P age | 1 Kompendium Edukasi Pekerja Migran dan Program Migrasi yang Aman P age | 2 P age | 3 The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967. Negara-negara anggota ASEAN adalah Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Lao PDR, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand dan Viet Nam. Kantor Sekretariat ASEAN berada di Jakarta, Indonesia. Untuk pertanyaan, hubungi: Sekretariat ASEAN Divisi Hubungan Masyarakat (Community Relations Division / CRD) 70A Jalan Sisingamangaraja Jakarta 12110, Indonesia Telepon: (62 21) 724-3372, 726-2991 Fax: (62 21) 739-8234, 724-3504 E-mail: [email protected] Data Publikasi Katalog Kompendium Edukasi Pekerja Migran dan Program Migrasi yang Aman Jakarta, Sekretariat ASEAN, April 2017 331.544 1. ASEAN – Sistem Migrasi 2. Kebijakan – Standar – Sistem Nasional ISBN 978-602-6392-50-3 Teks publikasi ini dapat dikutip atau dicetak ulang dengan bebas, asalkan diberikan pengakuan yang benar dan salinan yang berisi materi cetak ulang dikirim ke Divisi Hubungan Masyarakat (Community Relation Division / CRD) di Sekretariat ASEAN, Jakarta. Informasi umum tentang ASEAN dapat dilihat secara online di Situs ASEAN: www.asean.org Hak Cipta: Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) 2017. Seluruh hak cipta. K ompendium ASEAN tentang Pendidikan Pekerja Migran dan Program Migrasi Aman P age | 4 Kompendium Edukasi Pekerja Migran dan Program Migrasi yang Aman Proyek yang diselenggarakan oleh Komite ASEAN dalam Implementasi Deklarasi ASEAN tentang Perlindungan dan Promosi Hak- hak Pekerja Migran (ACMW) Didukung oleh Regional EU-ASEAN Dialogue Instrument Human Rights Facility (READI HRF) Kompendium ASEAN tentang Pendidikan Pekerja Migran dan Program Migrasi yang Aman P age | 5 Kata Pengantar S aya amat berbahagia dengan selesai dan diterbitkannya Kompendium ASEAN tentang Edukasi Pekerja Migran dan Program Migrasi yang Aman pada tahun yang sama dimana The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merayakan HUT ke-50, dan pada masa kepemimpinan Filipina di ASEAN. Hal ini menjadi semakin bermakna karena tahun ini menandai tahun ke-10 sejak Deklarasi Cebu tentang Perlindungan dan Promosi Hak- hak Pekerja Migran ditandatangani oleh para Pemimpin ASEAN selama KTT Ke-12 tahun 2007 di Kota Cebu. Edukasi pekerja migran dan program migrasi yang aman sangat penting untuk memastikan bahwa orang-orang yang mencari kesempatan kerja di negara selain di negara mereka sendiri mengetahui informasi praktis tentang migrasi tenaga kerja. Para pekerja migran perlu memahami secara seksama proses perekrutan yang berlaku di negara asal mereka, hak dan tanggung jawab mereka berdasarkan kontrak kerja, termasuk yang berlaku bagi majikan mereka, serta program bantuan hukum yang tersedia jika diperlukan. Kompendium ini terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu Profil Migrasi Negara dari masing-masing Negara Anggota ASEAN (ASEAN Member State / AMS), Studi Kasus mengenai beberapa praktik terbaik, dan Rekomendasi yang akan bermanfaat untuk reformasi kebijakan dan pengembangan program. Pada umumnya, program edukasi pekerja dan migrasi yang ada di negara-negara AMS bervariasi dalam hal skala dan konten karena terdapat perbedaan profil migrasi, kerangka hukum, dan agenda kebijakan migrasi ketenagakerjaan nasional serta prioritasnya. Akibatnya, beberapa negara memiliki program pra-kerja dan pra- keberangkatan yang lebih baik daripada yang lain, sementara beberapa negara fokus pada program edukasi pasca-kedatangan. Publikasi ini selanjutnya berupaya memberikan bukti mengenai kelebihan dan keterbatasan program-program yang dimiliki AMS melalui studi kasus dengan menawarkan beberapa panduan dan inspirasi untuk meningkatkan program yang telah ada. Pada bagian akhir dokumen ini terdapat serangkaian rekomendasi yang dapat diterapkan oleh AMS, baik secara kolektif maupun individual yang dapat mengembangkan edukasi pekerja yang lebih responsif, efektif dan efisien serta program migrasi yang aman. Saya sangat berharap agar keinginan untuk mewujudkan prakarsa ini di bawah kepemimpinan Filipina, sebagai koordinator negara, akan tercapai dan semoga penggunaan materi dapat dimaksimalkan sepenuhnya. Perkenankanlah saya untuk menyampaikan rasa terima kasih saya yang mendalam kepada Regional EU-ASEAN Dialogue Instrument (READI) yang telah mendukung proyek ini. Saya juga ingin mengucapkan selamat dan terima kasih kepada Tim Teknis Filipina, Sekretariat ASEAN, National Focal Points dan National Consultants dari masing-masing AMS, serta Regional Consultant, atas kontribusi masing-masing dalam menjadikan upaya perdana Komite ASEAN untuk Implementasi Deklarasi ASEAN tentang Perlindungan dan Promosi Hak-hak Pekerja Migran (ACMW) dapat menjadi kenyataan. SILVESTRE H. BELLO III Sekretaris Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan, Republic of the Philippines P age | 6 Sekapur Sirih Ta hun ini, ASEAN merayakan HUT ke-50. Tahun ini juga merupakan peringatan 10 tahun sejak penandatanganan oleh para Pemimpin ASEAN dalam Deklarasi ASEAN untuk Perlindungan dan promosi Hak-Hak Pekerja Migran atau Deklarasi Cebu. Komitmen yang tercantum dalam Deklarasi Cebu telah membentuk dan mendorong kerja sama kawasan dalam hak-hak pekerja migran dengan berbagai cara. Termasuk diantaranya dengan pembentukan Komite ASEAN untuk implementasi Deklarasi ASEAN tentang Perlindungan dan Promosi Hak-hak Pekerja Migran (ACMW). Sejak didirikan pada tahun 2008, ACMW telah menerapkan beberapa inisiatif termasuk mengembangkan Kompendium tentang Edukasi Pekerja Migran dan Program Migrasi yang Aman. Sejak lama, orang-orang di kawasan ASEAN telah berpindah di dalam dan ke luar kawasan untuk mencari peluang dan sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi kita yang terus meningkat. Kontribusi mereka terhadap perekonomian dan masyarakat baik di negara asal maupun di negara tujuan sangat besar. Dengan terbentuknya Komunitas ASEAN pada tahun 2015, ekonomi kuat di kawasan ini telah mengantisipasi lebih banyak orang yang akan mencari peluang kerja di luar negara mereka sendiri. Para calon pekerja migran, pekerja migran yang terikat dalam perjanjian kerja dan majikan/perusahaan mereka sangat perlu mendapatkan edukasi dan program komprehensif yang akan melengkapi mereka dengan informasi untuk memastikan migrasi yang aman. Program dan edukasi semacam itu juga perlu disediakan di semua tahap migrasi, dimulai dari masa pra-kerja hingga pra-keberangkatan, pasca kedatangan, serta pemulangan dan reintegrasi. Kompendium tentang Edukasi Pekerja Migran dan Program Migrasi yang Aman memberikan informasi komprehensif yang disampaikan oleh Negara-negara Anggota ASEAN mengenai profil negara dan program edukasi dan migrasi yang mereka miliki saat ini yang menargetkan pekerja migran dan pengusaha. Sebagai dokumen referensi yang sangat berguna bagi berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam promosi migrasi yang aman, saya yakin bahwa Kompendium ini akan mengilhami para pembuat kebijakan, instansi pemerintah terkait, LSM, dan pemangku kepentingan lainnya untuk terus memperkuat kebijakan dan program mereka guna mewujudkan migrasi yang aman bagi semua. LE LUONG MINH Sekretaris Jenderal ASEAN P age | 7 Sekapur Sirih Sa ya mengucapkan selamat kepada ACMW yang telah menyelesaikan dan menerbitkan kompendium tentang Edukasi Pekerja Migran dan Program Migrasi yang Aman ini. Kami sangat bangga telah mendukung publikasi ini, karena ini sejalan dengan komitmen Uni Eropa untuk mendukung perlindungan pekerja migran di ASEAN. Pergerakan bebas manusia sangat penting untuk pembangunan ekonomi dan untuk menciptakan rasa komunitas di antara masyarakat. Ini merupakan prinsip dasar yang tercantum dalam Perjanjian tentang Fungsi Uni Eropa, dan hal ini telah membantu menciptakan Pasar Tunggal Eropa seperti yang kita kenal sekarang. Warga negara Eropa bisa bergerak bebas dalam batas-batas 28 negara anggota UE - mereka dapat mencari pekerjaan di negara Uni Eropa lainnya, bekerja di sana tanpa memerlukan ijin kerja dan tinggal di sana bahkan setelah pekerjaan selesai. Pergerakan pekerja yang bebas ini membuat Uni Eropa saat ini menjadi pasar tenaga kerja terbesar di dunia. Dengan menyediakan dokumentasi yang komprehensif dan mudah diakses mengenai situasi pekerja migran di negara-negara ASEAN saat ini, publikasi ini merupakan kontribusi yang signifikan terhadap perlindungan hak-hak pekerja migran di ASEAN. Ini juga melampaui perkiraan dengan turut menilai apa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan, termasuk standar hukum, kebijakan dan praktik dalam program edukasi pra-kerja dan pra-keberangkatan, program di tempat kerja dan pasca kedatangan, dan program pemulangan serta reintegrasi. baik di negara pengirim maupun di negara penerima di ASEAN dan sekitarnya. Publikasi ini dapat menjadi batu loncatan untuk kerja sama lebih lanjut dan berbagi pengalaman antara negara-negara ASEAN, serta untuk pertukaran praktik terbaik antara ASEAN dan UE. Atas nama UE, saya ucapkan terima kasih dan selamat kepada Filipina, sebagai negara pemrakarsa, karena telah memimpin persiapan untuk publikasi ini. Saya juga berterima kasih kepada semua perwakilan ACMW, Sekretariat ASEAN, dan semua pihak yang terlibat dalam proses menyelesaikan buku ini. Saya yakin bahwa publikasi ini akan dimanfaatkan dengan baik, oleh para pemangku kepentingan, termasuk pembuat kebijakan, pejabat pemerintah, anggota parlemen, pelaku usaha swasta, perusahaan perekrutan, pekerja migran dan keluarga mereka, praktisi, dan juga masyarakat luas. FRANCISCO FONTAN Duta Besar, Misi UE untuk ASEAN P age | 8 Daftar Isi Kata Pengantar ............................................................................................................................... Sekapur Sirih oleh Sekretaris Jenderal ASEAN............................................................................... Sekapur Sirih oleh Duta Besar Misi UE untuk ASEAN...................................................................... Ucapan terima kasih........................................................................................................................ Tim Proyek Kompendium ASEAN..................................................................................................... Gambaran Umum............................................................................................................................ Terminologi yang Digunakan dalam Kompendium...................................... .................... ......... singkatan...................................... ...................................... ...................................... ..................... Bab 1: ASEAN dan Migrasi: Laporan Negara 1. Brunei Darussalam......................................... .................................... ..................... ..... 2. Cambodia....................................................................................................................... 3. Indonesia...................................... ...................................... ........................................... 4. Lao PDR...................................... ...................................... ............................................. 5. Malaysia...................................... ...................................... ............................................ 6. Myanmar...................................... ...................................... ........................................... 7. Philippines...................................... ...................................... ........................................... 8. Singapore...................................... ...................................... ........................................... 9. Thailand...................................... ...................................... .............................................. 10. Viet Nam.................................... .................................... .............................................. Bab 2: Program edukasi Pekerja Migran dan Majikan/Perusahaan Studi Kasus.................................... .................................... .................................................. a. Pra-kerja Studi Kasus 1: Program Orientasi tentang Undang-Undang dan Peraturan Ketenagakerjaan Brunei (Brunei Darussalam) ............................................ Studi Kasus 2: Seminar Orientasi Pra-Kerja Online (Philippines) ......................................... Studi Kasus 3: Panduan tentang Aplikasi dan Ketenagakerjaan Luar Negeri (Philippines) .................................... .......................................... b. Pra-keberangkatan Studi Kasus 4: Seminar Orientasi Pra-keberangkatan (Cambodia) ................................. Studi Kasus 5: Pelatihan Pra-keberangkatan untuk Sistem Perizinan Tenaga Kerja Korea (Myanmar, Philippines, dan Thailand) ...................... Studi Kasus 6: Program Pelatihan Orientasi Pra-Keberangkatan Wajib (Lao PDR) .......... Studi Kasus 7: Program Pelatihan Keterampilan dan Edukasi Pekerja Migran yang Komprehensif untuk Pekerja Rumah Tangga (Indonesia) ............. Studi Kasus 8: Seminar Orientasi Pra-keberangkatan untuk Pekerja Filipina di Luar Negeri (Philippines) .................................... ....................................... Studi Kasus 9: Program Pelatihan Pra-Keberangkatan untuk Pekerja Tujuan Israel (Thailand) .................................... ............................... Studi Kasus 10: Program Pelatihan Pemetik Berry Liar (Thailand) Studi Kasus 11: Program Pelatihan Orientasi untuk Pekerja Tujuan Jepang (Viet Nam) .................................... ................................................... P age | 9 Studi Kasus 12: Program Pelatihan Orientasi untuk Pekerja Tujuan Malaysia (Viet Nam) .................................... ................................................. c. Pasca-kedatangan / onsite Studi Kasus 13: Program Orientasi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2009 (Brunei Darussalam) ............................................... Studi Kasus 14: Program Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja untukPekerja Industri Konstruksi (Malaysia) ................................................. Studi Kasus 15: Program Penyesuaian Kerja untuk Pekerja Rumah Tangga Asing (Singapore) .................................... ...................................................... Studi Kasus 16: Program Orientasi Majikan (Singapore) .................................... ................ Studi Kasus 17: Kursus terkait K3 (Singapore) .................................... .................................... Studi Kasus 18: Seminar Orientasi Pasca-Kedatangan (Post-Arrival Orientation Seminar/PAOS) untuk OFWs di Singapore (Philippines) ............................. d. Kepulangan dan Reintegrasi Studi Kasus 19: Desa Pekerja Migran (Indonesia) .................................... ............................ Studi Kasus 20: Balik-Pinay, Balik-Hanapbuhay untuk OFWs yang Kembali (Philippines) .................................... ................................................. Studi Kasus 21: Program Bantuan Kesejahteraan, Pekerjaan, Hukum dan Mata Pencaharian (Assist-Welfare, Employment, Legal and Livelihood/WELL) (Philippines) .................................... .................................. Bab 3: Temuan dan Rekomendasi.................................... .................................... ...................... P age | 10 Ucapan terima kasih K ompendium ASEAN tentang Edukasi Pekerja Migran dan Program Migrasi yang Aman ini dapat diwujudkan dengan berbagai kontribusi kolektif banyak individu dan institusi. Komite ASEAN untuk Implementasi Deklarasi ASEAN mengenai Perlindungan dan Promosi Hak-hak Pekerja Migran (ACMW) mengucapkan terima kasih atas keterlibatan aktif semua pihak dalam mempersiapkan dan menyelesaikan publikasi ini dengan sukses: Grup Penyelenggara Filipina, yang dipimpin oleh Mr. Robert Larga, selaku Koordinator Proyek, dan Anggota-anggotanya-Ms. Alice Visperas, Ms. Maria Teresa Delos Santos, dan Ms. Gean Salvador - yang telah mengawal Proyek ini sejak penyusunan konsep hingga selesai; Sekretariat ASEAN, khususnya Ibu Mega Irena, Ms. Pitchanuch Supavanich, dan didukung oleh Ibu Sarah Choirinnisa, atas dukungan dan sokongan mereka selama periode Proyek; Tim teknis dan administratif The Regional EU-ASEAN Dialogue Instrument-Human Rights Facility (READI-HRF) , khususnya Ibu Yuyun Wahyuningrum (mantan Team Leader), Ms. Patricia Waagstein (Team Leader), dan Ibu Irene Ester Ronauly Situmorang, atas komitmen mereka terhadap Proyek ini, dan terutama, untuk mempromosikan hak asasi manusia bagi semua pekerja, termasuk pekerja migran di kawasan ASEAN; ACMW berterima kasih kepada Tim Konsultan, tanpa mereka Kompendium ini tidak mungkin dapat diselesaikan: Ms. Alcestis (Thetis) Abrera Mangahas, Konsultan Regional, yang telah mengawasi persyaratan teknis untuk laporan nasional, menyiapkan laporan daerah beserta temuan dan rekomendasinya; Konsultan Nasional, yang telah menerapkan desain penelitian, melakukan wawancara, dan menyelesaikan Laporan Negara; Focal Point ACMW, yang telah menentukan responden utama untuk diwawancarai dan program mana untuk disertakan dalam Kompendium, dan mendukung laporan; Ucapan terima kasih khusus kepada Mr. Mitchell Duran, karena "mengisi semua kekosongan", mengedit, dan melakukan pengawasan teknis dalam penerbitan Kompendium; dan kepada Ms. Marielle Espinosa, yang telah merancang sampul Kompendium dan pembagi bagian.
Description: