KETIDAKADILAN GENDER PADA NOVEL MIDAH SI MANIS BERGIGI EMAS KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER DALAM PERSPEKTIF ALQURAN DAN HADIS SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh ANISA RAHAYU NIM. 1113013000021 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017/1438H Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner “Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan” _Pramoedya Ananta Toer_ (Bumi Manusia) ABSTRAK Anisa Rahayu, 1113013000021. Ketidakadilan Gender pada Novel Midah Si Manis Bergigi Emas Karya Pramoedya Ananta Toer dalam Perspektif Alquran dan Hadis serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Ahmad Bahtiar, M. Hum. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah ketidakadilan gender yang terdapat dalam novel Midah Si Manis Bergigi Emas karya Pramoedya Ananta Toer dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasakarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan ketidakadilan gender dalam novel Midah Si Manis Bergigi Emas karya Pramoedya Ananta Toer yang dapat dijelaskan dalam kutipan Alquran dan Hadis. Adapun bentuk ketidakadilan tersebut adalah: 1) Marginalisasi terhadap perempuan dalam bentuk penelantaran seorang suami kepada istrinya yang masih memiliki hak penuh untuk mendapatkan nafkah. 2) Subordinasi terhadap perempuan dalam bentuk pembungkaman akan hak perempuan, dalam hal memilih calon suami oleh ayahnya, juga pembungkaman hak untuk menyampaikan pendapat dalam lingkup hubungan rumah tangga. 3) Stereotip dalam bentuk pandangan negatif kepada perempuan yang mempersolek diri yang dianggap sebagai usaha untuk menggoda dan menarik perhatian lawan jenis. 4) Kekerasan terhadap perempuan dalam bentuk upaya pemerkosaan, dan pelacuran. Novel Midah Si Manis Bergigi Emas pun memuat nilai pendidikan yang dapat diimplikasikan pada pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas XII semester I. Kata Kunci: Midah Si Manis Bergigi Emas, Pramoedya Ananta Toer, Ketidakadilan, Gender, Perempuan, Quran, Hadis. i ABSTRACT Anisa Rahayu, 1113013000021. Gender inequity on the novel Midah Si Manis Bergigi Emas wrote by Pramoedya Ananta Toer in Quran and Hadith perspective and Implication Learning Indonesian Language and Literature in school. Majoring in Indonesian Language and Literature Education, Department of Tarbiyah and the Teachers Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. Supervisor: Ahmad Bahtiar, M, Hum. This research aims to describe inequity gender in the novel Midah, the beauty with golden teeth by Pramoedya Ananta Toer and implication learning Indonesian language and literature in school. The method used in this research is descriptive qualitative. Based on the analysis that has been done, gender inequality was found in women in the novel of Midah the Beauty with Golden Teeth by Pramoedya Ananta Toer which can be explained in quote of Qur'an and Hadith. The forms of injustice are: 1) Marginalization of women in the form of neglect of a husband to his wife who still have full rights to earn a living. 2) The subordination of women in the form of silencing of the rights of women, in terms of choosing husband candidates by his father, as well as silencing the right to express opinions within the sphere of domestic relations. 3) Stereotypes in the form of a negative view to the self-absorbed woman who is considered an attempt to seduce and attract the attention of the opposite sex. 4) Violence against women in the form of attempts of rape, and prostitution. Novel Midah, the Beauty with Golden Teeth also contains the value of education that can be implied on the learning of Indonesian language and literature in class XII semester I. Keywords: Midah, the beauty with golden teeth, Pramoedya Ananta Toer, Inequisity, Gender, Women, Quran, Hadith. ii KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan ke hadirat Allah swt karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, skripsi yang berjudul “Ketidakadilan Gender pada Novel Midah Simanis Bergigi Emas dalam Perspektif Alquran dan Hadis serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah” pada akhirnya dapat terselesaikan. Salawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw karena kehadirannya merupakan rahmat bagi alam semeta. Skripsi ini, peneliti susun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Selama enam bulan proses pengerjaan skripsi, peneliti begitu banyak menemui lika-lik yang mewarnai proses pengerjaan skripsi ini, dari beragamnya pilihan pembahasan berkualitas untuk diteliti, khususnya mengenai Pramodya Ananta Toer; seorang sastrawan masyhur di Indonesia, hingga pengubahan judul yang berulang-ulang kali. Sandungan tersebut tak pelak menjadikan peneliti menyerah, melainkan menjadikannya motivasi untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan; 2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum., selaku Kepala Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; 3. Toto Edidarmo, M.A. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; 4. Ahmad Bahtiar, M. Hum., selaku pembimbing peneliti yang selalu memberikan arahan dengan ilmu yang meningkatkan pengetahuan peneliti. Terima kasih atas arahan, bimbingan, motivasi yang telah Bapak berikan selama ini; iii iv 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang selama ini telah membekali peneliti berbagai ilmu pengetahuan, terima kasih untuk kesabaran dan kasih sayang yang tercurahkan selama ini; 6. Ayahku tercinta, Yusuf Bahtiar. Pahlawan sejati yang selalu tampan dan keren setiap waktu. Orang yang tiada henti mengalirkan doanya, orang yang telah banyak berkorban dalam setiap perjalanan kehidupan peneliti. Semoga Ayah selalu berjiwa muda dan bahagia. 7. Nenek sekaligus Mama paling hebat, Siti Sukaesih. Perempuan yang telah memberikan banyak motivasi dan pelajaran bagi peneliti. Sehat terus, Mam. 8. Tiga orang jagoan cadanganku setelah ayah. Firman Aulia Bahtiar, S.Pd., Ridwan Maulana Bahtiar, dan Risman Ramdona Bahtiar. Tetaplah menjadi kakak yang membanggakan dan memanjakanku setiap waktu. 9. Arif Rachman, S.Pd. Laki-laki yang baik hatinya, terima kasih telah hadir. Semoga selalu sabar menghadapiku yang banyak maunya. 10. Seluruh mahasiswa PBSI angkatan 2013 yang selalu memberikan warna- warni kebahagiaan setiap harinya selama proses pembelajaran. 11. Adik dan Kakak yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis, khususnya Sartika Dewi, S.E. Sy. dan Taufik Hidayatullah, S. Pd. yang telah membantu peneliti mendapatkan referensi serta tidak bosan memberikan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tak lupa juga sekelompok kawan-kawan PASBRAMA yang telah berjuang bersama untuk menuntaskan penyusunan skripsi ini. Juga sahabat yang selalu ada di kala gundah; Melda Hollidazia, Sirojul Huda Ahda, Fika Evitriana, Muizzudin Hilmi dan Tri Wibowo. Tetaplah keren, sederhana dan menyenangkan. Jangan jadi apatis dan tidak peduli sesama, ya. 12. Cinta Tulang Ikan; Ferrara Ferronica, Arini Hidayah, Luthfiatul Fuadah, Sukmawati, Khusnul Chotimah, dan Priyanka Raki Anindita. Perempuan- v perempuan pecicilan yang selalu memberikan keceriaan kepada peneliti setiap harinya. 13. Kawan-kawan Gardu Squad (UNJ) yang sudah sarjana lebih awal, terima kasih karena masih menjadi sahabat istimewa dalam hidup peneliti. Serta kawan-kawan Semanggi 2 Squad yang selalu menjadi tempat berbagi di saat senang maupun susah selama menjadi anak rantau, semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah swt. 14. Ibu Tati dan Bapak Uung, pemilik kostan yang sangat dermawan. Terima kasih telah menjadi pelindungku selama 4 tahun tinggal bersama Ibu dan Bapak. Semoga selalu menjadi keluarga yang penuh rahmat. 15. Sahabat kepompongku, Nurwinda Septiana, S. Pd. Aida Sri Rahayu, S. Pd. dan Siti Fauziah Rahmah, S. Pd. yang tak bosan menasehati peneliti di kala lalai. Bahagialah selalu. 16. Teman-teman indekos yang berganti-ganti setiap tahun. Semoga kalian selalu ceria dan dilindungi Allah swt. Semoga semua bantuan doa, motivasi serta bimbingan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah swt. Selain itu, peneliti berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak agar dapat membantu meningkatkan mutu pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Jakarta, Agustus 2017 Peneliti Anisa Rahayu
Description: