ebook img

Keragaman Yang Mempersatukan - Visi Guru Tentang Etika Hidup Bersama Dalam Masyarakat Multikultural PDF

230 Pages·2016·3.53 MB·Indonesian
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Keragaman Yang Mempersatukan - Visi Guru Tentang Etika Hidup Bersama Dalam Masyarakat Multikultural

6 ss6 ISBN 978-2-88931-134-7 Praxis EthicPraxi Keragaman Yang Mempersatukan K Keragaman Yang Mempersatukan e ra g a m Y. Sumardiyanto, Guru di SMA De Britto and kolomnis Jawa Pos an Visi Guru Tentang Etika Hidup Bersama Y & Koran Tempo. Penulis buku Guru Gokil Murid Unyu; Habis Galau Terbit an g Move-On dan Mendidik Pemenang Bukan Pecundang. M e Dalam Masyarakat Multikultural m p e rs a Tituk Romadlona Fauziyah, Guru Bahasa Inggris SMA Muhammadiyah tu k 1 Yogyakarta, alumnus S1 Bahasa Dan Sastra Arab IAIN Sunan Kalijaga, S1 an Y. Sumardiyanto / Tituk Romadlona Fauziyah (Editors) Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Negeri Yogyakarta, S2 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, penulis buku kumpulan cerpen Rindu. Buku ini merupakan karya guru-guru Sekolah Menengah Atas yang terlibat dalam sebuah workshop menulis yang difasilitasi dua orang penulis yang juga guru SMA, Y. Sumardiyanto dan Tituk Romadlona Fauziyah mengenai berbagai etika dalam berkehidupan di masyarakat Y . S yang multikultur. Ide penulisan buku ini berasal dari buku “Etika Sosial dalam Interaksi Lintas am a Agama” (Focus 24) yang diterbitkan Globethics pada tahun 2014. Dalam proses menulis rd iy buku ini, guru-guru tersebut tidak hanya mendapatkan masukan dari diskusi-diskusi dalam a n workshop tapi juga dari para siswa SMA yang sengaja diundang untuk membaca dan to / T kemudian memberikan pendapat dan masukan kepada para penulis. Maka jadilah buku itu yang ada di hadapan pembaca ini. k R o m Buku ini diharapkan bisa menjadi bacaan tentang etika bagi para remaja di Indonesia dan a d bisa menjadi sumbangsih yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia kontemporer yang lon a semakin beragam dan menghadapi banyak dilemma etis dalam menjalankan kehidupan F a u bernegara dan bermasyarakat. ziy a h G lo b e th ic s .n e t Keragaman Yang Mempersatukan Visi Guru Tentang Etika Hidup Bersama Dalam Masyarakat Multikultural Keragaman Yang Mempersatukan Visi Guru Tentang Etika Hidup Bersama Dalam Masyarakat Multikultural Y. Sumardiyanto / Tituk Romadlona Fauziyah (Editors) Globethics.net Praxis No. 6 Globethics.net Praxis Series editor: Christoph Stückelberger. Founder and Executive Director of Globethics.net and Professor of Ethics, University of Basel Globethics.net Praxis 6 Y. Sumardiyanto / Tituk Romadlona Fauziyah (eds.) Keragaman Yang Mempersatukan Visi Guru Tentang Etika Hidup Bersama Dalam Masyarakat Multikultural Geneva: Globethics.net, 2016 ISBN 978-2-88931-134-7 (online version) ISBN 978-2-88931-135-4 (print version) © 2016 Globethics.net Credit cover photo: Elis Z. Anis Managing Editor: Ignace Haaz Globethics.net International Secretariat 150 route de Ferney 1211 Geneva 2, Switzerland Website: www.globethics.net/publications Email: [email protected] All web links in this text have been verified as of June 2016. This book can be downloaded for free from the Globethics.net Library, the leading global online library on ethics: www.globethics.net. © The Copyright is the Creative Commons Copyright 2.5. This means: Globethics.net grants the right to download and print the electronic version, to distribute and to transmit the work for free, under three conditions: 1) Attribution: The user must attribute the bibliographical data as mentioned above and must make clear the license terms of this work; 2) Non-commercial. The user may not use this work for commercial purposes or sell it; 3) No change of text. The user may not alter, transform, or build upon this work. Nothing in this license impairs or restricts the author’s moral rights. Globethics.net can give permission to waive these conditions, especially for reprint and sale in other continents and languages. DAFTAR ISI 1 Kata Pengantar ................................................................................ 7 Nina Mariani Noo & Y. Sumardiyanto 2 Mengubah Prasangka Menjadi Empati ........................................... 15 Elis Z. Anis 3 Pengalaman Mengesan Rohis Gahol .............................................. 39 Indriyani Ma’rifah 4 Catur Asrama Siklus Keutamaan Hindu .......................................... 53 Ida Retnawati 5 Tetanggaku Sayang, Tetanggaku Senang ....................................... 67 Eko Mulyadi, Agus Manaji 6 Sekolah ‘SERASI’: Kelas untuk Semua ............................................ 83 Suwandi, M.Pd. 7 Menghargai Kesatuan dalam Keberagaman ................................... 99 Imam Mutakhim 8 Tata Krama Media Sosial .............................................................. 113 Titu Eka Parlina 9 Lawang Sewu: Membayangkan Model Ketetanggaan Baru .......... 129 Wahyu Harjanto 10 Membangun Rumah Tangga Islami ............................................ 159 Sangidah Rofi’ah 11 Semangat Karitatif-Filantrofis Menangani Bencana Alam .......... 175 Puji Handayani 12 Interaksi Remaja Zaman Digital ................................................. 191 Arifah Suryaningsih 13 Pengabdian Minoritas Di Minahasa ............................................ 203 Dany Bilkis Saida Aminah Kontributor ..................................................................................... 219 1 KATA PENGANTAR Nina Mariani Noor & Y. Sumardiyanto Dengan penuh rasa syukur, Globethics.net Indonesia akhirnya menerbitkan buku KERAGAMAN YANG MEMPERSATUKAN: VISI GURU TENTANG ETIKA HIDUP BERSAMA DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL. Buku yang kesembilan hasil kerja sama penerbitan Globethics.net dengan ICRS (Indonesian Consortium for Religious Studies). ICRS merupakan konsorsium tiga universitas di Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, UIN Sunan Kalijaga dan Universitas Kristen Duta Wacana. Globethics.net merupakan jaringan global yang terdiri dari perseorangan dan institusi-institusi yang tertarik pada berbagai bidang di etika terapan. Globethics.net menawarkan akses ke sejumlah besar sumber mengenai etika, khususnya melalui perpustakaan etika digital global yang dimilki dan memfasilitasi web-based riset kolaboratif , konferensi, penerbitan online, dan berbagi informasi. Artikel-artikel dalam buku ini merupakan karya guru-guru Sekolah Menengah Atas mengenai berbagai etika kehidupan bermasyarakat multikultur. Ide penulisan buku ini berasal dari buku “Etika Sosial dalam Interaksi Lintas Agama” (Focus 24) yang diterbitkan Globethics pada tahun 2014. Buku tersebut telah diunduh lebih dari 100.000 kali dari perpustakaan online Globethics.net. Buku ini juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. 8 Keragaman Yang Mempersatukan GE ID berinisiatif untuk membuat buku yang lebih membumi dan menjangkau bukan hanya kalangan akademik tapi juga siswa SMA. Maka Globethics mengundang guru-guru SMA yang mempunyai minat menulis dalam sebuah workshop menulis yang difasilitasi dua orang penulis yang juga guru SMA, J Sumardianta dan Tituk Romadlona Fauziyah. Para guru tersebut tidak hanya mendapatkan masukan dari diskusi- diskusi dalam workshop tapi juga dari para siswa SMA yang sengaja diundang untuk membaca dan kemudian memberikan pendapat dan masukan kepada para penulis. Maka jadilah buku yang ada di hadapan pembaca ini. Buku ini berisi 12 tulisan para guru. Elis Z. Anis dalam “Mengubah Prasangka Menjadi Empati” menjelaskan Program Interfaith Youth Pilgrimage (IYP) yang melibatkan 28 anak muda dari berbagai daerah untuk mengenal satu sama lainnya. Mereka berasal dari latar belakang agama dan budaya yang berbeda. Kisah hidup mereka juga sangat beragam. Ada yang dari kelompok minoritas, ada yang dibesarkan di daerah konflik dan ada juga yang berasal dari latar belakang yang homogen. Mereka membuat lifeline, garis-garis kehidupan, yang menggambarkan kebahagiaan maupun kesedihan yang mendalam yang pernah mereka alami selama ini. Anak-anak muda itu berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para pemeluk agama lain. Mereka juga bersama-sama melakukan ziarah ke tempat-tempat suci atau “sacred spaces”, tempat yang terkadang tidak pernah dikunjungi oleh pemeluk agama lain, bahkan komunitas lain. Bagi umat Hindu, mereka punya tempat suci bagi keluarga mereka, tempat yang selalu dirawat, yang membuat mereka merasa berat untuk meninggalkannya, dan tempat di mana semua anggota keluarga memanjatkan doa-doa suci untuk perlindungan dan kebahagiaan hidup mereka. Di sisi lain, ruang suci juga menjadi salah satu faktor yang menumbuhkan budaya kolektif. Kata Pengantar 9 IYP berupaya melampaui batas-batas dan sekat-sekat ruang suci tersebut. 28 anak muda itu memasuki ranah suci agama lain. Mereka ingin mengenal lebih jauh tentang tempat-tempat suci, keyakinan, ritual, serta ajaran mulia dari berbagai agama. Benarkah umat Hindu itu menyembah batu? Apakah pemeluk agama Budha itu punya Tuhan? Apakah Ahmadiyah itu menyimpang? Benarkah orang Kristen selalu melakukan kristenisasi? Kenapa teroris berasal dari pesantren? Apa saja yang diajarkan di pesantren? Dan banyak lagi rentetan pertanyaan mereka. Anak-anak muda itu disuguhi banyak kearifan lokal, pada contoh nyata kehidupan damai di masyarakat. Indriyani Ma’rifah dalam “Pengalaman Mengesan Rohis Gahol” menulis refleksi etika keagamaan dengan subyek kata ganti aku. Inilah endapan pengalaman pribadiku pernah aktif sebagai Rohis. Aku berharap kritik ini tidak dimaknai bahwa aku membenci Rohis. Sebaliknya, melalui kritik itu, aku ingin menunjukkan rasa cinta dan sayangku pada Rohis. Sebagai orang yang pernah menjadi bagian dari Rohis, seorang insider, aku merasa prihatin atas etika pergaulan dari aktivis Rohis yang cenderung eksklusif, merasa paling benar, dan paling Islami. Melalui kritik ini, aku merindukan Rohis yang ‘gaul’ dan ramah. Rohis yang mampu bertegur sapa dan merangkul semua siswa. Aku merindukan Rohis yang mampu mendakwahkan Islam yang moderat dan toleran, Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Ida Retnawati dalam tulisan “Catur Asrama Siklus Keutamaan Hindu” menjelaskan bahwa menjadi seorang bhagawan haruslah sudah tidak lagi terikat pada hal-hal keduniawian. Hidup sebagai seorang bhagawan adalah hidup yang tidak lagi tertarik dengan glamornya benda-benda duniawi. Dan menjadi seorang bhagawan merupakan suatu profesi yang bertujuan mengabdi di masyarakat bukan profesi yang mengeruk pundi-pundi rupiah. Seorang bhagawan juga harus bisa menebarkan atau memancarkan kharismanya sehingga bisa menjadi idola di masyarakat. Dengan mempunyai pengetahuan dan wawasan

See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.