ebook img

Land Reform Dari Masa Ke Masa PDF

330 Pages·2012·6.94 MB·Indonesian
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Land Reform Dari Masa Ke Masa

Petani& Penguasa Dinamika Perjalanan Politik Agraria Indonesia Noer Fauzi Petani& Penguasa Dinamika Perjalanan Politik Agraria Indonesia DITERBITKAN ATAS KERJASAMA: n•~ n • ~,,.r,., o t l SIS KONSURSIUMP!sMRAlUANAGRAllA I ~; PUSTAKA PEI.AJAR I . PETANI & PENGUASA Dinamika Perjalanan Politik Agraria Indonesia Penulis Noer Fauzi Cetakan I, Agustus 1999 Desain Cover Haitamy el Jaid Tata Letak Bima Bayu A. Penerbit INSIST, KPA bekerjasama dengan PUSTAKA PELAJAR Celeban Timur UH 111/548 Telp. (0274) 381542 Fax. (0274) 415232, Yogyakarta 55167 Pencetak Pustaka · Pelajar · Offset ISBN 979-9289-04-1 Pengantar GAGASAN penulisan buku ini bermula dari minimnya bacaan/ referensi tentang politik agraria, yang menentukan pasang-surut nasib kaum petani dari zaman ke zaman. Sementara itu, ada kebutuhan kuat untuk memperoleh pen- jelasan tentang dinamika yang menentukan nasib kaum petani. Sepanjang tahun 1993 - 1998, penulis melakukan studi terhadap sejumlah bacaan -sebagian besar yang ter- cantum dalam Daftar Pustaka. Di antara pelbagai bahan bacaan tersebut, satu buku yang banyak memberi inspirasi dan isi penulisan adalah buku Mochammad Tauchid, Masa­ lah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia jilid I dan II (Penerbit Tjakrawala, 1952a dan 1952b).S elain itu, penulis mendiskusikan tema-tema penu- lisan dengan sejumlah kerabat. Berkaitan dengan per- mintaan dari beberapa organisasi non pemerintah ( ornop) untuk menjadi narasumber tentang hal-hal yang berhu- bungan dengan politik agraria, bagian-bagian tertentu dari v buku ini telah dituliskan dalam makalah yang dipresen- tasikan dan didiskusikan dalam sejumlah forum seminar/ lokakarya/ diskusi. Dalam sejarah Indonesia, studi politik agraria tidak bisa dilepaskan dari satu hari yang bersejarah. Dipercayai oleh kalangan ahli hukum, 24 September 1960 merupakan hari bersejarah bagi rakyat petani Indonesia. Pada tanggal itu, disahkan Undang-undang No. 5 tahun 1960 tentang Per- aturan Dasar Pokok Agraria, yang lebih dikenal sebagai Undang-undang Pokok Agraria, disingkat UUPA. Kelahiran UUPAmerupakan tonggak sejarah agraria (Wiradi, 1986, 20). Penulis menempatkan UUPAsebagai rujukan atau referensi dari uraian-uraian masa sebelum maupun sesudah diber- lakukannya UUPA. Dalam Bab I, penulis menguraikan dasar pikir teoretis orientasi umum isi buku. Bab II berisi uraian tentang politik agraria yang berakibat Negara Kolonial, Kapitalis Asing, dan Kaum Feodal memperoleh harta dan kuasa, sementara rakyat petani sebaliknya. Hukum agraria yang berlaku di zaman penjajahan (kolonialisme) ini memberi keabsahan dan keuntungan bagi perolehan harta dan kuasa tersebut. Berlakunya UUPA berusaha mengatasi berlakunya dualisme hukum agraria masa kolonial, yakni: 1. Hukum yang berasal dari penjajah (kolonial), disebut juga Hukum Barat; dan 2. Hukum yang berasal dari Adat asli Indonesia. UUPA merupakan hukum agraria yang maju. Dengan UUPA, pemerintah dan masyarakat pasca kolonial melak- sanakan rekonstruksi bangunan politik agraria untuk peme- nuhan tujuan-tujuan pendirian negara-bangsa-sebagai- vi mana tercantum pada dokumen-dokumen dasar negara: Pancasila clan Undang-undang Dasar 1945. UUPA beserta peraturan-peraturan jabarannya, ingin mengubah kenyataan yang berkembang di masa kolonial. Yakni, menjamin hak rakyat petani atas sumber daya agraria (bumi, air, ruang ruang angkasa clan kekayaan alam yang terkandung di da- lamnya) clan mengatur perolehan hasilnya agar rakyat men- jadi makmur. Usaha ini disebut juga sebagai pembaruan agraria (agrarian reform). Pembaruan agraria dalam arti sem- pit adalah land reform. Kata land reform berasal dari Bahasa Inggris, artinya pembaharuan dalam bidang pemilikan, pe- nguasaan dan pemanfaatan tanah. Strategi "pembaharuan dalam bidang penguasaan tanah" atau land reform adalah perintah dari UUPA 1960. Uraian mengenai konteks sejarah pembuatan, makna, isi clan aturan-aturan pelaksanaannya, akan diuraikan pada Bab III. Karena pentingnya land reform bagi kemakmuran rakyat tani, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia, Ir. Soe- karno, tanggal 26 Agustus 1963, No. 169 tahun 1963, maka tanggal 24 September (hari lahirnya UUPA) ditetapkan sebagai "Hari Tani, yang perlu diperingati secara khidmat dan dirayakan dengan disertai kegiatan-kegiatan serta pe- nyusunan rencana kerja ke arah mempertinggi produksi untuk meningkatkan taraf hid up rakyat tani menuju masya- rakat adil makmur" (Harsono, 1970,4 ). Semenjak 24 September 1960 tersebut, rakyat petani mempunyai kekuatan hukum untuk memperjuangkan hak- nya atas tanah, melakukan pembagian hasil yang adil clan mengolah tanahnya demi kemakmuran. Penulis menaf- sirkan bahwa politik agraria yang diamanatkan oleh UUPA adalah populisme. Dinamika praktek politik agraria po- vii pulis (termasuk program land reform) dari awal penerapan hingga pemberhentiannya, akan diuraikan dalam Bab IV. Bab V akan menguraikan perubahan penguasa politik (suksesi rejim) dari Orde Lama ke Orde Baru, yang berakibat pada berhentinya pelaksanaan populisme dan dimulainya skenario politik agraria yang baru. Perkembangan selan- jutnya adalah berubahnya seluruh sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Retorika "Revolusi" dan praktek politik agraria populis digantikan secara drastis dan dramatis oleh retorika "Pembangunan" dan praktek politik agraria kapitalis. Bab ini akan ditutup dengan kesim- pulan tentang hasil-hasil politik agraria di zaman Orde Baru. Bab VI memuat suatu perubahan dalam dinamika poli- tik agraria, khusus pada kebijakan pertanahan Orde Baru akibat proses adaptasinya terhadap strategi global. Selain bersifat deskriptif, di bagian ini akan ditemukan pandangan kritis penulis. Bab VII, yang merupakan kesimpulan, merefleksikan nasib petani dalam perjalanan politik agraria, sepanjang feodalisme, kolonialisme hingga Orde Baru. Bagian terakhir, yakni epilog, merupakan refleksi pe- nulis menyaksikan perubahan yang begitu mendasar dalam politik negara, di mana kata "Krisis" dan "Reformasi" men- jadi begitu terkenal. Kecuali di bab awal dan bab akhir, mayoritas isi buku ini lebih bersifat deskriptif analitis, dengan di sana-sini di- sajikan evaluasi kritis penulis. Khusus di bagian Epilog, penulis mengemukakan pilihan arah perubahan sosial yang vital bagi terwujudnya kemajuan petani.Harus dinyatakan, dalam banyak bagian, deskripsi dalam buku ini diwarnai oleh pengalaman Jawa. viii Penghadiran buku ini dimaksudkan untuk mengantar dan merangsang pembaca merefleksikan nasib petani dalam skenario politik agraria sepanjang zaman sejarah yang berubah, zaman Feodalisme, zaman Kolonialisme, zaman Orde Lama, zaman Orde Baru hingga zaman Krisis dan Reformasi dewasa ini. Bila buku ini memberi penerangan dan merangsang diskusi, buku ini sudah menunaikan tugasnya. Bagi peminat serius, buku sederhana ini bisa jadi tidak memberikan informasi baru, namun penulis berharap bisa menyajikan rajutan dari pelbagai literatur (bahan bacaan) yang sudah diakrabi, sehingga bisa menjadi salah satu bacaan/ referensi untuk studi-studi yang lebih dalam dan lebih luas tentang dinamika perjalanan politik agraria. Ucapan terima kasih ditujukan pada Amen Hermanto, yang membantu khusus untuk Bab II, kawan-kawan di LPPP (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Pedesaan) Ban- dung -terutama Paskah Irianto, Boy Fidro, Gatot Ryanto dan Airiyanto. Bersama merekalah saya berkembang mema- tangkan pergaulan, pemihakan, analisis dan gagasan per- ubahan nasib petani. Juga, Maria Ruwiastuti, Bonie Setiawan, Andik Hardijanto, Dianto Bachriadi, Erpan Faryadi yang bersama mereka di Konsorsium Pembaruan Agraria, saya mengembangkan pikiran dan inisiatif se- panjang 1995 sampai sekarang. Juga, kasih saya terima dari Budi Prawitasari, yang memberi dorongan dan keluangan untuk penyelesaian buku ini. Tanpa pengorbanannya se- bagai istri, mustahil saya bisa menjadi 'orang' seperti seka- rang ini. Demikian pula pada mereka yang telah memberi komentar kritis pada sebagian atau seluruh draft awal buku ini. Secara khusus, saya berhutang budi pada Bapak Guna- wan Wiradi yang memberi pujian, kritik dan saran. ix Dalam kenangan mendalam, buku ini dirampungkan untuk kawan penulis, almarhum Budi Santosa Surbakti, SH. Budi mengalami kecelakaan dengan Vespa butut kesayang- annya, yang mengakibatkan ia meninggal, pada 27 Oktober 1993. Rencananya, bersama dialah buku ini hendak ditulis. Buku ini dimulai penulisannya pada 25 Oktober 1995. Rencananya, penyempurnaannya berakhir 30 Januari 1998, namun berhubung "Reformasi", ditambahkan bab Epilog, o hingga tunai pada 4 Maret 1998. NoerFauzi x

Description:
"Land Reform, yakni legitimasi yang mewujudkan prinsip tanah untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, telah berulangkali keluar-masuk dan tampil kedalam arena kebijakan nasional Indonesia paska kolonial (1945-2009). Buku ini menganalisis apa saja dan bagaimana kekuatan-kekuatan pro versus anti-land re
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.