ebook img

kedudukan bahasa melayu dalam story tetralogi buru karya pramoedya ananta toer artikel ... PDF

12 Pages·2017·0.78 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview kedudukan bahasa melayu dalam story tetralogi buru karya pramoedya ananta toer artikel ...

KEDUDUKAN BAHASA MELAYU DALAM STORY TETRALOGI BURU KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER ARTIKEL PENELITIAN OLEH HAKIM SURYA PUTRA NIM F2161141014 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017 KEDUDUKAN BAHASA MELAYU DALAM STORY TETRALOGI BURU KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER Hakim Surya Putra1, Chairil Effendy2, A. Totok Priyadi3 Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan Jl. Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak. Email: [email protected] Abstract This research is motivated by the purpose to describe the postition of Malay language in story of Buru Tetralogy by Pramoedya Ananta Toer. Focus of this research to describe the Malay language used, function of Malay language in the meaning of the totality of the text, and make a lesson plan in accordance with the research. This research uses descriptive method and the research form is qualitative. Data analysis steps used are data collection, data reduction, data presentation, data checking, data interpretation, and making conclusions. The results show that Malay language in story of Buru Tetralogy is included modern Malay and revolutionary Malay Language. Malay language by characters is not only limited to the language of daily communication, but also able to be a tool of struggle against Dutch colonialism, including through writing in Medan Priyayi newspaper. Malay Language in story of Buru Tetralogy also serves to give local color, culture, and become a tool of social control in society. Design instructional learning in Indonesian language study about the position of Malay Language in Buru Tetralogy can be applied to the students of class XII even semester. Keywords: Malay Language, Revolutionary, Politic Karya sastra tercipta dalam kurun karya sastra yang benar-benar bermanfaat waktu tertentu dapat memberikan serta memberikan pesan positif bagi gambaran tentang keadaan yang terjadi pembacanya. Salah satu karya sastra pada masa tersebut, seperti suasana tersebut adalah Tetralogi Buru karya politik, ekonomi, agama dan pendidikan. Pramoedya Ananta Toer. Selain itu, karya sastra dapat digunakan Tetralogi Buru adalah novel sebagai dokumen sosial budaya yang bernuansa sejarah yang ditulis oleh menangkap realita dari masa tertentu. Pramoedya Ananta Toer dan terdiri dari Salahsatu bentuk karya sastra sebagai empat novel yaitu Bumi Manusia, Anak wadah menuangkan ide kreatif pengarang Semua Bangsa, Jejak Langkah, tentang kondisi masyarakat di suatu masa dan Rumah Kaca. Tetralogi Buru adalah novel. merupakan perpaduan antara catatan Novel merupakan karangan prosa sejarah dan imajinasi penulisnya, yaitu yang panjang dan mengandung rangkaian Pramoedya Ananta Toer. Isi novel cerita kehidupan seseorang dengan orang bercerita tentang kehidupan Minke, putra di sekelilingnya, serta menonjolkan watak seorang bupati yang memperoleh dan sifat setiap pelaku. Sastrawan yang pendidikan Belanda pada masa profesional akan berusaha menghasilkan pergantian abad ke-19 ke abad ke-20. 1 Novel ini memiliki nilai sejarah karena kepulauan Riau-Lingga, serta pantai timur tokoh Minke dalam novel tersebut Sumatera (Ophuijsen, 1983:XXII). merupakan Raden Tirto Adhi Suryo yang Perkembangan bahasa Melayu di merupakan intelektual pribumi, pendiri Nusantara semakin berkembang pesat dan surat kabar nasional berbahasa Melayu menjadi bahasa persatuan nasional karena pertama di nusantara yaitu Medan Priyayi. semakin banyak kaum intelektual, Penelitian tentang kedudukan bahasa organisasi, dan surat kabar yang Melayu dalam Story Tetralogi Buru karya menjadikan bahasa Melayu sebagai Pramoedya Ananta Toer ini menitik- bahasa lisan dalam organisasi maupun beratkan pada peran, fungsi, dan bahasa tulisan dalam surat kabar atau perkembangan bahasa Melayu era koran. Kondisi ini menjadikan bahasa pergerakan nasional yang menjadi sajian Melayu menggantikan hegemoni bahasa peristiwa (story) cerita Tetralogi Buru yang selama ini di pegang oleh bahasa tersebut. Menurut Rimmon-Kennan Jawa dan Belanda. (1986:6), “Story was defined above as the Bahasa Melayu menjadi sebuah narrated events dan participants in hegemoni baru didasarkan pada kenyataan abstraction from the text. A such, it is a bahwa bahwa bahasa Melayu telah part of large construct, reffered to by menjadi bahasa kebudayaan dan some as the recontructed”. Story memuat digunakan sebagai bahasa lisan dan berbagai peristiwa (event) dan tindakan tulisan dari lapisan masyarakat kelas (action) yang membangun sebuah cerita bawah, priyayi, perusahaan, pers, hingga menjadi sebuah alur yang utuh. Berbagai pejabat gubermen Hindia Belanda. peristiwa tersebut dinarasikan oleh Hegemoni menurut Ratna (dalam pengarang dan merupakan bagian di Sehandi, 2016:188) digunakan untuk dalam abstraksi dari sebuah teks. memahami model kekuasaan, tetapi bukan Tujuan utama penelitian ini adalah atas dasar pemaksaan, melainkan atas untuk mendeskripsikan kedudukan bahasa dasar kesepakatan, konsensus, dan masuk Melayu dalam story Tetralogi Buru karya akal. Pramoedya Ananta Toer. Adapun secara Sejarah perkembangan bahasa khusus, penelitian ini mendeskripsikan Melayu dibagi kepada tiga tahap utama, bahasa Melayu yang digunakan dalam yaitu: bahasa Melayu kuno, bahasa story Tetralogi Buru karya Pramoedya Melayu klasik, dan bahasa Melayu Ananta Toer, memahami fungsi bahasa modern. Bahasa Melayu Kuno sangat Melayu dalam pemaknaan totalitas dipengaruhi oleh bahasa Sansekerta. teksnya. Selain itu, penelitian ini juga Menurut Jassin (1985:1), tanda-tanda akan mendeskripsikan rancangan pertama tentang adanya bahasa Melayu pembelajaran apresiasi sastra tentang telah nampak dalam abad ke-7 Masehi. kedudukan bahasa Melayu dalam story Bahasa Melayu Klasik digunakan pada Tetralogi Buru pada mata pelajaran Abad ke- 13 sampai dengan abad ke-18. bahasa Indonesia. Abad ke–13 merupakan waktu Karim (2015:2) menyatakan bahwa bermulanya zaman peralihan di bahasa Melayu adalah bahasa yang Kepulauan Melayu dengan masuknya digunakan oleh masyarakat penuturnya agama Islam ke Nusantara. sebagai alat komunikasi, baik penduduk Bahasa Melayu modern dimulai dari asli, maupun pendatang yang relatif sudah abad ke-18 sampai dengan sekarang. lama menetap di daerah Melayu. Bahasa Bahasa Melayu modern ditandai dengan Melayu merupakan bahasa orang yang masuknya pengaruh bangsa-bangsa Eropa menamakan diri orang Melayu dan yang menjajah Nusantara. Pengaruh penduduk asli semenanjung Melayu, negara-negara Eropa terutama Belanda, telah banyak menggantikan pengaruh 2 Arab dalam bahasa tulis masyarakat menjadi sensor represif. Hal ini Melayu di Nusantara. Periode masuknya berdampak pada jumlah dan peredaran bangsa Eropa yang menjajah di Nusantara terbitan berkala berbahasa Melayu dan telah membawa kebudayaan baru berupa daerah meningkat dari 8 judul pada 1890 bahasa bangsa Eropa. Bahasa Melayu menjadi 18 judul pada 1905, dan 36 judul yang lentur dan mudah menyerap bahasa pada 1910. Bahasa Melayu semakin asing, menjadikan bahasa Melayu berkembang pesat menjadi bahasa menemukan kosakata baru yang mengisi Nasional ketika Raden Mas Tirto Adhi perbendaharaan bahasa Melayu itu Suryo mendirikan Medan Priyayi yang sendiri. merupakan surat kabar berbahasa Melayu Awal abad ke-20 merupakan masa pertama milik pribumi di Nusantara. Pergerakan Nasional. Era pergerakan Abrams (dalam Nurgiyantoro, nasional yang menuntut kesamaan hak 2010:4) berpendapat bahwa novel sering masyarakat pribumi dalam bidang di sinonimkan dengan fiksi. Novel adalah pendidikan, kesehatan, hukum, dan sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan pekerjaan, secara tidak langsung naratif. Novel lebih panjang dan lebih memerlukan bahasa Melayu sebagai alat kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi komunikasi politik kebangsaan. Bahasa keterbatasan struktural dan metrikal Melayu dikenal luas sebagai Lingua sandiwara atau sajak. Novel sebagai Franca bagi kepulauan Nusantara pada sebuah karya fiksi menawarkan dunia, perkembangannya menjadi bahasa dunia yang berisi model kehidupan yang Melayu revolusioner (dalam Anderson, diidealkan, dunia imajinatif, yang 2000:297). dibangun melalui berbagai unsur Menurut Bahtiar dan Fatimah instrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (2014:3), peristiwa penting dalam sejarah (dan penokohan), latar, sudut pandang, perkembangan bahasa Melayu era dan lain-lain yang bersifat imajinatif pergerakan nasional yaitu pemerintah (Nurgiyantoro, 2010:4). Hindia Belanda pada 1901 menunjuk Pendidikan sastra adalah pendidikan Prof. Charles Van Ophuisjsen dibantu yang mencoba untuk mengembangkan Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer kompetensi apresisasi sastra, kritik sastra, dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim dan proses kreatif sastra (Siswanto, untuk menyusun pembakuan bahasa 2013:154-155). Kompetensi apresiasi Melayu, yang melahirkan sistim ejaan yang diasah dalam pendidikan ini adalah penulisan bahasa Melayu dengan huruf kemampuan menikmati dan menghargai latin, yang kemudian dikenal sebagai karya sastra. Dengan pendidikan semacam “ejaan van Ophuisjsen”. ini, peserta didik diajak untuk langsung Bahasa Melayu yang sederhana tanpa membaca, memahami, menganalisis, dan mengenal tingkatan bahasa, menjadikan menikmati karya sastra secara langsung. bahasa Melayu mudah berkembang Pembelajaran sastra di dalam kurikulum menjadi bahasa politik modern. Bahasa 2013 dirancang sebagai pendidikan Melayu memiliki rasa bebas dan melalui sastra. “demokratis” memiliki daya tarik Menurut Rahmanto (1988:18), ada tersendiri, terutama kaum cendikiawan beberapa manfaat pembelajaran apresiasi yang menuntut kesetaraan dengan elit sastra bagi siswa yaitu membantu kolonial atau bangsa Eropa lainnya. keterampilan berbahasa, meningkatkan Shiraishi (1997:42) menyatakan pengetahuan budaya, Mengembangkan bahwa dalam dekade terakhir abad ke-19 cipta dan rasa, dan menunjang dan dekade pertama abad ke-20 pembentukan watak. Model pembelajaran khususnya setelah undang-undang pers berfungsi sebagai pedoman bagi para yang baru mengganti sensor preventif perancang pembelajaran dan para 3 pengajar dalam merecanakan dan penelitian. Sumber data dari penelitian ini melaksanakan aktivitas pembelajaran di adalah novel Tetralogi Buru yang terdiri kelas atau sekolah. Adapun model atas empat seri yaitu Bumi Manusia, Anak pembelajaran yang akan digunakan dalam Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan rancangan pembelajaran apresiasi satra Rumah Kaca karya Pramoedya Ananta penelitian ini adalah model pembelajaran Toer. penemuan (discovery learning). Saefudin Teknik pengumpulan data yang (2014:48) menyatakan bahwa model digunakan penulis dalam penelitian ini pembelajaran adalah kerangka konseptual yaitu teknik dokumentasi. Teknik yang melukiskan prosedur sistematis dokumentasi yang dilakukan dengan dalam mengorganisasikan pengalaman kegiatan membaca dan mencatat. belajar untuk mencapai tujuan belajar Dilakukan teknik baca, karena peneliti tertentu pada penelitian ini membaca novel Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta METODE Toer. Teknik catat dilakukan peneliti saat mengumpulkan data dan menulis/ketik Metode yang digunakan dalam ulang data dari hasil bacaan yang penelitian ini adalah metode penelitian diperoleh dari novel Tetralogi Buru. deskriptif. Kuntoro (dalam Jauhari, Alat pengumpul data yang digunakan 2007:35) mengungkapkan bahwa metode dalam penelitian ini adalah peneliti deskriptif merupakan metode penelitian sebagai instrumen kunci. Peneliti sebagai yang memberikan gambaran atau uraian instrumen kunci, yaitu sebagai perencana, atas suatu keadaan dengan jelas tanpa ada pelaksana, penganalisis, dan pelapor hasil perlakuan terhadap objek yang diteliti. penelitian. Dalam pelaksanaannya, Arikunto (2002:309) mengungkapkan peneliti dibantu oleh alat tulis, laptop, dan bahwa penelitian deskriptif merupakan kartu data. penelitian yang dimaksudkan untuk Pengujian keabsahan data ini mengumpulkan informasi mengenai suatu dilakukan untuk memastikan kebenaran gejala yang ada, yaitu keadaan gejala dan keakuratan data yang didapatkan. menurut apa adanya pada saat penelitian Pengujian ini dilakukan dengan tiga cara, dilakukan. yaitu teknik ketekunan pengamatan, Penelitian ini menggunakan bentuk diskusi teman sejawat, dan triangulasi. penelitian kualitatif. Bentuk penelitian Secara umum penelitian ini menggunakan kualitatif menuntut peneliti untuk cermat langkah-langkah analisis data kualitatif dalam menyusun data hasil penelitian yaitu: pengumpulan data, reduksi data, secara sistematis. Sugiyono (2014:8) penyajian data, verifikasi data, mengungkapkan bahwa penelitian interpretasi data, dan simpulan kualitatif disebut juga sebagai penelitian naturalistik karena dilakukan pada kondisi HASIL DAN PEMBAHASAN yang alamiah. Peneliti dalam hal ini, mengambil data pada kondisi yang Hasil Penelitian alamiah tanpa memberikan perlakuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada objek yang akan diteliti. bahasa Melayu yang digunakan dalam Data yang diambil dalam penelitian story Tetralogi Buru karya Pramoedya ini adalah kata, frasa, kalimat, dan Ananta Toer adalah bahasa Melayu paragraf yang dapat menggambarkan modern dan memiliki pengaruh yang kedudukan bahasa Melayu era pergerakan revolusioner. Bahasa Melayu yang nasional, yang menjadi latar cerita digunakan dalam story Tetralogi Buru Tetralogi Buru. Data-data tersebut termasuk dalam fase bahasa Melayu merupakan interpretasi peneliti dan modern karena setting waktu Tetralogi kemudian dikutip untuk dijadikan data Buru adalah awal abad ke-20, yang 4 merupakan era pergerakan nasional. Pada revolusioner. Perkembangan penting masa tersebut, bahasa Melayu banyak bahasa Melayu pada masa tersebut yaitu mendapat pengaruh dari bangsa Eropa bahasa Melayu menjadi bahasa sekolahan. karena Indonesia dalam jajahan Belanda. Bahasa Melayu sekolahan lebih dikenal Oleh karena itu, huruf yang digunakan sebagai menjadi bahasa Melayu tinggi adalah huruf latin. Hal ini ditandai dengan karena ejaan menggunakan ejaan van lahirnya ejaan van Ophuisjsen yang Ophuisjsen sebagai ejaan baku. menjadi ejaan baku di sekolah-sekolah Tahun 1901 merupakan tahun yang Gubermen. sama dengan catatan sejarah saat Bahasa Melayu dalam story Tetralogi Pemerintah Hindia Belanda saat Buru memiliki pengaruh yang menunjuk Prof. Charles Van Ophuisjsen revolusioner karena mampu menjadi dibantu Engku Nawawi gelar Soetan bahasa Melayu sekolahan. Selain itu, Ma’moer dan Penggunaan huruf latin bahasa Melayu pada masa tersebut sudah sebagai bahasa tulis. Bahasa Melayu yang menjadi bahasa tulis dalam surat-kabar di awalnya sebagai bahasa Melayu pasar Hindia Belanda. Perkembangan terpenting (rendah) kemudian menjadi bahasa bahasa Melayu era pergerakan nasional Melayu sekolahan (tinggi), menunjukkan adalah penggunaan bahasa Melayu bahwa bahasa Melayu telah mengalami sebagai bahasa resmi organisasi dan peningkatan status. Fakta ini dapat dilihat bahasa politik tokoh-tokoh bangsa pada dari kutipan novel Jejak Langkah yang masa tersebut. berbunyi: “Koran-koran Melayu-Tiongkok Fungsi bahasa Melayu dalam tidak mengindahkan anjuran Gubermen pemaknaan totalitas teksnya menunjukkan untuk menggunakan ejaan Melayu bahwa bahasa Melayu dalam story susunan Ch. Van Ophuyzen. Kami tidak Tetralogi Buru memiliki fungsi menggunakan bahasa Melayu sekolahan, kebudayaan dan memberi warna lokal. bahasa Melayu tinggi kata mereka”. Selain itu, bahasa Melayu mampu menjadi Kutipan tersebut menunjukkan alat kontrol sosial masyarakat dan bahwa bahasa Melayu pada masa tersebut menjadi hegemoni baru menggantikan menjadi bahasa Melayu tinggi karena bahasa Jawa. diajarkan di sekolah Gubermen dengan Hasil Penelitian tentang kedudukan ejaan baku van Ophuisjsen. Pendapat ini bahasa Melayu dalam story Tetralogi sesuai dengan apa yang disampaikan Buru juga dapat diimplementasikan dalam Bahtiar dan Fatimah (2014:3) yang pembelajaran apresiasi sastra pada mata menyatakan bahwa “Peristiwa penting pelajaran bahasa Indonesia di kelas XII dalam sejarah perkembangan bahasa semester genap. Pembelajaran apresiasi Melayu yaitu pemerintah Hindia Belanda sastra dengan materi kedudukan bahasa pada 1901 menunjuk Prof. Charles Van Melayu memberikan gambaran kepada Ophuisjsen dibantu Engku Nawawi gelar siswa tentang sejarah perkembangan Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib bahasa Melayu. Selain itu, siswa bisa Soetan Ibrahim untuk menyusun memahami alasan bahasa Melayu menjadi pembakuan bahasa Melayu, yang sumber dari bahasa Indonesia. melahirkan sistim ejaan penulisan bahasa Melayu dengan huruf latin, yang kemudian dikenal sebagai “ejaan van Pembahasan Ophuisjsen”. 1) Bahasa Melayu yang Digunakan Berdasarkan kenyataan tersebut, Pramoedya ingin menggambarkan Bahasa Melayu era pergerakan perkembangan bahasa Melayu yang nasional yang menjadi setting cerita mengalami peningkatan status. Tetralogi Buru adalah bahasa Melayu Peningkatan status tersebut yaitu awalnya modern yang memiliki pengaruh 5 hanya dikenal sebagai bahasa Melayu politik tokoh bangsa pada masa tersebut. pasar atau rendah, kemudian menjadi Bahasa politk mengandung pengertian bahasa Melayu sekolahan atau tinggi bahwa bahasa Melayu menjadi media karena diajarkan di sekolah-sekolah untuk mempengaruhi dan mendidik Gubermen pada masa tersebut. Walaupun masyarakat, serta melawan kekuasaan demikian, masyarakat dan perusahaan kolonial Belanda secara organisasi dan percetakan lebih memilih menggunakan diplomasi. Hal ini didasari pada kenyataan bahasa Melayu pasar. Hal ini dikarenakan bahwa cara melawan kekuasaan Belanda bahasa Melayu pasar lebih difahami oleh adalah dengan mempersatukan suku-suku masyarakat daripada bahasa Melayu bangsa di Nusantara, salahsatunya dengan sekolahan. bahasa Melayu. Era pergerakan nasional yang Hal ini dapat dilihat dari kutipan ditandai oleh munculnya berbagai dalam novel Jejak Langkah yang organisasi modern yang dipelopori oleh berbunyi: “Waktu bangsa-bangsa asing kaum intelektual pribumi, juga menguasai Nusantara, bukan Jawa lagi memerlukan bahasa yang dapat bahasa diplomasi. Melayu. Organisasi mempersatukan semua anggota tanpa kita bukan organisasi Jawa, tapi Hindia”. memandang perbedaan status sosialnya. Kutipan dalam novel Jejak Langkah Bahasa Melayu kemudian dipilih sebagai tersebut menunjukkan bahwa Bahasa bahasa resmi organisasi karena sifatnya Melayu dipilih sebagai bahasa diplomasi yang praktis, egaliter, demokratis, dan dan politik. Alasannya, bahasa Melayu diterima oleh semua anggota. Oleh karena yang egaliter dinilai lebih tepat sebagai itu, organisasi Syarikat Priyayi dan bahasa persatuan suku-suku bangsa di Syarikat Dagang Islam yang didirikan Nusantara (Hindia-Belanda). oleh Minke (Raden Tirto Adhi Suryo) Bahasa Melayu menjadi bahasa juga menggunakan bahasa Melayu politik karena politik yang berkaitan erat sebagai bahasa resmi organisasi. dengan kekuasaan dan kekuasaan, juga Pengaruh bahasa Melayu yang dapat diraih dengan jalan komunikasi dan revolusioner pada masa tersebut dapat diplomasi. Hal ini didukung oleh pendapat juga dilihat dari semakin banyaknya Anderson (2000:292) yang menyatakan percetakan yang menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa tulis di surat- bahwa “wahana yang dapat digunakan kabar, termasuk koran Medan Priyayi memahami kekuasaan Belanda adalah yang didirikan oleh Minke. Hal ini dapat dengan bahasa Belanda, sedangkan dilihat dari kutipan dalam novel Jejak wahana untuk menyerang atau melawan Langkah yang berbunyi: “Thamrin dan Belanda adalah dengan bahasa Indonesia Patih tetap berkokoh untuk tidak (bahasa Melayu revolusioner)”. Pendapat menggunakan Melayu sekolahan, melihat dari kejenuhan para priyayi langganan. ini membuktikan bahwa bahasa Melayu Melayu pasar tetap kami gunakan”. era pergerakan nasional telah menjadi Kutipan dalam novel Jejak Langkah bahasa politik dan diplomasi tokoh bangsa tersebut menunjukkan bahwa bahasa dalam menggalang persatuan melawan Melayu pasar menjadi pilihan utama kolonialisme Belanda. Minke sebagai bahasa tulis di koran miliknya. Hal ini tentunya bertujuan agar 2) Fungsi Bahasa Melayu dalam koran tersebut dapat dibaca oleh semua Pemaknaan Totalitas Teks kalangan masyarakat di Nusantara. Peran penting bahasa Melayu era Fungsi bahasa Melayu dalam pergerakan nasional selanjutnya adlaah pemaknaan totalitas teks didasarkan pada bahasa Melayu kemudian menjadi bahasa rangkaian peristiwa (event) yang terdapat dalam Tetralogi Buru. Beberapa peristiwa 6 penting memiliki makna yang dapat berupa hal-hal yang telah dikemukakan, ia menggambarkan kedudukan bahasa dapat pula diperkuat dengan penggunaan Melayu dalam setiap novel Tetralogi bahasa daerah atau dialek-dialek tertentu. Buru. Fungsi bahasa Melayu dalam Selain menampilkan warna lokal pemaknaan totalitas teksnya adalah daerah Jawa, dalam novel Jejak langkah memberi warna lokal (local colour). menampilkan warna lokal wilayah luar Pramoedya Ananta Toer Jawa. Hal ini dapa dilihat dari kutipan memasukkan beberapa bagian cerita “Apa sudara tak gusar ku panggil dalam Tetralogi buru ini yang demikian? Kami di Banten menggunakan menghubungkan antara penggunaan sebutan itu kepada yang lain.”. bahasa Melayu oleh tokoh dengan bahasa Berdasarkan kutipan tersebut, kata sudara lokal yang menjadi setting cerita. Hal ini pada mulanya digunakan oleh orang- menunjukkan bahwa bahasa Melayu orang di Banten dalam memanggil sebagai bahasa yang praktis dan mudah rekannya. menyerap bahasa asing, termasuk bahasa Selain itu, fungsi bahasa Melayu lokal. Fungsi bahasa Melayu dalam dalam pemaknaan totalitas teks juga Tetralogi Buru yang mampu memberikan menggambarkan bahasa Melayu menjadi warna lokal menunjukkan bahwa hegemoni baru. Kutipan tersebut dapat penggunaan bahasa Melayu telah dilihat dari novel Jejak Langkah yang mempengaruhi perbendaharaan bahasa berbunyi “Mengapa Jawa harus para tokoh dalam berkomunikasi dikalahkan oleh Melayu?”. “Diambil menggunakan bahasa Melayu. praktisnya, Mas. Sekarang, yang tidak Kutipan dalam novel Bumi Manusia praktis akan tersingkir. Bahasa Jawa seperti “Siapa kasih Kowé izin datang tidak praktis. Tingkat-tingkat di dalamnya kemari, monyet!” dengusnya dalam adalah bahasa pretensi untuk menyatakan Melayu-pasar, kaku dan kasar, juga kedudukan diri., Melayu lebih sederhana. isinya” tersebut, menggambarkan warna Organisasi tidak membutuhkan lokal dari cerita tersebut adalah di daerah pernyataan kedudukan diri. Semua Jawa. Kata Kowé itu sendiri bukanlah anggota sama, tidak ada yang lebih tinggi bahasa asli suku Melayu, melainkan atau lebih rendah”. bahasa Jawa. Dalam hal ini, pengarang Kutipan tersebut menggambarkan menggunakan kata Kowé untuk kerelaan tokoh bangsa seperti Minke menunjukkan latar tempat dan sosial dari menerima bahasa Melayu sebagai bahasa peristiwa tersebut. Tempat kejadian dalam persatuan. Kerelaan suku bangsa lain cerita tersebut adalah rumah Nyai menerima bahasa Melayu sebagai bahasa Ontosoh di daerah Wonokromo, Jawa nasional yang menyebabkan bahasa Timur. Melayu menjadi sebuah hegemoni baru Latar sosial menunjukkan bahwa menggantikan bahasa Jawa. Hal ini penutur bahasa Melayu yang merupakan disebabkan karena bahasa Melayu yang orang Belanda, yaitu “Tuan Herman egaliter, tidak membedakan manusia Mellema” menggunakan kata Kowé untuk berdasarkan kelas sosialnya. saat berbicara kepada seorang pribumi Kerelaan suku bangsa lain menerima bersuku Jawa seperti Minke. Hal ini bahasa Melayu sebagai bahasa nasional didukung oleh pendapat Nurgiyantoro yang menyebabkan bahasa Melayu (2010:235) yang menyatakan bahwa latar menjadi sebuah hegemoni baru. Hal ini sosial dari sebuah karya sastra dapat didukung oleh pendapat Ratna (dalam secara meyakinkan menggambarkan Sehandi, 2016:188), yang menyatakan suasana kedaerahan, local colour, warna bahwa hegemoni digunakan untuk setempat daerah tertentu melalui memahami model kekuasaan, tetapi bukan kehidupan sosial masyarakat. Di samping atas dasar pemaksaan, melainkan atas 7 dasar kesepakatan, konsensus, dan masuk Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta akal. Toer adalah gambar Raden Tirto Adhi Terpilihnya bahasa Melayu sebagai Suryo (RTAS), dan potongan gambar bahasa persatuan di Nusantara bukan koran Medan Priyayi yang didirikan oleh karena orang Melayu menguasai suku- tokoh Minke atau Raden Mas Tirto Adhi suku lain. Bahasa Melayu mampu menjadi Suryo. hegemoni baru menggantikan bahasa Jawa karena kerelaan suku bangsa lain Langkah-langkah Pembelajaran menerima bahasa Melayu dengan suka a. Kegiatan Pendahuluan (15 Menit) rela. Kutipan dalam novel Jejak Langkah Kegiatan pendahulan diisi dengan tersebut dengan jelas menggambarkan salam dan berdoa untuk memulai pribumi Jawa seperti Minke lebih memilih pembelajaran. Selanjutnya guru bahasa Melayu demi suksesnya perjalanan memeriksa kehadiran peserta didik dan organisasi. kemudian melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan “Tahukah kalian 3) Rencana Implementasi dalam akar dari bahasa Indonesia?”. Bahasa Pembelajaran Bahasa Indonesia Melayu! “Mengapa bahasa Melayu bisa Rancangan pembelajaran bahasa menjadi sumber dari bahasa Indonesia?”. Indonesia menggunakan materi Pertanyaan ini bertujuan untuk kedudukan bahasa Melayu dalam Story memberikan rangsangan kepada peserta Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta didik sehingga timbul sebuah pertanyaan Toer dapat dilakukan dalam berbagai dalam diri mereka. Langkah ini jenjang pendidikan. Faktor penting yang merupakan bagian dari model perlu diperhatikan yaitu adanya silabus pembelajaran discovery learning, yang pendidikan yang memuat kompetensi inti mana siswa berusaha menemukan sendiri dan kompetensi dasar yang membahas pengetahuan yang akan diperolehnya. tentang novel sebagai materi Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran yang akan dicapai dan pembelajaran yang sesuai dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok kurikulum pendidikan. Hal ini juga sangat diskusi. diperlukan untuk menenentukan langkah- langkah pembelajaran yang akan b. Kegiatan Inti (105 Menit) dilakukan oleh guru. Mengamati Model pembelajaran yang digunakan dalam rancangan pembelajaran bahasa Siswa mengamati gambar Raden Indonesia dengan materi kedudukan Tirto Adhi Suryo dan menyebutkan bahasa Melayu dalam Tetralogi Buru siapakah gambar tokoh yang karya Pramoedya Ananta Toer yaitu ditampilkan oleh guru. Peserta didik Model Pembelajaran Penemuan diberikan basic concept (konsep dasar) (Discovery Learning). Model dengan cara mengamati serta membaca pembelajaran tersebut disesuaikan dengan referensi contoh teks cerita fiksi dalam dalam kurikulum 2013 yaitu pendekatan novel pada buku pegangan siswa bahasa pembelajaran saintifik. Indonesia kelas. Pengetahuan peserta Adapun metode yang digunakan didik tentang struktur isi teks novel adalah metode diskusi kelompok dikaitkan dengan pertemuan yang lalu (kooperatif) tipe Jigsaw, tanya jawab, dan dipancing oleh guru dengan penugasan. Selain itu media yang memperlihatkan gambar surat-kabar digunakan dalam rancangan pembelajaran “Medan Priyayi’ sebagai koran bahasa Indonesia dengan materi berbahasa Melayu pertama yang kedudukan bahasa Melayu dalam didirikan oleh Raden Tirto Adhi Suryo. 8

Description:
Pramoedya Ananta Toer. Tetralogi Buru adalah novel bernuansa sejarah yang ditulis oleh. Pramoedya Ananta Toer dan terdiri dari empat novel yaitu
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.