ebook img

MANAJEMEN DAN TATA KELOLA DI SD/MI DAN SMP/MTs PDF

83 Pages·2017·6.57 MB·Indonesian
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview MANAJEMEN DAN TATA KELOLA DI SD/MI DAN SMP/MTs

DARI RAKYAT AMERIKA USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa Praktik yang Baik - Edisi II MANAJEMEN DAN TATA KELOLA DI SD/MI DAN SMP/MTs Buku praktik yang baik edisi II Manajemen dan Tata Kelola di SD/MI dan SMP/MTs ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID) melalui Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia's Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS). USAID PRIORITAS adalah program kemitraan antara Pemerintah Amerika dan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan akses pendidikan dasar yang berkualitas di Indonesia. Pengantar Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Salah satu fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Perpres No 14 Tahun 2015) adalah “perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola Dikdasmen”. Untuk menjalankan fungsi tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah telah menetapkan Kebijakan Program Pendidikan Dasar antara lain: (1) pemenuhan hak terhadap pelayanan pendidikan dasar yang berkualitas, (2) peningkatan kualitas pembelajaran dan (3) peningkatan tata kelola pendidikan dasar. Implementasi kebijakan peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan tata kelola pendidikan dasar tersebut telah didukung oleh USAID PRIORITAS melalui beberapa program dan kegiatan antara lain pelatihan dan pendampingan guru, kepala sekolah, pengawas serta kegiatan kelompok kerja di tingkat sekolah dan tingkat gugus. Kegiatan pendampingan ini menggunakan pendekatan pembelajaran aktif dan kreatif, manajemen berbasis sekolah (MBS), program budaya baca dan literasi dengan memberi hibah buku pengayaan, buku fiksi, dan buku bacaan berjenjang kepada sekolah dasar. Pengalaman pembelajaran dan manajemen di sekolah SD, MI, SMP, dan MTs telah dirangkum dalam buku praktik yang baik sejak tahun 2015 (edisi 1), dan buku ini merupakan buku praktik yang baik edisi II. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada USAID PRIORITAS yang telah membantu pendidikan di Indonesia khususnya untuk Pendidikan Dasar dan Menengah di kabupaten dan kota mitra USAID PRIORITAS. Semoga buku praktik yang baik ini dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi pengelola pendidikan di kabupaten dan kota lainnya di seluruh Indonesia, bagi guru dan praktisi dalam rangka memeratakan pendidikan yang bermutu. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad, Ph.D NIP. 195905121983111001 DAFTAR ISI Membenahi Sekolah Membantu Siswa dan Membantu Guru Menumbuhkan Budaya Pelayanan Khusus Baca 2 Sekarang Sa Su Bisa Baca! 48 Supervisi Kelas Optimalkan Mutu Pembelajaran 4 Optimalkan Segala Potensi Kembangkan 28 Libatkan Paguyuban Orangtua untuk Pantau 66 Seribu Buku dari Wali Murid untuk Sekolah Madrasah Rujukan Keberhasilan Belajar Siswa di MIN 1 Cilegon 50 Buat Lomba Kreativitas Guru 68 Sulap Limbah PLN Jadi Fasilitas Program 6 Ubah Sekolah Kurang Bermutu Jadi Sekolah 30 “Guru Intip” MI Ma'arif Surengede Kertek - 52 Asyiknya Bercocoktanam Sembari Membaca Rujukan Orang Tua Wajib Tahu Perkembangan Anaknya Menguatkan Tiga Pilar Pendidikan 70 Bentuk Paguyuban Khusus Perpustakaan di Sekolah 8 Peran Serta Masyarakat Ubah Wajah 54 Galang Program Orangtua Mengajar Sekolah Madrasah Kami 32 Di Madrasah ini, Semua Orangtua Siswa Jadi Guru 56 Kepemimpinan Pembelajaran Dongkrak 72 Perpustakaan SMP Dibuka untuk Umum 10 Transparansi dan Akuntabilitas Buat MI Kinerja Sekolah Sumurrejo Bisa Mobilisasi Dana Masyarakat 34 Program SAS dan GGA Bantu Anak Putus 74 Tiga Program Literasi Andalan SMP 3 Sekolah 58 Atmosfer USAID PRIORITAS Mewarnai Perbaungan 12 Supervisi Informal untuk Menunjang Proses Efektivitas Pengelolaan Kinerja MGMP IPA Pembelajaran Siswa 36 Kelompok Belajar Berbasis Tempat Tinggal Kabupaten Lumajang 75 Jambo Baca, Pondok Baca Siswa Menunggu Jemputan 14 Hadirkan “Jupe” Tingkatkan Kepedulian 38 Strategi Menangani ABK, Komunikasi Intens 60 Bendera Bintang Putih untuk Kelas Bersih dan 76 Pojok Baca Dorong Siswa Terampil Menulis dengan Orangtua Administrasi Rapi 15 Terapkan MBS, Antarkan Hamid Jadi Pengawas Berprestasi Nasional 40 Sumbang Beras Beli Kipas Angin di Setiap 62 Semakin Berprestasi karena Terapkan PAKEM Kelas dan MBS 16 Sekolah Berintegritas 42 Tembok dan Toilet Sekolah dari Peran Serta 64 Fasilitasi Guru dalam Pembelajaran 17 Sane, Wadah Orang Tua Siswa Peduli Sekolah Masyarakat 18 Manfaatkan Medsos untuk Drumband dan 44 Tata Ruang Kelas Nyaman; Belajarpun Beasiswa Kondusif 20 Si Gemas Siswa Gemar Memilah Sampah 46 Buklet Khusus untuk Siswa yang Membutuhkan Layanan Khusus 22 Beginilah Peran Komite di SDN 39 Kassi Maros 24 Cepat Berubah Karena Kepemimpinan ii Praktik yang Baik: Manajemen dan Tata Kelola di SD/MI dan SMP/MTs Daftar Isi iii DAFTAR ISI Membenahi Sekolah Membantu Siswa dan Membantu Guru Menumbuhkan Budaya Pelayanan Khusus Baca 2 Sekarang Sa Su Bisa Baca! 48 Supervisi Kelas Optimalkan Mutu Pembelajaran 4 Optimalkan Segala Potensi Kembangkan 28 Libatkan Paguyuban Orangtua untuk Pantau 66 Seribu Buku dari Wali Murid untuk Sekolah Madrasah Rujukan Keberhasilan Belajar Siswa di MIN 1 Cilegon 50 Buat Lomba Kreativitas Guru 68 Sulap Limbah PLN Jadi Fasilitas Program 6 Ubah Sekolah Kurang Bermutu Jadi Sekolah 30 “Guru Intip” MI Ma'arif Surengede Kertek - 52 Asyiknya Bercocoktanam Sembari Membaca Rujukan Orang Tua Wajib Tahu Perkembangan Anaknya Menguatkan Tiga Pilar Pendidikan 70 Bentuk Paguyuban Khusus Perpustakaan di Sekolah 8 Peran Serta Masyarakat Ubah Wajah 54 Galang Program Orangtua Mengajar Sekolah Madrasah Kami 32 Di Madrasah ini, Semua Orangtua Siswa Jadi Guru 56 Kepemimpinan Pembelajaran Dongkrak 72 Perpustakaan SMP Dibuka untuk Umum 10 Transparansi dan Akuntabilitas Buat MI Kinerja Sekolah Sumurrejo Bisa Mobilisasi Dana Masyarakat 34 Program SAS dan GGA Bantu Anak Putus 74 Tiga Program Literasi Andalan SMP 3 Sekolah 58 Atmosfer USAID PRIORITAS Mewarnai Perbaungan 12 Supervisi Informal untuk Menunjang Proses Efektivitas Pengelolaan Kinerja MGMP IPA Pembelajaran Siswa 36 Kelompok Belajar Berbasis Tempat Tinggal Kabupaten Lumajang 75 Jambo Baca, Pondok Baca Siswa Menunggu Jemputan 14 Hadirkan “Jupe” Tingkatkan Kepedulian 38 Strategi Menangani ABK, Komunikasi Intens 60 Bendera Bintang Putih untuk Kelas Bersih dan 76 Pojok Baca Dorong Siswa Terampil Menulis dengan Orangtua Administrasi Rapi 15 Terapkan MBS, Antarkan Hamid Jadi Pengawas Berprestasi Nasional 40 Sumbang Beras Beli Kipas Angin di Setiap 62 Semakin Berprestasi karena Terapkan PAKEM Kelas dan MBS 16 Sekolah Berintegritas 42 Tembok dan Toilet Sekolah dari Peran Serta 64 Fasilitasi Guru dalam Pembelajaran 17 Sane, Wadah Orang Tua Siswa Peduli Sekolah Masyarakat 18 Manfaatkan Medsos untuk Drumband dan 44 Tata Ruang Kelas Nyaman; Belajarpun Beasiswa Kondusif 20 Si Gemas Siswa Gemar Memilah Sampah 46 Buklet Khusus untuk Siswa yang Membutuhkan Layanan Khusus 22 Beginilah Peran Komite di SDN 39 Kassi Maros 24 Cepat Berubah Karena Kepemimpinan ii Praktik yang Baik: Manajemen dan Tata Kelola di SD/MI dan SMP/MTs Daftar Isi iii Membenahi Sekolah SD Inpres 62 Gaya Baru, Manokwari Selatan, Papua Barat memiliki seorang kepala sekolah. dua guru ditugaskan untuk mengunjungi yang disukai. Buku-buku bacaan ini Sekarang Sa Su Bisa Baca! guru, namun satu guru sudah tidak orangtua siswa. Jika ada siswa yang adalah hibah USAID PRIORITAS dan aktif lagi, dan 21 siswa. Sekolah hanya lambat belajar, belum bisa membaca, bantuan beberapa orang dari Jawa. memiliki dua ruang kelas dan satu maka guru kelas akan memberikan Kondisi awal SD Inpres 62 Gaya Baru juga menceritakan ulang Satriani, guru kelas I. “Kedua paket rumah kepala sekolah yang sekaligus perhatian khusus dan pendampingan adalah gambaran persekolahan di buku yang telah buku ini terbukti membantu anak-anak difungsikan untuk ruang koordinasi khusus supaya siswa bisa mengejar pedalaman Papua secara umum. dibacanya. Maria Sayori cepat paham membaca dan antara guru dan kepala sekolah. Saat kawan-kawannya. Tim pengajar yang Kehadiran guru dan siswa yang jarang, malah menceritakan isi berhitung,” sambungnya. BPKP adalah pertama kami berkunjung, siswa-siswa dipimpin Ibu Beatrix juga membahas ruang kelas yang kurang adalah lazim buku yang dibacanya paket buku untuk siswa kelas I-III yang yang sedang berada di luar kelas kebutuhan pembelajaran dan ditemui di pedalaman Papua, sehingga dalam bahasa daerah ditulis dengan Bahasa Indonesia dialek langsung berlari menjauh. Mereka operasional sekolah bersama-sama. hasil belajar siswa pada umumnya (Bahasa Sough). Papua. Ilustrasi dan contoh-contoh malu melihat orang asing datang. Ibu Semua kebutuhan dipenuhi dengan sangat mengecewakan. Namun upaya yang ada di buku ini dipilih dari hal-hal Beatrix Krey, kepala sekolah, dana BOS (Bantuan Operasional Aulia Baransai, siswa sungguh-sungguh dari Dinas yang ada di Papua dan dimengerti oleh menjelaskan bahwa kondisi sekolah Sekolah). Jadi semua guru tahu kelas IV yang juga suka Pendidikan, Kepala Sekolah dan guru- siswa-siswa Papua. Sedangkan B3 sangat mencemaskan. Proses belajar- penggunaan dana BOS. membaca, guru dapat mengubah situasi tersebut. adalah paket buku untuk membantu mengajar tidak terjadi setiap hari, menyampaikan bahwa ia “Salah satu masalah yang kami hadapi SD Inpres 62 Gaya Baru membuktikan siswa-siswa belajar membaca. B3 tergantung dari kedatangan siswa dan senang ke sekolah adalah kurangnya ruang kelas,” ucap bahwa persekolahan di pedalaman terdiri atas enam level. Level A adalah gurunya. sekarang. Sebab guru Bapak Dorman Ainusi, guru kelas IV. Papua bisa diperbaiki. Siswa-siswa buku untuk siswa-siswa yang baru tidak lagi marah-marah Setelah setahun membenahi diri, SD “Kami memiliki enam rombongan Papua adalah siswa-siswa yang cerdas. belajar membaca. Setiap halaman di kelas dan sekolah Inpres 62 Gaya Baru memiliki 58 belajar, sementara ruang kelas yang Dengan cara mengajar yang sesuai, terdiri atas gambar dan satu kata saja. memiliki banyak buku siswa, empat ruang kelas, tujuh guru tersedia hanya empat. Maka kami mereka akan menjadi siswa-siswa Sedangkan level B, C, D dan F isinya yang ada gambarnya. termasuk kepala sekolah dan satu gabungkan siswa kelas V dan kelas VI berprestasi. semakin meningkat. Siswa-siswa kelas Perubahan terjadi ruang baca terbuka di samping dalam satu ruang kelas. Siswa kelas V awal, kelas I, II dan III dikelompokkan Siswa SD Inpres 62 Gaya Baru memilih setelah guru-guru SD sekolah. Tambahan ruang kelas didapat hanya tujuh orang dan siswa kelas VI berdasarkan kemampuan buku bacaan yang digantung di pohon. Inpres 62 Gaya Baru Momiwaren dari Dinas Pendidikan. Kini setiap hanya lima orang. Jadi kelas kami belah membacanya. Mereka diajar secara mendapat pelatihan mengajar dari kelas memiliki guru. Jumlah siswa kelas jadi dua.” bersama-sama dengan buku yang USAID PRIORITAS tahun lalu. Mereka I ada 13 siswa, merupakan jumlah sesuai dengan kemampuan Untuk mengatasi kekurangan kelas, belajar mengajar dengan suasana rombongan belajar terbesar yang membacanya. Pak Dorman membangun Taman Baca “Sekarang sa su bisa baca! Baru, sa gembira, membuat siswa aktif dan pernah ada di SD ini karena biasanya di samping sekolah, yang digunakan su berani cerita depan sa pu teman- berani bertanya. Mereka juga belajar SD Inpres 62 Gaya Baru terletak di mereka hanya menerima kurang dari secara bergilir untuk proses belajar- teman ee” (Sekarang saya sudah bisa mengajari siswa-siswa kelas awal Kecamatan Momiwaren, Manokwari 10 siswa baru setiap tahunnya. mengajar. “Siswa-siswa suka sekali membaca. Saya juga sudah berani untuk membaca dengan terampil. Selatan. Momiwaren terletak 120 km Ibu Beatrix berupaya meningkatkan belajar di sini,” kata Ibu Satriani, guru bercerita di depan teman-teman), Hasil pelatihan diterapkan di kelas arah selatan Kota Manokwari. mutu sekolahnya dengan memenuhi kelas II. Selain untuk proses belajar- demikian ucapan Agus Ainusi, siswa dengan didampingi fasilitator. Diperlukan waktu empat jam dari kebutuhan alat dan bahan untuk guru mengajar, Taman Baca juga menjadi kelas II SD Inpres 62 Gaya Baru. Agus Kota Manokwari untuk menjangkau “Kami menggunakan Buku Paket mengajar. Ibu Beatrix mengadakan tempat untuk siswa-siswa membaca kemudian maju ke depan sambil Momiwaren. Ada delapan SD di Kontekstual Papua (BPKP) untuk pertemuan setiap dua minggu dengan buku bacaan. “Setiap pagi sebelum jam membawa buku yang sudah selesai Momiwaren, salah satu sekolah yang mengajar siswa-siswa kelas awal. semua guru untuk membahas kondisi belajar, empat hari dalam seminggu dibacanya. Dengan lantang ia aktif adalah SD Inpres 62 Gaya Baru. Untuk siswa-siswa yang lamban sekolah. Pertemuan ini membahas para siswa membaca bersama di menceritakan apa isi buku yang membaca kami menggunakan Buku Setahun yang lalu, sekolah hanya kemajuan masing-masing siswa. Jika taman baca,” sambung Ibu Satriani. Siswa membaca buku bacaan berjenjang dibacanya. Ada beberapa anak yang Bacaan Berjenjang (B3),” ungkap Ibu ada siswa yang tidak hadir, seorang Mereka bebas memilih buku bacaan di luar kelas. 2 Praktik yang Baik: Manajemen dan Tata Kelola di SD/MI dan SMP/MTs Membenahi Sekolah 3 SD Inpres 62 Gaya Baru, Manokwari Selatan, Papua Barat memiliki seorang kepala sekolah. dua guru ditugaskan untuk mengunjungi yang disukai. Buku-buku bacaan ini Sekarang Sa Su Bisa Baca! guru, namun satu guru sudah tidak orangtua siswa. Jika ada siswa yang adalah hibah USAID PRIORITAS dan aktif lagi, dan 21 siswa. Sekolah hanya lambat belajar, belum bisa membaca, bantuan beberapa orang dari Jawa. memiliki dua ruang kelas dan satu maka guru kelas akan memberikan Kondisi awal SD Inpres 62 Gaya Baru juga menceritakan ulang Satriani, guru kelas I. “Kedua paket rumah kepala sekolah yang sekaligus perhatian khusus dan pendampingan adalah gambaran persekolahan di buku yang telah buku ini terbukti membantu anak-anak difungsikan untuk ruang koordinasi khusus supaya siswa bisa mengejar pedalaman Papua secara umum. dibacanya. Maria Sayori cepat paham membaca dan antara guru dan kepala sekolah. Saat kawan-kawannya. Tim pengajar yang Kehadiran guru dan siswa yang jarang, malah menceritakan isi berhitung,” sambungnya. BPKP adalah pertama kami berkunjung, siswa-siswa dipimpin Ibu Beatrix juga membahas ruang kelas yang kurang adalah lazim buku yang dibacanya paket buku untuk siswa kelas I-III yang yang sedang berada di luar kelas kebutuhan pembelajaran dan ditemui di pedalaman Papua, sehingga dalam bahasa daerah ditulis dengan Bahasa Indonesia dialek langsung berlari menjauh. Mereka operasional sekolah bersama-sama. hasil belajar siswa pada umumnya (Bahasa Sough). Papua. Ilustrasi dan contoh-contoh malu melihat orang asing datang. Ibu Semua kebutuhan dipenuhi dengan sangat mengecewakan. Namun upaya yang ada di buku ini dipilih dari hal-hal Beatrix Krey, kepala sekolah, dana BOS (Bantuan Operasional Aulia Baransai, siswa sungguh-sungguh dari Dinas yang ada di Papua dan dimengerti oleh menjelaskan bahwa kondisi sekolah Sekolah). Jadi semua guru tahu kelas IV yang juga suka Pendidikan, Kepala Sekolah dan guru- siswa-siswa Papua. Sedangkan B3 sangat mencemaskan. Proses belajar- penggunaan dana BOS. membaca, guru dapat mengubah situasi tersebut. adalah paket buku untuk membantu mengajar tidak terjadi setiap hari, menyampaikan bahwa ia “Salah satu masalah yang kami hadapi SD Inpres 62 Gaya Baru membuktikan siswa-siswa belajar membaca. B3 tergantung dari kedatangan siswa dan senang ke sekolah adalah kurangnya ruang kelas,” ucap bahwa persekolahan di pedalaman terdiri atas enam level. Level A adalah gurunya. sekarang. Sebab guru Bapak Dorman Ainusi, guru kelas IV. Papua bisa diperbaiki. Siswa-siswa buku untuk siswa-siswa yang baru tidak lagi marah-marah Setelah setahun membenahi diri, SD “Kami memiliki enam rombongan Papua adalah siswa-siswa yang cerdas. belajar membaca. Setiap halaman di kelas dan sekolah Inpres 62 Gaya Baru memiliki 58 belajar, sementara ruang kelas yang Dengan cara mengajar yang sesuai, terdiri atas gambar dan satu kata saja. memiliki banyak buku siswa, empat ruang kelas, tujuh guru tersedia hanya empat. Maka kami mereka akan menjadi siswa-siswa Sedangkan level B, C, D dan F isinya yang ada gambarnya. termasuk kepala sekolah dan satu gabungkan siswa kelas V dan kelas VI berprestasi. semakin meningkat. Siswa-siswa kelas Perubahan terjadi ruang baca terbuka di samping dalam satu ruang kelas. Siswa kelas V awal, kelas I, II dan III dikelompokkan Siswa SD Inpres 62 Gaya Baru memilih setelah guru-guru SD sekolah. Tambahan ruang kelas didapat hanya tujuh orang dan siswa kelas VI berdasarkan kemampuan buku bacaan yang digantung di pohon. Inpres 62 Gaya Baru Momiwaren dari Dinas Pendidikan. Kini setiap hanya lima orang. Jadi kelas kami belah membacanya. Mereka diajar secara mendapat pelatihan mengajar dari kelas memiliki guru. Jumlah siswa kelas jadi dua.” bersama-sama dengan buku yang USAID PRIORITAS tahun lalu. Mereka I ada 13 siswa, merupakan jumlah sesuai dengan kemampuan Untuk mengatasi kekurangan kelas, belajar mengajar dengan suasana rombongan belajar terbesar yang membacanya. Pak Dorman membangun Taman Baca “Sekarang sa su bisa baca! Baru, sa gembira, membuat siswa aktif dan pernah ada di SD ini karena biasanya di samping sekolah, yang digunakan su berani cerita depan sa pu teman- berani bertanya. Mereka juga belajar SD Inpres 62 Gaya Baru terletak di mereka hanya menerima kurang dari secara bergilir untuk proses belajar- teman ee” (Sekarang saya sudah bisa mengajari siswa-siswa kelas awal Kecamatan Momiwaren, Manokwari 10 siswa baru setiap tahunnya. mengajar. “Siswa-siswa suka sekali membaca. Saya juga sudah berani untuk membaca dengan terampil. Selatan. Momiwaren terletak 120 km Ibu Beatrix berupaya meningkatkan belajar di sini,” kata Ibu Satriani, guru bercerita di depan teman-teman), Hasil pelatihan diterapkan di kelas arah selatan Kota Manokwari. mutu sekolahnya dengan memenuhi kelas II. Selain untuk proses belajar- demikian ucapan Agus Ainusi, siswa dengan didampingi fasilitator. Diperlukan waktu empat jam dari kebutuhan alat dan bahan untuk guru mengajar, Taman Baca juga menjadi kelas II SD Inpres 62 Gaya Baru. Agus Kota Manokwari untuk menjangkau “Kami menggunakan Buku Paket mengajar. Ibu Beatrix mengadakan tempat untuk siswa-siswa membaca kemudian maju ke depan sambil Momiwaren. Ada delapan SD di Kontekstual Papua (BPKP) untuk pertemuan setiap dua minggu dengan buku bacaan. “Setiap pagi sebelum jam membawa buku yang sudah selesai Momiwaren, salah satu sekolah yang mengajar siswa-siswa kelas awal. semua guru untuk membahas kondisi belajar, empat hari dalam seminggu dibacanya. Dengan lantang ia aktif adalah SD Inpres 62 Gaya Baru. Untuk siswa-siswa yang lamban sekolah. Pertemuan ini membahas para siswa membaca bersama di menceritakan apa isi buku yang membaca kami menggunakan Buku Setahun yang lalu, sekolah hanya kemajuan masing-masing siswa. Jika taman baca,” sambung Ibu Satriani. Siswa membaca buku bacaan berjenjang dibacanya. Ada beberapa anak yang Bacaan Berjenjang (B3),” ungkap Ibu ada siswa yang tidak hadir, seorang Mereka bebas memilih buku bacaan di luar kelas. 2 Praktik yang Baik: Manajemen dan Tata Kelola di SD/MI dan SMP/MTs Membenahi Sekolah 3 Siswa MTs Al-Mukhtariyah model CTL. Setelah dirasa cukup para siswa. madrasah terus meningkat. Kemitraan mengajak pejabat dari punya gambaran, para guru ini dilatih dengan PT Indonesia Power, TISERA, Kelas-kelas dibenahi dengan warna- Kemenag melakukan percobaan dalam program diseminasi, praktik di ormas Islam, dokter Korea, dan masjid warni yang terkesan semarak dan pengaruh penutupan tanah dengan ruang kelas, dan didampingi guru yang besar Rajamandala merupakan menyenangkan. Sehingga, muncul tumbuhan terhadap sudah dilatih lebih awal. Kini semua beberapa contoh kemitraan yang suasana yang mendukung aktivitas volume air yang dikeluarkan saat guru MTs Al-Mukhtariyah sudah sudah dibangun. Guru dan siswa kerap belajar. Aplikasi warna yang tepat turut mendapatkan air. Para siswa mengikuti pelatihan CTL dan dalam memanfaatkan perpustakaan sebagai menunjang semangat belajar. semua mata pelajaran, mampu ruang pembelajaran. tersebut mempraktikkan di sekolahnya pada acara Konferensi menerapkan model CTL. Hasil karya siswa dipajang di setiap Budaya baca telah berkembang baik. Praktik Terbaik Program Kerja Sama Di akhir tahun 2013, perubahan ruang kelas sehingga siswa merasa Perpustakaan ditata apik, koleksinya Peningkatan Mutu Madrasah di penting telah terjadi di MTs Al- bangga, meneguhkan atmosfer bervariasi dan up-to-date, dan Jakarta, Oktober 2016 lalu. Mukhtariyah. Para siswa madrasah akademik madrasah, dan siswa dilengkapi dengan sistem layanan mendapat sumber belajar baru dari tampak menikmati proses digital. Siswa teratur menerbitkan pajangan. Karya-karya siswa dihimpun pembelajaran yang menantang majalah dan mereka membentuk pada sebuah galeri madrasah, pernah Mts Al-Mukhtariyah Bandung Barat, Jawa Barat sekaligus menyenangkan. Lingkungan kelompok gemar membaca yang dipamerkan pada showcase tingkat sekitar kini menjadi sumber belajar disebut reading club. Sudut baca Optimalkan Segala Potensi kabupaten, pameran tingkat provinsi, aktif yang sangat produktif. Siswa terdapat pada setiap ruang kelas dan dan bahkan unjuk karya dan kinerja Kembangkan Madrasah Rujukan belajar Bahasa Inggris secara terpadu setiap bidang tembok, koridor, dan madrasah tingkat nasional di dengan praktik percobaan sains. lorong dihiasi rak-rak buku yang bisa Kemendikbud RI. Saat itu, stan MTs Mereka belajar Bahasa Indonesia di diakses warga madrasah setiap saat. Al-Mukhtariyah disambangi Menteri alam terbuka sambil mencari inspirasi Ruba Nurzaman dan D Ridwan Spirit perubahan hadir di madrasah Setelah mengikuti pelatihan USAID Pendidikan dan Kebudayaan Anies Untuk membiasakan siswa membaca, merangkai karya sastra. Mereka juga Wakil Kepala MTs Al- ketika USAID PRIORITAS PRIORITAS, kepala madrasah langsung Baswedan yang tampak kagum dan Al-Mukhtariyah menjadwalkan kegiatan menemui dan mewawancarai pihak- Mukhtariyah Bandung Barat memberikan sejumlah paket pelatihan. menerapkan hasil pelatihan MBS di membanggakan kinerja Al- membaca massal dan membaca senyap pihak yang kompeten untuk belajar Para guru mendapat pelatihan praktik madrasahnya. Dibentuklah tim Mukhtariyah dalam sambutannya di di halaman madrasah. Pembiasaan Sampai awal tahun 2013, MTs Al- IPS dan mata pelajaran lain. Bahkan, yang baik dalam pengajaran dan pengembang madrasah dan tim hadapan pemuka nasional. membaca ini disuntikkan lebih dini Mukhtariyah belum mampu memikat pendekatan CTL mereka terapkan pembelajaran kontekstual (CTL- pengembang budaya baca yang kepada siswa baru pada masa orientasi. orangtua untuk menitipkan anak. Saat Contextual Teaching and Learning). merupakan tim gabungan dari pihak juga dalam proses pembelajaran Ilmu Kepala madrasah mendukung penuh Komitmen ini dikuatkan serangkaian itu suasana pembelajaran madrasah Selepas pelatihan, mereka mendapat manajemen (kamad dan wakamad), Fiqih mengenai pemulasaraan jenazah. semua kebutuhan pembelajaran dari kampanye budaya baca dalam bentuk masih konvensional dengan siswa pendampingan oleh fasilitator daerah perwakilan guru, staf tata usaha, dan Para guru juga telah terampil ATK, sarana, penataan ruang kelas poster, spanduk, dan baliho yang duduk berbanjar dan guru lebih banyak (fasda) guna mempraktikkan hasil komite madrasah. Tim ini segera membuat lembar kerja bermuatan dengan segala perabotannya, hingga menghiasi setiap sudut madrasah. berceramah secara monoton. Kondisi pelatihan, mengevaluasi, dan menyusun program madrasah dan, usai pertanyaan tingkat tinggi dan proyek penataan lingkungan madrasah. Segala perpustakaan jauh dari standar mencobanya kembali secara digodog, segera disosialisasikan, kegiatan yang merangsang kreatifitas kebutuhan pembelajaran dibahas pada Budaya baca ini telah melahirkan kelayakan dan tidak mampu memenuhi berkesinambungan. Pada saat yang dilaksanakan, dan dievaluasi. siswa. Diskusi kelompok dan tingkat perencanaan, termasuk sejumlah karya siswa, antara lain kebutuhan warga madrasah atas sama, kepala madrasah, guru, dan presentasi menjadi pengalaman kebutuhan anggarannya, antara artikel reviu buku menggunakan sumber informasi akademik. Kondisi komite madrasah berkesempatan Guru-guru yang belum mengikuti keseharian siswa. Halaman madrasah manajemen, guru, dan komite Ishikawa Fishbone, reading diary, lingkungan madrasah cenderung tidak mengikuti pelatihan praktik yang baik pelatihan USAID PRIORITAS, dimanfaatkan guru untuk siswa belajar madrasah. kumpulan cerpen, dan buku digital. mkeennydaumkaunnagn ikbleimlaj aark.ademik dan ddseiatklianomdlaa hbk il(daMnanjBugSt i)m dyaeannnaggj aejnum gpeaen n bdearmbpasinisg an. dpgueiwnmaab jimeblkeaajnandr aampnea gtnukgaraunm ygaaatnmi gpb rsaoursdaenash a wdialal tih, pssearmkoosbeliaslh bb deerilmamjaaanrin fya. aaBntakgha mkna egnnu lgroaurs ouyninkgtku-alkon r obanggi Mdeandgraans abhe rjubgaag ami epnihjaalkin a kgaerm kituraalaitna s Gydaaunnrg ud d-iggitiuterarulb. iptkuann t edlaalha mm ebneunltius kb ucektua k 4 Praktik yang Baik: Manajemen dan Tata Kelola di SD/MI dan SMP/MTs Membenahi Sekolah 5

Description:
(2) peningkatan kualitas pembelajaran dan (3) peningkatan tata kelola pendidikan dasar. Roda Berputar, Vocab Card, Puzzle. Kalimat, Big Book
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.