satu momen tertentu, sebagai sarana beribadah. Ungkapan dan berlangsung tanpa konflik (dan oleh pernikahan sebagai ladang pahala dan karenanya: tanpa ruang bagi perenungan dan penyempurnaan nilai keagamaan seseorang dialog dua arah) (Adorno, 2006). (dengan surga sebagai imbalannya) adalah salah satu bentuk tekanan sosial yang Pemaknaan agama diambil alih oleh media diciptakan masyarakat. sosial dan institusi agama tradisional semakin merosot perannya; kehidupan Secara historis, sebelum hadirnya institusi spiritual pun termediatisasi. Media sosial keagamaan, sesungguhnya manusia telah memainkan peran penting dalam ritualisasi mengenal konsep pernikahan. Pada masyarakat aspek-aspek kehidupan beragama; dengan pemburu-peramu misalnya, praktik pernikahan kata lain, saat ini aspek-aspek keagamaan dilakukan manusia dengan melakukan memperoleh legitimasinya dari pesan-pesan hubungan monogami yang didasari oleh asas berbalut aura agama yang bertebaran di media pertukaran yang bersifat ekonomi (Marlowe, sosial. 2003). Praktik matrimoni pada masyarakat kesukuan diatur sedemikian rupa untuk Artikel ini berupaya menganalisis hubungan kepentingan bersama, yaitu menjaga antara ‘yang tradisional’ (agama) dan ‘yang keberlangsungan hidup suku dan sebagai dasar modern’ (media sosial), dan menunjukkan pengaturan akses pada sumber daya alam yang dampak dari proses mediatisasi terhadap langka. Laki-laki yang telah diinisiasi dan penyebaran pesan-pesan keagamaan (dalam menjalani ritus peralihan dapat dengan mudah kasus ini: Islam) dan pemaknaannya melintasi lahan suku musuh/lintas-sepupu, baik mediatisasi tersebut oleh individu-individu untuk mencari makanan ataupun pasangan. dalam masyarakat. Artikel ini menyoroti Melalui ritus peralihan, laki-laki otomatis fenomena pernikahan muda yang marak mendapatkan ‘hak istimewa’ untuk diterima dipromosikan melalui media sosial sebagai langsung dengan baik oleh suku lain atas dasar contoh kasus. pemenuhan kebutuhan bagi kedua pihak (Reed, 2011). Kajian Pustaka Saat masyarakat manusia mulai mengenal sistem pertanian dan beralih menjadi Pernikahan, Agama, dan Media masyarakat petani; pernikahan mulai diatur oleh unit sosial terkecil, yaitu keluarga, dan Pernikahan, adalah salah satu dari rangkaian bersifat matrilineal. Pertukaran ekonomi pada ritual fundamental penanda kedewasaan. masa itu dilakukan karena ketergantungan Volume2 (1) Juli 2017 eISSN 2528-1569 pISSN 2528-2115 11 U MBARA:IndonesianJournal ofAnthropology Khumairoh, Ayo Menikah .… suami pada saudara laki-laki dari pihak istri. Kristen saat itu diperbolehkan untuk Praktik susu1 di Melanesia “mengharuskan berhubungan seks dengan tujuan prokreasi laki-laki bercocok tanam untuk kepentingan tanpa perlu pernikahan, asalkan tidak bersifat saudara perempuannya, dan saudara laki-laki inses (Coontz, 2005). Melihat konteks di dari pihak istri akan melakukan hal yang Romawi pada saat itu, ambivalensi mengenai sama pada dirinya” (Hoebel, 1949: 446). makna pernikahan dalam ajaran Kristen Namun, pertukaran antara pihak suami dengan dapat dipahami sebagai bentuk akulturasi saudara laki-laki dari istri tidak selalu bersifat dari transisi Kristenisasi kerajaan Romawi di linier; terkadang, salah satu pihak kembali bawah Konstantinopel. Kerajaan Romawi dengan tangan kosong. Malinowski menyebut sendiri melegalkan adanya pernikahan fenomena ketidaksetaraan dalam pertukaran sebagai bentuk legitimasi terhadap harta ini dengan istilah chasse-croise, bahwa warisan. Semenjak berkuasa di Romawi, pertukaran makanan tidak menunjukkan akhirnya Kristen meneruskan kontrol kepentingan ekonomi serta meningkatkan friksi kerajaan terhadap pernikahan sebagai bentuk dan ketegangan antar lelaki (Malinowski, 1926: penerapan sistem hukum Code of Justinian. 37). Ketika kerajaan mulai goyah karena serangan luar, gereja lalu mengambil alih Bentuk peradaban manusia semakin kompleks, peran legalisasi pernikahan. Martos populasi menjadi semakin terpusat, dan mengatakan bahwa sebelum abad ke-11, pembagian kerja membuat sistem ekonomi pun tidak ada upacara pernikahan umat Kristen turut berkembang. Evolusi kepemilikan pribadi yang diselenggarakan di gereja. Pada abad adalah manifestasi bentuk kecemburuan laki- pertengahan pun, tidak ada satu pun ritual laki di masa kejayaan matriarki. Engels (2010) gereja untuk memperingati upacara pernikahan menyatakan bahwa terdapat peralihan umat Kristen. Namun, pada abad ke-12, pewarisan alat produksi dalam masyarakat pernikahan mulai menjadi bagian upacara petani, yang awalnya berada di tangan yang harus diperingati, dan beberapa perempuan lalu beralih ke tangan anak laki- kemudian, pernikahan dicantumkan dalam laki. Peristiwa ini lantas turut mengubah Alkitab sebagai bagian dari 7 upacara ritual pengaturan garis keturunan pada masyarakat umat Kristen (Martos, 1982). petani, semula matrilineal menjadi patrilineal. Dengan demikian, sistem dan pengaturan Di dalam tradisi Islam, pernikahan dilakukan ekonomi dalam sebuah rumah tangga dapat sebagai bentuk realisasi dari salah satu dipegang penuh oleh laki-laki sehingga kewajiban umat Muslim. Pernikahan disebut perempuan akhirnya terpisah dari berbagai sebagai bagian dari sunnah Rasul. Umat wajib kegiatan ekonomi. yang mampu wajib untuk menikah. Keluarga dianggap sebagai unit fundamental dalam Ajaran agama mulai masuk ke ranah ajaran Islam, sehingga umat Muslim pernikahan pada masa penafsiran firman- dianjurkan untuk melakukan pernikahan firman Tuhan. Di masa awal kemunculan sebagai suatu sarana untuk menciptakan agama Kristen di wilayah Romawi, muncul keluarga Muslim. Selain itu, pernikahan juga ajaran bahwa pernikahan dapat menghambat dimaknai sebagai mekanisme utama dalam keselamatan spiritual seseorang, sehingga gaya proses melestarikan dan menghidupkan hidup selibat lebih dianjurkan. Namun, umat masyarakat Muslim (Lo & Aziz: 2009). Urgensi keberadaan keluarga dalam ajaran 1Susu adalah istilah untuk kelompok kekerabatan Islam telah disabdakan oleh Nabi Muhammad berdasarkan garis keturunan dari pihak ibu lewat pernyataan berikut: (matrilateral) di Melanesia. Kepemilikan alat produksi dipegang dan diwariskan pada pihak “Menikahlah kalian dengan wanita yang susu kecuali bagi laki-laki yang telah menikah penyayang lagi subur, karena (pada hari (pindah suku). Walaupun demikian, laki-laki kiamat nanti) aku membanggakan yang telah menikah masih bertanggung jawab banyaknya jumlah kalian di hadapan atas urusan pemenuhan kebutuhan rumah tangga di keluarga asal (anggota susu). Volume2 (1) Juli 2017 eISSN 2528-1569 pISSN 2528-2115 12 U MBARA:IndonesianJournal ofAnthropology Khumairoh, Ayo Menikah .… umat-umat yang lain” (HR. Abu orang-orang yang melewati batas” (QS. Dawud). Al- Maidah: 87). Faktor finansial yang seringkali menjadi Alasan lain untuk menabukan kehidupan selibat penghalang seseorang dalam menunaikan dalam ajaran Islam adalah pemahaman bahwa pernikahan tidak disarankan menjadi alasan pernikahan dapat mengendalikan hawa nafsu yang menghambat seorang Muslim untuk manusia, sehingga mereka dapat menjaga menikah. Umat Muslim dianjurkan untuk kehormatan dirinya (HR. Bukhari). percaya bahwa Allah akan mencukupkan Tradisi Islam yang menanamkan nilai penting rezeki bagi siapa pun yang melakukan pernikahan lewat berbagai firman Tuhan dan pernikahan. Hal ini tercantum di dalam Al sabda Nabi mencerminkan bahwa tidak ada Qur’an: alasan bagi seorang Muslim untuk tidak “Dan kawinkanlah orang-orang yang melakukan pernikahan. Di kalangan umat sendirian di antara kamu, dan orang- Muslim, persyaratan yang harus dipenuhi oleh orang yang layak dari hamba-hamba seseorang yang ingin melakukan pernikahan sahayamu yang lelaki dan hamba- secara Islam di antaranya adalah: 1) perjanjian hamba sahayamu yang perempuan. antara laki-laki dan perempuan; 2) adanya saksi Jika mereka miskin, Allah akan dan wali nikah dari pihak perempuan; dan 3) memampukan mereka dengan kurnia- mahar dari pihak laki-laki bagi perempuan (HR Nya. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Bukhari). Tidak ada batasan umur yang jelas Mengetahui” (Q.S. An-Nur : 32). bagi calon mempelai laki-laki ataupun perempuan yang akan melangsungkan Balasan yang dijanjikan Allah dari sebuah pernikahan secara Islam. Persyaratan pernikahan dan reproduksi merupakan salah pernikahan Muslim ini tergolong longgar jika satu simbol dari anjuran menunjukkan dibandingkan dengan hukum perkawinan yang keimanan seorang Muslim sejati melalui berlaku di Indonesia, dimana pernikahan hanya pernikahan. boleh dilakukan oleh laki-laki yang sudah mencapai umur 19 tahun dan perempuan yang Faktor lain yang membuat pernikahan sudah mencapai umur 16 tahun (UU menjadi aspek penting dalam umat Muslim Perkawinan No.1 tahun 1974). adalah larangan keras untuk menjalani kehidupan selibat. Sabda Nabi Muhammad Menurut Geertz, agama adalah “sistem mengenai hal ini berbunyi: simbol yang beraksi untuk menetapkan suasana hati dan motivasi yang kuat, “Menikah itu bagian dari sunnahku, menyebar, dan tahan lama dalam diri maka siapa yang tidak beramal manusia dengan merumuskan konsepsi ihwal dengan sunnahku, ia bukanlah dari tatanan eksistensi umum dan membalut golonganku” (HR. Ibnu Majah). konsepsi ini dengan aura faktualitas, Kehidupan membujang dan menanggalkan sehingga suasana hati dan motivasi secara keduniawian yang dipilih semata-mata unik menjadi tampak realistis” (Geertz, sebagai upaya totalitas dalam beribadah 1973: 90). Simbol, bagi Geertz, men- dianggap sebagai tindakan yang berlebihan cerminkan dan membentuk dunia. Simbol dan tidak disukai oleh Allah, seperti dalam membentuk dunia dengan cara memunculkan firman-Nya berikut ini: dalam diri pemuja seperangkat disposisi yang khas (kecenderungan, kapasitas, kemampuan, “Hai orang-orang yang beriman! Jangan kebiasaan, dll), yang akan menjadi nyata bila kamu mengharamkan yang baik-baik dari individu meyakininya. Perspektif agama, apa yang dihalalkan Allah untuk kamu, lanjut Geertz, berbeda dari perspektif ilmiah dan jangan kamu melewati batas, karena karena ia menyasar kebenaran non-hipotetis sesungguhnya Allah tidak suka kepada tapi juga sekaligus bersifat faktual. Dari sini, muncul arti penting ritual, karena melalui Volume2 (1) Juli 2017 eISSN 2528-1569 pISSN 2528-2115 13 U MBARA:IndonesianJournal ofAnthropology Khumairoh, Ayo Menikah .… rituallah dunia yang ditinggali dan dan Twitter. Penulis kemudian fokus pada dibayangkan menyatu di bawah seperangkat konten berupa komentar, meme, dan quote3 simbol (Geertz, 1973). yang berisi bahasan mengenai nikah muda. Pernikahan sebagai anjuran agama telah Beberapa saduran mengenai karakter Ridwan menunjukan adanya keterkaitan antara cara Kamil sebagai inisiator penggerak anak menjalani hidup dan bagaimana gagasan muda didapatkan lewat pengalaman pribadi manusia mewarnai pengertian mereka ihwal sebagai follower dari akun Instagram yang praktis sekaligus bermoral. Pernikahan Ridwan Kamil. Isu mengenai keberadaan sebagai ritual kehidupan memiliki arti jomblo yang masuk dalam agenda kebijakan penting dalam perjalanan hidup manusia. pejabat daerah dalam persaingan pemilihan Pernikahan tidak selalu dipandang dari gubernur DKI Jakarta juga turut dibedah perspektif ekonomi; meskipun tidak sedikit karena relevan dengan topik penelitian dan cuitan dan meme2 di media sosial menunjukkan terangkat sebagai isu nasional. kaitan antara pernikahan dengan ekonomi. Misal, anjuran menikah karena alasan ekonomi (misal: tercukupinya nafkah harian, Hasil dan Pembahasan iming-iming diajak berlibur ke luar negeri, dll), selain tentunya fungsi pernikahan Media sosial, sebagai salah satu bentuk sebagai sarana ibadah. Hal ini menunjukkan media massa kontemporer saat ini, telah betapa media sosial memiliki peran dalam berperan menciptakan sebuah gerakan. membentuk ulang sebuah makna pernikahan. Hadirnya akun-akun khusus di media sosial Peran unik dari media sosial dalam membentuk yang memiliki fokus terhadap pernikahan ulang makna pernikahan memerlukan analisis dalam Islam ternyata digandrungi oleh yang mendalam. Hal yang perlu diperhatikan banyak remaja. Hal ini terlihat dari jumlah adalah perubahan bentuk pesan-pesan dalam follower yang mencapai ribuan orang. Akun media sosial terhadap isu tertentu. tersebut biasanya dimiliki individual dan atau anonim. Penyebaran gerakan pernikahan Di dalam konteks agama, media massa dan oleh akun tersebut disimbolkan lewat sosial juga memiliki peran penting dalam hal berbagai meme dan quote. menyampaikan pesan. Seringkali media massa ‘mendistorsi’ proses pemaknaan yang dialami Salah satu meme di media sosial yang individu-individu yang mengkonsumsi pesan membahas masalah pernikahan dan menarik keagamaan yang disampaikannya. Hal untuk disimak adalah meme dari dari akun ini mungkin terjadi karena dunia maya tidak Instagram @kangabay_4 berikut ini: memiliki batasan yang konkrit. Metodologi Artikel ini ditulis berdasarkan review literature dan media sosial. Pertama, penulis memulai denganstudi kepustakaan terkait isu yang akan dikaji guna membangun kerangka pemikiran serta observasi pada objek yang akan diteliti di media sosial. Penulis mencari kata kunci dan hashtag ‘nikah muda’ di media sosial seperti Instagram, Facebook, 3Quote merupakan istilah untuk kutipan 2Meme adalah ide, perilaku, atau gaya yang kalimat atau ucapan mengenai gagasan menyebar dari satu orang ke orang lain dalam seseorang. sebuah budaya (KBBI). 4Diakses pada 8 Juni 2017 Volume2 (1) Juli 2017 eISSN 2528-1569 pISSN 2528-2115 14 U MBARA:IndonesianJournal ofAnthropology Khumairoh, Ayo Menikah .… Gambar 1. Karikatur pengantin pria yang diseret oleh adalah gerbang untuk memenuhi ketiga pengantin perempuan dari akun Instagram kebutuhan primer sekaligus (sandang, pangan, @kangabay_5 papan). Meme serta quote yang ditampilkan di akun Pada 2016, masyarakat Indonesia digemparkan @kangabay tersebut sangat menarik dan oleh pemberitaan di media tentang pernikahan tepat sasaran. Pembuatnya telah mengunci putra sulung dari ustadz Arifin Ilham (Alvin), target utama pengguna media sosial mereka yang berusia sangat muda. Pernikahan tersebut yaitu: kalangan remaja perempuan Muslim. dianggap cukup kontroversial karena Alvin Hal ini tampak jelas lewat cara penyampaian yang baru berusia 17 tahun dan menikah konsep pernikahan. Misal, karikatur yang dengan seorang perempuan mualaf berusia 20 digunakan sebagai meme, terlihat menggunakan tahun. Dokumentasi pernikahan Alvin dan jilbab. Aktivitas ‘menyeret’ dapat dimaknai pasangannya tersiar di berbagai media, sebagai adanya paksaan terhadap laki-laki untuk terutama televisi dan media sosial. Di dalam mengabulkan keinginan menikah dari pihak akun Instagram-nya, Alvin bahkan turut perempuan. Dengan kata lain, meme ini membagikan ekspresi kebahagiaannya lewat bermaksud untuk menyatakan bahwa hidup beberapa foto saat prosesi pernikahan membujang adalah sebuah abnormalitas di berlangsung. Tidak lupa, ia menambahkan dalam kehidupan bermasyarakat, utamanya, keterangan hashtag#NikahMuda pada caption sebuah tindakan yang tidak dianjurkan (atau foto-foto tersebut. Tindakan Alvin memicu malah dibenarkan) dalam Islam. Gaya sentimen dari netizen yang masih menanti bahasa pada quote di meme tersebut pasangan/ belum menikah. Kebanyakan netizen menunjukkan bahwa perempuan ditempatkan yang mengetahui pernikahan muda Alvin dan pada posisi seseorang yang perlu dinafkahi, pasangannya memaknai hal ini sebagai tujuan sosok yang membutuhkan penghidupan dari tertinggi dalam sebuah hubungan. laki-laki atau suami. Di akun lain, @sallyheart6 menunjukkan betapa pernikahan setara dengan kebutuhan pokok dan penting, seperti berikut ini: Gambar 3. Repost foto liputan pernikahan dan respons Gambar 2. Salah satu contoh quoteyang diambil dari seorang netizen perempuan dalam akun Instagram @sallyheart7 Instagram@nurfesu8 Jika kita membedah silogisme yang digunakan Beredarnya hashtag#NikahMuda yang sangat oleh pembuat quote di atas, makajelas bahwa viral saat itu dan hadirnya sosok Alvin sebagai kata ‘menikah’ ditempatkan dalam tingkatan pelopor menikah muda di media sosial yang sama dengan kebutuhan primer seperti menunjukkan sebuah fenomena banalitas. sandang, pangan, dan papan. Artinya, Ketika isu pernikahan ditampilkan di media pernikahan tergolong kebutuhan substansial media sosial (lewat meme, foto, dan quote di yang harus dipenuhi oleh manusia (terutama Instagram), teknik pendekatan edukatif perempuan). Dengan kata lain, pernikahan mengenai wacana pernikahan yang dapat dilakukan menjadi terbatas dan cenderung 5Diakses pada 8 Juni 2017 memicu pemahaman yang bias. Nilai 6Diakses pada 27 Maret 2017 7Diakses pada 27 Maret 2017 8Diakses pada 10 Agustus 2016 Volume2 (1) Juli 2017 eISSN 2528-1569 pISSN 2528-2115 15 U MBARA:IndonesianJournal ofAnthropology Khumairoh, Ayo Menikah .… pernikahan tereduksi menjadi sesuatu yang dirayakan tanpa adanya landasan atau pemaknaan yang mendalam. Dengan demikian, pernikahan dianggap seremeh dan segampang aktivitas harian seperti membaca koran, berjalan-jalan di taman, dan sebagainya. Gambar 5. Salah satu contoh gaya retorika Ridwan Kamil dalam mebuat caption di akun Instagram pribadinya10 Gambar 4. Repost foto liputan pernikahan dan respons netizen yang menghadiri acara pernikahan Alvin di akun Facebook pribadinya9 Wacana pernikahan dan pendiskreditan individu yang masih melajang di media massa sangat laku dan diminati oleh pengguna media Gambar 6. @ridwankamil: ”Ha! didefinisikan sebagai sosial. Beberapa pejabat daerah pun turut kata sapaan atau kode yang berarti ia "single and desperate banget. Tag temanmu untuk gabung di PHI melirik isu ini dan menyulapnya sebagai (Partai Ha! Indonesia) *Ayo bikin kaosnya" 11 program unggulan karena dinilai memiliki prospek besar, jauh melebihi isu klasik seperti Respons: pengentasan kemiskinan. Walikota Bandung, Ridwan Kamil, turut membuat kampanye 1. @dianisanurulfOke: "Desperate banget ya ‘ayo menikah’ di hadapan para netizen dalam buu. Tanpa seleksi pun sudah dipastikan bentuk unggahan di akun Instagram-nya. lolos komunitas Ha! @raihanammarilis." Ridwan Kamil juga terkenal karena sering 2. @rentipusp: "Siapa Siapa tau dpt jodoh menyindir netizen yang belum memiliki disini haha @juwitasitin @daisykarlis pasangan/jomblo lewat foto mesra bersama @ghitapusparini."12 pasangannya (Atalia Praratya) atau caption yang dibuatnya dalam setiap unggahan. Ridwan Kamil juga pernah merencanakan untuk membuat partai khusus jomblo, yaitu PHI (Partai Ha! Indonesia), lewat akun 9Sumber foto: Nugroho, B. P. (2016, Agustus 06). 10Diakses pada 17 April 2017 SaatPutra Sulung Arifin Ilham Menikah di Usia Belia 11Mutiah, D. (2016, April 25). Ha!, Partai Jomblo karena 'Mampu'. Diambil kembali dari detiknews: Buatan Ridwan Kamil. Diambil kembali dari Liputan 6: https://news.detik.com/berita/3269818/saat-putra- http://regional.liputan6.com/read/2492058/ha-partai- sulung-arifin-ilham-menikah-di-usia-belia-karena jomblo-buatan-ridwan-kamil (Diakses pada 1 Juni 2017) mampu (Diakses pada 10 Juli 2017) 12Diakses pada 10 Juni 2017 Volume2 (1) Juli 2017 eISSN 2528-1569 pISSN 2528-2115 16 U MBARA:IndonesianJournal ofAnthropology Khumairoh, Ayo Menikah .… Instagram-nya, di mana arti ‘Ha!’ sendiri Pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI didefinisikan oleh Ridwan Kamil sebagai kata Jakarta terpilih 2017, yaitu Anies Baswedan sapaan bagi seseorang yang masih single. Kata dan Sandiaga Uno, tidak mau kalah untuk ‘Ha!’, sebagai sebuah interjeksi, menyimbolkan turut memberikan perhatian lebih bagi kesungguhan perasaan, ketidakpercayaan, warganya yang masih hidup melajang. ataupun emosi yang kuat13. Kata sapa ‘Ha!’ Dilansir dari hasil wawancara oleh jurnalis dipakai untuk menegur para jomblo, untuk harian Kompas (2/5/2017), tujuan pasangan memberikan kesan bahwa menjadi jomblo ini menggagas program Kartu Jakarta adalah sebuah fenomena yang tidak biasa, di Jomblo adalah untuk memastikan agar setiap luar kewajaran, tidak terpikirkan, dan warga Jakarta bisa memiliki pasangan hidup. mengejutkan. Mengutip dari website Sandi menjelaskan bahwa program Kartu regional.liputan6.com (25/4/16), unggahan Jakarta Jomblo adalah program turunan dari tersebut langsung disambut ribuan komentar program One Kecamatan One Center dan sekitar 35.000 like. Netizen lalu Enterpreneurship (OK-OCE) dan Rumah DP menautkan unggahan tersebut kepada rekan- nol rupiah. Ketika program Kartu Jakarta rekannya sesama single/jomblo. Jomblo telah terealisasi, diharapkan bahwa angka pengangguran di Jakarta dapat Tidak hanya lewat media sosial, wacana menurun, dan bahwa warga dapat dengan jomblo terus digulirkan oleh Ridwan Kamil mudah mendapat pasangan lewat bantuan dan diwujudkan dalam proyek tata kota mendapatkan tempat tinggal dan pekerjaan. Bandung. Pada tahun 2014, Ridwan Kamil Dampak lanjutannya: ketika rumah dan meresmikan Taman Pasupati dan diperkenalkan pekerjaan sudah dalam genggaman, akan pada warga Bandung dengan sebutan Taman timbul kesan positif di mata calon mertua15. Jomblo. Konsep Taman Jomblo telah didesain sesuai dengan nama dari taman tersebut: pemasangan bangku taman yang diperuntukkan untuk diduduki oleh satu orang saja di sepanjang arena taman. Lewat wawancara yang dilakukan oleh surat kabar Kompas (4/1/2014), berikut ini argumentasi Ridwan Kamil sesaat setelah Taman Jomblo diresmikan: "Pada dasarnya, kami memahami Gambar 7. Kutipan cuplikan video sosialisasi Kartu perasaan para jomblo, dan Jakarta Jomblo oleh Anies Baswedan di akun Youtube populasinya ternyata sangat banyak di pribadinya Bandung. Karena, itu saya fasilitasi. Daripada ngelamun atau galau ya, Kandidat petahana gubernur DKI Jakarta di saya kasih tempat supaya bisa kumpul masa pilkada 2017 silam, Basuki Cahaya dengan sesamanya (jomblo)”.14 Purnama (Ahok) mengadu program Kartu Jakarta Jomblo yang dibuat oleh pasangan lawan (Sandiaga Uno dan Anies Baswedan) lewat gagasan penambahan jumlah taman di Jakarta. Selain untuk memenuhi jumlah 13Sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa minimal ruang terbuka hijau di Jakarta, Indonesia yang Disempurnakan (EYD) keberadaan taman diyakini oleh Ahok dapat 14Perdana, P. P. (2014, Januari 04). Walikota mendatangkan pasangan bagi individu yang Bandung Resmikan Taman Jomblo. Diambil kembali dari Kompas: http://regional.kompas.com/read/2014/01/04/1 15 Uno, S. (2017, Mei 03). Kartu Jakarta Jomblo, 824494/Wali.Kota.Bandung.Resmikan.Taman.un Program Turunan dari OK-OCE dan Rumah DP tuk.Para.Jomblo (Diakses pada 1 Juni 2017) Nol. (A.Rudi, Pewawancara) Volume2 (1) Juli 2017 eISSN 2528-1569 pISSN 2528-2115 17 U MBARA:IndonesianJournal ofAnthropology Khumairoh, Ayo Menikah .… masih sendiri. Berikut adalah kutipan Ahok pernikahannya, dan hal itu sejalan dengan dari website Tirto: anjuran agamanya. Di Jakarta, program Sandiaga Uno di Jakarta untuk menyediakan “Harusnya di Jakarta itu tidak perlu wadah bagi warga yang berstatus single dalam stres. Jadi jomblo pun menyenangkan rancangan program ta’aruf17 massal juga hidupnya. Selama memang tidak mengandung logika yang sama: ajakan ‘ayo macet, banyak tempat bisa dikunjungi. menikah’ di media sosial menunjukkan [...] Yang penting Jakarta punya taman dorongan atau paksaan untuk menikah, yang yang banyak, punya tempat yang baik, efeknya terasa semakin kuat karena dibalut pasti kamu ketemu jodoh.” (April, oleh aura agama. 2017)16 Posisi media massa kontemporer telah Retorika dan program oleh pemerintah dari menjadi saluran gerakan yang dibalut oleh dua kota besar di Indonesia ini, secara ajaran agama. Cara ini dianggap efektif mencolok memberi fokus lebih pada anak karena era kini, media massa kontemporer muda yang masih lajang. Hal ini dapat memiliki kekuatan membombardir individu dipahami karena anak muda adalah pengguna dari segala arah dan mengarahkan perhatian internet terbesar di Indonesia. Berdasarkan mereka lewat lewat pesan yang terlembagakan hasil penelitian yang dilakukan oleh APJII (John, 2006). Saat ini, media massa telah (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet memengaruhi segala tindak-tanduk individu Indonesia) bekerja sama dengan PUSKAKOM (McLuhan, 1965). Alhasil, media massa telah (Pusat Kajian Komunikasi Universitas menjadi saluran yang tepat bagi mobilisasi Indonesia) mengenai profil pengguna internet kelompok dan menciptakan sebuah standar Indonesia di tahun 2014, pengguna internet moral-universal bagi setiap orang. terbesar adala warga berusia 18-25 tahun (49%), dengan perbandingan jenis kelamin Menganalisis pergeseran media dakwah cukup tipis antara laki-laki dan perempuan, dalam Islam yaitu 49% dan 51%. Latar belakang pendidikan pengguna internet didominasi Keluarga kini bukan lagi tempat utama oleh kalangan SMA/sederajat (64,7%). Data terciptanya diskursus tanya-jawab mengenai lain mengenai penggunaan internet dan ajaran agama. Kekosongan peran keluarga media sosial menunjukkan bahwa pengguna kini diisi oleh teknologi. Komunikasi diadik media sosial di Indonesia terbesar ke-4 di tergantikan produk budaya populer seperti dunia. Angka ini diprediksi akan terus buku, smartphone dan laptop yang membuat meningkat hingga mencakup 42,6% dari individu menjadi individualis. Mengutip jumlah total penduduk di Indonesia (Sumber Donna Haraway (1991), keterikatan manusia data: Statista Digital Market Outlook per terhadap teknologi disebut sebagai fenomena Mei 2016). cyborg (cybernetic organism). Di dalam hal ini, agama turut beradaptasi dengan Lepas dari kepentingan politis yang mendasari perubahan zaman, di mana unsur-unsur retorika dan program pemerintah tentang konservatif dimodifikasi sedemikian rupa pernikahan, peran pemerintah yang ikut agar dapat terlibat dalam kompetisi dengan campur dalam urusan pernikahan menunjukkan media massa. Langkah ini ditempuh untuk betapa pemerintah telah menyusup ke ranah mengubah imaji agama di ranah publik, privat warganya. Di Bandung, retorika Ridwan sehingga agama tidak lagi dianggap sebagai Kamil terkait yang ia raih didorong oleh suatu peninggalan kebudayaan adiluhung tanpa kemampuan untuk menyentuh generasi 16Jusuf, W. (2017, Mei 05). Mengobral Jomblo di Panggung Politik. Diambil kembali dari Tirto: 17Ta’aruf adalah tradisi dalam Islam untuk https://tirto.id/mengobral-jomblo-di-panggung- memperkenalkan kedua keluarga dari calon politik-cn6x (Diakses pada 1 Juni 2017) mempelai pria dan wanita sebelum lanjut ke pernikahan Volume2 (1) Juli 2017 eISSN 2528-1569 pISSN 2528-2115 18 U MBARA:IndonesianJournal ofAnthropology Khumairoh, Ayo Menikah .… muda dalam bentuk yang lebih segar. otoritas ajaran agama karena terbantu oleh Marshall McLuhan (1964) menggambarkan adanya persebaran ajaran agama yang telah persinggungan ini dengan jargon “media tersedia di berbagai platform. adalah pesan”. Media terhubung dengan teknologi pengemasan itu sendiri, yang Mekanisme ajaran agama kini termediasi dibantu kecanggihan teknologi (contoh: pada masyarakat dalam bentuk yang semakin teknologi visual, audio) dan kekayaan subtil. Peran media massakontemporer dalam perbendaharaan citraan yang tersedia, ajaran agama saat ini tidak hanya sekadar sehingga akhirnya tidak lagi berkaitan pedoman hidup yang memberikan instruksi dengan dunia realitas yang ingin dogmatis, tapi juga merubah cara dan disampaikan olehnya, serta terjebak dalam kekuasan yang dimiliki oleh institusi agama mekanisme media yang mengacu pada serta mengubah cara seseorang dalam dirinya sendiri (Fakhruroji, 2010). Dengan berinteraksi dengan orang lain dalam kata lain, saat ini individu tergerak untuk memahami suatu ajaran agama (Hjarvard, menikah karena kesederhanaan pesan dan 2008: 3). Namun, Hjarvard juga menekankan daya tarik dari media yang mengusung pesan bahwa ketika suatu ajaran agama disebarkan tertentu (pernikahan), alih-alih mendalami lewat media massa, nilai ajaran agama hakikat dari pesan yang disampaikan. tersebut akan tereduksi dengan sendirinya dan berubah menjadi banal, yang menyiratkan Di sisi lain, keberadaan dakwah masih sangat bahwa institusi agama tidak lagi memiliki dibutuhkan di era globalisasi ini. Dakwah otoritas atas pendistribusian ajaran agama. diharapkan berperan dalam upaya perbaikan Dengan kata lain, saat ini agama disubordinasi moral masyarakat dengan menjadi pengingat oleh media massa dalam bentuk dependensi hubungan antara manusia dengan Tuhan. institusi agama terhadap media massa. Para pelaku dakwah dituntut mampu merespons segala tuntutan dan perubahan Argumen Theodor Adorno (2006) semakin sejarah yang terjadi di zaman modern secara menegaskan bahwa media massa merupakan tepat (Kahmad, 2002: 68). Perkembangan produk budaya yang memiliki karakter budaya dakwah setelah Nabi Muhammad wafat komersial. Imbas dari karakter yang dibawa menunjukkan perkembangan yang sangat oleh media massa adalah tergantikannya cara pesat: ketika Nabi masih hidup, berbagai individu berimajinasi oleh mekanisme kontrol fatwa dan ajaran jihad (termasuk dakwah di media massa yang mampu membuat patokan dalamnya) harus mengikuti paradigma Nabi khusus akan bentuk imaji yang akurat dari dan merujuk pada Al-Qur’an (rujukan asli sebuah realitas. Kontinuitas hegemoni media dari firman-firman Tuhan). Sekarang, ajaran massa diteruskan dalam relasi antara pemberi jihad dan otoritas agama/fatwa bersifat lebih informasi dan penerima informasi: longgar karena konsep-konsep tersebut dapat konsumen secara terus menerus dicekoki dibuat dan diputuskan oleh cendekiawan, berbagai informasi sehingga menimbulkan politisi dan orang-orang yang dianggap dependensi dari sisi konsumen terhadap memiliki pengaruh dalam Islam (Bunt, 2003). produk yang disuguhkan oleh media massa. Begitupun dengan validasi penyebaran ajaran Implikasi yang dialami konsumen atas perilaku Islam yang bersumber dari perilaku dan dependensi pada media massa beserta ungkapan yang diutarakan oleh Nabi produknya adalah sikap keingintahuan yang Muhammad, yang dulunya hanya boleh menurun. Semua informasi yang diterima disebarkan oleh orang-orang tertentu saja individu dianggap suatu kebenaran yang (contoh: kalangan sahabat dan keluarga hakiki lewat imaji yang berada di bawah Nabi). Ketika proses penyebaran ajaran kontrol media massa. Kehadiran media agama mulai masuk ke era elektronik, proses massa kontemporer membentuk manusia individu dalam mencerna sebuah ajaran menjadi pasif. Individu secara sengaja dibuat mengalami percepatan. Individu tidak perlu untuk tidak memiliki kesempatan dalam lagi melewati lapisan kelompok pemegang memunculkan rasa ingin tahu yang lebih atas suatu informasi. Hal ini merupakan akibat Volume2 (1) Juli 2017 eISSN 2528-1569 pISSN 2528-2115 19
Description: